• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan laporan dari kepala sekolah/ pembina SMK-TI diketahui bahwa permasalahan Umum sekolah dan pelajar yang Umumnya terjadi adalah minimnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Berdasarkan laporan dari kepala sekolah/ pembina SMK-TI diketahui bahwa permasalahan Umum sekolah dan pelajar yang Umumnya terjadi adalah minimnya"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HERIEN PUSPITAWATI. Pengaruh Faktor Keluarga, Lingkungan Teman dan Sekolah terhadap Kenakalan Pelajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Kota Bogor. Dibimbing oleh UJANG SUMARWAN, RATNA MEGAWANGI, dan PANG S ASNGARI.

Perkembangan ilmu dan teknologi telah mempengaruhi kehidupan keluarga baik secara positif maupun negatif. Salah satu pengaruh negatif berhubungan dengan tekanan ekonomi keluarga yang selanjutnya berpengaruh terhadap gaya pengasuhan yang akhirnya berdampak pada perilaku kenakalan remaja.

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor keluarga dan lingkungan teman terhadap perilaku kenakalan remaja. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk : (1) Menganalisis secara umum permasalahan umum pelajar dan sekolah, keadaan umum sarana dan prasarana sekolah dan titik-titik rawan dan matriks tawuran pelajar di Kota Bogor; (2) Mengetahui karakteristik contoh, dan keadaan sosial- ekonomi keluarganya; (3) Mengkaji pengaruh keadaan sosial-ekonomi keluarga dan pengasuhan anak serta lingkungan teman terhadap kenakalan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Tehnik Industri (SMK-TI) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Kota Bogor; (4) Menganalisis pengaruh hubungan diadik dalam keluarga terhadap outcome psiko-sosial pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Tehnik Industri (SMK-TI) di Kota Bogor; (5) Menganalisis pengaruh komunikasi keluarga, lingkungan teman dan sekolah terhadap kenakalan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Tehnik Industri (SMK-TI) di Kota Bogor; dan (6) Merumuskan strategi kebijakan sebagai implikasi hasil penelitian terhadap model pencegahan dan penanggulangan terpadu kenakalan pelajar di Kota Bogor.

Studi dilaksanakan pada Tahun 2001-2003 pada empat Sekolah Menengah kejuruan-Tehnik Industri (SMK-TI) (tiga swasta dan satu negeri) dan satu Sekolah Menengah Umum (SMU) (swasta) di Kota Bogor. Contoh yang digunakan adalah 667 pelajar (550 pelajar sekolah negeri, dan 117 pelajar sekolah swasta atau apabila berdasarkan jenis kelamin terdiri atas 540 laki-laki dan 127 perempuan). Metoda sampling yang digunakan adalah metode acak sederhana pada pelajar kelas dua.

(2)

Berdasarkan laporan dari kepala sekolah/ pembina SMK-TI diketahui bahwa permasalahan Umum sekolah dan pelajar yang Umumnya terjadi adalah minimnya keuangan SPP, minimnya sarana sekolah, kurangnya koordinasi antara pihak orangtua siswa dengan pihak sekolah, kurangnya disiplin siswa, kurangnya motivasi siswa untuk belajar, seringnya terjadi tawuran antar para siswa dari berbagai sekolah di Kota Bogor, dan kesulitan siswa untuk mendapatkan angkutan Umum untuk berangkat dan pulang sekolah.

Hasil studi mendukung Hipotesis Umum 1 (Artikel ke-1) bahwa “Tekanan ekonomi keluarga berpengaruh secara tidak langsung pada kenakalan pelajar melalui gaya pengasuhan yang dilakukan orangtua terhadap anak remajanya.” Hasil studi juga mendukung Hipotesis Umum 2 (Artikel ke-1) bahwa “Gaya pengasuhan merupakan variabel mediator antara karakteristik sosio-ekonomi keluarga dengan outcome pelajar.” Hasil penelitian ini juga menyetujui untuk mendukung Hipotesis Umum 3 (pada Artikel ke-1) bahwa “Keterikatan hubungan dengan teman berpengaruh secara langsung terhadap perilaku kenakalan pelajar baik SMK-TI dan SMU.”

Apabila contoh yang dianalisis adalah khusus pelajar SMK-TI yang berjumlah 550 pelajar (173 pelajar sekolah negeri atau 34.45%, dan 377 pelajar sekolah swasta atau 68.55%), maka hasil menunjukkan bahwa indikator-indikator psiko-sosial remaja terdiri atas keadaan psikologi (penghargaan diri, emosi/stres, dan kecerdasan emosi) dan perilaku sosialnya (perilaku agresifitas dan perilaku kenakalan baik Umum dan kriminal). Hasil penelitian mendukung Hipotesis Umum 4 (Artikel ke-2) bahwa “Hubungan diadik yang baik antara orangtua dan remaja akan meningkatkan keadaan psikologi remaja.” Hasil penelitian mendukung Hipotesis Umum 5 (Artikel ke-2) bahwa “Hubungan diadik dalam keluarga yang baik berpengaruh terhadap penurunan perilaku agresif dan nakal.”

Secara garis besar penelitian ini menemukan adanya kompetisi pengaruh secara relatif antara orangtua dan teman sebaya yang keduanya mempunyai kekuatan sendiri-sendiri. Penelitian mendukung Hipotesis Umum 7 (artikel ke-3) bahwa “Keeratan hubungan dengan teman yang bermasalah berpengaruh terhadap meningkatnya perilaku agresif dan kenakalan dan menurunkan nilai pelajaran. Hasil penelitian ini juga mendukung Hipotesis Umum 6 (artikel ke-3) bahwa “Komunikasi dalam keluarga yang baik berpengaruh terhadap menurunnya perilaku agresif dan kenakalan dan meningkatkan nilai pelajaran.” Akhirnya penelitian ini merekomendasikan peningkatan koordinasi partisipatif

(3)

antar sekolah, Pemda dan keluarga pelajar, dan mengusulkan kebijakan holistik

dalam mencegah kenakalan pelajar melalui pendekatan Community Based

Education (CBE) yaitu dengan melibatkan secara partisipatif semua komponen di masyarakat.

(4)

ABSTRACT

HERIEN PUSPITAWATI. The Impacts of Family, Peer Groups, School Environment Factors toward High School Students Delinquencies in Bogor City. Under guidance and supervision of UJANG SUMARWAN, RATNA MEGAWANGI, dan PANG S ASNGARI.

The developments of economic and technology have affected family lifes positively and negatively. One of the negative effects relates to family economic pressures that later of affecting parenting styles and finally produce juvenile delinquencies.

The purpose of this study is to examine the influence of family factor and peer environment to teenagers delinquencies. The objectives of this study are: (1) To describe the general problems of schools and students, the conditions of facilities and infrastructures, and the matrix of fightings and its place among students in Bogor, (2) To explain the socio-economics characteristics of respondents and their families, (3) to analyze the relationships between family sosio-economic conditions, parenting, and peer groups of all respondents toward the adolescents’ delinquencies, (4) to examine the influence of dyadic interactions and adolescents’ psycho-social outcomes including teenagers delinquencies, (5) to analyze the influences of communications between parents and adolescents and the relationships with friends and school toward adolescent’s agresiveness and delinquency behaviors, and (6) to form recommendations related to strategic planning as implications of study findings toward the model of prevention and rehabilitation of adolescents’ delinquencies in Bogor.

The study was conducted in 2001-2003 at four technical high schools (three private schools, and one state school) and one general high school (a private school) in Bogor. The samples used in this study were 667 students (550 students from state schools and 117 students from private schools or if divided into sex then consists of 540 boys and 127 girls). The sampling method applied was simple random sampling among second graders.

Based on the reports from the principals and teachers, the general problems of schools and students are as folows: the minimum rate of tuitions and

(5)

fees, the minimum conditions of schools’ facilitations, lack of coordinations between parents and schools, lack of students disciplines, lack of students motivation, high frequency of student’s fightings and violence, and the difficulty of students getting transportation to and from school.

The study confirms General Hypothesis 1 (Article 1) that “Family economic pressures influence adolescents’ delinquencies indirectly through parenting practices.” The study also confirms General Hypothesis 2 (Article 1) that “Parenting practices variable is a mediator variable between family socio- economic characteristics and adolescents’ outcomes.” Finally, it is found that adolescents’ delinquencies are influenced directly by peer’s relations, parenting, and emotional quotient (General Hypothesis 3 in Article 1).

If the respondents used only from the technical high schools, then the total respondent used were 550 students (173 students from state schools and 377 students from private schools). The study finds out that indicators of adolescents’ psycho-social outcomes consist of psychological conditions (esteem, emotional intelligent, and stress), and social behaviors (aggressiveness and delinquencies behaviors, both type of common and crimes). It is found that psychological outcomes of adolescents are influenced directly by dyadic interactions among family members.

The study confirms General Hypothesis 4 (Article 2) that “Warmly dyadic interaction between parents and adolescent will affect the increased of quality of adolescents’ psychology conditions.” In other words, dyadic interactions and the quality of relationships among family members would firm the stability of psychological conditions of adolescents ( in terms of the ability of knowing self, control emotions, positive attitudes, self esteem, and self confidence to do something) . The study also confirms General Hypothesis 5 (Article 2) that “Good dyadic interactions within family will influence the decreased of agresiveness and delinquency behaviors.” It is found out that the stability of psychological conditions would decrease the behaviors of adolescents’ agresiveness and delinquency.

In general, the study finds out that there are competions between the influenced of parents relative to the influence of peer groups toward adolescents’ behaviors with its own degree of influence. It is proved that both parents and friends influence together on adolescents’ delinquency behaviors and academic achievement. The study confirms General Hypothesis 7 (Article 3) that “The

(6)

high degree of relationships between adolescents and their troubled friends will influence the increased of adolescents’ agresiveness and delinquent behaviors.” The study also confirms General Hipothesis 6 (Article 3) that “Communications within family will influence the decreased of adolescents’ agresiveness and delinquent behaviors and increased the adolescents’ academic achievements .” Finally, the study recommends the actions of increased coordinations among schools, regional government, national government, families, NGOs, and academics to act a model of participative coordinations in preventing adolescents’ delinquencies through a Community Based Education (CBE) approah that involving all components in community.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa penelitian sudah mengkaji faktor apa saja yang dapat meningkatkan kesiapan pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi, namun kajian tersebut sangat sedikiti

Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian tindakan kelas tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan

perpajakan atas bunga simpanan anggota yang diberikan oleh credit union yang seharusnya setiap bulan pada saat akan memberikan balas jasa simpanan (bunga) setiap

Faktor konsumsi makanan dapat diukur dari mutu makanan, sedangkan konsumsi makanan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak langsung terhadap status gizi

Di rumah pula, ibu adalah koki terhebat di sepanjang masa Kala ku melangkah pergi, ibu adalah pemesan terbaik bagiku Terimakasih atas multiperanmu, Ibu. Dia

Berdasarkan uraian diatas dapat simpulkan bahwa permainan bola voli adalah suatu permainan beregu yang dimainkan oleh dua tim dengan melewatkan bola di atas net agar

Antiseptik dan agen kemoterapi merupakan senyawa kimia yang digunakan dalam upaya menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroba untuk aplikasi pada mahluk hidup.. Untuk

penjualan handphone atau smartphone yang mengalami peningkatan dari kuartal.. kedua 2012 sampai kuartal