• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT INTILAND DEVELOPMENT TBK Kegiatan Usaha: Pengembangan Real Estat dan Properti Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT INTILAND DEVELOPMENT TBK Kegiatan Usaha: Pengembangan Real Estat dan Properti Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

1 PROSPEKTUS RINGKAS

INFORMASI DALAM DOKUMEN INI MASIH DAPAT DILENGKAPI DAN ATAU DIUBAH. PERNYATAAN PENDAFTARAN EFEK INI TELAH DISAMPAIKAN KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN (”OJK”) NAMUN BELUM MEMPEROLEH PERNYATAAN EFEKTIF DARI OJK. DOKUMEN INI HANYA DAPAT DIGUNAKAN DALAM RANGKA PENAWARAN AWAL TERHADAP EFEK INI. EFEK INI TIDAK DAPAT DIJUAL SEBELUM PERNYATAAN PENDAFTARAN YANG TELAH DISAMPAIKAN KEPADA OJK MENJADI EFEKTIF. PEMESANAN MEMBELI EFEK INI HANYA DAPAT DILAKSANAKAN SETELAH CALON PEMBELI ATAU PEMESAN MENERIMA ATAU MEMPUNYAI KESEMPATAN UNTUK MEMBACA PROSPEKTUS AWAL.

OJK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI ATAS EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS RINGKAS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.

PT INTILAND DEVELOPMENT Tbk (“PERSEROAN”) DAN PARA PENJAMIN PELAKSANA EMISI OBLIGASI BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS RINGKAS INI.

OBLIGASI YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM OBLIGASI INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA.

PT INTILAND DEVELOPMENT TBK

Kegiatan Usaha:

Pengembangan Real Estat dan Properti Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia

Kantor Pusat:

Intiland Tower, lantai Penthouse, Jl. Jend.Sudirman 32, Jakarta 10220 Telp.: +62 21 570 1912 / 570 8088, Fax.: +62 21 570 0014 / 5700015

www.intiland.com info@intiland.com PENAWARAN UMUM

OBLIGASI II INTILAND DEVELOPMENT TAHUN 2016 DENGAN JUMLAH POKOK SEBANYAK-BANYAKNYA SEBESAR Rp600.000.000.000 (ENAM RATUS MILIAR RUPIAH)

Seri A: Obligasi dengan tingkat bunga sebesar [*]% ([*] persen) per tahun berjangka waktu 3 (tiga) tahun sejak Tanggal Emisi. Jumlah Pokok Obligasi Seri A yang ditawarkan adalah sebesar Rp [*] ([*] miliar Rupiah) secara Kesanggupan Penuh (Full Commitment). Pembayaran Bunga Obligasi pertama akan dilakukan pada tanggal 24 September 2016, sedangkan pembayaran Bunga Obligasi terakhir akan dilakukan pada tanggal jatuh tempo Obligasi yaitu pada tanggal 24 Juni 2016. Pembayaran Obligasi Seri A tersebut akan dilakukan secara penuh (bullet payment) sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pokok Obligasi Seri A pada saat jatuh tempo.

Seri B: Obligasi dengan tingkat bunga sebesar [*]% ([*] persen) per tahun berjangka waktu 5 (lima) tahun sejak Tanggal Emisi. Jumlah Pokok Obligasi Seri B yang ditawarkan adalah sebesar Rp [*] ([*] miliar Rupiah) secara Kesanggupan Penuh (Full Commitment). Pembayaran Bunga Obligasi pertama akan dilakukan pada tanggal 24 September 2016, sedangkan pembayaran Bunga Obligasi terakhir akan dilakukan pada tanggal jatuh tempo Obligasi yaitu pada tanggal 24 Juni 2021. Pembayaran Obligasi Seri B tersebut akan dilakukan secara penuh (bullet payment) sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pokok Obligasi Seri B pada saat jatuh tempo.

PENTING UNTUK DIPERHATIKAN

OBLIGASI INI DIJAMIN OLEH JAMINAN KHUSUS BERUPA ASET TETAP YANG TERDIRI DARI 2 (DUA) BIDANG TANAH ATAS NAMA PT GRANDE FAMILY VIEW YANG TERLETAK DI PRADAHKALIKENDAL BERIKUT BANGUNAN SERTA SARANA PELENGKAP LAINNYA YANG BERDIRI DI ATASNYA YANG AKAN ADA DIKEMUDIAN HARI YANG DAPAT DIJADIKAN BARANG JAMINAN, UNTUK KEPENTINGAN PEMEGANG OBLIGASI MELALUI WALI AMANAT, DENGAN NILAI JAMINAN, SEKURANG-KURANGNYA SEBESAR 110% DARI POKOK OBLIGASI. APABILA JUMLAH POKOK OBLIGASI SEBESAR RP 600 MILIAR, MAKA EMITEN WAJIB MENYETORKAN UANG TUNAI DALAM REKENING DITEMPATKAN DALAM BENTUK DEPOSITO YANG AKAN DILAKUKAN PENGIKATAN SESUAI KETENTUAN YANG BERLAKU.

KETERANGAN LEBIH LANJUT TENTANG JAMINAN DAPAT DILIHAT PADA BAB XVII PROSPEKTUS AWAL MENGENAI KETERANGAN TENTANG OBLIGASI

SATU TAHUN SETELAH TANGGAL PENJATAHAN, PERSEROAN DARI WAKTU KE WAKTU DAPAT MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI UNTUK SEBAGIAN ATAU SELURUH OBLIGASI SEBELUM TANGGAL PELUNASAN POKOK OBLIGASI DAN PERSEROAN MEMPUNYAI HAK UNTUK MEMBERLAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI TERSEBUT UNTUK DIMILIKI SEMENTARA LALU DIJUAL KEMBALI ATAU DISIMPAN UNTUK DIJUAL KEMBALI ATAU SEBAGAI PELUNASAN OBLIGASI. KHUSUS UNTUK PEMBELIAN KEMBALI SEBAGAI PELUNASAN HARUS MEMPERHATIKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. PEMBELIAN KEMBALI HANYA BOLEH DILAKUKAN JIKA PERSEROAN TIDAK MELAKUKAN KELALAIAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 5 PERJANJIAN PERWALIAMANATAN. PERSEROAN DILARANG MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI JIKA PELAKSANAAN PEMBELIAN KEMBALI TERSEBUT DAPAT MENGAKIBATKAN PERSEROAN TIDAK DAPAT MEMENUHI KETENTUAN-KETENTUAN DALAM PERJANJIAN PERWALIAMANATAN. PERSEROAN WAJIB MENGUMUMKAN DALAM 1 (SATU) SURAT KABAR HARIAN BERBAHASA INDONESIA YANG MEMPUNYAI PEREDARAN NASIONAL MENGENAI RENCANA DILAKUKANNYA PEMBELIAN KEMBALI OBLIGASI SELAMBAT-LAMBATNYA 2 (DUA) HARI KERJA SEBELUM TANGGAL PEMBELIAN KEMBALI OBLIGASI TERSEBUT. KETERANGAN MENGENAI PEMBELIAN KEMBALI DAPAT DILIHAT PADA BAB XVII DI PROSPEKTUS AWAL.

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO MAKRO EKONOMI INDONESIA.

RISIKO YANG DIHADAPI INVESTOR PEMBELI OBLIGASI ADALAH TIDAK LIKUIDNYA OBLIGASI YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI YANG ANTARA LAIN DISEBABKAN KARENA TUJUAN PEMBELIAN OBLIGASI SEBAGAI INVESTASI JANGKA PANJANG.

PERSEROAN HANYA MENERBITKAN SERTIFIKAT JUMBO OBLIGASI YANG DIDAFTARKAN ATAS NAMA PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (“KSEI”) DAN AKAN DIDISTRIBUSIKAN DALAM BENTUK ELEKTRONIK YANG DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF DI KSEI.

DALAM RANGKA PENERBITAN OBLIGASI INI, PERSEROAN TELAH MEMPEROLEH HASIL PEMERINGKATAN DARI PT PEFINDO UNTUK: OBLIGASI II INTILAND DEVELOPMENT TAHUN 2013

idA-

(Single A Minus)

KETERANGAN LEBIH LANJUT TENTANG HASIL PEMERINGKATAN TERSEBUT DAPAT DILIHAT PADA BAB XVIII PROSPEKTUS AWAL. HASIL PEMERINGKATAN DI ATAS BERLAKU UNTUK 11 APRIL 2016 SAMPAI DENGAN 1 APRIL 2017

OBLIGASI INI AKAN DICATATKAN DI PT BURSA EFEK INDONESIA (“BEI”)

Para Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan Penjamin Emisi Obligasi yang namanya tercantum di bawah ini Menjamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) terhadap Penawaran Umum Obligasi Perseroan.

PENJAMIN PELAKSANA EMISI OBLIGASI

PT Trimegah Securities Tbk

PT Sucorinvest Central Gani

PENJAMIN EMISI OBLIGASI

(akan ditentukan kemudian)

WALI AMANAT PT Bank Mega Tbk

(2)

2

JADWAL SEMENTARA

Masa Penawaran Awal (bookbuilding) : 2 – 13 Juni 2016

Perkiraan Tanggal Efektif : 20 Juni 2016

Perkiraan Masa Penawaran : 21 – 22 Juni 2016

Perkiraan Tanggal Penjatahan : 23 Juni 2016

Perkiraan Tanggal Distribusi Obligasi Secara Elektronik : 24 Juni 2016

Perkiraan Tanggal Pengembalian Dana Pemesanan : 24 Juni 2016

Perkiraan Tanggal Pencatatan Pada Bursa Efek Indonesia : 27 Juni 2016 PT Intiland Development Tbk (selanjutnya dalam Prospektus Awal disebut “Perseroan”) telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran Emisi Obligasi sehubungan dengan “Penawaran Umum Obligasi II Intiland Development Tahun 2016” kepada Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) di Jakarta melalui Surat No. 017/Intiland/CS/ANP-RH/IV/2016 tanggal 21 April 2016sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang No.8 tahun 1995 tanggal 10 Nopember 1995 tentang Pasar Modal, Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No.64 Tahun 1995, Tambahan No.3608 dan peraturan-peraturan pelaksanaannya (selanjutnya disebut “UUPM”).

Sebagai bagian dari Penawaran Umum Obligasi II Intiland Development Tahun 2016 diatas, Perseroan merencanakan untuk mencatatkan Obligasi II Intiland Development Tahun 2016 dengan nilai sebanyak-banyaknya sebesar Rp600.000.000.000 (enam ratus miliar Rupiah) pada PT Bursa Efek Indonesia (“BEI”) sesuai dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek Efek No. SP-00009/BEI.PP1/04-2016 tanggal 18 April 2016 yang telah dibuat antara Perseroan dengan BEI. Apabila syarat-syarat pencatatan Obligasi di BEI tidak terpenuhi, maka Penawaran Umum Obligasi ini batal demi hukum dan pembayaran pesanan Obligasi tersebut wajib dikembalikan kepada para pemesan sesuai ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi dan Peraturan Nomor: IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-122/BL/2009 Tanggal 29 Mei 2009.

Perseroan, Penjamin Pelaksanaan Emisi Obligasi, Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang disebut dalam Prospektus Ringkas ini bertanggung jawab sepenuhnya atas data yang disajikan sesuai dengan fungsi masing-masing, sesuai dengan peraturan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia dan kode etik, norma serta standar profesi masing-masing.

Sehubungan dengan Penawaran Umum Obligasi ini, semua pihak termasuk Pihak terafiliasi dengan Perseroan dan para Penjamin Pelaksanaan Emisi Obligasi tidak diperkenankan memberikan keterangan atau membuat pernyataan apapun mengenai data atau hal-hal yang tidak diungkapkan dalam Prospektus Ringkas ini tanpa sebelumnya memperoleh persetujuan tertulis dari Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi.

Kecuali didefinisikan lain dalam Prospektus Ringkas ini, maka definisi yang digunakan dalam Prospektus Awal akan mempunyai arti yang sama dengan definisi yang akan digunakan dalam Prospektus Ringkas ini.

PENAWARAN UMUM OBLIGASI

Sehubungan dengan Penawaran Umum Obligasi ini, setiap pihak yang terafiliasi dilarang memberikan keterangan dan/atau membuat pernyataan apapun mengenai data yang tidak tercantum dalam Prospektus Ringkas ini tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek

Nama Obligasi

Nama Obligasi yang ditawarkan melalui Penawaran Umum Obligasi ini adalah “Obligasi II Intiland Development Tahun 2016”.

(3)

3 Obligasi ini ditawarkan dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya sebesar Rp600.000.000.000 (enam ratus miliar Rupiah). Kepastian jumlah Pokok Obligasi akan ditentukan setelah dilakukannya proses Penawaran Awal

(book building).

Perseroan melakukan Penawaran Umum Obligasi yang diterbitkan dengan memberikan pilihan bagi Masyarakat untuk memilih seri yang dikehendaki, yaitu sebagai berikut:

Seri A: Obligasi dengan tingkat bunga sebesar *•+% (*•+persen) per tahun berjangka waktu 3 (tiga) tahun sejak Tanggal Emisi. Jumlah Pokok Obligasi Seri A yang ditawarkan adalah sebesar Rp*•+ (*•+ miliar Rupiah) secara Kesanggupan Penuh (Full Commitment). Pembayaran Bunga Obligasi pertama akan dilakukan pada tanggal 24 September 2016, sedangkan pembayaran Bunga Obligasi terakhir akan dilakukan pada tanggal jatuh tempo Obligasi yaitu pada tanggal 24 Juni 2019. Pembayaran Obligasi Seri A tersebut akan dilakukan secara penuh (bullet payment) sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pokok Obligasi Seri A pada saat jatuh tempo.

Seri B: Obligasi dengan tingkat bunga sebesar *•+% (*•+persen) per tahun berjangka waktu 5 (lima) tahun sejak Tanggal Emisi. Jumlah Pokok Obligasi Seri B yang ditawarkan adalah sebesar Rp*•+ (*•+ miliar Rupiah) secara Kesanggupan Penuh (Full Commitment). Pembayaran Bunga Obligasi pertama akan dilakukan pada tanggal 24 September 2016, sedangkan pembayaran Bunga Obligasi terakhir akan dilakukan pada tanggal jatuh tempo Obligasi yaitu pada tanggal 24 Juni 2021. Pembayaran Obligasi Seri B tersebut akan dilakukan secara penuh (bullet payment) sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pokok Obligasi Seri B pada saat jatuh tempo.

Tingkat Bunga Obligasi merupakan persentase per tahun dari Jumlah Pokok yang dihitung berdasarkan jumlah hari yang lewat sejak tanggal emisi, dimana 1 (satu) bulan dihitung 30 (tiga puluh) hari dan 1 (satu) tahun dihitung 360 (tiga ratus enam puluh) hari.

Satuan Pemindahbukuan dan Satuan Perdagangan

Satuan Pemindahbukuan sebesar Rp1,00 (Satu Rupiah) dan kelipatannya. Dalam RUPO tiap-tiap Rp1,00 (Satu Rupiah) memberikan hak kepada Pemegang Obligasi untuk mengeluarkan 1 (satu) suara.

Satuan Perdagangan Obligasi yang diperdagangkan adalah senilai Rp5.000.000,00 (Lima juta Rupiah) dan/atau kelipatannya.

Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi

Tingkat Bunga Obligasi merupakan persentase per tahun dari Jumlah Pokok yang dihitung berdasarkan jumlah hari yang lewat sejak tanggal emisi, dimana 1 (satu) bulan dihitung 30 (tiga puluh) hari dan 1 (satu) tahun dihitung 360 (tiga ratus enam puluh) hari. Bunga tersebut akan dibayarkan oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi melalui Pemegang Rekening KSEI pada Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi yang bersangkutan. Obligasi harus dilunasi dengan harga yang sama dengan jumlah Pokok Obligasi yang tertulis pada Konfirmasi Tertulis yang dimiliki oleh Pemegang Obligasi, dengan memperhatikan Sertipikat Jumbo Obligasi dan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan.

Jaminan

Guna menjamin pembayaran dari seluruh jumlah uang yang oleh sebab apapun juga terutang dan wajib dibayar oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi berdasarkan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan, Pereroan berjanji akan memberikan Jaminan kepada Pemegang Obligasi, yang pemberian Jaminan tersebut diberikan oleh Pemberi Jaminan yaitu PT Grande Family View selaku entitas anak tidak langsung Perseroan, dengan ketentuan sebagai berikut:

(4)

4 Jenis Benda Jaminan adalah :

Perseroan memberikan Jaminan tanah sebagaimana tersebut dibawah ini dengan Hak Tanggungan peringkat pertama, untuk kepentingan Pemegang Obligasi melalui Wali Amanat yang dibebankan dengan hak tanggungan, yang untuk memberikan jaminan tersebut Perseroan telah mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris PT Grande Family View, sebagaimana ternyata dari surat tertanggal 11-04-2016 (sebelas April dua ribu enam belas) dua ribu enam belas) yang dibuat dibawah tangan dan aslinya dilekatkan pada minuta akta saya, Notaris, Nomor: 60 tanggal 20-04-2016 (dua puluh April dua ribu enambelas) dan untuk melakukan pemberian Jaminan tersebut PT Grande Family View menyatakan telah memenuhi seluruh persyaratan dan ketentuan dalam anggaran dasarnnya dan peraturan perundang yang berlaku.

Jaminan Hak Tanggungan adalah berupa :

a. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor: 5520, seluas 26.036 m2 (dua puluh enam ribu tiga puluh enam meter persegi) sebagaimana diuraikan dalam Surat Ukur Nomor: 191/Pradah Kalikendal/2009 tanggal 20-10-2009 (dua puluh Oktober dua ribu sembilan), Sertifikat diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Surabaya, pada tanggal 29-10-2009 (dua puluh sembilan Oktober dua ribu sembilan) dan berakhir pada tanggal 15-10-2039 (lima belas Oktober dua puluh sembilan);

Sebidang tanah tersebut terletak di : Propinsi : Jawa Timur;

Kotamadya: Surabaya; Kecamatan: Dukuh Pakis; Kelurahan:Pradakalikendal;

Yang tercatat atas nama PT GRANDE FAMILY VIEW;

b. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor: 3456, seluas 2.685 m2 (dua ribu enam ratus delapan puluh lima meter persegi) sebagaimana diuraikan dalam Surat Ukur Nomor: 423/1998 tanggal 01-10-1998 (satu Oktober seribu sembilan ratus sembilan puluh delapan), Sertifikat diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Surabaya, pada tanggal 12-10-1998 (dua belas Oktober seribu sembilan ratus sembilan puluh delapan) dan berakhir pada tanggal 14-04-2018 (delapan belas April dua ribu delapan belas).

Propinsi : Jawa Timur; Kotamadya: Surabaya; Kecamatan: Dukuh Pakis; Kelurahan:Pradakalikendal;

Yang tercatat atas nama PT GRANDE FAMILY VIEW; termasuk bangunan berikut sarana pelengkap lainnya yang ada (jika ada bangunan) dan yang kelak kemudian hari akan berada dan/atau diperoleh atas bidang-bidang tanah hak bangunan tersebut, yang menurut sifat, peruntukannya atau yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dapat dianggap sebagai barang tidak bergerak termasuk hak tagih atas tagihan asuransi berdasarkan polis asuransi atas segala sesuatu yang sekarang ada maupun yang kelak dikemudian hari akan berada dan/atau diperoleh atas bidang-bidang tanah tersebut diatas yang menurut sifat peruntukannya dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dianggap sebagai barang tidak bergerak yang ada diatasnya. Penjaminan atas tanah dan bangunan berikut sarana pelenggap lainnya yang ada dan yang kelak kemudian hari akan berada dan/atau diperoleh atas bidang-bidang tanah hak guna bangunan tersebut, yang dijamin dengan Hak Tanggungan peringkat pertama atas tanah-tanah beserta bangunan-bangunan dan sarana pelengkap lainnya, sebagaimana diuraikan diatas yang pengikatannya dilakukan berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku (selanjutnya disebut Jaminan Hak Tanggungan).

Perseroan menjaminkan kedua bidang tanah tersebut karena merupakan aset Perseroan melalui kepemilikan Perseroan di PT Grande Family View (Entitas Anak tidak langsung). Kedua bidang tanah tersebut terletak di

(5)

5 area komersial kawasan Graha Famili di Surabaya yang memiliki nilai tinggi dengan potensi besar untuk pengembangan di masa depan

Nilai Benda Jaminan:

Penilaian atas 2 (dua) bidang tanah tersebut telah dilakukan oleh Kantor Jasa Penilai Publik (“KJPP”) Wilson dan Rekan in association with Knight Frank, dengan rincian sebagai berikut:

(1) Sesuai dengan suratnya tanggal 19-04-2016 (Sembilan belas April dua ribu enam belas) Nomor : 075/W&R-Laporan 2016 , Perihal: Penilaian Tanah Seluas 26.036 m2 (dua puluh enam ribu tiga puluh enam meter persegi), yaitu hasil penilaian untuk tanah atas Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor: 5520, seluas 26.036 m2 (dua puluh enam ribu tiga puluh enam meter persegi) sebagaimana tersebut dalam Pasal 11.1.a Perjanjian Perwaliamantan, hasil penilaiannya adalah sebesar Rp 543.160.000.000,00 (lima ratus empat puluh tiga miliar seratus enam puluh juta Rupiah);

(2) sesuai dengan suratnya tanggal 19-04-2016 (Sembilan belas April dua ribu enam belas) Nomor : 092/W&R-Laporan/2016, Perihal: Penilaian Tanah Seluas 2.685 m2 (dua ribu enam ratus delapan puluh lima meter persegi), yaitu Penilaian untuk tanah atas Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor: 3456, seluas 2.685 m2 (dua ribu enam ratus delapan puluh lima meter persegi) sebagaimana tersebut dalam Pasal 11.1.b Perjanjian Perwaliamantan, dengan hasil penilaiannya adalah sebesar Rp 108.190.000.000,00 (seratus delapan miliar seratus sembilan puluh juta Rupiah);

Dengan demikian apabila jumlah Pokok Obligasi sebesar Rp600.000.000.000,00 (enam ratus miliar Rupiah), maka hasil penilaian tersebut belum mencapai 110% (seratus sepuluh persen) dari jumlah Pokok Obligasi, sehubungan dengan hal tersebut maka apabila Pokok Obligasi mencapai Rp600.000.000.000,00 (enam ratus miliar Rupiah), Perseroan wajib menambah jaminan berupa uang tunai. Penyetoran uang tunai sejumlah atau senilai dengan kekurangan nilai jaminan tersebut harus dilakukan pada Tanggal Emisi pada rekening atas nama Perseroan pada bank yang ditentukan oleh Wali Amanat dan Perseroan. Uang tunai dalam rekening tersebut dapat ditempatkan dalam bentuk deposito atau instrumen bank lainnya yang disetujui oleh Wali Amanat. Pendapatan atas penempatan uang tunai tersebut menjadi milik Perseroan sepenuhnya. Perseroan dengan ini memberi kuasa kepada Wali Amanat untuk menguasai uang tunai, senilai kekurangan Jaminan tersebut di atas dan menandatangani dokumen-dokumen yang diperlukan sehubungan dengan penguasaan uang tunai tersebut.

Dengan demikian selambat-lambatnya pada Tanggal Emisi, nilai jaminan adalah sekurang-kurangnya sebesar 110% (seratus sepuluh persen) dari Pokok Obligasi.

Dengan tetap memperhatikan ketentuan Pasal 9 Perjanjian Perwaliamanatan, apabila Perseroan dinyatakan lalai berdasarkan Pasal 9 Perjanjian Perwaliamanatan dengan mana seluruh kewajiban Perseroan berdasarkan Obligasi menjadi jatuh tempo, maka Perseroan dan Pemberi Jaminan dengan ini sekarang dan pada waktunya nanti memberikan kuasa kepada Wali Amanat untuk kepentingan Pemegang Obligasi mengeksekusi Jaminan dengan cara menjual, mengalihkan atau cara lain mengoperkan sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dengan ketentuan apabila akan dilakukan dengan penjualan secara bawah tangan maka penjualan tersebut harus didahului dengan kesepakatan antara Perseroan dan Pemberi Jaminan dan Wali Amanat, apabila kesepakatan tidak tercapai dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) Hari Kalender terhitung sejak tanggal keputusan RUPO yang memutuskan dilakukannya eksekusi-eksekusi atas Jaminan tersebut, maka Wali Amanat akan melakukan eksekusi-eksekusi Jaminan melalui tata cara pelelangan umum.

Wali Amanat

Bertindak sebagai Wali Amanat dalam penerbitan Obligasi ini adalah PT Bank Mega Tbk. Hasil Pemeringkatan

Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang sesuai dengan surat Pefindo No 656/PEF-Dir/IV/2016 tanggal 12 April 2016, hasil pemeringkatan atas Obligasi II Intiland Development Tahun 2016 adalah:

idA- (Single A Minus)

(6)

6 Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Bab XVIII Prospektus ini Perihal Keterangan Mengenai Pemeringkatan Obligasi. Hasil pemeringkatan di atas berlaku untuk periode 11 April 2016 sampai dengan 1 April 2017.

Tidak ada hubungan afiliasi antara Perseroan dengan perusahaan pemeringkat yang melakukan pemeringkatan atas surat utang Perseroan.

Perseroan akan melakukan pemeringkatan atas Obligasi setiap 1 (satu) tahun sekali sampai dengan telah diselesaikannya seluruh kewajiban yang terkait dengan Obligasi, sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor: IX.C.11 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-712/BL/2012 tanggal 26 Desember 2012 tentang Pemeringkatan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk.

Hak Senioritas Atas Utang

Berdasarkan perjanjian-perjanjian yang ditandatangani oleh Perseroan sehubungan dengan Dokumen Emisi, kewajiban-kewajiban Perseroan sebelum diserahkannya Jaminan mempunyai kedudukan sekurang-kurangnya paripassu dengan kewajiban Perseroan lainnya. Hak Pemegang Obligasi adalah preferen dari hak-hak kreditur Perseroan lain setelah diserahkannya Jaminan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tata Cara Pelunasan Pokok Obligasi dan Pembayaran Bunga Obligasi

Pelunasan Pokok Obligasi dan pembayaran Bunga Obligasi akan dilakukan oleh KSEI selaku Agen Pembayaran atas nama Perseroan kepada Pemegang Obligasi yang menyerahkan konfirmasi kepemilikan Obligasi sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Agen Pembayaran kepada Pemegang Obligasi melalui Pemegang Rekening di KSEI sesuai dengan jadwal waktu pembayaran masing-masing sebagaimana yang telah ditentukan. Bilamana tanggal pembayaran jatuh pada bukan Hari Bursa, maka pembayaran akan dilakukan pada Hari Bursa berikutnya.

Pembatasan-Pembatasan Dan Kewajiban-Kewajiban Perseroan

Sesuai dengan Perjanjian Perwaliamanatan, ditentukan bahwa terdapat pembatasan-pembatasan dan kewajiban-kewajiban terhadap Perseroan sehubungan dengan Penawaran Umum Obligasi yang akan dijelaskan lebih lanjut dalam Bab XVIII Prospektus Awal.

Selain pembatasan dan kewajiban Perseroan, dalam Perjanjian Perwaliamanatan, ditentukan kondisi kondisi dan pengaturan mengenai kelalaian (cidera janji) Perseroan yang akan dijelaskan pada Bab XVII Prospektus Awal.

Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO)

Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) dapat diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi. Mengenai RUPO diuraikan dalam Bab XVII Prospektus Awal mengenai Keterangan tentang Obligasi.

Perpajakan

Pajak atas penghasilan yang diperoleh dari kepemilikan Obligasi diperhitungkan dan diperlakukan sesuai dengan Peraturan Perpajakan yang berlaku di Indonesia. Mengenai perpajakan diuraikan dalam Bab XII pada Prospektus Awal.

Persyaratan Pemesanan Pembelian Obligasi

Persyaratan Pemesanan Pembelian Obligasi dapat dilihat pada Bab XX Prospektus Awal.

Keterangan secara lengkap mengenai Penawaran Umum Obligasi dapat dilihat pada Bab I dalam Prospektus Awal.

(7)

7

RENCANA PENGGUNAAN DANA

Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Obligasi ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk:

1. Sebesar Rp346.000.000.000 (tiga ratus empat puluh enam miliar Rupiah) dari dana hasil Penawaran Umum ini akan digunakan untuk pembayaran utang Obligasi PT Intiland Development Tahun 2013 Seri A. Besarnya utang obligasi PT Intiland Development Tahun 2013 Seri A adalah sebesar Rp346.000.000.000 (tiga ratus empat puluh enam miliar Rupiah) dan jumlah utang obligasi yang akan dilunasi seluruhnya yaitu sebesar Rp346.000.000.000 (tiga ratus empat puluh enam miliar Rupiah). Informasi lebih lanjut mengenai utang obligasi PT Intiland Development Tahun 2013 Seri A dapat dilihat pada Bab III tentang Pernyataan Utang.

2. Sebesar Rp. 230.000.000.000 (dua ratus tiga puluh miliar Rupiah) dari dana hasil Penawaran Umum ini akan digunakan untuk pembayaran utang Entitas Anak, PT Perkasa Lestari Permai, di Bank Mayapada. PT Perkasalestari Permai bergerak dalam bidang pembangunan kawasan perumahan (real estat), gedung-gedung apartemen dan kondominium. PT Perkasalestari Permai merupakan entitas anak tidak langsung Perseroan. Berdasarkan Surat Utang No. 115 tanggal 19 Oktober 2015 yang dibuat dihadapan Stephanie Wilamarta, SH., Notaris di Jakarta (“Perjanjian Kredit BMI”), PT Perkasalestari Permai memperoleh fasilitas kredit dengan jumlah Pinjaman Rekening Koran sebesar Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh miliar rupaih) dan Pinjaman Tetap On Demand sebesar Rp. 230.000.000.000,- (dua ratus tiga puluh miliar rupiah) dengan bunga sebesar 14% (empat belas persen) per tahun dan jaminan berupa SHGB No.3 dan SHGB No.6 milik PT Taman Harapan Indah. Jumlah utang yang akan dilunasi adalah sebesar Rp. 230.000.000.000 (dua ratus tiga puluh miliar Rupiah). Informasi lebih lanjut mengenai utang Entitas Anak, PT Perkasalestari Permai, di Bank Mayapada dapat dilihat pada Bab III tentang Pernyataan Utang.

3. Sisa dari dana hasil Penawaran Umum ini akan digunakan untuk penambahan modal kerja (working capital) Perseroan dan Entitas Anak.

Tambahan modal kerja tersebut akan digunakan untuk untuk kegatan operasional Perseroan.

Penyaluran dana pada Entitas Anak akan diberikan oleh Perseroan dalam bentuk pinjaman tanpa jaminan dengan tingkat bunga wajar yang berlaku pada saat pinjaman diberikan, dengan jangka waktu pinjaman 3 (tiga) hingga 5 (lima) tahun.

Perseroan melakukan penyaluran dana dalam bentuk pinjaman kepada Entitas Anak dikarenakan Perseroan adalah perusahaan induk yang merupakan holding company dimana kegiatan investasi dilakukan oleh Entitas Anak.

Realisasi penggunaan dana tersebut akan dilakukan paling lama dalam jangka waktu sekitar dua tahun. Penggunaan dana yang dimaksud adalah untuk pembayaran utang Obligasi PT Intiland Development Tahun 2013 Seri A, pembayaran utang Entitas Anak, PT Perkasalestari Permai, di Bank Mayapada, dan penambahan modal kerja (working capital) Perseroan.

Setelah pinjaman yang diberikan oleh Perseroan dilunasi oleh Entitas Anak, dana tersebut akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja Perseroan antara lain untuk biaya umum dan administrasi, serta biaya konsultan dan/atau biaya kontraktor.

Perseroan akan melaporkan realisasi penggunaan dana secara berkala setiap 6 bulan kepada OJK dan Wali Amanat sesuai dengan Peraturan OJK Nomor 30/POJK.04/2015 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.

Dalam hal Perseroan akan melaksanakan transaksi dengan menggunakan dana hasil Penawaran Umum yang merupakan transaksi afiliasi dan benturan kepentingan transaksi tertentu dan/atau transaksi material, Perseroan akan memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi

(8)

8 dan Benturan Kepentingan dan/atau Peraturan No. IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.

Apabila Perseroan bermaksud untuk melakukan perubahan penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini sebagaimana dimaksud di atas, maka Perseroan wajib melaporkan terlebih dahulu rencana perubahan penggunaan dana dimaksud kepada OJK dengan mengemukakan alasan dan pertimbangannya dan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Wali Amanat setelah disetujui oleh RUPO sesuai dengan Peraturan OJK Nomor 30/POJK.04/2015 dan Peraturan Nomor VL.C.4 angka 4 huruf K angka 2.

Keterangan secara lengkap mengenai Rencana Penggunaan Dana dapat dilihat pada Bab II dalam Prospektus Awal.

PERNYATAAN HUTANG

Tabel di bawah ini menyajikan posisi liabilitas konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2015, yang angka-angkanya bersumber dari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2015, yang tercantum dalam Prospektus ini, yang telah diaudit oleh KAP Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny, auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penekanan suatu hal mengenai penerapan standar akuntansi keuangan baru tertentu yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2015.

Pada tanggal 31 Desember 2015, Perseroan dan Entitas Anak mempunyai liabilitas yang keseluruhannya berjumlah Rp 5.517.743 juta.

Perincian lebih lanjut mengenai liabilitas tersebut adalah sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

Liabilitas

Utang bank jangka pendek 820.908

Wesel bayar 7.000

Utang usaha kepada pihak ketiga 332.695

Utang lain-lain 67.610

Utang pajak 54.364

Beban akrual 111.235

Pendapatan diterima di muka 99.348

Uang muka penjualan 889.164

Utang sewa pembiayaan (jatuh tempo dlm 1 tahun) 1.312

Utang bank jangka panjang (jatuh tempo dlm 1 tahun) 547.600

Utang obligasi (jatuh tempo dlm 1 tahun) 345.071

Uang jaminan 9.418

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 3.285.725

Uang muka penjualan 453.841

Uang lain-lain 50.028

Utang kepada pihak berelasi non-usaha 99.220

Utang obligasi 153.102

Uang jaminan 60.743

Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 90.570

Utang sewa pembiayaan 1.981

Utang bank jangka panjang 1.322.533

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 2.232.018

Jumlah Liabilitas 5.517.743

Keterangan secara lengkap mengenai Pernyataan Utang dapat dilihat pada Bab III dalam Prospektus Awal.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen ini harus dibaca bersama dengan Ikhtisar Data Keuangan Penting, laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak beserta catatan atas laporan keuangan

(9)

9

konsolidasian terkait, dan informasi keuangan lainnya, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ringkas ini. Laporan keuangan konsolidasian tersebut telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Informasi keuangan yang disajikan di bawah ini didasarkan pada: laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2012 serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut telah diaudit oleh KAP Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny, auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan penekanan suatu hal mengenai penerapan standar akuntansi keuangan baru tertentu yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2015.

1. ANALISA KEUANGAN

LABA RUGI dan KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN

a. Pendapatan Usaha Konsolidasian

Pendapatan bersih konsolidasian Perseroan berasal dari penjualan (perumahan, apartemen dan daerah industrial) dan pendapatan usaha (perkantoran, sarana olahraga, hotel dan lain-lain).

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014

Jumlah pendapatan usaha pada tahun 2015, mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 20% atau sebesar Rp 373 miliar.

Kenaikan ini terutama berasal peningkatan pengakuan penjualan dari sektor perumahan, ruko dan tanah sebesar Rp. 384 miliar dan sektor high rise sebesar Rp 149 miliar, sedangkan untuk pengakuan penjualan dari kawasan industri mengalami penurunan sebesar Rp 175 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh perlambatan ekonomi global yang mempengaruhi permintaan kawasan indusri di Indonesia.

Peningkatan pendapatan dari sektor perumahan, ruko dan tanah terutama berasal dari pengakuan penjualan Serenia Hills tahap 2 sebesar Rp 223 miliar. Sedangkan dari sektor high rise berasal dari pengakuan penjualan 1Park Avenue yang pada tanggal 31 Desember 2015 progressnya telah mencapai 63%.

Kondisi pasar properti relatif telah membaik yang dipengaruhi oleh sejumlah kebijakan pemerintah yang pro pasar, seperti rencana pengampunan pajak dan penurunan suku bunga Bank Indonesia diharapkan dapat menjadi katalis positif bagi kinerja keuangan Perseroan.

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013

Jumlah pendapatan usaha pada tahun 2014, mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 21% atau sebesar Rp 318 miliar.

Kenaikan ini terutama berasal dari peningkatan pengakuan penjualan dari gedung perkantoran dan apartemen sebesar Rp 482 miliar dan peningkatan penjualan dari kawasan industri sebesar Rp 84 miliar.

Peningkatan pengakuan penjualan dari gedung perkantoran berasal dari pengakuan penjualan proyek South Quarter, yang pengakuan penjualannya dicatat berdasarkan progres pembangunan. Progres pembangunan South Quarter per 31 Desember 2014 sebesar 73%. Sedangkan untuk pengakuan dari apartemen berasal dari pengakuan penjualan proyek 1Park Avenue sebesar Rp 118 miliar. Dari kawasan industri Ngoro, terdapat peningkatan penjualan, di mana pada tahun 2014 penjualan mencapai Rp 361 miliar.

Perseroan berhasil mempertahankan pertumbuhan pendapatannya karena meningkatnya permintaan atas produk propertinya Perseroan tetap meningditengah kondisi makro ekonomi yang kurang menguntungkan bagi industri properti.

(10)

10 b. Beban Pokok Penjualan Dan Beban Langsung

Besarnya beban pokok pendapatan konsolidasian adalah biaya yang berhubungan dengan penjualan (perumahan, apartemen dan daerah industrial) dan pendapatan usaha (perkantoran, fasilitas, hotel dan lain-lain).

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014

Beban pokok penjualan dan beban langsung Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 1.158.085 juta dimana 90,1% terdiri dari harga pokok penjualan perumahan, kondominium dan daerah industri serta 9,9% terdiri dari beban langsung atas sewa kantor, hotel, sarana olahraga dan lain-lain. Beban pokok penjualan dan beban langsung Perseroan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 mengalami peningkatan sebesar Rp323 miliar atau sebesar 38,74% dibandingkan dengan beban pokok penjualan dan beban langsung pada 31 Desember 2014 sebesar Rp 834.689 juta. Kenaikan ini sehubungan dengan kenaikan pengakuan penjualan. Pada segmen High-rise dan perumahan. Sedangkan beban pokok penjualan kawasan industri mengalami penurunan seiring dengan penurunan jumlah kawasan industri di tahun 2015 yang diakui sebagai pendapatan di periode berjalan akibat perlambatan perekonomian nasional dan global.

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013

Beban pokok penjualan dan beban langsung Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 834.689 juta dimana 79,2% terdiri dari harga pokok penjualan perumahan, kondominium dan daerah industri serta 7,6% terdiri dari beban langsung atas sewa kantor, hotel, sarana olahraga dan lain-lain. Beban pokok penjualan dan beban langsung Perseroan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 mengalami peningkatan sebesar Rp 33 miliar atau sebesar 4,21% dibandingkan dengan beban pokok penjualan dan beban langsung pada 31 Desember 2013 sebesar Rp 804.095 juta. Kenaikan ini juga sehubungan dengan kenaikan pengakuan penjualan pada segmen High-rise, perumahan dan kawasan industri.

c. Laba Kotor

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014

Jumlah laba kotor untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 1.042.816 juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp 49.561 juta atau sebesar 5% dibandingkan dengan jumlah laba kotor pada 31 Desember 2014 yaitu sebesar Rp 993.255 juta. Peningkatan tersebut disebabkan oleh terutama didapat dari pengakuan penjualan dari sektor rumah, ruko dan tanah. Hal ini seiring dengan kenaikan dari pendapatannya.

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013

Jumlah laba kotor untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 993.225 juta, yang merupakan penurunan sebesar Rp 287.345 juta atau sebesar 41% dibandingkan dengan jumlah laba kotor pada 31 Desember 2013 yaitu sebesar Rp 705.910 juta. Kenaikan tersebut terutama didapat dari pengakuan penjualan gedung bertingkat dan penjualan tanah di kawasan industri. Hal ini seiring dengan kenaikan dari pendapatannya.

(11)

11 d. Beban Usaha

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014

Beban usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 585.667 juta mengalami peningkatan sebesar Rp 95.751 juta atau sebesar 20% dibandingkan beban usaha Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp 489.916 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan karena kenaikan beban penjualan dan gaji dan upah.

Kenaikan biaya penjualan sebesar Rp 48.474 juta atau 66%, terutama dikarenakan oleh komisi penjualan, yang pada tahun 2015 terdapat biaya komisi atas persewaan gedung kantor di South Quarter dari Citibank sebesar Rp 33 miliar.

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013

Beban usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 489.916 juta mengalami peningkatan sebesar Rp 116.460 juta atau sebesar 31% dibandingkan beban usaha Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp 373.456 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan karena kenaikan beban gaji, sumbangan dan representasi.

Kenaikan biaya gaji disebabkan oleh banyaknya perekrutan karyawan baru seiring dengan banyaknya proyek yang berjalan di tahun 2014. Sedangkan kenaikan biaya sumbangan, representasi dan sponsor terutama disebabkan adanya biaya sponsor dari proyek-proyek untuk lingkungan sekitarnya. Selain itu pada tahun 2014, Perseroan juga berpartisipasi dalam The Indonesia Health Fund yang berafiliasi dengan Bill and Melinda Gates Foundation sebesar Rp 12 miliar.

e. Laba Usaha

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014

Perseroan mencatat laba usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 457.149 juta, mengalami penurunan sebesar Rp 46.190 juta atau 9% dibandingkan dengan laba usaha Perseroan pada 31 Desember 2014 sebesar Rp 503.339 juta. Penurunan ini terutama disebabkan karena kenaikan beban operasional.

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013

Perseroan mencatat laba usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp 503.339 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp 168.301 juta atau 50% dibandingkan dengan laba usaha Perseroan pada 31 Desember 2013 sebesar Rp 335.038 juta. Kenaikan ini terutama seiring dengan kenaikan pendapatan usaha

f. Penghasilan (Beban) Lain-Lain

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014

Penghasilan dan beban lain-lain Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar –Rp 37.948 juta mengalami peningkatan sebesar Rp 29.136 juta atau sebesar 43,% dibandingkan dengan penghasilan dan beban lain-lain Perseroan pada 31 Desember 2014 sebesar –Rp 67.084 juta. Penurunan ini disebabkan karena adanya penurunan beban bunga sebesar Rp 9.077 juta atau sebesar -9,2%.

Keuntungan pelepasan Entitas Anak pada tahun 2014 sebesar Rp. 10 miliar merupakan keuntungan dari penjualan salah satu Entitas Anak yang berlokasi di Jakarta.

(12)

12 Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013

Penghasilan beban lain-lain Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar -Rp67.084 juta mengalami penurunan sebesar Rp72.058 juta dibandingkan dengan penghasilan dan beban lain-lain Perseroan pada 31 Desember 2013 sebesar Rp4.974 juta.

Keuntungan pelepasan Entitas Anak pada tahun 2014 sebesar Rp 10 miliar merupakan keuntungan dari penjualan salah satu Entitas Anak yang berlokasi di Jakarta. Beban bunga meningkat sebesar Rp 16.717 juta atau 20% jika dibandingkan dengan tahun 2013, terutama berasal dari beban bunga obligasi yang dimulai pada Juli 2013.

g. Laba Sebelum Pajak

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014

Jumlah laba sebelum pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 419.201 juta, yang merupakan penurunan sebesar Rp 17.054 juta atau sebesar 4% dibandingkan dengan laba sebelum pajak penghasilan pada 31 Desember 2014 yaitu sebesar Rp 436.255 juta. Penurunan tersebut terjadi karena kenaikan beban operasional..

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013

Jumlah laba sebelum pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 436.255 juta yang merupakan peningkatan sebesar Rp 96.243 juta atau sebesar 28% dibandingkan dengan laba sebelum pajak penghasilan pada 31 Desember 2013 yaitu sebesar Rp 340.012 juta. Kenaikan tersebut terjadi seiring dengan kenaikan pendapatan operasional yang dikarenakan kenaikan pendapatan usaha.

h. Laba Bersih

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014

Laba bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 419.044 juta mengalami penurunan sebesar Rp 13.734 juta atau sebesar 3% dibandingkan dengan laba bersih pada 31 Desember 2014 sebesar Rp 432.778 juta.

Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk (Perseroan) tercatat sebesar Rp 401.478 juta, turun sebesar Rp 29.064 juta atau 7% jika dibandingkan dengan tahun 2014. Hal ini seiring dengan kenaikan beban operasional.

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013

Laba bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 432.778 juta mengalami peningkatan sebesar Rp 94.793 juta atau sebesar 28% dibandingkan dengan laba bersih pada 31 Desember 2013 sebesar Rp 337.985 juta.

Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk (Perseroan) tercatat sebesar Rp 430.542 juta, naik 31% jika dibandingkan dengan tahun 2013, seiring dengan kenaikan pendapatan.

(13)

13 ASET, LIABILITAS DAN EKUITAS KONSOLIDASIAN

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014

Jumlah aset Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 10.288.572 juta mengalami peningkatan sebesar Rp 1.280.879 juta atau 14% dibandingkan dengan jumlah aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp 9.007.693 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan karena kenaikan persediaan dan properti investasi.

Kenaikan persediaan pada aset lancar di tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar Rp 395.844 juta terutama dikarenakan progres konstruksi 1park avenue, Aeropolis, Praxis dan Serenia Hills tahap 2. Properti Investasi mengalami kenaikan dikarenakan adanya reklasifikasi dari nilai persediaan tower B dan C South Quarter sebesar Rp 329 miliar.

Jumlah Liabilitas Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 5.517.743 juta mengalami peningkatan sebesar Rp 978.570 juta atau sebesar 22% dibandingkan dengan jumlah liabilitas pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp 4.539.173 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan utang bank baik jangka panjang maupun jangka pendek. Berikut merupakan fasilitas utang bank yang baru didapat pada tahun 2015 :

- Bank Mayapada International, pada tahun 2015, PT Perkasalestari Permai dan PT Intiland Grande mendapatkan tambahan fasilitas baru masing-masing sebesar Rp 200 miliar dan Rp 250 miliar.

- Bank Mualamat, pada akhir tahun 2015, PT Gandaria Prima mendapatkan fasilitas kredit pembiayaan murabahah sebesar Rp 125 miliar.

- Bank Windu Kencana International, pada akhir tahun 2015, PT Gandaria Prima mendapatkan pinjaman modal kerja sejumlah Rp. 100 miliar.

- Bank QNB Kesawan, pada Mei 2015 PT Taman Harapan Indah dan PT Intiland Sejahtera mendapatkan fasilitas pinjaman tetap masing-masing sebesar Rp 190 miliar dan Rp 10 miliar.

Jumlah ekuitas pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 4.770.829 juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp 302.309 juta atau sebesar 7% dibandingkan dengan jumlah ekuitas pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 yaitu sebesar Rp 4.468.520 juta. Kenaikan tersebut seiring dengan laba bersih Perseroan.

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013

Jumlah aset Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp 9.007.693 juta mengalami peningkatan sebesar Rp 1.471.372juta atau 20% dibandingkan dengan jumlah aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp 7.536.320 juta.

Kenaikan persediaan pada aset lancar di tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp 1.091 miliar terutama dikarenakan progres konstruksi 1Park Avenue, South Quarter, Aeropolis, Praxis dan Serenia Hills tahap 2. Properti investasi mengalami kenaikan dikarenakan adanya reklasifikasi dari nilai persediaan tower B dan C South Quarter sebesar Rp 575 miliar.

Jumlah Liabilitas Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp 4.539.173juta mengalami peningkatan sebesar Rp 1.104.095 juta atau sebesar 24% dibandingkan dengan jumlah liabilitas pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp 3.435.078 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan karena kenaikan hutang bank baik jangka pendek maupun jangka panjang dan kenaikan uang muka penjualan. Kenaikan utang bank jangka pendek sebesar Rp 152 miliar terutama berasal dari :

- Bank Pan Indonesia, fasilitas baru didapat oleh PT Sinar Puspapersada (Entitas Anak), berupa pinjaman berulang dan pinjaman rekening koran dengan jumlah maksimal masing-masing Rp 50 miliar dan Rp 10 miliar.

(14)

14 - Bank Bukopin, fasilitas baru didapat oleh PT Prima Sentosa Ganda (Entitas Anak), berupa pinjaman angsuran dan pinjaman modal kerja dengan jumlah maksimal masing-masing Rp 191 miliar dan Rp 59 miliar.

- Bank Bukopin, fasilitas baru didapat oleh PT Intiland Grande (Entitas Anak) berupa pinjaman angsuran dengan jumlah maksimal Rp 30 miliar.

Kenaikan utang bank jangka panjang sebesar Rp 468 miliar sebagian besar berasal dari :

- Bank QNB Kesawan, fasilitas pinjaman tetap baru didapat oleh PT Intiland Grande (Entitas Anak) sebesar Rp 290 miliar dan PT Gandaria Prima (Entitas Anak) sebesar Rp 10 miliar.

- Penarikan fasilitas kredit yang diberikan Bank CIMB Niaga kepada PT Putra Sinar Permaja (Entitas Anak) selama tahun 2014 sebesar Rp 346 miliar.

- Pada tahun 2014, kenaikan uang muka penjualan sebesar Rp 463 miliar, terutama berasal dari uang muka penjualan Praxis, 1Park Avenue, Spazio Tower dan Regatta tahap 2.

Jumlah ekuitas pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp4.468.520 juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp 367.278 juta atau sebesar 9% dibandingkan dengan jumlah ekuitas pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 yaitu sebesar Rp 4.101.242 juta. Kenaikan tersebut seiring dengan laba bersih Perseroan.

Arus Kas Konsolidasian

Likuiditas dalam perseroan yang bergerak dibidang pembangunan properti merupakan gambaran dan kemampuan Perseroan dalam hal mengelola perputaran arus kas yang terdiri dari arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk Perseroan yang utama diperoleh dari penerimaan pelanggan. Sedangkan arus keluar Perseroan terutama digunakan untuk pembayaran kepada kontraktor dan pemasok.

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014

Arus Kas dari Aktifitas Operasi

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 1.057.950 juta, dibandingkan 31 Desember 2014 sebesar Rp 740.690 juta. Penurunan arus kas dari aktifitas operasi sebagian besar disebabkan oleh pembelian tanah dan pembangunan kondominium dan gedung kantor untuk persediaan dan properti investasi. Selain itu penurunan arus kas dari aktifitas operasi ini juga disebabkan karena meningkatnya pembayaran bunga seiring dengan naiknya utang bank Perseroan. Arus Kas dari Aktifitas Investasi

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 8.132 juta, dibandingkan 31 Desember 2014 sebesar Rp 89.277juta. Arus kas yang digunakan untuk aktifitas investasi pada tahun 2015 dan 2014 terutama digunakan untuk pembelian aset tetap Perseroan dan Entitas Anak sebesar masing-masing Rp 51 miliar dan Rp 98 miliar.

Arus Kas dari Aktifitas Pendanaan

Kas bersih yang berasal dari aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 918.451 juta, dibandingkan 31 Desember 2014 sebesar Rp 851.643 juta. Pada tahun 2015 dan 2014, arus kas dari aktifitas pendanaan terutama berasal dari penerimaan dari utang bank. Untuk tahun 2014 aktifitas pendanaan juga didapat dari penerimaan dari pihak berelasi (PT Intiland Infinita, entitas asosiasi). Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013

(15)

15 Arus Kas dari Aktifitas Operasi

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 740.690 juta, dibandingkan 31 Desember 2013 mendapat arus kas sebesar Rp 230.058 juta. Penurunan arus kas dari aktivitas operasi sebagian besar disebabkan oleh pembelian tanah dan pembangunan apartemen dan gedung kantor untuk persediaan dan properti investasi. Selain itu penurunan arus kas dari aktivitas operasi ini juga disebabkan karena meningkatnya pembayaran bunga seiring dengan naiknya utang bank Perseroan.

Arus Kas dari Aktifitas Investasi

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 89.277 juta, dibandingkan 31 Desember 2013 sebesar Rp 242.236 juta. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi pada tahun 2014 terutama digunakan untuk pembelian aset tetap Perseroan dan Entitas Anak sebesar Rp 94 miliar. Pada tahun 2013, arus kas untuk aktivitas investasi terutama digunakan untuk pembelian aset tetap Perseroan dan Entitas Anak sebesar Rp 147 miliar, dan peningkatan investasi pada PT Putra Sinar Permaja (Entitas Anak) sebesar Rp 100 miliar.

Arus Kas dari Aktifitas Pendanaan

Kas bersih yang berasal dari aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp851.643 juta, dibandingkan 31 Desember 2013 sebesar Rp304.340 juta. Pada tahun 2014, arus kas dari aktivitas pendanaan terutama berasal dari penerimaan dari utang bank dan penerimaan dari pihak berelasi (PT Intiland Infinita, entitas asosiasi). Pada tahun 2013, arus kas dari aktivitas pendanaan terutama berasal dari penerimaan utang bank dan obligasi.

Likuiditas

Likuiditas menggambarkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban liabilitas jangka pendeknya. Rasio ini terdiri dari Cash Ratio dan Current Ratio. Cash Ratio didapat dengan membandingkan antara kas dengan kewajiban lancar. Sedangkan untuk Current Ratio didapat dengan membandingkan antara aset lancar dengan kewajiban lancar.

Perseroan mengelola likuiditasnya melalui kebijakan keuangan yang terpusat dan konsisten, disamping menjaga keseimbangan antara sumber pendapatan dari penjualan properti dan pengeluaran untuk kontraktor dan pemasok. Hal ini ditunjukkan dengan semakin menurunnya cash ratio dan current ratio Perseroan dari tahun ke tahun. Cash ratio Perseroan untuk 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing adalah 16%, 32% dan 37%. Current ratio Perseroan untuk 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing adalah 116%, 144% dan 92 %. Dan untuk menjaga likuiditas usaha dimasa yang akan datang, Perseroan tetap mengandalkan dana kas Perseroan, utang bank serta pendanaan dari pasar modal.

Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan Perseroan untuk membayar kembali liabilitas pinjaman jangka pendek maupun jangka panjang yang sudah jatuh tempo. Dalam perhitungan solvabilitas ini dikenal rasio‑rasio keuangan seperti: rasio liabilitas terhadap ekuitas (Solvabilitas ekuitas) dan rasio liabilitas terhadap jumlah aset (Solvabilitas Aset).

Rasio liabilitas terhadap ekuitas (Solvabilitas ekuitas) adalah tingkat perbandingan seluruh liabilitas dengan ekuitas. Rasio liabilitas terhadap ekuitas (Solvabilitas ekuitas) Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing adalah sebesar 119%, 106% dan 85%.

Rasio liabilitas terhadap jumlah aset (Solvabilitas Aset) adalah perbandingan antara seluruh liabilitas dengan jumlah aset. Rasio liabilitas terhadap jumlah aset (Solvabilitas Aset) Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing adalah sebesar 54%, 50% dan 46%.

(16)

16 Profitabilitas

Margin laba kotor (Gross Margin) menunjukkan persentase laba kotor yang dihasilkan dibanding dengan pendapatan usahanya. Margin laba kotor Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing adalah sebesar 47,4%, 54,3% dan 47,0%.

Margin laba bersih (Net Margin) menunjukkan persentase laba kotor yang dihasilkan dibanding dengan pendapatan usahanya. Margin laba bersih Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing adalah sebesar 18,2%, 23,6% dan 21,7%.

Imbal hasil ekuitas (ROE) menunjukkan kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba periode berjalan dari operasi yang dilanjutkan dari ekuitas yang ditanamkan. Imbal hasil ekuitas Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing adalah sebesar 8,7%, 10,1% dan 8,2%.

Imbal hasil investasi (ROA) menunjukan kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba periode berjalan dari operasi yang dilanjutkan dari aset yang dimiliki Perseroan. Imbal hasil investasi Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing adalah sebesar 4,2%, 5,2% dan 4,8%.

2. BELANJA MODAL (CAPITAL EXPENDITURE)

Perseroan melakukan investasi barang modal sekitar Rp. 1.989.496juta, Rp. 1.760.816juta dan Rp1.815.213juta di tahun 2015, 2014 dan 2013. Pengeluaran untuk belanja modal tersebut digunakan untuk pengembangan proyek-proyek Perseroan antara lain pengakuisisian lahan (land bank) beserta pembangunan dan pengembangannya.

Adapun sumber dana untuk pembelanjaan modal Perseroan pada tahun 2015 sebagian besar berasal dari penerimaan dari pelanggan dan pinjaman bank baik jangka panjang maupun jangka pendek, tahun 2014 sebagian besar berasal dari penerimaan dari pelanggan, pinjaman bank jangka panjang maupun jangka pendek dan penerimaan dari pihak berelasi, serta di tahun 2013 sebagian besar berasal dari penerimaan dari pelanggan, pinjaman bank jangka panjang maupun jangka pendek dan berasal dari penerimaan utang obligasi. Pengikatan pembelian barang modal yang belum terealisasi merupakan pengikatan atas jasa konstruksi barang persediaan yang realisasinya seiring dengan progress konstruksi barang persediaan yang bersangkutan. Keterangan secara lengkap mengenai Analisis dan Pembahasan Oleh Manajemen dapat dilihat pada Bab IV dalam Prospektus Awal.

RISIKO USAHA

Dalam menjalankan usahanya Perseroan tidak terlepas dari risiko yang mungkin mempengaruhi kegiatan operasional dan hasil usaha Perseroan. Risiko-risiko yang akan diungkapkan dalam uraian berikut merupakan risiko-risiko yang material bagi Perseroan dan Entitas Anak yang telah disusun sesuai dengan bobot risiko berdasarkan dampak dari masing-masing risiko terhadap kinerja keuangan Perseroan dan Entitas Anak yang dimulai dari risiko utama Perseroan.

A. Risiko Terkait Kegiatan Usaha Perseroan dan Entitas Anak: 1 Risiko Makro Ekonomi Indonesia

2 Risiko Terkait Dengan Kebijakan Pemerintah 3 Risiko Persaingan

4 Risiko Keterlambatan Penyelesaian Proyek 5 Risiko Gugatan Hukum

6 Risiko Berkurangnya Lahan 7 Risiko Sebagai Induk Perusahaan

8 Risiko Ketidakstabilan Sosial, Politik dan Keamanan 9 Risiko Kebakaran dan Bencana Alam

(17)

17 B. Risiko Investasi Bagi Investor Pemegang Obligasi

1 Risiko Tidak Likuidnya Obligasi 2 Risiko Gagal Bayar

3 Risiko Pembelian Kembali

4 Risiko Penurunan Nilai Pasar Obligasi

Keterangan secara lengkap mengenai Risiko Usaha dapat dilihat pada Bab V dalam Prospektus Awal.

KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN

Tidak ada kejadian penting yang mempunyai dampak cukup material terhadap keadaan keuangan dan hasil usaha Perseroan dan Entitas Anak yang terjadi setelah tanggal Laporan Auditor Independen tertanggal 19 Mei 2016 atas laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny (an Independent Member of

Moore Stephens International Limited) yang telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di

Indonesia dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan

Keterangan secara lengkap mengenai Kejadian Penting Setelah Tanggal Laporan Akuntan dapat dilihat pada Bab VI dalam Prospektus Awal.

KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK

1. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN

Perseroan didirikan dengan nama PT Wisma Dharmala Sakti di Jakarta dalam rangka Undang-Undang No. 1 tahun 1967 jo. Undang-Undang No. 11 tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing yang telah memperoleh persetujuan dari Presiden Republik Indonesia dengan Surat Pemberitahuan Tentang Persetujuan Presiden No. 13/I/PMA/1983 tanggal 21 November 1983 dengan Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Wisma Dharmala Sakti No. 118 tanggal 10 Juni 1983 jo. Akta Perubahan No. 214 tanggal 24 Agustus 1983, keduanya dibuat di hadapan Kartini Muljadi, S.H., Notaris di Jakarta (“Akta Pendirian”). Akta Pendirian tersebut di atas telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan keputusannya nomor C2-6668.HT.01.01.TH.83 tanggal 10 Oktober 1983 dan telah didaftarkan dalam buku register di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Barat berturut-turut No. 1183/1983 Not dan No. 1184/1983 Not. serta telah diumumkan dalam TBN No. 1102 dari Berita Negara RI No. 104 tanggal 30 Desember 1983.

Sejak tanggal pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas III Tahun 2010 sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, terdapat perubahan Anggaran Dasar Perseroan, yang perubahannya termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 36 tanggal 7 September 2015 yang dibuat dihadapan Humberg Lie, SH., SE., MKn, Notaris di Jakarta, yang merupakan pernyataan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa sebagaimana tercantum di dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 42 tanggal 9 Juni 2015 yang dibuat oleh Humberg Lie, SH., SE., MKn., notaris di Jakarta, yang mengubah ketentuan Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16 dan Pasal 17 Anggaran Dasar Perseroan terkait penyesuaian Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi Perusahaan Terbuka.. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan telah diterima berdasarkan surat nomor AHU-.AH.01.03.096832 tanggal 30 September 2015 dan telah didaftar dalam Daftar Perseroan Nomor AHU-3560091.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 30 September 2015 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan TDP 09.05.1.68.20306 tanggal 8 Februari 2012.

Pada saat Prospektus Ringkas ini diterbitkan, Perseroan menjalankan bisnis secara terintegrasi sebagai pemilik, pengembang dan pengelola dari real estat dengan segmen yang mencakup perumahan, kawasan mixed-use dan high rise, kawasan industri, dan properti investasi. Perseroan memiliki model bisnis pengembangan properti terintegrasi, dari akuisisi dan pembelian lahan, desain dan pembangunan, hingga manajemen proyek, penjualan, penyewaan komersial dan pemasaran, dan juga pengoperasian dan pengelolaan superblok, ritel, perkantoran dan apartemen hunian melalui Entitas Anak maupun Entitas Asosiasi.

Kegiatan Usaha Perseroan dan Entitas Anak memiliki keterkaitan, dimana Perseroan adalah entitas induk yang merupakan holding company sehingga seluruh kegiatan usaha Perseroan dilakukan melalui Entitas Anak.

(18)

18 Pada setiap proyek yang dikembangkan terdapat beberapa perijinan yang wajib dipenuhi, antara lain:

1. Surat Ijin Penunjukan dan Penggunaan Tanah (SIPPT), 2. Rencana Pengembangan Wilayah (Block Plan)

3. Surat Persetujuan Tim Penasehat Arsitektur Kota (TPAK), 4. Surat Persetujuan Tim Penasehat Konstruksi Bangunan (TPKB), 5. Surat Persetujuan Tim Penasehat Instalasi Bangunan (TPIB), 6. Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL),

7. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), 8. Ijin Penggunaan Bangunan (IPB).

Setiap proyek yang dilaksanakan oleh Perseroan, Entitas Anak maupun Entitas Asosiasi telah memperoleh ijin-ijin diatas. Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, ijin-ijin yang dimiliki Perseroan paling dekat akan berakhir pada 6 Maret 2015, dan paling lama berlaku sampai dengan Proyek-proyek tersebut selesai. Apabila jangka waktu ijin-ijin tersebut berakhir, Perseroan akan melakukan perpanjangan ijin-ijin tersebut. Adapun beberapa kondisi yang mengakibatkan Perseroan diharuskan untuk melakukan perpanjangan ijin-ijin tersebut antara lain:

1. Proyek yang diperkirakan mengalami keterlambatan penyelesaian dari jangka waktu ijin konstruksi yang ditetapkan.

2. Proyek yang dilakukan pada tanah/lokasi yang sama namun dilakukan bertahap, dan proses konstruksi tahap selanjutnya tersebut baru dilakukan di masa yang akan datang.

2. PERKEMBANGAN PERMODALAN DAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN Tahun 2010

Pada tanggal 29 Maret 2010, Perseroan mendapatkan persetujuan oleh para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III atas 2.073.170.722 saham dengan harga penawaran Rp1.000 per saham kepada Bapepam dan LK. Dalam penawaran tersebut, setiap pemegang saham yang memiliki 3 (tiga) saham berhak atas HMETD untuk membeli 2 (dua) saham baru, dimana setiap 2 (dua) saham baru hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 1 (satu) Waran Seri 1.

Setelah PUT III, struktur permodalan dan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Pada Juni tahun 2010, berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan sebagaimana dinyatakan dalam Akta No. 34, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui untuk melakukan pemecahan nominal saham Perseroan dari Rp500,- (lima ratus Rupiah) per saham menjadi Rp250,00 (dua ratus lima puluh Rupiah) per saham. Berdasarkan hal tersebut, maka struktur permodalan Perseroan berdasarkan Akta No. 34 dimaksud adalah sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp500,- per saham

Jumlah Saham Nilai Nominal Persentase (%)

Modal Dasar 12.000.000.000 6.000.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 1. UBS AG Singapore – S/A Truss Inv.

Partners Pte. Ltd.

2. Credit Suisse AG Singapore - Trust Account Client Strands Inv. – 122179 3. PT Permata Ratna Mulia

4. Faith Mount Investment Ltd 5. PT Cempaka Andalan Kharisma 6. PT Cakrawala Persada Gemilang 7. PT Mina Padi Investama 8. Masyarakat 1.159.822.318 1.031.034.801 711.720.845 404.067.977 202.033.988 202.033.988 341.702.978 1.130.509.910 579.911.159.000 355.860.422.500 202.033.988.500 101.016.994.000 101.016.994.000 170.851.489.000 565.254.955.000 19,89 13,73 7,80 3,90 3,90 6,59 21,81 Modal Ditempatkan dan disetor penuh 5.182.926.805 2.591.463.402.500 100,00

(19)

19 Pemecahan nilai nominal saham Perseroan dilakukan dengan pertimbangan memperbesar partisipasi masyarakat dalam kepemilikan saham Perseroan sekaligus meningkatkan likuiditas saham pada Pasar Modal.

Perseroan telah memenuhi Peraturan Pasar Modal dalam melakukan pemecahan nilai nominal saham tersebut.

Tahun 2015

Struktur Permodalan Perseroan dan Susunan Pemegang Saham Perseroan berdasarkan DPS yang dikeluarkan oleh BAE PT EDI Indonesia per tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut

Nilai Nominal Rp250 per Saham

Keterangan Jumlah Saham Nilai Nominal

(Rp)

Persentase (%)

Modal Dasar 24.000.000.000 6.000.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

1. UBS AG Singapore* 2.305.877.364 576.469.341.000 22,24

2. Credit Suisse AG Singapore)** 2.062.069.602 515.517.400.500 19,89

3. Direksi – Sinarto Dharmawan 2.280 570.000 0,00

4. Masyarakat lainnya (di bawah 5%) 5.899.149.939 1.474.787.484.750 56,91

Modal saham diperoleh kembali 98.755.000 24.688.750.000 0,95

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 10.365.854.185 2.591.463.546.250 100,00

Saham Dalam Portepel 13.634.146.390 3.408.536.597.500

*Sebagai kustodian atas 2.305.877.364 saham Perseroan (22,24%) yang dimiliki oleh Truss Investment Partners Pte Ltd. ** Sebagai kustodian atas 2.062.069.602 saham Perseroan (19,89%) yang dimiliki oleh Strands Investments Ltd.

Truss Investment Partners Pte Ltd merupakan beneficial owner dari 22,24% saham Perseroan yang berdasarkan Daftar Pemegang Saham tercatat dimiliki oleh Credit Suisse AG Singapore sebagai kustodian dan Strands Investments Ltd merupakan beneficial owner dari 19,89% saham Perseroan yang berdasarkan Daftar Pemegang Saham tercatat dimiliki oleh UBS AG Singapore sebagai kustodian.

Pengungkapan struktur permodalan dan susunan pemegang saham telah memenuhi peraturan pasar modal. Sampai dengan Prospektus Ringkas ini diterbitkan, tidak terdapat perubahan struktur permodalan selain yang telah disebutkan di atas.

Keterangan Nilai Nominal Rp250,- per saham

Jumlah Saham Nilai Nominal Persentase (%)

Modal Dasar 24.000.000.000 6.000.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 1. UBS AG Singapore-S/A Truss Inv.

Partners Pte. Ltd.

2. Credit Suisse AG Singapore Trust Account Client Strands Inv. Ltd– 122179

3. PT Permata Ratna Mulia 4. Faith Mount Investment Ltd 5. PT Cempaka Andalan Kharisma 6. PT Cakrawala Persada Gemilang 7. PT Mina Padi Investama 8. Masyarakat 2.319.644.636 2.062.069.602 1.423.441.690 808.135.954 404.067.976 404.067.976 683.405.956 2.261.019.820 579.911.159.000 515.517.400.500 355.860.422.500 202.033.988.500 101.016.994.000 101.016.994.000 170.851.489.000 565.254.955.000 22,38 19,89 13,73 7,80 3,90 3,90 6,59 21,81 Modal Ditempatkan dan disetor penuh 10.365.853.610 2.591.463.402.500 100,00 Saham Dalam Portepel 13.634.146.390 3.408.536.597.500

Gambar

Tabel  di  bawah  ini  menyajikan  posisi  liabilitas  konsolidasian  Perseroan  dan  Entitas  Anak  pada  tanggal   31  Desember  2015,  yang  angka-angkanya  bersumber  dari  Laporan  Keuangan  Konsolidasian  Perseroan  dan  Entitas Anak pada  tanggal 31

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini pasien anak dengan rata-rata demam 2-7 hari, dengan jumlah trombosit rendah lebih dominan pada kelompok DBD dengan syok (DSS), walaupun pada DBD tanpa syok

Hasil analisis matriks IFAS yang disajikan dalam Tabel 3.3 dapat dijelaskan bahwa diantara faktor-faktor strategi internal, skor tertinggi untuk faktor

Kami juga mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada Fraksi PDI Perjuangan DPR Republik Indonesia untuk menyampaikan Pemandangan Umum terhadap

1) Hasil penelitian ini menemukan bahwa dimensi produksi mempunyai penilaian terendah dibandingkan dimensi lainnya. Oleh karena itu, Kantor Kelurahan Sadang Serang

Informan merasa tidak nyaman saat bersama dengan keluarga pacarnya yang masih memiliki bapak, karena semuanya harus manut bapak.. nikah kabeh, tinggal aku

Hal ini menggambarkan bahwa pembiayaan 0 mudharabah berpengaruh negatif terhadap ROA, padahal teori mengatakan bahwa semakin tinggi jumlah danayang disalurkan oleh Bank

Murjana (2014) menambahkan bahwa hasil dari analisis kelayakan finansial suatu usaha yang menggunakan metode NPV menunjukan usaha tersebut layak untuk diusahakan

Rataan BCS sapi dewasa di Cilumber menurun mulai dari awal laktasi sampai puncak produksi susu, kemudian rataan BCS meningkat sampai akhir laktasi dan sedikit menurun saat periode