• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. DATA UMUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. DATA UMUM"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. DATA UMUM

Dalam rangka melaksanakan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta Peraturan Pemerintah Nomor: 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, maka Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) pada tingkat SKPD yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Peternakan yang merupakan bagian dari Perencanaan Pembangunan daerah disusun atas visi misi dan program yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sebagai tugas dan fungsi Dinas Peternakan dengan mengacu pada visi misi dan program Bupati Blitar yang tertuang dalam RPJM Daerah Kab. Blitar 2011-2016

B. KEWENANGAN DINAS PETERNAKAN

Berdasarkan Peraturan Bupati Blitar nomor 42 Tahun 2011 Tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Peternakan Kabupaten Blitar, Dinas Peternakan Kab. Blitar memeliki kewenangan sebagai berikut:

a. Perumusan Kebijakan teknis di bidang peternakan

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang peternakan

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang peternakan d. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas

(2)

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(3)

D. SISTEMATIKA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR I. PENDAHULUAN

A. Data Umum

B. Kewenangan Dinas/ Badan/ Kantor/ Bagian C. Struktur Organisasi

D. Sistematika

II. PERNYATAAN VISI DAN MISI

III. NILAI-NILAI ORGANISASI (DASAR HUKUM)

IV. ANALISIS LINGKUNGAN DAN FAKTOR-FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN A. Gambaran Umum dan Kondisi Saat Ini

B. Analisis Lingkungan internal C. Analisis Lingkungan Eksternal D. Tugas Pokok Pembangunan

V. TUJUAN STRATEGIS SASARAN STRATEGIS DAN STRATEGI PENCAPAIANNYA

A. TUJUAN DAN SASARAN B. STRATEGI 1. Kebijakan 2. Program/ Kegiatan VI. PENUTUP LAMPIRAN MATRIK RS

(4)

BAB. II

PERNYATAAN VISI DAN MISI

A. VISI

Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan srtategis merupakan

suatu langkah penting dalam perjalanan organisasi.

Visi tidak hanya penting pada waktu mulai berkarya tetapi juga pada kinerja

organisasi itu selanjutnya. Kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan lingkungan internal dan eksternal sehingga visi organisasi juga

harus menyesuiakan dengan perubahan tersebut.

Pada hakekatnya membentuk visi organsiasi dilakukan dengan

menggali gambaran bersama tentang masa depan, dengan demikian visi

harus menjadi milik bersama yang diyakini oleh seluruh elemen organisasi.

Visi yang tepat bagi masa depan suatu instansi Pemerintah akan mampu

menjadi akselelator kegiatan instansi tersebut termasuk perancangan

Rencana Strategis yang dilakukan sebagai acuan dalam melaksanakan

program, dan kegiatan secara keseluruhan. Pengelolaan sumber daya,

pengembangan indikator kinerja dan cara pengukuran dan evaluasi kinerja

yang akan diintegrasikan menjadi satu kesatuan yang sinergis oleh instansi

(5)

Dengan demikian visi tersebut adalah cara pandang jauh kedepan,

kemana instansi Pemerintah harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan

inovatif sehingga memiliki gambaran yang jelas dan terukur tentang keadaan

masa depan yang diinginkan oleh Instansi Pemerintah.

Sebagai salah satu unsur teknis Pemerintah Kabupaten Blitar dalam

melaksanakan tugas membantu Bupati dalam melaksanakan tugas

pemerintahan dalam bidang peternakan maka Dinas Peternakan Kabupaten

Blitar mempunyai visi sebagai berikut :

“ Dinas Peternakan yang mampu mewujudkan kemajuan dan kemandirian

bidang peternakan menuju masyarakat yang sejahtera, religius dan berkeadilan”

B. Misi

Setiap Instansi Pemerintah harus memastikan agar visi dan misi

sesuai dan selaras dengan perubahan yang dilakukan, sehingga organisasi

akan dapat efektif dan efisien dalam pencapaian misi sesuai dengan tupoksi.

Visi dan misi akan mendorong alokasi sumber daya diseluruh unsur

organisasi sehingga visi dan misi tersebut harus selaras dengan tugas yang

diembannya.

Dengan adanya misi maka akan diketahui apa yang harus dilakukan

(6)

dengan baik. Misi diharapkan juga dapat mewujudkan peran dan

program-program Instansi Pemerintah kepada seluruh jajaran organisasi serta

pihak-pihak yang berkepentingan.

Dengan mengacu kepada visi yang ditetapkan , maka Dinas

Peternakan Kabupaten Blitar menetapkan misinya sebagai berikut :

1. Meningkatkan populasi serta produksi peternakan

2. Meningkatkan usaha peternakan menjadi pola usaha agribisnis 3. Meningkatkan status kesehatan ternak.

4. Meningkatkan kwalitas produk hasil peternakan yang Aman Sehat Utuh dan halal (ASUH).

(7)

BAB. III

NILAI-NILAI ORGANISASI

LANDASAN HUKUM

Dasar Hukum penyusunan Rancangan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Peternakan 2011-2016 adalah :

1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

2. Peraturan Pemerintah Nomor: 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksananan Rencana Pembangunan Daerah

3. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050 / 2020 / SJ perihal Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah.

4. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 5. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 24 Tahun 2008 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2005-2025.

6. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 09 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016.

7. Peraturan Bupati Blitar Nomor: 42 tahun 2011 Tentang penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Peternakan Kabupaten Blitar

(8)

BAB. IV

ANALISIS LINGKUNGAN DAN FAKTOR-FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN

A. GAMBARAN UMUM

Dasar hukum pembentukan organisasi Dinas Peternakan Kabupaten Blitar adalah Peraturan Bupati Blitar Nomor 42 Tahun 2011 Tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Peternakan Kabupaten Blitar. Adapun Struktur Organisasi Dinas Peternakan Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut:

1. Kepala Dinas

a. Sekretariat, terdiri dari:

 Sub Bagian Penyusunan Program.  Sub Bagian Keuangan;

 Sub Bagian Umum;

b. Bidang Kesehatan Hewan, terdiri dari:

 Seksi Pengamatan Penyakit Hewan dan Pelayanan Medik veteriner;

 Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan;  Seksi Pengawasan Obat Hewan.

c. Bidang Kesmavet, terdiri dari:

 Seksi Produk Pangan Asal Hewan;  Seksi Produk Non Pangan Asal Hewan;  Seksi Hygiene dan Sanitasi

d. Bidang Produksi, terdiri dari:

(9)

 Seksi Pakan dan Teknologi;

 Seksi Penyebaran dan Pengembangan Ternak dan Hewan lainnya; e. Bidang Usaha Peternakan, terdiri dari:

 Seksi Bina Usaha;

 Seksi Kelembagaan dan SDM;  Seksi Permodalan dan Pembiayaan f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) g. Kelompok Jabatan Fungsional

Personalia

Kabupaten Blitar perlu memperkokoh sub sektor peternakan agar mampu bersaing serta tetap kompetitif dalam era globalisasi. Perangkat aparat yang tersedia sejumlah 64 orang dan tenaga kontrak 3 orang serta tenaga swadaya 55 orang .

Adapun penggolongan karyawan yang berstatus PNS sebagai berikut: - golongan IV : 7 orang

- golongan III : 36 orang - golongan II : 16 orang

Sedangkan penggolongan karyawan yang berstatus CPNS sebagai berikut: - golongan III : 3 orang

- golongan II : 2 orang

Dengan perincian tingkat pendidikan : 1 orang SD, 18 orang SLTA, 10 orang Diploma (D3), 25 orang Sarjana (S1), 5 orang S2.

Sebagai ujung tombak operasional di wilayah kecamatan ditugaskan sejumlah tenaga Petugas Teknis Peternakan (PTP) sebagai berikut :

(10)

 Petugas kawin suntik (IB) : 62 orang

 Keurmaster : 5 orang

 Dokter Hewan UPTD : 3 orang Jumlah Petugas Lapangan 84 orang.

Sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas Peternakan Kabupaten Blitar :

- Gedung kantor yang terletak di Jalan Cokroaminoto No. 22 Blitar

- Gedung dan peralatan RPH (Rumah Potong Hewan) yang terdapat di Wlingi,

Kesamben, Talun, Kademangan dan Srengat.

- Sarana Laboratorium berupa Lab. Pakan dan Lab. Keswan

- Sarana transpotasi yang terdiri dari :

 Mobil Panther 1 unit

 Mobil Zusuki Pick up 1 unit

 Bis 1 unit

 Kendaraan roda 2 18 unit

- Barang-barang inventaris lainnya terdiri dari :

 Meja kerja 19 buah

 Meja tamu 2 set

 Meja rapat 10 buah

 Meja resepsionis 1 buah

 Kursi kerja 25 buah

 Kursi lipat 45 buah

(11)

 Kursi direksi 2 buah

 Alamari Es 1 buah

 Almari buku 1 buah

 Almari Etalse 1 buah

 Rak besi 1 buah

 Mesin ketik 5 buah

 Komputer 4 buah

 Brankas 3 buah

 Meja komputer 3 buah

B. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL

Pembangunan peternakan mempunyai peranan penting . Hal ini dapat dilihat dari angka pertumbuhan populasi ternak, produksi daging, telur dan susu serta penyerapan tenaga kerja pada bidang peternakan.

Data populasi Ternak

No Jenis Ternak 2010 2011

1 Sapi Potong 116.085 189.378 naik 63,14 %

2 Sapi Perah 20.007 20.308 naik 1,50 %

3 Kerbau 7.510 2.699 naik -64,06 %

4 kambing 93.639 100.326 naik 7,14 %

5 Domba 7.425 6.680 Turun -10,03 %

6 babi 6.574 6.574 Tetap 0,00 %

7 Kuda 185 185 Tetap 0,00 %

8 Ayam Buras 2.826.963 2.841.098 naik 0,50 %

9 Ayam ras Petelur 15.467.600 13.900.400 Turun -10,13 % 10 Ayam ras Pedaging 4.468.470 4.803.250 naik 7,49 %

11 Itik 750.444 787444 naik 4,93 %

(12)

Kekuatan internal bidang peternakan di Kab. Blitar antara lain;

1. Keunggulan sebagai penghasil komoditas telur yang mampu memenuhi 70% kebutuhan telur Jawa Timur dan 30% kebutuhan nasional

2. Terdapatnya kawasan yang mempunyai keunggulan komparatif penghasil ternak unggas, ternak besar maupun kecil.

3. Meratanya produktivitas komoditas ternak khususnya unggas, sapi potong dan ternak non unggulan (seperti pada data produksi ternak)

4. Budaya masyarakat (sosiokultural) yang menjadikan peternakan sebagai tradisi mata pencaharian karena telah diwariskan secara turun menurun. 5. Kondisi geografis dan topografis yang mendukung usaha peternakan,

khususnya kecukupan pakan hijauan ternak dan iklim untuk sapi perah. 6. Jaringan pemasaran yang telah terbentuk begitu kuat (khusunya

interlinkage seperti kemitraan dan rekanan bisnis)

7. Sudah terbentuknya interlinkage permodalan antara perbankan dan peternak yang dimediasi oleh Dinas Peternakan

8. Peran asosiasi pengusaha ternak dalam menularkan informasi input, output dan pasar

9. Penyerapan tenaga kerja sektor peternakan yang selalu mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir

Data Produksi Peternakan

No Jenis Produksi 2010 2011 Keterangan

1 Daging (Kg) 42.246.153 49.641.737 Naik 14,9 2 Telur (kg) 139.555.229 126.082.894 Turun -10,7

(13)

Kelemahan Internal yang dihadapi.

1. Belum optimalnya pengembangan sumberdaya peternakan sehingga komoditas peternakan belum optimal.

2. Sifat kemandirian usaha ternak masih belum terwujud karena belum ada model manajemen satu atap (aglomerasi) yang mensinergikan sektor hulu hingga hilir.

3. RPH (Rumah Potong Hewan) yang masih minim (belum mencukupi standar kebutuhan minimal) serta fasilitasnya belum memenuhi standar. 4. Jumlah UPT (Unit Pelaksana Teknis) Dinas Peternakan hanya ada di tiga

kecamatan

5. Fasilitas pengembangan seperti pengadaan bibit dan inseminasi buatan masih kurang maksimal.

6. Belum terciptanya kelembagaan peternak yang mampu memfasilitasi serta menunjang produktifitas sektor hulu hingga hilir.

7. Keterbatasan dana pengembangan yang berimbas pada kurangnya sarana dan prasarana penunjang kinerja SKPD Dinas Peternakan

8. SDM peternak kecil yang rata-rata masih rendah 9. SDM tenaga penyuluh yang masih kurang

10. Bahan pakan ternak sebagian masih impor, serta kelangkaan hijauan pakan ternak pada musim kemarau.

11. Penerapan teknologi yang masih rendah 12. Sulitnya pengadaan bibit ternak unggul

13. Rendahnya investasi dibidang pengolahan komoditas hasil ternak 14. Nilai tawar peternak terhadap harga jual produk masih rendah

(14)

C. ANALISIS LINGKUNGAN EKSTRNAL Peluang Eksternal:

1. Laju konsumsi protein hewani yang terus melonjak di pasar dunia, nasional maupun regional

2. Banyaknya permintaan produk hasil ternak, khususnya industri pengolahan pangan maupun non pangan hasil ternak

3. Kebijakan terhadap pengembangan peternakan nasional, khususnya regulasi yang mendukung pengembangan komoditas ternak unggulan 4. Rangsangan terhadap minat investasi yang semakin besar, khususnya

produk makanan berbahan produk ternak

5. Semakin sadarnya masyarakat dan pengusaha ternak akan usaha ternak yang ramah lingkungan, sehingga dapat menurunkan resiko hambatan eksternal usaha bidang peternakan.

Ancaman eksternal yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut:

1. Standarisasi global yang cukup sulit untuk dipenuhi produk peternakan rakyat sebagai pelaku mayoritas usaha peternakan;

2. Rentannya harga produk terhadap faktor produksi dan kondisi sosial. 3. Persaingan dengan daerah luar yang memiliki kesamaan sumberdaya dan

sosiokultural masyarakat menimbulkan terjadinya perebutan pasar. 4. Sifat dari komoditi ternak yang sangat rentan terhadap penyakit

terutama penyakit menular strategis

5. Tingginya resiko usaha peternakan seperti: permodalan, harga, pasar dan penyakit yang bisa mengurangi rangsangan usaha ternak, khususnya peternakan rakyat.

(15)

Faktor Kunci Keberhasilan (Critical Succes Factor/ CFS)

Faktor kunci keberhasilan Dinas Peternakan Kabupaten Blitar sangat berkaitan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan. Faktor-faktor ini dipengaruhi oleh analisa lingkungan baik yang berada di Dinas Peternakan (Internal) mapun lingkungan yang dihadapi oleh Kabupaten Blitar secara umum (eksternal). Hasil analisa lingkungan internal didapat kekuatan dan kelemahan sedangkan dari analisa eksternal diperoleh peluang dan ancaman.

Dengan memperhatikan analisa lingkungan maka faktor-faktor kunci keberhasilan memungkinkan Dinas Peternakan kabupaten Blitar mampu melaksanakan kebijakan dan program 5 tahun kedepan. Adapaun faktor-faktor kunci keberhasilan Dinas Peternakan Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut:

a. Dukungan Pimpinan

Pimpinan yang dmaksud disini adalah kepala daerah. Dukungannya sangat diperlukan terutama dalam menciptakan suasana yang kondusif bagi penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Peternakan. Dukungan disini berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pimpinan dalam rangka memperlancar pelaksanaan tugas.

b. Perangkat Peraturan Perundang-undangan

Perangkat undang-undang atau aturan hukum memberikan legimitasi kepada Kepala Dinas Peternakan dalam melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya.

c. Kinerja Organisasi

Kelembagaan dengan struktur organisasi dan tata laksana maupun tupoksi yang tidak tumpang tindih akan memperlancar pelaksanaan program dan kegiatan menuju pencapaian visi dan misi dinas.

(16)

d. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang memadai sebagai aparatur pemerintah yang memiliki komitmen dalam melaksanakan visi, misi , tujuan serta sasaran yang hendak dicapai merupakan salah satu factor kunci keberhasilan organisasi.. e. Sarana dan Prasarana

Penyelenggaraan Tupoksi Dinas Peternakan yang cakupan wilayah kerjanya meliputi seluruh Kab. Blitar hanya dapat dilaksanakan dengan adanya sarana dan parasana yang memadai. Oleh karena itu pemenuhan sarana dan prasarana yang memadai sangat penting bagi peningkatan kinerja Dinas Peternakan.

f. Stakeholder

Kerjasama serta partisipasi aktif dari stakeholder (pihak yang berkepentingan) untuk merespon arahan dan pembinaan dari aparat merupakan unsur yang sangat penting. Tanpa respon dan keterlibatan para stakeholder ini sulit bagi Dinas Peternakan untuk dapat melakasanakan visi dan misinya.

D. TUGAS POKOK PEMBANGUNAN

Berdasarkan Peraturan Bupati Blitar Nomor 42 Tahun 2011 tentang penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Peternakan Kabupaten Blitar Dinas Peternakan adalah unsur pelaksana otonomi daerah yang melaksanakan urusan bidang peternakan yang dipimpin oleh seorang Kepala dinas dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Peternakan mempunyai fungsi : 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang peternakan.

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang peternakan.

(17)

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang peternakan. 4. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas.

5. Pelaksanaan urusan tata usaha dinas.

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sekretariat

Dipimpin oleh seorang sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam mengumpulkan dan mengolah data dalam menyusun rencana program,monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan, menyelenggarakan ketatausahaan, administrasi kepegawaian, administrasi keuangan dan urusan umum serta memberikan pelayanan administrasi kepada semua unit kerja di Lingkungan Dinas.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretaris mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana kegiatan dan program kerja Dinas. b. Pemantauan dan evaluasi hasil program kerja Dinas.

c. Pengkoordinasian dan penyusunan laporan hasil pemantauan program kerja Dinas.

d. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Bidang-bidang pada dinas.

e. Pengelolaan ketatausahaan, rumah tangga, kehumasan dan keprotokolan. f. Penyusunan rencana kegiatan dan program kerja Dinas.

g. Pengelolaan administrasi kepegawaian dan kesejahteraan pegawai h. Pengelolaan administrasi keuangan dan gaji pegawai

i. Pengelolaan dan pengadministrasian perlengkapan kantor, pemanfaatan dan perawatan inventaris kantor

(18)

j. Pelaksanaan pelayanan teknis administrasi kepala dinas dan semua unit organisasi dilingkungan dinas.

k. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas

Dalam struktur organisasi sekretariat terdapat 3 (tiga) Sub Bagian yaitu Sub. Bagian Penyusunan Program, Sub. Bagian Keuangan dan Sub. Bagian Umum.

Bidang Kesehatan Hewan

Bidang Kesehatan Hewan mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam menyusun pedoman dan fasilitasi terhadap pengamatan, penanggulangan dan pemberantasan penyakit hewan, pengujian dan pengawasan obat hewan

Dalam melaksanakan tugasnya bidang Kesehatan Hewan memiliki fungsi:

a. Pengumpulan bahan dan pengolah data dalam rangka penyusunan rencana dan program kerja sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas di bidang Kesehatan hewan.

b. Pengumpulan bahan dan penganalisaan data dalam rangka pembinaan dan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis dibidang kesehatan hewan. c. Penghimpunan data dan informasi dalam rangka penyusunan rencana

kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan hewan.

d. Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis Pelaksanaan fasilitas pengamatan penyakit hewan dan pelayanan medik veteriner.

e. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitas dalam penanggulangan dan pemberantasan penyakit hewan.

f. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta fasilitasi pelayanan pengujian dan pengawasan obat hewan dan residu bahan kimia.

(19)

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

Dalam struktur organisasi Bidang Kesehatan Hewan memiliki 3 (tiga) seksi yang meliputi: Seksi Pengamatan Penyakit dan Pelayanan Medik Veteriner, Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan dan Seksi Pengawasan Obat Hewan.

Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner

Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyusun pedoman dan fasilitasi terhadap kebijakan, standarisasi, pengawasan dan pengujian teknis di bidang kesehatan masyarakat veteriner.

Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud diatas Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner mempunyai fungsi:

a. Pengumpulan bahan dan pengolah data dalam rangka penyusunan rencana dan program kerja sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas di bidang kesehatan masyarakat veteriner.

b. Pengumpulan bahan dan penganalisaan data dalam rangka pembinaan dan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis dibidang kesehatan masyarakat veteriner.

c. Penghimpunan data dan informasi dalam rangka penyusunan rencana kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan hewan.

d. Pelaksanaan fasilitasi kebijakan dibidang produk pangan asal hewan, produk non pangan asal hewan serta hygiene sanitasi, dan kesejahteraan hewan. e. Pemberian fasilitasi dalam standar, norma, kriteria, dan prosedur dibidang

produk pangan asal hewan, produk non pangan asal hewan, hygiene sanitasi dan kesejahteraan hewan.

(20)

f. Pengawasan dan pengujian terhadap produk pangan asal hewan, produk non pangan asal hewan, hygiene sanitasi, dan kesejahteraan hewan.

g. Pelaksanaan fasilitasi pelayanan perijinan, pengujian dan pengawasan produk pangan asal hewan, produk non pangan asal hewan hygiene sanitasi dan kesejahteraan hewan.

h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

Dalam struktur organisasinya Bidang Kesehatan Masayarakat Vetriner terdapat 3 (tiga) seksi antara laian: Seksi Produk Pangan Asal Hewan, Seksi Produk Non Pangan Asal Hewan dan Seksi Hygiene dan Sanitasi.

Bidang Produksi

Bidang Produksi mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam melaksanakan pembinaan peningkatan produksi ternak dan hewan lainnya, mutu bibit ternak, pengembangan kawasan peternakan , pengembangan teknologi peternakan dan kesehatan hewan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Produksi mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan bahan dan pengolahan data dalam rangka penyusunan rencana dan program kerja sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas di bidang produksi.

b. Pelaksanaan pembinaan dalam usaha peningkatan produksi ternak, terutama dalam peningkatan mutu bibit ternak.

c. Pelaksanaan pembinaan, pengembangan dan penyebaran ternak dan hewan lainnya dalam rangka peningkatan pendapatan peternak.

d. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan peningkatan mutu pakan ternak dan hewan lainnya.

(21)

e. Pelaksanaan perencanaan, pengadaan, penyebaran dan bimbingan pengembangan peternakan dan teknologi peternakan.

f. Pelaksanaan pengembangan kawasan peternakan. g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

Dalam struktur organisasi Bidang Produksi memilki 3 (tiga) seksi yaitu: Seksi Pembibitan ternak, Seksi Pakan dan Teknologi, Seksi Penyebaran dan Pengembangan Ternak dan Hewan Lainnya.

Bidang Usaha Peternakan

Bidang Usaha Peternakan mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam melaksanakan fasilitasi, permodalan, pengembangan pelayanan perusahaan peternakan dan kesehatan hewan, kemitraan serta penataan bina usaha peternakan dan kesehatan hewan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Bidang Usaha Peternakan, mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan bahan dan pengolahan data dalam rangka penyusunan rencana dan program kerja sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas di bidang usaha Peternakan.

b. Penyusunan rencana permodalan, pengembangan pelayanan peternak, kemitraan dan pengelolaan agroindustri hasil peternakan dan kesehatan hewan. c. Penyusunan standarisasi usaha peternakan dan kesehatan hewan, pengelolaan

lingkungan dan teknologi pasca panen.

d. Pelaksanaan pemantauan harga pasar dan agribisnis peternakan.

e. Pengawasan dan pengendalian usaha peternakan dan kesehatan hewan, kemitraan, pengelolaan lingkungan serta promosi dibidang peternakan dan kesehatan hewan.

(22)

f. Pembinaan dan penyebarluasan informasi serta promosi komoditas unggulan hasil peternakan dan kesehatan hewan.

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

Dalam struktur organisasinya Bidang Usaha Peternakan memiliki 3 (tiga) seksi yaitu: Seksi Bina Usaha, Seksi Kelembagaan dan SDM dan Seksi Permodalan dan Pembiayaan.

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah unsur pelaksana teknis operasional dan penunjang Dinas di lapangan, saat ini Dinas Peternakan memilki 3 (tiga) UPTD yang meliputi UPTD Peternakan Wlingi, Srengat dan Kademangan.

Unit Pelaksana teknis Dinas dipimpin oleh seorang kepala yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas dan secara operasional berkoordinasi dengan camat diwilayah kerjanya.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Unit Pelaksana Teknis Dinas mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan tugas dinas sesuai bidang operasionalnya di lapangan ; b. pelaksanaan urusan administrasi teknis operasional.

Ketiga UPTD Dinas Peternakan diatas membawai beberapa kecamatan dengan pembagian sebagi berikut:

a. UPTD Wlingi dengan cakupan wialayah: Kec. Doko, Kec. Gandusari, Kec. Wlingi, Kec. Talun, Kec. Kesamben, Kec. Selorejo, Kec. Sutojayan dan Kec. Selopuro, Kec. Garum.

b. UPTD Kademangan dengan cakupan wialyah: Kec. Kademangan, Kec. Panggungrejo, Kec. Binangun, Kec. Wates, Kec. Bakung, Kec. Wonotirto, Kec. Kanigoro

c. UPTD Srengat dengan cakupan wialyah: Kec. Srengat, Kes. Wonodadi, Kec. Udanawu, Kec. Ponggok, Kec. Nglegok dan Kec. Sanan Kulon.

(23)

BAB V

TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCAPAIAN

A. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan merupakan penjabaran dari Misi yang hendak dicapai dalam jangka

menengah yaitu 1 tahun sampai dengan 5 tahun. Tujuan yang ditetapkan

didasarkan atas pernyataan Visi dan Misi.

Penetapan tujuan dalam perencanaan strategis di daerah merupakan faktor

kunci keberhasilan dalam pelaksanaan program dan kegiatan . Untuk

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya maka ditetapkanlan tujuan dari Dinas

Peternakan Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan populasi dan reproduksi ternak dengan mengembangkan

semua jenis ternak yang potensial sebagai penyedia protein hewani.

2. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat peternakan yang mandiri dan

trampil.

3. Membantu akses permodalan bagi usaha peternak dan kelompok untuk

meningkatkan kapasitas usaha yang berpola agribisnis

4. Meningkatkan dan mengendalikan pengamanan ternak.

5. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat petani ternak melalui peningkatan

(24)

6. Menjamin kepastian hukum terhadap usaha bidang peternakan.

7. Melakukan tindakan pengamanan ternak meliputi pencegahan dan

pemberantasan penyakit ternak terutama penyakit zoonosis serta

pengawasan terhadap tata niaga obat hewan.

8. Memfasilitasi dan merangsang perkembangan industri pengolahan hasil

ternak dan hasil ikutannya (by-product).

9. Membuat kebijakan-kebijakan yang sinergis dan terintegrasi dengan

kebijakan dari instansi terkait yang lain.

Adapun sasaran yang hendak diwujudkan dalam mencapai tujuan tersebut

diatas adalah.

- Meningkatanya Taraf Hidup Masyarakat Peternakan (Peternak)

Indikator Sasaran :

Tercapainya peningkatan populasi ternak besar 10% ternak kecil 8 %

ternak besar, produksi daging 10% produksi telur 5 % produksi susu 5 %

- Terpenuhinya kecukupan pangan (Produk hewan) yang bermutu tinggi

dan terjangkau Indikator sasaran

Tersedianya bahan makanan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan

(25)

- Meningkatanya Investasi di Bidang Peternakan.

Indikator Sasaran :

a. Meningkatnya pemasaran produk peternakan,

b. Tumbuhnya usaha baru yang terkait bidang peternakan

B. STRATEGI PENCAPAIAN

Strategi merupakan cara untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan yaitu rencana yang menyeluruh dan terpadu. Mengenai upaya-upaya

yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan operasional dan kegiatan

atau aktifitas dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi, sumber daya

organisasi dan lingkungan strategis yang dihadapi.

Strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan peternakan adalah

sebagai berikut:

a. Penguatan mediasi dari Dinas Peternakan terhadap peternakan rakyat untuk

mengakses permodalan dari perbankkan.

b. Pengembangan dan penguatan model kemitraan kelompok peternak dengan

pengusaha atau lembaga lainnya.

c. Penguatan konsolidasi kelembagaan ditingkat petani peternak

d. Penguatan jaringan pemasaran dengan dinas peternakan sebagai pusat

(26)

e. Penyediaan konsultasi usaha di Dinas Peternakan

f. Melakukan promosi hasil produksi ternak dan ikutannya diberbagai event

dan pameran dalam rangka menarik investasi dan meningkatkan

minatpembeli terutama dari luar daerah.

g. Pengembangan agribisnis peternakan dalam sektor agribisnis skala kecil,

agribisnis skala menengah dan agribisnis skala besar

h. Membuat regulasi penetapan pilihan komoditas atau kelompok komoditas

sesuai keunggulan komparatif wilayah.

i. Pemberian jaminan kepastian hukum terhadap usaha bidang peternakan

j. Pengembangan teknologi tepat guna bidang peternakan

k. Intensifikasi program penanggulangan penyakit ternak

l. Peningkatan kapasitas SDM Bidang Peternakan

C. KEBIJAKAN

Kebijakan adalah pedoman pelaksanaan tindakan-tindakan tertentu, yang

menentukan secara teliti tentang strategi yang akan dilaksanakan serta

berfungsi mengatur mekanisme tindakan lanjutan untuk pelaksanaan

pencapaian tujuan dan sasaran.

Penetapan kebijaksanaan dapat mengarahkan setiap pejabat dan

pelaksana di organisasi agar mereka memperoleh dukungan dalam pelaksanaan

(27)

menetaokan kebijaksanaan adalah kemampuan untuk menjabarkan strategi

dalam kebijaksanaan – kebijaksanaan yang tepat dan dapat dilaksanakan.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, Dinas Peternakan Kabupaten Blitar

menetapkan kebijaksanaan sebagai berikut :

1. Pendirian UPT (Unit Pelaksana Teknis) ditiap kecamatan

2. Pemenuhan kebutuhan dasar ternak, yaitu penyediaan lahan hijauan pakan

ternak dan penyediaan air dengan dukungan investasi publik

3. Prioritas alokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur, teknologi,

pengadaan sarana dan prasarana peternakan

4. Peningkatan kapasitas SDM bidang peternakan

5. Intensifikasi sosialisasi usaha peternakan yang ramah lingkungan

6. Pembangunan RPH (Rumah Potong Hewan ) dan rehabilitasi berstandar SNI

dan bersertifikasi halal dalam rangka penyediaan daging yang ASUH.

7. Melaksanakan pengendalian penyakit secara intensif melalui penyediaan

teknologi, peningkatan intensitas penyuluhan dan pembangunan kapasitas

SDM penyuluh dan peternak

8. Merangsang peningkatan investasi bidang peternakan

9. Monitoring dan prngaturan tataniaga bidang peternakan, baik produk hasil

(28)

D. PROGRAM KEGIATAN

Program operasional pada dasarnya merupakan upaya untuk

Implementasi Strategi Organisasi. Program kerja operasional merupakan proses

penentuan jumlah dan jenis sumberdaya yang diperlukan dalam rangkaian

pelaksanaan suatu rencana.

Program operasional merupakan penjabaran secara rinci tentang

langkah-langkah yang diambil untuk menjalankan kebijaksanaan.

Dalam rangka menjabarkan kebijaksanaan yang telah ditetapkan Dinas

Peternakan Kabupaten Blitar menetapkan program-program sebagai berikut.

1. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

2. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

3. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan

4. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan Tepat Guna

(29)

BAB VI PENUTUP

Program dan kegiatan utama yang diuraikan dalam dokumen ini merupakan

acuan yang dapat dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kondisi dan kebutuhan

dilapangan berdasarkan skala prioritas. Untuk melaksanakan program dan kegiatan

sebelumnya, diperlukan komitmen semua pihak khususnya aparat dinas terkait

untuk mengubah budaya kerja, dari pola lama kepada pola baru yang partisipatif,

transparan, rasional , akuntabel dan bertanggungjawab sebagaimana amanat yang

dibebankan oleh rakyat .

Semoga Rencana Strategis Pembangunan Peternakan Kabupaten Blitar Tahun

2011-2016 dapat dipergunakan sesuai dengan fungsinya untuk mencapai tujuan

(30)
(31)

10.

A. KONDISI YANG INGIN DICAPAI

Sejalan dengan kebijakan nasional untuk mewujudkan Progran Swasembada Daging Sapi Kerbau (PSDS/K) 2014, maka angka pertumbuhan populasi ternak khususnya sapi POtong harus dioptimalkan.

Data sasaran Populasi Ternak Sampai tahun 2015

No Jenis Ternak 2011 2012 2013 2014 2015 1 Sapi Potong 189.378 195.059 200.911 206.938 213.147 2 Sapi Perah 20.308 20.917 21.545 22.191 22.857 3 Kerbau 2.699 2.780 2.863 2.949 3.038 4 Kambing 116.778 120.281 123.890 127.606 131.435 5 Domba 3.837 3.952 4.071 4.193 4.319 6 Babi 1.861 1.917 1.974 2.034 2.095 7 Kuda 105 108 111 115 118 8 Ayam Buras 2.341.098 2.411.331 2.483.671 2.558.181 2.634.926 9 Ayam Ras Petelur 13.900.400 14.317.412 14.746.934 15.189.342 15.645.023 10 Ayam Ras Pedaging 27.342.000 28.162.260 29.007.128 29.877.342 30.773.662

11 Itik 759.914 782.711 806.193 830.379 855.290

Permasalahan yang ada terutama bidang teknis harus segera diminimalkan. Dan untuk memberdayakan petani ternak bermodal lemah diupayakan dengan bekerjasama dengan lembaga perbankan untuk memberikan kredit usaha peternakan dengan bunga rendah.

Bidang peternakan diharapkan mampu menjadi pelopor dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Kabupaten Blitar. Hal ini terlihat dengan besarnya tenaga kerja yang terserap dibidang usaha peternakan,

(32)

serta tingginya nilai transaksi atau omzet perdagangan dibidang peternakan baik perdagangan ternak maupun produk hasil peternakan.

Perhatian serius terhadap bidang peternakan dari pemangku kebijakan di Kabupaten Blitar harus terus ditingkatkan, terutama peningkatan alokasi APBD kabupaten untuk bidang peternakan. Bidang peternakan terbukti mampu mendongkrak peterekonomian di kabupaten Blitar. Nilai transaksi perdagangan dari produk peternakan jauh melebihi produk-produk dari sektor lain.

(33)
(34)

Referensi

Dokumen terkait

Saya adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia yang saat ini sedang melakukan penelitian mengenai risiko kelelahan mata pada Air Traffic Controllerb di

Hipotesis adalah suatu anggapan atau pernyataan yang mungkin benar atau mungkin tidak benar atas suatu populasi. 10 Hipotesis merupakan jawaban sementara

Latar belakang penelitian oleh rendahnya hasil belajar siswa pada pra siklus pelajaran, siswa masih mengalami kesulitan terhadap pemahaman terhadap materi yang diberikan,

Substansi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan pertanian menjadi perumahan dilihat dari faktor

Hasil pekerjaan siswa dianilisis menggunakan pedoman penskoran Szetela dan Nicol (1992). Pada konten perubahan dan hubungan sebanyak 48,75% siswa salah dalam

Setelah adanya penanganan terhadap dua kiteria kekumuhan yaitu jalan lingkungan dan drainase lingkungan terjadi perubahan nilai terhadap kawasan ini dimana secara total

Hasil analisis eksposisi terhadap konsep murtad menurut Ibrani 6:1-8 adalah sebagai berikut. Maksudnya tidak membahas lebih lanjut mengenai asas pengajaran itu bukan