OLEH :
OLEH :
Dr.H. DJARIZAL, Sp.M, MPH
Dr.H. DJARIZAL, Sp.M, MPH
Bagian Ilmu Penyakit Mata RSRM/ FK UNJA
Bagian Ilmu Penyakit Mata RSRM/ FK UNJA
Di
DEFINISI (
DEFINISI (
Von Graefe abad 19 )Von Graefe abad 19 )Glaukoma merupakan kumpulan beberapa
Glaukoma merupakan kumpulan beberapa
penyakit dengan tanda utama
penyakit dengan tanda utama
tekanan
tekanan
intra okuler yang tinggi
intra okuler yang tinggi
dengan segala
dengan segala
akibatnya yaitu
akibatnya yaitu
penggaungan dan atrofi
penggaungan dan atrofi
saraf optik
saraf optik
serta
serta
defek lapang pandangan
defek lapang pandangan
yang khas
GLAUKOMA
GLAUKOMA
Glaukoma penyebab kebutaan yang
Glaukoma penyebab kebutaan yang
ireversibel.
ireversibel.
Di
Di dunia:
dunia: 5
5 juta
juta kasus
kasus kebutaa
kebutaan
n
disebabkan oleh glaukoma
disebabkan oleh glaukoma
Survei kebutaan dan penyakit mata
Survei kebutaan dan penyakit mata
di
di Indonesia
Indonesia (1995-1997):
(1995-1997): angka
angka
kebutaa
kebutaan 1,47%
n 1,47% jumlah penduduk,
jumlah penduduk,
glaukoma
TIO
TIO
KETIDAKSEIMBANGANKETIDAKSEIMBANGAN PRODUKSI & SEKRESI PRODUKSI & SEKRESIHUMOR AKUOS HUMOR AKUOS
PENEKANAN SERABUT SARAF OPTIK PENEKANAN SERABUT SARAF OPTIK
ALIRAN DARAH ALIRAN DARAH
ISKEMIK ISKEMIK
KEMATIAN SERABUT SARAF KEMATIAN SERABUT SARAF
GANGGUAN PENGLIHATAN & LAPANG PANDANG GANGGUAN PENGLIHATAN & LAPANG PANDANG
Patogenesis
Teori iskemik
gangguan pembuluh
darah kapiler akson nervus optikus,
memainkan peranan penting pada
patogenesis kerusakan akibat
glaukoma. Mekanime yang terjadi :
Hilangnya pembuluh darah
Perubahan aliran darah kapiler Perubahan yang mempengaruhi
penghantaran nutrisi ataupun pembuangan produk metabolit dari akson
Kegagalan pengaturan aliran darah
Penghantaran substansi vasoaktif yang
bersifat merusak ke dalam pembuluh darah saraf optikus.
Patogenesis
Teori mekanik langsung
menjelaskan
bahwa peningkatan tekanan intraokuler
yang bersifat kronik merusak saraf retina
secara langsung pada saat saraf tersebut
melewati lamina kribosa. Kenaikan
tekanan intraokuler memicu kolapsnya
serta perubahan pada lempeng laminar
serta perubahan susunan kanal aksonal,
serta menyebabkan penekanan secara
langsung pada serat saraf dan juga
menyebabkan gangguan aliran darah
serta penurunan hantaran nutrien kepada
akson pada papil saraf optikus.
Aliran akueus humor
Volumenya berkisar 250 µL
Kecepatan pembentukannya memiliki variasi
diurnal sekitar 1,5-2 µL/menit
Falling type : puncak terdapat pada waktu bangun tidur
Rising type : puncaknya terdapat pada malam hari Double variations : puncaknya terdapat pada jam 9
pagi dan malam hari
Flat type : sepanjang hari sama
Diproduksi oleh badan siliar
Kamera posterior pupil kamera anterior Ada dua cara pengeluaran akueus, melalui
ROUTE CAIRAN AQUOS HUMOR
Anatomi
a.Uveal meshwork
b.Corneoscleral
meshwork
c.Schwalbe line
d.Schlemm canal
e.Collector
channels
f.Longitudinal
muscle of ciliary
body
g.Scleral spur
Dikutip dari: Kansky Clinical Ophtalmology
FAAL AKUOS HUMOR
AKUOS HUMOR MELALUI PUPIL
BILIK MATA DEPAN JARINGAN TRABEKULUM
KANALIS SCHLEM SUB KONJUNGTIVA
Tonometri
Untuk mengukur tekanan intraokular.
Jenis tonometer:
tonometer aplanasi (mis.tonometer aplanasi
Goldmann)
tonometer Schiotz
tonometer non-contact (air-puff)
TIO normal: 10-21 mmHg.
Pada glaukoma akut TIO 40-80 mmHg
Hasil
sekali
pemeriksaan
tidak
menyingkirkan kemungkinan glaukoma
KLASIFIKASI MENURUT
SUGAR :
I.GLAUKOMA PRIMER
a. dewasa
=
Glaukoma simpleks ( khronis, sudut terbuka )=
Glaukoma akut b. Kongenital/yuvenil.Klasifikasi (1)
Berdasarkan etiologi: Glaukoma primer Sudut terbuka Primer (kronik, simpel kronik) Bertekanan normal (rendah) Sudut tertutup Akut Subakut Kronik Plateau iris Glaukoma kongenital Primer Berhub dg kelperkemb mata lain
Berhub dg kel
perkemb
Klasifikasi (2)
Glaukoma
sekunder
Pigmentary glaucoma Exfoliation syndrome Akibat perubahan lensa (fakogenik) Akibat perubahan uveal tract Iridocorneoendothelial ( ICE) syndrome
Trauma Postoperatif Glaukoma neovaskuler Peningkatan tekanan vena episklera Steroid-induced
Glaukoma absolut
Klasifikasi (3)
Berdasarkan
mekanisme
peningkatan TIO
Glaukoma sudut
terbuka
Membran pretrabekular Kelainan trabekular Kelainan posttrabekular Glaukoma sudut
tertutup
Pupillary block (iris bombé) Perubahan letak lensa anterior Sudut sempit Sinekia anterior perifer
Pendahuluan (1)
Glaukoma sudut tertutup akut
kegawatdaruratan oftalmologi,
keterlambatan terapi berakibat kehilangan
penglihatan permanen
Definisi
Glaukoma sudut tertutup primer
kondisi
dimana
peningkatan
TIO
terjadi
akibat
obstruksi aliran aqueous karena penutupan
sebagian atau seluruh sudut mata oleh iris
bagian perifer.
Glaukoma sudut tertutup akut
disebabkan
Faktor Risiko
1.
Usia
rata-rata
±
60 th, prevalensi
↑sesudahnya
2.
Jenis kelamin
♀:
♂
= 4 : 1
3.Ras:
Kulit putih: 6% dari semua glaukoma
hampir 1 diantara 1000 orang
di
atas usia 40 tahun.
4.
Riwayat keluarga
keluarga derajat pertama memiliki risiko
tinggi
Predisposisi Anatomi
Predisposisi Anatomi
•• Shallow anteriorShallow anterior
•• Convex iris-lensConvex iris-lens diaphragm
diaphragm
•• Narrow entrance toNarrow entrance to chamber angle
chamber angle
Dikutip dari: Kansky Clinical Ophtalmo Dikutip dari: Kansky Clinical Ophtalmologylogy
Patofisiologi (1)
Patofisiologi (1)
Kontak antara iris & lensa
Kontak antara iris & lensa (pupillary block)(pupillary block)
Blokade aliran aqueous humor Blokade aliran aqueous humor
IIrriis s ttiippiis s & & lleennttuurr tteek k bbiilliik k mmaatta a bbeellaakkaanngg ↑↑ Iris melekuk ke depan,t’ut bag perifer (
Iris melekuk ke depan,t’ut bag perifer (iris bombé)iris bombé) Menutup sudut sempit
Menutup sudut sempit Gangguan drainase aqueous Gangguan drainase aqueous
TIO TIO ↑↑
Pupil Block
Pupil Block
Increase in Increase in physiological physiological pupil block pupil block•• Dilatation of pupil renders peripheralDilatation of pupil renders peripheral
iris more flaccid iris more flaccid
•• Increased pressurIncreased pressure in e in posteriorposterior
chamber causes iris bombe chamber causes iris bombe
•• Angle obstructed by peripheral irisAngle obstructed by peripheral iris
and rise in IOP and rise in IOP
Patofisiologi (2)
Patofisiologi (2)
Plateau iris
Plateau iris
insersi iris di anterior
insersi iris di anterior
sumbatan jaringan trabekula
sumbatan jaringan trabekula
TIO
TIO
↑
↑
Pembengkakan lensa (pd katarak)
Pembengkakan lensa (pd katarak)
bilik mata depan jd sempit
bilik mata depan jd sempit
T
Tekanan
ekanan dr belak
dr belakang len
ang lensa
sa
mendorong lensa & iris
mendorong lensa & iris ke depan
ke depan
ciliary block
ciliary block
Patofisiologi (3)
Pencetus
Dilatasi pupil
keadaan gelap
situasi stres
Obat-obatan
Otot menebal, sudut iridokorneal
menyempit
Sudut bilik mata tertutup TIO ↑
Patofisiologi (4)
Aqueous humor terperangkap
Nyeri, pandangan kabur, mual Kerusakan n.optikus Melihat halo Udem kornea
Diagnosis (1)
Anamnesis
:
Biasanya orang tua, hiperopia, riwayat
glaukoma
(-).
Gejala
muncul
secara
dramatis.
Nyeri periorbital dan gangguan penglihatan
Penglihatan kabur, fenomena “melihat halo di
sekitar objek”
Faktor pencetus : penerangan redup,
obat-obatan antikolinergik, simpatomimetik
Kebanyakan pasien : gejala ekstraokular dan
sistemik merupakan keluhan utama (nyeri kepala, muntah, nyeri perut)
Diagnosis (2)
Pemeriksaaan fisis:
Tajam penglihatan lambaian tangan
Pem mata luar injeksi kornea, sklera, siliar,
kornea udem
Lapang pandang
Funduskopi (n.optikus membengkak) Pupil (midilatasi nonreaktif)
Gerak bola mata sulit
TIO (bisa mencapai > 60 mmHg), bola mata
Diagnosis (3)
Slit lamp:
Kedalaman bilik mata depan bagian perifer dan sentral
Inflamasi di bilik mata depan serangan yang baru Edema kornea
Atrofi iris, terutama sector types, sinekia posterior, pupil middilatasi serangan yang baru terjadi
Tanda-tanda serangan akut sebelumnya (sinekia
anterior perifer, atrofi iris segmental, glukomflecken, sinekia posterior, disfungsi pupil, pupil ireguler)
Diagnosis (4)
Dikutip dari: Kansky Clinical Ophtalmology
• Severe corneal oedema • Complete angle closure
(Shaffer grade 0)
• Ciliary injection
• Shallow anterior
Tonometri
Untuk mengukur tekanan intraokular.
Jenis tonometer:
tonometer aplanasi (mis.tonometer aplanasi
Goldmann)
tonometer Schiotz
tonometer non-contact (air-puff)
TIO normal: 10-21 mmHg.
Pada glaukoma akut TIO 40-80 mmHg
Hasil
sekali
pemeriksaan
tidak
menyingkirkan kemungkinan glaukoma
Oftalmoskopi
Kelainan papil saraf optik: rasio
cekungan-diskus > 0,5 atau adanya
asimetri bermakna antara kedua
mata, cekungan
bean-pot
, dan
tanda
Hoyt (atrofi lapisan serat
saraf)
Kelainan serabut retina, serat yang
pucat atau atrofi akan berwarna
hijau
Tanda lainnya seperti perdarahan
Gonioskopi
Mengevaluasi anatomi sudut mata,
appositional closure, adanya sinekia anterior perifer.
Konfigurasi sudut: bentuk kornea,
pembesaran lensa Menentukan apakah
sudut terbuka, sempit, tertutup dan untuk
menyingkirkan kondisi lain yang dapat
menyebabkan peningkatan TIO Schawlbe line trabeculum Schlemm canal Scleral spur Iris processes
Derajat Besar Sudut
0 tidak terlihat struktur sudut dan terdapat kontak kornea dengan iris
sudut tertutup
1 tidak terlihat ½ bagian
trabekulum sebelah belakang dan garis Schwalbe terlihat sudut
sangat sempit
2 sebagian kanal Schlemm terlihat
sudut sempit sedang. Mempunyai
kemampuan untuk jadi tertutup
3 sebagian kanal Schlemm masih terlihat termasuk skleral spur
sudut terbuka sedang, tidak akan terjadi sudut tertutup
4 badan siliar terlihat sudut terbuka 1 3 4 2 0 1 3 4 2 0
Lapang Pandang (1)
Gangguan lap pandang terutama mengenai
30
0lap pandang bagian tengah.
Dini: semakin nyatanya bintik buta
meluas ke daerah Bjerrum lapangan
pandang, di 15 derajat dari fiksasi
skotoma Bjerrum
skotoma arkuata.
Daerah pengecilan yang lebih parah di dalam
daerah Bjerrum
skotoma Seidel.
Skotoma arkuata ganda, di atas dan di
bawah meridian horizontal, sering disertai
oleh
nasal step
(Roenne) karena perbedaan
kedua defek arkuata
Lapang Pandang (2)
Cara:
layar singgung
perimeter Goldmann
Friedmann field analyzer
perimeter
otomatis
Perimeter
Humphrey
Perubahan lapangan pandang awal
perimetri biru-kuning (
short-wavelength
automated
perimetry
),
frequency-doubling
perimetry
,
dan
high-pass
resolutekanan intraokularn perimetry
Diagnosis Banding
1.
Glaukoma sudut tertutup
sekunder
Penyulit dan Sekuele
1. Sinekia anterior, menyebabkan
sumbatan
ireversibel
sudut
bilik
mata depan.
2. Kerusakan saraf optik sehingga
tajam penglihatan akan tetap rusak.
Penatalaksanaan (1)
Pengobatan medis:
Miotics
/
cholinergic agonists
pengeluaran
aqueous humor ↑
kontraksi otot siliaris dan pengketatan
jalinan trabekular
sfingter pupil
miosis.
Efek merugikan : rasa sakit, menginduksi
miopia, dan menurunkan penglihatan
terhadap cahaya redup.
Contohnya pilokarpin, karbakol,
Penatalaksanaan (2)
Epinephrines / adrenergic agonists
pengeluaran aqueous humor ↑
Contohnya adrenalin, dipivefrin, brimonidine,
dan apraklonidine
Beta-Blockers / β-adrenergic antagonists
produksi aqueous humor ↓
Efek yang merugikan akibat absorpsi sistemik
: cardiac output ↓ , konstriksi bronkus,
bradikardi, blok jantung, dan hipotensi. Pada pemberian bentuk tetes mata dapat
menyebabkan oklusi punctal
Contohnya timolol maleate, levobunolol,
Penatalaksanaan (3)
Carbonic Anhydrase Inhibitors
sekresi
aqueous humor ↓
menghambat anhidrase karbonat di badan
siliaris
Topikal (dorzolamid or brinzolamid):
kurang efektif dan durasi kerja lebih
pendek
Efek samping bentuk topikal: keratitis
pungtata, asidosis, parestesia, mual, dan
malaise
Bentuk oral (asetazolamid), cukup efektif
menurunkan tekanan, tetapi memiliki efek
samping sistemik seperti malaise,
Penatalaksanaan (4)
Alpha-adrenergic agonists produksi dan resistensi aliran aqueous humor ↓ Efek yang merugikan : mulut kering dan alergi Topikal (brimonidin dan apraklonidin) : mencegah
peningkatan TIO kembali setelah prosedur laser intraokular
Prostaglandin Analogs
pengeluaran aqueous humor ↑
melalui jalur drainase sekunder (jalur
uveoskleral)
induksi metalloproteinase dalam badan siliaris
memecahkan matrik ekstraselular resistensi
aliran melalui badan siliaris ↓
Penatalaksanaan (5)
Hyperosmotic agents
gliserol, isosorbid, dan manitol
menurunkan TIO yang sangat tinggi
Penatalaksanaan (6)
Laser dan bedah:
Iridotomi laser
Indikasi:
blok pupil
mencegah blok pupil pada mata kontralateral.
membentuk hubungan permanen antara bilik
mata depan dan bilik mata belakang
kekambuhan iris bombe dapat dicegah.
KI:
rubeosis iridis
Penatalaksanaan (7)
Komplikasi:
kerusakan kornea atau lensa, ablasio retina,
perdarahan, gejala visual.
Laser: neodymium: ytrium-aluminium-garnet
(Nd:YAG).
Sebelumnya: persiapan dengan
membersihkan kornea menggunakan agen
osmotik, pupil dalam keadaan kontriksi, dan
TIO diturunkan untuk mencegah kerusakan
akut saraf optik
Penatalaksanaan (8)
Gonioplasti laser / iridoplasti perifer
untuk memperdalam sudut pada glaukoma
sudut tertutup akibat
plateu iris
KI = iridektomi.
Iridektomi bedah
Pasien yang tidak bisa diterapi dengan
iridotomi laser (kornea yang keruh, bilik
mata depan yang
flat
, dan pasien yang tidak
mampu)
Urutan Tatalaksana (1)
Menurunkan TIO:
Asetazolamid IV / oral
obat hiperosmotik & penghambat beta topikal,
kmd pilokarpin 4% (1 tetes/15’ slm 1-2 jam)
Steroid topikal dosis tinggi menurunkan
kerusakan iris & jalinan trabekular
TIO terkontrol
iridotomi laser
Tidak berhasil
iridektomi
TIO tidak terkontrol
sklerostomi laser /
trabekulektomi darurat
Urutan Tatalaksana (2)
TIO tdk dpt dikontrol sec medis
sklerostomi laser holmium /
trabekulektomi darurat
Manitol IV preop u/ menurunkan
Komplikasi
Glaukoma yang tidak diobati akan
menyebabkan kebutaan yang
ireversibel
Prognosis
Glaukoma sudut tertutup akut
primer mempunyai prognosis yang
cukup baik jika dapat dideteksi dan
ditatalaksana secara dini
TERMINOLOGI
GLAUKOMA KRONIK
GLAUKOMA SUDUT TERBUKA
PRIMER
GLAUKOMA SUDUT TERBUKA
KRONIK
GLAUKOMA SIMPLEKS
GLAUKOMA SUDUT TERBUKA
Epidemiologi
90% dari semua glaukoma
berusia 40 tahun atau lebih
(0,4-0,7%)
2-3% orang berusia lebih dari 70
tahun
diturunkan pada 50% penderita
penyakit ini 3 kali lebih sering pada
Patogenesis
Mekanisme peningkatan tekanan
intraokular terbanyak adalah akibat
gangguan aliran keluar humor
akueus akibat kelainan sistem
drainase sudut kamera anterior.
Peningkatan tekanan intraokular
juga dapat disebabkan adanya
peningkatan produksi humor akueus
oleh badan siliar.
Patogenesis
Pada glaukoma ini, sudut bilik mata depannya
terbuka, hambatan aliran humor akueus mungkin terdapat pada trabekulum, kanal schlemn dan
pleksus vena di daerah intrasklera.
Pada pemeriksaan patologi anatomi didapatkan
proses degenerasi dari trabekulum dan kanal schlemn.
Terlihat penebalan dan sklerosis dari serat
trabekulum, vakuol dalam endotel, dan endotel yang hiperseluler, yang menutupi trabekulum dan kanal schlemn.
Agaknya proses penuaan memegang peranan
dalam proses sklerose ini, yang dipercepat bila mata tersebut mempunyai bakat glaukoma.
GLAUKOMA KRONIK
Glaukoma ini dianggap penting. Sulit membuat diagnosa dini.
Gejala klinik tenang jarang diserat sakit Kalaupun ada sakit hilang timbul
Tak memberi keluhan.
Menimbulkan banyak korban.
Sering keluhan terasa ketika stadium sudah lanjut
BILA PENDERITA UMUR DIATAS 40 TAHUN MENGELUH MELIHAT ADA PELANGIDISEKITAR LAMPU SEBAIKNYA DILAKUKAN PEMERIKSAAN TONOMETRI
GLAUKOMA KRONIK
Sudut bilik mata depan terbuka.
Hambatan pada trabekulum, kanal Schlem,
pleksus vena di intra sjleralSering keluhan terasa ketika stadium sudah lanjut
Datang dengan lapang pandang sangat
menyempit ( TUNNEL VISION )
Prevalensi hampir 90 % dari semua glaukoma Diduga 50 % penyakit ini diturunkan
TANDA KLASIK a GEJALA KLINIK
Bilateral Herediter .
Tekanan Intra Okuler Meninggi . Sudut COA yang terbuka
Bola Mata yang tenang
Lapang Pandangan yang mengecil dengan
macam-macam skotoma yang khas.
Penggaungan dan atropi saraf optik yang spesifik. Perjalanannya yang lambat progresif
DIAGNOSTIK
DENGAN PEMERIKSAAN
KETAJAMAN PENGLIHATAN
TONOMETRI
LAPANG PANDANGAN
OFTALMOSKOPI
GONIOSKOPI.
TES PROVOKASI
TONOGRAFI
DIAGNOSTIK
1.
PEMERIKSAAN KETAJAMAN
PENGLIHATAN:
- bukan cara khusus
- visus 5/5 belum tentu glaukoma.
- kerusakan saraf dari tepi
- penglihatan senteral tetap baik
- penederita seolah melihat melalui
DIAGNOSTIK
2. TONOMETRI
- CARA DIGITAL
- CARA MEKANIS.. SCHIOTZ
- CARA APLANASI GOLDMAN
DIAGNOSTIK
3. PEMERIKSAAN LAPANG PANDANGAN
- AWAL PEMBESARAN BLIND SPOT - SEIDEL SIGN
- BYERRUM SKOTOMA - ARKUATA SKOTOMA
DIAGNOSTIK
4. OFTALMOSKOP
Yang harus diperhatikan adalah PAPIL..
Yang mengalami perubahan panggaungan
dan degenerasi saraf optik akibat
peninggian TIO
Bila penggaungan lebih 0,3 diameter papil
terutama bila diameter vertikal lebih
Usaha Pengobatan dini
Pemeriksaan rutine Tonometri pada usia 40
tahun.
Penderita Diabetes
Pengobatan kortikosteroid dalam waktu lama. Riwayat keluarga menderita Glaukoma.
TERAPI
I.
MEDIKAMENTOUSAII.OPERASI PADA KASUS TERTENTU: - TIO TAK TERKONTROL
DENGAN TERAPI MAKSIMAL
-
INTOLERASI DENGAN OBAT ANTI GLUKOMA- PROGRESIFITAS PENYAKIT ( LP EKSKAVASI MEMBURUK )
- TAK DISIPLIN DENGAN OBAT-OBAT.
MEDIKAMENTOSA :
- MIOTIKUM : PILOKARPIN 2 %
- SIMPATOMIMETIK : EPINEFRIN 0,5
–
2%
- BETA BLOCKER : TIMOLOL MALEAT
025
–
0,5 %
- KARBONIK ANHIDRASE :
TINDAKAN OPERASI
TRABEKULEKTOMI
IRIDENKLESIS
TREPANASI
SIKLODIALISE
SKELOROTOMI
GLAUKOMA SEKUNDER
GLAUKOMA SEKUNDER LEBIH JARANG
DITEMUKAN DIBANDINGKAN GLAUKOMA
PRIMER
GEJALA DAN TANDA TERGANTUNG PADA
LAJU PENINGKATAN TEKANAN INTRA
OKULER
TERAPI SANGAT TERGANTUNG PADA
PENYAKIT PRIMER
PADA GLAUKOMA SEKUNDER PENTING
UNTUK MENGATASI SEMUA PENYAKIT
DASAR
GLAUKOMA KONGENITAL
GLAUKOMA KONGENITAL TERDIRI
DARI BERBAGAI PENYAKIT
DAPAT TIMBUL SAAT LAHIR ATAU
GEJALA KLINIK
MATA BERAIR BERLEBIHAN
PENINGKATAN DIAMETER KORNEA (
BUFTALMOS )
KORNEA BERAWAN KARENA EDEMA
PAPIL