• Tidak ada hasil yang ditemukan

aringan Ikat Penggolongan f aringan lkat Jaringan lkat Longgar Jaringan lkat Padat Sel Jaringan lkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "aringan Ikat Penggolongan f aringan lkat Jaringan lkat Longgar Jaringan lkat Padat Sel Jaringan lkat"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

|aringan

Ikat

Penggolongan

f

aringan

lkat

Jaringan

ikat

(textus connectivus) terbentuk dari mesenkim, suatu jenis jaringan embrionik. Jaringan

ikat embrionik terdapat

di

tali pusat dan pulpa gigi yang sedang tumbuh. Kecuali darah dan limfe,

ia-ringan

ikat

terdiri atas sel dan bahan ekstraselular yang disebut matriks. Matriks ekstraselular (matrix

extracellularis)

terdiri

atas cairan

iaringan,

substantia

fundamentalis

(ground substance) tempat

ter-dapatnya berbagai serat protein (kolagen, retikular, dan elastik).Jaringan ikat mengikat, menambat, dan

menyokong berbagai sel, jaringan, dan organ tubuh. Jaringan ikat biasanya dibagi dalam jaringan ikat

longgar dan jaringan ikat padat, bergantung pada jumlah, jenis, susunan, dan banyaknya sel, serat, dan substantia fundamentalis.

Jaringan lkat Longgar

Jaringan ikat longgar (textus

connectivus

laxus)

lebih banyak dijumpai

di

tubuh daripada jaringan

ikat padat. Jaringan

ini

ditandai oleh adanya serat-serat jaringan

ikat

(fibrae textuum connectivorum)

yang susunannya tidak teratur dan longgar, dengan banyak substantia fundamentalis.

Di

dalam matriks

terdapat banyak sel dan serat jaringan ikat.

Di

jaringan ikat longgar banyak ditemukan serat kolagen,

fibroblas, sel

adiposa,

sel mast,

dan

makrofag

dengan fibroblas merupakan

jenis

sel terbanyak.

Gambaran memperlihatkan berbagai jenis sel dan serat yang terdapat pada jaringan ikat longgar.

Jaringan lkat

Padat

Sebaliknya,

jaringan ikat padat (textus connectivus compactus)

mengandung serat kolagen yang

lebih

tebal dan tersusun rapat dengan jenis sel dan bahan dasar yang

lebih

sedikit. Serat kolagen di

iaringan ikat padat tidak

teratur

(textus connectivus typus irregularis)

menampakkan orientasi

yang acak dan tidak teratur.Jaringan ikat padat terdapat di dermis kulit, kapsul berbagai organ, dan daerah yang memerlukan penyokong yang kuat. Sebaliknya,

iaringan ikat

padat

teratur

(textus connectivus

firus

regularis)

terdapat serat-serat kolagen yang tersusun rapat dengan susunan teratur dan sejajar. Jenis jaringan

ini

terdapat di

tendon

dan

ligamentum. Di

kedua jenis jaringan ikat ini, fibroblas adalah sel terbanyak, yang terletak di antara berkas-berkas kolagen (fasciculus collageni).

Sel

Jaringan

lkat

Dua jenis sel tersering di jaringan

ikat

adalah

fibroblas (fibroblastus)

aktif dan fibroblas

inaktif

atau

istirahat,

fibrosit

(fibrocytus).

Fibroblas bentuk-kumparan membentuk semua serat jaringan ikat dan substantia fundamentalis extracellularis.

Sel

adiposa (adipocflus), Iang

terdapat secara tunggal atau berkelompok, sering ditemukan

di

jaringan ikat; sel-sel

ini

menyimpan lemak. Jika sel adiposa mendominasi, jaringan

itu

disebut

iaringan

adiposa (textus adiposus).

(2)

Makrofag (macrophagocytus)

atau

histiosit

(macrophagocytus

mobilis)

adalah sel fagositik dan paling banyak terdapat di jaringan ikat longgar.Sel-sel

ini

agak sukar dibedakan dengan fibroblas, kecuali jika sedang melakukan aktivitas fagositik dan mengandung bahan-bahan yang tertelan

di

dalam sitoplasmanya.

Sel mast (mastocytus), biasanya berdekatan dengan pernbuluh darah, banyak dijumpai di jaringan

ikat

kulit

dan di organ pencernaan dan pernapasan. Sel ini berbentuk bulat dan terisi oleh granula

baso-filik

terpulas-gelap yang halus dan teratur.

Sel

plasma

(ptasmocfus)

berasal dari

limfosit

yang bermigrasi ke dalam jaringan

ikat.

Sel

ini

banyak dijumpai di jaringan ikat longgar dan jaringan limfe pada saluran pernapasan dan pencernaan.

Leukosit (leucocytus),

atau sel darah putih, neutrofil (neutrophilus), dan eosinofil (eosinophilus)

bermigrasi dari pembuluh darah

ke

dalam jaringan

ikat.

Fungsi utama sel-sel

ini

adalah melindungi organisme terhadap invasi bakteri atau benda asing.

Fibroblas dan sel adiposa merupakan sel jaringan ikat permanen atau residen. Neutrofil, eosinofil,

sel plasma, sel mast, dan makrofag bermigrasi dari pembuluh darah ke dalam jaringan ikat di berbagai bagian tubuh.

Serat

Jaringan

Ikat

Terdapat tiga jenis serat jaringan ikat: kolagen, elastik, dan

retikular.Jumlah

dan susunan serat-serat

ini

bergantung pada fungsi jaringan atau organ tempat serat

ini

berada. Fibroblas menyintesis semua serat kolagen, elastik, dan retikular.

Jenis

Serat

Kolagen

Serat kolagen

(fibra collageni)

adalah protein fibrosa tebal kuat yang tidak bercabang. Kolagen adalah serat yang paling banyak jumlahnya dan ditemukan

di

hampir semua jaringan ikat semua organ. Serat yang paling banyak ditemukan dalam sediaan histologik adalah:

o

Serat kolagen

tipe

I.

Serat

ini

ditemukan

di

dermis

kulit,

tendon, ligamentum, dan tulang. Serat

ini

sangat kuat dan memberikan tahanan besar terhadap peregangan.

o

Serat kolagen

tipe

II.

Serat

ini

terdapat

di

tulang rawan

hialin

dan tulang rawan elastik. Serat

ini

menimbulkan tahanan terhadap tekanan.

r

Serat kolagen

tipe

III.

Serat

ini

adalah serat retikular

tipis

bercabang yang membentuk anyaman

penyokong halus di organ-organ seperti limfonodus, limpa, dan sumsum tulang.

o

Serat kolagen

tipe fV.

Serat ini terdapat di lamina basalis membrana basalis, yaitu tempat melekatnya

regio basalis sel.

Serat

Retikular

Serat

retikular (fibra reticularis),

terutama

terdiri

dari kolagen tipe

III

(fibra collageni

typi

III),

tipis dan membentuk anyaman kerangka halus di hati, limfonodus, limpa, organ hemopoietilg dan lokasi lain

tempat terjadinya penyaringan darah dan limfe. Serat retikular juga menyokong kapiler, sel saraf, dan sel otot. Serat-serat ini hanya tampak jika jaringan atau organ dipulas dengan pewarnaan perak.

Serat

Elastik

Serat

elastik (fibra elastica)

adalah serat tipis, kecil, dan bercabang yang memungkinkan terjadinya

peregangan. Serat

ini

kurang kuat dibandingkan dengan serat kolagen, dan

terdiri

dari

mikrofibril

dan protein elastin. Bila diregangkan kemudian dilepaskan, serat

ini

akan kembali ke ukuran aslinya (rekoil)

tanpa mengalami perubahan bentuk. Serat elastik ditemukan dalam jumlah besar

di

dalam paru-paru,

vesika

urinaria, dan kulit.

Di

dinding aorta dan trunkus

pulmonalis, serat elastik memungkinkan peregangan dan

rekoil

pembuluh-pembuluh

ini

sewaktu memompa darah dari ventrikel jantung.

Di

(3)

GAMBAR

3.1

m

.Iaringan

lkat Langgar {$ebaran}

Gambar

ini

memperlihatkan mesenterium yang diwarnai

untuk

menunjukkan berbagai sel dan serat.

Mesenterium adalah lembaran tipis yang dibentuk oleh jaringan ikat longgar.

Serat

kolagen

(3)

merah muda adalah serat yang paling tebal, paling besar, dan paling banyak.

Dalam sediaan jaringan ikat ini, serat kolagen (3) berjalan ke segala arah.

Serat

elastik (S,

fO)

adalah serat tunggal halus

tipis

yang umumnya

lurusl

namun, setelah pemrosesan sediaan, serat

ini

mungkin tampak bergelombang karena hilangnya tegangan. Serat elastik

(S, tO) membentuk anyaman yang saling beranastomosis dan bercabang.

Di

dalam jaringan ikat longgar

juga terdapat serat retikular halus, namun tidak tampak dalam gambar ini.

Sel permanen

di

jaringan

ikat

adalah

fibroblas (Z). fibroblas

(2)

adalah sel gepeng dengan

inti

lonjong, sedikit kromatin, dan satu atau dua nukleolus.

Makrofag,

atau

histiosit (12)

umumnya

terda-pat di jaringan ikat. Bila tidak aktif, sel ini mirip fibroblas, meskipun cabang-cabangnya lebih tidak teratur dan

intinya lebih kecil.

Namun,

inklusi

fagositik mengubah sitoplasma makrofag. Pada gambar ini, sitoplasma makrofag ( 12) terisi oleh partikel terpulas- gelap yang ditelan oleh sel ini.

Sel mast ( f ,

l)

luga terdapat di jaringan ikat longgar dan terlihat tunggal atau berkelompok

sepan-jang pembuluh darah kecil

(kapiler, 7).

Sel mast (1,

9)

umumnya lonjong, dengan

inti

kecil di tengah

dan sitoplasma dipenuhi oleh granula halus padat yang berwarna merah tua atau gelap dengan pulasan

merah netral.

Berbagai sel darah juga ditemukan di jaringan ikat longgar.

Limfosit kecil (lymphocytus parvus)

(6)

memperlihatkan

inti

gelap yang menempati sebagian besar sitoplasma sel.

Limfosit besar

(lym-phocytus magnus)

(S) yuga memperlihatkan

inti

gelap dengan lebih banyak sitoplasma. Jaringan ikat

longgar juga mengandung sel-sel darah misalnya eosinofil dan neutrofil, serta sel adiposa. Sel-sel

ini

masing-masing digambarkan secara lebih

rinci di

Gambar 3,2, dan

di

jaringan ikat longgar

di

Gambar

3.4, serta mesenterium usus di Gambar 3.11.

Latar belakang yang samar-samar di sekitar serat dan sel adalah substantia fundamentalis.

1 Sel mast 2 Fibroblas 3 Serat kolagen 4 Sel plasma

---@rl

5 Serat elastik 6 Limfosit kecil

W,-'j

:gyrt{ffigss*

ir 7 Kapiler dengan eritrosit 8 Limfosit besar 9 Sel mast 10 Serat elastik 11 Sel plasma 12 Makrofag dengan

partikel yang tertelan

(4)

GAMBAR 3.2.m

*ef

Tr:nggal

cialai'cr

Jaringan

ikat

Sel utama

di

jaringan

ikat

adalah fibroblas dan fibrosit.

Fibroblas

(r)

adalah sel memanjang dengan juluran sitoplasma,

inti

lonjong dengan sedikit kromatin, dan satu atau dua nukleolus.

ribrosii(O)

ada-lah sel bentuk-kumparan kecil yang lebih matang tanpa juluran sitoplasma; intinya serupa tetapi lebih

kecil daripada

inti

fibroblas.

Sel

plasma

(z)

memperlihatkan

inti

yang

lebih kecil

dan terletak eksentrik disertai gumpalan

kromatin padat kasar yang tersebar di pinggir dengan pola radial (roda pedati) dan suatu massa sentral. Daerah jernih yang menyolok di sitoplasma berdekatan dengan

inti.

Sel adiposa

(3)

besar memiliki lingkaran sitoplasma yang sempit dan

inti

gepeng di pinggir. pada sediaan histologik,

butir

lemak besar di dalam sel adiposa telah larut oleh berbagai zat kimia,

meninggal-kan ruang kosong besar yang sangat khas.

Limfosit

besar

(4)

dan

limfosit kecil

(

l0)

adalah sel bulat yang terutama berbeda pada banyaknya sitoplasma; limfosit besar

(4)

memiliki sitoplasma yang lebih banyak.

Inti

gelap semua limfosit

memiliki

kromatin padat tanpa nukleoli.

Makrofag (5)

bebas biasanya tampak buiat dengan pinggir sel yang tidak teratur, tetapi menunjuk-kan gambaran yang bervariasi. Dalam gambar, makrofag memperlihatkan

inti

kecil yang kaya kromatin dan sitoplasma yang terisi oleh partikel padat yang tertelan.

Eosinofil

(7)

adalah sel darah besar dengan

inti

bilobus dan granula sitoplasnia eosinofilik yang besar.

Neutrofil (s)

luga adalah sel darah besar, ditandai oleh nukleus berlobus banyak dan sedikit granula

berwarna dalam sitoplasmanya.

Sel dengan granula

berpigmett

(l)

mungkin terlihat di jaringan ikat. Sel epitel basal (epitheliocytus basalis) kulit juga mengandung pigmen warna-coklat atau granulamelanin.

Sel mast ( r t ) biasanya lonjong dengan

inti

kecil di tengah. Sitoplasma umumnya terisi oleh granula gelap halus yang padat.

Fibroblas

(fibroblastus)

adalah sel dominan dalam jaringan ikat.

sel

ini

sdngat

aktif,

dengan sitoplasma bercabang yang tidak teratur, dan

menyint"rir

rl"rut

Loiig"n,

serat

retikulur,

d".;;i

elastik,

serta

karbohidrat misalnya glikosaminoglikan, proteoglikan, dan glikoprotein

matriks ekstraselular. Fibrosit (fibrocytus) bentuk-kumparan berukuran

lebih kecil

daiipada fibroblas dan

merupakan sel matang yang:kurang aktif dari turunan fibroblas.

Makrofag

(macrophagocylus) atau

hisriosit

(macrophagocytus

mobilig

adalah

fagosit

yang memakan bakteri,

sel mati,

deLrris sel,

dan

benda asing

lain

dalam

jaringan ikat. Sel

ini

jugi

meningkatkan aktivitas

imunologi

limfosit. Makrofag adalah sel penyaji-antigen bagi limfosit dan melakukan fungsi penting dalam respons imun.:Sel

ini

berasal dari monosit

Jarah,ylng

pindah ke jaringan

ikal

Makrofag

memiliki

sebutan khusus

di

ber,bagai organ.

Di

hati, makrofagiJisebut sel

Kupfer.,ditulang:.osteoklas,dandisi5tem:sar.afpusat,mikroglia.'':

Lim{osit (lymphocytus) adalah sel yang paling banyak dijumpai di jaringan ikat longgar,saluran

pernapasan dan saluran pencernaan. Limfosit memerantarai respons imuir terhadup uit-igan yung masuk ke organ ini dengan menghasilkan antibodi dan mematikan sel yang terinfeksi-viroi d"ngun,

memicu kematian sel atau apoptosis.

5e! plasma(plasmocytus) ber.asal dari limfosit yang telah terpajan antigen. Sel

ini menyint*ri,

dan

menyekresi

antibodi

yang menghancurkan antigen spesifik

dan

melindungi

tubuh

terhadap

infeksi

Sel adiposa(adlpocytus) menimbun lemak (llpid) dan merupakan bahan pembungkus protektif

di

dalam dan

di

sekeliling berbagai

organ.

i

'

Neutrofil

(neutrophilus) adaiah fagosit

aktif dan

kuat;

sel

ini

menelan

dan

menghancurkan

bakteri pada tempat

infeksi.

:

l

Eosinofil (eosinophilus)

menjadi aktif dan

bertambah

jumlahnya

setelah ,infeksi parasit atau reaksi

alergi. Sel

ini

memfagositosis

kompleks

antigen-antibodi

yang terbentuk

seiama reaksi

(5)

Wii..

2 Sel plasma

w

7 Eosinofil ,.,,{ t ,ii $ !i

:]

'.\

i$

s

1 Fibrobtas

#l

ti''l$'t"i) rt { ,.f' rr / ,f ll iii 6

Fibrosit

t

i

l.

I B Neutrofil 9 Sel granula

GAMBAR

3.2

Sel-sel dalam

jaringan ikat. Pulasan: hematoksilin dan eosin.

Pembesaran

kuat

atau

imersi minyak.

5 Makrofag

d*\

q#

4 Limfosit

u {

besar

ii

ii .f

s

W*

&

kf'\

1o Limfosit

S

'

kecil

\

dengan berpigmen

-\

,\

i

{,

\"/

\'* '-l 3 Sel adiposa

(6)

GAMBAR

3.3

ffi

Jaringan lkat ilrnbrionik

Jaringan ikat embrionik menyerupai mesenkim atau jaringan ikat mukosa; jaringan

ini

adalah jaringan

ikat

longgar dan

tidak

teratur. Perbedaan pada substantia fundamentalis (setengah-cair vs mlrip-yell) tidak terlihat pada sediaan ini.

Fibroblas

(4)

banyak ditemukan, dan

di

antaranya terdapat serat

kolagen

(l)

halus, sebagian berhubungan erat dengan fibroblas. Jaringan

ikat embrionik

bersifat vaskular.

Di

dalam substantia fundamentalis dapat ditemukan

kapiler (a)

yang dilapisi oleh endotel dan terisi oleh sel darah merah

(z).

Dengan pembesaran yang

lebih

kuat,

fibroblas(S) primitif

tampak berupa sel besar bercabang dengan juluran sitoplasma yang nyata, sebuah

inti

lonjong dengan kromatin halus, dan satu atau lebih

nukleolus. Serat kolagen

(6)

yang terpisah-pisah tampak lebih jelas dengan pembesaran ini.

GAMBAR

3.4

ffi

Jaringan lkat Langgar

Serat kolagen

(9)

mendominasi di dalam jaringan ikat longgar, berjalan ke segala arah, dan membentuk anyaman serat longgar. Dalam gambar, serat kolagen

(9)

terpotong dalam berbagai bidang, dan ujung-ujung melintang mungkin terlihat. Serat-serat

ini

asidofilik dan berwarna merah muda dengan eosin.

Di

jaringan ikat longgar juga terdapat serat elastik tipis, namun sukar dibedakan dengan pewarnaan dan pada pembesaran ini.

Fibroblas (2)

adalah sel yang paling banyak di jaringan ikat longgar dan mungkin terpotong dalam

berbagai

bidang,

sehingga hanya sebagian sel

yang mungkin terlihat.

Selama pembuatan sediaan,

sitoplasma sel

ini

dapat menyusut. Fibroblas

(Z)

yangkhas memiliki

inti

lonjong dengan kromatin halus dan sitoplasma sedikit asidofilik, dengan beberapa cabang yang pendek.

Di

dalam jaringan

ikat

longgar juga terdapat bermacam-macam sel darah seperti

neutrofil

(6)

dengan

inti

berlobus,

eosinofil (3)

dengan granula berwarna merah, dan

limfosit

(7)

kecil dengan

inti

gelap dan sedikit sitoplasma. Sel adiposa atau

lernak

(5)

tampak khas, yaitu terlihat kosong dengan

lingkaran sitoplasma yang tipis dan

inti

(+)

yang terdesak ke tepi.

Jaringan ikat sangat vaskular;

kapiler (8)

terpotong dalam berbagai bidang irisan (t.s, transversal; l.s, longitudinai). Pembuluh darah yang lebih besar, seperti

arteriol (f

)

dengan sel darah, juga tampak

dalam jaringan ikat longgar.

GAMBAR

3.5

ffi

Jaringan lkat Longgar

Tidak Teratur

dan

Padat Tidak Teratur

iPulasan

f;lastin)

Gambar

ini

menunjukkan suatu potongan jaringan ikat yang memperlihatkan zona transisi antara

ja-ringan ikat longgar tidak teratur

di

bagian atas gambar dan jaringan ikat padat tidak teratur

di

bagian

bawah gambar. Selain itu, potongan jaringan secara khusus dipersiapkan untuk memperlihatkan keber-adaan dan distribusi serat elastik di jaringan ikat.

Serat

elastik

(lr

7)

secara khusus

diberi

pewarnaan

biru

tua menggunakan metode Verhoef F.

Dengan menggunakan pewarnaan V-an Gieson sebagai counterstain,fuksin asam mewarnai serat kolagen menjadi merah

(2, e).

Rincian sel fibroblas tidak tampak jelas, namun

inti

fibroblas

(S, S) berwarna

biru tua.

Pembuluh

darah

(4)

juga terlihat.

Ciri

khas jaringan ikat longgar dan padat tidak teratur menjadi jelas dengan teknik pewarnaan ini. Pada jaringan ikat padat tidak teratur, serat kolagen

(6)

lebih besar, lebih banyalg dan lebih padat. Serat

elastik (Z)

i"glebih

besar dan lebih banyak. Sebaliknya, di jaringan ikat longgar, kedua jenis serat lebih kecil ( 1,

2)

dan tersusun lebih longgar. Anyaman elastik halus terlihat pada kedua jenis jaringan ikat.

(7)

q\-

s

1 Serat kolagen 2 Sel darah

f

r

"-^ss

i"

@,

*

*

&- .*;

sel darah

merah

ffi{-7,

r

"'

_

*

_

,:

\ry'b

*6 2 Nukleus fibroblas

---a'

*

s

s

*' .*

*\es^

^.r+*s

'6 '!A- '_ l$t 5 Nukleus dan sitoplasma fibroblas 6 Serat kolagen 6 Neutrofil 7 Limfosit B Kapiler (potongan melintang dan potongan memanjang 9 Serat kolagen 4 Pembuluh darah 5 Nukleus fibrosit 6 Serat kolagen 7 Serat elastik $

tE:

E

"

e **

1"mf r

6 .

'__'_g_-*ff"Fen+-*6

l Arteriol

dengan 4-.--.i;F'-firj

.*' *

*

&, 4q$!'. * 3Eosinofil

d*,

* @

€*

**

4 Nukleus 3" ."'"',i \ \d q! \s*,,:@&q'= -rlo@qc+&& Sser adiposa

ff*.1.

I \ .l

*.*-

*. s

"r

*r@

"

roL&-x

6/ 3 d'4t t -''r !

t,

,.

GAMBAR

3.4

Jaringan ikat longgar dengan pembuluh darah dan sel adiposa.

Pulasan:

hematoksilin

dan

eosin.

Pembesaran kuat.

1 Serat elastik tipis

\

l. -

at1-

.f*,rr-2 Serat kolagen

3 Nukleus fibrosil

GAMBAR

3.5

Jaringan ikat longgar tidak teratur dan padat tidak teratur.

Pulasan:

pulasan

elastin

Verhoeff dan Van Gieson.

Pembesaran sedang.

rv\

3 Kapiler Citapisi

oleh

endotel

kr-

...i

merah di kapiler

4 Nukleus fibroblas

\.-.

t

GAMBAR

3.3

Jaringan ikat embrionik. Pulasan: hematoksilin dan eosin. Kiri, pembesaran

lemah;

kanan, pembesaran

kuat.

s"

--#s:>

,\

\

u

\

#

.,.

(8)

GAMBAR

3.6

ffi

Jaringan

ik.at

Fa-d*r

Tidak

T*ratui"**n

Longgar T!*ak T*rat*r

Gambar

ini

menunjukkan transisi bertahap

dari iaringan

ikat

longgar

tidak teratur

(5)

menjadi

iaringan ikat padat tidak

teratur

(t).;ika

dibutuhkan penyokong dan kekuatan yang

lebih

besar,

jaringan ikat padat tidak teratur menggantikan jaringan longgar.

Serat

kolagen (2,

l)

di

kedua jaringan berukuran besar, biasanya terdapat dalam bentuk berkas serat (fasciculus collageni), dan terpotong dalam berbagai bidang irisan karena serat tersebut berjalan ke segala arah.

Di

sini juga terdapat serat elastik tipis berombak yang membentuk anyaman halus. Namun,

serat-serat ini tidak tampak jelas pada sediaan histologik rutin.

Di jaringan ikat padat ( t ),

fibroblas (3)

sering ditemukan terjepit di antara serat-serat kolagen (2).

Di jaringanikatlonggar (5), seratkolagen

(l)

tidakterlalutertekan, danfibroblas

(ro)

lebihyelasierlihat.

Juga tampak di jaringan ikat adalah

kapiler (4), venula

( r r

)

kecil,

eosinofil

(6)

dengan

inti

berlobus,

limfosit (7)

dengan inti bulat besar tanpa sitoplasma yang jelas, sel plasma (S), dan banyak sel adiposa

(rz).

GAMBAR

3.7

m

jaringan

fkat

Fadat

Tidak

T*ratur

dan

.3aringnn Adipnsaa

Gambaran dalam fotomikrograf

ini

adalah suatu potongan

kulit

bagian dalam yang disebut dermis. Daerah

ini

mengandung

jaringan ikat

padat

tidak

teratur

( r

)

dan

fibroblas

(3)

pembentuk-kolagen.

Pada jaringan

ikat ini,

serat

kolagen

(Z)

menunjukkan orientasi acak dan

tidak

teratur. Berbatasan

denganjaringan ikat padat tidak teratur

(1)

adalah

iaringan

adiposa

(4)

dengan banyak sel adiposa (S).

Akibat proses pembuatan sediaan dengan berbagai bahan kimia, sel adiposa tampak kosong, dan hanya

tampak

inti

gepeng yang terpulas-gelap.

Di

bagian dalam

kulit

juga terdapat banyak kelenjar keringat.

Bagian yang lebih pucat adalah sel

sekretorik kelenjar keringat

(Z). Sel-sel berwarna gelap merupakan

epitel berlapis kuboid duktus ekskretorius keleniar keringat (0, S). Duktus

ekskretorius

(6,

g)

berjalan melewati jaringan

ikat

dan epitel berlapis gepeng dan bermuara

di

permukaan

kullt

(Lihat

Gambar 3.9).

Substantia

fundamentalis

@round substance)

pada laringan ikat

terutama

terdiri dari

matriks ekstraselular (matrix extracJllularis) amorf,

trunipurrn,

OaiiiO"[n";;;;;;;;rrr"nliliIi

ffi;;

setengah-cair dan banyak kandungan air. Matriks menyokong, mengelilingi, dan mengikat semua

sel dan serat jaringan ikat. Su.bstantia fundamentalis mengandung berbagaijenis rantai [olisakarida campuran tidak bercabang dari glikosaminoglikan, proteoglikan, dan

glikoprotein

ad'hesif. Asam

hialuronat

adalah glikosaminoglikan jaringun ikut yung

ut;ru.

Kecualiasam

nirLrr"".r,

U"rU"s;i

glikosaminoglikan berikatan dengan suatu protein

inti

untuk membentuk molekul yang jauh lebih

besar disebut agregat proteoglikan. Proteoglikan

ini

menarik sejumlah

beru.air, fang

;;;;";;"k

gelterhidrasi.

Konsistensi substantia

fundamentalis

setengah-cair

di

jaringan ikat

mempermudah difusi oksigen,

elektrolit, nutrien, cairan, metabolit, dan molekui

lurr"t-uir.

lainnya

ji

""tui"'r"f

Au"

pembuluh darah. Demikian juga, produk sisa dari sel berdifusi

melalui

subitantia fundamentalis

untuk kembali ke

dalam

pembuluh darah.

Karena viskositasnya, substantia

i";";";i;f

rt

;rs"

bekerja sebagai sawar dengan

r"n.ugut

p"rsurukun

*li"r."inltlr;;;;;;;J;rli'pltdun

auri

jaringan

ikat ke dalam

aliran

clarah. Namun,-bakteri tertentu dapat menghurilkun friuf

rrJ"ia6",

suatu

enzim yang

menghidrolisis asam hialuronat

dan

menurunkaln

viskositas

substantia

fundamentalis mirip- gel, sehingga memungkinkan patogen melakukan invasi ke jaringan sekitar. Densitas substantia fundamentalis bergantung pada banyaknya cairan

jaring"n

eikrtrur"lriu;. atau kand,ungan airnya..Mlneralisasi substantia fundamentalis, akibat penimbunaribanyak kalsium,

mengubah kepadatan, kekakuan, dan kemampuan difusi, yang biasanya

terlihat

pada tulang dan tulang rawan yang sedang berkembang

Selain proteoglikan,

jaringan ikat juga

mengandung beberapa

glikoprotein adhesif,

yang melekatkan sel pada serat. Salah satu glikoprotein,

fibronektin,

adalah*protein adhesi.

protei;

in; mengikat

seljaringan

ikat, serat kolagen, dan

proteoglikan

sehingga ketiga komponen jaringan

(9)

ikat:ri:iling'berkaitan,,i Proteirl

integial

membran plasma, disebut

integrin,

berikatan'dengan':s;ei:it .kolagen:ekstiase,lulai:dan:filamen,

aktin,di'sitqskeleton

sehingga:terbentuk hubungaR, struktural

a,ntatat:sitoskelelonr,dan matr,iks:

ekstiaseluliir.

Lamin:in adalah,'suatu:

glikoprotein

,besar,,idan

meirupqkan

komponen'utama

niembrana basalis. Protein:

ini

mengikal sel'epitel pada

lamina basalis.

1 Jaringan ikat padat tidak teratur 5 Jaringan ikat longgar tidak teratur 2 Serat kolagen 3 Nukleus fibroblas

0,

j

t

'd,ffi'

P

','d

fl

',

t

r'

,rrY 6 Eosinofil

!

!:.--

7 Limfosit I

$;

td

,J'$$

\{f 8 Sel plasma 9 Serat kolagen 10 Fibroblas 11 Venula dengan sel darah

4

Jaringan adiposa

,f

*r

.ls

4 Kapiler

GAMBAR

3.6

Jaringan ikat padat tidak teratur dan longgar tidak teratur.

Pulasan:

hematoksilin

dan

eosin.

Pembesaran kuat.

$$

f

,q

dt, E ,' o5 ","1 * r ,"fS-r P ..S\

{

E

-a

nf, rli !\:ll a ,. ,a8. *

_::

.&",.. Jaringan ikal padat tidak teratur

2

Serat kolagen

3

Fibroblas

GAMBAR 3.7

64x

t I

(

a-* rl -' *"$i

(10)

GAMBAR

3.8

ltr

"iarinsan

ikat

Padat Teratur:

T*ndon (Poiongan

fi**ngitudinai)

Jaringan ikat padat teratur terdapat di ligamentum dan tendon.

Di

sini diperlihatkan potongan tendon

pada irisan memanjang yang sebagian serat kolagennya teregang dan sebagian lagi mengendur.

Serat

kolagen

(2,

5,8)

tersusun dalam berkas yang padat dan sejajar.

Di

antara fasciculus collageni

(2,

S,

e)

terdapat sekat

tipis

jaringan ikat longgar yang mengandung

fibroblas (1,

3)

dalam deretan

paralel. Fibroblas

(1, 3) memlliki

cabang-cabang pendek

(tldak

tampak) dan

inti

yang

lonjong

pada pandangan

permukaan

(3)

atau gepeng atau mirip-batang pada pandangan

lateral (f ).1ika

tendon

teregang, fasciculus collageni terlihat lurus. Jika tendon relaksasi, fasciculus collageni

(8)

akan terlihat

berombak.

Jaringan ikat padat tidak teratur dengan susunan serat yang kurang teratur daripada tendon juga

mengelilingi dan

memisahkan fasciculus collageni, disebut

jaringan

ikat

interfasikularis

(textus connectivus

interfascicularis)

(a).

Di

sini juga ditemukan

fibroblas (6)

dan banyak pembuluh darah,

seperti

arteriol

(7), yang

-"ndarahi

sel-sel jaringan ikat.

GAMBAR

3.9

ffi

Jarir-rgan

lk*t

Fad*t

Teratur:

Tendsn (Fr:t*ngan

LonEitudinal)

Fotomikrograf jaringan

ikat

padat

teratur tendon

menunjukkan bahwa jaringan

ini

memiliki

serat

kolagen

(f)

yang tersusun padat, teratur, dan sejajar.

Di

antara serat-serat kolagen yang padat terlihat

inti-inti

gepeng

fibroblas (2).

Suatu

pembuluh

darah

(3)

kecil dengan sel-sel darah berjalan di antara berkas serat kolagen padat untuk mendarahi sel-sel jaringan ikat tendon.

Jaringan

ikat

padat

tidak

teratur (textus connectivus compactus

typus

irregularis)

terutama mengandung serat kolagen (fibra collageni) dengan substantia fundamentalis yang minimal. Selain

fibroblas

(fibroblastus), sel-sel dalam

jaringan ikat ini

jarang ditemukan. Seiat

kllagen memiliki

daya regangyang besar, dan fungsi utamanya adalah penyokong. Serat kolagen juga menunjukkan

orientasi

acak

dan paling

banyak terdapat

di

bagian

tubuh yang

memerlukan penyokong kuat

untuk menahan daya tarikan dari segala arah.

Jaringan

ikat

padat teratur (textus connectivus cornpactus

typus

regularis) adalah

jaringan

yang

memiliki

daya regang yang besar, seperti ligamentum dan

tendon.

Serat kolagen yang tersusun padat

dan

sejajar memberikan tahanan

yang kuat

terhadap daya

tarikan

padl

satu

irah

atau sumbu.

Tendon

dan

ligamentum melekat pada tulang dan mengalami daya tarikan yang kuat secara terus-menerus. Karena susunan serat kolagen padat maka terdapat substantia fundamentalis yang

sedikit, dan jenis sel yang predominan

adalah

fibroblas, yang

terletak

di

antara deretan serat

(11)

1 Nukleus fibroblas (pandangan lateral) 2 Fasciculus collageni (kondisi teregang) 3 Nukleus fibroblas (pandangan permukaan) 4 Jaringan

ikat

-interfasikular 5 Fasciculus collageni . 6 Fibroblas 7 Arteriol 8 Fasciculus collageni (kondisi mengendur)

GAMBAR

3.8

Jaringan ikat padat teratur: tendon (potongan longitudinal).

Pulasan:

hematoksilin

dan

eosin.

Pembesaran sedang.

Serat kolagen

2

Fibroblas

3

Pembuluh darah

GAMBAR

3.9

Jaringan ikat padat teratur: tendon (potongan longitudinal). Pulasan: hematoksilin

dan

(12)

GAMBAR

3.10

tr

Jaringan lkat

Paeiat

Teratur:

T*ndan {Potongan

Transversai)

Potongan melintang tendon diperlihatkan dengan pembesaran lemah (sisi

kiri)

dan pembesaran kuat

(sisi kanan).

Di

dalam setiap berkas serat kolage

n

(l,Z)

terdapat

fibroblas

(inti)

(

t,

8) yang terpotong

melintang. Fibroblas terdapat

di

antara berkas serat kolagen

(:,

Z).

fibroblas

(S) int lebih jelas terlihat dengan pembesaran kuat di sisi kanan, yang memperlihatkan berkas serat kolagen

(Z)

dan fibroblas

(8)

bercabang pada potongan melintang.

Di

antara berkas kolagen terdapat sekat

iaringan

ikat

(2)

interfasikularis. Sekat

ini

mengandung

pembuluh darah,

arteriol

dan

venula

(6),

saraf, dan adakalanya, reseptor sensitif terhadap tekanan

badan

Pacini (corpusculum

lamellosu-)

(9).

Di

sisi

kiri

gambar juga tampak potongan melintang beberapa serat

otot

rangka

(4).

Serat-serat ini

berdekatan dengan tendon, namun terpisah oleh sekat jaringan ikat. Perhatikan bahwa

inti

(5)

serat otot

rangka

(4)

terletak di pinggir serat, sementara fibroblas (1, 8) terletak di antara berkas serat kolagen (3,

7).

GAMBAR

3.11

ffi

Jaringan

Adiposa;

lJsus

Potongan kecil mesenterium usus diperlihatkan dengan banyaknya timbunan sel adiposa

(lemak)

(4,

8)

yang tersusun membentuk jaringan adiposa.

Jaringan

ikat (9)

yang mengelilingi jaringan adiposa

dilapisi oleh epitel selapis gepeng yang disebut mesotel

(10).

Sel-sel adiposa (4, 8) saling berhimpitan dan dipisahkan oleh pita-pita tipis sekat

iaringan ikat (3)

yang terdapat

fibroblas

(7),

arteriol

( I ), venula (2, A) , saraf, dan

kapiler (5).

Suatu sel adiposa tampak sebagai sel kosong

(4)

karena lemaknya

larut

oleh berbagai zat kimia selama Proses pembuatan sediaan histologik

Inti

sel adiposa

(8)

terdesak ke bagian pinggir sitoplasma, dan pada potongan tertentu,

inti

fibroblas

(7)

dan

inti

sel lemak

(8)

sukar dibedakan.

Dua

jenis jaringan

adiposa

di

tubuh

adalah

jaringan lemak putih

(textus adiposus albus) dan

jaringan lemak coklat

(textus adiposus fuscus). Kedua

jaringan

adiposa

ini

merupakan tempat utama pcnyimpanan dan metabolisme lemak

di

tubuh.

Sel-sel jaringan lemak

putih

berukuran besar dan menyimpan lemak dalam satu butiran besar. Lemak

yang

terutama

disimpan

di

dalam sel

adiposa adalah trigliserida. Jaringan lemak putih memperlihatkan distribusi yang

lebih

luas daripada

jaringan

lemak coklat. Jaringan lemak putih

tersebar

di

seluruh

tubuh,

dengan pola

distribusi

memperlihatkan variasi

y.ng

b"rguntung pada

jenis kelamin dan

usia

individu.

Selain berfungsi sebagai sumber energi,

jaringan

lemak putih menghasilkan insulasi

di

bawah

kulit

dan membentuk dantalan lemak

d"i'r"kituiorgun.

J;ri";;;

lemak

juga memiliki

banyak

pembuluh

darah karena tinggrnya aktivitas metabolik. Sel adip-osa juga

memiliki

reseptor untuk insulin,

glukokortikoid,

hormon perlumbuhan, dan faktor lain yang

memengaruhi jaringan lemak untuk menimbun dan melepaskan lemak. Selain itu, jaringan

lema[

putih juga mengeluarkan hormon yangdisebut leptin, yang meningkatkan metabolisme ki'rbohidrat dan

lemakdi

sel sambil menghambatatau menekan nafsu makan dan asupan makanan.

Sel-sel

jaringan lemak

coklat

berukuran

lebih kecil

daripada jaringan lemak

putih

dan

menyimpan

lemik

dalam bentuk butiran-butiran kecil.

Jarrngan temat<

cilta,

ai,"*,if.*

pra"

semua mamalia,

tetapi

berkembang

paling

sempurna pada

hewan yang

melakukan hibernasi. Fungsi utama

jaringan

lemak

coklat

adalah menghangatkan

tubuh.

Pada

bayi baru lahir

yang

terpajan udara

dingin

alau pada hewan berbulu yang

muncul dari

hibernasinya,

jaringan

lema[

coklat

terutama digunakan

untuk

menghasilkan

dan

meningkatkan

suhu tubuh

selama periode

kritis ini.

Pembentukan panas

oleh

jaringan lemak coklat

diitur

oleh

sistem saraf simpatis, yang

mengeluarkan

norepinefrin untuk menimbulkan hidrolisis

lemak. Jumlah

jaringan

lemak coklai secara bertahap berkurang seiring pertambahan usia, dan terutama

ditemulan

d"i sekitar kelenjar adrenal, pembuluh besar, dan daerah leher.

(13)

'1 Fibroblas

2 Jaringan ikat interfasikularis

3 Berkas

serat kolagen 4 Serat otot rangka

5 Nukleus otol rangka l 7 Serat kolaqen 8 Nukleus fibroblas 9 Corpusculum lamellosum (Badan Pacini) 6 Arteriol dan venula

GAMBAR

3.10

Jaringan ikat padat teratur: tendon (potongan transversal).

Pulasan:

hematoksilin

dan

eosin. Kiri: pembesaran lemah; kanan: pembesaran

kuat.

t

c.

...\

f

\

T ,{ ,ji $.

{.,.

j"i.

6 Venula 7 Fibroblas B Nukleus sel adiposa 9 Jaringan ikat 10 lvlesotel '1 Arteriol 2 Venula 3 Sekat jaringan ikat 4 Sel adiposa ?*

a

','--.t"$

,*i*. * ji

{ t'a

!.

5 Kapiler

GAMBAR

3.11

Jaringan adiposa di usus.

Pulasan:

hematoksilin dan eosin.

Pembesaran sedang.

r:':{

:{i

{'sL.

3

Iti

t

t'r _

(14)

BAB

3

Ringkasan

Jaringan

lkat

Klasifikasi

o

Berkembang dari mesenkim dan terdiri dari sel dan substantia fundamentalis

o

Jaringan ikat embrionik terdapat di tali pusat dan gigi yang sedang tumbuh

o

Diklasifikasikan sebagai jaringan ikat longgar atau padat

Jaringan

lkat Longgar

o

Lebih banyak di tubuh dan memperlihatkan susunan sel dan serat yang longgar dan tidak teratur

o

Mengandung banyak substantia fundamentalis

o

Sel yang predominan adalah serat kolagen, fibroblas, sel adiposa, sel mast, dan makrofag

Jaringan

lkat

Padat

Tidak teratur

o

Terutama terdiri dari fibroblas, dan serat kolagen yang tebal dan padat

o

Jenis sel lainnya lebih sedikit dan substantia fundamentalis minimal

r

Serat kolagen memperlihatkan orientasi acak dan memberikan penyokong jaringan yang kuat

o

Terutama terdapat pada bagian yang memerlukan tahanan terhadap gaya dari berbagai arah

Jaringan lkat

Padat

Teratur

o

Serat-seratnya tersusun padat dengan orientasi teratur dan sejajar

o

Terdapat di tendon dan ligamentum yang melekat pada tulang

o

Tahanan yang besar terhadap daya tarikan pada satu sumbu atau arah

o

Substantia fundamentalis minimal; sel predominan adalah fibroblas

Scl

faringan lkat

Fibroblas

o

Adalah sel aktif permanen yang menyintesis semua serat kolagen, retikular, dan elastik

o

Menyintesis glikosaminoglikan, proteoglikan, dan glikoprotein substantia fundamentalis

Fibrosit

o

Lebih kecil daripada fibroblas

o

Sel jaringan ikat yang inaktifatau beristirahat

Sel Lemak (Adiposa)

Putih

r

Terdapat tunggal atau berkelompok

o

Jika sel adiposa mendominasi, jaringan ikatnya adalah jaringan adiposa

o

Menyimpan lemak

(lipid),

terutama trigliserida, sebagai butiran tunggal yang besar

o

Tampak sebagai sel kosong karena lemaknya larut sewaktu pembuatan sediaan

o

Tersebar di seluruh tubuh; berfungsi sebagai insulator, dan membentuk bantalan lemak untuk melindungi organ

o

Memiliki

banyak pembuluh darah karena aktivitas metabolik yang tinggi

o

Memiliki

banyak reseptor untuk berbagai hormon yang memengaruhi penimbunan dan pelepasan lemak

o

Mengeluarkan hormon leptin untuk meningkatkan metabolisme lemak dan menghambat nafsu makan

Sel

Lemak

Coklat

o

Selnya lebih kecil daripada sel lemak putih; menyimpan lemak sebagai butiran

multipel

o

Berkembang sempurna pada hewan yang melakukan hibernasi

(15)

a a

Pada bayi baru lahir atau hewan yang muncul dari hibernasi, menghasilkan panas tubuh Norepinefrin dari sistem saraf simpatis menimbulkan hidrolisis lemak

Makrofag

o

Paling banyak di jaringan ikat longgar

o

Menelan bakteri, sel mati, debris sel, dan benda asing

o

Adalah sel penyaji-antigen bagi limfosit untuk respons imunologi

o

Berasal dari monosit darah yang beredar

o

Dinamai sel I(upfer di hati, osteoklas di tulang, dan mikroglia di susunan saraf pusat

Limfosit

o

Paling banyak di jaringan ikat longgar saluran pernapasan dan pencernaan

o

Menghasilkan antibodi dan mematikan sel yang terinfeksi-virus

Sel

Plasma

o

Ditandai oleh kromatin yang tersebar dalam pola radial

o

Berasal dari limfosit yang terpajan antigen

o

Menghasilkan antibodi untuk menghancurkan antigen spesifik

Sel

Mast

o

Berkaitan erat dengan pembuluh darah

o

Ditemukan di jaringan ikat sistem pencernaan, pernapasan, dan

kulit

o

Sel bulat dengan granula basofilikhalus regular

o

Mengeluarkan histamin jika terpajan alergen, menyebabkan reaksi alergi

Neutrofil

r

Mengaktifkan fagosit; menelan dan menghancurkan bakteri

Eosinofil

o

Meningkat setelah infestasi parasit

o

Memfagosit kompleks antigen-antibodi selama reaksi alergi

Serat

Kolagen

o

Tipe I ditemukan di kulit, tendon, ligamentum, dan tulang

o

Tipe

II

ditemukan di tulang rawan elastik dan hialin

o

Tipe

III

membentuk anyaman di hati, limfonodus, limpa, dan organ hemopoietik

o

Tipe

IV

ditemukan di lamina basalis membrana basalis

Substantia Fundamentalis

o

Terdiri dari matriks ekstraselular, suatu gel setengah-cair dengan kandungan airyang tinggi

o

Mengandung rantai polisakarida glikosaminoglikan, proteoglikan, dan glikoprotein adhesif

o

Asam hialuronat adalah glikosaminoglikan utama

o

Glikosaminoglikan lainnya membentuk agregat proteoglikan, yang menarik air

o

Mempermudah difusi antara sel dan pembuluh darah

o

Sawarpenyebaranpatogen

o

Bakteri dapat menghidrolisis asam hialuronat dan mengurangi viskositas sawar

(16)

Cartilago

d.

K€

w

@

Cartilago non calcificata cartirago

@ru1Epiph,,ss

catcificati€.n

*ql

periosteum;effim

I

^

3"lli::?"

ffiluapnvss

#p

:i:,n:,".".n,

^/*ffi

Ep phvs s

ffi-$il

centrum

@

hgiTi#11

|

ossificationis

Wp,'_i

Prrmarrum

g,l,K."n,,n"

k=:,#

non calcificata I$aing.ijanjAlg Kerah tulanq (bone collar) sanguineum Cartilago articularis terbuka Periosteum sangurneum Textus OSSEUS spongrosus Kanal Havers Vas sanguineum Lamella circumferentialis externa Canaliculi

G)

Osteonum Textus osseus spongiosus Periosteum Periosteum Cadilago epiphysialis Textus osseus compactus

Cavitas Pembuluh darah

dalam kanal Volkman medullaris

@

Textus osseus compactus Textus osseus spongiosus

GAMBARAN UMUM

4

Osifikasi endokondral menggambarkan tahap-tahap progresif pembentukan

tulang, dari model tulang rawan menjadi tulang, termasuk histologi potongan tulang kompak

yang terbentu k. .$.," dT

'sf

.9* Vas

sanguineum Textus osseus

spongiosus

{,4

/: t

a-''\

Lamella circumfe-rentialis interna

74

Textus osseus spongiosus

'lo*"u'T,ffi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Analisis Risiko Sistematis Masing-masing Saham Individu (β i ) Beta (β) merupakan risiko sistematis yang melekat pada suatu saham.Beta menunjukkan hubungan antara

bantuan ke masyarakat miskin yang seharusnya disalurkan kepada masyarakat yang mengalami bencana alam dan dalam hal ini terdakwa dalam melakukan perbuatan tersebut

Jadi, keduanya saling melengkapi dimana dalam kerak bumi tidak rata sebagaimana diduga oleh Pratt (akar pegunungan menjorok lebih dalam dibanding dasar laut), dan dipihak lain

mahasiswa yang mendapat Nilai Akhir D atau E diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan nilai dengan mengikuti Ujian Perbaikan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Bagi mahasiswa

Hasil pengujian hipotesis kedua yang menguji pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Intellectual Capital Disclosure mengungkapkan bahwa Kinerja Keuangan tidak berpengaruh

Dosen Program Studi Sastra Bali Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana sinamian antuk paswécan micayang pawarah, piteket miwah ajah-ajahan majeng ring titiang pinaka

Adapun penelitian ini, peneliti mengambil sampel dari orang tua yang tidak berpartisipasi dalam program sangu akik, sedangkan untuk populasi orang tua yang berpartisipasi

Dari hasil analisis ini diperoleh nilai kalor tertinggi pada briket batubara muda yang mempunyai komposisi perekat 15 % untuk perekat pati jarak dengan nilai