• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Faktor Lingkungan Dan Faktor Psikologis Terhadap Kunjungan Kembali Pasien Umum Pada Instalasi Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Faktor Lingkungan Dan Faktor Psikologis Terhadap Kunjungan Kembali Pasien Umum Pada Instalasi Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

RUMAH SAKIT UMUM Dr. ZAINOEL ABIDIN

BANDA ACEH TAHUN 2009

TESIS

Oleh:

TUTI FADLILAH

077013026/IKM

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN FAKTOR

PSIKOLOGIS TERHADAP KUNJUNGAN KEMBALI PASIEN

UMUM PADA INSTALASI RAWAT INAP DI

RUMAH SAKIT UMUM Dr. ZAINOEL ABIDIN

BANDA ACEH TAHUN 2009

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Administrasi Rumah Sakit

Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh :

TUTI FADLILAH

077013026/IKM

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP

KUNJUNGAN KEMBALI PASIEN UMUM PADA INSTALASI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2009 Nama Mahasiswa : Tuti Fadlilah

Nomor Pokok : 077013026/IKM

Program Studi : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Administrasi Rumah Sakit

Menyetujui Komisi Pembimbing :

(Prof.Dr.Ritha F. Dalimunthe MSi) (dr.Djamaluddin Sambas, MARS)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Dekan,

(Dr.Drs.Surya Utama, MS) (dr. Ria Masniari Lubis, MSi)

(4)

Telah Diuji Pada Tanggal :

____________________________________________________________________

Panitia Penguji Tesis

Ketua : Prof.Dr.Ritha F. Dalimunthe, MSi Anggota : dr.Djamaluddin Sambas, MARS

(5)

PERNYATAAN

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KUNJUNGAN KEMBALI

PASIEN UMUM PADA INSTALASI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. ZAINOEL ABIDIN

BANDA ACEH TAHUN 2009

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2009 Penulis

(6)

ABSTRAK

Suatu rumah sakit dapat berjalan secara operasional, salah satunya ditentukan dari jumlah pasien yang berkunjung ke rumah sakit untuk memperoleh jasa pelayanan kesehatan. Dari laporan tahunan 2007 Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin diperoleh angka kunjungan pasien umum rawat inap sebesar 1%. Penurunan angka kunjungan pasien umum rawat inap di RSU dr. Zainoel Abidin kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor psikologis.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor lingkungan (pendidikan, ekonomi, tindakan keluarga, tindakan petugas kesehatan, sarana dan prasarana), faktor psikologis (pembelajaran, sikap dan motivasi) terhadap kunjungan kembali pasien umum di Instalasi Rawat Inap RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009. Penelitian dilakukan dengan survey explanatory. Populasi adalah pasien umum rawat inap dari bulan Januari – April 2009 yang berjumlah 870 orang. Sampel diambil sebanyak 90 orang dengan teknik sampel acak sederhana. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan kuesioner. Metode analisis data dilakukan dengan uji Regresi Logistik Berganda.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh variable yang memengaruhi kunjungan kembali pasien umum adalah tindakan petugas (p=0,022). Variabel yang tidak memengaruhi kunjungan kembali pasien umum adalah pendidikan, ekonomi, tindakan keluarga, sarana, prasarana, pembelajaran, sikap, motivasi.

Peneliti menyarankan kepada pihak managerial RSU dr. Zainoel Abidin dalam pengrekrutan petugas lebih selektif, tidak hanya tertulis diharapkan juga dilakukan tes wawancara, penempatan petugas di loket penerimaan/registrasi pasien harus memiliki kriteria dengan kemampuan komunikasi yang baik, ramah, dan berpenampilan menarik, sistem reward dan punishment berdasarkan absensi petugas untuk melihat kinerja petugas, RSU dr.Zainoel Abidin sebaiknya memiliki daftar petugas (arsip) yang telah mengikuti pelatihan dan kompetensi sehingga bagi petugas yang belum mendapatkan pelatihan dan kompetensi diberikan prioritas untuk mengikutinya, membuat sistem perawatan dan nilai ekonomi seluruh peralatan medis serta sistem layout sehingga mudah dalam operasionalnya.

(7)

ABSTRACT

One of the factors that can determine the operation of a hospital is the number of the patients visit the hospital to get the health service. The annual report of dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Hospital in 2007 showed that the number of the general patients visited this hospital to be hospitalized was 1%. The decreased of the number of the general patients who were hospitalized in dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Hospital could be influenced by environmental and psychological factors.

The purpose of explanatory study is to analyze the influence of environmental factors (education, economy, family’s action, health workers’ action, facility and infrastructure) and psychological factors (learning, attitude, and motivation) on the revisit of the general patients to the in-patient installation of dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Hospital in 2009. The population of this study were 870 general patients who were hospitalized in dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Hospital from January to April 2009, and 90 of the patients were selected to be samples for this study through simple random sampling technique. The data for this study were obtained through questionnaire-based interview. The data obtained were analyzed through multiple logistic regression test.

The result of this study showed that the variables of health workers’ action (0,022) had a significant influence on the revisit of general patients. The variables of education, economy, family’s action, facility, infrastructure, learning, attitude, and motivation did not have any influence on the revisit of general patients.

It is suggested that the management of dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Hospital to recruitment of staff should be more selective, it is not only writing examinations but also interview, front officers at regristry counter should have good communication skill, polite and good looking persons, reward and punishment system are base on attendance to see the staff working achievement, should give priority to the staff who has not attend of training and competency yet.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T. karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini, yang berjudul ”Pengaruh Faktor Lingkungan dan Faktor Psikologis terhadap Kunjungan Kembali Pasien Umum pada Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009”

Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademis untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Minat Studi Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Chairuddin P. Lubis, Sp.A(K) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada kami untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, dr. Ria Masniari Lubis, MSi atas kesempatan yang diberikan menjadi mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

(9)

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan yang diberikan menjadi mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih yang tak terhingga kepada Prof. Dr .Ritha F. Dalimunthe, MSi selaku Ketua Komisi Pembimbing yang selalu bersedia meluangkan waktu dalam membimbing, memberikan masukan, dan pemikiran dengan penuh kesabaran ditengah-tengah kesibukannya, dr.Djamaluddin Sambas, MARS sebagai anggota Komisi Pembimbing dengan tulus ikhlas membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tesis ini, Prof. Dr. Ida Yustina, MSi selaku Komisi Pembanding yang telah membantu memberikan arahan demi kesempurnaan penulisan tesis ini dan Drs. Tukiman, MKM selaku Komisi Pembanding yang telah membantu penulisan tesis ini.

Terima kasih juga disampaikan kepada dr. Taufik Mahdi, SpOG, selaku Direktur Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh beserta staf yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

(10)

Para keluarga pasien yang menjadi subjek penelitian yang bersedia meluangkan waktu untuk wawancara, teman-teman mahasiswa/mahasiswi Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 yang telah banyak membantu dalam penyusunan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak guna perbaikan serta penyempurnaan tesis ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak. Semoga tesis ini bermanfaaat bagi kita semua dan mendapatkan berkah serta rahmat Allah S.W.T. Amin ya Rabbal’alamin.

Banda Aceh, Agustus 2009 Penulis

(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 28 Februari 1969, beragama Islam. Status sudah menikah dan mempunyai 4 orang anak. Alamat rumah di Jalan T.Nyak Arief Lorong Tunggai I No. 13 Lingke Banda Aceh.

Memulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 2 di Jakarta lulus tahun 1982, melanjutkan pendidikan di Sekolah Tsanawiyah Negeri Jakarta lulus tahun 1985. Selanjutnya meneruskan pendidikan di Sekolah Menengah Negeri 14 Jakarta lulus tahun 1988, pendidikan di Fakultas Kedokteran Unversitas Syiah Kuala lulus tahun 1998, melanjutkan pendidikan S-2 di Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Sumatera Utara sejak tahun 2007.

(12)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Permasalahan ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Hipotesis... 8

1.5. Manfaat Penelitian ... 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Kunjungan Kembali ... 10

2.2. Pasien ... 14

2.3. Perilaku ... 16

2.3.1. Perilaku Konsumen ... 16

2.3.2. Domain Perilaku... 17

2.4. Rumah Sakit ... 27

2.5. Landasan Teori... 29

2.6. Kerangka Konsep Penelitian ... 31

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 32

3.1. Jenis Penelitian ... 32

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

3.2.1. Lokasi Penelitian... 32

3.2.2. Waktu Penelitian ... 32

3.3. Populasi dan Sampel ... 33

3.3.1. Populasi ... 33

3.3.2. Sampel Penelitian... 33

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 34

3.4.1. Data Primer ... 34

3.4.2. Data Sekunder ... 34

3.5. Variabel dan Definisi Opersional... 36

(13)

3.5.2. Definisi Operasional ... 36

3.6. Metode Pengukuran ... 37

3.6.1. Variabel Bebas (Independen)... 37

3.6.2. Variabel Terikat (Dependen)... 41

3.7. Metode Analisis Data... 42

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 43

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 43

4.2 Analisis Univariat ... 45

4.2.1. Tingkat Pendidikan ... 46

4.2.2. Ekonomi ... 46

4.2.3. Tindakan Keluarga ... 47

4.2.4 Tindakan Petugas Kesehatan ... 48

4.2.5. Sarana... 49

4.2.6 Prasarana ... 50

4.2.7 Pembelajaran ... 51

4.2.8. Sikap... 53

4.2.9. Motivasi ... 54

4.2.10. Kunjungan Kembali ... 56

4.3. Analisis Bivariat... 57

4.3.1. Hubungan Faktor Lingkungan terhadap Kunjungan Kembali Pasien... 57

4.3.2 Hubungan Faktor Psikologis terhadap Kunjungan Kembali Pasien... 61

4.4. Analisis Multivariat ... 64

BAB 5 PEMBAHASAN ... 68

5.1 Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Kunjungan Kembali Pasien... 68

5.2 Pengaruh Ekonomi Terhadap Kunjungan Kembali Pasien. 69 5.3 Pengaruh Tindakan Keluarga Terhadap Kunjungan Kembali Pasien... 70

5.4 Pengaruh Tindakan Petugas Kesehatan Terhadap Kunjungan Kembali Pasien... 71

5.5 Pengaruh Sarana Terhadap Kunjungan Kembali Pasien... 75

5.6 Pengaruh Prasarana Terhadap Kunjungan Kembali Pasien ... 77

5.7 Pengaruh Pembelajaran Terhadap Kunjungan Kembali Pasien ... 77

(14)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 82 6.1 Kesimpulan ... 82 6.2 Saran ... 82 DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Faktor

Lingkungan ... 35

3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Faktor Psikologis ... 35

3.3 Aspek Pengukuran Variabel Independen ... 41

4.1 Distribusi Tempat Tidur Berdasarkan Tipe Ruangan di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008... 44

4.2 Distribusi Karyawan Berdasarkan Jenis Ketenagaan di RSUZA Banda Aceh ... 45

4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 46

4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Ekonomi... 46

4.5 Distribusi Uraian Jawaban Responden tentang Tindakan Keluarga ... 47

4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Tindakan Keluarga ... 48

4.7 Distribusi Uraian Jawaban Responden tentang Petugas Kesehatan ... 48

4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Katagori Tindakan Petugas Kesehatan... 49

4.9 Distribusi Uraian Jawaban Responden tentang Sarana... 49

4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Katagori Sarana ... 50

(16)

4.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Katagori Prasarana... 51

4.13 Distribusi Uraian Jawaban Responden tentang Pembelajaran ... 52

4.14 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Katagori Pembelajaran 53 4.15 Distribusi Uraian Jawaban Responden tentang Sikap... 53

4.16 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Katagori Sikap ... 54

4.17 Distribusi Uraian Jawaban Responden Tentang Motivasi ... 55

4.18 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Katagori Motivasi... 55

4.19 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Katagori Kunjungan Kembali ... 56

4.20 Distribusi Uraian Alasan Responden tentang Tidak Melakukan Kunjungan Kembali ... 56

4.21 Distribusi Uraian Alasan Responden Melakukan Kunjungan Kembali ... 57

4.22 Hasil Analisis Bivariat Antara Variabel Faktor Lingkungan Dengan Kunjungan Kembali Pasien Pada Instalasi Rawat Rawat Inap Di RSU Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009... 60

4.23 Hasil Analisis Bivariat Antara Variabel Faktor Psikologis Dengan Kunjungan Kembali Pasien Pada Instalasi Rawat Rawat Inap Di RSU Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009... 63

4.24 Uji Regresi Logistic Ganda untuk Identifikasi Variabel yang Akan Masuk dalam Model dengan p ≤ 0,05 ... 65

(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1.1 Grafik Jenis Kunjungan Pasien Umum, Askeskin, dan

Askes Rawat Inap Tahun 2007 ... 5 2.1 Model perilaku konsumen... 12 2.2 Model Pengambilan Keputusan Shiffman dan Kanuk

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

(19)

ABSTRAK

Suatu rumah sakit dapat berjalan secara operasional, salah satunya ditentukan dari jumlah pasien yang berkunjung ke rumah sakit untuk memperoleh jasa pelayanan kesehatan. Dari laporan tahunan 2007 Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin diperoleh angka kunjungan pasien umum rawat inap sebesar 1%. Penurunan angka kunjungan pasien umum rawat inap di RSU dr. Zainoel Abidin kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor psikologis.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor lingkungan (pendidikan, ekonomi, tindakan keluarga, tindakan petugas kesehatan, sarana dan prasarana), faktor psikologis (pembelajaran, sikap dan motivasi) terhadap kunjungan kembali pasien umum di Instalasi Rawat Inap RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009. Penelitian dilakukan dengan survey explanatory. Populasi adalah pasien umum rawat inap dari bulan Januari – April 2009 yang berjumlah 870 orang. Sampel diambil sebanyak 90 orang dengan teknik sampel acak sederhana. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan kuesioner. Metode analisis data dilakukan dengan uji Regresi Logistik Berganda.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh variable yang memengaruhi kunjungan kembali pasien umum adalah tindakan petugas (p=0,022). Variabel yang tidak memengaruhi kunjungan kembali pasien umum adalah pendidikan, ekonomi, tindakan keluarga, sarana, prasarana, pembelajaran, sikap, motivasi.

Peneliti menyarankan kepada pihak managerial RSU dr. Zainoel Abidin dalam pengrekrutan petugas lebih selektif, tidak hanya tertulis diharapkan juga dilakukan tes wawancara, penempatan petugas di loket penerimaan/registrasi pasien harus memiliki kriteria dengan kemampuan komunikasi yang baik, ramah, dan berpenampilan menarik, sistem reward dan punishment berdasarkan absensi petugas untuk melihat kinerja petugas, RSU dr.Zainoel Abidin sebaiknya memiliki daftar petugas (arsip) yang telah mengikuti pelatihan dan kompetensi sehingga bagi petugas yang belum mendapatkan pelatihan dan kompetensi diberikan prioritas untuk mengikutinya, membuat sistem perawatan dan nilai ekonomi seluruh peralatan medis serta sistem layout sehingga mudah dalam operasionalnya.

(20)

ABSTRACT

One of the factors that can determine the operation of a hospital is the number of the patients visit the hospital to get the health service. The annual report of dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Hospital in 2007 showed that the number of the general patients visited this hospital to be hospitalized was 1%. The decreased of the number of the general patients who were hospitalized in dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Hospital could be influenced by environmental and psychological factors.

The purpose of explanatory study is to analyze the influence of environmental factors (education, economy, family’s action, health workers’ action, facility and infrastructure) and psychological factors (learning, attitude, and motivation) on the revisit of the general patients to the in-patient installation of dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Hospital in 2009. The population of this study were 870 general patients who were hospitalized in dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Hospital from January to April 2009, and 90 of the patients were selected to be samples for this study through simple random sampling technique. The data for this study were obtained through questionnaire-based interview. The data obtained were analyzed through multiple logistic regression test.

The result of this study showed that the variables of health workers’ action (0,022) had a significant influence on the revisit of general patients. The variables of education, economy, family’s action, facility, infrastructure, learning, attitude, and motivation did not have any influence on the revisit of general patients.

It is suggested that the management of dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Hospital to recruitment of staff should be more selective, it is not only writing examinations but also interview, front officers at regristry counter should have good communication skill, polite and good looking persons, reward and punishment system are base on attendance to see the staff working achievement, should give priority to the staff who has not attend of training and competency yet.

(21)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.2. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan yang sehari-hari melakukan kontak dengan pasien. Oleh karena itu sebuah rumah sakit harus mampu memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh pasien sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Kelanggengan suatu rumah sakit salah satunya ditentukan dari banyaknya jumlah pasien yang berkunjung ke rumah sakit untuk memperoleh jasa pelayanan kesehatan, semakin meningkatnya jumlah kunjungan pasien maka semakin baik keberadaan rumah sakit tersebut.

(22)

Abdillah (2006) mengatakan hampir 80% kunjungan pasien ke rumah sakit di Penang adalah warga Medan dan Sumut, sebagian lainnya berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), jika kondisi ini dibiarkan, maka rumah sakit di daerah ini hanya dikunjungi oleh pasien-pasien miskin yang mengandalkan Askeskin dan Askes, sedangkan warga kelas menengah dan atas akan berobat ke luar negeri. Harian Aceh (2008) menyebutkan bahwa angka kunjungan masyarakat Aceh yang berobat ke Malaysia sebanyak 200 orang sebesar 20% setiap minggunya.

Fenomena banyaknya pasien Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri diakui Soeparman (2004), Kepala Pusat Pengembangan Pembangunan Kesehatan Departemen Kesehatan, disebabkan masih buruknya sistem pelayanan dokter dan rumah sakit di Indonesia. Kasus malpraktek, kurang komunikasinya dokter kepada pasien, salah diagnosis sehingga menurunnya motivasi pasien untuk berobat ke rumah sakit yang ada di Indonesia. Fadilah (2008) mengakui, perkembangan fasilitas kesehatan yang maksimal bagi publik di tanah air saat ini cenderung melambat, sebagai dampak krisis ekonomi keuangan global. Nadesul (2008) mengatakan, masyarakat lebih memilih berobat ke luar karena kurangnya sarana medik, rendahnya tingkat kepercayaan pasien, dan minimnya perhatian dokter. Husein (2008), Dirjen Pelayanan Medis Departemen Kesehatan mengatakan ada tiga faktor yang menentukan rumah sakit diminati pasien yaitu; pelayanan, teknologi dan sumber daya manusia.

(23)

dampak meningkatnya minat masyarakat berobat ke luar negeri mengemukakan di antaranya faktor utama yang menyebabkan masyarakat berobat ke luar negeri dipengaruhi oleh faktor psikologis yang meliputi: a) Keyakinan akan kemampuan dokter untuk mengatasi penyakit/masalah yang diderita (36,50%), percaya akan akurasi diagnosis yang diberikan dokter (30,50%), merasa lebih cepat sembuh (42,50%), butuh pelayanan prima (32,50%). Faktor lingkungan meliputi: biaya lebih murah (26,50%), fasilitas dan teknologi rumah sakit/pelayanan kesehatan lebih canggih dan modern (34.00%), pelayanan yang diberikan lebih baik (31,00%), penanganan terhadap pasien lebih cepat (30,00%), keramahtamahan/keterampilan tenaga medis lebih baik (36,50%), rekomendasi dokter dalam negeri (38,00%). Faktor psikologis dan faktor lingkungan merupakan bagian dari perilaku pasien dalam pengambilan keputusan untuk berkunjung ke rumah sakit.

Menurut Engel dalam Suryani (2008), perilaku konsumen (pasien) mencakup pemahaman terhadap tindakan yang langsung yang dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengonsumsi dan mengabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Selanjutnya Prasetijo (2005) mengatakan bahwa perilaku konsumen merupakan proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya.

(24)

Perilaku konsumen merupakan proses yang kompleks dan multi dimensional, yang mencakup proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang dilakukan konsumen secara fisik dalam pengevaluasian, perolehan penggunaan atau mendapatkan barang dan jasa. Jadi di dalam menganalisis perilaku konsumen tidak hanya menyangkut faktor-faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan kegiatan, akan tetapi juga meliputi proses pengambilan keputusan yang menyertainya (Suryani, 2008).

Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan memberikan dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan perawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap. Sasaran pelayanan kesehatan rumah sakit bukan hanya individu pasien, tapi sudah berkembang mencakup keluarga pasien dan masyarakat umum. Fokus perhatiannya adalah pasien sebagai individu maupun sebagai bagian dari sebuah keluarga. Dengan demikian pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan paripurna (komprehensif dan holistik) (Muninjaya, 2004).

(25)

standar. Oleh karena itu RSU dr. Zainoel Abidin harus mengusahakan memenuhi kekurangan tenaga sehingga pelayanan tidak terganggu. Akibat kurangnya tenaga medis secara tidak langsung dapat menurunkan kunjungan pasien rumah sakit tersebut.

0 20 40 60 80 100 120 140

Umum Jamkesmas Askes

Gambar 1.1 Grafik Jenis Kunjungan Pasien Umum, Askeskin, dan Askes Rawat Inap RSUZA Tahun 2007

Penurunan angka kunjungan pasien umum rawat inap dapat dilihat dari data Laporan Tahunan RSU dr. Zainoel Abidin (2007) bahwa jumlah kunjungan pasien umum hanya 3.067 pasien (1%) sedangkan jenis kunjungan terbanyak terdapat pada kunjungan Jamkesmas sebanyak 128.731 pasien (61%), Askes sosial sebanyak 81.140 pasien (38%), tentunya ada faktor penyebab kunjungan pasien umum lebih sedikit, diduga disebabkan faktor psikologis pasien maupun faktor lingkungannya. Akibat penurunan tersebut, pendapatan yang diperoleh RSU dr. Zainoel Abidin adalah minus 2 %, sedangkan jumlah pendapatan pasien Askes mengalami peningkatan 63%, serta pasien Jamkesmas mengalami peningkatan 65%.

(26)

penanganan pun asal jadi, sejumlah pasien yang menggunakan kartu Jamkesmas sering terabaikan (Harian serambi, 6 April 2008), jika hal ini terus berlanjut maka motivasi pasien untuk berkunjung ke rumah sakit tersebut akan menurun yang berdampak terjadinya penurunan angka kunjungan pasien ke RSUZA.

Pada studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti tanggal 13 April 2009 di RSU dr.Zainoel Abidin Banda Aceh melalui survey dengan menggunakan kuesioner kepada 30 responden (pasien umum) yang dirawat di Instalasi rawat inap (ruang penyakit dalam dan ruang rawat bedah) mengungkapkan dokter sering telat masuk sebesar 53%, perawat kurang ramah sebesar 46%, perawat jaga sering tidak mengontrol pasien setiap pergantian jaga sehingga pasien sering terbengkalai sebesar 16%, perawat lamban dan kurang tanggap dalam melayani pasien sebesar 63% dan pemberian obat kepada pasien sering tidak tepat waktu 36%.

Banyaknya keluhan pasien dapat dilihat dari 49 surat yang masuk ke kotak saran RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Periode bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2008 antara lain; pelayanan pada loket terlalu lama ada 9 surat (18%), tempat duduk di loket kurang nyaman dan panas ada 3 surat (6%), prosedur yang berbelit-belit ada 7 surat (14%), dokter ahli sering terlambat masuk 8 surat (16%), sikap petugas yang kurang perhatian dan kurang ramah 10 surat (20%), ini merupakan tindakan petugas yang perlu diperbaiki, serta sarana dan prasarana juga perlu diperbaiki, di mana tindakan petugas kesehatan, sarana dan prasarana tersebut termasuk dari faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pasien untuk berkunjung kembali ke rumah sakit tersebut.

(27)

rumah sakit untuk berobat rawat inap di RS Muhammadiyah Surakarta. Hasilnya menunjukkan bahwa semua variabel tersebut mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam memilih rumah sakit untuk berobat rawat inap. Kurnia (2007) dalam penelitiannya menguji pengaruh persepsi pasien partikulir tentang kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSU PTPN II Tembakau Deli Medan. Hasilnya semua variabel berpengaruh positip dan signifikan terhadap kepuasan pasien. Hasan (2006) dalam penelitiannya menguji pengaruh kualitas pelayanan terhadap kunjungan pasien rawat jalan studi kasus puskesmas di Aceh Utara, hasilnya menunjukkan bahwa kualitas pelayanan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kunjungan pasien rawat jalan.

Berdasarkan psikososial orang yang sedang sakit atau keluarga dari orang yang sakit adalah dalam kondisi ketidakenakan: rasa sakit,

kekhawatiran, kecemasan, kebingungan, dan sebagainya. Oleh karena itu, pasien sangat memerlukan bantuan bukan saja pengobatan, tetapi juga bantuan lain seperti informasi, nasihat, dan petunjuk-petunjuk dari para petugas rumah sakit berkaitan dengan masalah atau penyakit yang mereka alami (Notoatmojo, 2005).

(28)

1.2. Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan: Apakah ada pengaruh faktor lingkungan (pendidikan, ekonomi, tindakan keluarga, tindakan petugas kesehatan, sarana dan prasarana), faktor psikologis (pembelajaran, sikap, motivasi) terhadap kunjungan kembali pasien umum pada Instalasi Rawat Inap di RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor lingkungan (pendidikan, ekonomi, tindakan keluarga, tindakan petugas kesehatan, sarana dan prasarana), faktor psikologis (pembelajaran, sikap, motivasi) terhadap kunjungan kembali pasien umum pada Instalasi Rawat Inap di RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009.

1.6. Hipotesis

(29)

1.5. Manfaat Penelitian

Penelian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Bagi manajemen RSUZA Banda Aceh, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi bagi perbaikan dan penyusunan administrasi rumah sakit dalam menjalankan fungsi manajemen pelayanan.

2. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya,yaitu sebagai bahan perbandingan penelitian lain yang belum dikaji dalam penelitian ini serta memberikan kontribusi terhadap masalah penelitian selanjutnya.

(30)

2.1. Kunjungan Kembali

Kunjungan kembali pasien merupakan pengambilan keputusan oleh konsumen/pasien. Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pembelajaran untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu di antaranya (Setiadi, 2008).

Menurut Suryani (2008) berpendapat ada lima peranan yang terlibat dalam mengambil keputusan. Kelima peran tersebut meliputi :

a. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyarankan ide untuk membeli suatu barang/jasa.

b. Pembawa pengaruh (influencer), yaitu orang yang memiliki pandangan atau nasihat yang mempengaruhi keputusan.

c. Pengambilan keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan. d. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata.

(31)

keterlibatan saat menggunakan jasa. Pada dimensi pertama, konsumen dibedakan berdasarkan tingkat pengambilan keputusan. Konsumen sering melakukan pencarian informasi dan evaluasi terhadap jasa sebelum keputusan diambil. Dilain pihak ada pula konsumen yang jarang mencari informasi tambahan, karena konsumen ini telah terbiasa membeli jasa tersebut. Pada dimensi ke dua, konsumen dibedakan berdasarkan tingkat keterlibatan saat memilih suatu jasa. Pada saat itu konsumen tidak jarang terlibat terlalu dalam, hal ini dapat terjadi karena ; (a) Produk sangat penting bagi konsumen sebab image pribadi dari konsumen terkait dengan produk (b) Adanya keterkaitan secara terus menerus dengan konsumen (c) Mengandung resiko yang cukup tinggi (d) Pertimbangan emosional (e) Pengaruh dari norma group.

(32)
[image:32.612.103.526.119.335.2]

Gambar 2.1 Model perilaku konsumen Sumber : Assael (1995)

Faktor lingkungan ini melalui komunikasi akan menyediakan informasi yang dapat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan konsumen. Adapun bentuk dari komunikasi dapat berupa komunikasi kelompok, komunikasi dari mulut ke mulut komunikasi pemasaran dan lintas kelompok. Setelah konsumen membuat keputusan, evaluasi setelah pembelian dilakukan. Selama proses evaluasi ini, konsumen akan belajar dari pengalaman dan merubah pola pikirnya serta mengevaluasi. Pengalaman konsumen ini secara langsung akan berpengaruh pada kunjungan ulang berikutnya.

Menurut Suryani (2008) yang mengutip pendapat Maslow mengenai prilaku manusia adalah sebagai berikut:

Fakt or individual

Pengambil an Keput usan

Pengaruh lingkungan

Umpan bal ik t erhadap evaluasi paska pembelian

Respon-respon Konsumen

Umpan bal ik t erhadap perkembangan lingkungan

(33)

1. Manusia merupakan makhluk yang serba berkeinginan. Manusia senantiasa menginginkan sesuatu dan lebih banyak. Jika suatu kebutuhan telah terpenuhi akan timbul kebutuhan baru dan proses ini tidak akan sebelum manusia meninggal.

2. Sebuah kebutuhan yang terpenuhi bukanlah sebuah motivator perilaku. Hanya kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi yang akan memotivasi individu untuk melakukan suatu perilaku atau tindakan tertentu.

3. Kebutuhan manusia tersusun secara berjenjang. Menurut Maslow manusia memiliki lima macam kebutuhan yang tersusun secara berjenjang (hirarkis), mulai dari kebutuhan yang paling dasar yaitu kebutuhan fisiologis hingga kebutuhan aktualisasi diri.

Pada pengambilan keputusan terdapat peran-peran tertentu yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga. Menurut Schiffman dan Kanuk yang dikutip oleh Suryani (2008) terdapat delapan peran yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga, antara lain:

1. Penjaga pintu (gatekeepers)

Perannya adalah mengatur dan mengendalikan informasi yang akan masuk ke keluarga.

2. Pemberi Pengaruh (influencer)

(34)

3. Pengambilan keputusan (decision maker)

Perannya adalah memutuskan produk/jasa yang akan dibeli. 4. Pembeli (buyer)

Perannya adalah membeli atau melakukan transaksi atas barang atau jasa. 5. Penyiap (preparer)

Perannya menyiapkan segala sesuatunya sehingga produk atau jasa siap digunakan.

6. Pengguna (user)

Perannya memakai produk atau menggunakan produk. 7. Pemelihara (maintainer)

Perannya adalah merawat dan melakukan usaha-usaha yang memungkinkan produk atau jasa dapat digunakan dan dapat berfungsi dengan baik.

8. Pembuang (disposer)

Perannya adalah berinisiatif menghentikan atau tidak melanjutkan penggunaan produk atau jasa yang digunakan oleh keluarga.

2.2. Pasien

(35)

Pelanggan internal ialah semua orang yang bekerja dalam organisasi pelayanan kesehatan dan pelanggan internal ini sangat penting karena harus bekerjasama dalam menghasilkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelanggan eksternal ialah orang yang di luar organisasi pelayanan kesehatan yang memperoleh pelayanan kesehatan yang dihasilkan oleh organisasi pelayanan kesehatan. Pelanggan eksternal ini termasuk pasien, keluarganya, dokter berpraktek swasta, dokter tamu, pekerja sukarela.

Kebutuhan pasien disebuah rumah sakit (Pohan, 2003) yaitu:

a. Kebutuhan terhadap akses pelayanan kesehatan, artinya kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.

b. Kebutuhan terhadap pelayanan yang tepat waktu, artinya tingkat ketersediaan pelayanan kesehatan pada saat dibutuhkan.

c. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif, artinya biaya pelayanan kesehatan terjangkau dan benar jumlahnya serta mampu mengurangi atau menghilangkan keluhan/penyakit.

d. Kebutuhan terhadap pelayanan yang tepat dan layak, artinya pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

e. Kebutuhan terhadap lingkungan yang aman, artinya segala upaya dilakukan demi keamanan pelanggan dan mengurangi terjadinya bahaya cedera.

(36)

g. Kebutuhan terhadap kesinambungan pelayanan kesehatan, artinya semua kegiatan pelayanan kesehatan pasien harus dikoordinasikan dengan efektif.

h. Kebutuhan terhadap kerahasiaan, artinya semua informasi pasien harus terjamin kerahasiaannya dan rahasia baru dapat dibuka atas izin pasien dan dilakukan oleh pejabat yang diberi wewenang.

2.3. Perilaku

Perilaku dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003). 2.3.1. Perilaku Konsumen

(37)

Menurut Hawkins, Best dan Coney (2007), perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi dan proses yang dilakukan untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan menghentikan produk, jasa, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhannya dan dampaknya terhadap konsumen dan masyarakat. Perilaku konsumen adalah tindakan langsung yang dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut (Simamora, 2008).

Merujuk pada beberapa pengertian tentang perilaku konsumen, maka terlihat bahwa memahami perilaku konsumen bukanlah suatu pekerjaan yang mudah karena banyaknya variabel yang mempengaruhi dan variabel-variabel tersebut saling berinteraksi. Perilaku konsumen merupakan proses yang kompleks dan multi dimensional.

2.3.2. Domain Perilaku

(38)

1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang besifat given atau bawaan, misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama atau resultance antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah kompleks, dan mempunyai bentangan yang sangat luas. Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2005) membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 (tiga) domain, ranah atau kawasan yakni : a) kognitif {cognitive), b) afektif (affective), c) psikomotor (psychomotor). Dalam perkembangannya, teori ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:

1. Pembelajaran

(39)

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

a. Proses Adopsi Perilaku

Dalam penerimaan suatu inovasi biasanya seseorang melalui sejumlah tahapan yang disebut tahapan putusan inovasi, yaitu:

1) Tahapan pengetahuan, dalam tahap ini seseorang sadar dan tahu adanya inovasi Tahap bujukan, yaitu seseorang sedang mempertimbangkan atau sedang membentuk sikap terhadap inovasi yang telah diketahuinya

2) Tahap putusan, dalam tahap ini seseorang membuat putusan menerima atau menolak inovasi tersebut

3) Tahap implementasi, dalam tahap ini seseorang melaksanakan keputusan yang telah dibuatnya

4) Tahap pemastian, yaitu dimana seseorang memastikan atau mengkonfirmasikan putusan yang telah diambilnya itu (Rogers dari Everett, 1983).

(40)

b. Tingkat Pembelajaran di Dalam Domain Kognitif

Menurut Notoatmodjo (2005) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan :

1) Tahu {Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pembelajaran tingkat ini adalah mengingat kembali {recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pembelajaran yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.

2) Memahami {Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Aplication)

(41)

4) Analisis {Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

(42)

2. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb (dalam Notoatmodjo, 2003), menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

a. Komponen Pokok Sikap

Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2005), sikap mempunyai 3 komponen pokok. Yaitu :

1) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek 2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek 3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

(43)

Menurut Suryani (2008) ada tiga komponen sikap, yaitu: 1) Komponen Kognitif

Komponen kognitif berkenaan dengan hal-hal yang diketahui individu atau pengalaman individu baik yang sifatnya langsung atau tidak langsung dengan obyek sikap.

2) Komponen Afektif

Komponen afektif berkenaan dengan perasaan dan emosi konsumen mengenai obyek sikap.

3) Komponen Konatif

Komponen konatif berkenaan dengan predisposisi atau kecenderungan individu (konsumen) untuk melakukan suatu tindakan berkenaan dengan obyek sikap.

b. Berbagai Tingkatan Sikap

Seperti halnya dengan pembelajaran, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan (Notoatmodjo, 2005) :

1) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap penyuluhan dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu dan mau mendengarnya

2) Merespon (responding)

(44)

untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya : seorang ibu yang mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya dan sebagainya) untuk pergi berobat ke rumah sakit.

4) Bertanggungjawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu mau berobat ke rumah sakit, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau suaminya.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap 1) Pengalaman langsung

Pengalaman individu mengenai obyek sikap dari waktu ke waktu akan membentuk sikap tertentu pada individu.

2) Pengaruh keluarga

(45)

3) Teman sebaya

Teman sebaya punya peran yang cukup besar terutama bagi anak-anak remaja dalam pembentukan sikap.

4) Pemasaran Langsung

Mulai banyaknya perusahaan yang menggunakan pemasaran langsung atas produk yang ditawarkan secara tidak langsung berpengaruh dalam pembentukan sikap konsumen.

5) Tayangan Media Masa

Media masa yang merupakan sarana komunikasi yang hampir setiap saat dijumpai konsumen dapat membentuk sikap konsumen. Karena peran media masa ini sangat penting dalam pembentukan sikap, maka pemasar perlu mengetahui media apa yang biasanya dikonsumsi oleh pasar sasarannya dan melalui media tersebut dengan rancangan pesan yang tepat, sikap positif dapat dibentuk.

3. Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakan. Seorang konsumen tergerak untuk menggunakan jasa karena ada sesuatu yang menggerakkan. Proses timbulnya dorongan sehingga konsumen tergerak untuk menggunakan jasa itulah yang disebut motivasi (Suryani, 2008).

(46)

berubah menjadi hasrat yang mendorong individu melakukan suatu perilaku tertentu guna memenuhi kebutuhan, keinginan dan hasratnya tersebut.

Klasifikasi motif menurut Loudon (1995) dikelompokkan ke dalam tiga jenis klasifikasi, yaitu;

a. Motif fisiologis dan psikologenik.

Motif fisiologik diarahkan pada pemenuhan kebutuhan biologis individu secara langsung seperti rasa lapar, haus, pakaian, seks dan rasa sakit. Sedangkan motif psikogenik seperti prestasi, penerimaan sosial, status, kekuasaan dan lain-lain. b. Motif disadari dan tidak disadari

Motif yang didasari sepenuhnya oleh konsumen, sebaliknya motif yang tidak disadari sepenuhnya oleh konsumen termasuk kedalam motif yang tidak didasari. c. .Motif positif dan motif negatif

Motif positif adalah motif yang menarik individu lebih terfokus pada tujuan yang diharapkan, sedangkan motif negatif memberikan dorongan kepada individu untuk menjauhi konsekuensi-konsekuensi atau akibat yang tidak diinginkan. 4. Praktek atau Tindakan

(47)

a. Persepsi (Perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.

b. Respons terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.

c. Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.

d. Adopsi (Adoption)

Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

2.4. Rumah Sakit

(48)

memberikan kepuasan serta harapan serta harapan kepada pasiennya (Wahyudi, 2000).

Pada hakekatnya rumah sakit adalah suatu jenis pelayanan industri jasa, dalam hal ini industri jasa kesehatan. Oleh karena itu rumah sakit harus patuh pada kaidah-kaidah bisnis dengan berbagai peran fungsi manajeralnya, harus diakui bahwa pada kenyataannya rumah sakit mrmpunyai beberapa ciri khas yang membedakannya dengan industri lainnya. Karenanya rumah sakit memerlukan pendekatan yang berbeda pula (Aditama, 2003).

Massie dalam Aditama (2003) mengemukakan tiga ciri khas rumah sakit yang membedakan dengan lainnya:

1. Kenyataan bahwa bahan baku dari industri jasa kesehatan adalah manusia. Dalam industri rumah sakit,seyogianya tujuan utamanya adalah melayani kebutuhan manusia, bukan semata-mata menghasilkan produk dengan proses dan biaya yang seefisien mungkin. Unsur manusia perlu mendapat perhatian dan tanggung jawab utama pengelola rumah sakit. Perbedaan ini mempunyai dampak penting dalam manajemen, khususnya menyangkut pertimbangan etika dan nilai kehidupan manusia.

(49)

oleh kebijaksanaan kantornya. Jadi jelasnya mereka yang diobati di suatu rumah sakit belum tentu kemauan pasien. Selain itu tergantung pada pasiennya, tetapi tergantung dari dokter yang merawatnya. Ini tentu amat berbeda dengan bisnis restoran di mana si pelangganlah yang menentukan menunya yang akan dibeli. 3. Kenyataan menunjukkan bahwa pentingnya peran profesional termasuk dokter,

perawat, ahli farmasi, fisioterapi, radiographer, ahli gizi dan lain-lain. Para profesional ini sangat banyak sekali jumlahnya di rumah sakit. Hal ini perlu mendapat perhatian adalah kenyataan bahwa para profesional cenderung sangat otonom dan berdiri sendiri. Tidak jarang misi kerjanya tidak sejalan dengan misi kerja manajemen organisasi secara keseluruhan tetapi bekerja dengan standar profesi yang dianutnya. Akibatnya ada kesan bahwa fungsi manajemen dianggap kurang penting.

2.5. Landasan Teori

(50)
[image:50.612.165.540.176.663.2]

Proses pengambilan keputusan seperti yang disajikan pada Gambar 2.2

Gambar 2.2. Model Pengambilan Keputusan Shiffman dan Kanuk (2007) Usaha-usaha Pemasaran

perusahaan : 1. Produk 2. Promosi 3. Harga 4. Dist ribusi

Lingkungan sosial budaya : 1. Keluarga

2. Sumber inf ormasi 3. Sumber non komersial 4. Kelas sosial

5. Budaya dan sub budaya

Pengenalan Kebut uhan Pencarian Inf ormasi Sebelum Membeli Evaluasi Alt ernat if

Fakt or Psikologis 1. Mot ivasi 2. Kepribadian 3. Pembelaj aran 4. Persepsi 5. Sikap

Pengalaman

Pembelian : 1. Percobaan 2. Pembelian ulang

Evaluasi paskapembelian Lingkungan Ekst ernal

Pengambilan keput usan konsumen

Input

Proses

Out put

(51)

Assael (1995) dalam Suryani (2008) pengambilan keputusan merupakan proses menerima, mengevaluasi informasi. Ada dua faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu pikiran konsumen yang meliputi kebutuhan atau motivasi, persepsi, sikap, dan karakteristik konsumen yang meliputi demografi, gaya hidup, dan kepribadian konsumen. Faktor kedua adalah pengaruh lingkungan yang terdiri atas nilai budaya, pengaruh budaya, kelas sosial.

2.6. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian maka digambarkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut:

[image:51.612.114.525.377.670.2]

 

Variabel

 

Independen

 

 

 

      

Variabel

 

Dependen

 

Gambar 2.3. Kerangka Konsep Penelitian

Faktor Lingkungan 1. Pendidikan 2. Ekonomi

3. Tindakan keluarga 4. Tindakan petugas

kesehatan 5. Sarana 6. Prasarana

Faktor Psikologis 1. Pembelajaran 2. Sikap

3. Motivasi

(52)

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan survey eksplanatori (explanatory research). Metode ini digunakan untuk menganalisis pengaruh faktor lingkungan (tindakan keluarga, tindakan petugas kesehatan, kelas sosial, sarana dan prasarana), faktor psikologis (pembelajaran, sikap, motivasi) terhadap kunjungan kembali pasien umum pada Instalasi Rawat Inap di RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Adapun alasan rumah sakit tersebut dipilih sebagai tempat penelitian, dikarenakan RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh merupakan rumah sakit pemerintah terbesar dan sebagai pusat rujukan di Nanggroe Aceh Darussalam.

3.2.2. Waktu Penelitian

(53)

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien umum rawat inap di RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dari bulan Januari sampai April tahun 2009 sebanyak 870 pasien.

3.4.2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah simple random sampling (sampel acak sederhana). Teknik pengambilan sampel acak sederhana merupakan bagian dari kelompok teknik probability sampling dengan mengundi anggota populasi sampai memenuhi jumlah sampel yang diinginkan.

Kriteria inclusi sebagai berikut : 1. Bertempat tinggal di Banda Aceh 2. Bersedia diwawancarai

3. Anak atau bayi diwakili orangtuanya

Besar sampel dalam penelitian dihitung dengan rumus (Notoatmodjo, 2005) sebagai berikut :

n =

) ( 1 N d2

N

+

n = 2

) 1 , 0 ( 870 1

870

+

n =

7 , 9 870

(54)

3.5. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari pasien umum rawat inap dengan menggunakan kuesioner. Data yang bersumber dari kuesioner, dilakukan uji coba terlebih dahulu pada tanggal 4 juni 2009 terhadap 30 pasien umum rawat inap RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, selain dari sampel. Uji coba instrumen dilakukan bertujuan untuk melihat validitas dan reabilitas alat ukur. Uji validitas dilakukan dengan cara mengukur korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total variabel menggunakan rumus teknik korelasi Pearson Product Moment (r), dengan ketentuan jika nilai r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid dan jika nilai r hitung < r tabel, maka dinyatakan tidak valid. Sedangkan reliabilitas data diukur dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha, dengan ketentuan jika nilai r Alpha > r tabel, maka dinyatakan reliabel dan jika r alpha < r tabel, maka dinyatakan tidak reliabel.

3.4.2. Data Sekunder

(55)
[image:55.612.109.534.141.420.2]

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Faktor Lingkungan Faktor

lingkungan

Butir pertanyaan

Corrected item total correlation

Status Cronbach’s alpha Tindakan keluarga 1 2 3 4 5 0,764 0,489 0,613 0,764 0,734 Valid Valid Valid Valid Valid 0,945 (reliabel) Tindakan petugas Kesehatan 1 2 3 4 5 0,469 0,630 0,488 0,728 0,674 Valid Valid Valid Valid Valid 0,945 (reliabel) Sarana 1 2 3 4 5 0,757 0,728 0,586 0,734 0,613 Valid Valid Valid Valid Valid 0,945 (reliabel) Prasarana 1 2 3 4 5 0,669 0,764 0,757 0,586 0,734 Valid Valid Valid Valid Valid 0,945 (reliabel)

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Faktor Psikologis Faktor

psikologis

Butir pertanyaan

Corrected item total correlation

[image:55.612.107.533.470.689.2]
(56)

3.5.Variabel dan Definisi Opersional 3.5.1. Variabel penelitian

Jenis Variabel:

1. Variabel Dependen (variabel terikat) : kunjungan kembali pasien umum.

2. Variabel Independen (variabel bebas) : faktor lingkungan (pendidikan, ekonomi, tindakan keluarga, petugas kesehatan, sarana, prasarana), faktor psikologis (pembelajaran, sikap, motivasi).

3.5.2. Definisi Operasional

1. Kunjungan kembali merupakan keputusan pasien akan datang berobat kembali, merupakan kunjungan ketiga dan seterusnya di RSUZA.

2. Tindakan keluarga yaitu keputusan keluarga dalam melakukan kunjungan kembali ke RSUZA untuk rawat inap.

3. Tindakan petugas kesehatan yaitu setiap tindakan petugas kesehatan yang terdiri dari dokter, paramedis dan penunjang medis dalam memberikan pelayanan kesehatan.

4. Kelas sosial adalah pembagian anggota masyarakat sesuai dengan stratanya

5. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang dicapai oleh responden dikelompokan dalam kategori ; a) SD, b) SLTP/MTsn, c) SLTA/MAN, d) Akademi/Perguruan tinggi.

(57)

7. Sarana yaitu fasilitas-fasilitas yang diberikan RSU dr. Zainoel Abidin agar terlaksananya pengobatan pasien.

8. Prasarana yaitu fasilitas-fasilitas penunjang yang diberikan RSU dr. Zainoel Abidin agar membantu terlaksananya serta kelancaran pasien berobat.

9. Pembelajaran adalah proses yang menghasilkan perubahan pengetahuan atau perilaku yang bersifat relatif permanen yang bersumberkan dari pengalaman pasien selama berobat di RSUZA.

10.Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang menguntungan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari pasien rawat inap RSUZA yang berkunjung kembali/kontrol ulang terhadap beberapa objek atau gagasan.

11.Motivasi adalah keinginan maupun harapan pasien dalam berobat di RSUZA

3.6. Metode Pengukuran

3.6.1. Variabel Bebas (Independen)

Aspek pengukuran variabel bebas adalah: faktor lingkungan (tindakan keluarga, tindakan petugas kesehatan, kelas sosial, sarana, prasarana), faktor psikologis (pembelajaran, sikap, motivasi).

1. Variabel Tindakan Keluarga

(58)

skoring tertinggi dikurang skoring terendah dibagi 3, maka dikatagorikan sebagai berikut:

a. Baik, apabila responden mendapat nilai 19 – 25

b. Kurang baik, apabila responden mendapat nilai 12 – 18 c. Tidak baik, apabila responden mendapat nilai 5 – 11 2. Variabel Tindakan Petugas Kesehatan

Variabel tindakan petugas kesehatan diukur dengan 5 item pertanyaan dan jawaban disusun dengan skoring (skala likert), skor tertinggi 25 dan skor terendah 5. Nilai skoring tertinggi dikurang skoring terendah dibagi 3, maka dikatagorikan sebagai berikut:

a. Baik, apabila responden mendapat nilai 19 – 25

b. Kurang baik, apabila responden mendapat nilai 12 – 18 c. Tidak baik, apabila responden mendapat nilai 5 - 11 3. Variabel Pendidikan

Peneliti untuk meneliti tingkat pendidikan responden didasarkan pada skala ordinal dan jawaban yang diberikan atas pertanyaan, kategori dari aspek variabel pendidikan yaitu sebagai berikut :

(59)

4. Variabel Ekonomi

Peneliti untuk mengetahui ekonomi responden didasarkan pada skala ordinal dan jawaban yang diberikan atas pertanyaan, kategori dari aspek variabel ekonomi yaitu sebagai berikut :

a. Tinggi, apabila pendapatan per bulan responden > Rp 3 juta

b. Sedang, apabila pendapatan per bulan responden Rp. 1,5 s/d Rp. 3 juta c. Rendah, apabila pendapatan per bulan responden < Rp 1,5 juta

5. Variabel Sarana

Variabel sarana diukur dengan 5 item pertanyaan dan jawaban disusun dengan skoring (skala likert), skor tertinggi 25 dan skor terendah 5. Nilai skoring tertinggi dikurang skoring terendah dibagi 3, maka dikatagorikan sebagai berikut:

a. Cukup, apabila responden mendapat nilai 19 – 25 b. Kurang, apabila responden mendapat nilai 12 – 18 c. Tidak cukup, apabila responden mendapat nilai 5 – 11 6. Variabel Prasarana

Variabel prasarana diukur dengan 5 item pertanyaan dan jawaban disusun dengan skoring (skala likert), skor tertinggi 25 dan skor terendah 5. Nilai tertinggi dikurang skoring terendah dibagi 3, maka dikatagorikan sebagai berikut:

(60)

7. Variabel Pembelajaran

Variabel pembelajaran diukur dengan 5 item pertanyaan dan jawaban disusun dengan skoring (skala likert), skor tertinggi 25 dan skor terendah 5. Nilai skoring tertinggi dikurang skoring terendah dibagi 3, maka dikatagorikan sebagai berikut : a. a Baik, apabila responden mendapat nilai 19 – 25

b. Kurang baik, apabila responden mendapat nilai 12 – 18 c. Tidak baik, apabila responden mendapat nilai 5 – 11 8. Variabel Sikap

Variabel sikap diukur dengan 5 item pertanyaan dan jawaban disusun dengan skoring (skala likert), skor tertinggi 25 dan skor terendah 5. Nilai skoring tertinggi dikurang skoring terendah dibagi 3, maka dikatagorikan sebagai berikut :

a. Baik, apabila responden mendapat nilai 19 – 25

b. Kurang baik, apabila responden mendapat nilai 12 – 18 c. Tidak baik, apabila responden mendapat nilai 5 – 11 9. Variabel Motivasi

Variabel motivasi diukur dengan 5 item pertanyaan dan jawaban disusun dengan skoring (skala likert), skor tertinggi 25 dan skor terendah 5. Nilai skoring tertinggi dikurang skoring terendah dibagi 3, maka dikatagorikan sebagai berikut : a. Baik, apabila responden mendapat nilai 19 – 25

(61)
[image:61.612.110.528.141.539.2]

Tabel 3.3. Aspek Pengukuran Variabel Independen

No

 

Nama Variabel  Indikator Jumlah

Bobot Nilai Variabel

Seluruh Indikator Kategori Alat ukur Skala Ukur

1. Tindakan keluarga 5 19-25

12-18 5-11 Baik Sedang Kurang Kuesioner Ordinal

2. Tindakan petugas kesehatan 5 19-25 12-18 5-11 Baik Sedang Kurang Kuesioner Ordinal

3 Pendidikan Tinggi

Sedang Rendah

Kuesioner Ordinal

4. Ekonomi Tinggi

Sedang Rendah

Kuesioner Ordinal

5. Sarana 5 19-25

12-18 5-11 Baik Sedang Kurang Kuesioner Ordinal

6. Prasarana 5 19-25

12-18 5-11 Baik Sedang Kurang Kuesioner Ordinal

7. Pembelajaran 5 19-25

12-18 5-11 Baik Sedang Kurang Kuesioner Ordinal

8. Sikap 5 19-25

12-18 5-11 Setuju Kurang setuju Tidak setuju Kuesioner Ordinal

9. Motivasi 5 19-25

12-18 5-11 Baik Sedang Kurang Kuesioner Ordinal

Sumber : Sugiyono (2008)

3.6.2. Variabel Terikat (Dependen)

(62)

a. Ya diberi nilai 2 b. Tidak diberi nilai 1

Selanjutnya dikatagorikan sebagai berikut:

a. Ya, apabila responden melakukan kunjungan kembali ke Rumah Sakit dr. Zainoel Abidin untuk berobat.

b. Tidak, apabila responden tidak mau melakukan kunjungan kembali ke RSU dr. Zainoel Abidin.

3.7. Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan tehnik analisa:

1. Analisis Univariat: Tujuan analisis ini untuk menjelaskan distribusi frekwensi dari masing-masing variabel independen dan variabel dependen.

2. Analisis Bivariat: Tujuan analisis ini untuk menjelaskan hubungan dua variabel yaitu antara variabel independen yang diduga kuat mempunyai hubungan bermakna dengan variabel dependen. Analisa ini menggunakan uji chi-square, dengan menggunakan derajat kepercayaan 95 persen. Bila P<0.05 berarti hasil perhitungan statistik bermakna (signifikan).

(63)

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin berlokasi di Jalan TWK. Daoed Beureueh No. 108 Banda Aceh, tanggal 22 Februari 1979 sesuai dengan SK Menteri Kesehatan Repiblik Indonesia No. 51/Menkes/SK/2/1979 berubah menjadi Rumah Sakit Kelas C. Hadirnya Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh maka terjadilah perubahan perkembangan dan peningkatan RSU dr. Zainoel Abidin menjadi Rumah Sakit Kelas B Pendidikan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 233/Menkes/SK/IV/83, tanggal 11 Juni 1983 dan berdasarkan SK Menteri Kesehatan No. 153/Menkes/SK/II/1998 tentang persetujuan Rumah Sakit Umum Daerah yang digunakan sebagai tempat pendidikan calon dokter dan dokter spesialis.

(64)
[image:64.612.109.535.266.352.2]

Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin memiliki 350 tempat tidur, yang berada pada berbagai tipe ruangan, namun jumlah tempat tidur terbanyak berada pada kelas III (228 tempat tidur). Distribusi jumlah tempat tidur dapat dilihat pada Tabel 4.1. di bawah ini:

Tabel 4.1 Distribusi Tempat Tidur Berdasarkan Tipe Ruangan di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008

No Tipe Ruangan Jml Tempat Tidur Persentase (%)

1 2 3 4

Kelas III Kelas II

Kelas I Kelas Utama (VIP)

228 68 44 10

65 19 13 3

Total 350 100

Sumber : Bidang Pelayanan Medis RSUZA 2008

Visi Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin adalah ”Terwujudnya Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin sebagai rumah sakit rujukan dan rumah sakit pendidikan bertaraf nasional pada tahun 2010”. Visi tersebut akan ditinjau kembali setiap 5 tahun sekali.

(65)

Tenaga Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin seluruhnya adalah 1028 orang, dengan jumlah terbesar tenaga paramedis perawatan.

Tabel 4.2 Distribusi Karyawan Berdasarkan Jenis Ketenagaan di RSUZA Banda Aceh

No Jenis Ketenagaan Jumlah

1 2 3 4

Tenaga Medis

Tenaga Paramedis Non Perawatan Tenaga Paramedis Perawatan Tenaga Non Medis

185 192 414 237

Total 1028

Sumber : Subbag Kepegawaian RSUZA Tahun 2008

4.3Analisis Univariat

Analisis Univariat yaitu analisis yang dilakukan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dan persentase dari variabel yang diteliti baik variabel independen (ekonomi, pendidikan, tindakan keluarga, tindakan petugas kesehatan, sarana, prasarana, pembelajaran, sikap dan motivasi) maupun variabel dependen yang meliputi kunjungan kembali pasien.

(66)

4.2.1 Tingkat Pendidikan

[image:66.612.113.532.307.379.2]

Tabel 4.3 dapat dilihat responden yang tingkat pendidikannya kategori rendah sebesar 36,7% (tidak sekolah dan SD), responden yang memiliki tingkat pendidikan yang sedang sebesar 51,1% terdiri dari SMP dan SMA, sedangkan responden yang memiliki pendidikan tingkat tinggi sebesar 12,2% yaitu terdiri dari Akademi dan Perguruan Tinggi.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Frekuensi (%)

1 Rendah 33 36,7

2 Sedang 46 51,1

3 Tinggi 11 12,2

Jumlah 90 100,0

Sumber : Kuesioner diolah, Tahun 2009

4.2.2. Ekonomi

[image:66.612.115.532.612.685.2]

Tabel 4.4 dapat dilihat responden yang tingkat ekonominya katagori rendah sebesar 24,4%, rata-rata penghasilan <Rp.1.500.000,-, responden yang tingkat ekonominya sedang sebesar 55,6% rata-rata penghasilan antara Rp.1.500.000,- - Rp.3.000.000,-, dan responden yang tingkat ekonominya tinggi sebesar 20,0% rata-rata penghasilan ≥Rp.3.000.000,-.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Ekonomi

No Ekonomi Frekuensi (%)

1 Rendah 22 24,4

2 Sedang 50 55,6

3 Tinggi 18 20,0

Jumlah 90 100,0

(67)

4.2.3 Tindakan Keluarga

[image:67.612.109.535.341.582.2]

Tabel 4.5 menjelaskan jawaban responden tentang keluarga menganjurkan untuk berobat sebesar 31,1% tidak setuju. Jawaban responden tentang orang tuanya berobat ke RSUZA sebesar 35,6%. Jawaban responden tentang anggota keluarganya berobat ke RSUZA sebesar 33,3% tidak setuju. Jawaban responden tentang pengobatan RSUZA bagus sebesar 30,0% tidak setuju. Jawaban responden tentang dalam berobat mendapat ancaman dari keluarga sebesar 41,1% netral.

Tabel 4.5 Distribusi Uraian Jawaban Responden tentang Tindakan Keluarga

SS S N TS STS Total

No Uraian

F % F % F % F % F % F %

1 Keluarga menganjurkan saudara untuk berobat ke RSUZA.

20 22,2 28 31,1 22 24,5 11 12,2 9 10,0 90 100

2 Orangtua saudara

berobat ke RSUZA.

20 22,2 32 35,6 28 31,1 7 7,8 3 3,3 90 100

3 Anggota keluarga

saudara berobat ke RSUZA.

25 27,8 30 33,3 23 25,6 12 13,3 0 0,0 90 100

4 Pengobatan RSUZA

bagus.

10 11,1 22 24,4 18 20,0 27 30,0 13 14,5 90 100

5 Dalam berobat

saudara mendapat ancaman dari keluarga.

3 3,3 9 10,0 20 22,2 37 41,1 21 23,3 90 100

Sumber : Kuesioner Diolah Tahun 2009

(68)
[image:68.612.108.532.120.217.2]

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Katagori Tindakan Keluarga

No Tindakan Keluarga Frekuensi (%)

1 Kurang 22 24,4

2 Sedang 37 41,1

3 Baik 31 34,5

Jumlah 90 100,0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, Tahun 2009

4.2.4 Tindakan Petugas Kesehatan

Tabel 4.7 menjelaskan jawaban responden tentang petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan dapat dimengerti sebesar 36,7% netral. Jawaban responden tentang sikap petugas ramah dalam memberikan pelayanan sebesar 32,2% tidak setuju, jawaban responden tentang petugas langsung memberikan pelayanan setiap pasien yang berobat sebesar 35,6% setuju. Jawaban responden tentang petugas terampil dalam melakukan tindakan sebesar 35,6% netral. Jawaban responden tentang kerapihan petugas sebesar 46,7 % netral.

Tabel 4.7 Distribusi Uraian Jawaban Responden tentang Petugas Kesehatan

SS S N TS STS Total

No

Gambar

Gambar 2.1 Model perilaku konsumen
Gambar 2.2. Model Pengambilan Keputusan Shiffman dan Kanuk (2007)
Gambar 2.3. Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Faktor Psikologis
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian yang dilakukan dalam mengkaji Pengaruh Perkembangan Kawasan Permukiman Terhadap Wilayah peri-urban , dengan mengambil studi kasus di Kecamatan Mijen,

e. Banyaknya Jama’ah yang ikut berpartisipasi memberikan bantuan dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan KBIH As-Shodiqiyyah. Seringnya melaksanakan kegiatan-kegiatan

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004, dinyatakan bahwa sumber penerimaan Pemerintah daerah dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) jenis penerimaan yaitu (1)

Sub Dinas Pendidikan Dasar dan Taman Kanak-Kanak sebagaimana dimaksud pada Pasal 13 Peraturan Daerah ini, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan yang berkaitan

Indikator Perkembangan Sosial Emosional Kesadaran Diri Manajemen Diri Kesadaran Sosial Kemampuan Membangun Hubungan Pengambilan Keputusan Yang Bertanggungjawab Tidak

Beberapa penelitian yang juga melakukan perbandingan pengukuran radiografi yang diperoleh dengan konvensional dan digital selama perawatan endodontik,

a) Yuwono (1995:3), mengemukakan bahwa pelestarian berarti suatu tindakan pengelolaan atau manajemen suatu satuan wilayah perkotaan atau perdesaan sebagai suatu