KELOMPOK TANI
(Studi Kasus Di Desa Siawung Kecamatan Barru
Kabupaten Barru)
Andi Tenri Nippi
Andi Pananrangi M
STIA Al Gazali Barru
ABSTRAK
Pemberdayaan kelompok tani adalah upaya meningkatkan kemampuan dan memandirikan masyarakat tani dalam meraih kesejahteraan. Untuk mencapai tujuan tersebut , diperlukan suatu strategi yang dapat memberdayakan petani dalam meningkatkan produktivitasnya . Penelitian ini didasari atas pertimbangan bahwa masyarakat desa Siawung pada umumnya hidup dari bertani dengan potensi kekayaan alam yang menjanjikan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemerintah desa dalam pemberdayaan kelompok tani di Desa Siawung Kecamatan Barru Kabupaten Barru. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif yang bersifat deskriptif.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah desa Siawung sudah menjalankan strategi dengan cukup baik, meskipun belum maksimal sebagaimana mestinya.
A. PENDAHULUAN
Masyarakat Indonesia paling banyak bekerja dan menggantungkan harapan hidupnya pada sektor pertanian. Karena itu pembangunan pada sektor pertanian sangat perlu digalakkan oleh baik oleh pemerintah maupun pihak swasta dengan memamfaatkan semua sumber daya yang ada. Dari pembangunan sektor pertanian diharapkan akan menjadi motor penggerak bagi perkembangan pembangunan bidang lainnya, termasuk pada bidang pembangunan ekonomi. Dengan demikian dari sektor pertanian sanagat berpotensi meningkatan pendapatan masyarakat khususnya masyarakat petani.
Dalam upaya untuk menjadikan sektor pertanian yang mampu menghadapi segala perubahan dan tantangan perkembangan zaman, maka diperlukan pembenahan pertanian di berbagai aspek. Petani sebagai salah satu sumber daya manusia pertanian, selama ini dinilai masih memiliki berbagai keterbatasan yang berujung pada rendahnya kualitas hidup. Sementara pada saat yang sama masyarakat tani menghadapi banyak pemasalahan terkait meningkatnya kebutuhan sebagai akibat konsekwensi logis kemajuan ilmu dan teknologi. Akibatnya usaha tani di Indonesia masih
didominasi oleh usaha tani keluarga skala kecil yang sangat lemah dalam berbagai bidang. Dengan kata lain tidak dapat berkembang mandiri secara dinamis. Petani kecil sangat tergantung pada pada pola cuaca, irigasi, pupuk dan sarana produksi pertanian lainnya. Selain itu pada umumnya petani tidak memilki modal biaya yang cukup untuk meningkatkan produksinya.
Terkait dengan hal tersebut di atas, maka dalam pelaksanaan otonomi daerah, sesuai amananh UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, maka salah satu komponen yang perlu dikembangkan adalah wilayah pedesaan, termasuk kelompok tani. Dalam hal ini Pemerintahan Desa sebagai ujung tombak dalam sistem hierarki pemerintahan memegang peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan di desa, termasuk membangun masyarakat petani. Dalam UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa yang merujuk pada Peraturan Pemerintah No.47 Tahun 2015, tentang pelaksanaan Undang-Undang tersebut pada pasal 1 ayat 1 memberikan kesempatan kepada masyarakat desa untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dengan persyaratan yang diamanatkan serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
akan dapat membantu kelompok tani dalam mengembangkan usahan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Berdasarkan survey awal , perkembangan dan perjalanan kelompok tani di Desa Siawung dapat dinilai belum sesuai dengan harapan. Hal ini dapat dilihat pada kelengkapan alat-alat pertanian yang ada, antara lain seperti ketidak tersediaannya sawah atau lahan pertanian untuk tes bibit, lumbung padi, alat pengering padi, alat rontok padi, kios saprodi (penyedia benih/bibit unggul, pupuk, dan obat-obatan), traktor, alat penyemprot hama dan sebagainya, serta pula akses permodalan usahatani yang masih sangat minim dan infrastruktur-infrastruktur yang kurang mendukung sehingga memerlukan perbaikan seperti jalan kebun, jaringan irigasi, alat transportasi, dan alat komunikasi, serta eksistensi kelembagaan petani yang sebagian besar masih sebatas formalitas. Oleh karena itu pemerintah desa diharapakan memiliki strategi yang handal dalam pemberdayaan kelompok tani
Penelitian ini bertujuan untuk membahas strategi Pemerintah Desa dalam memberdayakan kelompok tani yang ada di Desa Siawung Kecamatan Barru Kabupaten Barru.
Berdasarkan undang- undang desa tersebut, mka Desa telah memiliki otonomi yang memilki kewenahagan untuk mengatur dan mengurus ruma tangganya sendiri. Namun demikian hak otonomi desa tersebut agar tidak salah arah, maka tetap harus dibarengi dengan aturan perundangundangan sebagai payung hukum jalannya pemerintahan desa. Selain itu dalam konteks pemberdayaan masyarakat, termasuk pemberdayaan kelompok tani harus dilakukan dengan langkah langkah penanganan yang tepat. Hal ini penting karena berguna baik untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) petani, dengan membentuk dan merubah perilaku masyarakat tani melaluipengembangan potensi-potensi yang dimiliki.
Untuk menyikapi masalah tersebut, maka pemerintah memandang perlu melakukan pendekatan pengembangan kelompok tani yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kelompok tani dalam menghadapi permasalahan dan kebutuhan. Oleh karena itu salah satu langkah kebijakan pemerintah untuk pengemangan kelompok tani adalah diterbitkannya SK Menteri Pertanian Nomor: 41/ KPTS/ OT. 210/ 1992 Tentang Pembinaan Pemberdayaan Kelompok Tani Dan Nelayan. Diharapkan melalui kebijakan tersebut secara substansial
yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal- usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Dalam penyelenggaraan pemerintah desa, pemerintah desa dalam hal ini Kepala Desa dan perangkat desa dalam meningkatkan pemberdayaan terhadap kelompok tani harus mengikutsertakan asas-asas umum pemerintahan yang baik good governance). Mewujudkan good governance yang meletakkan asas – asas taransparansi, akuntabilitas dan paartisifatif adalah adalah tugas utama pemerintah desa. Salah satu yang dapat ditempuh untuk mewujudkan tugas tersebut adalah melakukan uapaya pemberdayaan masyarakat tani melalu pemberdayaan kelompok tani.
3. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan (empowerment)
berasal dari Bahasa Inggris, power
diartikan sebagai kekuasaan atau kekuatan. Sedangkan Pranarka dan Vidhyandika (1996:56) menjelaskan pemberdayaan adalah upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektif secara struktural, baik di dalam kehidupan keluarga, masyarakat, negara, regional, internasional, maupun
1. Strategi
Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988), pengertian strategi adalah (1) ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu (2) rencana yg cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Kemudian pengertian strategi Menurut B.N. Marbun , ( 2003 : 341 ) bahwa “Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling hubungan dalam hal waktu dan ukuran”.
Dari pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi adalah ilmu dan seni yang dipilih dalam menyiapkan suatu perencanaan yang cermat mengenai kebijaksanaan/ kegiatan yang akan dilaksanakan dengan memamfaatkan semua sumber daya dalam waktu dan ukuran tertentu untuk mencapai sasaran khusus.
2. Pemerintah Desa
Pengertian desa dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, “ Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum
antara lain adalah :
1) Strategi 1 : Menciptakan Iklim, Memperkuat Daya, dan Melindungi.
Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu: Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering). Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi.
2) Strategi 2 : Program Pembangunan Pedesaan
Pemerintah telah mencanang-kan berbagai macam program pembangunan pedesaan, antara lain, yaitu (1) pembangunan pertanian, (2) industrialisasi pedesaan, (3) pembangunan masyarakat desa terpadu, dan (4) strategi pusat pertumbuhan (Usman, 2004).
Kemudian menurut Usman (2004), bahwa terdapat 6 (Enam) unsur dalam pembangunan masyarakat terpadu, yaitu:pembangunan pertanian dengan padat karya, memperluas
kesempatan kerja, intensifikasitenaga
kerja dengan industri kecil, mandiri dan meningkatkan partisipasi dalam pengambilan keputusan, dalam bidang politik, ekonomi, dan lain
sebagainya.
Pemberdayaan dimaknai sebagai pembagian kekuasaan yang adil sehingga meningkatkan kesadaran politis dan kekuasaan kelompok yang lemah serta memperbesar pengaruh mereka terhadap proses dan hasil-hasil pembangunan. Pemberdayaan juga mendorong perubahan sosial yang memungkinkan orang-orang orang sebelumnya yang kurang mampu bersaing akhirnya menjadi mampu memiliki daya saing untuk berbuat sesuai potensi yang dimilikinya. Dengan demikian memberdayakan masyarakat adalah upaya meningkatkan harkat dan martabat masyarakat yang tidak mampu melepaskan diri dari kemiskinan dan keterblakangan. Dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat melalui pemamfaatan potensi sumber daya yang dimilikinya.
4. Strategi Pemeintah Desa dalam Pemberdayaan Masyarakat
Strategi pemberdayaan masyarakat telah banyak dikemukakan oleh ahli. Namun dalam tulisan ini yang dijadikan refrensi adalah menutt pandangan Usman (2004:36), bahwa strategi atau kegiatan yang dapat diupayakan untuk mencapai tujuan pemberdayaan masyarakat dan kemudian diterapkan
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok tani adalah gabungan dua orang atau lebih yang membentuk satu kesatuan saling berintekrasi dalam mencapai tujuan bersama.
B. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif explanatory
yang yaitu gabungan antara penelitian deskriptif dan penelitian explanatory
Keith Punch (2006) dalam Ahmad Mustanir (2017). Kemudian pendekatan yang dipakai adalah pendekatan kualitatif.
Creswell (2013 : 167) yang dikutip Ahmad Mustanir (2017) berpendapat bahwa terdapat alasan utama dalam menggunakan metode kualitatif yaitu pendekatan ini mempunyai kelebihan dalam mengungkap fenomena dari kebiasaan lazim partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan, dalam konteks ini adalah patisipasi masyarakat dalam pemberdayaan kelompok tani. Kemudian karena pendekatan kualitatif mempunyai
fleksibilitas yang tinggi bagi peneliti
ketika menentukan langkah-langkah penelitian. Oleh karena itu pendekatan kualitatif juga dapat memberi kesempatan kepada peneliti dalam mengembangkan perkotaan yang dapat
mendukung pembangunan pedesaan, membangun kelembagaan kelompok tani yang dapat melakukan koordinasi proyek multisector.
5. Kelompok Tani
Pada dasarnya pengertian kelompok tani sangat terkait dengan pengertian kelompok itu sendiri. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka bagian dari kelompok tersebut
Menurut Mulyana (2005; 23) kelompok pada dasarnya adalah gabungan dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mecapai tujuan bersama, dimana interaksi yang terjadi bersifat relatif tetap dan mempunyai struktur tertentu. Kemudian Menurut Wahyuni (2003; 2) kelompok tani merupakan wadah komunikasi antar petani, serta wadah komunikasi antar petani dengan kelembagaan terkait dalam proses alih teknologi. Sedangkan kelompok tani menurut Mardikanto (1993; 110) , adalah himpunan atau kesatuan yang hidup bersama sehingga terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi serta memiliki kesadaran untuk saling tolong-menolong.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknis analisis data model interaktif (Interactive Model Of Analysis) yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono : 2015). Teknik tersebut mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu
Collection Data, Reduction Data, Display Data, dan Conclusion Drawing/Verifyng.
Selanjtnya fokus dalam penelitian ini adalah membahas strategi pemerintah desa dalam pemberdayakan kelompok tani yang ada di Desa Siawung. Dalam mengkaji strategi yang dijalankan oleh pemerintah desa Siawung, di-gunakan teori Usman (2004:37):
a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat petani dapat berkembang.
b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering). c. Melindungi masyarakat/kelompok
tani.
C. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pengkajian kualitatif dalam menyelidiki aktivitas pemerintah desa berekspresi untuk membuat penjelasan
yang lebih luas dalam bentuk penafsiran berdasarkan kepastian intuitif secara logis.
Sumber data primer yang telah ditentukan adalah Informan yang telah ditentukan , sedangkan data skunder adalah data kepustakaan. Dalam penelitian yang menjadi informan adalah : :Kepala Desa, Kepala Dusun, Tokoh Mayarakat, dan para anggota kelompok tani yang berjumlah 35 orang. Untuk teknik pengumpulan data digunakan beberapa jenis, yaitu Observasi, wawancara mendalam (in-depth interview) dan Studi kepustakaan. Kemudian untuk menguji validitas data, peneliti menggunakan metode triangulasi dimana untuk mendapatkan data tidak hanya diambil dari satu sumber.
Menurut N. Narayanasamy(2009 : 32), triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Dalam kaitan ini Patton (dalam Sutopo, 2002: 78) menyatakan bahwa ada empat macam teknik triangulasi, yaitu: triangulasi data, triangulasi metode, triangulasi peneliti, triangulasi teori. Jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data dan metode.
program pemberdayaan kelompok tani. Semoga anggaran Alokasi Desa untuk tahun anggaran berikutnya sudah dapat dimamfaatkan untuk kelompok tani. Untuk sementara sudah ada bantuan yang kami berikan, antara lain beberapa unit alat handtraktor, bantuan pupuk, bibit unggul dan obat pembasmi hama. Selain itu, untuk meningkatkan usaha-usaha pada sektor pertanian harus kami sudah lakukan secara terpadu baik oleh kami dari pemerintah desa, instansi terkait maupun dukungan dari seluruh kelompok tani.”
2. Pemerintah Desa dalam Membina Hubungan dengan Kelompok Tani.
Salah satu faktor yang dominan dalam pengembangan pemberdayaan sosial kemasyarakatan adalah membangun pola hubungan yang holistic dan humanis, serta relevan dalam konteks peningkatan produktivitas. Begitu pula pola komunikasi yang terbangun antara pemerintah dan kelompok tani dalam rangka memberikan informasi yang bersifat mendidik dan transformatif yang dapat dimamfaatkan untuk meningkatan pemberdayaan masyarakat tani.
Sekaitan dengan hal tersebut, melalui beberapa informan dan ditemukan bahwa masih sudah cukup pola hubungan komunikasi antar pemerintah desa dan kelompok tani. Hal ini sejalan dengan apa yang merupakan landasan dalam memahami
sejauh mana strategi pemerintah desa dalam pemberdayaan kelompok tani di Desa Siawung. Dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, kepala desa dan perangkatnya khususnya dalam pemberdayaan kelompok tani harus mengikut prinsip – prinsip good governance yang berlandaskan pada adanya transparansi, akuntabilitas dan partisipasi masyarakat.
1. Strategi Pemerintah Desa dalam Pemberdayaan Kelompok Tani.
Setelah data terkumpul berdasarkan penelitian dari beberapa informan, penulis menyimpulkan bahwa Pemerintah desa terkesan belum memilki strategi yang memadai dalam mendorong pemberdaayaan kelompok tani di Desa Siawung. Seperti yang disampaikan oleh informan AM, umur 44 Tahun, pekerjaan anggota kelompok tani, pendidikan SMK :“Selama ini Pemerintah desa sudah menjalankan strategi dalam memberdayakan kelompok tani “.
Kemudian penulis mencoba untuk mengetahui lebih mendalam terkait dengan strategi pemerintah desa dalam mendorong pemberdayaan kelompok tani, Kepala Desa Siawung SD, umur 52 tahun, Pendidikan SI, mengatakan:“
Beberapa strategi telah kami lakukan, tetapi terbatas dalam anggaran untuk membiayai
sudah ada perhatian pemerintah desa dalam mensejahterakan kelompok tani . tetapi belum cukup untuk mampu mengakomodir seluruh aspirasi dan kebutuhan kelmpok tani karena faktor keterbatasan anggaran dan fasilitas. Namun niat baik itu sudah dimulai, terbukti berbagai strategi sudah dijalankan dengan adanya rencana memamfaatkan anggaran desa dengan porsi yang lebih besar dari sebelumnya. Selain itu pemerintah desa sudah sering berkoordinasi dengan kami tokoh masyarakat dan instansi pemerintah yang terkait. “
B. Pembahasan
Pemberdayaan merupakan aspek penting dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, khususnya pemberdayaan kelompok tani. Untuk itu dalam pemberdayaan kelompok tani maka diperlukan langkah – langkah yang tepat untuk menciptakan iklim dan suasana pemberdayaan yang kondusif, yakni:
1. Semua upaya yang dilakukan harus terarah dengan tepat (targetted) ke kelompok tani melalui program yang dirancang untuk mengatasi masalahnya
2. Program seharusnya secara langsung melibatkan masyarakat yang menjadi sasaran agar
dapat berjalan efisien dan efektif
karena sesuai dengan potensi dan dikemukakan oleh salah satu Informan
AK, umur 55 Tahun, pekerjaan anggota kelompok tani, Pendidikan SMP : “Pemerintah desa terkesan cukup memperhatikan ketika kami memberikan pendapat dan masukan tentang kebutuhan- kebutuhan kelompok tanii “.
3. Strategi Pemerintah Desa dalam Upaya Mensejaterakan Kelompok Tani.
Kesejahteraan adalah merupakan indikator utama untuk menilai
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan. Begitu pula pada
penyelenggaraan pemerintahan desa, bahwa melalui strategi pemerintah yang tepat dalam memberdayakan kelompok tani diharapkan dapat meningkatkan penghasilan masyarakat tani yang pada gilirannya akan mensejahterakan mereka.
Terkait dengan hal tersebut, maka berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa informan yang dinilai mampu untuk memberikan informasi ilmiah terkait dengan strategi pemerintah dalam upaya mensejahterakan kelompok tani. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan dengan inisial A.M. Umur 47 tahun, pekerjaan Tokoh Masyarakat, pendidikan SI, mengatakan pendapatnya :“Saya sebagai tokoh masyarakat, melihat bahwa pada prinsipnya
menyangkut usaha kelompknya. Ketika masyarakat tani dilibatkan sendiri untuk musyawarah, maka dengan sendirinya memperkuat daya kemampuan mereka. Karena itulah ,pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan, dan pengamalan berdemokrasi. Sesuai apa yang dikatakan SH umur 40 tahun, pekerjaan ketua kelompok petani, pendidikan SMA :“ Pemerintah desa selalu mengundang saya dalam rapat untuk membicarakan persiapan – persiapan apa yang dilakukan dalam menghadapi musim tanam. Dalam pertemuan saya dan beberapa teman kelompok tani diberi kesempatan utuk menyampaikan pendapat dan usulan. Bahkan beberapa usulan saya dan temandapat diterima dengan baik“. 3. Melindungi
Ketika dilakukan pemberdaya-an masyarakat, berati pula melindugi mereka, termasuk menciptakan persingan yang sehat antar usaha kelompok tani dengan kelompok tani lainnya, dan bagaimana menigkatkan harga produksi hasil pertanian petani. Melindungi dalam rangka memberdayakan masyarakat adalah bentuk pemihakan pemerintah bukan membuat masyarakat menjadi manja dan makin tergantung kebutuhan masyarakat.
3. Pendekatan kelompok adalah yang
paling efektif, dan efisien dalam
penggunaan sumber daya, dan sebaiknya dibangun kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara kelompok dengan kelompok lain yang saling menguntungkan. Sesuai dengan tujuan penelitian terkait pemberdayaan kelompok tani di Desa Siawung, maka selanjutnya dilakukan analisis hasil penelitian berdasarkan kondisi objektif dilapangan.
1. Menciptakan Iklim
Melalui analisis dapat digambarkan bahwa pemerintah desa Siawung sudah menjalankan strategi dalam memberdayakan kelompok tani. Seperti yang disampaikan oleh informan AM, umur 44 Tahun, pekerjaan anggota kelompok tani, pendidikan SMK :“ kami sudah merasakan mamfaat strategi Pemerintah desa. Sebagi bukti adalah meningkatnya produksi pertanian yang kami kelola. “.
2. Memperkuat Daya
Dalam Pemberdayaan kelompok tani yang terpenting
adalah adanya peningkatan partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang
untuk memberdayakan kelompok tani, sehingga telah dirasakan mamfaatnya oleh petani, tetapi secara substansial strategi tersebut belum mampu mengakomodir seluruh kebutuhan dan kepentingan pengembangan kelompok tani sehingga pelaksanaannya belum maksimal sebagaimanana mestinya. karena terkendala oleh anggaran dan sarana dan prasaranan pendukung. Namun demikian telah ada upaya untuk perbaikan strategi pemberdayaan masyarakat dengan memamfaatkan anggaran desa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka disarankan :
1. Agar dilakukan evaluasi strategi pemberdayaan kelompok tani . Termasuk program yang sedang dijalankan untuk pengadaan infrastruktur pertanian dengan mengoptimalkan potensi kelompok tani sebagai media penunjang pemberdayaan kelompok tani.
2. Dari hasil dievaluasi, akan diketahui yang mana yang masih layak dipertahankan dan mana yang harus diubah sesuai dengan perkembangan zaman. Kemudian ketika merancang strategi yang baru sebaiknya pemerintah desa melakukan koordinasi dan pada berbagai program bantuan.
Pemihakan yang dimaksud adalah segala upaya yang dilakukan harus terarah dan tepat sasaran kepada yang membutuhkan. Salah satu wujudnya adalah Tujuan dari pemberdayaan adalah bagaiman menjadikan masyarakat lebih mandiri dengan menggunakan potensinya sendiri. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara dengan SW, pekerjaan anggota kelompok tani, pendidikan SMK “ Kami merasakan bahwa Pemeitah Desa sudah bertindak sebagai pelindung bagi usaha kelompok kami. Sebagai bukti pemerintah desa telah melakukan pemberantasan hama babi hutan yang sering merusak tanaman. Kemudian ketika kami menjual hasil panen, pedagang dilarang melakukan pembelian di malam hari karena berpotensi merugikan petani sehingga harga hasil panen cukup baik dan cukup memenuhi kebutuhan”
D. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini dapat diuraikan, yaitu sebagai berikut :
Pemerintah Desa Siawung telah menjalankan strategi yang cukup baik
and Application. Second Edition. First Published. ISBN: 978-81-7829-885-6 (PB) h. 32
Sutopo, HB. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
Pranarka dan Moeljarto, Mangatas. 1996, Pendidikan Pola Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Sesuai Tuntutan Otonomi Daerah.
Punch, K. (2006). Developing Effective
Research Proposals, Second Edition.
Sage Publication, p. 33-35
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Kombinasi. Cetakan Ke 7.Bandung :
Alfabeta.
Usman,2004, Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta
: Pustaka Pelajar. Jurnal :
Nurlia,2018,Pemetaan Dimensi Kunci Pelaksanaan Pengembangan Organisasi Dalam pandangan Rhodes Dan
Antoine,Meraja journal,Vol 1No 3,
https://merajajournal.merajamedia. c o m / i n d e x . p h p / m r j / a r t i c l e / view/36 [ diakses tanggal 18 Desember 2018]
Pananrangi andi,2018,Study Perubahan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Menjadi Survei Kepusan Masyarakat (SKM) Terhadap Pelayanan
Publik,Meraja journal Vol 1 No 3 ,
https://merajajournal.merajamedia. c o m / i n d e x . p h p / m r j / a r t i c l e /
kerjasama yang lebih intensif dengan intansi terkait sambil memperhatikan kelebihan dan kekurangan kelompok tani. Dengan demikian akan dihasilkan strategi yang tepat yang dapat diterima dan dimamfaatkan oleh semua pihak, khususnya untuk pemberdayaan kelompok tani.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Mustani. 2017. Participatory Rural Appraisal (PRA) Sebagai Sarana Dakwah Muhammadiyah Pada Perencanaan Pembangunan di Desa Carawali Kecamatan Watang Pulu
Kabupaten Sidenreng Rappang. STISIP
Muhammadiyah Rappang
Creswell, John W. (penerjemah Achmad Fawaid). 2013. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan
Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Kamus Besar Bahasa Indonesia,1998 Tim Pusat Penelitian Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, akarta: Balai Pustaka,
Mardikanto, T,(1993). Penyuluhan
Pembangunan Pertanian. Bumi Aksara,
Jakarta
Mulyana, D.(2005). Ilmu Komunikasi:
Suatu Pengantar, Bandung : Remaja
Rosdakarya
Narayanasamy, N. (2009).Participatory Rural Appraisal Principles, Methods
view/39 [diakses tanggal 31 Desember 2018]
Sumber Lain:
Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 tentang pelaksanaan UU Desa
UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
SK Menteri Pertanian Nomor: 41/ KPTS/ OT. 210/ 1992 Tentang Pembinaan Pemberdayaan Kelompok Tani Dan