• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 8, No. 2 Desember 2016 ISSN X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Vol. 8, No. 2 Desember 2016 ISSN X"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Journal Infokes Stikes Insan Unggul Surabaya 53 HUBUNGAN PERILAKU EKSTERNAL DOUCHING VAGINA SABUN

MANDI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PATOLOGI PADA IBU RUMAH TANGGA DI RT 03 RW 08 DUSUN KARANG ANYAR

BURNEH BANGKALAN BANGKALAN

Hartini Sri Utami (1), Imroatus Sholihah (2) (1) Dosen STIKES Insan Unggul (2) Mahasiswa STIKES Insan Unggul

ABSTRACT

Most women regard the hygiene of internal and external genitalia as a matter of special concern to maintain the health of their reproductive organs. One way of feminine area treatment can be done with douching vagina. However, for healthy women, douching with various materials and solutions will disrupt the balance of normal flora in the vagina that can cause various problems. One of them is the occurrence of fluor albus. Research Objectives: to analyze the relationship of external behavior douching vagina bath soap with the incidence of pathological fluor albus in housewives in RT 03 RW 08 Hamlet Karang Anyar Burneh Bangkalan.

The research is designed using analytic observational correlation with Cros Sectional approach, sample 63 housewives in RT 03 RW 08 Dusun Karang Anyar Burneh Bangkalan with questionnaires research instrument filled with respondents who tested its validity and reliability and chi square analysis test.

The Results show that out of total 63 housewives, 41 housewives (65,1%) do eksternal douching vagina bathsoap; 49 housewives (77,8%) have an incident pathological fluor albu; chi square correlation test resulted in the significance value (P) the external behavioral relationship of douching vaginal bath soap with pathological fluor albus occurrence of 0.000 with p-value of 0.000 <0.05. There is a significant association of external behavior of vaginal douching bath soap with pathology fluor albus incidence in housewives in RT 03 RW 08 Dusun Karang Anyar Burneh Bangkalan.

Keywords : External of Douching vagina Soap Bath, pathology fluor albus.

PENDAHULUAN

Keputihan atau leukorea merupakan gejala yang sangat sering dialami oleh sebagian besar wanita. Gangguan ini merupakan masalah kedua sesudah gangguan haid. Keputihan seringkali tidak ditangani dengan serius oleh para wanita. Padahal, leukorea bisa jadi indikasi adanya penyakit. Hampir semua perempuan pernah mengalami leukorea. Pada umumnya, orang menganggap leukorea pada wanita sebagai hal yang normal. Pendapat

ini tidak sepenuhnya benar, karena ada berbagai sebab yang dapat mengakibatkan leukorea. Leukorea yang normal memang merupakan hal yang wajar. Namun, leukorea yang tidak normal dapat menjadi petunjuk adanya penyakit yang harus diobati (Yuniarti, 2012).

Sebagian besar perempuan menganggap kebersihan genitalia internal dan eksternal merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk menjaga kesehatan organ reproduksi dan organ seksual

(2)

Journal Infokes Stikes Insan Unggul Surabaya 54 mereka. Berbagai macam cara pun

dilakukan untuk menjaga kebersihan daerah feminim tersebut (Taylor, 2012).

Salah satu cara perawatan daerah feminim dapat dilakukan dengan douching vagina. Douching vagina merupakan kegiatan mencuci atau membersihkan vagina dengan cara menyemprotkan air atau cairan lain (cuka, baking soda atau larutan douching komersil) ke dalam vagina.

Menurut Taylor dalam

Supriyatiningsih, (2015) tujuan douching yang sesungguhnya adalah untuk tujuan terapeutik, yaitu untuk membersihkan vagina setelah dilakukan tindakan pembedahan, dan untuk mengurangi pertumbuhan bakteri setelah diberikan antiseptik. Akan tetapi bagi wanita yang sehat, douching dengan berbagai bahan dan larutan akan mengubah flora bakterial normal dan keseimbangan kimiawi vagina serta akan mengubah mucus/lendir yang alami sehingga mengganggu ekologi vagina.

Pada umumnya, wanita sangat sensitif pada organ seksualnya, ditambah dengan beragam produk douching vagina, membuat para wanita begitu keras mengusahakan agar daerah sekitar vaginanya dalam keadaan kering, dengan cara membersihkan atau menghilangkan sekresi dan kelembabannya, padahal sesungguhnya hal tersebut tidak selalu dibenarkan (Wahyuningsih, 2011).

Setiap wanita akan mengalami pengeluaran cairan dari vagina sesudah ia mendapatkan haid yang pertama. Didalam vagina terdapat bakteri laktobasilus yaitu bakteri yang baik yang berfungsi untuk mempertahankan keasaman vagina agar bakteri pathogen mati dan untuk menjaga keseimbangan flora normal vagina. Terganggunya keseimbangan

flora normal pada vagina dapat menyebabkan berbagai masalah. Salah satunya adalah terjadinya keputihan (fluor albus) (Sianturi, 2011).

Jumlah wanita di dunia yang pernah mengalami keputihan patologi 75%, sedangkan wanita Asia yang mengalami keputihan patologi sebesar 76%. Di Indonesia sebanyak 75% wanita pernah mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya dan 45% diantaranya bisa mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih (BKKBN, 2011). Hasil penelitian di Jawa Timur tahun 2013 menunjukkan dari jumlah wanita sebanyak 37,4 juta jiwa, 75% diantaranya adalah mengalami keputihan (Suparyanto, 2014). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada ibu rumah tangga di Dusun Karang Anyar terhadap 10 ibu rumah tangga di peroleh data 8 responden (80%) menggunakan sabun mandi, sedangkan 2 responden (20%) menggunakan produk komersil seperti sabun sirih, 80% dari mereka masih merasakan keputihan dengan bau yang tidak enak dan gatal-gatal di sekitar vagina walaupun sudah menggunakan produk pembersih daerah kewanitaan.

Penggunaan eksternal douching vagina secara rutin dan dalam jangka waktu lama tidak dianjurkan karena dapat mengganggu lingkungan alami vagina. Hal tersebut memungkinkan terjadinya keputihan. Jika keputihan sudah berlarut-larut dan menjadi berat, maka kemungkinan wanita yang bersangkutan akan menjadi mandul (Wijayanti, 2009). Membersihkan daerah genital akan lebih aman bila menggunakan air saja dibandingkan dengan menggunakan obat-obatan atau bahan-bahan komersil dipasaran

(3)

Journal Infokes Stikes Insan Unggul Surabaya 55 karena akan mempengaruhi

pertumbuhan flora dalam vagina yang akan meningkatkan resiko infeksi dan meningkatkan resiko terjadinya keputihan (fluor albus) (Qomariyah dalam Supriyatiningsih, 2015).

Sebenarnya, membersihkan dengan menggunakan air bersih saja sudah cukup, karena vagina memiliki mekanisme fisiologis dalam proses pembersihan. wanita dapat membersihkan bagian luar vulva yang berambut dengan air dan sabun, namun untuk bagian vagina cukup dengan air bersih saja. Hal ini dilakukan juga untuk mencegah iritasi dan alergi.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Perilaku eksternal douching vagina sabun mandi dengan Kejadian Keputihan Patologi pada Ibu Rumah Tangga di RT 03 RW 08 Dusun Karang Anyar Burneh Bangkalan.

METODOLOGI

Jenis penelitian ini adalah analitik korelasi observasional cross sectional dimana akan menggali hubungan antara perilaku eksternal douching vagina sabun mandi dengan kejadian keputihan patologi pada ibu rumah tangga.

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga RT 03 RW 08 Dusun Karang Anyar Burneh Bangkalan sejumlah 75 ibu rumah tangga. Rumus besar sampel penelitian ini menurut Nursalam (2003): n= N 1+N(d)2 Keterangan : n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi

d : Tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan (0,05)

Besar sampel pada penelitian ini adalah 65 ibu rumah tangga. Teknik sampling menggunakan probability sampling dengan teknik simple random sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara acak.

Kriteria eksklusi penelitian ini: ibu memiliki penyakit menular seksual, ibu memiliki keluhan atau penyakit menular seksual, ibu menolak menjadi responden.

Variabel independent penelitian ini perilaku adalah eksternal douching vagina sabun mandi, variabel dependent penelitian ini adalah keputihan patologi. Instrumen penelitian berupa lembar wawancara terpimpin. Penelitian ini dilakukan di RT 03 RW 08 Dusun Karang Anyar Burneh Bangkalan pada Maret – Juni 2016.

Analisis data terdiri dari analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis bivariat untuk menganalisis hubungan antara perilaku eksternal douching vagina sabun mandi dengan kejadian keputihan patologi pada ibu rumah tangga dengan menggunakan uji statistik Chi Square (X2).

HASIL

1. Data Umum 1.1 Usia Ibu

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Ibu Rumah Tangga

Berdasarkan Usia di RT 03 RW 08 Dusun Karang Anyar Burneh Bangkalan, Juni 2016 No. Usia (tahun) Jumlah Persentase (%) 1. < 20 2 3,2 2. 20-35 47 74,6 3. > 35 14 22,2 TOTAL 63 100

(4)

Journal Infokes Stikes Insan Unggul Surabaya 56 Berdasarkan tabel diatas

menunjukkan bahwa dari 63 ibu rumah tangga, sebagian besar 47 (74,6%) berusia antara 20-35 tahun. 1.2 Pendidikan Ibu

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Ibu

Rumah Tangga

Berdasarkan

Pendidikan Terakhir di RT 03 RW 08 Dusun Karang Anyar Burneh Bangkalan, Juni 2016 No. Pendidikan Terakhir Ibu Jumlah Persentase (%) 1. SD/SMP 1 6.5 2. SMA 48 80,6 3. Perguruan Tinggi 14 12,9 TOTAL 63 100

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 63 ibu rumah tangga, hampir seluruhnya 48 (80,6%) ibu memiliki tingkat pendidikan menengah atas (SMA). 1.3 Pekerjaan ibu

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Ibu

Rumah Tangga

Berdasarkan Pekerjaan di RT 03 RW 08 Dusun Karang Anyar Burneh Bangkalan, Juni 2016 No. Pekerjaan Ibu Jumlah Persentase (%) 1. Ibu Rumah Tangga 63 100 2. Swasta 0 0 3. PNS 0 0 TOTAL 63 100

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 63 ibu rumah tangga, seluruhnya 63 (100%) berprofesi sebagai ibu rumah tangga.

2. Data Khusus

2.1 Perilaku Eksternal Douching Vagina Sabun Mandi

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Ibu Rumah Tangga

Berdasarkan Perilaku Ekternal Douching Vagina Sabun Mandi pada Ibu Rumah Tangga di RT 03 RW 08 Dusun Karang Anyar Burneh Bangkalan, Juni 2016 No. Perilaku Eksternal Douching Vagina Jumlah Persentase (%) 1 Melakukan 41 65,1 2 Tidak Melakukan 22 34,9 Jumlah 63 100

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 63 ibu rumah tangga, sebagian besar 41 (65,1%) melakukan perilaku ekternal douching vagina sabun mandi.

2.2 Kejadian Keputihan Patologi Tabel 5 Distribusi Frekuensi Ibu

Rumah Tangga

Berdasarkan Kejadian Keputihan Patologi di RT 03 RW 08 Dusun Karang Anyar Burneh Bangkalan, Juni 2016 No Keputihan Patologi Jumlah Persentase (%) 1 Terjadi 49 77,8 2 Tidak Terjadi 14 22,2 Jumlah 63 100

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 63 ibu rumah tangga, Hampir seluruhnya 49 (77,8%) mengalami kejadian keputihan patologi.

(5)

Journal Infokes Stikes Insan Unggul Surabaya 57 2.3 Tabulasi Silang Perilaku

Eksternal Douching Vagina Sabun Mandi Dengan Kejadian Keputihan Patologi

Tabel 6 Tabulasi silang Perilaku Eksternal Douching Vagina Sabun Mandi dengan Kejadian Keputihan Patologi pada Ibu Rumah Tangga di RT 03 RW 08 Dusun Karang Anyar Burneh Bangkalan Perilaku Eksternal Douching Vagina Sabun Mandi Kejadian Keputihan Patologi Jumlah Terjadi Tidak terjadi F % F % F % Melakukan 41 100 0 0 41 100 Tidak Melakukan 8 36,4 14 63,6 22 100 Jumlah 49 77,8 22 22,2 63 100

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 63 ibu rumah tangga seluruhnya melakukan perilaku eksternal douching vagina sabun mandi sebanyak 41 (100%) dan mengalami kejadian keputihan patologi lebih kecil dari pada ibu yang tidak melakukan perilaku eksternal douching vagina sabun mandi sebanyak 8 (36,7%) dan mengalami keputihan patologi dan tidak ada yang melakukan perilaku eksternal douching sabun mandi dan tidak mengalami keputihan patologi lebih besar dari pada ibu yang melakukan perilaku eksternal douching vagina sabun mandi sebanyak 14 (63,6%) dan tidak mengalami keputihan patologi. Analisis Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji Chi-Square dengan menggunakan SPSS versi 16.00 didapatkan hasil nilai dengan signifikan 0,000 karena P < α (0,000

< 0,05), maka H0 ditolak yang artinya ada hubungan perilaku ekternal douching vagina sabun mandi dengan kejadian keputihan patologi pada ibu rumah tangga di RT 03 RW 08 Dusun Karang Anyar Burneh Bangkalan.

PEMBAHASAN

1. Perilaku Eksternal Douching Vagina Sabun Mandi di RT 03 RW 08 Dusun Karang Anyar Burneh Bangkalan

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya Septian dalam Suryandari (2009), tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukan 75% wanita di Indonesia pernah menggunakan douching vagina yang telah menjadi bagian dari personal higienis mereka yang dilakukan secara rutin. Bahkan yang biasa digunakan adalah (51%) sabun mandi dan (18%) pembersih cairan dengan merek terkenal.

Praktek douching vagina dari penelitian yang di lakukan oleh mete et al Supriyatiningsih (2015) di turki bahwa perempuan beranggapan melakukan douching vagina merupakan suatu cara untuk membersihkan daerah kemaluan, masyarakat umum khususnya bagi perempuan, douching vagina dilakukan sebagai bagian dari personal hygiene mereka. Tujuan mereka melakukan douching vagina diantaranya untuk membilas darah sehabis periode menstruasi, membersihkan vagina setelah melakukan hubungan seksual untuk mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS), membersihkan sperma untuk mencegah kehamilan dan mencegah bau saat keputihan ( Dewit SC dalam Fridayani, 2015).

Sabun mandi pada umumnya mengandung senyawa kimia yang akan dapat merusak kulit dan

(6)

Journal Infokes Stikes Insan Unggul Surabaya 58 lingkungan serta membunuh bakteri

yang mencegah bakteri pathogen masuk ke dalam vagina dan juga akan mengganggu pH didalam vagina. Jika pemakaian sabun mandi yang terus menerus semakin mengikis bakteri baik dan bakteri lain semakin mudah masuk ke dalam vagina. Hal ini dapat menyebabkan radang pinggul, infeksi genetalia bahkan salah satu pemicu kanker serviks. Hampir setengahnya 31 (49,2%) ibu yang melakukan perilaku eksternal douching vagina sabun mandi dan berpendidikan SMA yang kurang mengakses informasi mengenai kesehatan reproduksi sehingga ibu menganggap bahwa douching vagina sabun mandi merupakan cara agar terbebas dari bakteri penyebab keputihan. Mereka berfikir vagina yang kesat adalah vagina yang sehat, hal itu justru membunuh bakteri laktobacilus yang berguna untuk menjaga keasaman vagina. Dengan pengetahuan yang kurang sehingga ibu tidak mengetahui bahwa vagina memiliki mekanisme fisiologis dalam proses

pembersihan. Sebaiknya

membersihkan daerah kewanitaan dengan air bersih saja sudah cukup dan satu hal yang harus diperhatikan dalam membasuh daerah kewanitaan yaitu dengan membasuhnya dari arah depan ke belakang.

Hampir Setengahnya 30 (47,6%) ibu berusia 20-35 tahun yang melakukan perilaku eksternal douching vagina sabun. Usia tersebut merupakan wanita usia produktif hal itu bisa disebabkan karena wanita pada usia tersebut merupakan usia dengan aktivitas seksual yang tinggi (Fethers KA, 2009). Sehingga mereka berusaha agar dapat terbebas dari keputihan dan vagina menjadi kesat dengan

berbagai macam cara pun mereka lakukan untuk menjaga kebersihan daerah feminim mereka termasuk dengan melakukan eksternal douching vagina sabun mandi. 2. Kejadian Keputihan Patologi Pada

Ibu Rumah Tangga di RT 03 RW 08 Dusun Karang Anyar Burneh Bangkalan.

Kejadian keputihan

merupakan keadaan vagina saat mengalami sekresi cairan yang berlebihan berwarna kuning kehijauan, di sertai rasa gatal dan menimbulkan bekas kuning pada celana dalam (Andira, 2010). Berawal dari menjaga kebersihan diri, termasuk kebersihan vagina yang bertujuan agar vagina tetap bersih, normal, sehat dan terhindar dari kemungkinan adanya penyakit, termasuk keputihan (Wulandari, 2011).

Menurut Bahari, (2012) penyebab lain dari keputihan patologi antara lain : penggunaan celana dalam yang tidak menyerap keringat, penggunaan celana dalam yang panjang, penggunaan deodorant vagina, penggunaan kontrasepsi, penggunaan douching vagina. Dalam keadaan normal, cairan vagina tidak berbau dan tidak berwarna. Tetapi, bila ada infeksi dapat menimbulkan bau yang mengganggu, seperti bau yang tidak sedap, menyengat, yang disebabkan jamur, bakteri atau kuman lainnya. Jika dibiarkan, infeksi bisa menyebar hingga ke rahim (Manuaba, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian bahwa salah satu penyebab keputihan dari penggunaan douching vagina sabun mandi, hal ini sesuai dengan teori Qomariyah dalam Supriyatiningsih bahwa douching vagina sabun mandi dapat

(7)

Journal Infokes Stikes Insan Unggul Surabaya 59 mengakibatkan terjadinya

perubahan keseimbangan kimiawi dan flora vagina, sehingga wanita mempunyai faktor resiko terhadap infeksi bakteri. Selain itu douching vagina sabun mandi juga bisa menyebarkan infeksi vaginal atau servikal yang sudah menyebar ke arah atas menuju organ panggul (uterus, tuba fallopi, dan ovarium). Hasil dari suatu penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang melakukan douching vagina secara rutin cenderung mengalami iritasi vagina seperti keputihan.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 63 ibu rumah tangga sebagian besar 37 (58,7%) berusia 20-35 tahun yang mengalami keputihan patologi. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa faktor usia merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan insiden wanita yang menderita flour albus, salah satunya adalah usia premenarche dan post menopause (Baradero M, 2007).

Kejadian keputihan patologi dimungkinkan karena pekerjaan. Pada penelitian ini Hampir seluruhnya ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga 49 (77,8%) ibu yang mengalami keputihan patologi, hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sainal dalam Suryandari (2015) bahwa kejadian keputihan salah satunya disebabkan oleh kondisi fisik dan psikis wanita yang terkuras, lelah dan stress akibat mengerjakan pekerjaan berat atau aktifitas ekstra lainnya sehingga

membuat wanita kurang

memperhatikan kebersihan feminim mereka akibat Beban pekerjaan yang terlalu berat ataupun kurangnya keseimbangan antara aktivitas bekerja dengan aktivitas beristirahat

yang tidak seimbang akan memicu terjadinya stres. Stres yang terjadi akan memicu hormon stres yang berakibat negatif.

3. Hubungan Perilaku Eksternal Douching Vagina Sabun Mandi dengan Kejadian Keputihan Patologi Pada Ibu Rumah Tangga di RT 03 RW 08 Dusun Karang Anyar Burneh Bangkalan.

Keputihan patologi dapat disebabkan oleh bakteri Lactobacillus acidophilus yang merupakan bakteri dominan dalam ekosistem vagina. Lactobacillus membantu mempertahankan pH vagina normal (3,5 – 4,5) dengan memproduksi asam laktat, yang menyeimbangkan ekosistem vagina. Dengan tingkat keasaman tersebut, lactobacillus akan tumbuh subur dan bakteri patogen akan mati. Pada kondisi tertentu, kadar pH bisa berubah menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari normal. Jika pH vagina naik menjadi lebih tinggi dari 4,2 (kurang asam), maka jamur akan tumbuh dan berkembang. Akibatnya, lactobacillus akan kalah dari bakteri pathogen dan kemungkinan akan terjadinya keputihan yang patologi. Penggunaan eksternal douching vagina dengan sabun mandi akan dapat merubah keasaman pada vagina berubah menjadi basa karena sabun mandi memiliki sifat basa yang apabila di gunakan terus menerus dapat menyebabkan keputihan.

Bila terjadi suatu ketidakseimbangan suasana flora vagina yang disebabkan oleh beberapa faktor maka terjadi penurunan fungsi lactobacillus dengan berkurangnya jumlah glikogen karena fungsi proteksi lactobacillus berkurang maka terjadi

(8)

Journal Infokes Stikes Insan Unggul Surabaya 60 aktivitas dari miroorganisme

patologis yang selama ini ditekan oleh flora normal vagina. Progresifitas mikroorganisme patologis secara klinis akan memberikan suatu reaksi inflamasi di daerah vagina. Sistem imun tubuh akan bekerja membantu fungsi dari basil Doderlein sehingga terjadi pengeluaran leukosit maka terjadilah keputihan patologi.

Berdasarkan hasil penelitian dari 63 ibu rumah tangga yang mengalami keputihan patologi sebanyak 8 (36,7%) dan tidak melakukan perilaku eksternal douching vagina sabun mandi, hal ini disebabkan karena ketidaktahuan ibu dalam merawat dan membersihkan alat kewanitaan serta pola gaya hidup yang kurang sehat menjadi penyebab keputihan, terlalu sering menggunakan pakaian ketat yang terbuat dari bahan sintetis juga menjadi salah satu faktor penyebab keputihan sehingga dapat memicu berkembang biaknya jamur ataupun bakteri. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan dan kesadaran yang dimiliki oleh orang dalam menerima informasi. Tingkat pendidikan tinggi akan berbeda cara penilaian seseorang, sehingga timbul keinginan atau motivasi seseorang terhadap kematian akibat penyakit padaorgan reproduksinya (Notoatmodjo, 2012).

Ibu yang tidak mengalami keputihan patologi sebagian besar 14 (63,6%) dan tidak melakukan perilaku eksternal douching vagina sabun mandi di karenakan mereka sudah berusaha untuk menjaga kebersihan daerah kemaluan seperti mereka melakukan cara cebok yang baik yaitu dari depan ke belakang, sering mengganti celana dalam, dan

membersihkan daerah kemaluan dengan rutin dengan menggunakan air bersih.

Disarankan agar ibu-ibu menambah pengetahuan tentang cara personal hygiene untuk daerah kewanitaannya yang benar dengan bertanya pada petugas kesehatan atau dengan melalui media masa.

Maka diperoleh kesimpulan bahwa adanya kesesuaian antara teori dengan kenyataan, dimana perilaku eksternal douching vagina sabun mandi akan mengakibatkan keputihan patologi hingga penyakit radang panggul sempit (PRP). KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian di atas dapat disimpulkan:

1. Ibu rumah tangga yang berjumlah 63 sebagian besar 41 ibu (65,1%) melakukan perilaku eksternal douching vagina sabun mandi di RT 03 RW 08 Dusun Karang Anyar Burneh Bangkalan.

2. Ibu rumah tangga yang berjumlah 63 hampir seluruhnya 49 ibu (77,8%) mengalami keputihan patologi di RT 03 RW 08 Dusun

KArang Anyar Burneh

Bangkalan..

3. Ada hubungan perilaku eksternal douching vagina dengan kejadian keputihan patologi di RT 03 RW 08 Dusun Karang Anyar Burneh Bangkalan .

DAFTAR PUSTAKA

1. Andira, Dita. 2010. Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta : Buku Populer Nirmala.

2. Martino, Jelly L dkk. 2002 Vaginal Douching: Evidence for Risks or Benefits to Women's Health: Published in final edited form as: Epidemiol Rev. 2002 ; 24(2): 109–124.

(9)

Journal Infokes Stikes Insan Unggul Surabaya 61 3. Arikunto, S. 2002. Prosedur

penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka aksara. 4. Azizah, Nur. 2011. Hubungan

Pemakaian Vagina douching dengan Kejadian Servisitis di Poli Kandungan RSUD kelas B Dr Sosodoro Djati koesoemo Bojonegoro. Skripsi Universitas Kedokteran Airlangga.

5. Bahari, H. 2012. Cara Mudah Atasi Keputihan. Yogyakarta: Buku Biru.

6. Baradero, Marry, dkk, 2007. Klien Gangguan Sistem Reproduksi Dan Seksualitas. Jakarta : EGC.

7. BKKBN.2011. Data survey

Kesehatan Reproduksi

Indonesia. Jakarta

8. Dewi M, A. Wawan. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

9. Fethers KA, Fairley CK, Morton A, Hocking JS, Hopkins C, Kennedy J, et al. 2009. Early sexual experiences and risk factors for bacterial vaginosis. J Infect Dis.

10. Hidayat, A.Alimul 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisis Data. Surabaya: Salemba.

11. Hidayat, A.Aziz Alimul,. 2010. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika

12. Indah Arthanasia. 2011.

Perawatan Gangguan

Bermacam-macam Keputihan Pada Organ Reproduksi Wanita. Yogyakarta.

13. Joesoef, MR., dkk. 2013. Douching and Sexually Transmitted Diseases among Pregnant Women in Surabaya,

Indonesia. Georgia: Centers for Disease Control and Prevention. 14. Kusmiran, Eny.(2012).

Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta Selatan: Salemba Medika.

15. Manuaba, I.A.C., Manuaba, I.B.G.F., Manuaba, I.B.G. 2010.

Memahami Kesehatan

Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC.

16. Maula, Alfin Nikmatul. 2013. Hubungan Antara Perbedaan Tingkat Keasaman Bilas Vagina Menggunakan Antiseptik dengan Kejadian Kanker Serviks di RSUD Ibnu Sina Gresik. Skripsi Universitas Kedokteran Airlangga.

17. Notoadmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan Jakarta :RinekaCipta. 18. Notoadmojo, Soekidjo. 2010. Konsep Perilaku Kesehatan Dalam :Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi edisi revisi. Jakarta: RinekaCipta.

19. Notoadmojo, Soekidjo. 2010.Ilmu Perilaku Kesehatan Jakarta :RinekaCipta.

20. Samad, Bambang Sudibyo. 2012. Memahami jenis penelitian berdasarkan fungsinya. Jakarta : Nuha Medika.

21. Sianturi, R.M.H.(2011). Keputihan Suatu Kenyataan Dibalik Suatu Kemelut. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

22. Supriyatiningsih. 2015. Monograf Penggunaan Vaginal Douching Terhadap Kejadian Candidiasis Pada Kasus Leukorea. Yogyakarta : LP3M Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

23. Suryandari, DF, dkk. 2013 Jurnal ilmiah Kesehatan

(10)

Journal Infokes Stikes Insan Unggul Surabaya 62 Politeknik Kesehatan Majapahit,

Hubungan Sabun Pembersih Kewanitaan dengan terjadinya keputihan pada wanita usia subur (WUS) di Desa Karang Jeruk Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto. Volume 5. (1) pp. 32

24. Taylor C., Lillis C., Le More P. (2011). Fundamentals of nursing the art and science of nursing care B. Third Edition. Philadhelpia: Lippincott.

25. Triyani, Risnadkk. 2013 Jurnal Ilmiah Kebidanan. Hubungan Pemakaian Pembersih Vagina dengan kejadian keputihan pada remaja putri Volume 4(1). pp 4 26. Wahyuningsih, (2011)

Semprotan untuk Pembersih

Miss V Belum Tentu

Bermanfaat. jakarta: MDVI. 27. Wijayaningsih, Kartika sari.

2014. PsikologiKeperawatan. Jakarta :CV. Trans Info Media. 28. Wijayanti, R.E.,dkk 2011.

Gambaran Cara-cara

Penanganan Keputihan yang Dilakukan oleh Remaja Putri Usia 16 – 18 Tahun di MAN 3 Kediri. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, Vol.11, Nomor 4.

29. Wulandari, A. 2011. Biologi Reproduksi. Jakarta : Salemba Medika.

30. Yuniarti, Tri. 2012 jangan Gunakan “Pantyliner” saat Keputihan. Jakarta: MDVI.

Gambar

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Ibu  Rumah Tangga
Tabel 2  Distribusi Frekuensi Ibu
Tabel 6 Tabulasi silang Perilaku  Eksternal  Douching  Vagina  Sabun  Mandi  dengan  Kejadian  Keputihan Patologi pada  Ibu  Rumah  Tangga  di  RT  03  RW  08  Dusun  Karang  Anyar  Burneh  Bangkalan  Perilaku  Eksternal  Douching  Vagina  Sabun Mandi  Kej

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan suatu garis dengan plunge tepat ke arah selatan, proyeksi kutubnya berupa titik pada garis N-S jaring sebelah selatan dengan harga plunge 20° dimulai

use) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat penggunaan M- Commerce. Pengguna harus memiliki tingkat keyakinan yang tinggi dalam menggunakan atau

PrototypeCA.jar Pasangan kunci intermediate disertifikasi oleh root Berhasil 6 Membangkitkan private credential untuk intermediate Pasangan kunci dan sertifikat untuk

Akibat persyaratan visa ini adalah bahwa Anda tidak mungkin dapat memohon untuk tetap berada di Australia melebihi jangka waktu kunjungan yang disahkan pada visa Anda.. Jika

TANDA TANGAN LPTK IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA. KELAS

Berdasarkan hasil deteksi histologik, luka pada kulit mencit dapat diobati dengan daun mengkudu, dan pada minggu keempat telah memberikan gambaran histologis kulit

Skripsi yang berjudul “Studi Penggunaan Captopril pada Pasien Gagal Jantung di RSUD Kabupaten Sidoarjo” ini disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh

Semua ini bisa terjadi hanya karena kita menerima Anugerah Sempurna (06) yaitu Kasih Bapa melalui Yesus yang mengampuni, sehingga kita bisa saling mengasihi dengan