• Tidak ada hasil yang ditemukan

Celah Gerak Bergerak. Abstrak. Abstract. 1. Pendahuluan. Kata Kunci : instalasi, intermedia, interpretasi, seni video, tebak gerak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Celah Gerak Bergerak. Abstrak. Abstract. 1. Pendahuluan. Kata Kunci : instalasi, intermedia, interpretasi, seni video, tebak gerak"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa

Celah Gerak Bergerak

Tatjana Dabita Aryo Putri

Dr. Agung Hujatnika S.Sn, M. Sn

Program Studi Sarjana Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB

Email:

tatjanadabita@gmail.com

Kata Kunci : instalasi, intermedia, interpretasi, seni video, tebak gerak

Abstrak

Teknologi semakin maju, berbagai referensi visual semakin banyak diterima masyarakat dari berbagai sumber. Referensi visual yang berlimpah diduga akan menghasilkan interpretasi visual yang turut beragam, namun yang terjadi justru sebaliknya: terasa semakin seragam. Penulis tergelitik untuk membedah proses interpretasi tersebut dan menampilkannya kembali secara eksperimental dengan mentranlasikannya ke dalam seni tari dan mengikutsertakan penari sebagai partisipan. Penulis menyadari penari tepat dalam menyampaikan simulasi interpretasi ini karena mampu menyampaikan pesan dengan gerak tubuh beragam namun tetap manampakan persona diri. Karya ini dihadirkan melalui instalasi video art dengan mengadaptasi metode permainan tebak gerak, menghadirkan benda terkaan, dan menunjukkan hubungan antara benda dan penari melalui performace oleh penulis

Abstract

Technology developing, the number of various visual references received by society from various sources increases. Abundant of visual references expected to generate a diverse visual interpretation, but what happens is the opposite: feels more uniformity. The author triggered to review the interpretation process itself and present it back experimentally through translating it into the art of dancing and includes dancers as participants. The author realizes dancers are the most appropriate in delivering this interpretation simulation because their ability to deliver message through omnifarious body movements however still manage to show out their persona. This work presented in video art installation by adapting the method of the game charades, installing guessed objects, and showing the relation between the objects and dancers through performance by the author.

1.

Pendahuluan

Majunya bidang teknologi yang begitu pesat, membuka semakin banyak cara bagi masyarakat untuk mendapatkan berbagai jenis informasi. Informasi dalam bentuk teks, rekam suara, gambar, maupun gambar bergerak kini dengan mudah diunggah dan diunduh oleh siapa saja ke dalam dunia maya dengan diiringi semakin bertambahnya pula media sosial yang memfasilitasi. Dewasa ini, informasi visual adalah informasi yang paling dianggap penting dimana kebenaran suatu informasi dinilai berdasarkan keberadaan bukti visual. Berbagai media sosialpun semakin lama semakin mengembangkan fitur untuk berbagi informasi secara visual, baik dalam bentuk gambar statis maupun bergerak. Masa ini adalah masa dimana media sosial berperan kuat, sebagai bukti eksistensi masyarakat dalam dunia sosial. Realitas dunia fisik berpindah menjadi realitas atas layar. Menurut Baudrillard, representasi mulai mendahului realitas (Thorpe, Yuill, Hobbs, Todd, Tomley, Weeks, 2015:197)

Sebagai pengguna aktif media sosial berbasis visual, penulis menyadari adanya penggunaan format visual serupa dari para pengguna media sosial yang penulis temui. Framing foto, konten benda, palet warna, dan beberapa faktor lainnya menjadi poin-poin yang kerap digunakan secara seragam oleh khalayak ramai. Kemudian dalam kelas fotografi mini yang penulis ikuti, penulis diperkenalkan dengan “The Kinspiracy” – sebuah projek satir blogger asal Amerika bernama Summer Allen atas keseragaman visual di media sosial Instagram. Pada linimasa

thekinspiracy.tumblr.com, Allen menampilkan lebih dari 100 pengguna Instagram dan memperlihatkan minimal 4 foto dengan format yang kerap digunakan oleh khalayak ramai dari setiap akun pengguna. Tajuk “The Kinspiracy” menyinggung bahwa format-format tersebut yang banyak digunakan merupakan referensi yang didapatkan dari sebuah majalah lifestyle Kinfolk. Hal ini menggelitik serta membuka mata penulis bahwa interpretasi seragam ini sungguh terjadi. Referensi visual yang kini melimpah, yang diduga akan menghasilkan interpretasi yang semakin beragam justru menghasilkan sebaliknya: keseragaman.

Semakin melimpah informasi yang diterima, memunculkan kesadaran bagi masyarakat untuk mengakhirinya. Baudrillard mengatakan bahwa karena tenggelamnya kita dalam kompleksitas, kita cenderung memilih solusi

(2)

sederhana yang diserahkan (Thorpe et al, 2015:199) – yang kemudian menjurus pada keseragaman interpretasi. Penulis terdorong untuk menggubah proses interpretasi tersebut dan menampilkannya kembali dalam bentukan karya seni media baru yang melibatkan video sebagai penunjuk keterlibatan teknologi. Untuk menampilkan proses interpretasi secara jujur, penulis menggunakan pendekatan perekaman video secara eksperimental dengan mengadaptasi permainan tebak gerak yang dilakukan secara berantai. Dilatarbelakangi kedekatan dengan dunia tari sejak kecil, penulis menyadari bahwa hubungan antara tarian dan penari merupakan medium paling tepat untuk menghadirkan simulasi sederhana atas proses interpretasi ini. Hal ini didasarkan pada pengalaman penulis sebagai penari dimana para penari mampu menyampaikan suatu pesan dengan cara beragam lewat gerak tubuh, namun melalui gerak tubuh pula penari tetap mampu menghadirkan persona dirinya. Karya ini dihadirkan dalam instalasi

video art yang terdiri dari sepuluh channel video, intalasi benda-benda terkaan para penari, serta performance oleh penulis guna menunjukkan hubungan antara para penari dengan benda-benda terkaannya.

Gambar I Beranda “The Kinspiracy”

(sumber: http://thekinspiracy.tumblr.com)

Gambar II Beranda “The Kinspiracy”

(sumber: http://thekinspiracy.tumblr.com)

(3)

Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 2

2.

Proses Studi Kreatif

Melihat, mencoba masuk, dan tidak merasa sepenuhnya nyaman. Proses itu yang melatarbelakangi pembentukan karya Celah Gerak Bergerak ini. Tak dapat dipungkiri, penulis mencoba mengunggah foto dengan format yang banyak digunakan dewasa ini, sebelumnya penulispun tanpa sadar memiliki unggahan foto dengan format serupa dengan yang banyak digunakan. Namun, penulis tak sepenuhnya merasa bangga dengan hal tersebut karena alih-alih hanya untuk mencoba mengikuti tren visual. Penulis merasa terganggu dengan keseragaman interpretasi visual ini, khususnya setelah dihadapkan pada hasil projek satir Summer Allen, “The Kinspiracy”. Melimpahnya sumber referensi visual, penulis menduga akan mendapatkan gaya visual yang berbeda, khususnya di media sosial yang dapat digunakan oleh siapa saja dengan kebebasan konten unggahan. Namun penulis menemukan sebaliknya, keseragaman visual tersebut.

Oleh karena itu, dengan karya yang bersifat eksperimental ini penulis bertujuan untuk memperlihatkan kembali simulasi sederhana atas proses interpretasi yang kemudian diharapkan secara tidak langsung mempengaruhi apresiator untuk memperlakukan segala proses interpretasi bagai permainan agar dapat mencipta sesuatu yang baru.

Mempunyai latar belakang tari sejak kecil, penulis akrab dengan elemen-elemen dalam dunia tari; koreografi, tempo, ketepatan gerak, dan elemen-elemen lainnya. Dengan melewati beberapa eksplorasi visual karya, penulis menyadari bahwa penari dan olah tubuh merupakan medium paling tepat dalam penyampaian simulasi interpretasi ini dengan mengadaptasi permainan tebak gerak yang dilakukan secara berantai. Penari mempunyai kemampuan untuk

menyampaikan pesan secara literal namun estetis, dengan berbagai cara melalui gerak tubuh. Semakin beragam pula saat penari berasal dari genre yang berbeda, maka dari itu dalam karya ini penulis memilih penari dengan latar belakang genre beragam serta sudah mengenal dan mengalami pengalaman bekerja sama dengan penulis sebelumnya. Namun, melalui gerak tubuh para penari juga tetap mampu menampakan persona masing-masing diri karena dalam proses perekaman penulis tidak membatasi genre apa yang dipilih oleh masing-masing penari untuk melakukan interpretasi ulang tersebut.

3.

Hasil Studi dan Pembahasan

Penulis melakukan beberapa eksplorasi sebelum mendapatkan teknis instalasi video art pada karya Celah Gerak Bergerak. Eksplorasi teknis maupun konsep penulis lakukan secara paralel. Pada proses awal perangkaian tugas akhir, penulis tertarik akan sifat ‘abu-abu’ pada manusia atau tidak adanya nilai absolut dari diri manusia. Penulis memfokuskan pada faktor feminitas dan maskulinitas dan mengulik dari sisi gestur anti-stereotip yang dimiliki pria dan wanita secara fotografis atau dengan gambar statis. Belum menemukan cara yang tepat, penulis bergeser sedikit dari konsep yang terpengaruh teori anima-animus tersebut, ke sisi sosial yaitu ekstrovert dan introvert. Dalam tahap ini penulis masih mengulik dari segi gestur, namun dalam medium gambar gerak, namun terasa belum kuat dari segi gerak tubuh. Melalui pengolahan fokus topik yang panjang, konsep bergeser sedikit menjadi perilaku sosial manusia terhadap lingkungan sarat informasi dewasa ini. Dalam tahap ini, penulis menganalogikan informasi seperti barang keseharian yang bersifat murah, mudah ditemukan, banyak jenis. Masih mengulik perihal gerak tubuh, penulis mencoba mengolah gerak tubuh manusia dalam bentukan pose yang diberikan tekanan percepatan waktu sehingga menghasilkan pose-pose yang menyerupai benda keseharian. Namun, hubungan antara objek-objek tersebut dirasa kurang kuat dengan aksi performer. Pada akhirnya penulis menemukan fokus bahasan tepat perihal keseragaman interpretasi dewasa ini untuk ditampilkan dengan teknis simulasi permainan tebak gerak dengan memilih cermin sebagai benda awalan tebak gerak berantai.

Selain itu, pada awal eksplorasi dikarenakan bahasan yang diolah melingkupi perihal diri manusia, penulis mencoba melakukan eksplorasi pada medium cermin. Penulis melakukan ekperimen tepatnya pada lapisan silver cermin dengan meniadakannya menggunakan HCl dan paint remover. Hasil eksperimen tersebut adalah dalam satu bidang terdapat lapisan cermin dan kaca disaat bersamaan.

(4)

Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 3 Pada akhirnya, penulis memilih teknis tebak gerak berantai untuk diadaptasi dalam karya sebagai simulasi sederhana akan proses interpretasi. Penulis memilih sepuluh penari sebagai partisipan untuk menunjukkan alur informasi yang melibatkan banyak individu dengan interpretasi tiap kepala. Penulis merasa karya ini paling tepat dihadirkan dalam bentuk instalasi video art yang dilengkapi dengan kehadiran benda-benda terkaan penari lainnya untuk menunjukkan keberagaman interpretasi yang dihasilkan. Karya ini dilengkapi pula dengan performance

langsung dari penulis guna menunjukkan hubungan antara kesepuluh penari dengan benda-benda terkaan masing-masing penari yang tidak disusun secara urut karena alasan estetika rana display. Pada video, penulis melakukan perekaman di sebuah studio tari secara privat dimana hanya ada penulis dan penari saat perekaman dan penyusunan koreografi dilakukan. Penulis memilih studio tari sebagai lokasi perekaman dengan tujuan ingin menciptakan atmosfer yang nyaman bagi para penari dan studio tari merupakan tempat paling mendukung secara fasilitas fisik untuk melatih olah tubuh. Dilakukan secara privat, tanpa dibatasi waktu berlebih, dan tanpa batasan genre penulis lakukan guna atmosfer nyaman tersebut karena tidak semua penari adalah juga seorang koreografer sehingga dengan ini penulis mengharap penari dapat mengeluarkan potensi terbaiknya dalam merangkai sebuah gerakan. Dalam proses perekaman, penulis hanya acuan tempo dan petunjuk sifat benda yang dipilih sebagai benda awal, yaitu cermin. Penulis memilih cermin karena dirasa merupakan benda paling tepat untuk menggambarkan kehidupan masa kini yang sangatlah menjunjung citra visual diri. Cermin yang merefleksikan fisikal orang di hadapannya namun tetap subjek melihat dan mendandani diri sesuai apa yang dianggapnya terbaik. Petunjuk yang penulis berikan hanyalah sebatas: benda keseharian, ada dimana-mana, digunakan setiap hari. Penulis memilih pemakaian warna latar hitam dan putih secara bergantian dengan warna pakaian para penari dengan urutan sebaliknya sebagai penegasan bahwa perekaman dilakukan di waktu dan studio tari yang berbeda dan penari hanya melihat penari sebelumnya melalui video rekaman. Penulis menghadirkan secara langsung benda-benda terkaan para penari dan pula cermin sebagai benda awal. Benda-benda tersebut dihadirkan dengan warna serba putih agar tidak adanya faktor benda yang mendominasi benda lainnya dari segi warna, dikarenakan dimensi benda-benda yang sangat beragam.

Karya video diproyeksikan oleh 4 proyektor pada 10 bidang akrilik berukuran 59.4cm x 42cm yang dipasang dengan cara menggantung. Metode proyeksi dan teknis display menggantung dipilih untuk menunjukkan adanya keterlibatan teknologi media baru pada karya yang bersinggungan dengan pembahasan keseragaman interpretasi yang juga disebabkan oleh perkembangan teknologi. Selain itu, dengan teknis display menggantung memberi ruang lebih luas untuk found objects display namun tetap karya video menjadi central utama. Pada display benda-benda terkaan, benda-benda-benda-benda disusun menyesuaikan rana ruang karena dimensinya yang beragam. Cermin diposisikan pada tengah ruang bagian depan sebagai penunjuk benda utama. Karya video dimainkan secara

looping, pada loop ke-2 penulis melakukan sebuah performance dengan menghampiri setiap benda yang diterka setiap penari untuk menunjukkan hubungan antara tiap penari dengan terkaannya masing-masing.

Gambar III Eksplorasi #1 (sumber: penulis)

(5)

Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 4 Gambar IV Eksplorasi #3

(sumber: penulis)

Gambar V Eksplorasi #1 cermin (sumber: penulis)

Gambar VI display akhir Celah Gerak Bergerak

(6)

Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 5 Gambar VII cuplikan performance Celah Gerak Bergerak, screenshot

(sumber: penulis)

4.

Penutup / Kesimpulan

Pada proses awal pengkaryaan, penulis menghadapi kesulitan membahasakan fokus ide dari permasalahan yang hendak diangkat. Kemudian setelah melewati beberapa proses bimbingan, penulis menemukan pembahasaan yang tepat akan permasalahan dalam media sosial yang disaksikannya, yaitu keseragaman interpretasi. Pada permulaan karya, penulis beropini skeptis terhadap fenomena keseragaman interpretasi yang terjadi di media sosial berbasis visual ini. Namun, setelah menyelesaikan proses video secara berantai dan melihat pola gerak yang dihasilkan oleh para penari, penulis melihat dan memahami bahwa tidak dapat dipungkiri akan selalu ada pengaruh dalam apa yang kita lakukan terhadap hal-hal, terutama visual, yang menjadi ‘makanan’ kita sehari-hari. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa dunia maya dan seluruh elemen media sosial di dalamnya adalah kesatuan bagian dari kehidupan masyarakat masa kini terutama generasi muda .

Sampai pada tahap ini, penulis menyadari bahwa setiap elemen visual dalam sebuah karya seni media baru, khususnya instalasi diharuskan untuk saling menopang satu sama lain menuju konsep yang dibentuk tanpa kehadiran senimannya sendiri sebagai performer. Dalam karya ini masih adanya beberapa kekurangan dalam teknis penyajian karya secara visual, maka dari itu kedepannya penulis akan lebih tajam lagi dalam mengolah relasi antara elemen-elemen dalam karya seni instalasi.

Ucapan Terima Kasih

Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam MK Tugas Akhir Program Studi Sarjana Seni Rupa Studio Intermedia FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Dr. Agung Hujatnika, S.Sn, M.Sn

(7)

Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 6

Daftar Pustaka

Tabrani, Primadi. 2012.

Bahasa Rupa

. Kabupaten Bandung: Kelir.

Damono, Sapardi Djoko. 2014. Alih Wahana. Editum.

Desmond, Kathleen K. 2011.

Ideas About Art.

Chichester: Blackwell Publishing

Thorpe, Christopher et al. 2015.

Big Ideas Simply Explained: The Sociology Book.

Great Britain: Dorling

Kindersley Limited

(8)

Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 7

SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING TA

Bersama surat ini saya sebagai pembimbing menyatakan telah memeriksa dan menyetujui

Artikel yang ditulis oleh mahasiswa di bawah ini untuk diserahkan dan dipublikasikan sebagai

syarat wisuda mahasiswa yang bersangkutan.

diisi oleh mahasiswa

diisi oleh pembimbing

Nama Pembimbing

Rekomendasi

Lingkari salah satu à

1. Dikirim ke Jurnal Internal FSRD

2. Dikirim ke Jurnal Nasional Terakreditasi

3. Dikirim ke Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi

4. Dikirim ke Seminar Nasional

5. Dikirim ke Jurnal Internasional Terindex Scopus

6. Dikirim ke Jurnal Internasional Tidak Terindex Scopus

7. Dikirim ke Seminar Internasional

8. Disimpan dalam bentuk Repositori

Bandung, .../.../ 2013

Tanda Tangan Pembimbing :

Nama Jelas Pembimbing :

Nama Mahasiswa

NIM

Gambar

Gambar II Beranda “The Kinspiracy”
Gambar III Eksplorasi #1  (sumber: penulis)
Gambar VI display akhir Celah Gerak Bergerak  (sumber: penulis)

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 373 Perbuatan yang dirumuskan dalam Pasal 372 apabila yang digelapkan bukan ternak dan harganya tidak lebih dari dua puluh lima rupiah, diancam

pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari

Nakon odredivanja parametara, moˇ zemo koristiti model za odredivanje klase niza rijeˇ ci, odnosno, prepoznavanje imenovanih entiteta u tekstu. I u ovom koraku problem moˇ ze

Bagian penting dari tujuan pendidikan di sekolah yang bersangkutan sekaligus menunjukkan bagaimana perpustakaan seharusnya berperan sebagai elemen penting dalam keberhasilan

objek adalah dengan mengatur-atur nilai koordinat X dan Y objek tersebut. Dengan mengatur delay antar perintah perubahan nilai koordinat, maka akan didapatkan sebuah animasi yang

Berwisata dengan kapal rekreasi menjadi penting untuk dikelola dengan baik karena wisata jenis ini sering kali menyasar untuk bepergian ke daerah-daerah yang masih

Company Profile Website adalah sebuah paket pembuatan website yang ditawarkan oleh 4visionmedia bagi perusahaan yang menginginkan profile perusahaan dikemas dalam media

Dari analisis sumber penerimaan dana diatas, dapat dilihat bahwa sumber penerimaan dana PNBP Jurusan Akuntansi dari masing-masing institusi rata-rata adalah 25%,