• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR MODAL UNTUK MENINGKATKAN NILAI PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR MODAL UNTUK MENINGKATKAN NILAI PERUSAHAAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR MODAL UNTUK MENINGKATKAN

NILAI PERUSAHAAN

Risna Astea

rysninasmith@ymail.com

Nurul Widyawati

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

The decision on the fulfillment of funding at each company is very important to the survival of companies’life, as well as developing companies’opportunities amid an increaseingly tight business competition. Therefore, the company is required to have consideration in decision making and fund alternative in order to improve the company’s value. The human resources funding is closed with the capital structure. Capital structure is alignment between foreign capital and debt (long term and short term debt) with their own capital. A good capital structure is a capital structure that is to be able to improve company value. Basically, all of the capital structure is good, in this matter the company should determine the debt composition between debt and company capital according to the company condition so that able to maximize the company value. From the analysis which has been done by the writer at PT. Ultra Jaya Milk Industry and Trading Company Tbk, in the year of 2009-2011 there was a significant change of the capital structure, it indicated the own capital cost (Ke), Debt cost (Kd), and also Company capital cost (Ko).

Keywords: A Good Capital Structure, Improving The Company Value.

ABSTRAK

Keputusan mengenai pemenuhan pendanaan pada setiap perusahaan sangatlah penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, maupun kesempatan berkembang suatu perusahaan ditengah persaingan bisnis yang semakin ketat. Maka dari itu perusahaan harus memiliki pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan memilih alternatif pendanaan agar dapat meningkatkan nilai perusahaan. Pemenuhan sumber dana erat kaitannya dengan struktur modal. Struktur modal merupakan imbangan antara modal asing atau hutang ( hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek) dengan modal sendiri. Struktur modal yang baik adalah struktur modal yang bisa meningkatkan nilai perusahaan. Pada hakekatnya semua struktur modal adalah baik, dalam hal ini perusahaan harus menentukan komposisi antara hutang dengan modal sendiri tentunya dengan pertimbangan kondisi perusahaan pada saat itu agar tujuan perusahaan tercapai yaitu memaximumkan nilai perusahaan. Dari analisis yang dilakukan pada PT Ultra Jaya Milk Industry And Trading Company Tbk, antara tahun 2009 – 2011 ternyata terjadi perubahan struktur modal yang cukup signifikan, hal tersebut terlihat pada biaya modal sendiri (Ke), biaya hutang (Kd), biaya modal perusahaan (Ko).

Kata kunci: Struktur modal yang baik, Meningkatkan nilai perusahaan.

PENDAHULUAN

Di era globalisasi saat ini, banyak sekali terdapat persaingan bisnis yang sangat ketat. Baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar untuk mendapatkan nilai jual yang tinggi. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang bertujuan untuk menghasilkan laba dari kegiatan operasinya, dengan harapan agar dapat meningkatkan keuntungan. Maka dari itu perusahaan harus memiliki pertimbangan yang kuat dalam memilih alternativ sumber dananya. Dana dalam suatu perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang harus dipenuhi untuk menjalankan operasional perusahaan. Namun adakalanya perusahaan masih ragu dalam menentukan pilihan sumber dana yang akan digunakan. Ditambah dana

(2)

tersebut digunakan untuk suatu investasi yang diharapkan akan memperoleh tingkat pengembalian yang menguntungkan.

Manajemen perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam menata dan memanfaatkan peluang bisnis, yaitu dengan merencanakan struktur modal, dimana harus mempertimbangkan perbandingan proporsi dari sumber dana yang digunakan, karena masing – masing dana yang digunakan mengandung biaya modal.

Ditinjau dari asalnya sumber dana dapat dibedakan menjadi dua yaitu sumber dana yang berasal dari luar perusahaan (sumber dana ekstern) dan sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan (sumber dana intrn). Dalam pemilihan sumber dana, perusahaan harus menyesuaikan dengan jangka waktu penggunaan dana dalam perusahaan, dan dengan biaya yang murah sehingga tidak memberatkan perusahaan. Sumber dana intern yang berasal dari modal sendiri tidak akan menimbulkan beban tetap suatu perusahaan, tetapi apabila dana tersebut dihimpun dari luar perusahaan yang berupa hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek akan menimbulkan beban yaitu bunga dan angsuran.

Pemenuhan sumber dana jangka panjang erat kaitannya dengan struktur modal. Perusahaan harus menentukan komposisi antara hutang dengan modal sendiri yang tepat untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memaximummkan nilai perusahaan.

Pihak investor dalam hal ini akan memperhatikan struktur modal dari perusahaan dan menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut. Pada struktur modal yang penggunaan hutangnya dominan, investor akan berpikir bahwa laba yang diperoleh perusahaan sebagian besar akan digunakan untuk membayar hutang, belum lagi risiko apabila pada perusahaan terjadi kebangkrutan.

Keputusan mengenai pemenuhan kebutuhan dana sangat penting karena kelangsungan hidup memperkuat struktur permodalan, maupun kesempatan berkembang suatu perusahaan dalam iklim persaingan yang semakin ketat dewasa ini sangatlah dipengaruhi oleh ketersediaan dana akses perusahaan tersebut pada sumber dana yang tersedia.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji

apakah dengan

perubahan struktur modal

dapat meningkatkan nilai perusahaan. Mengingat semua struktur modal adalah baik maka dicarilah alternatif untuk merubah struktur modal yang lebih baik agar nilai perusahaan meningkat. Penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya yaitu hal jangka waktu pengambilan sampel lebih panjang, menggunakan sampel antara tahun 2009 – 2011. Penambahan periode pengamatan dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lebih banyak dan hasil yang lebih baik.

TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Teori Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi (Sutrisno 2009 : 9). Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak – pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan. Pihak – pihak yang berkepentingan tersebut antara lain manajemen, pemilik, kreditor, investor, dan pemerintah.

Laporan keuangan yang utama terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. (1)Neraca merupakan suatu gambaran sesaat nilai akuntansi perusahaan pada tanggal tertentu, seakan – akan perusahaan tetap berada pada saat tertentu. Neraca mempunyai dua sisi, sisi kiri adalah aktiva dan sisi kanan adalah hutang (kewajiban) dan ekuitas (modal) pemegang saham (Dermawan Sjahrial,2009 : 17). (2)Laporan laba rugi menurut (Sutrisno 2009 : 10) adalah laporan yang menunjukkan hasil

(3)

kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Laporan ini bisa digunakan sebagai indikator keberhasilan perusahaan dalam menjalankan usahanya selama satu periode tertentu. (3)Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan informasi mengenai perubahan modal perusahaan akibat operasi perusahaan dan transaksi dengan pemilik pada satu periode akuntansi tertentu. (4)Laporan arus kas meringkas aliran kas masuk dan keluar perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Laporan kas diperlukan karena dalam beberapa situasi, laporan laba rugi tidak cukup akurat untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. (Mamduh M Hanafi 2008 : 33).

Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007 : 5), sbb : 1) Laporan keuangan menyajikan informasi tentang posisi keuangan (aktiva, hutang dan modal pemilik) pada suatu saat tertentu. 2) Laporan keuangan menyajikan informasi kinerja (prestasi) perusahaan. 3) Laporan keuangan menyajikan informasi tentang perubahan posisi keuangan perusahaan. 4) Laporan keuangan mengungkapkan informasi keuangan yang penting dan relevan dengan kebutuhan para pengguna laporan keuangan.

Karakteristik laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007 : 9), terdapat empat karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan yaitu dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan.

Modal

Masalah modal dalam perusahaan merupakan persoalan yang tidak akan berakhir mengingat masalah modal itu mengandung begitu banyak dan berbagai rupa aspek, sehingga kini diantara para ahli ekonomi belum terdapat kesatuan pendapat tentang apa yang disebut modal. Pada permulaan orientasi dari pengertian modal adalah Physical

oriented yaitu pengertian modal yang klasik, dimana modal adalah sebagai hasil produksi

yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Menurut (Bambang Riyanto 2011 : 18) yang mengartikan modal adalah baik yang berupa barang – barang kongkret yang masih ada didalam rumah tangga perusahaan yang terdapat neraca sebelah debit (modal kongkret) maupun berupa daya beli atau nilai tukar dari barang – barang tersebut yang tercatat disebelah kiri kredit (modal abstrak).

Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri (Martono Harjito, 2010 : 240).

Faktor – faktor penentu struktur modal menurut Martono Harjito (2010 : 255) yang perlu dipertimbangkan 1) persesuaian atau suitability, 2) pengawasan atau control 3), laba atau earning per share 4) dan tingkat risiko atau riskness.

Faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal yang utama adalah 1) tingkat bunga, 2) stabilitas dari “earning”, 3) susunan dari aktiva 4) kadar risisko dari aktiva 5) besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, 6) keadaan pasar modal, 7) sifat manajemen, 8) besarnya suatu perusahaan.

Leverage

Leverage dalam pengertian bisnis mengacu pada penggunaan asset dan sumber dana

oleh perusahaan dimana dalam penggunaan asset atau dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap atau beban tetap lihat ( Martono Harjito, 2010 : 295). Penggunaan asset atau dana tersebut pada akhirnya dimaksudkan untuk meningkatkan keuntungan potensial bagi pemegang saham.

(4)

Macam – macam leverage, dalam suatu perusahaan dikenal dua macam leverage yaitu 1) Leverage operasi (operating leverage) adalah penggunaan aktiva yang menyebabkan perusahaan harus menanggung biaya – biaya operasi tetap, biaya tetap tersebut biasanya berupa penyusutan. Seperti biaya penyusutan gedung dan peralatan kantor, biaya asuransi dan biaya lain yang muncul dari penggunaan fasilitas dan biaya manajemen. Dalam jangka panjang, semua bersifat variabel artinya dapat berubah sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan. 2) Leverage keuangan (financial leverage) menurut Martono Harjito (2010 : 300) merupakan penggunaan dana dengan beban tetap dengan harapan atas penggunaan dana tersebut akan memperbesarpendapatan per lembar saham ( earning per share, EPS ). Masalah leverage keuangan baru timbul setelah perusahaan menggunakan dana dengan beban tetap. Perusahaan yang menggunakan dana dengan beban tetap dikatakan menghasilkan leverage yang menguntungkan atau efek yang positif apabila pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tersebut lebih besar dari pada beban atas penggunaan dana yang bersangkutan, beban tetap yang dimaksud misalnya obligasi.

Teori – Teori Struktur Modal

Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan, kalau keputusan investasi dan kebijakan deviden dipegang konstan. Dengan kata lain, seandainya perusahaan mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang (atau sebaliknya) apakah harga saham akan berubah, apabila perusahaan tidak merubah keputusan – keputusan keuangan lainnya. Dengan kata lain, kalau perubahan struktur modal tidak merubah nilai perusahaan, berarti bahwa tidak ada struktur modal yang terbaik. Semua struktur modal adalah baik. Tetapi, kalau dengan merubah struktur modal ternyata nilai perusahaan berubah, maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik. Struktur modal yang memaximumkan nilai perusahaan, atau harga saham, adalah struktur modal yang terbaik.

Ada dua keadaan yang dikemukakan dalam teori struktur modal lihat ( Husnan dan Pudjiati, 2006 : 293) 1) struktur modal pada pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak adalah pasar modal yang kompetitif. Dalam pasar tersebut antara lain tidak dikenal biaya kebangkrutan, tidak ada biaya transaksi, bunga simpanan dan pinjaman sama yang berlaku untuk semua pihak.

Asumsi-asumsi lain untuk mempermudah analisis adalah sebagai berikut lihat Husnan dan Pudjiastuti (2006 : 294) :

a. Laba operasi yang diperoleh setiap tahunnya dianggap konstan. Ini berarti bahwa perusahaan tidak merubah keputusan investasinya.

b. Semua laba yang tersedia bagi pemegang saham dibagikan sebagai deviden.

c. Hutang yang dipergunakan bersifat permanen. Ini berarti bahwa hutang yang jatuh tempo akan diperpanjang lagi. Asumsi ini hanya untuk mempermudah perhitungan biaya hutang (cost of debt) dan membuat hutang serta modal sendiri comparable.

d. Pergantian struktur hutang dilakukan secara langsung. Artinya, apabila perusahaan menambah hutang, maka modal sendiri dikurangi, dan sebaliknya.

Analisa bisa dilakukan dengan melihat pada nilai perusahaan atau harga saham. Analisa yang sama juga bisa dilakukan dengan melihat biaya modal perusahaan. Apabila tujuan kita adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan, maka tujuan ini dengan menurunkan biaya modal perusahaan.

Teori struktur modal yang dikembangkan oleh beberapa ahli, terutama digunakan untuk mengetahui perusahaan bisa meningkatkan kemakmuran pemegang saham melalui perubahan struktur modal. Dalam pembahasan kali ini akan digunakan beberapa notasi yang akan digunakan dalam berbagai formulasi lihat (Sutrisno, 2009 : 256) :

(5)

O = Laba bersih operasi (EBIT)

F = Bunga hutang yang dibayarkan oleh perusahaan E = Laba yang tersedia bagi pemilik

S = Nilai pasar modal sendiri B = Nilai pasar hutang

V = Total nilai perusahaan yakni S + B

Ke = Biaya modal sendiri atau return yang diharapkan Kd = Biaya modal hutang atau tingkat bunga hutang Ko = Biaya modal rata – rata tertimbang.

Menurut Husnan dan pudjiastuti (2006 : 296) Adapun biaya modalnya terdiri dari : 1) Biaya modal sendiri (Ke)

Biaya ini menunjukan tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik modal sendiri atas dana yang mereka serahkan ke perusahaan.

Ke =

Di mana : E = laba yang tersedia bagi pemilik perusahaan S = nilai pasar modal

2) Biaya hutang (Kd)

Biaya ini menunjukan biaya modal yang disyaratkan oleh para kreditor. Kd =

Di mana: F = bunga hutang yang dibayarkan oleh perusahaan B = nilai hutang

3) Biaya modal perusahaan (Ko)

Biaya modal perusahaan tidak lain merupakan biaya modal rata-rata tertimbang. Ko = atau Ko = Ke + Kd

Di mana ; O = laba operasi V = nilai perusahaan

Dalam hal ini nilai perusahaan (V) = B + S

2)Struktur modal pada pasar sempurna dan ada pajak adalah Dalam keadaan ada pajak, Modigliani dan Miller lihat Husnan dan Pudjiastuti (2006 : 269) berpendapat bahwa keputusan pendanaan menjadi relevan. Hal ini disebabkan oleh karena pada umumnya bunga yang dibayarkan (karena menggunakan hutang) bisa dipergunakan untuk mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak. Dengan kata lain, apabila ada dua perusahaan yang memperoleh laba operasi yang sama, tetapi yang satu menggunakan hutang (dan membayar bunga) sedangkan satunya tidak, maka perusahaan yang membayar bunga akan membayar pajak penghasilan yang lebih kecil. Karena menghemat membayar pajak merupakan manfaat bagi pemilik perusahaan, maka tentunya nilai perusahaan yang menggunakan hutang akan lebih besar dari nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang.

Biaya Modal

Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba yang ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan (Martono dan Harjito, 2010 : 201). Faktor – faktor yang mempengaruhi biaya modal menurut Warsono

(6)

(2003 : 137) adalah 1) Kondisi ekonomi umum, 2) Kondisi pasar, 3) Keputusan operasi dan pembelanjaan, dan 4) jumlah pembelanjaan. Fungsi dari biaya modal sendiri adalah Biaya modal lihat Martono dan Harjio (2010 : 202) biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menetukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya

Dalam merencanakan struktur modal harus dipertimbangkan perbandingan antara dana yang bersumber dari pemilik atau modal sendiri dan kewajiban jangka panjang yang diperhitungkan, mengingat risiko perusahaan dan kebutuhan dalam penutup hutang harus menghasilkan tingkat keuntungan yang dapat diterima.

Proporsi dari sumber dana yang akan digunakan perlu di pertimbangkan karena masing-masing dana yang akan digunakan mengandung biaya modal. Perhitungan biaya modal bermanfaat untuk mengevaluasi sejauh mana penggunaan setiap jenis modal dapat dipertanggungjawabkan, sehingga besar kecilnya biaya modal tergantung pada proporsi modal atau struktur modal yang digunakan.

Nilai Perusahaan

Tujuan daripada optimalisasi struktur modal adalah untuk meningkatkan nilai perusahaannya. Menurut Warsono (2003 : 136) Nilai perusahaan merupakan penjumlahan antara nilai ekuitas dengan utang, dan nilai keseluruhan dari perusahaan sebagai going

concern, perusahaaan yang sedang berjalan, bukan perusahaan yang dilikuidir

Perusahaan dalam bentuk perseroan terbatas (PT), nilai perusahaan dapat dinyatakan dalam nilai-nilai sahamnya di pasar karena harga pasar saham mencerminkan tingkat keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan tersebut. Dengan nilai perusahaan yang tinggi akan meningkatkan kemakmuran para pemilik modal sendiri. Nilai perusahaan secara keseluruhan dapat juga terdiri nilai saham-saham di pasar dan nilai hutangnya.

Nilai perusahaan dapat dilihat dari dua aspek, yaitu harga saham dan biaya modal keseluruhan. Aspek harga saham dapat diukur dari pendapatan per lembar saham (EPS). Semakin tinggi EPS maka jumlah permintaan akan saham tersebut akan meningkat sehingga harga saham meningkat. Kenaikan harga saham akan meningkatkan nilai perusahaan tersebut. Dari aspek biaya modal keseluruhan, semakin rendah biaya modal yang ditanggung perusahaan maka nilai perusahaan tersebut akan meningkat.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih untuk mewakili populasi yang menjadi objek penelitian. Teknik pengambilan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hanya meneliti pada satu perusahaan yaitu PT Ultra Jaya Milk Industry And Trading Company Tbk yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen

Struktur modal

Struktur modal adalah perbandingan antara penggunaan hutang jangka dan modal sendiri (saham). Pengukurannya yaitu menghitung besarnya biaya modal (Kd, Ke dan Ko) :

(7)

Kd

=

x 100 %

keterangan : Kd = Tingkat pendapatan utang perusahaan atau biaya modal.

Ke = x 100 %

Keterangan : Ke = Tingkat pendapatan saham biasa atau biaya modal saham. Ko

=

x 100 %

Keterangan : Ko = Tingkat kapitalisasi perusahaan secara keseluruhan.

Variabel Dependen Nilai perusahaan

Nilai perusahaan adalah nilai keseluruhan dari perusahaan sebagai going concern atau perusahaan yang sedang berjalan. Pengukuranya ada dua, yaitu :

1) Di lihat dari biaya modal

Semakin besar biaya modalnya maka semakin menurun nilai perusahaannya, begitu juga sebaliknya.

V = B + S

2) Di lihat dari harga saham

Semakin besar pendapatan per lembar saham (earning per share, EPS) maka semakin meningkat nilai perusahaan, begitu sebaliknya.

Pendapatan per lembar saham EPS =

Pengujian Hipotesis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan data kuantitatif. Prosedur analisis yang digunakan adalah :

1. Menghitung besarnya (Ke, Kd, dan Ko) dan (earning per share,EPS) serta menghitung perubahan struktur modal yang terjadi antara tahun 2009-2011.

 Ke

=

x 100 %

 Kd

=

x 100 %

 Ko

=

x 100 %

2. Merubah struktur modal agar dapat meningkatkan jumlah pendapatan per lembar saham (EPS) pada tahun 2010 – 2011.

(8)

Pendapatan per lembar saham EPS

=

3. Merubah struktur modal agar dapat menurunkan besarnya biaya modal keseluruhan (Ko) pada tahun 2010 – 2011.

4. Menguji hipotesis dengan cara melihat besarnya nilai perusahaan sebelum dan sesudah perubahan srtuktur modal.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bersumber dari laporan keuangan perusahaan PT Ultra Jaya Milk Industry And Trading Company Tbk maka dapat diketahui besarnya biaya modal pada setiap tahunnya sebagai berikut :

Perhitungan Ke, Kd, Ko dan earning per sharea( EPS) pada tahun 2009 1. Biaya modal sendiri (Ke)

Ke = Ke = x 100 % Ke = x 100% Ke = x 100% Ke = 0,148813 Ke = 14,8813 2. Biaya hutang (kd) Kd =

Kd = x 100% Kd = 0,216963 Kd = 21,6963

2.

Biaya modal perusahaan ( Ko)

Ko= Ko = x 100 % Ko = x 100 % Ko = x 100 % Ko = 0,1622089 Ko = 16, 2209

3.

Pendapatan per lembar saham (EPS)

(9)

=

=

= 32,3969

 Perhitungan Ke, Kd, Ko dan EPS pada tahun 2010.

1.

Biaya modal sendiri (Ke) Ke =

Ke = x 100 % Ke = x 100% Ke = x 100% Ke = 0,243833 Ke = 24,3833

2.

Biaya hutang (Kd) Kd = Kd = x 100% Kd = 0,140813 Kd = 14, 0813

3.

Biaya modal perusahaan (Ko) Ko= Ko = x 100 % Ko = x 100 % Ko = x 100 % Ko = 0,216426 Ko = 21,6426

4.

Pendapatan per lembar saham (EPS)

(10)

= =

= 53,0828

 Perhitungan Ke, Kd, Ko dan EPS pada tahun 2011

1.

Biaya modal sendiri (Ke) Ke = Ke= x 100 % Ke = x 100 % Ke = x 100 % Ke = 0,245568 Ke = 24,5568

2.

Biaya hutang (Kd) Kd = Kd = x 100 % Kd = 0,163437 Kd = 16,3437

3.

Biaya modal perusahaan (Ko) Ko= Ko = x 100 % Ko = x 100 % Ko = x 100 % Ko = 0,228159 Ko = 22,8159

4.

Pendapatan per lembar saham (EPS)

(11)

=

=

= 53,4607

Tabel dibawah ini merupakan hasil ringkasan perhitungan diatas besarnya Ke, Kd, Ko dan earning per share (EPS) antara tahun 2009 – 2011.

Tabel 1

Hasil dari Perhutungan biaya modal dan EPS antara tahun 2009 – 2011.

sumber : diolah dari Neraca, dan Laporan Laba Rugi.

Jika melihat tabel di atas, dapat dipastikan terjadi perubahan struktur modal perusahaan. Dari tahun 2009 sampai tahun 2011 terjadi perubahan yang cukup signifikan, oleh karena itu dapat diketahui besarnya perubahan tersebut pada tabel di bawah ini.

Tabel 2

Perubahan struktur modal perusahaan antara tahun 2009-2011

Jenis modal 2009 2010 2011 Modal sendiri (saham) 628.806.841.727 628.806.841.727 628.806.841.727 Hutang jangka panjang 153.822.226.576 227.914.581.277 169.140.887.640 Jumlah modal 782.629.068.303 856.721.423.004 797.947.729.367

sumber :diolah dari Laporan posisi keuangan konsolidasi dan Neraca konsolidasi

Pada tabel di atas dapat di lihat, terjadi kenaikan hutang jangka panjang pada tahun 2010 sebesar Rp 74.092.354.701,00 yang semula pada tahun 2009 Rp 153.822.226.576,00 menjadi ditahun 2010 Rp 227.914.581.277,00 sedangkan nilai sahamnya tetap. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan pada tahun 2010 membutuhkan dana sebesar Rp 74.092.354.701,00 dan untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut perusahaan menambah jumlah hutang jangka panjangnya sehingga terjadi peningkatan. Tetapi jika di lihat lagi pada tahun 2011 justru terjadi penurunan hutang jangka panjang yaitu sebesar Rp 58.773.693.637,00 dari tahun 2010 Rp 227.914.581.227,00 menjadi di tahun 20101 yaitu sebesar Rp 169.140.887.640,00 dan ini menunjukan bahwa di tahun 2011 perusahaan mengurangi jumlah hutang jangka panjangnya, meskipun jumlah tersebut masih jauh bila di bandingkan dengan tahun 2009 yang penggunaan hutang jangka panjangnya lebih rendah bila dibanding tahun - tahun berikutnya. Dan jika dibandingkan tahun 2011 dengan tahun 2009 terdapat selisih Rp 15.318.661.064,00.

UJI HIPOTESIS

Sebenarnya semua struktur modal itu baik, tetapi kalau dengan merubah struktur modal ternyata nilai perusahaan meningkat maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik. Untuk itu perlu dilakukan uji coba untuk merubah struktur modal dengan harapan

Keterangan 2009 2010 2011 Ke 14,8813 24,3833 24,5568 Kd 21,6963 14,0813 16,3437 Ko 16,2209 21,6462 22,8159 EPS Rp32,3969 Rp53,0828 Rp53,4607

(12)

untuk meningkatkan nilai perusahaan. Dalam hal ini alternatif struktur modal yang akan dikemukakan, yaitu :

1. Alternatif pertama

Pada alternatif ini, kebutuhan dana perusahaan pada tahun 2010 jika dibanding dengan tahun 2009 sebesar Rp 74.092.354.701,00 akan diperoleh dengan menggunakan sumber dari modal sendiri dengan cara menerbitkan saham baru. Untuk itu jumlah lembar saham yang dibutuhkan adalah sebesar : (Keterangan : harga pasar saham Rp 200 dan saham perusahaan beredar seluruhnya adalah 2.888.382.000 saham)

Penerbitan saham baru =

=

= 370.461.773

Nilai saham setelah penerbitan saham baru Nilai saham lama = 628.806.841.727 Nilai saham baru =

Jumlah lembar saham akan menjadi Jumlah saham lama = 2.888.382.000 Penerbitan saham baru =

Dengan demikian struktur modal setelah perubahan Hutang jangka panjang = 153.822.226.576

Modal sendiri (saham) =

Dari perubahan struktur modal di atas maka dapat dihitung besarnya (Ke,Kd,Ko, dan EPS) adalah sebagai berikut :

1.

Biaya modal sendiri (Ke) Ke =

Ke = x 100 % Ke = x 100% Ke = x 100% Ke = 0,218130 Ke = 21,8130

(13)

2.

Biaya hutang (Kd) Kd =

Kd = x 100% Kd = 0,216963

Kd = 21,6963

3.

Biaya modal perusahaan Ko= Ko = x 100 % Ko = x 100% Ko = x 100% Ko = 0,216462 Ko = 21,6462

4.

Pendapatan per lembar saham (EPS)

EPS =

=

=

= 47,0484

Hasil perhitungan di atas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3

Perubahan biaya modal dan EPS pada alternarif pertama tahun 2009 dan 2010 Keterangan 2009 2010 Perubahan

Ke 14,8813 24,3833 21,8130 Kd 21,6963 14,0813 21,6963 Ko 16,2209 21,6462 21,6462 EPS Rp32,3969 Rp53,0828 Rp47,0484

Hasil perhitungan dari Laporan Laba Rugi

Jika melihat tabel diatas telah terjadi perubahan pada biaya modal dan juga EPS. Dibanding dengan tahun 2010 sebelumnya perubahan ini dirasa jauh lebih baik, karena dengan hutang yang sama rendahnya dengan tahun 2009 ternyata masih bisa meningkatkan nilai EPS. Meskipun nilai EPSnya tidak lebih tinggi dari tahun 2010 karena tahun 2010 perusahaan harus menambah biaya hutang hingga Rp 74.092.354.701,00. Hal ini tentunya menguntungkan perusahaan, karena tanpa menambah jumlah hutang nilai EPS dari perusahaan tersebut dapat meningkat.

(14)

Untuk tahun 2011, sepertinya perusahaan mengamati dari tahun sebelumnya bahwasanya ditahun 2010 terlalu tinggi jumlah hutang yang digunakan sehingga perusahaan menanggung beban yang cukup tinggi, untuk itu ditahun 2011 perusahaan lebih memilih menurunkan nilai hutangnya yang semula ditahun 2010 Rp 227.914.581.277 menjadi Rp169.140.887.640. meskipun hutangnya diturunkan ternyata ditahun 2011 masih bisa meningkatkan nilai perusahaan dan EPS. Terbukti pada tabel dibawah ini :

Tabel 4

Perbandingan biaya modal antara tahun 2010 - 2011 Keterangan 2010 2011

Ke 24,3833 24,5568 Kd 14,0813 16,3437 Ko 21,6462 22,8159 EPS Rp 53,0828 Rp 53,4607

Hasil perhitungan dari Laporan Laba Rugi, Neraca

2. Alternatif kedua

Antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 terjadi peningkatan biaya modal (Ke) yaitu pada tahun 2009 dengan 2010 dari 14,8813 naik menjadi 24,3833 lihat (tabel 1)terjadi kenaikan sebesar (9,502) dan dari tahun 2010 dengan tahun 2011 dari 24,3833 naik menjadi 24,5568 yaitu sebesar (0,1735). Sebenarnya kenaikan ini akan menguntungkan bagi pemilik perusahaan (pemilik saham), tetapi tidak bagi pihak manajemen (manajemen keuangan). Kenaikan ini kurang menguntungkan karena akan menambah beban biaya modal perusahaan khususnya biaya modal sendiri (saham). Kenaikan ini sendiri disebabkan adanya kenaikan laba usaha perusahaan tetapi nilai saham perusahaan tetap.

Dalam alternatif ini dicoba untuk merubah struktur modal perusahaan dengan asumsi biaya modal sendiri (Ke) tetap. Yang pertama untuk tahun 2009 – 2010.

1. Biaya modal sendiri (Ke) Ke = Ke = x 100 % 0,148813 = 0,148813 = S = 1.030.310.650.595 2. Biaya hutang (Kd) Kd = Kd = x 100%

(15)

Kd = 0,216963 Kd = 21,6963

2. Biaya modal perusahaan (Ko) Ko=

Ko = x 100 %

Ko = x 100 %

Ko = x 100 % Ko = 15,6584

Dalam perhitungan diatas terjadi perubahan nilai modal sendiri (saham) sebesar Rp 1.030.310.650.595,00. Dalam hal ini terjadi kenaikan nilai saham sebesar Rp 401.503.808.868,00. Dari Rp 628.806.841.727,00 menjadi Rp 1.030.310.650.595,00 Sehingga jumlah lembar saham yang beredar juga meningkat. (Keterangan : harga pasar saham Rp 200 dan saham perusahaan yang beredar adalah 2.888.382.000 saham)

Penerbitan saham baru =

=

= 2.007.519.044 Jumlah saham yang baru menjadi :

Jumlah saham lama = 2.888.382.000 Jumlah saham baru =

Dengan demikian struktur modal setelah perubahan adalah : Hutang jangka panjang = 153.822.226.576

Modal sendiri = Jadi pendapatan perlembar saham (EPS)

EPS =

(16)

= = 31,3167

Dari perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5

Keterangan 2010 Setelah Perubahan Ke 24,3833 14,8813 Kd 14,0813 21,6963 Ko 21,6462 15,6584 EPS Rp 53,0828 Rp 31,3167

Sumber : diolah dari Laporan laba rugi

Dari perhitungan diatas, Nampak terjadi perubahan yaitu terjadinya penurunan biaya modal perusahaan dari semula 21,6462 menjadi 15,6584. Dengan demikian nilai perusahaan akan menjadi lebih baik setelah perubahan struktur modal. Sehingga hipotesis yang diajukan diterima.

Dalam alternatif selanjutnya dicoba untuk merubah struktur modal perusahaan dengan asumsi biaya modal sendiri (Ke) tetap. Yang kedua untuk tahun 2010 – 2011.

1. Biaya modal sendiri (Ke) Ke = Ke = x 100 % 0,148813 = 0,148813 = = = 1.037.644.774.146 2. Biaya hutang (Kd) Kd = Kd = x 100% Kd = 0,216963 Kd = 21,6963

3. Biaya modal perusahaan (Ko) Ko=

Ko = x 100 %

Ko = x 100 %

(17)

Ko = 15,2802

Dalam perhitungan diatas terjadi perubahan nilai modal sendiri (saham) sebesar Rp 1.037.644.774.146,00. Dalam hal ini terjadi kenaikan nilai saham sebesar Rp 408.837.932.419,00. Dari Rp 628.806.841.727,00 menjadi Rp 1.037.644.774.146,00 Sehingga jumlah lembar saham yang beredar juga meningkat. (Keterangan : harga pasar saham Rp 200 dan saham perusahaan yang beredar adalah 2.888.382.000 saham).

Penerbitan saham baru =

=

= 2.044.189.662 Jumlah saham yang baru menjadi :

Jumlah saham lama = 2.888.382.000 Jumlah saham baru =

Dengan demikian perubahan struktur modal setelah perubahan adalah : Hutang jangka panjang = 153.822.226.576

Modal sendiri =

Jadi pendapatan perlembar saham (EPS) :

EPS =

=

= 31,3051

Dari perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6

Keterangan 2011 Setelah Perubahan Ke 24,5568 14,8813 Kd 16,3437 21,6963 Ko 22,8159 15,2802 EPS Rp 53,4607 Rp 31,3051

Sumber : diolah dari Laporan laba rugi

Dari perhitungan diatas, nampak terjadi perubahan yaitu terjadinya penurunan biaya modal perusahaan dari semula 22,8159 menjadi 15,2802. Dengan demikian nilai perusahaan akan menjadi lebih baik setelah perubahan struktur modal. Sehingga hipotesis yang diajukan diterima.

(18)

SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan

Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) Semua struktur

modal itu baik, tetapi kalau dengan merubah struktur modal ternyata nilai perusahaan

meningkat maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik. (2) Dengan merubah struktur

modal ternyata dapat diperoleh hasil yang lebih baik yaitu meningkatkan nilai perusahaan.

(3) Perusahaan juga perlu memikirkan alternatif pendanaan untuk kelangsungan hidup perusahaan baik pendanaan dari dalam dan pendanaan dari luar perusahaan.

Keterbatasan

Keterbatasan utama yang terdapat dalam penelitian ini adalah bahwa data yang dipergunakan yaitu laporan keuangan antara tahun 2009 – 2011 (hanya 3 tahun), mungkin belum dirasakan efek dari perubahan struktur modal pada perusahaan sampel. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya dikembangkan yaitu dengan cara tahun yang digunakan jangka waktu penelitian lebih panjang (5-6 tahun). Sehingga dapat diketahui perkembangan dari tahun ke tahun perusahaan sampel.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Hanafi mamduh. 2009 Manajemen Keuangan, Edisi pertama Cetakan ke dua, BPFE, Yogyakarta

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007 Standart Akuntansi keuangan, buku satu, salemba empat, Jakarta.

Martono dan Agus Harjito. 2010 Manajemen Keuangan, Edisi kedelapan, Ekonisia Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta.

Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian. 2004 Manajemen Keuangan Satu, Edisi kedua, P.T. Prenhallindo, Jakarta

Riyanto Bambang. 2010 Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi keempat, BPFE Yogyakarta.

Sjahrial Dermawan. 2010 Manajemen Keuangan Lanjutan, Edisi pertama, Mitra wacana media, jakarta.

Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. 2006 Dasar – Dasar Manajemen Keuangan, Edisi kelima UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Sutrisna Irwan. 2005 Penelitian Terdahulu, Analisis Perubahan Struktur Modal Untuk Meningkatkan Nilai perusahaan Pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, yang tercatat pada PRPM.

Sutrisno. 2009 Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, Edisi pertama, Ekonisia Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta.

Warsono. 2003 Manajemen Keuangan Perusahaan Edisi ketiga, Bayumedia Publishing, Malang, 2.

Referensi

Dokumen terkait

Selain menjadi sumber infeksi, ukuran tonsil dan adenoid yang besar pada anak juga Selain menjadi sumber infeksi, ukuran tonsil dan adenoid yang besar pada anak juga dapat menyebabkan

Penelitian lain menghasilkan kesimpulan yang relatif sama, harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian terlihat dari semakin sesuai harga yang diberikan

Penelitian ini terdiri atas proliferasi kalus embriogenik, pendewasaan, perkecambahan embrio somatik (ES), pertumbuhan tunas dan akar. Penelitian terdiri atas

Madu di Kota Batu ini menggunakan tema “ Biomimicry Architecture”, karena dapat mengambil sumber pembelajaran dari kehidupan lebah madu, baik berupa proses

dari orang kafir. Yang demikian itu karena Allah adalah wali bagi orang yang beriman. Orang kafir tidak memiliki wali. Sesungguhnya wali kamu adalah Allah dan Rasul-Nya.

Berdasarkan latar belakang masalah, maka untuk memperjelas arah kegiatan penelitian dan pengembangan yang akan dilaksanakan, maka diidentifikasi masalah penelitian

Republik Indonesia bertugas : Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan;

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merasa tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam suatu penelitian yang berjudul : “Pengaruh Kreativitas Belajar dan