2.2 Mastikasi 2.2 Mastikasi
2.2.1 Definisi Mastikasi 2.2.1 Definisi Mastikasi
Pengunyahan (Mastikasi) adalah suatu proses penghancuran partikel makanan di dalam Pengunyahan (Mastikasi) adalah suatu proses penghancuran partikel makanan di dalam mulut dengan bantuan dari saliva untuk mengubah ukuran dan konsistensi makanan yang pada mulut dengan bantuan dari saliva untuk mengubah ukuran dan konsistensi makanan yang pada akhir
akhirnya nya akan akan membemembentuk bolus ntuk bolus sehingsehingga ga mudah untuk mudah untuk ditelditelan. an. ProsProses es penghancpenghancuran makananuran makanan ter
tersebsebut ut dildilakuakukan kan oleoleh h giggigi-gi-gelieligi gi dibdibantantu u dendengan gan otootot-ot-otot tot masmastiktikasi asi dan dan perpergergerakaakan n dardarii kondilus melalui artikulasi temporomandibula.
kondilus melalui artikulasi temporomandibula.
2.2.2 Organ-Organ Mastikasi 2.2.2 Organ-Organ Mastikasi
Proses pengunyahan terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap membuka mandibula, tahap Proses pengunyahan terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap membuka mandibula, tahap menutup mandibula dan tahap berkontaknya gigi antagonis satusama lain atau kontak antara gigi menutup mandibula dan tahap berkontaknya gigi antagonis satusama lain atau kontak antara gigi dengan bolus makanan, dimana setiap tahap mengunyah berakhir 0,5-1, detik. !rgan-organ dengan bolus makanan, dimana setiap tahap mengunyah berakhir 0,5-1, detik. !rgan-organ dalam proses mastikasi "uga terbagi men"adi organ akti# dan organ pasi#. !rgan akti# mastikasi dalam proses mastikasi "uga terbagi men"adi organ akti# dan organ pasi#. !rgan akti# mastikasi ant
antara ara lailain n otootot-ot-otot tot penpengunygunyahan ahan (m. (m. ptepterygrygoidoideus eus latlateraeralislis, , m. m. ptepterygrygoidoideus eus medimedialialis, s, m.m. masseter, m. digastricus, m. buccinator, m. temporalis) dan otot-otot tambahan (lidah, palatum, masseter, m. digastricus, m. buccinator, m. temporalis) dan otot-otot tambahan (lidah, palatum, pipi dan bibir).
pipi dan bibir).
2.2.2.1 Organ-organ Aktif Mastikasi 2.2.2.1 Organ-organ Aktif Mastikasi
$elama proses pengunyahan otot yang berperan akti# dalam gerakan membuka mandibula $elama proses pengunyahan otot yang berperan akti# dalam gerakan membuka mandibula adal
adalah ah m. m. ptepterygrygoidoideus eus latlateraeralislis, , padpada a saasaat t memmembuka buka manmandibdibula ula tertersebsebut ut m. m. ptepterygrygoidoideuseus lateralis berkontraksi sedangkan m. pterygoideus medialis, m. masseter dan m. temporalis berada lateralis berkontraksi sedangkan m. pterygoideus medialis, m. masseter dan m. temporalis berada dalam keadaan relaksasi. %egitu pula pada gerakan menutup mandibula ter"adi berkebalikan dari dalam keadaan relaksasi. %egitu pula pada gerakan menutup mandibula ter"adi berkebalikan dari proses
berkontraksi sedangkan
berkontraksi sedangkan m. pterygoideus lateralis m. pterygoideus lateralis dalam keadaan dalam keadaan relaksasi. $ementara mandibularelaksasi. $ementara mandibula tertutup perlahan, m. temporalis dan m. masseter "uga berkontraksi untuk membantu gigi-geligi tertutup perlahan, m. temporalis dan m. masseter "uga berkontraksi untuk membantu gigi-geligi saling berkontak pada oklusi normal.
saling berkontak pada oklusi normal.
2.2.2.1.1 M. Pterygoideus Lateralis 2.2.2.1.1 M. Pterygoideus Lateralis
&apu
&aput $t $uperuperior ior !ri!rigogo ' ac' acies iies in#rn#ratematemporporalialis dan s dan &ri&rista ista in#rn#rateatempomporalralis ais ala magla magna osna ossissis sphenoidalis
sphenoidalis &a
&aput put n#n#ererioior !rr !rigigoo ' ac' acieies las lateteraral laml laminina lata latereralialis prs proc ptoc ptererigigoioideudeuss
nnsseerrssiioo ' ' $$eebbaaggiiaan n ccaappssuulla a ddaan n ddiissccuus s aarrttiiccuullaarriis s pprrooc c aarrttiiccuullaarriiss mandibula,dan sebagian #ovea pterygoideus dari colum mandibula mandibula,dan sebagian #ovea pterygoideus dari colum mandibula
uunnggssii ' ' !!ttoot t uuttaamma a uunnttuuk k ggeerraakkaan n mmeemmbbuukka a mmuulluutt.. nneerrvvaassii ' ' **. . + + ((rriiggeemmiinnuuss))
2.2.2.1.2 M. Digastricus 2.2.2.1.2 M. Digastricus
+
+eenntteer r ppoosstteerriioorr ' ' ddaarri i ##oossssa a ddiiggaassttrriicca a kke e oos s hhyyooiidd +
+eenntteer r aanntteerriioorr ' ' ddaarri i oos s hhyyooiid d kke e iinncciissuurra a mmaassttooiiddeeaa ntermediate
ntermediate tendon tendon ' ' terikat terikat pada pada cornu cornu ma"us ma"us os os hyoid hyoid oleh oleh "aringan "aringan apeneuroticaapeneurotica
uunnggssi i ' ' mmeemmbbaannttu u ggeerraakkaan n mmeemmbbuukka a mmuulluutt
2.2.2.1.3 M. Buccinator 2.2.2.1.3 M. Buccinator
!r
!rigigoo ' p' pteteryrygogommanandidibubullar ar rrapaphahae, e, tetepi pi alalveveololar ar mmaailillla da dan an mmanandidibubullaa n
nsesersrsioio ' beb' bebererapapa sera serababut meut mencncamampupurkrkan daan dan menn menyyedediaiakakan orin origo ungo untutuk orbk orbicicululararisis oris dan beberapa serabut bercampur dalam bibir atas dan baah
berkontraksi sedangkan
berkontraksi sedangkan m. pterygoideus lateralis m. pterygoideus lateralis dalam keadaan dalam keadaan relaksasi. $ementara mandibularelaksasi. $ementara mandibula tertutup perlahan, m. temporalis dan m. masseter "uga berkontraksi untuk membantu gigi-geligi tertutup perlahan, m. temporalis dan m. masseter "uga berkontraksi untuk membantu gigi-geligi saling berkontak pada oklusi normal.
saling berkontak pada oklusi normal.
2.2.2.1.1 M. Pterygoideus Lateralis 2.2.2.1.1 M. Pterygoideus Lateralis
&apu
&aput $t $uperuperior ior !ri!rigogo ' ac' acies iies in#rn#ratematemporporalialis dan s dan &ri&rista ista in#rn#rateatempomporalralis ais ala magla magna osna ossissis sphenoidalis
sphenoidalis &a
&aput put n#n#ererioior !rr !rigigoo ' ac' acieies las lateteraral laml laminina lata latereralialis prs proc ptoc ptererigigoioideudeuss
nnsseerrssiioo ' ' $$eebbaaggiiaan n ccaappssuulla a ddaan n ddiissccuus s aarrttiiccuullaarriis s pprrooc c aarrttiiccuullaarriiss mandibula,dan sebagian #ovea pterygoideus dari colum mandibula mandibula,dan sebagian #ovea pterygoideus dari colum mandibula
uunnggssii ' ' !!ttoot t uuttaamma a uunnttuuk k ggeerraakkaan n mmeemmbbuukka a mmuulluutt.. nneerrvvaassii ' ' **. . + + ((rriiggeemmiinnuuss))
2.2.2.1.2 M. Digastricus 2.2.2.1.2 M. Digastricus
+
+eenntteer r ppoosstteerriioorr ' ' ddaarri i ##oossssa a ddiiggaassttrriicca a kke e oos s hhyyooiidd +
+eenntteer r aanntteerriioorr ' ' ddaarri i oos s hhyyooiid d kke e iinncciissuurra a mmaassttooiiddeeaa ntermediate
ntermediate tendon tendon ' ' terikat terikat pada pada cornu cornu ma"us ma"us os os hyoid hyoid oleh oleh "aringan "aringan apeneuroticaapeneurotica
uunnggssi i ' ' mmeemmbbaannttu u ggeerraakkaan n mmeemmbbuukka a mmuulluutt
2.2.2.1.3 M. Buccinator 2.2.2.1.3 M. Buccinator
!r
!rigigoo ' p' pteteryrygogommanandidibubullar ar rrapaphahae, e, tetepi pi alalveveololar ar mmaailillla da dan an mmanandidibubullaa n
nsesersrsioio ' beb' bebererapapa sera serababut meut mencncamampupurkrkan daan dan menn menyyedediaiakakan orin origo ungo untutuk orbk orbicicululararisis oris dan beberapa serabut bercampur dalam bibir atas dan baah
uunngsgsii ' ' mmaassttiikakassi i mmeen"n"agaga a bbololuus s didiaantntaarra a ppiippi i dadan n ggiiggii, , mmemembabannttu u mmememakakssaa mengeluarkan udara atau menciptakan aksi penghisapan
mengeluarkan udara atau menciptakan aksi penghisapan nneerrvvaassii ' ' ##aacciiaal l ((ccaabbaanng g bbuuccccaall))
2.2.2.1.4 M. Pterygoideus Medialis 2.2.2.1.4 M. Pterygoideus Medialis
&aput $uper#ici
&aput $uper#icial al !rigo ' !rigo ' /amina lateral/amina lateralis proc is proc pteripterigoideus #acies medialigoideus #acies medialis s dan dan procproc pyramidalis ossis palatini
pyramidalis ossis palatini &aput Pro#undus lebih besar !rigo ' Proc p
&aput Pro#undus lebih besar !rigo ' Proc pyramidalis ossis palatini dan tuber maillayramidalis ossis palatini dan tuber mailla nsersio ' uberositas pterygoidea pada bagian dalam angulus mandibula
nsersio ' uberositas pterygoidea pada bagian dalam angulus mandibula ungsi' !tot utama untuk gerakan menutup mulut
ungsi' !tot utama untuk gerakan menutup mulut nervasi'
nervasi' *. *. + + (rigeminus)(rigeminus)
2.2.2.1.5 M. e!"oralis 2.2.2.1.5 M. e!"oralis
!rigo
!rigo ' ' ossa ossa temporalis, temporalis, caudal caudal dari dari linea linea temporalis temporalis in#erior in#erior dan dan #ascia #ascia temporalistemporalis lapisan yang pro#undus
lapisan yang pro#undus nsersio
nsersio ' ' Processus Processus coronoideus coronoideus dan dan tepi tepi ventral ventral ramus ramus mandibulamandibula u
ungngsisi ' m' memembabantntu geu gerarakakan mn menenututup mup mululutut ne
nervarvasisi ' *. + (r' *. + (rigeigeminminus)us),*. aur,*. auriculiculoteotempomporalralisis
2.2.2.1.# M. Masseter 2.2.2.1.# M. Masseter
/apisan $uper#icial lebih besar !rigo ' Processus 2ygomaticus ossis maillae,34 ventral /apisan $uper#icial lebih besar !rigo ' Processus 2ygomaticus ossis maillae,34 ventral d
daarri i tteeppi i ccaauuddaal l aarrccuus s 22yyggoommaattiiccuuss nsersio 'uberositas maseterica
nsersio 'uberositas maseterica
/apisan Pro#undus !rigo ' 134 dorsal dari tepi caudal arcus 2ygomaticus,permukaan dalam /apisan Pro#undus !rigo ' 134 dorsal dari tepi caudal arcus 2ygomaticus,permukaan dalam arcus 2ygomaticus
arcus 2ygomaticus
nsersio '13 cranial ramus mandibula dan processus muskularis nsersio '13 cranial ramus mandibula dan processus muskularis
ungsi' membantu gerakan menutup mulut nervasi' *. + (rigeminus)
2.2.2.2 Organ Aktif Mastikasi$ Otot-otot a!%a&an
$elain !tot-otot pengunyahan, terdapat beberapa otot-otot tambahan yang merupakan organ akti# mastikasi diantaranya adalah lidah, palatum, pipi dan bibir.
2.2.2.2.1 Lida&
/idah ikut berperan serta pula pada proses pengunyahan karena lidah ber#ungsi membaa makanan diantara permukaan oklusi gigi-geligi, membuang ob"ek seperti bi"i, benda asing, #ragmen tulang, dan substansi yang tidak enak rasanya serta ber#ungsi untuk membaa massa makanan yang sudah dikunyah ke palatum sebelum akhirnya ditelan.
$elain itu lidah "uga berperan penting dalam mempertahankan kebersihan mulut yaitu untuk menghilangkan debris makanan pada gingiva, vestibulum dan dasar mulut.
!tot-otot lidah terdiri dari yaitu' 1. !tot-otot intrinsik lidah
a) Muskulus genioglossus' menarik lidah ke depan dan men"ulurkan u"ung lidah ke sisi yang berlaanan. %ila kedua otot berkontraksi bersama, lidah akan men"ulur bersama. !tot ini "uga mendepresi lidah
b) Muskulus styloglossus' menarik lidah ke atas dan ke belakang
c) Muskulus palatoglossus' menarik radi linguae ke atas dan ke belakang d) Muskulus hyoglossus' untuk depresi lidah
!tot-otot ekstrinsik lidah terdiri dari muskulus vertikal, musculus transversal, dan muskulus longitudinal superior dan in#erior.
2.2.2.2.2 Palatu!
Palatum memiliki beberapa peranan dalam proses mastikasi diantaranya adalah bersama lidah menumbuk makanan dan membedakan makanan yang keras dan yang halus.
2.2.2.2.3 Pi"i dan Bi%ir
Pipi dan %ibir "uga berperan penting dalam membantu proses mastikasi dengan cara berikut, vestibulum ber#ungsi untuk menampung makanan dan bibir ber#ungsi sebagai alat
sensoris (temperatur, taktil) dan alat mekanis (membantu memasukan makanan kedalam mulut) !tot-otot bibir dan pipi yang berperan dalam proses penelanan'
1. !tot spincter bibir
dalah orbicularis oris yang membentuk sebagian "aringan pada bibir. Memiliki koneksi yang luas terhadap muskulus-muskulus yang terdapat dalam rongga mulut.
!rigo dan insersio ' $erat-serat ber"alan melingkari ori#icium oris di dalam substansi bibir. %eberapa serat beraal di tengah garis mailla dan ber"alan serong ke membran
mukosa permukaan dalam bibir. 6mumnya serat-serat ini berasal dari muskulus buccinator.
ungsi ' Merapatkan bibir . !tot dilator bibir
b) M.2ygomaticus mayor dan minor c) M.levator anguli oris
d) M.risorius
e) M.depressor anguli oris #) M.depressor labii in#erior g) M.mentalis
4. !tot pipi
M. buccinator berada di maksila dan mandibula pada daerah molar dan masuk ke dalam muskulus-muskulus di dekitar sudut mulut. Membentuk sebagian besar dinding lateral pipi. Menyimpan makanan di dalam rongga mulut pada saat proses mastikasi.
2.2.2.3 Organ Pasif Mastikasi
!rgan-organ yang termasuk dalam organ pasi# mastikasi adalah gigi geligi, temporomandibular "oint serta mandibula.
2.2.2.3.1 'igi 'eligi
Peranan dari gigi-geligi pada proses pengunyahan "uga sangat berpengaruh.$usunan gigi-geligi yag lengkap pada oklusi sangat penting karena menghasilkan proses pencernaan makanan yang baik, dimana dengan penghancuran makanan oleh gigi-geligi sebelum penelanan akan membantu pemeliharaan kesehatan gigi yangbaik. !klusi yang baik dan penggantian gigi yang hilang dengan gigi tiruan akan men"aga estetis dan kesehatan rongga mulut. 7ikatakan "uga oleh /arsen (1859) baha dengan mengunyah dan memberikan latihan untuk otot-otot dalam mempertahankan #ungsi dan kesehatan "aringan periodontal.
on"ol gigi pada arkus dentalis superior dan in#erior terletak pada posisi oklusi yang normal, dimana hal ini akan menghasilkan kontak yang maksimal antara ton"ol dan #ossa serta interkusipidasi maksimal. !klusi umunya bervariasi anatara individu satu dengan yang lainnya, sehingga ada beberapa individu yang benar-benar mempunyai oklusi ideal. !klusi ideal dimana terdapat hubungan yang tepat dari gigi-gigi molar pertama tetap pada bidang sagital. $elama proses pengunyahan gigi-geligi cenderung kembali ke posisi istirahat, dimana pada posisi ini semua otot yang mengontrol posisi mandibula berada dalam keadaan istirahat, disebut #ree ay space dan dalam upaya mencapai keadaan tersebut gigi-geligi akan memberikan e#ek mekanis yang maksimal terhadap bahan makanan.
2.2.2.3.2 e!"oro!andi%ular (oint
$elain organ yang telah disebutkan diatas, sendi temporomadibula "uga berperan penting dalam proses pengunyahan. $elama gerakan mandibula, kondilus mandibula melakukan gerakan memutar dan meluncur, hal ini mengakibatkan mandibula membuka dan menutup. Pergerakan kondilus ter"adi pada saat kondilus bergerak ke baah dan ke atas sepan"ang eminansia artikularis dari tulang temporal. :ondilus dan tulang temporal dipisahkan oleh rongga persendian dan meniskus, dimana meniskus terbagi atas rongga bagian atas dan baah.
2.2.2.3.3 Mandi%ula
Pergerakan dari pembukaan mandibula diikuti oleh peluncuran dari processus kondilaris dan meniskus ke depan dan ke belakang sepan"ang tuberkulum artikularis di dalam #ossa mandibula bersama dengan pergerakan serat. Pergerakan dari mema"ukan mandibula
ter"adi karena tertariknya kondilus dan meniskus ke depan sepan"ang tuberkulum artikularis. Pergerakan dari memundurkan mandibula oleh serat-serat posterior dari muskulus temporalis yang menarik kondilus dan meniskus ke belakang dan ke atas sepan"ang tuberkulum artikularis, muskulus masseter mempertahankan kontak gigi-geligi. Pergerakan mandibula ke samping oleh aktivitas muskulus pterygoideus medialis dan muskulus pterygoideus lateralis pada satu sisi, dimana processus kondilaris dan diskus artikularis akan terdorong ke depan dan ke eminansia artikularis.
2.2.3 Mekanis!e Mastikasi
%eberapa #ungsi dari mastikasi adalah'
a. Membuat bolus makanan mudah untuk ditelah
b. Meningkatkan pencernaan makanan dengan memperkecil ukuran partikel untuk meningkatkan area permukaan dalam aktivitas en2im dan menstimulasi sekresi en2im pencernaan (saliva dan en2im lambung)
c. Mencampur makanan dengan saliva, mengaali pencernaan dengan aktivitas amilase salive
d. Mencegah iritasi oleh sistem gastrointestinal dengan massa makanan yang besar e. Memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang sehat dari "aringan mulut.
;igi sudah dirancang dengan sangat tepat untuk mengunyah, gigi anterior (insisivus) menyediakan ker"a memotong yang kuat dan gigi posterior (molar), ker"a menggiling. $emua otot rahang baah yang beker"a bersama-sama dapat mengatupkan gigi dengan kekuatan sebesar 55 poind pada incisivus dan 00 pound pada molar.
Pada umumnya otot-otot pengunyah dipersara#i oleh cabang motorik dari sara# kranial kelima, dan proses mengunyah dikontrol oleh nukleus dalam batang otak. Perangsangan daerah retikularis spesi#ik pada pusat pengecapan batang otak akan menimbulkan pergerakan
mengunyah yang ritmis. 7emikian pula, perangsangan area di hipotalamus, amigdala, dan bahkan di korteks serebri dekat area sensoris untuk pengecapan dan penghidu seringkali dapat
menimbulkan gerakan mengunyah.
:ebanyakan proses mengunyah disebabkan oleh suatu refleks mengunyah, yang dapat di"elaskan sebagai berikut'
danya bolus makanan di dalam mulut pada aalnya menimbulkan penghambat re#leks otot untuk mengunyah, yang menyebabkan rahang baah turun ke baah. Penurunan ini kemudian menimbulkan re#leks regang pada otot-otot rahang baah yang menimbulkan kontraksi rebound. :eadaan ini secara otomatis mengangkat rahang baah yang menimbulkan pengatupan gigi, tetapi "uga menekan bolus melaan dinding mulut, yang menghambat otot
rahang baah sekali lagi, menyebabkan rahang baah turun dan kembali rebound pada saat yang lain, dan ini ter"adi berulang-ulang.
Mengunyah bersi#at penting untuk pencernaan semua makanan, tetapi terutama sekali untuk sebagian besar buah dan sayur-sayuran mentah karena 2at-2at ini mempunyai membran selulosa yang tidak mudah dicerna. Membran ini melingkupi bagian-bagian 2at nutrisi sehingga harus diuraikan sebelum makanan dapat dicerna. $elain itu, mengunyah akan membantu pencernaan makanan untuk alasan sederhana berikut' <n2im-en2im pencernaan hanya beker"a pada permukaan partikel makanan= karena itu, kecepatan pencernaan seluruhnya bergantung pada total area permukaan yang terpapar dengan sekresi pencernaan. $elain itu, menggiling makanan hingga men"adi partikel-partikel dengan konsistensi sangat halus akan mencegah ekskoriasi traktus gastrointestinal dan meningkatkan kemudahan pengosongan makanan dari lambung ke dalam usus halus, kemudian ke semua segmen usus berikutnya.
a. emporomandibular >oint
M> pada manusia menyebabkan ter"adinya 4 tipe perpindahan'
1. Pembukaan dan penutupan sendi di sekitar sumbu hori2ontal ima"iner di kondilus mandibula. Perpindahan ini berguna saat menggigit makanan.
. ;erak protrusi mandibula. Pergerakan ter"adi pada tahap aal mastikasi dan memungkinkan ter"adinya sliding action, atau translasi dari kondilus mandibula pada posterior slope dari articular eminence os temporal.
4. ;erakan lateral atau sideays movement. er"adi saat makanan dikunyah di antara gigi posterior dan saat aksi penggilingan makanan.
b. Peran /idah
%eberapa #ungsi lidah dalam proses mastikasi
1. Menghancurkan makanan halus melaan palatum keras
. Mencampur makanan dengan saliva dan mentrans#er makanan dari satu sisi ke sisi lainnya, menyeleksi permukaan oklusi yang tepat dan men"amin semua bagian makanan terkunyah dengan baik.
4. khiran sensorik pada permukaan dorsal dapat membedakan antara bagian makanan yang siap untuk ditelan dan bagian yang masih membutuhkan proses mastikasi lebih "auh.
?. ungsi higienis, yaitu dengan memindahkan residu makanan dari gigi-gigi dan vestibulum oral dengan seeping action.
c. Peran Palatum :eras
:arena kekasarannya, palatum akan mencegah pergeseran dan perpindahan yang salah pada makanan, palatum keras merupakan permukaan ideal untuk menghancurkan makanan lunak oleh lidah.
$e"umlah besar akhiran sensiti# pada palatum keras memiliki peran penting dalam mengukur kekasaran makanan dan membantu lidah menyeleksi bagian mana yang siap untuk proses penelanan.
d. Peran %ibir dan Pipi
1. ungsi sensoris lidah, khususnya pada suhu dan sentuhan, memastikan bahan berbahaya dicegah untuk memasuki mulut.
. ungsi mekanisnya bibir, menyebabkan bibir mampu mentrans#er makanan (khususnya cairan) ke dalam mulut.
4. 7engan menutup mulut, bibir mencegah keluarnya cairan dan makanan
?. Pipi mentrans#er makanan yang sudah masuk ke vestibulum selama mastikasi untuk kembali ke mulut dengan aksi otot.
e. :ontak oklusal ntar ;igi yang %erlaanan Pola pengunyahan'
1. Makanan dihaluskan di antara gigi posterior yang beroklusi.
. Makanan dapat didorong ke depan oleh lidah melaan palatum keras dan beberapa dibaa ke beberapa gigi anterior untuk pengolahan yang lebih halus. 4. Proses diselesaikan oleh gigi posterior.
?. $iklus pengunyahan "arang ter"adi secara unilateral, kecuali pada individu dengan gigi yang sakit pada satu sisi, atau karena kebiasaan
#. Perpindahan ;igi ndividual
1. ;igi bergerak di soketnya, kalau tidak gigi dapat rusak karena mendapat tekanan oklusal akibat aksi dari otot pengunyahan.
. /igamen periodontal dan sistem vaskular menyerap beberapa tekanan yang diberikan pada gigi.
ksi pada mastikasi dimulai saat ter"adinya @setting systemA oleh indra penglihatan, perasa, penciuman untuk menerima makanan. erlibanya indra perasa (taktil) dapat dapat berkisar dari mengambil makanan untuk menangkap makanan dengan gigi seri. :etika makanan masuk ke dalam mulut, bibir, lidah dan periodontal ber#ungsi untuk memperkirakan ukuran, kekerasan, dan karakteristik lain yang berhubungan dengan perilaku saat melakukan pengunyahan. n#ormasi yang mengatur program pengunyahan terdapat dalam pattern generator, termasuk kemudian berhubungan dengan pengaruh central dan peripheral. Beseptor oro#asial seperti mekanoreseptor periodontal dapat memonitor tekanan oklusal dan otot penutup rahang. Pengunyahan dapat
diubah tergantung pada tahap pengunyahan atau saat merespon in#ormasi daari area spesi#ik seperti palatal mucosa dan lidah. rama pengunyahan dapat berhenti karena stimulus yang berbahaya. Cal ini mungkin karena irama dan pengulangan proses pengunyahan terganggu oleh
keadaan dis#ungsi pada oklusi dan M> ketika bolus bergeser pada posisi dekat dengan kontak yang kuat antara gigi-makanan. $iklus pengunyahan dapat muncul tanpa perkembangan dari poer stroke yang sebenarnya dalam keadaan dis#ungsi.
2.2.4 Mekanis!e Pergerakan )a&ang
$aat pergerakan rahang, condylus mandibula bergerak rotasi dan translasi, sehingga rahang dapat membuka dan menutup. ranslasi dari condyles ter"adi saat condyles bergerak kebaah dan ke depan di sepan"ang eminensia articular dari tulang temporal. :ombinasi dari gerak rotasi dan translasi menyebabkan pergerakaan rahang, ditambah "uga pengaruh dari otot yang terdapat pada condyles dan mandibular.
iap chewing cycle berlangsung selama 0.5 sampai 1. detik dan terdiri dari jaw-opening phase, closing phase dancontact phase, dimana gigi saling berkontak dengan gigi antagonisnya
atau dengan bolus makanan. Mastikasi tidak hanya ter"adi karena gerak membuka dan menutup rahang, tetapi "uga gerak protrusi, retrusi dan lateral dari rahang .
1 ;erakan protrusi
;erakan prostrusi ter"adi karena bagian in#erior pterigoideus lateral berkontraksi diikuti dengan sedikit kontraksi otot masseter dan pterigoideus medial, sedangkan otot temporalis sama sekali tidak berkontraksi. !tot pterigoideus lateral menarik kondilus mandibular dan diskus artikularis ke anterior menyusuri eminentia artikularis. sementara itu otot-otot penutup rahang dan pembuka rahang men"aga kestabilan posisi mandibular terhadap maksila.
;erakan retrusi
;erakan retrusi ter"adi karena kombinasi kontraksi otot temporalis bagian tengah dengan otot-otot pembuka rahang diikuti oleh berbagai akti#itas otot-otot-otot-otot penutup rahang. sementara itu otot-otot suprahyoid yang ber#ungsi untuk membuka rahang dinetralisir oleh akti#itas otot penutup rahang.
4 ;erakan pembukaan rahang
er"adi karena kontraksi otot milohyoid, otot digastrikus dan bagian in#erior otot pterigoideus lateralis. ;erakan ini bertu"uan untuk memasukkan makanan ke dalam mulut. ;erakan
pembukaan rahang kadang-kadang diikuti oleh proses pemotongan makanan yang menyebabkan mandibular bergerak ke anterior lalu kembali ke posisi semula setelah mak anan terpotong.
? ;erakan lateral
7ihasilkan oleh variasi asimetris gerak protrusi yang disebabkan oleh kombinasi ker"a otot pterigoideus lateral di sisi pengimbang dengan otot-otot penutup rahang. sementara itu bagian
tengah otot temporalis di sisi ker"a men"aga gerakan tm" ag ar kondilus tidak ma"u ke anterior. 5 ;erakan penutupan rahang
$aat mandibula sedang elevasi perlahan-lahan, tanpa kontak dari gigi, tidak ada aktivitas yang "elas dalam setiap bagian dari otot temporalis. <levasi tanpa kontak atau resistensi disebabkan oleh kontraksi otot masseter dan pterygoideus medial. !tot temporalis, masseter, dan otot
pterygoideus medial mempengaruhi elevasi terhadap resistensi. !tot-otot suprahyoid bertindak sebagai antagonis dari otot elevasi. Penutupan ke
intercuspation maksimal (oklusi sentris) mungkin melibatkan kontraksi otot-otot a"ah dan leher.
Bilateral, symmetric chewing kurang umum daripada unilateral chewing , karena hanya salah satu sisi dari rahang yang biasanya digunakan pada proses mastikasi. $aat opening phase, terdapat pergeseran lateral ke yang disebut dengan working side atau functional side, yaitu sisi dimana bolus makanan dihancurkan. Mandibula kemudian bergerak kembali saat closing phase ke posisi intercuspal. $aat dilihat dari bidang #rontal, chewing cycle mempunyai tear-shaped movement pattern.
pabila dilihat dari bidang sagittal, terdapat gerak retrusi# saat opening phase dan gerak protrusive saat closing phase. etapi terkadang kurva opening dan closing saling bersilangan
:epala condyles dan corpus mandibular bergerak saat chewing cycle. &ondylus yang terdapat pada working side bergerak secara lateral saat opening phase, dan condyles pada balancing / non-functional side bergerak secara medial, ke baah dan ke atas. &ondylus pada working side dengan cepat kembali pada posisi semula saat aal dari closing phase, sedangkan condylus pada balancing side bergerak kembali pada #ossa lebih lama, yaitu pada akhirclosing phase.
Pola pergerakan rahang saat mastikasi berbeda-beda tiap individu. erdapat beberapa #aktor yang mempengaruhi perbedaan ini, yaitudentitional state, diet, konsistensi dari bolus makanan, mastikasi individu dan instruksi yang diberikan kepada individu.
2.2.5 *ontrol +eurologis Mastikasi Brain ,te! ontrol Mastication
%rainstem atau batang otak adalah bagian baah dari otak, lan"utan dari spinal cord. %rain stem mencakup inervasi motorik dan sensorik utama bagi a"ah dan leher via nervus cranialis. %rain stem merupakan bagian yang penting karena beberapa hubungan nervus dari sistem sara# motorik dan sensorik meleati brain stem.
brain stem tersusun dari 4 bagian ' -medulla oblongata (myelence#alon) -pons varoli (metence#alon)
-bagian terbesar otak tengah (mesence#alon)
Pergerakan mandibula memerlukan pergerakan dari seluruh otot mastikasi. $eluruh proses dikontrol oleh nuclei brainstem trigeminal, hypoglossal, #acial, dan nuclei brain stem kinetik lainnya. :ordinasi nuclei-nuclei ini bergantung pada impuls abductory dari kavitas pral, yang berakhir pada trigeminal dan tractus soliter nucleus.
rige!inal sensory nucleus
rigeminal sensory nucleus terdiri dari kumpulan neuron dari brainstem ke spinal cord. Begio rostral dari nucleus dinamakan primary sensory nucleus, yang lainnya dinamakan trigeminal spinal nucleus. rigeminal spinal nucleus akan bercabang men"adi subdivisi nucleus oralis, interpolaris, dan nucleus caudalis.
%agian tengah trigeminal sensory nucleus bercabang "adi cabang ascending dan descending atau masuk ke brain stem di mana akan membentuk trigeminal bundle.
Begio anterior trigeminal pack berhubungan dengan primary sensory nucleus, sementara regio caudal membentuk trigeminal prinal bundle.
rigeminal sensory nucleus terdiri dari beberapa kategori neuron ' -local circuit neurons
-neuron-neuron yang berguna untuk interkoneksi di dalam trigeminal sensory nucleus
Primary sensory nucleus terletak pada tataran trigeminal kinetic nucleus. *euron trigeminal sensory nucleus bertanggung "aab atas inervasi a"ah bagian rostral dan ventral.
rige!inal !esence"&alic nucleus
rigeminal mesencephalic ais utamanya tersusun dari badan sel mekanoreseptor dari otot membuka ranag, ligamen periodontal, gingival, dan palatum.
*euron trigeminal mesencephalic nucleus adalah unipolar dan tersusun dari cabang central dan peri#er. &abang central turun ke trigeminal kinetic nucleus, sementara cabang p eri#er ber"alan ke regio kavitas oral.
rige!inal kinetic nucleus
rigeminal kinetic nucleus terdiri dari neuron yang mengontrol otot mastikasi. *euron-neuron ini terdiri dari *euron-neuron kinetic gamma dan al#a. *euron kinetic yang bertanggung "aab untuk mengontrol otot membuka rahang ditemukan di permukaan dorsal dari trigeminal kinetic nucleus, sementara neuron yang bertanggung "aab untuk menutup rahang terletak di permukaan ventral nucleus.
y"oglossal kinetic nucleus
Cypoglossal kinetic nucleus mengontrol otot lidah. $ecara struktural, hypoglossal kinetic nucleus lebih homogen daripada trigeminal kinetic nucleus. Cypoglossal kinetic nucleus tersusun
atas neuron kinetik multipolar besar dan neuron intermediate yang lebih kecil. Proyeksi dendrit neuron kinetic yang meman"ang masuk ke #ormasi retikuler yang berdekatan.
/acial kinetic nucleus
acial kinetic nucleus tersusun dari 4 kolom neuron ' lateral, medial, dan intermediate yang memisahkan materal dan medial.
!tot yang mengontrol bibir atas, nostril, dan cavitas nasalis berhubungan dengan neuron pada kolom lateral #acial kinetic nucleus. $istem otot bibir bagian baah dikontrol oleh neuron kinetic pada kolom intermediate. *euron kinetic pada kolom medial mengontrol regio #acial dan telinga.
ontrol of !astication
*ucleus sensorik dan kinetik dari brain stem memiliki peran penting dalam kontrol mastikasi.
Pergerakan ritmikal mastikatori mandibula dihasilkan pada regio brainstem tertentu. ungsi mastikasi dihasilkan oleh impuls sensorik a#eren ke nuclei brainstem. $inkronisasi seluruh proses ini dilakukan oleh cerebral center.
Akti0itas %rainste!
Be#leks mastikatori dibagi men"adi ' -re#leks membuka dan menutup rahang -re#leks lidah
)efleks !e!%uka dan !enutu" ra&ang
Be#leks rahang ialah termasuk kontraksi otot mandibula secara vertikal (membuka dan menutup), secara hori2ontal, atau secara protrusi#-retrusi#. Pada otot-otot membuka dan menutup rahang, terdapat banyak netork dari neuron kinetik yang meluas dari trigeminal kinetic nucleus. Pengecualian untuk regio kaudal otot digastricus, di mana neuron kinetic meluas dari accesoru #acial nucleus.
a) Be#leks membuka rahang
Be#leks ini dapat dihasilkan secara monosinaps, baik setelah stimulasi dari reseptor otot membuka rahang atau setelah stimulasi dari trigeminal mesencephalic nucleus. Be#leks membuka rahang dapat dihasilkan setelah mengetuk dahu.
Mengetuk dahu menyebabkan stimulasi otot membuka rahang dan mekanoreseptornya, yang menghasilkan aktivasi serat a#eren. $erat a#eren leat hubungan monosinapsnya dengan E-trigeminal kinetic neuron menyebabkan kontraksi otot membuka rahang. Be#leks membuka rahang dapat dihasilkan setelah stimulasi mekanoreseptir yang terletak pada "aringan periodontal, M>, mukosa mulut, atau bahkan kulit.
b) Be#leks menutup rahang
Be#leks menutup rahang dapat dihasilkan setelah stimulasi mekanik dari ligamen periodontal atau mekanoreseptor mukosa mulut. Bel#eks ini bukan re#leks monosinaps.
)ef leks &y"oglossal kinetic nucleus
Be#leks ini dihasilkan setelah stimulasi reseptor lidah atau laring.
)efleks facial
Be#leks membuka dan menutup kelopak mata dihasilkan setelah stimulasi reseptor kornea yang diinervasi pleh cabang nervus trigeminal.
!"uls sensorik aferen ke nuclei %rainste!
>enis dan tekstur makanan menentukan tipe pergerakan mastikasi. Cal ini didapat leat #eedback sensorik pada pusat mastikasi batang otak. $timulasi dari regio yang berbeda dari kavotas oral menghasilkan "enis pergerakan mastikasi yang berbeda "uga. $etelah inisiasi mastikasi, produksi ritmis muatan elektrik tampak oada reseptor otot membuka rahang. :arena mekanoreseptor ligamen periodontal, peningkatan muatan elektrik secara tiba-tiba pada aal dan akhir pergerakan membuka rahang tampak saat gigi berkontak dan berlan"ut selama tekanan oklusal meningkat. Peningkatan muatan elektrik secara tiba-tiba "uga tampak pada mekanoreseptor sudut mulut.
,inkronisasi "ergerakan !astikasi ole& &ig&er cere%ral centers
$timulasi elektrik dari bagian lateral pada regio kinetic korteks otak menghasilkan pergerakan ritmis repetiti# dari mandibula dan lidah.
$timulasi elektrik dari korteks menyebabkan perubahan "angka pendek pada otot menutup rahang dan rangsangan rendah pada neuron kinetik membuka rahang. Penampakan ini menghasilkan kesimpulan baha higher cerebral center membantu inisiasi proses mastikasi.
$timulasi elektrik dari korteks menyebabkan pergerakan lidah dan regio oro#acial lainnya. :orteks otak menyinkron aktivitas kelompok otot yang terlibat dalam proses mastikasi.
2.2.# Perke!%angan Mastikasi
Perkembangan proses mastikasi aal "arang dipela"ari alaupun sebenarnya hal ini penting diketahui agar dapat memahami bagaimana memberikan makanan yang baik untuk anak-anak, serta mengetahui apakah terdapat gangguan penelanan. $tudi tentang perkembangan mastikasi dini ini "arang dilakukan karena pencatatan aktivitas otot rahang dan pergerakan rahang pada anak-anak sulit dilakukan. Proses mastikasi itu sendiri tentunya berkaitan dengan pergerakan rahang. Pergerakan rahang untuk proses mastikasi mengalami reorganisasi (perubahan) yang cukup besar pada anak usia dini, seperti perubahan pada perkembangan anatomis dan #isiologis serta pengenalan progresi# dari konsistensi makanan yang padat.
Perkembangan mastikasi diaali dari tahap mastikasi aal (early cheing) sampai men"adi mastikasi matang (mature cheing). Proses transisi menu"u perkembangan mastikasi matang ditandai oleh pergeseran dari pola vertikal ke pola rotasi pada pergerakan rahang. Perubahan pada pola mastikasi ini ter"adi terutama selama ? bulan pertama kehidupan, yang kemudian diikuti oleh suatu periode penyempurnaan. Perkembangan mastikasi dikarakteristikkan men"adi beberapa tahapan berikut'
1. Proses mastikasi aal (early chewing ) ditandai dengan pola teratur dari aktivasi timbal balik antara pasangan otot antagonisnya. Menurut ;reen, organisasi koordinati# umum
aal. Menurut $heppard dan Mysak, proses mastikasi aal terdiri dari siklus elevasi dan depresi mandibula ditambah kombinasi dengan berbagai gerakan bibir dan lidah.
. ahap berikut pada perkembangan mastikasi ditandai dengan munculnya pergerakan rahang lateral. Menurut dverson, Bodgers, dan %rodsky, pergerakan rahang ter"adi bergantian antara vertikal dan lateral.
4. ahap terakhir dari perkembangan mastikasi ditandai dengan munculnya gerakan rotasi pada rahang. danya gerak rotasi pada rahang ini men"adi ciri khas dari proses mastikasi matang dan telah terlihat se"ak usia 1D bulan kehidupan, kemudian akan disempurnakan pada usia ?-40 bulan kehidupan.
Perkembangan pada pergerakan rahang untuk mastikasi ini tidak hanya menun"ukkan perubahan pada kontrol mastikasi, tetapi "uga respon anak-anak terhadap tekstur dan si#at viskoelastisitas dari makanan baru. %eberapa studi menun"ukkan konsistensi memberikan kontribusi signi#ikan terhadap durasi mastikasi pada anak-anak, contohnya durasi untuk mengunyah bolus padat lebih lama daripada bolus halus.
2.3 Deglutasi
7eglutasi merupakan proses menggerakan makanan dari #aring menu"u esophagus. dapun "aringan pendukung seperti pipi, lidah, bibir yang membantu makanan di dalam mulut men"adi
FG%olusGG.
2.3.2 /ase Deglutasi
ksi penelanan meliputi 4 #ase yaitu ' 1. ase oral
/idah menekan palatum keras saat rahang menutup dan menghantarkan bolus ke arah oro#aring
. ase aring (involunter)
%olus makanan dalam #aring merangsang reseptor oro#aring yang mengirim impuls ke "usat !enelan dalam medulla dan batang otak bagian baah. Pada saat yang bersamaan ter"adi re#leks (penutupan semua lubang kecuali eso#agus sehingga makanan bisa masuk)
ungsi #aring yaitu sebagai air passage aktu berna#as dan sebagai food passage aktu menelan makanan
4. ase <so#agus (nvolunter)
$#ingter eso#agus baah setelah melakukan gelombang peristaltik dan memungkinkan makanan terdorong ke dalam lambung. $#ingter kemudian berkontraksi (mencegah regurgitasi (re#luks) isi lambung ke dalam esophagus).
ungsi eso#agus yaitu menggerakan makanan dari #aring ke lambung melalui gerak peristalsis.
2.3.3 Proses Deglutasi
Pergerakan makanan dari mulut menu"u lambung diperoleh dari proses penelanan atau "uga disebut deglutasi. 7eglutasi di#asilitasi oleh sekresi saliva dan mucus serta melibatkan mulut, #aring dan esophagus. Proses penelanan ter"adi dalam tiga #ase'
(1) ase !ral atau %uccal, #ase volunter ketika bolus menu"u oro#aring= () ase #aringeal, #ase involunter bolus dari #aring menu"u esophagus (4) ase <so#ageal, #ase involunter bolus dari esophagus menu"u lambung.
%olus adalah makanan yang telah halus dan lembab oleh saliva dan siap ditelan.
Proses penelanan beraal ketika bolus didorong kearah belakang kavitas oral dan oro#aring oleh gerakan lidah ke atas dan ke belakang menekan palatum durum. :ontraksi otot mylohyoid dan otot-otot intrinsik lidah (genioglosus, styloglossus, palatoglossus), memungkinkan gerakan tersebut bisa ter"adi,serta terangkatnya tulang hyoid. $elan"utnya, u"ung depan lidah naik, dan menekan daerah palatum, tepat dibelakang gigi anterior (incisor), diikuti dengan kontraksi dari otot buccinators untuk meleatkan setiap sisa-sisa makanan dari vestibulum ke kavitas oral, dan disatukan bersama bolus. %ibir menutup rapat menyebabkan mulut tertutup. 7an bolus siap di trans#er ke oro#aring. $emua proses ini terdapat pada fase oral penelanan, yang ter"adi secara
0olunter. ase volunter berakhir saat bolus menyentuhentrance #aring.
7engan masuknya bolus ke oro#aring,fase faringeal yang ter"adi secara involunter dimulai (gambar ?.10b). %olus menstimulasi reseptor pada oro#aring, yang mengirim impuls-impuls pada pusat penelanan di medulla oblongata, pons bagian baah pada batang otak. mpuls yang kembali menyebabkan palatum molle dan uvula bergerak ke atas untuk menutup naso#aring,
yang akan mencegah bolus masuk ke dalam traktus respiratorius. $aat #ase ini ter"adi, seseorang tidak bisa bicara atau berna#as (apnoea of deglutition). 7asar lidah beretraksi , menekan bolus ke oro#aring. !tot-otot di belakang mulut berkontraksi dan bersama dasar lidah yang terangkat, menyempitkan pembukaan di belakang bolus. 7ua gerakan dasar yang dimiliki oleh #aring, selurung tabung pharyngeal dielevasi oleh otot-otot slylopharyngeus dan palatopharyngeus, diikuti dengan gerakan peristaltis dari otot pharyngeal konstriktor yang mendorong bolus bergerak dari oro#aring dan laringo#aring. :etika s#ingter esophageal atas relaksasi, bolus bergerak menu"u esophagus.
Pada #ase #aringeal ini, adanya kontraksi otot-otot stylohyoid dan digastrikus mengangkat tulang hyoid dan laring ke baah lidah, sehingga epiglottis tertekan ke baah yang menyebabkan pembukaan laring menutup. ksi ini mencegah setiap makanan3 minuman masuk ke trakea.
ase eso"&ageal penelanan dimulai ketika bolus masuk ke esophagus. $elama #ase ini, gerak "eristalsis, gerak yang mengkoordinasi kontraksi dan relaksasi dari lapisan muskularis sirkuler dan longitudinal, mendorong bolus kedepan menu"u lambung (gambar ?.10c). :ontraksi ter"adi berulang-ulang dalam gerakan yang menggerakan makanan menu"u lambung.
$elama bolus mendekat pada u"ung esophagus, s#ingter esophageal bagian baah berelaksasi dan bolus bergerak menu"u lambung. Mucus disekresikan oleh glandula esophageal yang
melubrikasi bolus dan mengurangi #riksi. >alan makanan yang solid atau semisolid dari mulut ke lambung ter"adi selama ? H D detik= makanan yang sangat lembut dan liIuid (cairan) meleatinya selama 1 detik, dengan kata lain, pergerakan cairan lebih cepat dibandingkan solid atau semisolid.
Bangkuman mengenai aktivitas pencernaan pada #aring dan esophagus terdapat pada tabel dibaah ini'
2.3.4 *ontrol +eurologis Deglutasi
Pada tahap menelan, daerah posterior mulut dan #aring merupakan daerah yang paling sensiti#. 7aerah taktil paling sensiti# dari bagian posterior mulut dan #aring untuk mengaali #ase penelanan pada #aring terletak pada suatu cincin yang mengelilingi pembukaan #aring, dengan
sensitivitas terbesar pada tiang H tiang tonsil. mpuls di"alankan dari bagian ini melalui bagian sensoris sara# trigeminal dan glosso#aringeal ke dalam daerah medulla oblongata yang berada di dalam atau berhubungan erat dengantraktus solitarius, yang terutama menerima semua impuls sensoris dari mulut.
ahap berikutnya dari proses menelan secara otomatis diatur dalam urutan yang teratur oleh daerah H daerah neuron di batang otak yang didistribusikan ke seluruh substansia retikularis medulla dan bagian baah pons. 6rutan re#leks penelanan ini sama dari satu penelanan ke penelanan berikutnya, dan aktu untuk seluruh siklus "uga tetap sama dari satu penelanan ke
penelanan berikutnya. 7aerah di medulla dan pons bagian baah yang mengatur penelanan secara keseluruhan disebut"usat "enelanan atau deglutisi.
mpuls motorik dari pusat menelan ke #aring dan esophagus bagian atas menyebabkan penelanan di"alarkan oleh sara# cranial + (trigeminus) ,J (glosso#aringeal), J (vagus) dan J
(hypoglossus) serta beberapa sara# servikal superior.
• $ara# #acial (sara# cranial +) untuk mengatur pengerekan bibir dan otot buccinators.
• $ara# hypoglossal (sara# cranial J) untuk mengatur otot-otot lidah.
• $ara# trigeminal (sara# cranial +) untuk mengatur otot mylohyloid yang merupakan
dasar mulut dan "uga otot palatal.
• $ara# glossopharyngeal (sara# cranial J) K vagus (sara# cranial J) untuk mengatur
otot-otot #aring K eso#agus.
Bingkasnya, tahap #aringeal dari penelanan pada dasarnya merupakan suatu re#leks. Cal ini hampir tidak pernah dimulai oleh rangsangan langsung pada pusat penelanan dari daerah yang lebih tinggi di sistem sara# pusat. $ebaliknya, hampir selalu diaali oleh g erakan makanan secara volunteer masuk ke bagian belakang mulut yang kemudian merangsang reseptor H reseptor sensoris yang menimbulkan re#leks menelan.
;elombang sekunder sebagian dimulai oleh sirkulasi sara# intrinsik dalam sistem sara# mienterikus esophagus dan sebagian oleh re#leks-re#leks yang dihantarkan melalui serat-serat a#eren vagus dari esophagus ke medulla dan kemudian kembali lagi ke esophagus melalui serat H serat e#eren vagus.
$usunan otot #aring dan sepertiga bagian atas esophagus adalah otot lurik. :arena itu, gelombang peristaltic di daerah ini hanya diatur oleh impuls sara# rangka dalam sara# glosso#aringeal dan sara# vagus. Pada duapertiga bagian baah esophagus, ototnya merupakan