• Tidak ada hasil yang ditemukan

Drs. H. Dadang Solihin, MA Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Bappenas. (Todaro: the three objectives of development)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Drs. H. Dadang Solihin, MA Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Bappenas. (Todaro: the three objectives of development)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAPPENAS

Isu

 

dan

 

Masalah

 

Perencanaan

 

Isu

 

dan

 

Masalah

 

Perencanaan

 

Pembangunan

 

Daerah

Pembangunan

 

Daerah

Drs. H. Dadang Solihin, MA

Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah‐Bappenas

Lokakaryao a a ya e yusu a Penyusunan Rencanae ca a e ba gu a Pembangunan Daerahae a Kampus IPDN Jatinangor, 26 November 2008

www.dadangsolihin.com 2

Materi

Materi

Materi

Materi

ƒ Tujuan Pembangunan ƒ Pembangunan Daerah ƒ Pembangunan Daerah 

ƒ Pergeseran Paradigma: From Government to Governance ƒ Berbagai Pengertian tentang Perencanaan

ƒ Berbagai Pengertian tentang Perencanaan • Kegagalan Perencanaan

• Bias bias dalam Perencanaan Pembang nan • Bias‐bias dalam Perencanaan Pembangunan

ƒ Sistem Perencanaan yang Berhasil

Si t P P b N i l (SPPN)

ƒ Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)

Apa Tujuan Pembangunan?

Apa Tujuan Pembangunan?

Apa Tujuan Pembangunan?

Apa Tujuan Pembangunan?

Apa

 

Tujuan

 

Pembangunan?

Apa

 

Tujuan

 

Pembangunan?

(Todaro: the three objectives of development)

Apa

 

Tujuan

 

Pembangunan?

Apa

 

Tujuan

 

Pembangunan?

(Todaro: the three objectives of development)

1. Peningkatan standar hidup(levels of living)setiap orang, 

baik pendapatannya,p p y  tingkatg  konsumsi pangan,p g  sandang,g 

papan, pelayanan kesehatan, pendidikan, dll.

2. Penciptaan berbagai kondisi yang memungkinkan tumbuhnya 

rasa percaya diri(selfesteem)setiap orang.

(2)

How?

How?

How?

How?

How?

How?

How?

How?

1 Mengurangi disparitas atau ketimpangan pembangunan 1. Mengurangi disparitas atau ketimpangan pembangunan

ƒ antar daerah 

ƒ antar s b daerah

ƒ antar sub daerah 

ƒ antar warga masyarakat (pemerataan dan keadilan).

2 M b d k k t d t k k i ki

2. Memberdayakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan. 3. Menciptakan atau menambah lapangan kerja.

i k k d d k j h k

4. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat 

daerah.

5 M t h k t j k l t i b d

5. Mempertahankan atau menjaga kelestarian sumber daya 

alam agar bermanfaat bagi generasi sekarang dan generasi 

masa datang (berkelanjutan).

5

masa datang (berkelanjutan).

www.dadangsolihin.com

Pembangunan Daerah (1)

Pembangunan

 

Daerah

 

(1)

ƒ Pembangunan daerah pada hakekatnya adalah upaya 

terencana untuk meningkatkan kapasitas pemerintahan 

daerahsehingga tercipta suatu kemampuan yang andal dan

daerahsehingga tercipta suatu kemampuan yang andal dan 

profesional dalam:

• memberikan pelayanan kepada masyarakatmemberikan pelayanan kepada masyarakat, 

• mengelola sumber daya ekonomi daerah.

6 www.dadangsolihin.com

Pembangunan Daerah (2)

Pembangunan

 

Daerah

 

(2)

ƒ Pembangunan daerah juga merupakan upaya untuk 

memberdayakan masyarakat di seluruh daerah sehingga: 

t i t t li k ki k k t

• tercipta suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakat 

untuk menikmati kualitas kehidupan yang lebih baik, maju, 

dan tenteram dan tenteram, 

• memperluas pilihan yang dapat dilakukan masyarakat bagi 

peningkatan harkat, martabat, dan harga diri. 

p g , , g

Pembangunan Daerah (3)

Pembangunan

 

Daerah

 

(3)

• Pembangunan daerah dilaksanakan melalui penguatan 

otonomi daerah dan pengelolaan sumber daya yang 

mengarah pada terwujudnya tata kepemerintahan yang baik mengarah pada terwujudnya tata kepemerintahan yang baik 

(good governance). 

• Pelaksanaan pembangunan daerah yang baik hanya dapatPelaksanaan pembangunan daerah yang baik hanya dapat 

dilakukan apabila terjadi keseimbangan peran dari tiga pilar, 

(3)

Pembangunan Daerah (4)

Pembangunan

 

Daerah

 

(4)

Pemerintahan(legislatif, eksekutif, dan yudikatif) memainkan 

peran yang menjalankan dan menciptakan lingkungan politik 

dan hukum yang kondusif bagi unsur unsur lain dan hukum yang kondusif bagi unsur‐unsur lain. 

• Peran dunia usaha swasta adalah mewujudkan penciptaan 

lapangan kerja dan pendapatan lapangan kerja dan pendapatan. 

Masyarakatberperan dalam penciptaan interaksi sosial, 

ekonomi dan politik.p  

9 www.dadangsolihin.com

Pergeseran Paradigma:

Pergeseran Paradigma:

F

F

G

G

t t G

t t G

F

From Government to Governance

rom Government to Governance

Government Governance

ƒ Memberikan hak ekslusif bagi negara untuk mengatur hal-hal publik,

ƒ Persoalan-persoalan publik adalah urusan bersama pemerintah, civil society dan p

ƒ Aktor di luarnya hanya dapat disertakan sejauh negara mengijinkannya.

p y

dunia usaha sebagai tiga aktor utama.

www.dadangsolihin.com 10

g j y

Pelaku

 

Pembangunan:

 

Paradigma

 

Pelaku

 

Pembangunan:

 

Paradigma

 

Governance

Governance

Governance

Governance

‰ Interaksi antara Pemerintah, Dunia Usaha Swasta, dan Masyarakat 

b dik i k bili i i if d b

yang bersendikan transparansi, akuntabilitas, partisipatif, dsb.

Kontrol Kontrol

Tenaga Kerja

Kontrol Kontrol

Dunia Usaha 

Swasta Pemerintah Masyarakat

Nilai Pertumbuhan

Redistibusi Melalui Pelayanan Pasar

‰ Apabila sendi‐sendi tersebut dipenuhi, maka Governanceakan 

Pasar

Pelaku Pembangunan: Stakeholders

Pelaku Pembangunan: Stakeholders

Pelaku Pembangunan: Stakeholders

Pelaku Pembangunan: Stakeholders

Executive d organized into: C it b d i ti STATE CITIZENS Judiciary Legislature Public service Community-based organizations Non-governmental organizations Professional Associations Religious groups Military Police Religious groups Women’s groups Media BUSINESS

Small / medium / large enterprises Multinational Corporations

BUSINESS

Multinational Corporations Financial institutions

(4)

Troika: 

Troika: 

Pola Hubungan 

Pola Hubungan aantarantara  Pemerintah,Pemerintah,  DuniaDunia  UsahaUsaha  Swasta,Swasta,  

d

danan  MasyarakatMasyarakat

Masyarakat Masyarakat, Bangsa, dan

Negara MasyarakatMasyarakat

VISI

Pemerintah Pemerintah y y Dunia Usaha Dunia Usaha Good Governance www.dadangsolihin.com 13

Ternyata

 

P

i t h M ih Di

l k

Pemerintah

 

Masih

 

Diperlukan

14 www.dadangsolihin.com

Permasalahan Pembangunan Daerah (1)

Permasalahan

 

Pembangunan

 

Daerah

 

(1)

1.

1. PembangunanPembangunan  EkonomiEkonomi  

ƒ Meningkatnya pengangguran dan kemiskinan

ƒ Menurunnya fungsi intermediasi perbankan untuk 

mengembangkan sektor riil 

P l b i i k PMA d PMDN

ƒ Pola persebaran investasi untuk PMA dan PMDN secara 

nasional belum merata dan menunjukkan ketimpangan 

yang cukup tinggi antarwilayah yang cukup tinggi antarwilayah

2.

2. PembangunanPembangunan  SosialSosial  

ƒ Menurunnya kemampuan pemerintah dalam pelayanan‐

ƒ Menurunnya kemampuan pemerintah dalam pelayanan‐

pelayanan sosial dasar (pendidikan, kesehatan dan gizi).

Permasalahan Pembangunan Daerah (2)

Permasalahan

 

Pembangunan

 

Daerah

 

(2)

3.

3. PembangunanPembangunan  PrasaranaPrasarana  WilayahWilayah  

ƒ Terbatasnya tingkat pelayanan jaringan transportasi antar 

d i t il h

dan intra wilayah. 

ƒ Menurunnya kapasitas pemerintah daerah dalam 

pengaturan dan pengelolaan infrastruktur pengaturan dan pengelolaan infrastruktur. 

ƒ Menurunnya kapasitas dan ketersediaan sumberdaya 

tenaga listrik tenaga listrik. 

ƒ Meningkatnya masalah kelangkaan air bersih dan air 

minum. minum. 

ƒ Menurunnya kapasitas pembiayaan untuk memenuhi 

(5)

Permasalahan Pembangunan Daerah (3)

Permasalahan

 

Pembangunan

 

Daerah

 

(3)

4.

4. PembangunanPembangunan  SumberdayaSumberdaya  AlamAlam  dandan  LingkunganLingkungan  HidupHidup  

ƒ Menurunnya kualitas permukiman (kemacetan, kawasan 

k h li k ( i d

kumuh, pencemaran lingkungan (air, udara, suara, 

sampah). 

ƒ Berkurangnya ruang publik dan ruang terbuka hijau (RTH)

ƒ Berkurangnya ruang publik dan ruang terbuka hijau (RTH) 

di wilayah perkotaan. 

ƒ Alih fungsi lahan pertanian produktif menjadi lahanAlih fungsi lahan pertanian produktif menjadi lahan 

permukiman secara signifikan.

17 www.dadangsolihin.com

Permasalahan Pembangunan Daerah (4)

Permasalahan

 

Pembangunan

 

Daerah

 

(4)

Pembangunan SDA dan LH (lanjutan) Pembangunan SDA dan LH (lanjutan) Pembangunan SDA dan LH (lanjutan) Pembangunan SDA dan LH (lanjutan)

ƒ Meningkatnya urbanisasi dan aglomerasi perkotaan. 

ƒ Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) belum sepenuhnyaRencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) belum sepenuhnya 

menjadi acuan dalam pemanfaatan ruang dan fokus hanya 

pada Perencanaan. 

ƒ Penurunan luas kawasan Hutan Tropis dan kawasan resapan 

air, serta meningkatnya DAS kritis. 

ƒ Kejadian bencana alam gempa, banjir dan longsor yang 

frekuensinya meningkat dan dampaknya semakin meluas, 

d k b f l d

terutama pada kawasan yang berfungsi lindung.

18 www.dadangsolihin.com

Permasalahan Pembangunan Daerah (5)

Permasalahan

 

Pembangunan

 

Daerah

 

(5)

4.

4. PermasalahanPermasalahan  KhususKhusus  

ƒ Lemahnya daya saing investasi

ƒ Pembangunan daerah tertinggal belum ditangani secara 

terpadu antar sektor dan antara pemerintah, masyarakat, 

dan dunia usaha dan dunia usaha

ƒ Pemekaran daerah yang belum mampu menyejahterakan 

masyarakat masyarakat

ƒ Rendahnya proses pembangunan dan penguatan stabilitas 

keamanan di daerah perbatasan negara. keamanan di daerah perbatasan negara.

Definisi Perencanaan

Definisi Perencanaan

Definisi Perencanaan

Definisi Perencanaan

Definisi

 

Perencanaan

Definisi

 

Perencanaan

Definisi

 

Perencanaan

Definisi

 

Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui serangkaian pilihan‐pilihan.

ƒ Menentukan: Menemukan (mengungkapkan dan meyakinkan).

ƒ TindakanTindakan: Spesifik dan berkaitan dengan persoalan pelaksanaan: Spesifik dan berkaitan dengan persoalan pelaksanaan

ƒ Tepat: Dikaitkan dengan tindakan

ƒ Pilihan‐pilihan :

1. Pemilihan tujuan dan kriteria

2. Identifikasi seperangkat alternatif yang konsisten dengan preskripsi dengan  pemilihan alternatif yang memungkinkan

pemilihan alternatif yang memungkinkan

(6)

Syarat Perencanaan

Syarat Perencanaan

Syarat Perencanaan

Syarat Perencanaan

Syarat

 

Perencanaan

Syarat

 

Perencanaan

Syarat

 

Perencanaan

Syarat

 

Perencanaan

Harus memiliki, mengetahui, dan memperhitungkan:

1. Tujuan akhir yang dikehendaki.

2. Sasaran‐sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang 

mencerminkan pemilihan dari berbagai alternatif). 

3. Jangka waktu mencapai sasaran‐sasaran tersebut. 4. Masalah‐masalah yang dihadapi.

5. Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya. 6. kebijakan‐kebijakan untuk melaksanakannya.

7. Orang, organisasi, atau badan pelaksananya.

8. Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya.

21 www.dadangsolihin.com

Syarat Perencanaan

Syarat Perencanaan

Syarat Perencanaan . . .

Syarat Perencanaan . . .

• Faktual dan Realistis • Logis dan Rasional • Fleksibel • Komitmen • Komprehensif atau • Komprehensif atau  menyeluruh 22 www.dadangsolihin.com

Fungsi/Manfaat Perencanaan

Fungsi/Manfaat Perencanaan

Fungsi/Manfaat Perencanaan

Fungsi/Manfaat Perencanaan

Fungsi/Manfaat

 

Perencanaan

Fungsi/Manfaat

 

Perencanaan

Fungsi/Manfaat

 

Perencanaan

Fungsi/Manfaat

 

Perencanaan

Sebagai penuntun arah Minimalisasi ketidakpastian Minimalisasi ketidakpastian

Minimalisasi inefisiensi sumberdaya Minimalisasi inefisiensi sumberdaya

Penetapan standar dan pengawasan kualitas

K

l

P

(7)

Kegagalan Perencanaan (1)

Kegagalan Perencanaan (1)

Kegagalan Perencanaan (1)

Kegagalan Perencanaan (1)

Kegagalan

 

Perencanaan

 

(1)

Kegagalan

 

Perencanaan

 

(1)

Kegagalan

 

Perencanaan

 

(1)

Kegagalan

 

Perencanaan

 

(1)

1. Penyusunan perencanaan tidak tepat, mungkin karena:

ƒ informasinya kurang lengkap, 

ƒ metodologinya belum dikuasai, 

id k li i

ƒ perencanaannya tidak realistis 

sehingga tidak mungkin pernah 

bisa terlaksana

ƒ pengaruh politis terlalu besar 

sehingga pertimbangan‐ pertimbangan teknis pertimbangan teknis  perencanaan diabaikan. 25 www.dadangsolihin.com

Kegagalan

 

Perencanaan

 

(2)

Kegagalan

 

Perencanaan

 

(2)

Kegagalan

 

Perencanaan

 

(2)

Kegagalan

 

Perencanaan

 

(2)

2. Perencanaannya mungkin baik, tetapi pelaksanaannya 

tidak sepertip  seharusnya.y  

ƒ kegagalan terjadi karena tidak berkaitnya perencanaan dengan 

pelaksanaannya. 

ƒ aparatp  pelaksanap  tidak siapp atau tidak kompeten,p , 

ƒ masyarakat tidak punya kesempatan berpartisipasi sehingga tidak 

mendukungnya. 26 www.dadangsolihin.com

Kegagalan Perencanaan (3)

Kegagalan Perencanaan (3)

Kegagalan Perencanaan (3)

Kegagalan Perencanaan (3)

Kegagalan

 

Perencanaan

 

(3)

Kegagalan

 

Perencanaan

 

(3)

Kegagalan

 

Perencanaan

 

(3)

Kegagalan

 

Perencanaan

 

(3)

3. Perencanaan mengikuti paradigma yang ternyata 

tid k i d k di i d k b

tidak sesuai dengan kondisi dan perkembangan 

serta tidak dapat mengatasi masalah mendasar 

negarag  berkembang.g 

ƒ Misalnya, orientasi semata‐

mata pada pertumbuhan 

yang menyebabkan makin 

melebarnya kesenjangan.  ƒ Dengan demikian, yangDengan demikian, yang 

keliru bukan semata‐mata 

perencanaannya, tetapi 

falsafah atau konsep di balik falsafah atau konsep di balik 

perencanaan itu.

Kegagalan Perencanaan (4)

Kegagalan Perencanaan (4)

Kegagalan Perencanaan (4)

Kegagalan Perencanaan (4)

Kegagalan

 

Perencanaan

 

(4)

Kegagalan

 

Perencanaan

 

(4)

Kegagalan

 

Perencanaan

 

(4)

Kegagalan

 

Perencanaan

 

(4)

4. Karena perencanaan diartikan sebagai pengaturan total 

kehidupan manusia sampai yang paling kecil sekalipun. 

ƒ Perencanaan di sini tidak memberikan kesempatan

ƒ Perencanaan di sini tidak memberikan kesempatan 

berkembangnya prakarsa individu dan 

pengembangan kapasitas serta potensi masyarakat 

secara penuh. 

ƒ Sistem ini bertentangan dengan hukum penawaran 

dan permintaan karena pemerintah mengatur dan permintaan karena pemerintah mengatur 

semuanya. 

ƒ Perencanaan sepertip  inilah yangy g disebut sebagaig  

sistem perencanaan terpusat (centrally planned 

(8)

Bias bias dalam

Bias

bias

 

dalam

Perencanaan

 

Pembangunan

g

29 www.dadangsolihin.com

Bias

Bias

‐‐

Bias

Bias

 

 

dalam

dalam

 

 

Perencanaan

Perencanaan

 

 

Pembangunan

Pembangunan

 

 

Bias

Bias

‐‐

Bias

Bias

 

 

dalam

dalam

 

 

Perencanaan

Perencanaan

 

 

Pembangunan

Pembangunan

gg

 

 

(1)

(1)

gg

(1)

(1)

Bias pertama 

ƒ Adanya kecenderungan berpikir bahwa:

– dimensi rasional dari pembangunan lebih penting dari dimensi 

moralnya, 

– ddimensie s materialate a eb pe t g da pada d lebih penting daripada dimensie s 

kelembagaannya, dan 

– dimensi ekonomi lebih penting dari dimensi sosialnya.  ƒ Akibat dari anggapan itu ialah alokasi sumber daya

ƒ Akibat dari anggapan itu ialah alokasi sumber daya 

pembangunan diprioritaskan menurut jalan pikiran 

yang demikian.

30 www.dadangsolihin.com

Bias

Bias

‐‐

Bias

Bias

 

 

dalam

dalam

 

 

Perencanaan

Perencanaan

 

 

Pembangunan

Pembangunan

 

 

Bias

Bias

‐‐

Bias

Bias

 

 

dalam

dalam

 

 

Perencanaan

Perencanaan

 

 

Pembangunan

Pembangunan

 

 

(2)

(2)

(2)

(2)

Bias kedua

ƒ Pendekatan pembangunan yang berasal dari atas lebih 

sempurna daripada pengalaman dan aspirasi 

pembangunan di tingkat bawah (grass‐root).  

p g g (g )

ƒ Akibatnya kebijakan pembangunan menjadi kurang 

efektif karena kurang mempertimbangkan kondisi yang 

nyata dan hidup di masyarakat nyata dan hidup di masyarakat. 

Bias

Bias‐‐Bias dalam Perencanaan 

Bias dalam Perencanaan 

Bias

Bias‐‐Bias dalam Perencanaan 

Bias dalam Perencanaan 

Pembangunan (3)

Pembangunan (3)

Pembangunan (3)

Pembangunan (3)

Bias ketiga

ƒ Pembangunan masyarakat banyak di tingkat bawahPembangunan masyarakat banyak di tingkat bawah 

lebih memerlukan bantuan material daripada 

keterampilan teknis dan manajerial. 

ƒ Anggapan ini sering mengakibatkan pemborosan 

sumber daya dan dana, karena:

– kurang mempersiapkan keterampilan teknis dan manajerialkurang mempersiapkan keterampilan teknis dan manajerial 

dalam pengembangan sumber daya manusia, dan 

– mengakibatkan makin tertinggalnya masyarakat di lapisan 

bawah bawah. 

(9)

Bias

Bias

‐‐

Bias

Bias

 

 

dalam

dalam

 

 

Perencanaan

Perencanaan

 

 

Pembangunan

Pembangunan

 

 

Bias

Bias

‐‐

Bias

Bias

 

 

dalam

dalam

 

 

Perencanaan

Perencanaan

 

 

Pembangunan

Pembangunan

 

 

(4)

(4)

(4)

(4)

Bias keempat

ƒ Teknologi yang diperkenalkan dari atas selalu jauh lebih 

ampuh daripada teknologi yang berasal dari masyarakat ampuh daripada teknologi yang berasal dari masyarakat 

itu sendiri. 

ƒ Anggapan demikian dapat menyebabkan pendekatan 

pembangunan yang: pembangunan yang:

ƒ terlalu memaksa dan menyamaratakan teknologi tertentu 

untuk seluruh kawasan pembangunan di tanah air yang sangat 

luas dan beragam tahap perkembangannya ini luas dan beragam tahap perkembangannya ini. 

ƒ pendekatan pembangunan terlalu mengabaikan potensi 

teknologi tradisional yang dengan sedikit penyempurnaan dan 

pembaharuan mungkin lebih efisien dan lebih efektif untuk pembaharuan mungkin lebih efisien dan lebih efektif untuk 

dimanfaatkan dibandingkan dengan teknologi impor.

33 www.dadangsolihin.com

Bias

Bias

‐‐

Bias

Bias

 

 

dalam

dalam

 

 

Perencanaan

Perencanaan

 

 

Pembangunan

Pembangunan

 

 

Bias

Bias

‐‐

Bias

Bias

 

 

dalam

dalam

 

 

Perencanaan

Perencanaan

 

 

Pembangunan

Pembangunan

 

 

(5)

(5)

(5)

(5)

Bias kelima

ƒ Lembaga‐lembaga yang telah berkembang di kalangan 

rakyat cenderung tidak efisien dan kurang efektif bahkan rakyat cenderung tidak efisien dan kurang efektif bahkan 

menghambat proses pembangunan. 

ƒ Anggapan ini membuat lembaga‐lembaga masyarakat di 

lapisan bawah kurang dimanfaatkan dan kurang ada ikhtiar lapisan bawah kurang dimanfaatkan dan kurang ada ikhtiar 

untuk memperbaharui, memperkuat serta 

memberdayakannya. 

ƒ Bahkan justru terdapat kecenderungan untuk 

memperkenalkan lembaga‐lembaga baru yang asing dan 

tidak selalu sejalan dengan nilai dan norma masyarakat. 

34 www.dadangsolihin.com

Bias

Bias

‐‐

Bias

Bias

 

 

dalam

dalam

 

 

Perencanaan

Perencanaan

 

 

Pembangunan

Pembangunan

 

 

Bias

Bias

‐‐

Bias

Bias

 

 

dalam

dalam

 

 

Perencanaan

Perencanaan

 

 

Pembangunan

Pembangunan

 

 

(6)

(6)

(6)

(6)

Bias keenam

ƒ Masyarakat di lapisan bawah tidak tahu apa yang 

diperlukannya atau bagaimana memperbaiki nasibnya diperlukannya atau bagaimana memperbaiki nasibnya. 

ƒ Oleh karena itu, mereka harus dituntun dan diberi petunjuk 

dan tidak perlu dilibatkan dalam perencanaan meskipun 

k d d

yang menyangkut dirinya sendiri. 

ƒ Akibat dari anggapan ini banyak proyek‐proyek 

pembangunan yang ditujukan untuk rakyat, tetapi salah 

pembangunan yang ditujukan untuk rakyat, tetapi salah alamat, tidak memecahkan masalah, dan bahkan merugikan 

rakyat. 

ƒ Bias ini melihat masyarakat sebagai objek dan bukan subjek

ƒ Bias ini melihat masyarakat sebagai objek dan bukan subjek 

pembangunan.

Bias

Bias

‐‐

Bias

Bias

 

 

dalam

dalam

 

 

Perencanaan

Perencanaan

 

 

Pembangunan

Pembangunan

 

 

Bias

Bias

‐‐

Bias

Bias

 

 

dalam

dalam

 

 

Perencanaan

Perencanaan

 

 

Pembangunan

Pembangunan

gg

 

 

(7)

(7)

gg

(7)

(7)

Bias ketujuh

ƒ Orang miskin adalah miskin karena bodoh dan malas.Orang miskin adalah miskin karena bodoh dan malas. 

Dengan demikian, cara menanganinya haruslah bersifat 

paternalistik seperti memperlakukan orang bodoh dan 

l d b k d b i k

malas, dan bukan dengan memberi kepercayaan. 

ƒ Dengan anggapan demikian masalah kemiskinan 

dipandang lebih sebagai usaha sosial (charity) dan dipandang lebih sebagai usaha sosial (charity) dan 

(10)

Bias

Bias

‐‐

Bias

Bias

 

 

dalam

dalam

 

 

Perencanaan

Perencanaan

 

 

Pembangunan

Pembangunan

 

 

Bias

Bias

‐‐

Bias

Bias

 

 

dalam

dalam

 

 

Perencanaan

Perencanaan

 

 

Pembangunan

Pembangunan

 

 

(8)

(8)

(8)

(8)

i k d l Bias kedelapan

ƒ Ukuran efisiensi pembangunan yang salah diterapkan, 

misalnyay  ICOR,, diartikan bahwa investasi harus selalu 

diarahkan pada yang segera menghasilkan bagi 

pertumbuhan. 

ƒ Padahal upaya pemberdayaan masyarakat akan

ƒ Padahal upaya pemberdayaan masyarakat, akan 

menghasilkan  pertumbuhan,  bahkan  merupakan  

sumber pertumbuhan yang lebih lestari (sustainable), 

tetapi umumnya dalam kerangka waktu (time frame) tetapi umumnya dalam kerangka waktu (time frame

yang lebih panjang. 

ƒ Anggapan yang demikian beranjak dari konsep 

b b f k d d k

pembangunan yang sangat bersifat teknis dan tidak 

memahami sisi‐sisi sosial budaya dari pembangunan dan 

potensi yang ada pada rakyat sebagai kekuatan 

37

pembangunan. 

www.dadangsolihin.com

Bias

Bias

‐‐

Bias

Bias

 

 

dalam

dalam

 

 

Perencanaan

Perencanaan

 

 

Pembangunan

Pembangunan

 

 

Bias

Bias

‐‐

Bias

Bias

 

 

dalam

dalam

 

 

Perencanaan

Perencanaan

 

 

Pembangunan

Pembangunan

 

 

(9)

(9)

(9)

(9)

Bias kesembilan 

• Sektor pertanian dan perdesaan adalah sektor tradisional, 

kurang produktif, dan memiliki masa investasi yang panjang, kurang produktif, dan memiliki masa investasi yang panjang, 

karena itu kurang menarik untuk melakukan investasi modal 

besar‐besaran di sektor itu. 

• Oleh karenanya bermitra dengan petani dan usaha kecil di • Oleh karenanya, bermitra dengan petani dan usaha kecil di 

sektor pertanian dan perdesaan dipandang tidak 

menguntungkan dan memiliki risiko tinggi. 

• Anggapan ini juga telah mengakibatkan prasangka dan 

menghambat upaya untuk secara sungguh‐sungguh 

membangun usaha pertanian dan usaha kecil di perdesaan. 

38 www.dadangsolihin.com

Bias

Bias‐‐Bias dalam Perencanaan 

Bias dalam Perencanaan 

Bias

Bias‐‐Bias dalam Perencanaan 

Bias dalam Perencanaan 

Pembangunan (10)

Pembangunan (10)

Pembangunan (10)

Pembangunan (10)

Bias kesepuluh

ƒ Kegiatan investasi makin cenderung terpusat diKegiatan investasi makin cenderung terpusat di 

perkotaan, di sektor industri yang justru banyak 

disubsidi dan diproteksi, yang akibatnya juga 

d b i i

mendorong urbanisasi. 

ƒ Pengalaman Taiwan dan Jepang menunjukkan bahwa 

investasi di wilayah perdesaan dapat meningkatkan investasi di wilayah perdesaan dapat meningkatkan 

pertumbuhan dan sekaligus pemerataan yang 

menyebabkan ekonominya menjadi kukuh. 

Sistem Perencanaan yang Berhasil

Sistem Perencanaan yang Berhasil

Sistem Perencanaan yang Berhasil

Sistem Perencanaan yang Berhasil

Sistem Perencanaan yang Berhasil

Sistem Perencanaan yang Berhasil

Sistem Perencanaan yang Berhasil

Sistem Perencanaan yang Berhasil

• Sistem perencanaan yang mendorong berkembangnya 

mekanisme pasar dan peran serta masyarakat. mekanisme pasar dan peran serta masyarakat. 

• Dalam sistem ini perencanaan dilakukan dengan 

menentukan sasaran‐sasaran secara garis besar, baik di 

bidang sosial maupun ekonomi, dan pelaku utamanya 

(11)

Perencanaan

 

yang

 

Ideal

Perencanaan

 

yang

 

Ideal

Prinsip partisipatif:masyarakat yang akan memperoleh 

manfaat dari perencanaan harus turut serta dalam manfaat dari perencanaan harus turut serta dalam 

prosesnya. 

Prinsip kesinambungan:perencanaan tidak hanya berhenti 

d t t h t t i h b l j t hi j i

pada satu tahap; tetapi harus berlanjut sehingga menjamin 

adanya kemajuan terus‐menerus dalam kesejahteraan, dan 

jangan sampai terjadi kemunduran. 

Prinsip holistik:masalah dalam perencanaan dan 

pelaksanaannya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi (atau 

sektor)) tetapip harus dilihat dari berbagaig  aspek,p , dan dalam 

keutuhan konsep secara keseluruhan.

• Mengandung sistem yang dapat berkembang (a learning 

and adaptive system) and adaptive system).

• Terbuka dan demokratis (a pluralistic social setting).

41 www.dadangsolihin.com

Sistem

 

Sistem

 

Perencanaan

Perencanaan

 

 

Sistem

 

Sistem

 

Perencanaan

Perencanaan

 

 

Pembangunan

 

Nasional

 

(SPPN)

Pembangunan

 

Nasional

 

(SPPN)

Pembangunan

 

Nasional

 

(SPPN)

Pembangunan

 

Nasional

 

(SPPN)

www.dadangsolihin.com 42

Latar

 

Belakang

Latar

 

Belakang

‰AMANDEMEN KEEMPAT UUD NKRI 

1945

ƒTidak ada GBHN

ƒPemilihan Presiden secara langsung

ƒPemilihan Kepala Daerah secaraPemilihan Kepala Daerah secara 

demokratis

ƒ UU 23/2003 tentang Pemilihan 

Presiden ƒMengamanatkan CaPres menyampaikan Visi Misi Program

‰REFORMASI PEMERINTAHAN DAERAH

Presiden menyampaikan Visi, Misi, Program

ƒ UU 32 /2004 tentang 

P i t h D h ƒDesentralisasi dan otonomi daerah

‰REFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

Pemerintah Daerah ƒ

Pemilihan Kepala Daerah Secara  Langsung

ƒ UU 17/2003 tentang Keuangan 

Negara ƒPenyusunan RAPBN berpedoman pada RKP

ƒPenyusunan RAPBD berpedoman padaPenyusunan RAPBD berpedoman pada 

RKPD

ƒ UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara

ƒ UU 15/2004 t t P ik d T j b K N

ƒ UU 15/2004 tentang Pemeriksaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara

Landasan Filosofis

Landasan Filosofis

Landasan

 

Filosofis

Landasan

 

Filosofis

Cita‐cita Nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 

NKRI Tahun 1945 adalah berkehidupan kebangsaan yang bebas, 

bersatu, berdaulat, adil, dan makmur;

T j N i ld dib k i h d l h k

Tujuan Nasional dengan dibentuknya pemerintahan adalah untuk 

melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, 

memajukanj  kesejahteraanj  umum,, mencerdaskan kehidupanp  

bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia;

Tugas Pokok Setelah Kemerdekaan adalah menjaga kemerdekaan 

serta mengisinya dengan pembangunan yang berkeadilan dan 

demokratis yang dilaksanakan secara bertahap dan 

berkesinambungan;

berkesinambungan;

• Agar kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien, dan 

(12)

Apa itu SPPN

Apa itu SPPN

Apa

 

itu

 

SPPN

Apa

 

itu

 

SPPN

SPPN adalah SPPN adalah

ƒ satu kesatuan tata cara 

perencanaan pembangunan perencanaan pembangunan 

ƒ untuk menghasilkan rencana‐

rencana pembangunan dalam rencana pembangunan dalam 

jangka panjang, jangka menengah, 

dan tahunan 

ƒ yang dilaksanakan oleh unsur 

penyelenggara negara dan 

masyarakat di tingkat pusat dan 

daerah.

www.dadangsolihin.com 45

Asas

 

SPPN

1) Pembangunan nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan 

prinsip prinsip kebersamaan berkeadilan berkelanjutan berwawasan prinsip‐prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan 

lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan 

dan kesatuan nasional.

2) Perencanaan pembangunan nasional disusun secara sistematis, terarah, 

terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan.

3) SPPN diselenggarakan berdasarkan asas umum penyelenggaraan 3) SPPN diselenggarakan berdasarkan asas umum   penyelenggaraan 

negara :

ƒ Asas  kepastian hukum

ƒ Asas  tertib penyelenggaraan negara

ƒ Asas kepentingan umum

ƒ Asas keterbukaan ƒ Asas  proporsionalitas  ƒ Asas  profesionalitas ƒ Asas akuntabilitas 46 www.dadangsolihin.com

Tujuan SPPN

Tujuan SPPN

Tujuan

 

SPPN

Tujuan

 

SPPN

Mendukung koordinasi antar-pelaku pembangunan.

Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar-Daerah, antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah.

Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan

pengawasan.

Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.

Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan

berkelanjutan. berkelanjutan.

h

h

Tahapan

 

Perencanaan

Tahapan

 

Perencanaan

1. Penyusunan Rencana

ƒ Rancangan Rencana Pembangunan Nasional / g g Daerah

ƒ Rancangan Rencana Kerja Dep/Lembaga/ SKPD

ƒ Musyawarah Perencanaan Pembangunan

ƒ Rancangan Akhir Rencana Pembangunan

2 Penetapan Rencana

2. Penetapan Rencana

ƒ RPJP Nas dgn UU dan RPJP Daerah dgn Perda

ƒ RPJM dengan Peraturan Presiden / KepalaRPJM dengan Peraturan Presiden / Kepala Daerah

ƒ RKP / RKPD dengan Peraturan Presiden / Kepala Daerahp

(13)

Tahapan

 

Tahapan

p

p

 

Perencanaan

Perencanaan

3. PengendalianPelaksanaan Rencana

ƒ Dilakukan oleh masing masing pimpinan

ƒ Dilakukan oleh masing-masing pimpinan SKPD.

ƒ Kepala Bappeda menghimpun dan

menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing pimpinan SKPD sesuai dengan tugas dan kewenangannya.

4. Evaluasi Pelaksanaan Rencana

ƒ Kepala SKPD melakukan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan SKPD periode e ca a pe ba gu a S pe ode

sebelumnya.

ƒ Kepala Bappeda menyusun evaluasi rencana pembangunan berdasarkan hasil evaluasi

i i SKPD

pimpinan SKPD.

ƒ Hasil evaluasi menjadi bahan bagi penyusunan rencana pembangunan daerah untuk periode

berikutnya S b UU25/2004

www.dadangsolihin.com 49

berikutnya. Sumber: UU25/2004

Proses Perencanaan

Proses Perencanaan

Proses

 

Perencanaan

Proses

 

Perencanaan

Pendekatan Politik:

Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana pembangunan hasil proses politik (public choice theory of planning), khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam RPJM/D.

Proses Teknokratik:

Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional g j y g g bertugas untuk itu.

Partisipatif:

Dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders, antara lain melalui Musrenbang.

Proses top-down dan bottom-up:

Dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan.

www.dadangsolihin.com 50

Ruang

 

Lingkup

 

Ruang

 

Lingkup

 

Perencanaan

Perencanaan

NASIONAL DAERAH

Dokumen Penetapan Dokumen Penetapan

Dokumen Penetapan Dokumen Penetapan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-Nasional)

UU (Ps. 13 Ayat 1)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-Daerah) Perda (Ps. 13 Ayat 2) (RPJP Nasional) ( ) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Per Pres (Ps. 19 Ayat 1) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-Daerah) Peraturan KDH (Ps. 19 Ayat 3) Nasional (RPJM-Nasional) (RPJM Daerah) Renstra Kementerian / Lembaga (Renstra KL) Peraturan Pimpinan KL

Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra

Peraturan Pimpinan SKPD Lembaga (Renstra KL) Pimpinan KL

(Ps. 19 Ayat 2)

Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Pimpinan SKPD (Ps. 19 Ayat 4) Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Per Pres (Ps 26 Ayat 1)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

Peraturan KDH (Ps 26 Ayat 2) Pemerintah (RKP) (Ps. 26 Ayat 1) Daerah (RKPD) (Ps. 26 Ayat 2) Rencana Kerja Kementerian / Lembaga (Renja KL) Peraturan Pimpinan KL (Ps 21 Ayat 1)

Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD)

Peraturan Pimpinan SKPD

( Ps 21 Ayat 3)

(Renja KL) (Ps. 21 Ayat 1) SKPD) ( Ps. 21 Ayat 3)

Alur

 

Perencanaan

 

dan

 

Penganggaran

Alur

 

Perencanaan

 

dan

 

Penganggaran

R t PedomanR j Pedoman Ri i

20 Tahunan 5 Tahunan Tahunan

Renstra KL

Renja

-KL RKA-KL Rincian APBN

Pedoman Pedoman Pedoman Diacu Pemeri n Pusat RKP RPJM Nasional RPJP

Nasional RAPBN APBN

Pedoman Dijabarkan Pedoman

ntah RPJM Daerah RPJP Daerah RKP

Daerah RAPBD APBD

Diacu Pedoman Pedoman Diperhatikan Dijabar kan

Diserasikan melalui Musrenbang

Pe

D

Renstra Renja - Pedoman RKA - Rincian

Pedoman Pedoman Diacu emerinta h aerah SKPD j SKPD SKPD APBD UU SPPN h UU KN UU SPPN UU KN

(14)

Isi RPJP

Isi RPJP

Isi

 

RPJP

Isi

 

RPJP

NASIONAL DAERAH

ƒ Penjabaran Tujuan ƒ Mengacu pada RPJP

ƒ Penjabaran Tujuan

Nasional ke dalam:Visi dan Penjabarannya;

ƒ Mengacu pada RPJP

Nasional dan memuat:Visi dan Penjabarannya; j y ;

Misi;

Arah Pembangunan Nasional

j y ;

Misi;

Arah Pembangunan Daerah

KewilayahanSarana – PrasaranaBidang KehidupanKewilayahanSarana PrasaranaUrusan Wajib

Bidang Kehidupan Urusan Wajib

Urusan Pilihan

www.dadangsolihin.com 53

Mekanisme

 

Penyusunan

 

RPJP

 

Nasional

Mekanisme

 

Penyusunan

 

RPJP

 

Nasional

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional

<Satu Tahun Sebelum Berakhir RPJP yang Berlaku>

DPR Ditetapkan Dengan Undang-Undang Presiden Diajukan sebagai RUU RPJP Inisiatif Pemerintah n

teri PPN Evaluasi Pemikiran

Rancangan Awal RPJP Musrenbang Jangka Panjang Rancangan Akhir RPJP Nas RPJP Nasional Dihimpun dan Dikaji Me n e

nggara gara RPJP( 1)Evaluasi

RPJP(-1) Pemikiran Visioner Visioner Aspirasi Pemangku Kepentingan Acuan bagi RPJP D h Penyel e Ne g k at

RPJP(-1) Visioner Kepentingan RPJP Daerah

www.dadangsolihin.com 54 Mas y ara k Evaluasi RPJP(-1) Pemikiran Visioner Aspirasi Pemangku Kepentingan

Langkah Penyusunan RPJPD

Langkah Penyusunan RPJPD

Langkah

 

Penyusunan

 

RPJPD

Langkah

 

Penyusunan

 

RPJPD

ƒ Visi, misi, dan arah 

pembangunan Daerah  ƒ Mengacu pada RPJP 

Nasional.

Rancangan  Musrenbang  PenyusunanRancangan 

Penetapan  Rancangan RPJPD RPJPD Rancangan  Akhir RPJPD  menjadi Perda Proses Teknokratik  l h d ‰ Bahan  Rancangan RPJP

l b k Oleh Bappeda Oleh DPRD

oleh Bappeda ‰ Melibatkan 

Masyarakat

Oleh Bappeda Oleh DPRD

Isi RPJM

Isi RPJM

Isi

 

RPJM

Isi

 

RPJM

RPJM NASIONAL RPJM DAERAH

Penjabaran isi misi program Kepala

ƒ Penjabaran visi, misi, program

Presiden;

ƒ Berpedoman pada RPJP Nasional

ƒ Penjabaran visi, misi, program Kepala

Daerah;

ƒ Berpedoman pada RPJP Daerah dan

memperhatikan RPJM Nasional memperhatikan RPJM Nasional

1. Strategi Pembangunan Nasional 2. Kebijakan Umum

3 K k Ek i M k

1. Strategi Pembangunan Daerah 2. Kebijakan Umum

3 A h K bij k K D h 3. Kerangka Ekonomi Makro

4. Program – program

ƒ Kementerian,

ƒ Lintas kementerian

3. Arah Kebijakan Keuangan Daerah 4. Program –program ƒ SKPD, ƒ Lintas SKPD ƒ Lintas kementerian, ƒ Kewilayahan, dan ƒ Lintas kewilayahan

yang memuat kegiatan pokok

ƒ Lintas SKPD,

ƒ Kewilayahan,

ƒ Lintas kewilayahan

yang memuat kegiatan pokok yang memuat kegiatan pokok

dalam:

• Kerangka Regulasi • Kerangka Anggaran

yang memuat kegiatan pokok dalam:

• Kerangka Regulasi • Kerangka Anggaran

(15)

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional

Presiden Dilantik 2 bulan 3 bulan

Presiden Sidang Kabinet Ditetapkan dengan Peraturan Presiden Sidang Kabinet e rian RPJP Nasional

Rancangan Rancangan MusrenbangJangka

Rancangan Akhir RPJM Presiden RPJM Kement e PPN Perencanaan Teknokratik Awal RPJM Nasional Jangka Menengah Nasional

RPJM Nasional Akhir RPJMNasional Nasional

m enterian / embaga Data Keuangan Moneter, Statistik, dan Data Sektoral Renstra - KL Penyesuaian Rancangan Renstra - KL Ke m Le t Data Sektoral Aspirasi M k t Masyaraka t Visi, Misi, Program CaPres Pemangku Kepentingan Pembangunan Masyarakat yg Teramati

Pemilu Visi, Misi, Program Presiden Terpilih

57 www.dadangsolihin.com

Langkah

 

Penyusunan

 

RPJMD

Visi, Misi, Program

Kepala Daerah Terpilih

(1) Indikator Bappeda menyusun Rancangan Awal RPJMD SKPD Menyusun Renstra SKPD Program SKPD (2) (3) Bappeda menyelenggarakan

a) Visi,Misi Kepala Daerah b) Strategi Pembangunan Daerah c) Kebijakan Umum

d) Kerangka Ekonomi Daerah (4) pp y gg MUSRENBANG RPJMD ) g e) Program SKPD Penetapan RPJMD Bappeda menyusun Rancangan Akhir RPJMD

a) Visi, Misi Kepala Daerah

(5) (7) Digunakan sebagai pedoman penyusunan Rancangan RKPD ) p

b) Strategi Pembangunan Daerah c) Kebijakan Umum

d) Kerangka Ekonomi Daerah e) Program SKPD (6) ( ) ) g 58 www.dadangsolihin.com

Isi Renstra

Isi Renstra KL & Renstra

KL & Renstra SKPD

SKPD

Isi

 

Renstra

Isi

 

Renstra

‐‐

KL

KL

 

 

&

&

 

 

Renstra

Renstra

‐‐

SKPD

SKPD

Renstra-KL

ƒ Berpedoman pada RPJM Renstra-SKPD ƒ Berpedoman pada RPJM Berpedoman pada RPJM Nasional p p Daerah Isi: Isi: 1. Visi-Misi

2. Tujuan, Strategi, dan Kebijakan

1. Visi-Misi

2. Tujuan, Strategi, dan Kebijakan Kebijakan 3. Program-program 4. Kegiatan Indikatif Kebijakan 3. Program-program 4. Kegiatan Indikatif g g

Isi RKP/D

Isi RKP/D

Isi

 

RKP/D

Isi

 

RKP/D

RKP P j b RPJM N i l RKP Daerah P j b RPJM D h

ƒ Penjabaran RPJM Nasional ƒ Penjabaran RPJM Daerah;

ƒ Mengacu pada RKP

1. Prioritas Pembangunan 1. Prioritas Pembangunan Daerah Nasional

2. Rancangan Kerangka Ekonomi Makro

2. Rancangan Kerangka Ekonomi Makro Daerah

3. Arah Kebijakan Keuangan Daerah 3. Arah Kebijakan Fiskal

4. Program – program ƒ Kementerian, Li t k t i 4. Program –program ƒ SKPD, ƒ Lintas SKPD, K il h ƒ Lintas kementerian, ƒ Kewilayahan, dan ƒ Lintas kewilayahan yang memuat kegiatan

ƒ Kewilayahan,

ƒ Lintas kewilayahan

yang memuat kegiatan dalam:

• Kerangka Regulasi

yang memuat kegiatan dalam: • Kerangka Regulasi • Kerangka Anggaran • Kerangka Regulasi • Kerangka Anggaran • Kerangka Anggaran

(16)

Isi Renja

Isi Renja KL & Renja

KL & Renja SKPD

SKPD

Isi

 

Renja

Isi

 

Renja

‐‐

KL

KL

 

 

&

&

 

 

Renja

Renja

‐‐

SKPD

SKPD

Renja-KL

ƒ Penjabaran Renstra KL

Renja-SKPD

ƒ Penjabaran Renstra RKPD

ƒ Penjabaran Renstra KL ƒ Penjabaran Renstra RKPD

Isi:

1 Kebijakan KL

Isi:

1 Kebijakan SKPD 1. Kebijakan KL

2. Program dan Kegiatan Pembangunan

1. Kebijakan SKPD 2. Program dan Kegiatan

Pembangunan g ƒ Dilaksanakan Pemerintah ƒ Mendorong Partisipasi M k t g ƒ Dilaksanakan Pemerintah ƒ Mendorong Partisipasi M k t Masyarakat Masyarakat www.dadangsolihin.com 61

Mekanisme Penyusunan RKP

Mekanisme Penyusunan RKP

62 www.dadangsolihin.com

Langkah

 

Penyusunan

 

RKPD

Langkah

 

Penyusunan

 

RKPD

(8) Bappeda menyusun Rancangan Awal RKPD

a) Prioritas Pembangunan Daerah

SKPD Menyusun Renja SKPD Program SKPD (8) (9) (10) b) Kebijakan Umum

c) Kerangka Ekonomi Daerah Æ Pagu Indikatif d) Program SKPD MUSRENBANG Desa/Kelurahan/Kecamatan d) Program SKPD MUSRENBANG Kab/Kota a Sinkronisasi Program SKPD Maret (11.a) (11.b) Rancangan Akhir RKPD a) Prioritas Pembangunan b) Kebijakan Umum c) Kerangka Ekonomi Daerah

a. Sinkronisasi Program SKPD b. Harmonisasi Dekon dan TP

MUSRENBANG Prov Sbg April

(12) c) Kerangka Ekonomi Daerah

d) Program SKPD

g Wakil Pemerintah Pusat

a. Harmonisasi Dekon dan TP

Mei (13)

(15)

Penetapan RKPD

Sebagai pedoman penyusunan Rancangan APBD (4) Bappenas menyelenggarakan MUSRENBANGNAS a. Sinkronisasi Program KL/SKPD April Mei (14)

b. Harmonisasi Dekon dan TP

Pengendalian dan Evaluasi (1)

Pengendalian

 

dan

 

Evaluasi

 

(1)

ƒ Pengendalianpelaksanaan rencana pembangunan dilakukan 

oleh masing‐masing pimpinan kementerian/lembaga/satuan 

kerja perangkat daerah kerja perangkat daerah.

ƒ Menteri/Kepala Bappeda menghimpun dan menganalisis hasil 

pemantauanpelaksanaan rencana pembangunan dari

pemantauanpelaksanaan rencana pembangunan dari 

masing‐masing pimpinan kementerian/lembaga/satuan kerja 

(17)

Pengendalian dan Evaluasi (2)

Pengendalian

 

dan

 

Evaluasi

 

(2)

Pi i k i /l b /K l SKPD l k k

ƒ Pimpinan kementerian/lembaga/Kepala SKPD melakukan 

evaluasi kinerjapelaksanaan rencana pembangunan 

kementerian/lembaga/SKPD/ g /  periodep  sebelumnya.y

ƒ Menteri/Kepala Bappeda menyusun evaluasi rencana 

pembangunan berdasarkan hasil evaluasi pimpinan 

k i /l b /SKPD

kementerian/lembaga/SKPD.

ƒ Hasil evaluasi menjadi bahan bagi penyusunan rencana 

pembangunan nasional/daerah untuk periode berikutnya pembangunan nasional/daerah untuk periode berikutnya.

www.dadangsolihin.com 65

TERIMA

 

KASIH

TERIMA

 

KASIH

Dadang Solihin currently is Director for Regional Development

Dadang Solihin’s Profile Dadang Solihin’s Profile

Dadang Solihin currently is Director for Regional Development 

Performance Evaluation at Indonesian National Development 

Planning Agency (Bappenas). He holds MA degree in Economics from 

University of Colorado, USA. His previous post is Director for System 

ƒ Beside working as Assistant Professor at Graduate School of Asia‐Pacific Studies, 

y , p p y

and Reporting of Development Performance Evaluation at Bappenas. 

g ,

Waseda University, Tokyo, Japan, he also active as Associate Professor at University 

of Darma Persada, Jakarta, Indonesia.

ƒ He got various training around the globe, included Shanghai International ProgramHe got various training around the globe, included Shanghai International Program 

for Development Evaluation Training (2008), Public Officials Capacity Building 

Training Program for Government Innovation, Seoul –Korea (2007), Advanced 

International Trainingg Programmeg  of Information Technologygy Management,g , at 

Karlstad City, Sweden (2005). the Training Seminar on Land Use and Management, 

Taiwan (2004). Developing Multimedia Applications for Managers, Kuala Lumpur, 

Malaysia (2003). Applied Policy Development Training, Vancouver, Canada (2002). 

Local Government Administration Training Course, Hiroshima, Japan (2001). and 

Regional Development and Planning Training Course, Sapporo, Japan (1999). He 

Referensi

Dokumen terkait

GAMBAR 1: Asam humat menurut Stevenson.. Sifat kimia humat yang penting dan berhubungan dengan kemampuannya memperbaiki sifat fisik, kimia maupun biologi tanah adalah: 1) fraksi

Analisis Perbandingan Kinerja Bank Nasional, Bank Campuran, dan Bank Asing dengan Menggunakan Rasio Keuangan.

Sebaliknya kesan daripada dasar-dasar seperti Dasar Penyusunan Negeri-negeri Melayu atau Dasar Pecah dan Perintah, Dasar Pemindahan dan Penempatan Orang-Orang Melayu, Dasar

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS X TEKNIK SEPEDA MOTOR HONDA 1 SMK NEGERI 1 ROTA

Seluruh Bapak/Ibu dosen beserta staf karyawan Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan

dalam hal satu orang atau beberapa orang dari satu keluarga pindah ke luar negeri, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil melakukan perubahan KK bagi anggota

Menurut Pasal 1917 KUH Perdata putusan hakim hanya mengikat bagi para pihak yang berperkara, namun tidak tertutup kemungkinan putusan Hakim dapat saja merugikan

Oleh karenanya penelitian ini menetapkan tujuannya adalah menganalisis pengaruh harga dan pendapatan terhadap permintaan pangan hewani di rumah tangga pedesaan