• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia.Prostitusi di Indonesia bermula sejak zaman kerajaan-kerajaan jawa yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Indonesia.Prostitusi di Indonesia bermula sejak zaman kerajaan-kerajaan jawa yang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah Prostitusi merupakan fenomena didunia, tidak terkecuali di Indonesia.Prostitusi di Indonesia bermula sejak zaman kerajaan-kerajaan jawa yang menggunakan wanita sebagai bagian dari komoditas sistem feodal.Fenomena prostitusi hingga saat ini masih menjadi masalah yang belum terselesaikan.1

Prostitusi bukanlah masalah baru yang ada dalam sebuah masyarakat tapi masalah lama yang diwariskan oleh nenek moyang kita sebagai sebuah kebudayaan yang sepertinya harus kita lestarikan. Inilah salah satu doktrin yang ada dalam masyarakat kita diantara sekian banyak doktrin yang dipakai untuk melestarikan kebudayaan prostitusi tersebut, banyak dikalangan kita yang menganggap prostitusi adalah masalah sosial yang tidak bisa dihilangkan karna ada disetiap zaman dan yang harus dilakukan adalah melokalisasikan prostitusi tersebut sehingga dampak yang ditimbulkan bisa diantisipasi.2 Tapi ada juga yang menganggap prostitusi harus dihilangkan dari permukaan bumi ini, karna prostitusi salah satu penyakit yang dapat merusak moral generasi bangsa yang tentunya berbagai macam cara yang ditawarkan untuk mengatasi hal tersebut.

Dekade terakhir ini insidens Infeksi Menular Seksual (IMS) mengalami peningkatan yang cukup cepat. Peningkatan insiden IMS dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: perubahan demografi, fasilitas kesehatan yang kurang memadai, pendidikan kesehatan dan pendidikan seksual kurang tersebar luas, kontrol IMS belum

1

Sudarsono, kenakalan remaja, (Jakarta, Rineka Cipta 2012) hlm 75.

(2)

dapat berjalan baik serta adanya perubahan sikap dan perilaku masyarakat terutama dalam bidang agama dan moral. Peningkatan IMS dari waktu ke waktu akan menimbulkan permasalahan kesehatan yang sangat serius dan berdampak besar pada masa yang akan datang, apabila tidak mendapatkan perhatian dan penanganan yang insentif.3

Di sisi lain bisnis usaha hiburan tidak pernah mengenal kata krisis. Tempat-tempat hiburan malam tetap saja banyak dipadati pengunjung. Lokalisasi-lokalisasi pun tetap saja ramai dikunjungi para lelaki hidung belang dan anak-anak muda . Bahkan akibat semakin banyaknya orang yang depresi dan stress menyebabkan tempat - tempat itu semakin ramai dikunjungi. Bisnis hiburan jasa seks atau pelacuran merupakan sebuah bisnis yang sangat menggiurkan, dengan omzet mencapai jutaan rupiah per hari dan tidak pernah mengenal kata sepi.Ketika ditinjau secara sosiologi masyarakat bahwa berdirinya suatu tempat prostitusi untuk memuaskan hasrat orang bukan merupakan tindakan sosial yang benar.Hal yang mendasari adalah kontrol sosial dari pihak terkait terhadap fenomena sosial yang kerap terjadi di masyarakat kurang berjalan begitu efektif, sehingga dalam kenyataannya adanya tempat prostitusi tersebut kasus pelecehan seksual dan kasus penyebaran penyakit menular seksual semakin tinggi dan semakin meluas di lingkungan masyarakat.4

Terbebas dari mekanisme kontrol sosial yang ketat, kehidupan seksualitas yang diserahkan kepada kehidupan individu tidaklah senantiasa lebih baik dari pada yang

3

http://id.wikipedia.org/wiki/Pelacuran didownload tanggal 8 Februari 2016.

(3)

sebelumnya.5Seksualitas lalu menjadi objek konsumsi yang luas.Baik konsumsi pribadi maupun publik.Dalam sengatan peradaban konsumeristis yang memusatkan perhatiannya pada usaha mencari kenikmatan dan seiring dengan berkurangnya perhatian terhadap arti atau nilainya.Seksualitas menjadi objak dari pertukaran material.Seks kadang ditekan kadang juga didewakan.Tegangan antara kedua kutub ini menyebabkan gangguan – gangguan berat yang berhubungan dengan tingkah laku seksual.

Norma sosial dan norma agama jelas mengharamkan keberadaan prostitusi. Bahkan, Undang – Undang mengenai praktek prostitusi yang ditinjau dari segi yuridis terdapat dalam KUHP yaitu mereka yang menyediakan sarana tempat persetubuhan (pasal 296 KUHP), mereka yang menerima pelangganbagi pelacur (pasal 506 KUHP), dan mereka yang menjual perempuan dan laki –laki dibawah umur untuk dijadikan pelacur (pasal 297 KUHP).6 Melarang praktek prostitusi pada kalangan masyarakat, baik masyarakat kota maupun desa meski demikian, perbuatan prostitusi masih terus ada, bahkan terorganisir secara professional dan rapi.

Lembata mulai memisahkan diri dari Kabupaten Flores Timur pada tahun1999 tak banyak kemajuan di pulau yang dulu disebut Lomblen itu, jalan raya dibiarkan rusak, infrastruktur lain pun begitu-begitu saja yang maju justru Pelacuran.7Dulu orang Lembata tak pernah membayangkan ada nona-nona yang cari nafkah dengan menjual diri.Sebab, di NTT hanya ada satu lokalisasi prostitusi setengah resmi di Kupang yakni di dekat Pelabuhan Tenau. Prostitusi justru terjadi terang-terangan di Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata. Konsumennya juga kalangan politisi, pejabat, dan pengusaha.

5

Libby Retuarat, Selamatkan perempuan dan anak dari kekerasan seksual,(Kupang: rumah perempuan kupang, 2012 ), hlm. 5.

6

Kartini Kartono, Op. cit, hlm 243.

(4)

Bisnis Pub kafe, karaoke, panti pijat marak di kabupaten baru ini.Tak hanya jualan minuman keras, juga memajang nona-nona dari Surabaya dan Makassar.Usia wanita penghibur ini 24 - 31 tahun. Yang muda mejeng di karaoke , yang tua-tua melayani tamu di gubuk sederhana. Memprihatinkan, masyarakat Kampung Pada tak bisa berbuat banyak karena bisnis kotor itu diduga kuat melibatkan orang-orang kuat, ada beking di belakangnya.Apalagi omzet esek-esek itu memang menggiurkan.Konsumen para PSK liar itu kebanyakan anak-anak muda di Lewoleba, juga dari 9 kecamatan.Mereka sudah tahu kompleks tak resmi yang sudah terkenal itu.Bahkan, ada orang Adonara dan Solor pun memaksa diri ke Lewoleba untuk mencicipi surga dunia itu. Sudah sering tokoh masyarakat protes, Pastor marah, Ulama meradang.Tokoh-tokoh Lembata di Kupang pun sudah beberapa kali mendesak pemkab untuk membersihkan pulau miskin itu dari prostitusi. Tapi hasilnya nol besar, setiap hari bisnis esek-esek kalau dibiarkan terus-menerus justru akan menjadi bom waktu di masa mendatang.

Kabupaten Lembata juga tercatat sebagai daerah yang berada pada urutan ketiga memiliki pengidap tertinggi HIV/ AIDS dibandingkan dengan daerah lainnya. Oleh karna itu, perlu adanya penekanaan pada kebijakan pemerintah yang semakin membuka ruang berdirinya tempat prostitusi, baik terselubung maupun tidak terselubung, yang dianggap sebagai pintu utama penyebaran penyakit atau virus mematikan tersebut. Berdasarkan data empirik tercatat bahwa pemerintah Kabupaten Lembata memberi ruang untuk dilokalisasikan tempat yang dipandang memberi nilai tambah terhadap masyarakat diantaranya :

 Lokalisasi Savika bertempat di Lamahora

(5)

 Lokalisasi Pub Monalisa bertempat di Waikilok

 Lokalisasi Pub Moting Lomblen bertempatdi Kubur Cina  Lokalisasi Macan Pub bertempat di Walamkeam

Masalah Prostitusi di kota Lewoleba, terus menerus berlangsung walaupun sudah dilakukan berbagai upaya dari masyarakat untuk menanggulanginya berdasarkan tata nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.8 Akan tetapi, pelaku prostitusi tidak merasa takut akan penegakan disiplin yang dilakukan oleh masyarakat dan tokoh masyarakat sekitar. Berdirinya tempat prostitusi pun dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya faktor kebutuhan, tuntutan hidup, dan faktor pendidikan, sehingga membuat perempuan secara terpaksa melakukan perbuatan tak bermoral tersebut.

Di Kota Lewoleba tepatnya di Pada, terdapat suatu tempat prostitusi yang diberi julukan atau nama samaran yaitu SM (Sabar Menanti). Prostitusi ini berdiri sejak tahun 2003, yang dikelolah secara individu oleh masyarakat setempat jumlah PSK yang menetap di tempat prostitusi tersebut berjumlah 11 orang. Tempat prostitusi ini merupakan praktek liar yang belum mendapat izin dan perhatian khusus oleh pemerintah setempat, yakni tokoh masyarakat, sehingga persoalan prostitusi tersebut merupakan pintu peluang terjadinya penyebaran penyakit masyarakat, yang dapat mengganggu kondisi sosial masyarakat sekitar tempat tersebut.

Dikatakan dapat mengganggu kondisi sosial masyarakat, karna keberadaan tempat prostitusi strategis berdampingan langsung dengan pemukiman masyarakat, kompleks pasar dan kompleks pendidikan, yakni berdekatan langsung dengan SMP Negri Pada, SLB dan SMA 2. Persoalan tersebut perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah

8

(6)

setempat, dalam hal ini tokoh masyarakat untuk dapat menindaklanjuti hal tersebut, sehingga tidak dapat mengganggu kondisi sosial masyarakat, bahkan secara tidak langsung berbenturan dengan nilai dan norma yang terdapat pada masyarakat sekitar tempat prostitusi tersebut.

Peran serta masyarakat terutama masyarakat yang berada disekitar lokasi pelacuran tersebut juga sangat diperlukan di dalam pemberantasan pelacuran di tempat tersebut. Namun kenyataannya, ada anggota masyarakat yang mencari keuntungan dari pelacuran tersebut seperti dengan cara memberikan perlindungan terhadap pelacur. Perlindungan yang diberikan adalah melindungi atau menyembunyikan bahwa di wilayahnya tidak ada pelacuran.Ada pula masyarakat dengan sengaja menyewakan baik rumah maupun tanahnya sebagai tempat pelacuran.

Alasan yang mendasari sehingga ada individu atau kelompok tertentu yang melakukan perlindungan terhadap berdirinya tempat prostitusi tersebut dapat membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar yakni :1 Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal (pekerja seks komersial ), 2. Menekan angka pelecehan seksual, 3.Dengan berdirinya tempat prostitusi tersebut dapat membawa dampak bagi peningkatan ekonomi masyarakat khususnya bagi pedagang grosiran dan warung makan. 4. Pemuas kebutuhan biologis bagi pelanggaan. Berdirinya tempat prostitusi Sabar Menanti (SM), juga membawa dampak negatife bagi masyarakat sekitar yakni: 1. Beberapa pelajar yang kerap kedapatan berada di sekitar tempat prostitusi sambil karaoke dan meneguk minuman keras serta meningkatnya tempat penjualan minuman keras. 2. Seorang anak usia sekolah yang kedapatan bekerja di tempat prostitusi tersebut.3. Masalah kerusakan moral dan akhlak manusia, khususnya anak dan remaja.

(7)

Penanggulangan masalah pelacuran bukan suatu masalah yang mudah sebab hal ini menyangkut banyak faktor didalamnya, seperti faktor sosial, budaya dan ekonomi.Tidak setiap orang menginginkan agar pelacuran ini dituntaskan, karna ada yang tetap menginginkan keberadaan pelacuran, yang kiranya memungkinkan dapat memetik keuntungan dari mereka. Dengan demikian penanggulangan pelacuran tentu tidak akan dapat berjalan dengan efektif.

Bahaya penyakit kelamin akibat seks bebas bagi anak pelajar / remaja serta pekerja hiburan sudah mendapat perhatian serius dari pemerintah tapi mereka masa bodoh.Apa pun alasan seorang remaja terjun di dunia prostitusi, karakteristik pekerjaan yang harus dilakukan oleh pekerja seks membuat prostitusi menjadi pekerjaan yang berisiko tinggi. Dalam melakukan pekerjaannya, mereka berganti-ganti pasangan dan melakukan hubungan seksual dengan banyak orang.Dari pelanggan yang banyak dan beragam itulah, risiko yang dihadapi seorang pekerja seks juga banyak dan beragam.Apabila tidak menggunakan alat kontrasepsi, pekerja seks juga berisiko mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.Selain itu, posisi tawar yang lemah di pihak pekerja seks juga membuat mereka sering tidak berhasil membujuk pelanggannya untuk menggunakan proteksi/kondom.Akibatnya, dari pelanggan yang mengidap penyakit menular seksual (PMS), atau bahkan HIV/AIDS, pekerja seks tadi dapat tertular tanpa mampu melindungi tubuhnya.

Berikut peneliti sajikan data keadaan orang yang terserang penyakit HIV/ AIDS dari Komisi penanggulangan AIDS Kabupaten Lembata ( KPA Lembata ), sebagai berikut .

(8)

Data Jumlah Kasus HIV/ AIDS Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Lembata, tahun 2012 – 2015. TAHUN KECAMATAN Jum lah BUYA S URI OME SURI LEBA TKAN ILE APE ILE APE TIMUR NUBA TUKAN ATA DEI NAGAW UTUNG WULAN DONI L P L P L P L P L P L P L P L P L P 2012 3 1 3 2 4 2 4 1 1 10 5 3 1 1 2 - 43 2013 3 1 - 3 - 3 1 - - 4 3 2 1 1 1 2 2 27 2014 2 1 1 2 4 1 2 1 1 - 7 5 1 3 1 2 1 2 37 2015 1 1 2 1 1 4 1 - - 3 2 2 2 2 1 2 1 26 9 4 6 5 12 7 9 3 2 1 24 15 8 6 5 5 7 5 133 Sumber Data : Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Lembata, 2015

Dari sekian kasus HIV/AIDS yang didampingi oleh Komisi Penanggulangan Aids Kabupaten Lembata (KPA) ini, jumlah kasus dari tahun 2012 – 2015 sebanyak 133 kasus. Jumlah keadaan orang dengan HIV/AIDS (Odha) yang paling banyak adalah Kecamatan Nubatukan sebanyak 39 orang.9

Data pada tabel tersebut menunjukan bahwa maraknya pub dan karaoke di Kota Lewoleba kini sangat mengkhawatirkan.Virus mematikan HIV/ AIDS, sedang mengancam Lembata.

Dengan melihat pengaruh diatas, dapat disimpulkan bahwa berdirinya tempat prostitusi Sabar Menanti membawa dampak, yang dapat merusak moral sosial masyarakat pada umumnya, dan pada khususnya kawula muda sekitar wilayah prostitusi. Oleh karna itu dapat dikatakan bahwa pengaruh adanya tempat prostitusi tersebut banyak menimbulkan masalah sosial yang semakin tinggi, dan dampaknya adalah kerusakan

9

(9)

moral dan akhlak manusia, sehingga mental masyarakat dibentuk oleh lingkungan yang tidak sehat.

Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut masalah tersebut melalui suatu penelitian ilmiah dengan judul :“Dampak Sosial Keberadaan Prostitusi Pub Sabar Menanti Bagi Masyarakat Desa Pada Kecamatan Nubatukan Kabupaten Lembata”

1.2 Rumusan Masalah

Dari deskripsi yang telah dipaparkan pada bagian latar belakang diatas, maka untuk memudahkan proses penelitian guna menghindari pembahasan yang terlalu meluas diperlukan adanya perumusan masalah. Untuk itu rumusan masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah Dampak Keberadaan Prostitusi bagi masyarakat Desa Pada Kecamatan Nubatukan Kabupaten Lembata ?

1.3 Tujuan Dan Kegunaan A. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dampak sosial keberadaan prostitusi Sabar Menanti (SM) bagi masyarakat Desa Pada, Kota Lewoleba. B. Kegunaan

(10)

1. Bagi masyarakat sebagai bahan masukan informasi untuk ikut berpartisipasi membantu pemerintah dalam menanggulangi IMS, HIV/AIDS.

2. Bagi Instansi terkait sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Lewoleba dan instansi lain yang terkait dalam menentukan kebijakan strategis untuk mendukung program pencegahan IMS, HIV /AIDS.

3. Bagi Institusi Pendidikan hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan dapat dipakai sebagai bahan pustaka untuk penelitian lebih lanjut.

4. Sebagai bahan referensi kepustakaan pada FISIP Unwira Kupang khususnya Prodi Ilmu Pemerintahan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu balita tentang posyandu di Dusun Tenggak Sidoharjo Sragen dapat dikategorikan pengetahuan cukup yaitu sebanyak

Peningkatan pemahaman materi ini ditandai dengan ketuntasan penguasaan materi yang mencapai 78,05% pada Siklus I meningkat menjadi 89,02% padea Siklus II Tingkat

125mg/5ml* botol 25 Antalgin (methampiron) tablet tablet 26 Antalgin injeksi 250mg/ml- 2ml ampul 27 Antasida DOEN II suspensi botol 28. Antasida DOEN

Bidang Pengangkatan dan Pensiun mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penetapan Nomor Induk Pegawai Pegawai Negeri Sipil, penetapan pertimbangan teknis kenaikan

Transient Ischemic Attack adalah gangguan fungsi otak yang merupakan akibat Transient Ischemic Attack adalah gangguan fungsi otak yang merupakan akibat dari berkurangnya aliran

DIBTHKAN SGR Bag. Pola Potong & Fin- ishing, Pengalaman Butik. Dtg langsung ke Asem Baris Raya No.. mall Matahari Serpong, mall Season City, mall Thamrin City hub.