• Tidak ada hasil yang ditemukan

Variabel   Independen                  Variabel   Dependen

7. Variabel Pembelajaran

5.8 Pengaruh Tindakan Petugas Kesehatan Terhadap Kunjungan Kembali Pasien

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tindakan petugas kesehatan terhadap kunjungan kembali pasien pada Instalasi Rawat Inap RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan nilai p = 0,022 (p < 0,05). Nilai odd ratio untuk variabel tindakan petugas kesehatan adalah 2,349. Hal ini memberi makna bahwa variabel tindakan petugas kesehatan berpengaruh terhadap kunjungan kembali pasien umum rawat inap, dimana pasien yang tidak melakukan kunjungan kembali 2,349 kali lebih besar oleh tindakan petugas kesehatan kurang baik dibanding dengan tindakan petugas kesehatan baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Hasan (2007), menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara tindakan petugas dengan tingkat kunjungan pasien.

Pasien yang datang harus segera mendapatkan pelayanan, karena pasien pada saat datang panik. Petugas kesehatan harus bisa memberikan respons yang cepat dalam menangani masalah yang ada, namun dalam pelaksanaannya dalam menangani pasien terkesan lambat. RSU dr. Zainoel Abidin di samping memberikan pelayanan, juga merupakan rumah sakit pendidikan, pasien yang datang dilayani pertama oleh co asisten (dokter muda) kemudian diperiksa PPDS (Peserta Program Dokter Spesialis) dan diteruskan ke Dokter Spesialis, oleh karena itu diperlukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai sistem pelayanan rumah sakit pendidikan, di mana setiap pasien mendapatkan pelayanan secara berjenjang.

Keterampilan dan kemampuan petugas kesehatan RSU dr. Zainoel Abidin, masih perlu mendapat perhatian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia

petugas pelaksana pelayanan. Peningkatan ilmu dan pengetahuan petugas harus dilakukan melalui pendidikan terus menerus karena ilmu kedokteran, ilmu kesehatan dan ilmu psikologis manusia serta ilmu lain yang terkait dengan ilmu ini berkembang sangat cepat, demikian juga upaya untuk meningkatkan ketrampilan petugas dalam mengaplikasi petugas terbiasa dan cakap. Di samping itu juga diharapkan keramahan para petugas RSU dr. Zainoel Abidin dalam proses pemeriksaan, sebab keramahan salah satu bentuk pelayanan yang dapat juga merupakan proses pengobatan.

Secara operasional di lapangan, adapun upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kunjungan kembali pasien umum rawat inap RSUZA adalah sebagai berikut :

5.4.1 Pelayanan di loket pendaftaran/registrasi

Bagian pendaftaran/registrasi pasien mempunyai pengaruh dan nilai strategis meskipun belum ada tindakan pelayanan medis. Di tempat pendaftaran ini, pasien mendapat pengalaman kontak pertama dengan pelayanan rumah sakit yang akan memberi arti tersendiri dalam proses pelayanan selanjutnya. Sejak dikenal istilah kesan pertama merupakan kesan yang tidak pernah terlupakan, pihak manajemen rumah sakit harus memahami dan menghayati betapa pentingnya efektifitas bagian penerimaan pasien ini, di samping tempat pertama menerima pasien juga berfungsi sebagai resepsionis yang harus melayani pasien dengan sikap bernuansa Islami, sopan, ramah, luwes, simpatik dan terampil dan komunikatif dalam memberi informasi serta sedapatnya berpenampilan menarik

Ketepatan waktu mulai pelayanan dan keberdaan petugas di ruang kerjanya ini menjadi prioritas utama. Kartu berobat pasien harus sudah dipersiapkan sebelumnya dan di tempatkan tersusun sacara teratur pada tempat yang mudah ditemukan pada saat dibutuhkan. Kartu berobat pasien tidak boleh ada yang hilang karena pada kartu tersebut telah tertera catatan pelayanan medis sebelumnya yang sangat berguna untuk pelayanan selanjutnya. Menurut Sinulingga (2002), dalam menjalin hubungan dengan pasien ataupun keluarga yang mendampinginya, sebaiknya petugas pelayanan kesehatan;

a. Menyapa setiap pasien yang datang kehadapannya dengan ramah dan sopan. b. Menatap ataupun kontak mata dengan pasien saat berkomunikasi.

c. Melayani proses pendaftaran dengan cepat dan tidak berbelit-belit.

d. Memberi informasi kepada pasien dan petunjuk yang jelas mengenai prosedur pelayanan, ruang-ruang pelayanan dan hal-hal yang ditanyakan pasien.

5.4.2 Pelayanan di ruang rawat inap

Petugas kesehatan di bagian ini harus mulai kerja tepat waktu dan harus berada di ruang kerjanya. Penampilan petugas harus bersih dan menarik demikian juga ruang rawat inap harus selalu bersih dan rapi. Peralatan medis dan peralatan lainnya yang dipakai harus sudah dipersiapkan dan diletakkan secara teratur pada tempatnya yang mudah terjangkau.

Sikap manusiawi dari petugas dalam menanyakan dan mendengarkan keluhan pasien merupakan bagian awal dari proses penyembuhan. Umumnya pasien yang sakit menginginkan dilayani secara manusiawi, responsif terhadap kebutuhan dan

permintaannya, mengharapkan perhatian dari petugas pelayanan. Respons terhadap keluhan ini menandakan adanya perhatian yang besar terhadap keadaan pasien, sehingga pasien merasa aman terlindungi. Dalam hubungan semacam ini, pasien akan menceritakan pengalamannya sendiri berkaitan dengan keluhan yang dirasakannya dan hal ini akan membantu tenaga medis untuk menetapkan situasi sebenarnya dalam pemeriksaan. Ketepatan dari diagnosa sedikit banyaknya dipengaruhi oleh pernyataan pasien atas keluhannya (Hasan, 2007).

Menurut Sinulingga (2002) Dalam proses pemeriksaan, tenaga medis harus mendasarkan aktifitasnya pada pemahaman yang utuh terhadap penderitaan yang dirasakan pasien dan dalam melakukan pemeriksaan dituntut ketelitian dan kecermatan serta kehati-hatian sebab pemeriksaan yang tidak teliti dapat menimbulkan kerugian pada pasien. Kepercayaan pasien baru akan tumbuh dengan melihat cara pemeriksaan yang dilakukan tenaga medis terhadap pasien. Pada umumnya pasien akan semakin percaya pada tenaga medis yang memiliki ketrampilan dan ketelitian dalam pemeriksaan. Nainggolan (2004) mengemukakan bahwa betapa efisien prosedur pelayanan yang diciptakan dengan ditunjang fasilitas sarana dan prasarana yang bagus, tidak mempunyai arti apabila tidak diolah dan ditangani oleh tenaga medis yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang memadai dalam jumlah yang cukup serta mempunyai sikap mental yang baik.

5.4.3 Pelayanan di bagian obat

Petugas di bagian ini harus memulai kerja tepat waktu dan harus selalu berada di ruang kerjanya. Obat-obatan yang lazim dipakai harus dipersiapkan dan diletakkan

secara teratur serta mudah dijangkau sehingga pada saat dibutuhkan dapat diambil dengan mudah dan cepat. Kecermatan dan kehati-hatian dalam menyiapkan obat-obat yang akan diserahkan kepada pasien baik jenisnya, jumlah dan aturan pakainya sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kesalahan yang bisa berakibat fatal.

Menurut Sinulingga (2002), upaya lain yang dapat dilakukan petugas pada tahap penyerahan obat kepada pasien dapat dirinci sebagai berikut :

a. Petugas pada saat menyerahkan obat kepada pasien, menyampaikan kata-kata pendahuluan sehingga dapat memulai berkomunikasi dengan pasien.

b. Petugas dengan sopan dan ramah serta komunikatif menyampaikan informasi tentang tujuan pemberian obat, jenis obat dan jumlah obat yang diterima pasien, sesuai dengan yang tertera pada resep.

c. Petugas memberitahu pasien informasi mengenai dosis/takaran obat untuk setiap kali pasien menggunakan obat tersebut dan cara minum/menggunakan obat yang baik dan benar.

d. Petugas sebaiknya memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya tentang hal- hal yang belum dimengerti.

Dokumen terkait