• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Coping Pada Mahasantri Kelas Tahfidz Pesma Kh. Mas Mansyur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strategi Coping Pada Mahasantri Kelas Tahfidz Pesma Kh. Mas Mansyur"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

“STRATEGI COPING PADA MAHASANTRI KELAS TAHFIDZ PESMA KH. MAS MANSYUR”

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Psikologi dan Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

TIA WIDYA AYUNINGTYAS F.100132001/G.000132001

TWINNING PROGRAM

FAKULTAS PSIKOLOGI & AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

1

“STRATEGI COPING PADA MAHASANTRI KELAS TAHFIDZ PESMA KH. MAS MANSYUR”

ABSTRAK

PESMA UMS adalah Pesantren Mahasantri yang memiliki Center of Excellent dan memiliki program unggulan yaitu kelas Tahfidz. Program Mahasantri kelas Tahfidz menuntut Mahasantri dapat menyelesaikan target satu juz dalam satu semester, namun kenyataannya 70% mahasantri tidak dapat mencapai target tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami strategi koping Mahasantri kelas Tahfidz. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek terdiri dari 7 mahasiwi (mahasantri putri) kelas Tahfidz Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di tahun pertama dan kedua semester genap dan bertempat tinggal di Pesma KH. Mas Mansyur. Dan menggunakan metode wawancara dan observasi.

Hasil peelitian menunjukkan bahwa masalah mahasantri kelas Tahfidz yaitu dalam pengelolaan waktu dan menyebabkan Mahasantri terhambat dalam proses menghafal. Mahasantri memandang masalah dengan cara hrus segera menguatkan niat untuk menyelesaikan hafalan, dipaksa, dan dikejar agar tidak menambah beban dalam hidup mahasantri sendiri. Strategi koping yang digunakan mahasantri pun cukup beragam dalam menangani masalah, ada yang menyelesaikan masalah karena memasuki bulan Ramadhan yang memicu mahasantri semangat hafalan, membawa Al-Qur;’an agar dapat dibawa kemanapun pergi, dan mulai membuat jadwal harian untuk dilaksanakan dengan baik. Sikap yang diambil mahasantri dari strategi kopingnya yaitu untuk lebih konsisten atau istiqomah dengan cara yang dimiliki

Kata kunci: Masalah, strategi coping, tahfidz, pengelolaan waktu.

ABSTRACK

PESMA UMS is an Islamic boarding school for students. Has special program is Tahfidz. This program demands students to finish the target og one juz in one semester. However, the reality 70% of the students didn’t reach the target. This riset pupose to know anda unserstanding the srategy coping for Tahfidz Students. This research is a qualitative research with a case study appoarch. The subhject are composed of seven female students of UMS Tahfidz class from the first and third semester and live in Pesma KH. Mas Mansyur. Using interview and observation methode.

This research shows that the problesm in Tahfidz students is in time menagement and cause the student to obstrated in the process of memorizing. The students see the problem with a way that they have to immadiatelly strangthened there intantion to a finish memorizing with force and pursue so as to not add load in they are life. Coping strategy that is used by students varies in handling problems. Some solve the problem because of Ramadhan that trigger spirit of memorizing, bringging Qur’an, so that be brought anyway and

(6)

2

strat making daily schedule to be done properly. The attitude that students tak efrom the coping strategy is tobe more consistente or istiqomah in away that is owned.

Keyword: Problem, Strategy coping, tahfidz, time management 1. PENDAHULUAN

Pesantren mahasiswa atau lebih dikenal dengan PESMA UMS adalah pesantren mahasiswa yang memiliki Center of Excellent, kaderisasi persyarikatan dan sekaligus sebagai tempat pembekalan ruhiyah untuk mahasiswa UMS.

Pada masalah mahasantri kelas Tahfidz yaitu dalam proses menghafal yang dihadapi adalah masalah dalam pengelolaan waktu, sehingga menjadikan Mahasantri kelas Tahfidz merasa malas, kurang fokus, lelah, susah mengingat ayat dan kurangnya semangat pada saat proses menghafal. Jadwal kuliah yang mulai longgar, kurang fokus saat menghafal kelelalahan dalam perkuliahan dan sebagainya menjadikan permasalahan sendiri Mahasantri kelas Tahfidz dalam pengelolaan waktu. Meskipun ada beberapa yang terkendala karena niat dan motivasi.

Moh. Khoeron (2012) mengungkapkan Pendidikan memang masih berjalan sampai sekarang, namun belakangan ini hanya terdapat proses menghafal saja, karena waktu untuk mempelajarinya sangat minim. Hal ini diperkuat dengan pernyataan K.H. Abdul Hasib Hasan, Ketua Ikatan Lembaga Al-Qur’an Indonesia Rabithah Ma‘ahid li Tahfiz Al-Qur’an, bahwa banyak dari santri kurang memiliki wawasan yang luas. Bahkan ada yang keluar dari sekolah hanya untuk menghafal. Karena hanya fokus dalam menghafal, santri memiliki kompetensi hafalan yang bagus, namun tidak sampai dalam pemahaman. Tulisan tersebut yang mendeskripsikan perjalan huffadz di Indonesia, Tim Peneliti Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI pada tahun 2009.

Pada sebuah penelitian di Queensland Pusat Penelitian Klinis, Royal Brisbane dan Rumah Sakit Wanita Campus, The University of Queensland, Brisbane, QLD, Australia oleh Jensen, dkk, 2016 bahwa siswa yang merespon

coping yang sedang tidak tertekan, dapat menyelesaikan masalah tambahan dan dapat menjalani belajar secara efektif. Serta memahami siswa dalam memahami atau mengatasi tekanan dan mengembangkan teknik secara realistis dan dapat mempertahankan tingkat tekanan. Selanjutnya membantu siswa dalam meningkatkan koginitif serta mengurangi kemungkinan dampak buruk terkait dengan narkoba.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Toburen dan Meiew, 2014 (dalam Jesus de L 2016) menemukan bahwa interaksi individu dengan Allah berkaitan peningkatan ketekunan seseorang dalam melakukan tugas, terlepas dari tingkat religiusitas.

Menurut Sarafino, 1993 (dalam Karnawati dkk, 2015) Coping adalah proses dimana individu mencoba untuk mengelola kesenjangan antara tuntutan

(7)

3

yang dipersepsikan dan sumber daya yang mereka perkirakan dalam situasi

stressfull.

Kondisi Mahasantri kelas Tahfidz PESMA KH. Mas Mansyur pun sama, yakni: kuliah, tugas, praktikum, dan pekerjaan rumah lainnya. Namun, dari 25 mahasantri Tahfidz angkatan pertama dan kedua pada tahun 2016/ 2017 ini ada beberapa yang sudah dapat mencapai target dan beberapa ada yang masih jauh dalam mencapai target.

2. METODE PENELITIAN 2.1.Informan Penelitian

Informan merupakan Mahasiswi/ Mahasantri putri Universitas Muhammadiyah Surakarta dari berbagai fakultas maupun program studi yang berdomisili atau bertempat tinggal di PESMA KH. Mansyur dan berada di kelas Tahfidz angkatan pertama (2015/2016) maupun angkatan kedua (2016/2017) yang belum ataupun sudah menyelesaikan target yang diberikan oleh Pesma. Informan berjumlah 7 orang tersebut diambil dari observasi awal yang diambil dari data yang dimiliki oleh pengajar Tahfidz

(Muhafidzoh)

2.2.Alat pengumpul data

Pengumpulan data penelitian ini menggunakan wawancara (interview) dan observasi participant. Wawancara di lakukan untuk mengungkap permasalahan yang dihadapi Mahasanstri kelas Tahfidz serta cara menyelesaikan dan menyikapinya. Kemudian observasi dilakukan pada pada lingkungan tempat tinggal informan dalam sehari- hari.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1.Masalah yang dihadapi Mahasantri kelas Tahfidz

Teori Lazarus & Folkman (oleh Miranda, 2013) mengemukakan Strategi coping merupakan suatu bentuk yang berbeda antara kemampuan dan tuntutan, sehingga menimbulkan beban. Pernyataan Goff AM, 2011 (dalam Husni, 2014) menyatakan bahwa, beban stress yang dirasakan terlalu berat dapat memicu munculnya gangguan konsentrasi dan penurunan kemampuan penyelesaian masalah termasuk masalah akademik. Selain itu menurut Bandura, beban stress berlebihan dapat mengurangi self efficacy yaitu keyakinan sesorang atas kemampuannya untuk mengatasi berbagai tuntutan dan situasi.

Sementara itu pendapat Lazarus & Folkman, 1980 (dalam Mohd, 2013) yang hampir serupa menyatakan, bahwa Coping adalah bentuk mengelola diri dari luar atau dalam yang banyak dimiliki orang lain.

Setiap Mahasantri kelas Tahfidz memiliki beragam masalah dalam proses menghafal. Dan mayoritas cenderung bermasalah dalam pengelolaan waktu. Menurut Adebisi, 2013 (dalam Gea, 2014) Time management adalah tentang perencanaan hari/waktu supaya bisa melakukan penggunaan paling baik atas waktu yang dimiliki. Konsep atau istilah mengenai time management berawal dari revolusi industri, yaitu ketika mulai ada perhatian tentang pengelolaan waktu secara efektif dan

(8)

4

efisien untuk bisa mengontrol waktu yang dimiliki seseorang. Dalam memenuhi tuntutan untuk mendapatkan prestasi akademik yang baik, mahasiswa yang sedang melakukan proses menghafal dalam Pesma harus belajar dengan giat dan dapat mengatur waktunya dengan baik. Meskipun dihadapkan dengan masalah- masalah yang berhubungan dengan pengaturan jadwal kuliah dan waktu menghafal. Manajemen waktu merupakan salah satu pendekatan yang penting dalam belajar, karena dengan melakukan manajemen waktu tersebut dapat mengontrol diri terhadap kekurangan-kekurangan seseorang dalam belajar. Beberapa masalah tersebut muncul pada masahantri kelas Tahfidz saat pertengahan pada proses mengahafal, meskipun beberapa memiliki masalah di awal atau di akhir proses menghafal. Masalah datang pun karena beberapa faktor, ada yang datang dari diri sendiri ataupun dari luar diri.

Pada sebuah penelitian di Queensland Pusat Penelitian Klinis, Royal Brisbane dan Rumah Sakit Wanita Campus, The University of Queensland, Brisbane, QLD, Australia oleh Jensen, dkk (dalam joseph, 2015) bahwa siswa yang merespon coping yang sedang tidak tertekan, dapat menyelesaikan masalah tambahan dan dapat menjalani belajar secara efektif. Serta memahami siswa dalam memahami atau mengatasi tekanan dan mengembangkan teknik secara realistis dan dapat mempertahankan tingkat tekanan. Selanjutnya membantu siswa dalam meningkatkan koginitif serta mengurangi kemungkinan dampak buruk terkait dengan narkoba. Dari tujuh Mahasantri kelas Tahfidz, mayoritas memiliki masalah dalam pengelolaan waktu, sehingga menjadikan Mahasantri kelas Tahfidz merasa malas, kurang fokus, lelah, susah mengingat ayat dan kurangnya semangat pada saat proses menghafal. Jadwal kuliah yang mulai longgar, kurang fokus saat menghafal kelelalahan dalam perkuliahan dan sebagainya menjadikan permasalahan sendiri Mahasantri kelas Tahfidz dalam pengelolaan waktu. Berdasarkan pendapat Alfi (dalam Heri, 2012), faktor – faktor yang mendukung dan meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur’an sebagai berikut: (1) motivasi dari penghafal, (2) mengetahui dan memahami arti atau makna yang terkandung dalam Al-Qur’an, (3) pengaturan dalam menghafal, (4) fasilitas yang mendukung, (5) otomatisasi hafalan, dan (6) pengulangan hafalan.

Sikap yang harus dilakukan dalam menyikapi masalah menghafal Al-Qur’an ini adalah Mahasantri tetap konsisten/ istiqomah untuk terus berjuang dalam melanjutkan hafalannya, tidak perlu merisaukan dan mengkhawatirkan akan masalah secara terus-menerus karena akan berimbas kepada semakin malasnya didalam menghafal Qur’an, dan inilah perangkap syetan sebagai musuh yang nyata bagi umat manusia. Seperti dalam hasil penelitian skripsi oleh Andy Wiyarto, 2012 yang mengungkapkan bahwa, Aktivitas menghafal Al Qur’an membutuhkan konsistensi waktu pelaksanaan. Termasuk pembagian waktu antara waktu menghafal dengan waktu perkuliahan. Sehingga bagi para Mahasantri membutuhkan konsistensi dan pembagian waktu yang baik

(9)

5

Menurut Folkman dan Lazarus (dalam Mohino, 2004) menyatakan Beragam bentuk analisis terhadap coping telah dikembangkan, salah satunya adalah analisis berdasarkan fungsinya. Seperti, Problem-focused coping (tindakan langsung terhadap situasi) dan Emotion-focused coping (control terhadap emosi.) Strategi yang digunakan Mahasantri pun cukup beragam dalam menangani masalah, ada yang menyelasaikan masalah karena memasuki bulan Ramadhan, menguatkan niat, memaksakan diri, dan mulai mengolah waktu. Dalam pengembangan konsep instrumental yaitu Psikolog Amerika, BF. Skinner, 1938 (dalam King, 2012) Pengondisian instrumental (Operant) adalah bentuk dari pembelajaran asosiatif dimana konsekuensi dari sebuah perilaku mengubah kemungkinan berulangnya perilaku. Skinner mengambil kata operant untuk menjelaskan perilaku- perilaku yang mengoperasikan lingkungan, dan sebaliknya. Dikembangkan oleh Peterson, 2014 dalam buku Psikologi umum (King, 2012) yaitu Pembentukan (shapping) merujuk pada memberikan ganjaran kepada perilaku- perilaku yang mendekati perilaku yang diinginkan. Dan Hampir semua mahasantri kelas Tahfidz memikirkan hal yang sama saat itu, yaitu harus segera diselesaikan, dipaksa, dan dikejar agar tidak menambah beban.

3.3.Strategi coping Mahasantri kelas Tahfidz

Setiap Mahasantri kelas Tahfidz memiliki beragam masalah dalam proses menghafal. Pandangan setiap mahasantri terhadap masalah pun berbeda- beda, namun pada pikiran, perasaan, dan sikap, banyak dari mahasantri memiliki kesamaan yaitu masalah adalah suatu hal sulit/ rumit/ mengganggu yang memunculkan perasaan sedih, namun harus segera dipecahkan dan diselesaikan dengan bebagai cara dan usaha agar masalah tersebut selesai. Meskipun ada pula mahasantri yang memilih untuk menghindar dengan masalahnya saat proses menghafal.

Teori Lazarus & Folkman (oleh Miranda, 2013) mengemukakan Strategi coping merupakan suatu bentuk yang berbeda antara kemampuan dan tuntutan, sehingga menimbulkan beban. Mahasantri kelas Tahfidz berlomba- lomba dalam menyelesaikan masalah yang mayoritas bermasalah dengan pengelolaan waktu, agar tidak menjadi beban dalam individu Mahasantri kelas Tahfidz dalam proses menghafal. Sesuai dengan teori kepribadian oleh Alfred Adler, yaitu Conscious Self Principle maksudnya manusia sadar dengan apa yang dilakukannya dan dapat merencanakan serta mengarahkan perilaku ke arah tujuan yang dipilihnya secara sadar dan Fictional Goals Principle maksudnya individu melakukan sesuatu karena adanya tujuan ke masa depan bukan ke masa lalu.

Dalam teori yang dikemukakan oleh Matheny’s team (Phillip L. Rice, 1999) terdapat 2 bentuk strategi coping yaitu:Combative coping

(Melawan) Suatu reaksi yang membuat 2 terpancing dalam beberapa tekanan. Preventive coping (Menghalangi) Suatu perilaku pro-aktif pada setiap tekanan yang muncul. Meskipun adapula mahasantri yang belum memiliki cara penyelesaian masalah. Namun mahasantri masih berfikir

(10)

6

untuk maju menyelesaikan masalah atau mundur dan pergi meninggalkan masalah.

Sikap yang diambil mahasantri yaitu untuk lebih meningkatkan diri, konsisten dan istiqomah. Karena Allah berjanji dalam Al-Qur’an tertuang dalam Surat Al-In syirah ayat 4-5yang berbunyi:

اًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِإَف

[

٥:٤٩

]

اًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِإ

[

٥:٤٩

]

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan(4) sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan(5)”.

Dan ada pula yang bersikap untuk memperbanyak dzikir dan serta fokus dengan priotas diri.

4. PENUTUP

Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Masalah yang dihadapi Mahasantri kelas Tahfidz berkaitan dengan waktu termasuk penyesuaian dengan kuliah dan tugasnya. Namun, mahasantri kelas Tahfidz memiliki cara tersendiri agar permasalahannya selesai sesuai keinginannya masing- masing.

DAFTAR PUSTAKA

Gea, A. A. (Oktober 2014). Time Management: Menggunakan waktu secara efektif dan efisien. H U M A NIO R A Vol.5 No.2, 779.

Husni Mohd Radzi, L. Z. (2013). Religious And Spiritual Coping Used By Student In Dealing With Stress And Anxiety . International Conference on Teaching and Learning in Education, 315-316.

Jesús de la Fuente1*, J. M.-V.-E. (2016). Action-Emotion Style, Learning Approach and Coping Strategies, in Undergraduate University Students.

anales de psicología,, 459.

Josep Gustem- Carnicer, C. C. (2015). Virtues and Character strengths related to approach coping strategies of collage students. Soc Psychol Educ, 78-79.

Karnawati, S. M. (2015). Model Strategi Coping Penyelesaian Studi sebagai Efek Stressor serta Implikasinya terhadap Waktu Penyelesaian Studi Mahasiswa Universitas Esa Unggul: Studi pada Mahasiswa Universitas Esa Unggul yang telah Menyelesaikan Skripsi. Seminar Psikologi & Kemanusiaan , 380.

Khoeron, M. (April 2012). Pola Belajar Dan Mengajar Para Penghafal Al-Qur’an (Ḥuffāż) The Pattern Of The Ḥuffāż’s Teaching-Learning Process. Widyariset, Vol. 15 No.1.

King, L. A. (2012). Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif (The Science of Psychology - An Apreciative View). Jakarta: Salemba Humanika.

(11)

7

Miranda, D. (2013). Strategi Coping Dan Kelelahan Emosional (Emotional Exhaustion) Pada Ibu Yang Memiliki Anak Berkebutuhan Khusus (Studi Kasus di Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda, Kalimantan Timur). eJournal Psikologi, 317.

Mohd Aderi Che Noh, A. H. (2013). The Study of Quranic Teaching and Learning: A Review in Malaysia and United Kingdom . Middle-East Journal of Scientific Research, 1338.

Mohino, S., Kirchner, T. & Forns, M. (2004). Coping strategies in young male prisoners. Journal of Youth and Adolescence, Vol. 33, No. 1; 41-49 Rice, P. L. (1999). Stress and Health. United States of Amerika: International

Thomson Publishing.

Wiyarto, A. (2012). Motivasi Menghafal Al Qur’an pada Mahasantri Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an di Surakarta . Naskah Publikasi Skripsi, 2.

Referensi

Dokumen terkait

berusia tua. Gambar 2.18 : Lokasi PG Barongan sekarang. Gambar 2.19 : PG Barongan ketika masih beroperasi. Gambar 2.20 : Sisa rel lori lori yang teah tertutupi jaan aspal.

MARTYRDOM OF PROPHET UNCLE IN THE MESSAGE MOVIE DIRECTED BY MOUSTAPHA AKKAD (1976): AN INDIVIDUAL PSYCHOLOGICAL

Jumlah ammonium sulfat pada proses presipitasi protein………. il Pengukuran Aktivitas pada

Program ini dilaksanakan dan dimasukkan dalam mata kuliah yang wajib di tempuh bagi mahasiswa yang akan mengambil PPL pada semester berikutnya. Persyaratan yang

Saat ini banyak pusat perbelanjaan dan toko-toko eceran di daerah Jepara, demikian pula halnya di desa Teluk dan sekitarnya banyak bermunculan (Indomaret, Toko

Pada hari ini, Rabu Tanggal Dua Puluh Tiga Bulan September Tahun Dua Ribu Lima Belas, Pokja Konsultan II (Dinas Pekerjaan Umum) Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Kepulauan

Pembuat Pernyataan dengan ini menyatakan telah membaca dan memahami segala ketentuan yang menyangkut fasilitas ATS termasuk cara penggunaan fasilitas ATS, dan oleh karenanya