• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KETENTUAN WAKTU KERJA BAGI KARYAWAN BANK RAKYAT INDONESIA UNIT SIMBARWARINGIN LAMPUNG TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI KETENTUAN WAKTU KERJA BAGI KARYAWAN BANK RAKYAT INDONESIA UNIT SIMBARWARINGIN LAMPUNG TENGAH"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KETENTUAN WAKTU KERJA BAGI KARYAWAN BANK

RAKYAT INDONESIA UNIT SIMBARWARINGIN

LAMPUNG TENGAH

Dwi Kartika

Jurusan Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum

Universitas Lampung, Jl Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng

Bandar Lampung 35145

e-mail : dwi.kartika161@ymail.com

ABSTRAK

Tenagakerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun kebutuhan untuk masyarakat. Pengusaha adalah orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri, bukan milik sendiri atau berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

Tenaga kerja memiliki aturan waktu kerja yang telah diatur dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 yang dimuat dalam Pasal 77 dan 78. Karyawan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sering bekerja melewati batas waktu yang telah ditentukan pemerintah dan peraturan perusahaan, seharusnya jika melewati ketentuan waktu kerja, mereka mendapatkan upah lembur akan tetapi mereka tidak mendapatkan upah lembur. Hal ini dianggap tidak sesuai dengan peraturan yang ada dan ini merupakan masalah pokok.

Penelitian ini menggunakan dua macam pendekatan, yang dilakukan secara yuridis normative dan pendekatan yuridis empiris. Penelitian ini menggunakan metode penentuan nara sumber, sedangkan data yang digunakan adalah data sekunder, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriftif dan ditarik kesimpulan berdasarkan metode induktif.

Berdasarkan hasil penelitian, implementasi ketentuan waktu kerjakaryawan Bank Rakyat Indonesia Unit Simbarwaringin Lampung Tengah baik karyawan tetap maupun karyawan kontrak mentaati peraturan kerja yang sama, yaitu sesuai dengan peraturan perusahaan yang berupa surat edaran direksi dan telah ditetapkan oleh pihak perusahaan. Surat Edaran Direksi milik Bank Rakyat Indonesia ini tidak bertentangan dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 77. Akan tetapi masa berlaku surat edaran direksi tersebut perlu diperbaharui dan disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Faktor yang penghambat dan pendorong implementasi ketentuan waktu kerja karyawan Bank Rakyat Indonesia adalah kultur dari masyarakat serta kebiasaan masyarakat yang berada di wilayah kecamatan trimurjo yang masih sangat tradisional.

Kata Kunci: Implementasi, Tenaga Kerja

1. PENDAHULUAN

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun kebutuhan untuk masyarakat.

Pengusaha adalah orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang

menjalankan suatu perusahaan milik sendiri, bukan milik sendiri atau berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

(2)

dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.1

BUMN menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.

Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan.

Dari uraian diatas perusahaan merupakan bentuk usaha yang dimiliki Negara maupun swasta dimana perusahaan tersebut membutuhkan pekerja atau buruh yang kemudian akan diberikan upah atau imbalan. Dimana para pekerja tersebut dibatasi oleh waktu kerja setiap harinya untuk mempertahankan hak-hak pekerja dari kesewenang-wenangan pengusaha. Karena setiap pekerja memiliki hak untuk beristirahat.

Waktu kerja pekerja telah diatur dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 77 yang menyatakan :

(1).Setiap pengusaha melaksanakan ketentuan waktu kerja

(2).Waktu kerja sebagaimana diatur dalam ayat (1) meliputi :

1Pasal 1 Bab 1 ketentuan umum Undang-Undang ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003

a. 7 jam satu hari dan 40 jam satu minggu untuk 6 hari kerja dalam satu minggu

b. 8 jam satu hari dan 40 jam satu minggu untuk 5 hari kerja dalam satu minggu

(3).Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu.

Pasal 78

(1) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (2) harus memenuhi syarat:

a. Ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan; dan b. Waktu kerja lembur hanya

dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empatbelas) jam dalam 1 (satu) mingggu. (2) Pengusaha yang mempekerjakan

pekerja/buruh yang melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib membayar upah lembur.

(3) Ketentuan waktu kerja lembur tidak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b tidak berlaku bagi sektor usaha untuk pekerja tertentu. (4) Ketentuan mengenai waktu kerja

lembur dan upah kerja lembur sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatur dengan Keputusan Menteri.

Pekerja yang bekerja di perusahaan swasta maupun di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) disebut sebagai karyawan. Karyawan ini diwajibkan menaati peraturan kerja perusahaan yang telah ditentukan dan telah sesuai dengan syarat-syarat kerja.

(3)

terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp enSpaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Sebagai bank umum BRI banyak melayani nasabah kalangan menengah kebawah yang rata-rata mempunyai usah kecil atau mikro dan petani, sehingga BRI ini sangat memasyarakat dibandingkan dengan bank-bank lain yang ada di Indonesia. Karena sumber keuangan bank yang ada di Indonesia yaitu pemberian kredit, jual beli surat berharga, jual beli valuta asing, dan pemberian jasa-jasa.2 Maka tak jarang para karyawan BRI sering pulang lebih lambat dibandingkan dengan waktu yang telah ditentukan dalam peraturan perusahaan dikarenakan banyak nasabah BRI yang datang untuk melakukan transaksi setiap harinya.

Tenaga kerja memiliki aturan waktu kerja yang telah diatur dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 yang dimuat dalam Pasal 77 dan 78. Karyawan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sering bekerja melewati batas waktu yang telah ditentukan pemerintah dan peraturan perusahaan, seharusnya jika melewati ketentuan waktu kerja, mereka mendapatkan upah lembur akan tetapi mereka tidak mendapatkan upah lembur. Hal ini dianggap tidak sesuai dengan peraturan yang ada dan ini merupakan masalah pokok. Yang bertujuan untuk :

2

Herman Darmawi, Managemen Perbankkan, Bumi Aksara Jakarta 2012 Hlm. 112

1. Mengetahui implementasi ketentuan waktu kerja bagi karyawan Bank Rakyat

Indonesia Unit

Simbarwaringin Lampung Tengah.

2. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi ketentuan waktu kerja bagi karyawan Bank Rakyat

Indonesia Unit

Simbarwaringin Lampung Tengah.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan dua macam pendekatan, yang dilakukan secara yuridis normative dan pendekatan yuridis empiris. Penelitian ini menggunakan metode penentuan nara sumber, sedangkan data yang digunakan adalah data sekunder, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriftif dan ditarik kesimpulan berdasarkan metode induktif.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

(4)

Baik karyawan tetap maupun kontrak mendapatkan jaminan sosial yang sama yaitu Jamsostek yang dapat mereka cairkan setelah 10 tahun mereka terdaftar dalam Jamsostek tersebut. Akan tetapi untuk karyawan tetap mereka mendapatkan jaminan sosial yang lain yang ada dalam perusahaan tersebut yaitu DPLK yang berupa dana pensiun bagi karyawan untuk masa tua.

Kemudian untuk fasilitas kerja yang diberikan hanya untuk karyawan tetap yaitu satu unit sepeda motor yang diberikan kepada kepala Unit.

BRI merupakan salah satu perusahaan yang memperhatikan kesejahterahan karyawannya dengan memberikan bonus-bonus berupa pelipat gandaan gaji mereka setiap akhir tahun atau dalam kurun waktu tertentu. Dan memberikan tunjangan untuk keperluan pendidikan anak, jaminan kesehatan keluarga serta jaminan masa tua.

Ketentuan waktu kerja BRI mulai dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 sore, dengan jam istirahat satu jam mulai dari pukul 12.00 sampai dengan pukul 13.00. ketentuan waktu kerja ini telah diatur dalam peraturan perusahaan yaitu :

Surat Edaran Direksi, pengaturan jam kerja kantor dan jam kas BRI unit NOSE: S. 20-DIR/ORG/2/92 tanggal 5 februari 1992 yang berbunyi :

Berkenaan dengan banyaknya permohonan perubahan jam kerja dan kas di BRI Unit untuk disamakan dengan kantor cabang Induknya, maka perlu menambahkan ketentuan jam kerja/kas BRI Unit disesuaikan dengan kebutuhan layanan kegiatan Bank sebagai berikut:

1. Ketentuan penetapan jam kerja/kas kantor-kantor cabang BRI telah diatur dalam Surat Edaran Direksi BRI NOSE: S.

119-DIR/ORG/8/89 tanggal 30 agustus 1989.

2. Beberapa jenis kegiatan layanan Bank di BRI unit adalah merupakan “kepanjangan” dari kegiatan layanan Bank yang dilakukan oleh kanca BRI Induknya, seperti transfer, inkaso dll, sehingga waktu pelayanan kegiatan BRI unit harus disesuaikan dengan waktu pelayanan di kanca (Kantor Cabang) BRI Induknya.

3. Sehubungan dengan ad. 2 diatas BRI unit dapat mengusulkan jam kerja/kas sama dengan kanca induknya.

BRI unit yang mengusulkan jam kerja/kas sama dengan cabang induknya menjadi tipe II (08.00-16.00), harus menghasilkan laba yang cukup. Hal ini dimaksutkan BRI unit tersebut harus mampu menanggung tambahan biaya untuk pengeluaran uang makan bagi seluruh petugas BRI unit yang bersangkutan.

4. Kancas (Kantor Cabang Sementara) BRI yang jam kerja/kasnya telah disetujui menjadi tipe II prinsipnya berlaku pula bagi BRI unit yang dibawahinya. Namun pelaksanaannya Pinca (Pimpinan Cabang) harus memilih dan memberlakukan jam kerja/kas yang sama dengan kanca induknya tersebut secara selektif, yakni yang kebutuhan layanan banknya benar-benar memerlukan dan BRI unitnya mampu.

5. BRI unit yang diusulkan agar dimintakan persetujuan Kanwil (Kantor Wilayah) bagi yang disetujui, kanwil diwajibkan secara kolektif menyampaikan laporan ke Kanpus (Kantor Pusat ) BRI Urusan Organisasi, untuk dilaporkan ke Kantor Pusat Bank Indonesia.

(5)

13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 77 yang menyatakan :

(1). Setiap pengusaha melaksanakan ketentuan waktu kerja

(2). Waktu kerja sebagaimana diatur dalam ayat (1) meliputi :

a. 7 jam satu hari dan 40 jam satu minggu untuk 6 hari kerja dalam satuminggu

b. 8 jam satu hari dan 40 jam satu minggu untuk 5 hari kerja dalam satu minggu

(3). Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu.

Dalam ketentuan waktu kerja BRI mereka bekerja 8 jam satu hari dan 40 jam satu minggu untuk 5 hari kerja dalam satu minggu. Maka tidak ada penyimpangan terhadap Undang-undang dalam peraturan kerja tersebut. Akan tetapi peraturan perusahaan tersebut perlu dilakukan pembaharuan atau perpanjangan dan disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini.

Pada kenyataannya para karyawan bank BRI, baik karyawan kontrak maupun karyawan tetap, sering pulang terlambat atau melebihi waktu kerja yang telah ditentukan yang terkadang membuat mereka kehilangan loyalitas dalam bekerja. Hal ini dikarenakan faktor dari luar yaitu karena membludaknya nasabah yang datang untuk melakukan transaksi perbankan terkandang melebihi batas waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan, yang membuat para karyawan terkadang harus melanjutkan pekerjaan mereka walaupun jam kerja kantor telah lewat.

Hal yang mereka lakukakan biasanya mendata data nasabah yang melakukan transaksi setiap harinya.

Karena untuk melaporkan data transaksi nasabah kepada perusahaan.

Maka dengan mereka pulang terlambat untuk melayani nasabah ini lah yang membuat mereka tidak menuntut pemberian upah lembur, karena hal ini bukan termasuk sebagai kerja lembur tetapi lebih kepada kewajiban kerja untuk melayani nasabah bank BRI, agar tercipta kenyamanan dan kepuasan bagi para nasabah bank BRI.

Karyawan bank BRI akan mendapatkan upah lembur dari perusahaan jika ada suatu target pencapaian tertentu, misalnya dalam promo-promo pada hari raya atau akhir tahun, pensosialisasian model alat transaksi perbankan yang baru atau akan diadakan pengundian gebyar hadiah bagi nasabah yang aktif menabung di bank BRI.

Kerja lembur biasanya dilakukan pada akhir bulan dalam penyusunan laporan pembukuan laba rugi yang harus mereka laporkan pada perusahaan, dan laporan pembukuan pada akhir tahun.

Yang menjadi faktor Pendukung dan penghambatnya adalah masyarakat yang menjadi nasabah di BRI Unit Simbarwaringin. Masyarakat yang menabung di bank BRI Unit Simbarwaringin termasuk masyarakat desa yang memiliki aktifitas sehari-hari bertani di sawah, beternak hewan dan berdagang dipasar, hal ini dikarenakan letak kantor BRI Unit yang berada di kecamatan.

(6)

menjadi tidak sesuai dengan peraturan kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Faktor selanjutnya adalah minimnya pengetahuan masyarakat desa tentang teknologi perbankkan yang baru, yang lebih efektif dan efisien, misalnya penggunaan kartu atm. Tak jarang nasabah datang hanya untuk sekedar mengecek saldo tabungan mereka, padahal ini bisa mereka lakukan lebih mudah jika menggunakan kartu atm tanpa harus menunggu antrian yang panjang.

Mereka beralasan menggunakan kartu atm hanya akan merugikan, karena tabungan mereka justru berkurang setiap bulannya dan mereka tidak mendapatkan bunga pada saldo tabungan mereka.

Hal terpenting dalam mendorong dan menghambat karyawan BRI dalam mengimplementasikan waktu kerjanya adalah dari cultur masyarakat desa yang sangat jauh berbeda dengan masyarakat kota. Dan pada dasarnya kinerja karyawan merupakan hasil proses yang kompleks, baik berasal dari diri pribadi karyawan (internal factor) maupun upaya strategis dari perusahaan.

Faktor-faktor internal misalnya motivasi, tujuan, harapan dan lain-lain, sementara contoh faktor eksternal adalah lingkungan fisik dan non fisik perusahaan. Kinerja yang baik tentu saja merupakan harapan bagi semua perusahaan yang mempekerjakan karyawan, sebab kinerja karyawan ini pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Menurut Kepala Unit BRI Simbarwaringin bapak Alfian Anis, S.H., baik karyawan tetap ataupun karyawan kontrak memiliki ketentuan waktu kerja yang sama, mereka datang ke kantor dijam yang sama dan pulang

dijam yang sama. Hal ini dikarenakan mereka bekerja berdasarkan system yang telah diprogram dari pihak perusahaan sehingga jabatan satu dengan yang lainnya saling berkaitan.

Begitu juga dalam melayani nasabah yang masih tertinggal dalam mengenal teknologi canggih perbankan saat ini, walaupun tidak semua nasabah memiliki pemikiran yang sama seperti nasabah yang berasal dari desa lainnya.

Menurut Ibu Riska Marta Lina sebagai coustemer service di Bank Rakyat Indonesia Unit Simbarwaringin Lampung Tengah, pekerjaan yang sehari-harinya terkadang melewati waktu kerja yang telah ditentukan oleh perusahaan tidak mereka anggap sebagai jam lembur yang akan mendapatkan upah lembur, akan tetapi lebih cenderung pada kewajiban mereka melayani publik yang pada dasarnya adalah nasabah atau konsumen dari jasa yang mereka tawarkan. Upah lembur akan mereka dapatkan pada waktu-waktu tertentu yang kapan saatnya diminta oleh pihak perusahaan.

Mereka menganggap melayani nasabah adalah suatu bentuk kewajiban dikarenakan mereka juga harus mencapai suatu target pencapaian kerja yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan yang telah disepakati bersama.

4. KESIMPULAN

(7)

Sehubungan dengan Poin 1 dan 2 BRI unit dapat mengusulkan jam kerja/kas sama dengan kanca induknya.

BRI unit yang mengusulkan jam kerja/kas sama dengan cabang induknya menjadi tipe II (08.00-16.00), harus menghasilkan laba yang cukup. Hal ini dimaksudkan BRI Unit tersebut harus mampu menanggung tambahan biaya untuk pengeluaran uang makan bagi seluruh petugas BRI unit yang bersangkutan.

Peraturan mengenai waktu kerja karyawan bank BRI tersebut tidak bertentangan dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 77. Bahwasannya mereka menerapkan waktu kerja dalam satu hari delapan jam, lima hari waktu kerja dalam satu minggu, dan 40 jam dalam satu minggu. Peraturan kerja mereka telah sesuai dengan undang-undang yang berlaku saat ini.Seharusnya peraturan perusahaan yang telah dibuat dan disetujui oleh karyawan Bank Rakyat Indonesia perlu dilakukan pembaharuan disesuaikan dengan perkembangan jaman dan Undang-undang yang berlaku saat ini.

Karyawan bank BRI mulai bekerja dari pukul 08.00-16.00 setiap harinya. Terkadang karyawan bank BRI pulang melewati jam kerja yang telah ditentukan, dikarenakan untuk melayani nasabah yang pada dasarnya adalah bagian dari aset perusahaan. Sehingga mereka beranggapan hal ini adalah bentuk pelayanan agar terciptanya suatu kerjasama yang baik antara perusahaan dan nasabah. Akan tetapi loyalitas para karyawan terabaikan, ini juga merupakan suatu hal yang tidak dibenarkan.

Perusahaan juga mengutamakan kesejahterahan para karyawannya, dengan memberikan tunjangan dan bonus pelipat gandaan gaji mereka pada waktu-waktu tertentu, serta

memberikan waktu cuti kerja untuk karyawan dalam kurun waktu tertentu.

Faktor yang menghambat dan mendorong implementasi waktu kerja karyawan bank BRI adalah cultur dari masyarakat yang didominasi dengan mata pencaharian mereka sebagai petani dan kebiasaan maysarakat itu sendiri.

Letak bank BRI Unit Simbarwaringin yang berada di kecamatan juga mempengaruhi proses implementasi ketentuan waktu kerja karyawan tidak berjalan dengan baik, karena kurangnya tingkat kesadaran dan ilmu pengetahuan dari masyarakat yang berada di wilayah kecamatan Trimurjo.

5. DAFTAR PUSTAKA

Asikin, H. Zainail, S.H., S.U. (Ed.)dan

H. Agusfian Wahab, S.H. 2006. Dasar-Dasar Hukum

Perburuhan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada

Bachrun, Saifuddin. 2012.Desain Pengupahan untuk Perjanjian Kerja Bersama.

Jakarta: PP Managemen

Cantika, Sri Budi. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Malang: UMM Press.

Darmawi, Herman. 2012. Manajemen Perbankan. Jakarta : Bumi Aksara

Djumadi, S.H, M.Hum.2008.Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja.Jakarta:

Raja GrafindoPersada

(8)

Djumadi, Fxdan Wiwoho Soedjono. 1987. PerjanjianPerburuhan dan Hubungan

Perubahan Pancasila. Jakarta: BinaAksara

Husnilalu, S.H., M.Hum.2001. PengantarHukumKetenagakerja an Indonesia.

Jakarta: Raja GraindoPersada Johan Nasution, Dr. Bahder, S.H.,

S.M., M.Hum. 2004 . Hukum Ketenagakerjaan Kebebasan Berserikat Bagi Pekerja. Bandung : Mandar Maju.

Muhammad, Prof. Abdulkadir. 2004. Hukum Dan Penelitian Hukum. Bandung :

PT. Citra AdityaBakti

Malayu, Drs. H. S.P. Hasibuan. 2004. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : Bumi Aksara

Rudiono, Sendjun. 1992. Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia.

Jakarta: RinekaCipta

Rindjin, Ketut. Pengantar Perbankan Dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. 2003. Jakarta: pt. Gramedia pustaka utama

Saydam, Drs. Gouzali, Bc.TT. 2005.manajemen sumber Daya Manusia. Jakarta : Djambatan

Subekti. 1977. Aneka Perjanjian.Bandung: Penerbit Alumni Bandung, Cet. II

Westra, Pariata.2002. Administrasi Perusahaan Negara Perkembangan Dan Permasalahan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Universitas Lampung. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung : Universitas Lampung

Undang-Undang

Undang-undangNomor 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

Undang-undangNomor 13 Tahun 2003 tentangTenaga Kerja

KitabUndang-undangHukumPerdata (KUHPerdata)

PeraturanMenteriTenagaKerjadanTran smigrasiRepublik Indonesia Nomor Kep.

102/MEN/VI/2004

TentangKerjaLemburdanUpahK erjaLembur

PeraturanPerusahaan BRINOSE. : S. 20-DIR/ORG2/92

Sumber Internet

http://id.wikipedia.org/wiki/Buruhtera khir kali diaksespada 10 Agustus 2013

14.00 WIB

http://id.wikipedia.org/wiki/BankRaky

atIndonesiaterakhir kali

diaksespada

10 Agustus 2013 14.00 WIB

http://id.wikipedia.org/wiki/Perbankan

terakhir kali diaksespada 10 Agustus 2013

14.00 WIB

www.BRI.co.idterakhir kali

Referensi

Dokumen terkait

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bandar Lampung sejumlah 20 orang dan karyawan. Kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner

karyawan adalah bernilai baik terhadap variabel disiplin kerja pada PT Bank Rakyat. Indonesia Cab. Medan Putri Hijau, sehingga dapat mempengaruhi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara penghargaan yang diterapkan oleh Bank Rakyat Indonesia Cabang Sidikalang terhadap prestasi kerja

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KONFLIK DAN STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT..

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada karyawan PT bank rakyat Indonesia cabang soekarno hatta kota malang tentang pengaruh

Pelaksanaan tugas dan pekerjaan merupakan kewajiban bagi para karyawan dalam sebuah perusahaan termasuk pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Parigi .Dalam

Dengan demikian hipotesis 1 H1 yang menyatakan ada pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan ditolak atau tidak terbukti, dalam hal ini adalah kinerja karyawan PT Bank Rakyat

“Efektivitas Program Kredit Usaha Rakyat KUR dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat oleh bank Rakyat Indonesia BRI di Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas”.. G., Word