BAPPENAS
Isu
dan
Masalah
Perencanaan
Isu
dan
Masalah
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
Pembangunan
Daerah
Drs. H. Dadang Solihin, MA
Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah‐Bappenas
Lokakaryao a a ya e yusu a Penyusunan Rencanae ca a e ba gu a Pembangunan Daerahae a Kampus IPDN Jatinangor, 26 November 2008
www.dadangsolihin.com 2
Materi
Materi
Materi
Materi
Tujuan Pembangunan Pembangunan Daerah Pembangunan Daerah Pergeseran Paradigma: From Government to Governance Berbagai Pengertian tentang Perencanaan
Berbagai Pengertian tentang Perencanaan • Kegagalan Perencanaan
• Bias bias dalam Perencanaan Pembang nan • Bias‐bias dalam Perencanaan Pembangunan
Sistem Perencanaan yang Berhasil
Si t P P b N i l (SPPN)
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)
Apa Tujuan Pembangunan?
Apa Tujuan Pembangunan?
Apa Tujuan Pembangunan?
Apa Tujuan Pembangunan?
Apa
Tujuan
Pembangunan?
Apa
Tujuan
Pembangunan?
(Todaro: the three objectives of development)
Apa
Tujuan
Pembangunan?
Apa
Tujuan
Pembangunan?
(Todaro: the three objectives of development)
1. Peningkatan standar hidup(levels of living)setiap orang,
baik pendapatannya,p p y tingkatg konsumsi pangan,p g sandang,g
papan, pelayanan kesehatan, pendidikan, dll.
2. Penciptaan berbagai kondisi yang memungkinkan tumbuhnya
rasa percaya diri(self‐esteem)setiap orang.
How?
How?
How?
How?
How?
How?
How?
How?
1 Mengurangi disparitas atau ketimpangan pembangunan 1. Mengurangi disparitas atau ketimpangan pembangunan
antar daerah
antar s b daerah
antar sub daerah
antar warga masyarakat (pemerataan dan keadilan).
2 M b d k k t d t k k i ki
2. Memberdayakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan. 3. Menciptakan atau menambah lapangan kerja.
i k k d d k j h k
4. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
daerah.
5 M t h k t j k l t i b d
5. Mempertahankan atau menjaga kelestarian sumber daya
alam agar bermanfaat bagi generasi sekarang dan generasi
masa datang (berkelanjutan).
5
masa datang (berkelanjutan).
www.dadangsolihin.com
Pembangunan Daerah (1)
Pembangunan
Daerah
(1)
Pembangunan daerah pada hakekatnya adalah upaya
terencana untuk meningkatkan kapasitas pemerintahan
daerahsehingga tercipta suatu kemampuan yang andal dan
daerahsehingga tercipta suatu kemampuan yang andal dan
profesional dalam:
• memberikan pelayanan kepada masyarakatmemberikan pelayanan kepada masyarakat,
• mengelola sumber daya ekonomi daerah.
6 www.dadangsolihin.com
Pembangunan Daerah (2)
Pembangunan
Daerah
(2)
Pembangunan daerah juga merupakan upaya untuk
memberdayakan masyarakat di seluruh daerah sehingga:
t i t t li k ki k k t
• tercipta suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakat
untuk menikmati kualitas kehidupan yang lebih baik, maju,
dan tenteram dan tenteram,
• memperluas pilihan yang dapat dilakukan masyarakat bagi
peningkatan harkat, martabat, dan harga diri.
p g , , g
Pembangunan Daerah (3)
Pembangunan
Daerah
(3)
• Pembangunan daerah dilaksanakan melalui penguatan
otonomi daerah dan pengelolaan sumber daya yang
mengarah pada terwujudnya tata kepemerintahan yang baik mengarah pada terwujudnya tata kepemerintahan yang baik
(good governance).
• Pelaksanaan pembangunan daerah yang baik hanya dapatPelaksanaan pembangunan daerah yang baik hanya dapat
dilakukan apabila terjadi keseimbangan peran dari tiga pilar,
Pembangunan Daerah (4)
Pembangunan
Daerah
(4)
• Pemerintahan(legislatif, eksekutif, dan yudikatif) memainkan
peran yang menjalankan dan menciptakan lingkungan politik
dan hukum yang kondusif bagi unsur unsur lain dan hukum yang kondusif bagi unsur‐unsur lain.
• Peran dunia usaha swasta adalah mewujudkan penciptaan
lapangan kerja dan pendapatan lapangan kerja dan pendapatan.
• Masyarakatberperan dalam penciptaan interaksi sosial,
ekonomi dan politik.p
9 www.dadangsolihin.com
Pergeseran Paradigma:
Pergeseran Paradigma:
F
F
G
G
t t G
t t G
F
From Government to Governance
rom Government to Governance
Government Governance
Memberikan hak ekslusif bagi negara untuk mengatur hal-hal publik,
Persoalan-persoalan publik adalah urusan bersama pemerintah, civil society dan p
Aktor di luarnya hanya dapat disertakan sejauh negara mengijinkannya.
p y
dunia usaha sebagai tiga aktor utama.
www.dadangsolihin.com 10
g j y
Pelaku
Pembangunan:
Paradigma
Pelaku
Pembangunan:
Paradigma
Governance
Governance
Governance
Governance
Interaksi antara Pemerintah, Dunia Usaha Swasta, dan Masyarakat
b dik i k bili i i if d b
yang bersendikan transparansi, akuntabilitas, partisipatif, dsb.
Kontrol Kontrol
Tenaga Kerja
Kontrol Kontrol
Dunia Usaha
Swasta Pemerintah Masyarakat
Nilai Pertumbuhan
Redistibusi Melalui Pelayanan Pasar
Apabila sendi‐sendi tersebut dipenuhi, maka Governanceakan
Pasar
Pelaku Pembangunan: Stakeholders
Pelaku Pembangunan: Stakeholders
Pelaku Pembangunan: Stakeholders
Pelaku Pembangunan: Stakeholders
Executive d organized into: C it b d i ti STATE CITIZENS Judiciary Legislature Public service Community-based organizations Non-governmental organizations Professional Associations Religious groups Military Police Religious groups Women’s groups Media BUSINESSSmall / medium / large enterprises Multinational Corporations
BUSINESS
Multinational Corporations Financial institutions
Troika:
Troika:
Pola Hubungan
Pola Hubungan aantarantara Pemerintah,Pemerintah, DuniaDunia UsahaUsaha Swasta,Swasta,
d
danan MasyarakatMasyarakat
Masyarakat Masyarakat, Bangsa, dan
Negara MasyarakatMasyarakat
VISI
Pemerintah Pemerintah y y Dunia Usaha Dunia Usaha Good Governance www.dadangsolihin.com 13Ternyata
P
i t h M ih Di
l k
Pemerintah
Masih
Diperlukan
14 www.dadangsolihin.com
Permasalahan Pembangunan Daerah (1)
Permasalahan
Pembangunan
Daerah
(1)
1.
1. PembangunanPembangunan EkonomiEkonomi
Meningkatnya pengangguran dan kemiskinan
Menurunnya fungsi intermediasi perbankan untuk
mengembangkan sektor riil
P l b i i k PMA d PMDN
Pola persebaran investasi untuk PMA dan PMDN secara
nasional belum merata dan menunjukkan ketimpangan
yang cukup tinggi antarwilayah yang cukup tinggi antarwilayah
2.
2. PembangunanPembangunan SosialSosial
Menurunnya kemampuan pemerintah dalam pelayanan‐
Menurunnya kemampuan pemerintah dalam pelayanan‐
pelayanan sosial dasar (pendidikan, kesehatan dan gizi).
Permasalahan Pembangunan Daerah (2)
Permasalahan
Pembangunan
Daerah
(2)
3.
3. PembangunanPembangunan PrasaranaPrasarana WilayahWilayah
Terbatasnya tingkat pelayanan jaringan transportasi antar
d i t il h
dan intra wilayah.
Menurunnya kapasitas pemerintah daerah dalam
pengaturan dan pengelolaan infrastruktur pengaturan dan pengelolaan infrastruktur.
Menurunnya kapasitas dan ketersediaan sumberdaya
tenaga listrik tenaga listrik.
Meningkatnya masalah kelangkaan air bersih dan air
minum. minum.
Menurunnya kapasitas pembiayaan untuk memenuhi
Permasalahan Pembangunan Daerah (3)
Permasalahan
Pembangunan
Daerah
(3)
4.
4. PembangunanPembangunan SumberdayaSumberdaya AlamAlam dandan LingkunganLingkungan HidupHidup
Menurunnya kualitas permukiman (kemacetan, kawasan
k h li k ( i d
kumuh, pencemaran lingkungan (air, udara, suara,
sampah).
Berkurangnya ruang publik dan ruang terbuka hijau (RTH)
Berkurangnya ruang publik dan ruang terbuka hijau (RTH)
di wilayah perkotaan.
Alih fungsi lahan pertanian produktif menjadi lahanAlih fungsi lahan pertanian produktif menjadi lahan
permukiman secara signifikan.
17 www.dadangsolihin.com
Permasalahan Pembangunan Daerah (4)
Permasalahan
Pembangunan
Daerah
(4)
Pembangunan SDA dan LH (lanjutan) Pembangunan SDA dan LH (lanjutan) Pembangunan SDA dan LH (lanjutan) Pembangunan SDA dan LH (lanjutan)
Meningkatnya urbanisasi dan aglomerasi perkotaan.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) belum sepenuhnyaRencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) belum sepenuhnya
menjadi acuan dalam pemanfaatan ruang dan fokus hanya
pada Perencanaan.
Penurunan luas kawasan Hutan Tropis dan kawasan resapan
air, serta meningkatnya DAS kritis.
Kejadian bencana alam gempa, banjir dan longsor yang
frekuensinya meningkat dan dampaknya semakin meluas,
d k b f l d
terutama pada kawasan yang berfungsi lindung.
18 www.dadangsolihin.com
Permasalahan Pembangunan Daerah (5)
Permasalahan
Pembangunan
Daerah
(5)
4.
4. PermasalahanPermasalahan KhususKhusus
Lemahnya daya saing investasi
Pembangunan daerah tertinggal belum ditangani secara
terpadu antar sektor dan antara pemerintah, masyarakat,
dan dunia usaha dan dunia usaha
Pemekaran daerah yang belum mampu menyejahterakan
masyarakat masyarakat
Rendahnya proses pembangunan dan penguatan stabilitas
keamanan di daerah perbatasan negara. keamanan di daerah perbatasan negara.
Definisi Perencanaan
Definisi Perencanaan
Definisi Perencanaan
Definisi Perencanaan
Definisi
Perencanaan
Definisi
Perencanaan
Definisi
Perencanaan
Definisi
Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui serangkaian pilihan‐pilihan.
Menentukan: Menemukan (mengungkapkan dan meyakinkan).
TindakanTindakan: Spesifik dan berkaitan dengan persoalan pelaksanaan: Spesifik dan berkaitan dengan persoalan pelaksanaan
Tepat: Dikaitkan dengan tindakan
Pilihan‐pilihan :
1. Pemilihan tujuan dan kriteria
2. Identifikasi seperangkat alternatif yang konsisten dengan preskripsi dengan pemilihan alternatif yang memungkinkan
pemilihan alternatif yang memungkinkan
Syarat Perencanaan
Syarat Perencanaan
Syarat Perencanaan
Syarat Perencanaan
Syarat
Perencanaan
Syarat
Perencanaan
Syarat
Perencanaan
Syarat
Perencanaan
Harus memiliki, mengetahui, dan memperhitungkan:
1. Tujuan akhir yang dikehendaki.
2. Sasaran‐sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang
mencerminkan pemilihan dari berbagai alternatif).
3. Jangka waktu mencapai sasaran‐sasaran tersebut. 4. Masalah‐masalah yang dihadapi.
5. Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya. 6. kebijakan‐kebijakan untuk melaksanakannya.
7. Orang, organisasi, atau badan pelaksananya.
8. Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya.
21 www.dadangsolihin.com
Syarat Perencanaan
Syarat Perencanaan
Syarat Perencanaan . . .
Syarat Perencanaan . . .
• Faktual dan Realistis • Logis dan Rasional • Fleksibel • Komitmen • Komprehensif atau • Komprehensif atau menyeluruh 22 www.dadangsolihin.com
Fungsi/Manfaat Perencanaan
Fungsi/Manfaat Perencanaan
Fungsi/Manfaat Perencanaan
Fungsi/Manfaat Perencanaan
Fungsi/Manfaat
Perencanaan
Fungsi/Manfaat
Perencanaan
Fungsi/Manfaat
Perencanaan
Fungsi/Manfaat
Perencanaan
Sebagai penuntun arah Minimalisasi ketidakpastian Minimalisasi ketidakpastian
Minimalisasi inefisiensi sumberdaya Minimalisasi inefisiensi sumberdaya
Penetapan standar dan pengawasan kualitas
K
l
P
Kegagalan Perencanaan (1)
Kegagalan Perencanaan (1)
Kegagalan Perencanaan (1)
Kegagalan Perencanaan (1)
Kegagalan
Perencanaan
(1)
Kegagalan
Perencanaan
(1)
Kegagalan
Perencanaan
(1)
Kegagalan
Perencanaan
(1)
1. Penyusunan perencanaan tidak tepat, mungkin karena:
informasinya kurang lengkap,
metodologinya belum dikuasai,
id k li i
perencanaannya tidak realistis
sehingga tidak mungkin pernah
bisa terlaksana
pengaruh politis terlalu besar
sehingga pertimbangan‐ pertimbangan teknis pertimbangan teknis perencanaan diabaikan. 25 www.dadangsolihin.com
Kegagalan
Perencanaan
(2)
Kegagalan
Perencanaan
(2)
Kegagalan
Perencanaan
(2)
Kegagalan
Perencanaan
(2)
2. Perencanaannya mungkin baik, tetapi pelaksanaannya
tidak sepertip seharusnya.y
kegagalan terjadi karena tidak berkaitnya perencanaan dengan
pelaksanaannya.
aparatp pelaksanap tidak siapp atau tidak kompeten,p ,
masyarakat tidak punya kesempatan berpartisipasi sehingga tidak
mendukungnya. 26 www.dadangsolihin.com
Kegagalan Perencanaan (3)
Kegagalan Perencanaan (3)
Kegagalan Perencanaan (3)
Kegagalan Perencanaan (3)
Kegagalan
Perencanaan
(3)
Kegagalan
Perencanaan
(3)
Kegagalan
Perencanaan
(3)
Kegagalan
Perencanaan
(3)
3. Perencanaan mengikuti paradigma yang ternyata
tid k i d k di i d k b
tidak sesuai dengan kondisi dan perkembangan
serta tidak dapat mengatasi masalah mendasar
negarag berkembang.g
Misalnya, orientasi semata‐
mata pada pertumbuhan
yang menyebabkan makin
melebarnya kesenjangan. Dengan demikian, yangDengan demikian, yang
keliru bukan semata‐mata
perencanaannya, tetapi
falsafah atau konsep di balik falsafah atau konsep di balik
perencanaan itu.
Kegagalan Perencanaan (4)
Kegagalan Perencanaan (4)
Kegagalan Perencanaan (4)
Kegagalan Perencanaan (4)
Kegagalan
Perencanaan
(4)
Kegagalan
Perencanaan
(4)
Kegagalan
Perencanaan
(4)
Kegagalan
Perencanaan
(4)
4. Karena perencanaan diartikan sebagai pengaturan total
kehidupan manusia sampai yang paling kecil sekalipun.
Perencanaan di sini tidak memberikan kesempatan
Perencanaan di sini tidak memberikan kesempatan
berkembangnya prakarsa individu dan
pengembangan kapasitas serta potensi masyarakat
secara penuh.
Sistem ini bertentangan dengan hukum penawaran
dan permintaan karena pemerintah mengatur dan permintaan karena pemerintah mengatur
semuanya.
Perencanaan sepertip inilah yangy g disebut sebagaig
sistem perencanaan terpusat (centrally planned
Bias bias dalam
Bias
‐
bias
dalam
Perencanaan
Pembangunan
g
29 www.dadangsolihin.com
Bias
Bias
‐‐
Bias
Bias
dalam
dalam
Perencanaan
Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan
Bias
Bias
‐‐
Bias
Bias
dalam
dalam
Perencanaan
Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan
gg
(1)
(1)
gg
(1)
(1)
Bias pertama Adanya kecenderungan berpikir bahwa:
– dimensi rasional dari pembangunan lebih penting dari dimensi
moralnya,
– ddimensie s materialate a eb pe t g da pada d lebih penting daripada dimensie s
kelembagaannya, dan
– dimensi ekonomi lebih penting dari dimensi sosialnya. Akibat dari anggapan itu ialah alokasi sumber daya
Akibat dari anggapan itu ialah alokasi sumber daya
pembangunan diprioritaskan menurut jalan pikiran
yang demikian.
30 www.dadangsolihin.com
Bias
Bias
‐‐
Bias
Bias
dalam
dalam
Perencanaan
Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan
Bias
Bias
‐‐
Bias
Bias
dalam
dalam
Perencanaan
Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan
(2)
(2)
(2)
(2)
Bias kedua
Pendekatan pembangunan yang berasal dari atas lebih
sempurna daripada pengalaman dan aspirasi
pembangunan di tingkat bawah (grass‐root).
p g g (g )
Akibatnya kebijakan pembangunan menjadi kurang
efektif karena kurang mempertimbangkan kondisi yang
nyata dan hidup di masyarakat nyata dan hidup di masyarakat.
Bias
Bias‐‐Bias dalam Perencanaan
Bias dalam Perencanaan
Bias
Bias‐‐Bias dalam Perencanaan
Bias dalam Perencanaan
Pembangunan (3)
Pembangunan (3)
Pembangunan (3)
Pembangunan (3)
Bias ketiga Pembangunan masyarakat banyak di tingkat bawahPembangunan masyarakat banyak di tingkat bawah
lebih memerlukan bantuan material daripada
keterampilan teknis dan manajerial.
Anggapan ini sering mengakibatkan pemborosan
sumber daya dan dana, karena:
– kurang mempersiapkan keterampilan teknis dan manajerialkurang mempersiapkan keterampilan teknis dan manajerial
dalam pengembangan sumber daya manusia, dan
– mengakibatkan makin tertinggalnya masyarakat di lapisan
bawah bawah.
Bias
Bias
‐‐
Bias
Bias
dalam
dalam
Perencanaan
Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan
Bias
Bias
‐‐
Bias
Bias
dalam
dalam
Perencanaan
Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan
(4)
(4)
(4)
(4)
Bias keempat
Teknologi yang diperkenalkan dari atas selalu jauh lebih
ampuh daripada teknologi yang berasal dari masyarakat ampuh daripada teknologi yang berasal dari masyarakat
itu sendiri.
Anggapan demikian dapat menyebabkan pendekatan
pembangunan yang: pembangunan yang:
terlalu memaksa dan menyamaratakan teknologi tertentu
untuk seluruh kawasan pembangunan di tanah air yang sangat
luas dan beragam tahap perkembangannya ini luas dan beragam tahap perkembangannya ini.
pendekatan pembangunan terlalu mengabaikan potensi
teknologi tradisional yang dengan sedikit penyempurnaan dan
pembaharuan mungkin lebih efisien dan lebih efektif untuk pembaharuan mungkin lebih efisien dan lebih efektif untuk
dimanfaatkan dibandingkan dengan teknologi impor.
33 www.dadangsolihin.com
Bias
Bias
‐‐
Bias
Bias
dalam
dalam
Perencanaan
Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan
Bias
Bias
‐‐
Bias
Bias
dalam
dalam
Perencanaan
Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan
(5)
(5)
(5)
(5)
Bias kelima
Lembaga‐lembaga yang telah berkembang di kalangan
rakyat cenderung tidak efisien dan kurang efektif bahkan rakyat cenderung tidak efisien dan kurang efektif bahkan
menghambat proses pembangunan.
Anggapan ini membuat lembaga‐lembaga masyarakat di
lapisan bawah kurang dimanfaatkan dan kurang ada ikhtiar lapisan bawah kurang dimanfaatkan dan kurang ada ikhtiar
untuk memperbaharui, memperkuat serta
memberdayakannya.
Bahkan justru terdapat kecenderungan untuk
memperkenalkan lembaga‐lembaga baru yang asing dan
tidak selalu sejalan dengan nilai dan norma masyarakat.
34 www.dadangsolihin.com
Bias
Bias
‐‐
Bias
Bias
dalam
dalam
Perencanaan
Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan
Bias
Bias
‐‐
Bias
Bias
dalam
dalam
Perencanaan
Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan
(6)
(6)
(6)
(6)
Bias keenam
Masyarakat di lapisan bawah tidak tahu apa yang
diperlukannya atau bagaimana memperbaiki nasibnya diperlukannya atau bagaimana memperbaiki nasibnya.
Oleh karena itu, mereka harus dituntun dan diberi petunjuk
dan tidak perlu dilibatkan dalam perencanaan meskipun
k d d
yang menyangkut dirinya sendiri.
Akibat dari anggapan ini banyak proyek‐proyek
pembangunan yang ditujukan untuk rakyat, tetapi salah
pembangunan yang ditujukan untuk rakyat, tetapi salah alamat, tidak memecahkan masalah, dan bahkan merugikan
rakyat.
Bias ini melihat masyarakat sebagai objek dan bukan subjek
Bias ini melihat masyarakat sebagai objek dan bukan subjek
pembangunan.
Bias
Bias
‐‐
Bias
Bias
dalam
dalam
Perencanaan
Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan
Bias
Bias
‐‐
Bias
Bias
dalam
dalam
Perencanaan
Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan
gg
(7)
(7)
gg
(7)
(7)
Bias ketujuh Orang miskin adalah miskin karena bodoh dan malas.Orang miskin adalah miskin karena bodoh dan malas.
Dengan demikian, cara menanganinya haruslah bersifat
paternalistik seperti memperlakukan orang bodoh dan
l d b k d b i k
malas, dan bukan dengan memberi kepercayaan.
Dengan anggapan demikian masalah kemiskinan
dipandang lebih sebagai usaha sosial (charity) dan dipandang lebih sebagai usaha sosial (charity) dan
Bias
Bias
‐‐
Bias
Bias
dalam
dalam
Perencanaan
Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan
Bias
Bias
‐‐
Bias
Bias
dalam
dalam
Perencanaan
Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan
(8)
(8)
(8)
(8)
i k d l Bias kedelapan Ukuran efisiensi pembangunan yang salah diterapkan,
misalnyay ICOR,, diartikan bahwa investasi harus selalu
diarahkan pada yang segera menghasilkan bagi
pertumbuhan.
Padahal upaya pemberdayaan masyarakat akan
Padahal upaya pemberdayaan masyarakat, akan
menghasilkan pertumbuhan, bahkan merupakan
sumber pertumbuhan yang lebih lestari (sustainable),
tetapi umumnya dalam kerangka waktu (time frame) tetapi umumnya dalam kerangka waktu (time frame)
yang lebih panjang.
Anggapan yang demikian beranjak dari konsep
b b f k d d k
pembangunan yang sangat bersifat teknis dan tidak
memahami sisi‐sisi sosial budaya dari pembangunan dan
potensi yang ada pada rakyat sebagai kekuatan
37
pembangunan.
www.dadangsolihin.com
Bias
Bias
‐‐
Bias
Bias
dalam
dalam
Perencanaan
Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan
Bias
Bias
‐‐
Bias
Bias
dalam
dalam
Perencanaan
Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan
(9)
(9)
(9)
(9)
Bias kesembilan
• Sektor pertanian dan perdesaan adalah sektor tradisional,
kurang produktif, dan memiliki masa investasi yang panjang, kurang produktif, dan memiliki masa investasi yang panjang,
karena itu kurang menarik untuk melakukan investasi modal
besar‐besaran di sektor itu.
• Oleh karenanya bermitra dengan petani dan usaha kecil di • Oleh karenanya, bermitra dengan petani dan usaha kecil di
sektor pertanian dan perdesaan dipandang tidak
menguntungkan dan memiliki risiko tinggi.
• Anggapan ini juga telah mengakibatkan prasangka dan
menghambat upaya untuk secara sungguh‐sungguh
membangun usaha pertanian dan usaha kecil di perdesaan.
38 www.dadangsolihin.com
Bias
Bias‐‐Bias dalam Perencanaan
Bias dalam Perencanaan
Bias
Bias‐‐Bias dalam Perencanaan
Bias dalam Perencanaan
Pembangunan (10)
Pembangunan (10)
Pembangunan (10)
Pembangunan (10)
Bias kesepuluh Kegiatan investasi makin cenderung terpusat diKegiatan investasi makin cenderung terpusat di
perkotaan, di sektor industri yang justru banyak
disubsidi dan diproteksi, yang akibatnya juga
d b i i
mendorong urbanisasi.
Pengalaman Taiwan dan Jepang menunjukkan bahwa
investasi di wilayah perdesaan dapat meningkatkan investasi di wilayah perdesaan dapat meningkatkan
pertumbuhan dan sekaligus pemerataan yang
menyebabkan ekonominya menjadi kukuh.
Sistem Perencanaan yang Berhasil
Sistem Perencanaan yang Berhasil
Sistem Perencanaan yang Berhasil
Sistem Perencanaan yang Berhasil
Sistem Perencanaan yang Berhasil
Sistem Perencanaan yang Berhasil
Sistem Perencanaan yang Berhasil
Sistem Perencanaan yang Berhasil
• Sistem perencanaan yang mendorong berkembangnyamekanisme pasar dan peran serta masyarakat. mekanisme pasar dan peran serta masyarakat.
• Dalam sistem ini perencanaan dilakukan dengan
menentukan sasaran‐sasaran secara garis besar, baik di
bidang sosial maupun ekonomi, dan pelaku utamanya
Perencanaan
yang
Ideal
Perencanaan
yang
Ideal
• Prinsip partisipatif:masyarakat yang akan memperoleh
manfaat dari perencanaan harus turut serta dalam manfaat dari perencanaan harus turut serta dalam
prosesnya.
• Prinsip kesinambungan:perencanaan tidak hanya berhenti
d t t h t t i h b l j t hi j i
pada satu tahap; tetapi harus berlanjut sehingga menjamin
adanya kemajuan terus‐menerus dalam kesejahteraan, dan
jangan sampai terjadi kemunduran.
• Prinsip holistik:masalah dalam perencanaan dan
pelaksanaannya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi (atau
sektor)) tetapip harus dilihat dari berbagaig aspek,p , dan dalam
keutuhan konsep secara keseluruhan.
• Mengandung sistem yang dapat berkembang (a learning
and adaptive system) and adaptive system).
• Terbuka dan demokratis (a pluralistic social setting).
41 www.dadangsolihin.com
Sistem
Sistem
Perencanaan
Perencanaan
Sistem
Sistem
Perencanaan
Perencanaan
Pembangunan
Nasional
(SPPN)
Pembangunan
Nasional
(SPPN)
Pembangunan
Nasional
(SPPN)
Pembangunan
Nasional
(SPPN)
www.dadangsolihin.com 42Latar
Belakang
Latar
Belakang
AMANDEMEN KEEMPAT UUD NKRI
1945
Tidak ada GBHN
Pemilihan Presiden secara langsung
Pemilihan Kepala Daerah secaraPemilihan Kepala Daerah secara
demokratis
UU 23/2003 tentang Pemilihan
Presiden Mengamanatkan CaPres menyampaikan Visi Misi Program
REFORMASI PEMERINTAHAN DAERAH
Presiden menyampaikan Visi, Misi, Program
UU 32 /2004 tentang
P i t h D h Desentralisasi dan otonomi daerah
REFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
Pemerintah Daerah
Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung
UU 17/2003 tentang Keuangan
Negara Penyusunan RAPBN berpedoman pada RKP
Penyusunan RAPBD berpedoman padaPenyusunan RAPBD berpedoman pada
RKPD
UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara
UU 15/2004 t t P ik d T j b K N
UU 15/2004 tentang Pemeriksaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara
Landasan Filosofis
Landasan Filosofis
Landasan
Filosofis
Landasan
Filosofis
• Cita‐cita Nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD
NKRI Tahun 1945 adalah berkehidupan kebangsaan yang bebas,
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur;
T j N i ld dib k i h d l h k
• Tujuan Nasional dengan dibentuknya pemerintahan adalah untuk
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukanj kesejahteraanj umum,, mencerdaskan kehidupanp
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia;
• Tugas Pokok Setelah Kemerdekaan adalah menjaga kemerdekaan
serta mengisinya dengan pembangunan yang berkeadilan dan
demokratis yang dilaksanakan secara bertahap dan
berkesinambungan;
berkesinambungan;
• Agar kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien, dan
Apa itu SPPN
Apa itu SPPN
Apa
itu
SPPN
Apa
itu
SPPN
SPPN adalah SPPN adalah satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan perencanaan pembangunan
untuk menghasilkan rencana‐
rencana pembangunan dalam rencana pembangunan dalam
jangka panjang, jangka menengah,
dan tahunan
yang dilaksanakan oleh unsur
penyelenggara negara dan
masyarakat di tingkat pusat dan
daerah.
www.dadangsolihin.com 45
Asas
SPPN
1) Pembangunan nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan
prinsip prinsip kebersamaan berkeadilan berkelanjutan berwawasan prinsip‐prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan
dan kesatuan nasional.
2) Perencanaan pembangunan nasional disusun secara sistematis, terarah,
terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan.
3) SPPN diselenggarakan berdasarkan asas umum penyelenggaraan 3) SPPN diselenggarakan berdasarkan asas umum penyelenggaraan
negara :
Asas kepastian hukum
Asas tertib penyelenggaraan negara
Asas kepentingan umum
Asas keterbukaan Asas proporsionalitas Asas profesionalitas Asas akuntabilitas 46 www.dadangsolihin.com
Tujuan SPPN
Tujuan SPPN
Tujuan
SPPN
Tujuan
SPPN
Mendukung koordinasi antar-pelaku pembangunan.
Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar-Daerah, antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah.
Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan
pengawasan.
Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan. berkelanjutan.
h
h
Tahapan
Perencanaan
Tahapan
Perencanaan
1. Penyusunan Rencana Rancangan Rencana Pembangunan Nasional / g g Daerah
Rancangan Rencana Kerja Dep/Lembaga/ SKPD
Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Rancangan Akhir Rencana Pembangunan
2 Penetapan Rencana
2. Penetapan Rencana
RPJP Nas dgn UU dan RPJP Daerah dgn Perda
RPJM dengan Peraturan Presiden / KepalaRPJM dengan Peraturan Presiden / Kepala Daerah
RKP / RKPD dengan Peraturan Presiden / Kepala Daerahp
Tahapan
Tahapan
p
p
Perencanaan
Perencanaan
3. PengendalianPelaksanaan Rencana
Dilakukan oleh masing masing pimpinan
Dilakukan oleh masing-masing pimpinan SKPD.
Kepala Bappeda menghimpun dan
menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing pimpinan SKPD sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
4. Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Kepala SKPD melakukan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan SKPD periode e ca a pe ba gu a S pe ode
sebelumnya.
Kepala Bappeda menyusun evaluasi rencana pembangunan berdasarkan hasil evaluasi
i i SKPD
pimpinan SKPD.
Hasil evaluasi menjadi bahan bagi penyusunan rencana pembangunan daerah untuk periode
berikutnya S b UU25/2004
www.dadangsolihin.com 49
berikutnya. Sumber: UU25/2004
Proses Perencanaan
Proses Perencanaan
Proses
Perencanaan
Proses
Perencanaan
Pendekatan Politik:
Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana pembangunan hasil proses politik (public choice theory of planning), khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam RPJM/D.
Proses Teknokratik:
Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional g j y g g bertugas untuk itu.
Partisipatif:
Dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders, antara lain melalui Musrenbang.
Proses top-down dan bottom-up:
Dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan.
www.dadangsolihin.com 50
Ruang
Lingkup
Ruang
Lingkup
Perencanaan
Perencanaan
NASIONAL DAERAH
Dokumen Penetapan Dokumen Penetapan
Dokumen Penetapan Dokumen Penetapan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-Nasional)
UU (Ps. 13 Ayat 1)
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-Daerah) Perda (Ps. 13 Ayat 2) (RPJP Nasional) ( ) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Per Pres (Ps. 19 Ayat 1) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-Daerah) Peraturan KDH (Ps. 19 Ayat 3) Nasional (RPJM-Nasional) (RPJM Daerah) Renstra Kementerian / Lembaga (Renstra KL) Peraturan Pimpinan KL
Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra
Peraturan Pimpinan SKPD Lembaga (Renstra KL) Pimpinan KL
(Ps. 19 Ayat 2)
Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Pimpinan SKPD (Ps. 19 Ayat 4) Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Per Pres (Ps 26 Ayat 1)
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Peraturan KDH (Ps 26 Ayat 2) Pemerintah (RKP) (Ps. 26 Ayat 1) Daerah (RKPD) (Ps. 26 Ayat 2) Rencana Kerja Kementerian / Lembaga (Renja KL) Peraturan Pimpinan KL (Ps 21 Ayat 1)
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD)
Peraturan Pimpinan SKPD
( Ps 21 Ayat 3)
(Renja KL) (Ps. 21 Ayat 1) SKPD) ( Ps. 21 Ayat 3)
Alur
Perencanaan
dan
Penganggaran
Alur
Perencanaan
dan
Penganggaran
R t PedomanR j Pedoman Ri i
20 Tahunan 5 Tahunan Tahunan
Renstra KL
Renja
-KL RKA-KL Rincian APBN
Pedoman Pedoman Pedoman Diacu Pemeri n Pusat RKP RPJM Nasional RPJP
Nasional RAPBN APBN
Pedoman Dijabarkan Pedoman
ntah RPJM Daerah RPJP Daerah RKP
Daerah RAPBD APBD
Diacu Pedoman Pedoman Diperhatikan Dijabar kan
Diserasikan melalui Musrenbang
Pe
D
Renstra Renja - Pedoman RKA - Rincian
Pedoman Pedoman Diacu emerinta h aerah SKPD j SKPD SKPD APBD UU SPPN h UU KN UU SPPN UU KN
Isi RPJP
Isi RPJP
Isi
RPJP
Isi
RPJP
NASIONAL DAERAH
Penjabaran Tujuan Mengacu pada RPJP
Penjabaran Tujuan
Nasional ke dalam: • Visi dan Penjabarannya;
Mengacu pada RPJP
Nasional dan memuat: • Visi dan Penjabarannya; j y ;
• Misi;
• Arah Pembangunan Nasional
j y ;
• Misi;
• Arah Pembangunan Daerah
• Kewilayahan • Sarana – Prasarana • Bidang Kehidupan • Kewilayahan • Sarana Prasarana • Urusan Wajib
Bidang Kehidupan Urusan Wajib
• Urusan Pilihan
www.dadangsolihin.com 53
Mekanisme
Penyusunan
RPJP
Nasional
Mekanisme
Penyusunan
RPJP
Nasional
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional
<Satu Tahun Sebelum Berakhir RPJP yang Berlaku>
DPR Ditetapkan Dengan Undang-Undang Presiden Diajukan sebagai RUU RPJP Inisiatif Pemerintah n
teri PPN Evaluasi Pemikiran
Rancangan Awal RPJP Musrenbang Jangka Panjang Rancangan Akhir RPJP Nas RPJP Nasional Dihimpun dan Dikaji Me n e
nggara gara RPJP( 1)Evaluasi
RPJP(-1) Pemikiran Visioner Visioner Aspirasi Pemangku Kepentingan Acuan bagi RPJP D h Penyel e Ne g k at
RPJP(-1) Visioner Kepentingan RPJP Daerah
www.dadangsolihin.com 54 Mas y ara k Evaluasi RPJP(-1) Pemikiran Visioner Aspirasi Pemangku Kepentingan
Langkah Penyusunan RPJPD
Langkah Penyusunan RPJPD
Langkah
Penyusunan
RPJPD
Langkah
Penyusunan
RPJPD
Visi, misi, dan arah
pembangunan Daerah Mengacu pada RPJP
Nasional.
Rancangan Musrenbang PenyusunanRancangan
Penetapan Rancangan RPJPD RPJPD Rancangan Akhir RPJPD menjadi Perda Proses Teknokratik l h d Bahan Rancangan RPJP
l b k Oleh Bappeda Oleh DPRD
oleh Bappeda Melibatkan
Masyarakat
Oleh Bappeda Oleh DPRD
Isi RPJM
Isi RPJM
Isi
RPJM
Isi
RPJM
RPJM NASIONAL RPJM DAERAH
Penjabaran isi misi program Kepala
Penjabaran visi, misi, program
Presiden;
Berpedoman pada RPJP Nasional
Penjabaran visi, misi, program Kepala
Daerah;
Berpedoman pada RPJP Daerah dan
memperhatikan RPJM Nasional memperhatikan RPJM Nasional
1. Strategi Pembangunan Nasional 2. Kebijakan Umum
3 K k Ek i M k
1. Strategi Pembangunan Daerah 2. Kebijakan Umum
3 A h K bij k K D h 3. Kerangka Ekonomi Makro
4. Program – program
Kementerian,
Lintas kementerian
3. Arah Kebijakan Keuangan Daerah 4. Program –program SKPD, Lintas SKPD Lintas kementerian, Kewilayahan, dan Lintas kewilayahan
yang memuat kegiatan pokok
Lintas SKPD,
Kewilayahan,
Lintas kewilayahan
yang memuat kegiatan pokok yang memuat kegiatan pokok
dalam:
• Kerangka Regulasi • Kerangka Anggaran
yang memuat kegiatan pokok dalam:
• Kerangka Regulasi • Kerangka Anggaran
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional
Presiden Dilantik 2 bulan 3 bulan
Presiden Sidang Kabinet Ditetapkan dengan Peraturan Presiden Sidang Kabinet e rian RPJP Nasional
Rancangan Rancangan MusrenbangJangka
Rancangan Akhir RPJM Presiden RPJM Kement e PPN Perencanaan Teknokratik Awal RPJM Nasional Jangka Menengah Nasional
RPJM Nasional Akhir RPJMNasional Nasional
m enterian / embaga Data Keuangan Moneter, Statistik, dan Data Sektoral Renstra - KL Penyesuaian Rancangan Renstra - KL Ke m Le t Data Sektoral Aspirasi M k t Masyaraka t Visi, Misi, Program CaPres Pemangku Kepentingan Pembangunan Masyarakat yg Teramati
Pemilu Visi, Misi, Program Presiden Terpilih
57 www.dadangsolihin.com
Langkah
Penyusunan
RPJMD
Visi, Misi, ProgramKepala Daerah Terpilih
(1) Indikator Bappeda menyusun Rancangan Awal RPJMD SKPD Menyusun Renstra SKPD Program SKPD (2) (3) Bappeda menyelenggarakan
a) Visi,Misi Kepala Daerah b) Strategi Pembangunan Daerah c) Kebijakan Umum
d) Kerangka Ekonomi Daerah (4) pp y gg MUSRENBANG RPJMD ) g e) Program SKPD Penetapan RPJMD Bappeda menyusun Rancangan Akhir RPJMD
a) Visi, Misi Kepala Daerah
(5) (7) Digunakan sebagai pedoman penyusunan Rancangan RKPD ) p
b) Strategi Pembangunan Daerah c) Kebijakan Umum
d) Kerangka Ekonomi Daerah e) Program SKPD (6) ( ) ) g 58 www.dadangsolihin.com
Isi Renstra
Isi Renstra KL & Renstra
KL & Renstra SKPD
SKPD
Isi
Renstra
Isi
Renstra
‐‐
KL
KL
&
&
Renstra
Renstra
‐‐
SKPD
SKPD
Renstra-KL
Berpedoman pada RPJM Renstra-SKPD Berpedoman pada RPJM Berpedoman pada RPJM Nasional p p Daerah Isi: Isi: 1. Visi-Misi2. Tujuan, Strategi, dan Kebijakan
1. Visi-Misi
2. Tujuan, Strategi, dan Kebijakan Kebijakan 3. Program-program 4. Kegiatan Indikatif Kebijakan 3. Program-program 4. Kegiatan Indikatif g g
Isi RKP/D
Isi RKP/D
Isi
RKP/D
Isi
RKP/D
RKP P j b RPJM N i l RKP Daerah P j b RPJM D h Penjabaran RPJM Nasional Penjabaran RPJM Daerah;
Mengacu pada RKP
1. Prioritas Pembangunan 1. Prioritas Pembangunan Daerah Nasional
2. Rancangan Kerangka Ekonomi Makro
2. Rancangan Kerangka Ekonomi Makro Daerah
3. Arah Kebijakan Keuangan Daerah 3. Arah Kebijakan Fiskal
4. Program – program Kementerian, Li t k t i 4. Program –program SKPD, Lintas SKPD, K il h Lintas kementerian, Kewilayahan, dan Lintas kewilayahan yang memuat kegiatan
Kewilayahan,
Lintas kewilayahan
yang memuat kegiatan dalam:
• Kerangka Regulasi
yang memuat kegiatan dalam: • Kerangka Regulasi • Kerangka Anggaran • Kerangka Regulasi • Kerangka Anggaran • Kerangka Anggaran
Isi Renja
Isi Renja KL & Renja
KL & Renja SKPD
SKPD
Isi
Renja
Isi
Renja
‐‐
KL
KL
&
&
Renja
Renja
‐‐
SKPD
SKPD
Renja-KL
Penjabaran Renstra KL
Renja-SKPD
Penjabaran Renstra RKPD
Penjabaran Renstra KL Penjabaran Renstra RKPD
Isi:
1 Kebijakan KL
Isi:
1 Kebijakan SKPD 1. Kebijakan KL
2. Program dan Kegiatan Pembangunan
1. Kebijakan SKPD 2. Program dan Kegiatan
Pembangunan g Dilaksanakan Pemerintah Mendorong Partisipasi M k t g Dilaksanakan Pemerintah Mendorong Partisipasi M k t Masyarakat Masyarakat www.dadangsolihin.com 61
Mekanisme Penyusunan RKP
Mekanisme Penyusunan RKP
62 www.dadangsolihin.comLangkah
Penyusunan
RKPD
Langkah
Penyusunan
RKPD
(8) Bappeda menyusun Rancangan Awal RKPDa) Prioritas Pembangunan Daerah
SKPD Menyusun Renja SKPD Program SKPD (8) (9) (10) b) Kebijakan Umum
c) Kerangka Ekonomi Daerah Æ Pagu Indikatif d) Program SKPD MUSRENBANG Desa/Kelurahan/Kecamatan d) Program SKPD MUSRENBANG Kab/Kota a Sinkronisasi Program SKPD Maret (11.a) (11.b) Rancangan Akhir RKPD a) Prioritas Pembangunan b) Kebijakan Umum c) Kerangka Ekonomi Daerah
a. Sinkronisasi Program SKPD b. Harmonisasi Dekon dan TP
MUSRENBANG Prov Sbg April
(12) c) Kerangka Ekonomi Daerah
d) Program SKPD
g Wakil Pemerintah Pusat
a. Harmonisasi Dekon dan TP
Mei (13)
(15)
Penetapan RKPD
Sebagai pedoman penyusunan Rancangan APBD (4) Bappenas menyelenggarakan MUSRENBANGNAS a. Sinkronisasi Program KL/SKPD April Mei (14)
b. Harmonisasi Dekon dan TP
Pengendalian dan Evaluasi (1)
Pengendalian
dan
Evaluasi
(1)
Pengendalianpelaksanaan rencana pembangunan dilakukan
oleh masing‐masing pimpinan kementerian/lembaga/satuan
kerja perangkat daerah kerja perangkat daerah.
Menteri/Kepala Bappeda menghimpun dan menganalisis hasil
pemantauanpelaksanaan rencana pembangunan dari
pemantauanpelaksanaan rencana pembangunan dari
masing‐masing pimpinan kementerian/lembaga/satuan kerja
Pengendalian dan Evaluasi (2)
Pengendalian
dan
Evaluasi
(2)
Pi i k i /l b /K l SKPD l k k
Pimpinan kementerian/lembaga/Kepala SKPD melakukan
evaluasi kinerjapelaksanaan rencana pembangunan
kementerian/lembaga/SKPD/ g / periodep sebelumnya.y
Menteri/Kepala Bappeda menyusun evaluasi rencana
pembangunan berdasarkan hasil evaluasi pimpinan
k i /l b /SKPD
kementerian/lembaga/SKPD.
Hasil evaluasi menjadi bahan bagi penyusunan rencana
pembangunan nasional/daerah untuk periode berikutnya pembangunan nasional/daerah untuk periode berikutnya.
www.dadangsolihin.com 65
TERIMA
KASIH
TERIMA
KASIH
Dadang Solihin currently is Director for Regional Development
Dadang Solihin’s Profile Dadang Solihin’s Profile
Dadang Solihin currently is Director for Regional Development
Performance Evaluation at Indonesian National Development
Planning Agency (Bappenas). He holds MA degree in Economics from
University of Colorado, USA. His previous post is Director for System
Beside working as Assistant Professor at Graduate School of Asia‐Pacific Studies,
y , p p y
and Reporting of Development Performance Evaluation at Bappenas.
g ,
Waseda University, Tokyo, Japan, he also active as Associate Professor at University
of Darma Persada, Jakarta, Indonesia.
He got various training around the globe, included Shanghai International ProgramHe got various training around the globe, included Shanghai International Program
for Development Evaluation Training (2008), Public Officials Capacity Building
Training Program for Government Innovation, Seoul –Korea (2007), Advanced
International Trainingg Programmeg of Information Technologygy Management,g , at
Karlstad City, Sweden (2005). the Training Seminar on Land Use and Management,
Taiwan (2004). Developing Multimedia Applications for Managers, Kuala Lumpur,
Malaysia (2003). Applied Policy Development Training, Vancouver, Canada (2002).
Local Government Administration Training Course, Hiroshima, Japan (2001). and
Regional Development and Planning Training Course, Sapporo, Japan (1999). He