• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam Bab IV ini di diskripsikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Untuk hasil penelitian diskripsikan mengenai, 4.1 Gambaran Umum Sekolah, 4.2 Gambaran Subjek Penelitian, 4.3 Hasil Penelitian (4.3.1 deskripsi kondisi awal sebelum pelaksanaan PTK, 4.3.2 deskripsi pelaksanaan PTK siklus 1, dan 4.3.3 deskripsi pelaksanaan PTK siklus II), dan 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian yang akan dibahas sebagai berikut.

4.1 Gambaran Umum Sekolah

SMK Negeri 3 Salatiga terletak di Jl. Ja’far Shodiq, Kel. Kalibening Rt 01 Rw 03, Kec. Tingkir, Salatiga. SMK Negeri 3 Salatiga adalah sebuah sekolah menengah kejuruan (SMK) yang berdiri di kota Salatiga pada tanggal 21 Mei 2007, pada awalnya bernama SMK Negeri 1 Tingkir, selanjutnya pada tanggal 20 Juli 2007 resmi berganti nama menjadi SMK Negeri 3 Salatiga. SMK Negeri 3 Salatiga merupakan sekolah menengah kejuruan berstatus negeri termuda di kota Salatiga, letaknya berdekatan dengan MI Negeri Salatiga, SMP Sunan Giri Salatiga dan kelurahan Kalibening. Jarak SMK Negeri 3 Salatiga dari kota Salatiga hanya 3,2 km menjadikan SMK Negeri 3 Salatiga sangat dekat lokasinya apabila ingin berkunjung ke sekolah ini, hanya saja lokasinya di pinggiran kota Salatiga jadi masih banyak orang yang belum mengetahui sekolah ini. Disamping itu akses menuju SMK Negeri 3 Salatiga masih sangat sulit karena transportasi seperti angkota belum sampai ke sekolah ini , sehingga untuk menuju ke sekolah ini harus menggunakan kendaraan pribadi. Keadaan jalan sangat baik hanya saja masih sempit.

SMK Negeri 3 Salatiga berada di lingkungan aman dan nyaman untuk proses pembelajaran karena area sekitar sekolah adalah sawah, kebun, masih banyak penghijauan dan pemukiman penduduk yang tidak begitu ramai. Sekolah dengan keadaan lingkungan yang seperti ini dapat membuat siswa belajar dengan tenang. Rata-rata siswanya berasal dari luar kota Salatiga, hanya sebagian kecil saja jumlah siswa yang berasal dari kota Salatiga.

Jumlah keseluruhan siswa di SMK Negeri 3 Salatiga pada tahun 2017/2018 adalah 1309 siswa yang terdiri dari:

(2)

X XI XII 1 Mekatronika 70 65 76 211 2 TSM 105 88 108 301 3 Ototronika 106 89 100 295 4 Welding 71 65 66 202 5 ATPH 64 60 71 195 6 Geomatika 35 34 36 105 Jumlah 451 401 457 1309

4.2 Gambaran Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas XII Geomatika yang berjumlah 36 siswa. Dengan jumlah siswa yang genap menjadikan kelebihan tersendiri dalam melaksanakan pembelajaran Problem Based Learning karena salah satu langkah pembelajaran Problem Based Learning adalah berkelompok, dengan jumlah siswa yang genap tentunya semakin mudah dan merata dalam pembagian kelompok. Model pembelajaran Problem Based Learning diterapkan dalam pembelajaran PPKn di kelas XII Geomatika sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan keaktifan dan hasil belajar siswa. Siswa kelas XII Geomatika memiliki permasalahan dengan hasil belajar yang rendah, hal ini ditunjukkan oleh siswa yang mendapat nilai tuntas KKM ≥ 75 dalam pembelajaran PPKn materi kekuasaan kehakiman hanya 8 siswa atau sebesar 22,2 % dan sisanya 28 siswa atau 78,8% tidak tuntas KKM. Hal ini disebabkan karena metode mengajar guru yang hanya mengandalkan metode ceramah, sehingga siswa tidak aktif dan kurang memahami materi. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa maka digunakan model pembelajaran yang lebih sesuai dengan karakteristik siswa kelas XII Geomatika yang menyukai pembelajaran yang memposisikan siswa untuk lebih aktif berpendapat, berdiskusi, presentasi yaitu dengan model Problem Based Learning. Melalui model Problem Based

Learning siswa yang pasif dalam kegiatan pembelajaran akan menjadi aktif berpendapat,

berdiskusi, presentasi dan merasa pembelajaran lebih menyenangkan sehingga diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat.

(3)

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Deskripsi Kondisi Awal Sebelum Pelaksanaan PTK

Berdasarkan hasil tes PPKn pada materi kekuasaan kehakiman yang dilaksanakan pada siswa kelas XII Geomatika SMK Negeri 3 Salatiga semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa 36, diketahui adanya permasalahan hasil belajar PPKn siswa rendah. Hal ini berdasarkan rekap nilai yang diberikan oleh guru mata pelajaran PPKn. Dengan batas ketuntasan minimal yang telah ditetapkan sebesar ≥ 75 diketahui siswa yang mendapat nilai tuntas KKM ≥ 75 hanya 8 siswa atau sebesar 22,2 % dan sisanya 28 siswa atau 78,8% tidak tuntas KKM.

Berikut daftar nilai PPKn siswa kelas XII Geomatika SMK Negeri 3 Salatiga semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 pada kondisi awal yang dapat dilihat dalam tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 4.1

Daftar nilai PPKn Siswa Kelas XII Geomatika SMK Negeri 3 Salatiga semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 pada kondisi awal

No

Nama

Nilai KKM ≥ 75

Tuntas Tidak Tuntas

1 AMI - 40 2 AS - 45 3 AS 75 - 4 AM 60 5 AM 76 - 6 ANA - 50 7 ADP - 65 8 ASHF 80 - 9 BB - 60 10 CAA - 50 11 DYP - 55

(4)

12 DO 80 - 13 DS - 60 14 ECS 75 - 15 FA - 50 16 FAQ 78 - 17 GDY - 40 18 HBN - 50 19 IRW 75 - 20 KC - 45 21 MAA - 50 22 MDF - 70 23 MDI - 50 24 MSH - 55 25 RSH - 45 26 RAP - 50 27 RDN - 50 28 RPP - 65 29 RAR - 50 30 SK - 50 31 TDR - 60 32 WD - 60 33 WP - 55 34 WW - 60 35 YASI 78 - 36 YBP - 60

Sumber : daftar nilai PPKn pada kondisi awal siswa kelas XII Geomatika

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui siswa yang mendapat nilai tuntas KKM ≥ 75 hanya 8 siswa atau sebesar 22,2 % dan sisanya 28 siswa atau 78,8% tidak tuntas KKM.

Berikut rekapitulasi hasil belajar PPKn siswa kelas XII Geomatika SMK Negeri 3 Salatiga sebelum diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning yang dapat dilihat pada tabel 4.2.

(5)

Tabel 4.2

Rekapitulasi Nilai PPKn Siswa Kelas XII Geomatika Pada Kondisi Awal (Sebelum Tindakan)

No Nilai Sebelum Tindakan Keterangan

Jumlah siswa (%) 1 < 65 25 69,4% Tidak Tuntas 2 65 – 69 2 5,6% Tidak Tuntas 3 70 – 74 1 2,7% Tidak Tuntas 4 75 – 79 6 16,7% Tuntas 5 80 – 85 2 5,6% Tuntas Jumlah 36 100,00% Nilai Rata-Rata 58 Nilai Tertinggi 80 Nilai Terrendah 40

Sumber : daftar rekapitulasi nilai kondisi awal guru PPKn kelas XII Geomatika

Berdasarkan tabel 4.2 rekapitulasi nilai siswa sebelum menggunakan model pembelajaran Problem based learning dapat diketahui nilai siswa yang tuntas sebesar 22,3% (8 siswa) dan tidak tuntas sebesar 77,7% (28 siswa) berdasarkan KKM yang telah ditetapkan sebesar ≥ 75. Nilai siswa yang berada pada rentang <65 sebanyak 25 siswa atau 69,4%, 2 siswa atau 5,6% pada rentang 65 – 69, kemudia 1 siswa atau 2,7% siswa pada rentang 70 – 74, 6 siswa berada pada rentang 75 – 79 atau 16,7% dan sisanya 2 atau 5,6% siswa mendapat nilai pada rentang 80 – 85. Dari kondisi awal berdasarkan tabel 4.2 diketahui juga bahwa rata-rata nilai siswa adalah 58, kemudian nilai tertinggi siswa adalah 80 dan nilai terendah siswa adalah 40. Hasil belajar siswa ini dapat dilihat dalam diagram lingkaran berikut.

(6)

Gambar 4.1

Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siswa Pada Kondisi Awal

Sumber: Hasil pengolahan SPSS

Ketuntasan hasil belajar PPKn siswa kelas XII Geomatika SMK Negeri 3 Salatiga sebelum menggunakan model Problem Based Learning disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Ketuntasan hasil belajar PPKn siswa kelas XII Geomatika pada kondisi awal

No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa

Jumlah (%)

1 Tidak Tuntas 28 77,7%

2 Tuntas 8 22,3%

Jumlah 36 100%

Rendahnya hasil belajar siswa (77,7% belum tuntas) disebabkan oleh cara mengajar guru yang masih menggunakan metode ceramah. Sehingga siswa menjadi pasif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sikap pasif terlihat dari siswa yang tidak semangat cenderung bosan, bahkan ada siswa yang mengantuk dan bermain sendiri (bermain HP, berbicara dengan teman sebangku, dan menggambar di buku tulis). Waktu proses pembelajaran berlangsung yang memperhatikan guru saat mengajar hanya siswa yang duduk

(7)

di depan serta saat proses tanya jawab siswa cenderung diam tidak menjawab bahkan tidak paham materi yang diajarkan guru. Kemudian dalam penyampaian materi guru hanya menggunakan media buku cetak maupun LKS. Dari permasalahan yang ada tersebut akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah karena kurangnya aktifitas siswa saat pembelajaran PPKn.

Tabel 4.4

Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pada Kondisi Awal

No Indikator Keaktifan Jumlah Siswa Persentase (%)

1 Memperhatikan penjelasan guru 8 22,2%

2 Mengajukan pertanyaan 0 0%

3 Menjawab pertanyaan guru 1 2,78%

Rata-rata 8,67%

Kriteria Rendah Sumber: lembar observasi Keaktifan Siswa Kondisi Awal

Berdasarkan tabel 4.4 hasil observasi diatas pada kondisi awal dari 36 siswa dapat dilihat yang memperhatikan penjelasan guru hanya 8 siswa (22,2%), dari keseluruhan siswa tidak ada yang mengajukan pertanyaan (0%) dan yang menjawab pertanyaan dari guru hanya 1 siswa (2,78%). Dari jumlah 36 siswa hanya 9 siswa aktif atau rata-rata (8,67%) menunjukkan kriteria rendah. Masih banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, bahkan terlihat diam tidak mengajukan pertanyaan maupun tidak menjawab pertanyaan. Berdasarkan kondisi awal hasil belajar PPKn siswa kelas XII Geomatika yang sebagian besar belum tuntas dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran maka dilakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam 2x pertemuan dan setiap pertemuan menggunakan alokasi waktu 90 menit dengan setiap akhir siklus diberikan soal evaluasi. Kemudian dilanjutkan siklus II sebagai tindak lanjut dari perbaikan siklus I dalam alokasi waktu yang

(8)

sama yaitu 90 menit. Siklus I dengan materi pemerintah pusat dan daerah dan siklus II dengan materi perimbangan kekuasaan pemerintah pusat dan daerah. Diharapkan dari pelaksanaan pembelajaran model Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XII Geomatika pada mata pelajaran PPKn semester 1 tahun ajaran 2017/2018.

4.3.2 Deskripsi Pelaksanaan PTK Pada Siklus I

1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan siklus I terdiri dari perencanaan pertemuan pertama dan pertemuan kedua.

a. Pertemuan pertama

Peneliti menyiapkan RPP PPKn yang sudah diselaraskan dengan sintak Problem

Based Learning, mengemas materi pemerintah pusat dan daerah dalam contoh

kasus, menyiapkan media gambar untuk menampilkan contoh kasus yang berkaitan dengan pemerintah pusat dan daerah yang nantinya akan dipresentasikan serta menyiapkan lembar observasi keaktifan yang nantinya akan diisi oleh observer untuk mengetahui aktifitas siswa dalam proses pembelajaran.

b. Pertemuan kedua

Pada pertemuan kedua persiapan tidak jauh berbeda dengan pertemuan pertama, karena pertemuan kedua tetap mengacu pada langkah persiapan seperti yang telah dilaksanakan pada pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua melanjutkan presentasi kelompok tentang contoh kasus pemerintah pusat dan daerah. Pada pertemuan kedua ini merupakan akhir dari pelaksanaan siklus I dan dilakukan tes untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar setelah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dan tes dilaksanakan setelah presentasi selesai.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan dan observasi pada siklus I dilaksanakan 2x pertemuan. Setiap pertemuan membutuhkan alokasi waktu 90 menit. Pelaksanaaan pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 8 November 2017, pertemuan kedua pada tanggal 9 November 2017. Pelaksanaan kegiatan dan observasi siklus I dijelaskan sebagai berikut:

(9)

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 8 November 2017 dengan alokasi waktu 90 menit. Dilaksanakan sesuai dengan sintak model pembelajaran Problem Based Learning.

1. Kegiatan Awal (pendahuluan)

Kegiatan awal dilaksanakan dengan menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis dengan berdoa, menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilaksanakan dengan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, mengkomunikasikan berdasarkan materi pemerintah pusat dan daerah dengan diselaraskan sintak model pembelajaran Problem

Based Learning dimana kegiatan pembelajaran difokuskan siswa aktif

untuk bekerja kelompok dalam memecahkan masalah dari contoh kasus yang dianalisis.

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup yang dilakukan dengan membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran dan melakukan refleksi atas manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Observasi terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran dijelaskan dalam tabel berikut ini:

(10)

Tabel 4.5

Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pada Pertemuan 1 Siklus I

No Indikator Keaktifan Siswa Jumlah Siswa Persentase (%)

1 Memperhatikan penjelasan guru 24 66.67%

2 Mengajukan pertanyaan 10 27,78%

3 Menjawab pertanyaan 11 30,56%

4 Berdiskusi dalam kelompok 22 61,11%

5 Menyampaikan pendapat dan menyanggah jawaban teman

20 55,56%

6 Memperhatikan dan menanggapi hasil presentasi teman

20 55,56%

Rata-rata 49,54%

Sumber: Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I

Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi keaktifan siswa pada pertemuan 1 siklus 1 menunjukkan siswa yang aktif memperhatikan penjelasan guru sebanyak 24 siswa (66,67%), mengajukan pertanyaan sebanyak 10 siswa (27,78%), menjawab pertanyaan sebanyak 11 siswa (30,56%), berdiskusi dalam kelompok sebanyak 22 siswa (61,11%), menyampaikan pendapat dan menyanggah jawaban teman sebanyak 20 siswa (55,56%), serta yang memperhatikan dan menanggapi hasil presentasi teman sebanyak 20 siswa (55,56%). Rata-rata siswa yang aktif dalam pembelajaran berdasarkan hasil observasi pertemuan 1 siklus I, yaitu 49,54% dengan kriteria masih rendah.

Berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa pada pertemuan pertama siklus 1 apabila dibandingkan dengan kondisi awal sudah mengalami peningkatan yang semula rata-rata hanya 8,67% (9 siswa) yang aktif meningkat menjadi 49,54%. Siswa sudah mulai memperhatikan penjelasan guru, pada saat siswa kerja kelompok sudah mulai aktif memecahkan masalah/menjawab soal diskusi walaupun belum seluruhnya

(11)

siswa aktif. Pada saat proses presentasi semua kelompok belum terlihat aktif, hal ini terlihat dari saat penyampaian hasil diskusi kelompok serta dalam menjawab pertanyaan saat presentasi masih ragu-ragu saat menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Hal ini terlihat dari rata-rata siswa yang terlihat aktif. Sehingga untuk meningkatkan keaktifan siswa pada pertemuan kedua siswa dibimbing lebih aktif dan berani.

Pengamatan yang dilaksanakan pada pertemuan pertama dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran berlangsung sampai selesai. Observer bertugas menyampaikan hasil kepada penulis berdasarkan acuan lembar observasi yang sudah disiapkan sebagai kegiatan evaluasi dari proses pembelajaran yang berlangsung. Selanjutnya pada pertemuan kedua siswa melanjutkan presentasi dan setelah presentasi selesai dilaksanakan tes/evaluasi untuk pembelajaran siklus 1 dengan materi pemerintah pusat dan daerah.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 9 November 2017. Kegiatan pelaksanaan yang dilakukan tidak berbeda dengan pertemuan pertama, karena pertemuan kedua tindak lanjut dari pertemuan pertama.

1. Kegiatan Awal (pendahuluan)

Kegiatan awal yang dilaksanakan pada pertemuan kedua sama dengan pertemuan pertama yakni menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis dengan berdoa, menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilaksanakan dengan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, mengkomunikasikan berdasarkan materi pemerintah pusat dan daerah dengan diselaraskan sintak model pembelajaran Problem

Based Learning dimana kegiatan pembelajaran difokuskan siswa aktif

untuk bekerja kelompok dalam mempresentasikan contoh kasus yang dianalisis dan melaksanakan tes untuk evaluasi pembelajaran pada siklus I. 3. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup yang dilakukan dengan membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran dan melakukan refleksi atas manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan.

(12)

Observasi terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran dijelaskan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.6

Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pada Pertemuan 2 Siklus I

No Indikator Keaktifan Siswa Jumlah Siswa Persentase (%)

1 Memperhatikan penjelasan guru 30 83,33%

2 Mengajukan pertanyaan 16 44,44%

3 Menjawab pertanyaan 18 50%

4 Berdiskusi dalam kelompok 26 72,22%

5 Menyampaikan pendapat dan menyanggah jawaban teman

24 66,67%

6 Memperhatikan dan menanggapi hasil presentasi teman

25 69,44

Rata-rata 64,35%

Sumber: Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I

Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi keaktifan siswa pertemuan kedua siklus I menunjukkan siswa yang aktif memperhatikan penjelasan guru 30 siswa (83,33%), mengajukan pertanyaan 16 siswa (44,44%), menjawab pertanyaan 18 siswa (50%), berdiskusi dalam kelompok 26 siswa (72,22%), menyampaikan pendapat dan menyanggah jawaban teman 24 siswa (66,67%), serta memperhatikan dan menanggapi hasil presentasi teman 25 siswa (69,44%). Rata-rata siswa yang aktif dalam pembelajaran pertemuan kedua siklus I yaitu 64,35% dengan kriteria sedang.

Pengamatan yang dilakukan pada pertemuan kedua masih sama pada pengamatan pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua siswa melanjutkan presentasi bagi kelompok yang belum presentasi dan keaktifan siswa pada pertemuan kedua mengalami peningkatan dibanding pada pertemuan pertama, hal ini terlihat dari siswa

(13)

dalam berdiskusi kelompok ada 26 siswa serta menyampaikan pendapat dan menyanggah jawaban teman 24 siswa. Setelah presentasi selesai semua siswa mengerjakan soal evaluasi siklus 1 dan pada saat siswa mengerjakan soal belum seluruhnya siswa mengerjakan dengan tertib, masih ada beberapa siswa yang tengak-tengok, bertanya kepada temannya.

Dalam pembelajaran pada siklus 1 ini keaktifan siswa sudah mulai meningkat pada pertemuan pertama rata-rata mencapai 49,54%% dan pertemuan kedua ada peningkatan keaktifan siswa dengan rata-rata mencapai 64,35%. Untuk lebih meningkatkan keaktifan siswa maka dilanjutkan lagi perbaikan pembelajaran siklus II agar mencapai kriteria keaktifan siswa yang telah ditentukan yaitu 75% dengan kriteria tinggi. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi sudah berjalan dengan baik hal ini terlihat dari siswa menjawab soal evaluasi yang sudah terlihat memahami materi, jadi siswa mengerjakan dengan tertib, tetapi belum seluruhnya karena masih ada beberapa siswa yang tengak-tengok, bertanya kepada temannya.

Pengamatan yang dilaksanakan secara keseluruhan dalam pertemuan pertama sampai kedua proses pembelajaran dinilai sudah cukup baik.

3.Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Siklus I

Data perolehan hasil belajar PPKn siswa kelas XII Geomatika setelah penerapan

Problem Based Learning pada siklus I dapat diketahui sebagai berikut:

Tabel 4.7

Daftar Perolehan Hasil Belajar PPKn Siswa Kelas XII Geoamtika Setelah Penerapan Problem Based Learning Pada Siklus I

No

NAMA

Nilai KKM ≥ 75

Tuntas Tidak Tuntas

1 AMI 76 -

2 AS - 68

3 AS 84 -

4 AM 80 -

(14)

6 ANA 80 - 7 ADP 76 - 8 ASHF 82 - 9 BB 80 - 10 CAA - 72 11 DYP 78 - 12 DO 80 - 13 DS 76 - 14 ECS 78 - 15 FA - 66 16 FAQ 80 - 17 GDY - 68 18 HBN - 70 19 IRW 76 - 20 KC - 72 21 MAA 76 - 22 MDF 78 - 23 MDI - 64 24 MSH - 72 25 RSH 76 - 26 RAP - 66 27 RDN - 74 28 RPP 76 - 29 RAR - 72 30 SK - 70 31 TDR 78 - 32 WD 78 - 33 WP - 68 34 WW 80 - 35 YASI 80 - 36 YBP 82 -

(15)

Berdasarkan perolehan hasil belajar siswa pada siklus I, diketahui dari jumlah 36 siswa yang mendapat nilai tuntas KKM ≥ 75 sebanyak 23 siswa dan sisanya 13 siswa belum tuntas KKM ≥ 75.

Rekapitulasi perolehan hasil belajar PPKn siswa kelas XII Geomatika siklus I dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar PPKn Siswa kelas XII Geomatika Pada siklus I

No Nilai Sebelum Tindakan Keterangan

Jumlah siswa (%) 1 65 – 69 6 16,67% Tidak Tuntas 2 70 – 74 7 19,44% Tidak Tuntas 3 75 – 79 13 36,11% Tuntas 4 80 – 84 10 27,78% Tuntas 5 85 – 89 0 0% Tuntas Jumlah 36 100,00% Nilai Rata-Rata 75,3 Nilai Tertinggi 84 Nilai Terrendah 64

Sumber: Daftar Nilai Siklus 1 PPKn kelas XII Geomatika

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa dari 36 siswa kelas XII Geomatika yang mendapat nilai 65-69 berjumlah 6 siswa atau 16,67%, siswa yang mendapat nilai pada rentang 70-74 berjumlah 7 orang atau 19,44%, siswa yang mendapat nilai pada rentang 75-79 ada 13 orang atau 36,11%, kemudian siswa yang mendapat nilai pada rentang 80-84 berjumlah 10 atau 27,78%. Dengan demikian masih ada 13 siswa (36,11%) yang belum tuntas KKM ≥ 75, dan siswa yang mendapat nilai tuntas melebihi KKM ≥ 75 ada 23 siswa (63,89%). Nilai rata-rata adalah 75,3, nilai tertinggi 84 dan nilai terendah 64. Karena hasil

(16)

belajar pada siklus 1 belum menunjukkan indikator keberhasilan penelitian sebesar 85% secara klasikal tuntas KKM maka perlu dilanjutkan pelaksanaan siklus II. Diharapkan pelaksanaan siklus II dapat meningkatkan hasil belajar dan memenuhi kriteria indikator keberhasilan penelitian 85% siswa tuntas KKM. Data hasil belajar siswa dapat dilihat dalam diagram lingkaran berikut.

Gambar 4.2

Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Ketuntasan hasil belajar pada siklus 1 apabila dibandingkan dengan kondisi awal dapat dilihat dalam diagram dan tabel berikut ini:

Gambar 4.3

(17)

Tabel 4.9

Ketuntasan Hasil Belajar PPKn Siswa Kelas XII Geomatika Pada Kondisi Awal Dan Siklus 1

No Ketuntasan Belajar

Kondisi Awal Siklus 1

Jumlah (%) Jumlah (%)

1 Tidak Tuntas 28 77,7% 13 36,11%

2 Tuntas 8 22,3% 23 63,89%

Jumlah 36 100% 36 100%

Sumber: Daftar Nilai Siklus 1 PPKn kelas XII Geomatika

Ketuntasan hasil belajar PPKn yang ditunjukkan dalam tabel 4.9 setelah diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning terjadi peningkatan bila dibandingkan dengan ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal sebelum diterapkan model pembelajaran Problem

Based Learning. Hal ini terbukti dari 36 siswa kelas XII Geomatika yang masih belum tuntas

hanya 13 siswa atau 36,11%. Pada kondisi awal yang belum tuntas 28 siswa (78,8%). Pada siklus I siswa yang tuntas mengalami peningkatan menjadi 23 siswa atau 63,89%, pada kondisi awal yang tuntas sebesar 8 siswa (22,2%). Dari hasil pelaksanaan siklus I sudah terjadi peningkatan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based

(18)

Learning. Namun karena indikator keberhasilan belum menunjukkan keberhasilan secara

klasikal sebesar 85% maka masih perlu dilanjutkan siklus II sebagai bentuk perbaikan dan peningkatan dari siklus I.

Hasil observasi terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran pertemuan 1 dan 2 siklus 1 dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.10

Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pada Siklus I (Pertemuan 1 dan Pertemuan 2)

No Pertemuan Rata-rata (%) Kriteria

1 Pertemuan 1 49,54% Rendah

2 Pertemuan 2 64,35% Sedang

Rata-rata 56,94% Sedang

Sumber: lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I

Berdasarkan tabel 4.10 hasil observasi keaktifan siswa pada siklus I menunjukkan pada pertemuan pertama rata 49,54% dengan kriteria rendah dan pertemuan kedua rata-rata 64,35% dengan kriteria sedang. Jika di rata-rata-rata-rata dari pertemuan 1 dan 2 pada siklus 1 rata-rata 56,94% dengan kriteria rendah. Persentase tingkat keaktifan siswa sudah cukup baik mengalami peningkatan 23,85% dari kondisi awal. Namun karena indikator keberhasilan rata-rata 75% belum menunjukkan keberhasilan dengan kriteria tinggi, maka masih perlu dilanjutkan siklus II sebagai bentuk perbaikan dan peningkatan dari siklus I.

4.Refleksi

a. Pertemuan Pertama

Kegiatan refleksi yang dilaksanakan pada pertemuan pertama berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, dapat diketahui kelebihan dan kelemahannya selama kegiatan pembelajaran dengan model Problem Based Learning. Kelemahan siswa masih banyak siswa yang tidak memperhatikan pejelasan guru dan kurang aktif pada saat kerja kelompok masih bergantung pada teman lain. Pada saat proses presentasi semua kelompok belum terlihat aktif, terlihat dari saat penyampaian

(19)

hasil diskusi kelompok serta dalam menjawab pertanyaan saat presentasi masih ragu-ragu saat menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Hal ini terlihat dari rata-rata keaktifan siswa pertemuan pertama yaitu 49,54%. Dari pihak guru kelemahannya masih kurang menguasai kondisi kelas sehingga masih banyak siswa yang ramai sendiri. Adanya kelemahan yang ditemukan pada pertemuan pertama, maka perbaikan harus dilakukan pada pertemuan kedua yaitu guru perlu memotivasi siswa sehingga mereka lebih aktif dalam kerja kelompok maupun dalam kegiatan pembelajaran. Guru harus lebih memahami sintak pembelajaran Problem Based Learning sehingga dapat menyiapkan skenario pembelajaran yang lebih matang dan siswa menjadi lebih terkontrol.

b. Pertemuan Kedua

Kegiatan refleksi yang dilakukan pada pertemuan kedua tetap dilaksanakan seperti pada pertemuan pertama. Peningkatan hasil belajar diketahui berdasarkan pada hasil tes belum semuanya tuntas, dari 36 siswa hanya 23 siswa (63,89%) yang tuntas dan sisanya 13 siswa (36,11%) belum tuntas dan keaktifan siswa pada pertemuan kedua rata-rata 56,94%. Hasil tes yang diperoleh dan tingkat keaktifan siswa tersebut merupakan dasar dalam melakukan refleksi pada pertemuan kedua.

Walaupun pembelajaran pada siklus I sudah berjalan dengan baik namun tetap perlu siklus II sebagai bentuk tindak lanjut dari siklus I karena belum mencapai indikator keberhasilan penelitian. Refleksi yang telah dilakukan dapat meminimalkan kekurangan yang ada dan menyiapkan langkah pembelajaran selanjutnya pada siklus II untuk perbaikan dari siklus I supaya hasil belajar siswa dan keaktifan siswa meningkat sesuai dengan indikator keberhasilan siswa secara klasikal 85%.

4.3.3 Deskripsi Pelaksanaan PTK Pada Siklus II

1. Rencana Tindakan

Kegiatan siklus II dilaksanakan sebagai tindak lanjut dan perbaikan dari siklus I. Walaupun pada kegiatan siklus I pertemuan kedua kegiatan pembelajaran sudah cukup baik, tetap masih ada kekurangan. Kekurangannya yaitu masih ada siswa yang belum tuntas mencapai KKM ≥ 75, sebanyak 23 siswa (63,89%) sudah tuntas dan masih 13 siswa yang tidak tuntas (36,11%) dan keaktifan siswa pada siklus 1 rata-rata

(20)

56,94% dengan kriteria sedang. Dengan perbaikan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Sesuai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu sebesar 85% dari seluruh siswa. Kegiatan siklus II dilaksanakan 2 pertemuan yaitu pertemuan pertama pada tanggal 22 November 2017 dan pertemuan kedua pada tanggal 23 November 2017. Alokasi waktu yang dibutuhkan dalam setiap pertemuan sama pada pertemuan siklus I.

a. Pertemuan Pertama

Rencana kegiatan pada pertemuan pertama di siklus II sama dengan perencanaan di siklus I. Pertemuan pertama menyiapkan RPP yang diselaraskan dengan sintaks pembelajaran Problem Based Learning dengan materi perimbangan kekuasaan pemerintah pusat dan daerah, menyiapkan soal dan jawaban serta lembar observasi.

b. Pertemuan Kedua

Menyiapkan soal evaluasi yang akan diberikan pada pertemuan kedua siklus II.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan dan observasi tindakan yang dilaksanakan pada siklus II sama dengan siklus I yaitu dengan alokasi waktu setiap pertemuan adalah 90 menit. Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 22 November 2017 dan pertemuan kedua tanggal 23 November 2017.

a. Pertemuan Pertama

Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 22 November 2017 dengan alokasi waktu 90 menit. Kegiatan pembelajaran terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

1. Kegiatan awal (Pendahuluan)

Pelaksanaan kegiatan awal yang dilakukan dengan menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis dengan berdoa, menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan dan kerapian kelas, serta kesiapan buku tulis dan sumber belajar untuk mengikuti pembelajaran.

(21)

Pelaksanaan kegiatan inti pada pertemuan pertama dilaksanakan dengan tetap mengacu kegiatan pembelajaran pada siklus I. Kegiatan pembelajaran siklus II sebagai tindak lanjut perbaikan dari siklus I. Pada kegiatan siklus I pertemuan kedua masih ada kelemahan (kekurangan) siswa masih belum aktif dalam kerja kelompok dan masih ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan saat presentasi. Sehingga sebagai bentuk perbaikannya guru perlu memotivasi peserta didik supaya lebih berani dan aktif saat kerja kelompok maupun presentasi. Dengan perbaikan yang dilakukan diharapkan hasil belajar PPKn dengan materi perimbangan kekuasaan pemerintah pusat dan daerah dapat berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktivan siswa sesuai dengan indikator keberhasilan. Kegiatan pembelajaran dengan model Problem Based

Learning difokuskan siswa aktif dalam bekerja kelompok sampai presentasi.

3. Kegiatan penutup

Kegiatan penutup yang dilakukan dengan membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran dan melakukan refleksi atas manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Observasi terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran dijelaskan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.11

Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pertemuan 1 Siklus II

No Indikator Keaktifan Jumlah Siswa Prosentase (%)

1 Memperhatikan penjelasan guru 36 100%

2 Mengajukan pertanyaan 25 69,44%

3 Menjawab pertanyaan 33 91,67%

4 Berdiskusi dalam kelompok 36 100%

5 Menyampaikan pendapat dan menyanggah jawaban teman

(22)

6 Memperhatikan dan menanggapi hasil presentasi teman

36 100%

Rata-rata 90,74%

Sumber: Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus II

Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa dari 36 siswa kelas XII Geomatika yang memperhatikan penjelasan guru 36 siswa (100%), mengajukan pertanyaan 25 siswa (69,44%), menjawab pertanyaan 33 siswa (91,67%), berdiskusi dalam kelompok 36 siswa (100%), menyampaikan pendapat dan menyanggah jawaban teman 30 siswa (83,33%) serta memperhatikan dan menanggapi hasil presentasi teman berjumlah 36 siswa (100%). Dari hasil observasi keaktifan siswa sudah mengalami peningkatan dari rata-rata kondisi awal 8.67%, siklus I meningkat rata-rata 56,94% dan pertemuan pertama siklus II mencapai rata-rata 90,74%.

Pengamatan yang dilaksanakan di siklus II sama dengan pelaksanaan di siklus I. Kegiatan pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran pada pertemuan 1 dengan alokasi waktu 90 menit. Dari hasil pengamatan observer pada pertemuan pertama siklus II, siswa sudah mulai tampil aktif dan percaya diri dalam kerja kelompok maupun presentasi saat menjawab pertanyaan-pertanyaan serta lebih aktif bertanya kepada kelompok lain, hal ini terlihat dari kerja sama siswa dalam kelompok dan kekompakan setiap anggota kelompok. Setiap anggota kelompok sudah semuanya ikut serta dalam diskusi dan anggota kelompok sudah mengeluarkan pendapat.

Pada proses presentasi berlangsung siswa lebih aktif dan setiap anggota kelompok mendapatkan giliran untuk menyampaian hasil diskusi, dan anggota kelompok lain juga lebih aktif karena semua kelompok mengajukan pertanyaan untuk kelompok yang presentasi dan pertanyaan-pertanyan yang diajukan lebih banyak dibanding siklus 1. Pada saat proses tanya jawab berlangsung anggota kelompok yang presentasi semuanya menjawab pertanyaan dari kelompok lain, serta ada kelompok lain yang ikut menjawab/menyanggah pertanyaan jika belum memuaskan bagi kelompok yang bertanya.

Secara keseluruhan hasil pengamatan yang ditunjukkan pada siklus II pertemuan pertama sudah menunjukkan perubahan yang lebih baik. Sikap guru juga sudah baik dibanding pada siklus I hal ini terlihat dari cara mengajar guru dan

(23)

membimbing siswa sudah sesuai sintaks pembelajaran Problem Based Learning. Diharapkan pada pertemuan kedua hasil evaluasi hasil belajar siswa kelas XII Geomatika dapat meningkat dari siklus I sesuai indikator keberhasilan 85%.

b. Pertemuan Kedua

Pelaksanaan pertemuan kedua pada tanggal 23 November 2017. Pelaksanaan kegiatan dan pengamatan sesuai dengan pertemuan pertama. Berikut pelaksanaan pertemuan kedua.

1. Kegiatan awal (pendahuluan)

Pelaksanaan pertemuan kedua dilakukan masih sama dengan pertemuan pertama yakni dengan menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis dengan doa, menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan dan kerapihan kelas, menyiapkan soal tes yang akan diberikan kepada siswa dan dikerjakan secara individu.

2. Kegiatan inti

Pelaksanaan kegiatan inti pertemuan kedua ini yaitu siswa mengerjakan soal tes secara individu.

3. Kegiatan penutup

Kegiatan penutup yang dilakukan menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

3.Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Siklus II

Daftar perolehan hasil belajar PPKn siswa kelas XII Geomatika dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada siklus II dapat diketahui sebagai berikut:

Tabel 4.12

Daftar Perolehan Hasil Belajar PPKn Siswa Kelas XII Geomatika Setelah Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siklus II

No

NAMA

Nilai KKM ≥ 75

Tuntas Tidak Tuntas

1 AMI 82 -

2 AS 78 -

(24)

4 AM 88 - 5 AM 84 - 6 ANA 88 - 7 ADP 82 - 8 ASHF 98 - 9 BB 86 - 10 CAA 98 - 11 DYP 82 - 12 DO 86 - 13 DS 80 - 14 ECS 94 - 15 FA 78 - 16 FAQ 84 - 17 GDY 82 - 18 HBN 80 - 19 IRW 84 - 20 KC 88 - 21 MAA 94 - 22 MDF 96 - 23 MDI 80 - 24 MSH 84 - 25 RSH 78 - 26 RAP 80 - 27 RDN 96 - 28 RPP 86 - 29 RAR 80 - 30 SK 82 - 31 TDR 90 - 32 WD 86 - 33 WP 98 - 34 WW 84 - 35 YASI 100 -

(25)

36 YBP 94 - Sumber: Daftar Nilai Guru PPKn kelas XII Geomatika

Berdasarkan perolehan hasil belajar pada siklus II, diketahui dari 36 siswa diperoleh nilai yang menunjukkan ketuntasan sebesar 100%. Hal ini terlihat dari nilai terendah siswa yaitu 78 sedangkan KKM ≥ 75. Sehingga penerapan Model Pembelajaran Problem Based

Learning pada siklus II menunjukkan keberhasilan ketuntasan hasil belajar sebesar 100%.

Rekapitulasi ketuntasan hasil belajar PPKn siswa kelas XII Geomatika SMK N 3 Salatiga pada siklus II sebagai perbaikan dan tindak lanjut dari siklus I dapat dilihat dari tabel 4.13 berikut ini.

Tabel 4.13

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar PPKn Siswa Kelas XII Geomatika Pada Siklus II

No Nilai Sebelum Tindakan Keterangan

Jumlah siswa (%) 1 75 – 79 3 8,33% Tuntas 2 80 – 84 15 41,68% Tuntas 3 85 – 89 7 19,44% Tuntas 4 90 – 94 4 11,11% Tuntas 5 95 – 100 7 19,44% Tuntas Jumlah 36 100,00% Nilai Rata-Rata 87 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terrendah 78

(26)

Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa dari 36 siswa kelas XII Geomatika semua mendapatkan nilai tuntas di atas KKM ≥ 75 yang telah ditetapkan. Hal ini dapat diketahui dari nilai terendah siswa yaitu 78. Nilai rata-rata 86,90 dan nilai tertinggi 100. Tidak ada lagi nilai siswa yang berada dibawah KKM ≥ 75. Hasil dari pelaksanaan siklus II semua siswa memperoleh ketuntasan nilai sesuai KKM yang telah ditetapkan sebesar ≥ 75. Data hasil belajar siswa dapat dilihat dalam diagram lingkaran berikut ini.

Gambar 4.4

Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siswa Siklus II

Sumber: Hasil pengolahan SPSS

Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 2 apabila dibandingkan dengan siklus 1 dapat dilihat dalam gambar dan tabel berikut ini.

Gambar 4.5

(27)

Tabel 4.14

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar PPKn Siswa Kelas XII Geomatika pada Siklus 1 dan Siklus II No Ketunasan Belajar Siklus 1 Siklus 2 Jumlah (%) Jumlah (%) 1 Tuntas 23 63,89% 36 100% 2 Tidak Tuntas 13 36,11% - - Jumlah 36 100% 36 100%

Sumber: Daftar Nilai PPKn Kelas XII Geomatika

Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui ketuntasan hasil belajar siswa kelas XII Geomatika sudah mengalami peningkatan dari sebelumnya siklus I yang belum menunjukkan keberhasilan secara klasikal 85%. Setelah adanya tindakan dan perbaikan di siklus II, hasil belajar siswa semua mengalami ketuntasan di atas KKM ≥ 75 yang telah ditetapkan. Dengan demikian keberhasilan secara klasikal sudah menunjukkan peningkatan lebih dari 85%, sehingga dapat disimpulkan pelaksanaan pembelajaran PPKn dengan menerapkan model

(28)

pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar PPKn siswa kelas XII Geomatika SMK N 3 Salatiga.

Hasil observasi terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran pertemuan 1 siklus 2 dijelaskan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.15

Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pada Siklus II (Pertemuan 1)

Sumber: Keaktifan Siswa Siklus II

Berdasarkan tabel 4.15 hasil observasi keaktifan siswa pada siklus II pertemuan 1 (90,74%) dengan kriteria sangat tinggi melebihi indikator keberhasilan penelitian 85% dengan kriteria tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran PPKn dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas XII Geomatika SMK N 3 Salatiga.

No Rata-rata Pertemuan Rata-rata

(%)

1 Pertemuan 1 90,74%

(29)

4.Refleksi

a. Pertemuan Pertama

Kegiatan refleksi yang dilaksanakan pada pertemuan pertama berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer. Dari hasil pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa guru sudah memahami sintaks model pembelajaran Problem Based

Learning dan sudah menyusun skenario kegiatan pembelajaran yang baik. Sehingga siswa

menjadi aktif selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan siklus II pertemuan pertama sudah baik dan dilanjutkan pertemuan kedua untuk melaksanakan kegiatan evaluasi pembelajaran dengan teknis tes dan dikerjakan secara individu.

b. Pertemuan Kedua

Kegiatan refleksi pada pertemuan kedua masih sama dengan pertemuan pertama. Hasil refleksi berdasarkan hasil tes siswa dan sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa sesuai indikator keberhasilan penelitian.

5.Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar PPKn dan Keaktifan Siswa Pada Kondisi Awal, Siklus I Dan Siklus II, dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 4.16

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar PPKn Siswa Kelas XII Geomatika Pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

No Nilai Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah siswa (%) Jumlah siswa (%) Jumlah siswa (%) 1 Tidak Tuntas ≤ 75 28 78,8% 13 36,11% 0 0 2 Tuntas ≥ 75 8 22,2% 23 63,89% 36 100% Jumlah 36 100% 36 100% 36 100%

(30)

Nilai rata-rata 58 75,3 87

Nilai Tertinggi 80 84 100

Nilai Terendah 40 64 78

Sumber: Daftar Nilai Kondisi Awal, Siklus I, Dan Siklus II

Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar PPKn siswa kelas XII Geomatika SMK N 3 Salatiga sebelum menggunakan model pembelajaran Problem

Based Learning sangat rendah. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang ada di kelas XII

Geomatika sebanyak 36 siswa ada 28 siswa atau 78,8% yang tidak tuntas KKM ≥ 75, dan hanya 8 siswa atau 22,2% yang tuntas, nilai tertinggi 80, nilai terendah 40 dan nilai rata-rata 58.

Pada siklus I setelah diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning mengalami peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dari 36 siswa kelas XII Geomatika jumlah siswa yang mendapatkan nilai tuntas di atas KKM ≥ 75 berjumlah 23 atau 63,89% sedangkan sisanya 13 siswa atau 36,11% masih belum tuntas dengan nilai tertinggi adalah 84, nilai terendah 64 dan nilai rata-rata adalah 75,3.

Pada siklus II hasil belajar siswa setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran dari 36 siswa kelas XII Geomatika tidak ada siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM ≥ 75 artinya 100% tuntas. Hal ini ditunjukkan dengan nilai terendah siswa adalah 78 dan nilai tertinggi 100 dengan nilai rata-rata 87. Sehingga keberhasilan siswa secara klasikal dapat memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebesar 85%.

Adapun peningkatan keaktifan belajar siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.17

Perbandingan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelas XII Geomatika Pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

No Tahap Rata-rata

Jumlah Siswa Aktif

Rata-rata (%) Kriteria keaktifan siswa

(31)

1 Kondisi Awal 8 8,67% Rendah

2 Siklus I 20 56,94% Tinggi

3 Siklus II 33 90,74% Sangat Tinggi

Sumber: Lembar Observasi Keaktifan Siswa Kondisi Awal, Siklus I, Dan Siklus II

Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa keaktifan siswa kelas XII Geomatika SMK N 3 Salatiga pada kondisi awal sebelum menggunakan model pembelajaran Problem

Based Learning sangat rendah yaitu 8,67%. Pada siklus I setelah diterapkan model

pembelajaran Problem Based Learning mengalami peningkatan rata-rata keaktifan siswa mencapai 56,94% dengan kritera tinggi. Pada siklus II keaktifan siswa setelah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning menunjukkan kriteria sangat tinggi yaitu 90,74%.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa SMK N 3 Salatiga pada mata pelajaran PPKn setelah diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai tes siswa dan keaktifan siswa dari kondisi awal ke siklus I dan siklus II. Peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa dalam pembelajaran merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Pada kondisi awal hasil belajar dan keaktifan siswa masih rendah. Sebanyak 36 siswa kelas XII Geomatika hanya 8 siswa atau 22,2% yang tuntas, kemudian sisanya 28 siswa atau 78,8% tidak tuntas KKM ≥ 75 dan keaktifan siswa masih kurang saat pembelajaran berlangsung hal ini ditunjukkan oleh siswa yang aktif hanya 8,67%. Permasalahan hasil belajar dan keaktifan siswa yang rendah tersebut disebabkan oleh cara mengajar guru yang masih dominan menggunakan metode ceramah, yang hanya menempatkan siswa sebagai pendengar/penulis saja sehingga siswa menjadi pasif bahkan ketika guru mengajukan pertanyaan siswa hanya diam dan kurang bersemangat belajar.

Dari permasalahan tersebut peneliti kemudian memilih dan meyakini bahwa model pembelajaran Problem Based Learning apabila diterapkan pada pembelajaran PPKn di kelas XII Geomatika dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa. Secara teoritis hasil penelitian ini memperkuat pendapat Suyadi (Suyadi, 2013:130-131) yang menyatakan

Problem Based Learning adalah pembelajaran yang dimulai dengan permasalahan, dari

(32)

ini melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran aktif dan kolaboratif, serta berpusat kepada pemecahan masalah secara mandiri. Model pembelajaran Problem Based Learning menekankan pembelajaran yang aktif. Materi dikemas dalam bentuk contoh kasus, dan siswa dibagi dalam kelompok untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. Dalam kerja kelompok waktu dibatasi dan setelah selesai kerja kelompok siswa melanjutkan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan kelompok lain menanggapi/bertanya. Melalui penerapan model Problem Based Learning maka siswa dapat lebih aktif dan hasil belajarnya meningkat.

Pemilihan model pembelajaran Problem Based Learning sebagai solusi pemecahan masalah hasil belajar dan keaktifan siswa yang rendah pada kelas XII Geomatika juga didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dedi Dwitagama (2013), tentang “Peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa melalui model pembelajaran Problem

Based Learning pada mata pelajaran PPKn kelas X AK SMKN 3 Jakarta semester 2 Tahun

2013” yang menunjukkan hasil belajar pada siklus I 52,75%, siklus II 69,44% dan keaktifan siswa pada siklus I 63,82%, siklus II 83.35%. Selanjutnya penelitian dari Ashon L. Torun tentang “Upaya meningkatkan aktivitas siswa melalui model pembelajaran Problem Based

Learning pada mata pelajaran PKn kelas X AK SMKN 3 Jakarta semester 1 pada Tahun

2007/2008” menunjukkan hasil keaktifan siswa siklus 1 mencapai 70,33% dan siklus II 85,55%. Hasil penelitian yang dilakukan kedua peneliti menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa.

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan pada kelas XII Geomatika SMK N 3 Salatiga Semester 1 Tahun 2017/2018 melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa dapat ditunjukkan keberhasilan perolehan nilai ketuntasan dan keaktifan siswa yang meningkat melalui pembahasan berikut.

1. Siklus 1

Kegiatan pelaksanaan siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan pada tanggal 8 dan 9 November 2017. Setiap pertemuan dilaksanakan dalam alokasi waktu 90 menit. Pada akhir siklus I atau pertemuan kedua siswa mengerjakan soal evaluasi yang sudah disiapkan dalam bentuk soal pilihan ganda. Persiapan dan pelaksanaan siklus I berdasarkan sintaks model pembelajaran Problem Based Learning yang lebih

(33)

menekankan pada keaktifan siswa, karena siswa dituntut belajar dalam kelompok memecahkan masalah dengan batasan waktu yang telah ditentukan. Dari hasil evaluasi pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar, hal ini terlihat dari jumlah siswa yang mendapat nilai tuntas 23 siswa atau 63,89% yang sudah menunjukkan peningkatan dibanding kondisi awal, kemudian yang mendapat nilai tidak tuntas berjumlah 13 siswa atau 36,11% yang menunjukkan adanya penurunan nilai siswa yang tidak tuntas. Keaktifan siswa pada siklus 1 sudah menunjukkan peningkatan dibandingkan pada kondisi awal hal ini ditunjukkan persentase keaktifan siswa 56,94 % dengan kriteria sedang, kondisi siswa saat pembelajaran sudah menunjukkan keaktifan saat belajar kelompok, berpendapat dalam kelompok, sudah mulai aktif tanya jawab saat presentasi walaupun belum seluruhnya siswa aktif dan saat evaluasi masih ada siswa yang tidak tenang atau tengak-tengok mencari jawaban teman. Berdasarkan hasil belajar dan keaktifan siswa pada siklus 1 masih perlu adanya tindak lanjut pada siklus 2 karena belum mencapai indikator keberhasilan ketuntasan hasil belajar dan keaktifan siswa secara klasikal sebesar 85% dari seluruh siswa.

2. Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 22 dan 23 November 2017 dilaksanakan dalam 2 pertemuan, setiap pertemuan dilaksanakan dalam alokasi waktu 90 menit. Kegiatan siklus II masih sama pada siklus I, kegiatan pembelajaran tetap mengacu pada sintaks model pembelajaran Problem Based Learning. Hasil belajar dan keaktifan siswa kelas XII Geomatika pada siklus II, terlihat adanya peningkatan. Seluruh siswa sebanyak 36 siswa mendapatkan nilai tuntas KKM ≥ 75. Nilai terendah adalah 78 dan nilai tertinggi 100. Hasil belajar siklus II ini telah melebihi ketercapaian indikator keberhasilan yang ditentukan 85%. Keaktifan siswa pada siklus II sudah menunjukkan peningkatan yang sangat baik dibanding kondisi awal dan siklus I peningkatan ditunjukkan persentase keaktifan siswa yang sudah berhasil mencapai 90,74% dengan kriteria sangat tinggi, saat pelaksanaan presentasi sudah aktif banyak pertanyaan-pertanyaan yang diajukan serta sudah tertib saat mengerjakan soal evaluasi tidak ada siswa yang bertanya maupun tengak-tengok. Jadi kegiatan pembelajaran PPKn yang dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran

Problem Based Learning pada siswa kelas XII semester 1 Tahun 2017/2018 telah

(34)

Sehingga upaya meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa pada mata pelajaran PPKn dengan model pembelajaran Problem Based Learning telah berhasil.

Gambar

Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siswa Pada Kondisi Awal

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penyebab dari fenomena tersebut adalah penyebab budaya masyarakat, rendahnya penyerapan nilai dan norma agama, dan

GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat inflasi, suku bunga acuan yaitu BI Rate, nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, jumlah uang beredar, serta indeks

[r]

Untuk menentukan apakah pembelajaran problem solving benar efektif dalam meningkatkan motivasi belajar dan penguasaan konsep siswa pada materi stokiometri maka

600.000 di bank tersebut, maka berapakah banyaknya uang Andi pada pertengahan bulan Desember

yang paling baik dibanding 10 dan 20 dimana efisiensi kolektor surya ( η solar collector) tertinggi saat sudut kemiringan 30 dengan penggunaan kaca penutup bening

Untuk hal-hal yang belum jelas, dapat ditanyakan pada Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Landak Bidang Cipta Karya pada saat