• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

41

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Berpikir

Selama ini proses perencanaan anggaran di Departemen Perindustrian Republik Indonesia masih berpegang pada perencanaan tradisional belum menerapkan perencanaan berbasis kinerja. Implikasinya adalah besaran anggaran hampir bisa dipastikan tidak sesuai dengan realitas kebutuhan anggaran per unit kerja sehingga menimbulkan terjadinya disparitas anggaran yaitu antara yang dianggarkan dengan realisasinya tidak sesuai dalam bentuk rendahnya daya serap realisasi anggaran. Timbul pertanyaan mengapa hal ini bisa terjadi? Karena, belum diterapkannya perencanaan berbasis kinerja.

Bertitik tolak dari perencanaan seperti itu maka penulis beranggapan bahwa ada faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya penyerapan realisasi anggaran di lingkungan unit kerja Departemen Perindustrian periode tahun 2008 yaitu: a. Besar Pagu; b. Revisi berulang kali; c. Tanda Bintang; d. P. Jawa-Luar Jawa; e. Pusat-Daerah; f. Sekolah-Non Sekolah; dan g. Dekon-Non Dekon. Kondisionalitas ini jelas menyulitkan penyerapan anggaran di lingkungan Departemen Perindustrian sehingga kinerja organisasi sebagai fasilitator kemajuan kegiatan dan pertumbuhan industri di sektor Industri kurang bisa optimal. Konsekuensi logisnya adalah berimplikasi pada kegiatan di sektor industri nasional khususnya Industri Kecil dan Menengah Industri Tekstil dan Produk Tekstil (ITPT).

(2)

3.2. Model Analisis

Bertitik tolak dari uraian teori pada bagian terdahulu, dan kerangka berpikir tersebut di atas, maka dapat tergambarkan bahwa ada beberapa yang diklasifikasikan sebagai faktor penyebab rendahnya penyerapan realisasi anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Tahun 2008. Dalam hal ini, faktor-faktor penyebab yang terdiri dari Besar Pagu, Revisi, Tanda Bintang, P. Jawa-Luar Jawa, Pusat-Daerah, Sekolah-Non Sekolah dan Dekon-Non Dekon diposisikan sebagai Independent Variable atau Exogen Variable atau Variabel Bebas (X). Sedangkan Rendahnya Penyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode Tahun 2008 diposisikan sebagai Dependent Variable atau Endogern Variabel atau Variabel Terikat (Y).

Dalam analisis pengaruh Independent Variable atau Exogen Variable atau Variabel Bebas terhadap Dependent Variable atau Endogen Variable atau Variabel Terikat dilakukan secara multy regression analysist. Dikarenakan, penulis ingin melihat sejauhmana variabel-variabel bebas yaitu Besar Pagu, Revisi, Tanda Bintang, P. Jawa-Luar Jawa, Pusat-Daerah, Sekolah-Non Sekolah dan Dekon-Non Dekon secara bersama-sama memberikan konstribusi terhadap rendahnya penyerapan realisasi anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode Tahun 2008. Untuk lebih jelasnya, penulis tuangkan ke dalam gambar model analisis di bawah ini.

(3)

Faktor Penyebab (X) Penyerapan Anggaran (Y)

Gambar 3.1. Model Analisis

3.3. Variabel

a. Besar Pagu (X1)

Adapun yang dimaksud dengan besar pagu adalah nilai besaran anggaran yang telah disetujui oleh Departemen Keuangan yang dialokasikan pada satuan kerja/unit kerja yang tertuang pada masing-masing kegiatan di dalam DIPA. Anggaran yang disusun kementerian lembaga selama ini belum memenuhi kriteria sebagai anggaran yang berdasarkan prestasi kerja/berbasis kinerja dimana mengutamakan upaya pencapaian keluaran (output) dan hasil (outcome) atas alokasi belanja (input) yang ditetapkan serta disusun berdasarkan sasaran tertentu yang hendak dicapai dalam satu tahun mendatang dan program yang disusun berdasarkan rencana strategis kementerian negara/lembaga.

INDEPENDENT VARIABEL DEPENDENT VARIABEL

Besar Pagu (X1) Revisi (X2) Tanda Bintang (X3) P.Jawa-Luar Jawa (X4) Pusat-Daerah (X5) Sekolah-Non Sekolah (X6) Dekon-Non Dekon (X7) RendahnyaPenyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008

(4)

Pengukuran Variabelnya adalah nilai nominal

b. Revisi (X2)

Adapun yang dimaksud dengan Revisi adalah perubahan atau pergeseran rincian anggaran dalam DIPA dan menurut alokasi satuan anggaran per satuan kerja (SAPSK) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2008 tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat tahun 2009 yang bertujuan menyesuaikan anggaran belanja pemerintah pusat dengan perubahan keadaan dan prioritas kebutuhan, mempercepat pencapaian sasaran kinerja kementerian negara/lembaga, optimalisasi penggunaan anggaran yang terbatas.

Pengukuran Variabelnya adalah besaran Frekuensi melakukan revisi yaitu:

1) Skor 1 untuk 1 kali mengalami revisi 2) Skor 2 untuk 2 kali mengalami revisi

3) Skor 3 untuk 3 kali mengalami revisi dan seterusnya

c. Tanda Bintang (X3)

Adapun yang dimaksud dengan Tanda Bintang adalah suatu kegiatan yang belum dapat dilaksanakan/direalisasikan karena tidak dilengkapi dengan data-data pendukung pada waktu diadakan penelaahan bersama Departemen Keuangan.

Pengukuran Variabelnya adalah ada tidaknya tanda bintang yaitu: 1) Besaran nominal sebesar 0 untuk kegiatan yang tidak diberi tanda

(5)

2) Besaran nominal sebesar 1 untuk kegiatan yang diberi tanda bintang

d. P. Jawa-Luar Jawa (X4)

Adapun yang dimaksud dengan P.Jawa-Luar Jawa adalah satuan kerja dibawah instansi terkait yang berdomisili di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa.

Pengukuran Variabelnya adalah

1) Skor 0 untuk kegiatan yang berada di P. Jawa 2) Skor 1 untuk kegiatan yang beada di Luar Jawa e. Pusat-Daerah (X5)

Adapun yang dimaksud dengan Pusat adalah satuan kerja/unit kerja pusat maupun satuan kerja/unit kerja dibawah instansi terkait yang berlokasi di pusat sedangkan Daerah adalah satuan kerja/unit kerja dibawah instansi terkait yang berlokasi di daerah.

Pengukuran Variabelnya adalah:

1) Skor 0 untuk anggaran yang dikelola Pusat 2) Skor 1 untuk anggaran yang dikelola Daerah f. Sekolah-Non Sekolah (X6)

Adapun yang dimaksud dengan Sekolah-Non Sekolah adalah besaran anggaran yang disediakan untuk menunjang sektor pendidikan dan yang non pendidikan di lingkungan Departemen Perindustrian Republik Indonesia.

(6)

1) Skor 0 untuk kegiatan yang dibiayai atau didanai melalui kegiatan pendidikan/sekolah dilingkungan Departemen Perindustrian Republik Indonesia

2) Skor 1 untuk kegiatan yang dibiayai atau didanai melalui kegiatan non pendidikan/sekolah dilingkungan Departemen Perindustrian Republik Indonesia

g. Dekon-Non Dekon (X7)

Adapun yang dimaksud dengan Dekon adalah anggaran pusat yang diperuntukkan untuk pelaksanaan kegiatan didaerah tertentu yang dilaksanakan oleh satker/unit kerja didaerah tersebut.Non Dekon adalah anggaran/dana yang disediakan diluar/selain Dekonsentrasi.

Pengukuran Variabelnya adalah: 1) Skor 0 untuk Non Dekon 2) Skor 1 untuk Dekon

3.4. Hipotesis

Pada penelitian ini, penulis menggunakan hipótesis kausalitas sehingga hipotesis yang diajukan dalam bentuk pertanyaan (Sugiyono tahun 2004) maka dalam sub bab ini, penulis mengajukan hipotesis penelitian dan hipotesis statistik yaitu

(7)

1) Apakah terdapat pengaruh Besar Pagu (X1) terhadap Rendahnya

Penyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Republik Indonesia Periode 2008 (Y)?

2) Apakah terdapat pengaruh Revisi (X2) terhadap Rendahnya

Penyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Republik Indonesia Periode 2008 (Y)?

3) Apakah terdapat pengaruh Tanda Bintang (X3) terhadap Rendahnya

Penyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Republik Indonesia Periode 2008 (Y)?

4) Apakah terdapat pengaruh Lokasi P. Jawa-Luar Jawa (X4) terhadap

Rendahnya Penyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)?

5) Apakah terdapat pengaruh Pusat-Daerah (X5) terhadap Rendahnya

Penyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)?

6) Apakah terdapat pengaruh Sekolah-Non Sekolah (X6) terhadap

Rendahnya Penyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)?

7) Apakah terdapat pengaruh Dekon-Non Dekon (X7) terhadap

Rendahnya Penyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)?

(8)

1) Variabel Besar Pagu (X1) Terhadap Variabel Rendahnya

Penyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)

Ho1; β = 0 Artinya TIDAK ADA PENGARUH Variabel Besar

Pagu (X1) Terhadap Variabel Rendahnya Penyerapan

Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)

Ha1; β ≠ 0 Artinya ADA PENGARUH Variabel Besar Pagu

(X1) Terhadap Variabel Rendahnya Penyerapan

Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)

2) Variabel Revisi (X2) Terhadap Variabel Rendahnya Penyerapan

Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)

Ho2; β = 0 Artinya TIDAK ADA PENGARUH Variabel Revisi

(X2) Terhadap Variabel Rendahnya Penyerapan

Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)

Ha 2; β ≠ 0 Artinya ADA PENGARUH Variabel Revisi (X2)

Terhadap Variabel Rendahnya Penyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)

(9)

3) Variabel Tanda Bintang (X3) Terhadap Variabel Rendahnya

Penyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)

Ho3; β = 0 Artinya TIDAK ADA PENGARUH Variabel Tanda

Bintang (X3) Terhadap Variabel Rendahnya

Penyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)

Ha 3; β ≠ 0 Artinya ADA PENGARUH Variabel Tanda Bintang

(X3) Terhadap Variabel Rendahnya Penyerapan

Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)

4) Variabel Lokasi P. Jawa-Luar Jawa (X4) Terhadap Variabel

Rendahnya Penyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)

Ho4; β = 0 Artinya TIDAK ADA PENGARUH Variabel Lokasi

P.Jawa-Luar Jawa (X4) Terhadap Variabel

Rendahnya Penyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)

Ha4; β ≠ 0 Artinya ADA PENGARUH Variabel Lokasi P.

Jawa-Luar Jawa (X4) Terhadap Variabel Rendahnya

Penyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)

(10)

5) Variabel Pusat-Daerah (X5) Terhadap Variabel Rendahnya

Penyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)

Ho5; β = 0 Artinya TIDAK ADA PENGARUH Variabel

Pusat-Daerah (X5) Terhadap Variabel Rendahnya

Penyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)

Ha5; β ≠ 0 Artinya ADA PENGARUH Variabel Pusat-Daerah

(X5) Terhadap Variabel Rendahnya Penyerapan

Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)

6) Variabel Sekolah-Non Sekolah (X6) Terhadap Variabel Rendahnya

Penyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)

Ho6; β = 0 Artinya TIDAK ADA PENGARUH Variabel

Sekolah-Non Sekolah (X6) Terhadap Variabel

Rendahnya Penyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)

Ha6; β ≠ 0 Artinya ADA PENGARUH Variabel Sekolah-Non

Sekolah (X6) Terhadap Variabel Rendahnya

Penyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)

(11)

7) Variabel Dekon-Non Dekon (X7) Terhadap Variabel Rendahnya

Penyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)

Ho7; β = 0 Artinya TIDAK ADA PENGARUH Variabel

Dekon-Non Dekon (X7) Terhadap Variabel Rendahnya

Penyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)

Ha7; β ≠ 0 Artinya ADA PENGARUH Variabel Dekon-Non

Dekon (X7) Terhadap Variabel Rendahnya

Penyerapan Realisasi Anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia Periode 2008 (Y)

3.5. Populasi Dan Sample

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono tahun 2007)

(Supranto J. Tahun 2007) mengatakan populasi adalah berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya. Kemudian populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap

(12)

Suharsini Arikunto (Suharsini Arikunto tahun 2006) menyatakan populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang didalam Encyclopedia of Educational Evaluation tertulis “. . . a population is a set ( a collection) of all elements processing one or more attributes of interests”.

Jadi, populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang mempunyai kaitan dengan masalah yang diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aktivitas yang masuk di dalam satker anggaran di lingkungan Departemen Perindustrian Republik Indonesia yang berjumlah 184 satuan kerja (satker).

b. Sample

Penelitian ini menggunakan teknik penarikan sampling probabitas yang bersifat porposive sampling atau dikenal juga dengan istilah Judgment Sampling. Adapun alasanya adalah sampelnya berupa data dokumentas dikarenakan sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder (secondary data). Jumlah sampel yang ditarik adalah satuan kegiatan kerja (Satker) di mana sebanyak 184. Dengan demikian teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah metode sensus yaitu jumlah sampel adalah jumlah populasi (Masri Singarimbun. Tahun. 2002).

(13)

3.6. Metode Pengumpulan Data

Jenis penelitian adalah penelitian lapangan (field research) sedangkan sifat penelitiannya adalah deskripsi karena sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mendapatkan gambaran faktor-faktor penyebab rendahnya penyerapan realisasi anggaran di lingkungan Departemen Perindustrian Republik Indonesia periode tahun 2008. Sedangkan bersifat analisis karena ingin mendapatkan gambaran bagaimana pengaruh faktor faktor penyebab berimplikasi pada rendahnya penyerapan realisasi anggaran Departemen Perindustrian Republik Indonesia periode tahun 2008.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder (secondary data) berupa data dokumentasi satuan kegiatan kerja (Satker) di lingkungan Departemen Perindustrian Republik Indonesia periode tahun 2008.

Oleh karena itu metode pengumpulan data dalam penelitian adalah metode dokumentasi khususnya berkaitan dengan satuan kegiatan atau satuan kerja (Satker) di lingkungan Departemen Perindustrian Republik Indonesia periode tahun 2008.

Gambar

Gambar 3.1. Model Analisis

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa soal yang berkategori HOTS dalam Ujian Nasional IPA Fisika memiliki persentase dengan rentang

4< ◆ ◆ Kagcbkbtj ugtuh Kagcbkbtj ugtuh kagcjlagtjejhbsj lbg kagcjlagtjejhbsj lbg karukushbg kbsbibo karukushbg kbsbibo tagtbgc fdyah 0 ljkagsj tagtbgc fdyah 0 ljkagsj ◆

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan hasil analisis data maka secara umum dapat disimpulkan bahwa peningkatan kreativitas dapat dilakukan

Orang Kelantan, walau pun yang berkelulusan PhD dari universiti di Eropah (dengan biasiswa Kerajaan Persekutuan) dan menjawat jawatan tinggi di Kementerian atau di Institusi

Untuk mengevaluasi kinerja dosen dalam pembelajaran pada setiap mata kuliah, maka dilakukan penyebaran kuesioner yang harus diisi mahasiswa serta pemberian kritik dan saran

Zat ini diklasifikasikan sebagai sama berbahayanya dengan debu mudah terbakar oleh Standar Komunikasi Bahaya OSHA 2012 Amerika Serikat (29 CFR 1910.1200) dan Peraturan Produk

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segalaa anugerah-Nya sehinga penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul PEMBERDAYAAN KARYAWAN DAN

Field research adalah sumber data yang diperoleh dari lapangan penelitian yaitu mencari data terjun langsung ke obyek penelitian untuk memperoleh data yang kongret