• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNGKAPAN KEPERCAYAAN RAKYAT MINANGKABAU PADA MASYARAKAT PADANG GALUNDI DI KELURAHAN TANAH GARAM KECAMATAN LUBUK SIKARAH KOTA SOLOK YANNI MAILIZAWATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNGKAPAN KEPERCAYAAN RAKYAT MINANGKABAU PADA MASYARAKAT PADANG GALUNDI DI KELURAHAN TANAH GARAM KECAMATAN LUBUK SIKARAH KOTA SOLOK YANNI MAILIZAWATI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

UNGKAPAN KEPERCAYAAN RAKYAT MINANGKABAU PADA MASYARAKAT PADANG GALUNDI DI KELURAHAN TANAH GARAM

KECAMATAN LUBUK SIKARAH KOTA SOLOK YANNI MAILIZAWATI

ABSTRACT

The results of the expression of the People's Beliefs On Society Padang Minangkabau Galundi In Salt Land Village of Solok District Lubuk Sikarah found a form of expression of the people's expression of Folk Beliefs On Society Padang Minangkabau Galundi in Salt Land Village of Solok District Lubuk Sikarah many researchers found the majority of oral folklore, meaning of the phrase is found in the People's confidence in Public Padang Minangkabau Galundi in Salt Land Village of Solok District Lubuk Sikarah advised and prohibit, expression functions Folk beliefs on Society Padang Minangkabau Galundi in Salt Land Village of Solok District Lubuk Sikarah that many researchers have found is banned and reminding, and the People category of the phrase Faith in Community Padang Minangkabau Galundi in Solok City Salt Land Village is home category and household chores.

A. Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Tiap-tiap suku bangsa memiliki kebudayaan berbeda yang berperan sebagai alat pengontrol kehidupan dan sekaligus merupakan ciri khas suatu kolektif. Kebudayaan yang dimiliki tertuang dalam bentuk lisan ataupun tulisan. Salah satu bentuknya adalah folklor. Penyebaran folklor melalui tutur kata dari mulut ke mulut secara turun-temurun. Folklor merupakan bentuk kebudayaan tradisional masyarakat yang terdiri dari folklor lisan (verbal folklore)

adalah folklor yang bentuknya memang murni lisan, folklor sebagian lisan (partly verbal folklore) adalah folklor yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan unsur bukan lisan, dan folklor bukan sebagian lisan (nonverbal folklore) adalah folklor yang bentuknya bukan lisan, walaupun pembuatannya diajarkan secara lisan.

Salah satu folklor yang masih berkembang dalam masyarakat Indonesia adalah ungkapan kepercayaan rakyat. Ungkapan kepercayaan rakyat

(2)

2 merupakan salah satu jenis folklor sebagian lisan. Carventers (dalam Danandjaja, 1991:28) berpendapat bahwa ungkapan adalah kalimat pendek yang disarikan dari kalimat yang panjang. Jadi, ungkapan tradisonal adalah perkataan yang menyatakan makna atau suatu maksud tertentu dengan bahasa kias yang mengandung nilai-nilai luhur yang ada dalam masyarakat dan diwariskan secara turun temurun.

Ungkapan kepercayaan rakyat yang berkembang pada umumnya berisi kata-kata nasehat dengan struktur penyampaian sangat halus. Tiap daerah mempunyai kebudayaan tersendiri serta keunikan dalam budaya bangsa daerah masing-masing. Salah satu wujud budaya Indonesia tersebut adalah budaya spiritual yang berakar pada kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang pada dasarnya adalah warisan leluhur budaya bangsa. Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai salah satu aspek warisan budaya bangsa (budaya spiritual) secara realistis masih hidup dan berkembang serta

dihayati oleh sebagian masyarakat Indonesia.

Masyarakat Minangkabau sabagai salah satu suku bangsa di Indonesia juga sangat terkenal dengan tradisi lisan ungkapan kepercayaan. Kehidupan sosial masyarakatnya sering ditata dengan memanfaatkan ungkapan kepercayaan. Misalnya untuk menyampaikan maksud, perintah, larangan, pertanyaan atau bahkan untuk mendidik anak-anak, digunakan ungkapan kepercayaan. Ungkapan kepercayaan telah dikenal oleh masyarakat secara turun-temurun, sehingga tidak lagi di ketahui penciptakannya.

Ungkapan disampaikan secara lisan dalam bentuk satuan yang sudah dibuat aturannya oleh masyarakat yang sudah berpikir modern. Ternyata kemajuan pengetahuan dan teknologi yang menjadikan manusia berpikir modern tidak mengubah kebiasaan masyarakat yang masih percaya terhadap ungkapan yang bersifat takhayul. Karena masih ditemukannya sebagian kecil orang-orang yang menggunakan ungkapan

(3)

3 dalam kehidupan sehari-hari, misalnya larangan anak-anak bermain pada waktu magrib “indak buliah main disanjo ari, beko tapijak anak setan” (tidak boleh bermain disenja hari, nanti terinjak anak setan).

Kenyataannya dalam masyarakat, bahwa masyarakat meyakini ungkapan tersebut sehingga jarang di temukan anak-anak bermain di waktu magrib atau disenja hari. Kepercayaan rakyat merupakan sebuah mitos. Mitos itu sendiri merupakan sebuah pemikiran-pemikiran yang tidak masuk akal kalau dicerna dengan akal sehat. Mitos juga dapat diartikan sebagai tkhayul atau sebuah ungkapan yang hanya lahir melalui sebuah imajinasi pada masyarakat tertentu tanpa ada bukti yang jelas.

Oleh sebab itu, ungkapan ini berkembang dikalangan orang tua-tua yang menggunakannya sebagai sarana untuk mendidik anak-anak mereka. Seperti ungkapan yang terdapat pada masyarakat Padang Galundi Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota

Solok “indak buliah bamain di sanjo ari, beko tapijak anak setan”. Sebenarnya tujuan dari ungkapan tersebut adalah untuk mendidik atau menyuruh anak agar waktu magrib tidak dipergunakan untuk bermain, melainkan dipergunakan untuk melaksanakan sholat magrib, dan mengaji. Apabila anak-anak dibiasakan bermain di waktu magrib, otomatis mereka lalai dengan kewajiban melaksanakan sholat sebagai seorang hamba Allah SWT. Jadi, seperti inilah cara orang tua untuk mendidik anak-anak mereka. Jika dipakai ungkapan yang sebenarnya, anak-anak tidak terlalu menghiraukan ucapan orang tua mereka. Dengan adanya ungkapan kepercayaan, anak-anak akan merasa takut dengan dampak yang mereka dapatkan.

Salah satu kolektif masyarakat Minangkabau yang tetap aktif memanfaatkan ungkapan kepercayaan rakyat di tengah masyarakat adalah masyarakat Padang Galundi di Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok. Ungkapan kepercayaan rakyat sebagai salah

(4)

4 satu khasanah budaya masyarakat Minangkabau merupakan potensi lokal yang seharusnya dilestarikan dan diwariskan kepada generasi muda Minangkabau. Ungkapan tersebut mengandung kata-kata nasehat yang dapat memperkaya akhlak dan budi pekerti masyarakat Minangkabau. Pesatnya perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta budaya asing yang memunculkan berbagai interferensi pada masyarakat dikhawatirkan akan berdampak buruk terhadap eksistensi ungkapan kepercayaan rakyat. Kenyataan ini menjadi pendorong perlunya pengkajian kembali ungkapan kepercayaan rakyat.

Alasan penulis memilih Masyarakat Padang Galundi di Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok sebagai tempat atau latar penelitian ini adalah karena penulis tinggal dan besar di nagari ini, sehingga sedikit banyaknya penulis mengetahui kebudayaan masyarakat Padang Galundi. Ungkapan kepercayaan ini sangat sering

digunakan oleh orang tua sebagai sarana untuk mendidik anak-anaknya, biasanya ungkapan kepercayaan itu diberitahukan ketika akan tidur sebagai mendidik anak. Namun, pada saat sekarang ini penggunaan ungkapan kepercayaan mengalami penurunan seiring dengan perkembangan kehidupan masyarakat yang semakin maju oleh teknologi, maka dari itu peneliti tertarik memilih ungkapan kepercayaan rakyat Minangkabau suntuk penelitian, dimana masyarakat pada saat sekarang ini lebih suka duduk di depan televisi menghabiskan waktu dengan percuma dari pada mendidik anak-anaknya. Jika hal tersebut dibiarkan berlarut-larut akan mengakibatkan kepunahan adat istiadat nenek moyang dan nilai-nilai kebudayaan tidak dapat diwariskan lagi secara turun-temurun kepada generasi muda.

Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis merasa perlu dan tertarik untuk mendokumentasikan serta menjelaskan tentang bentuk, makna, fungsi, dan kategori yang terkandung dalam ungkapan

(5)

5 kepercayaan yang berkembang di Masyarakat Padang Galundi Di Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok. Agar masyarakatnya tetap peduli dan berusaha untuk melestarikannya.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini dibatasi pada folklor sebagian lisan, dengan fokus masalah ungkapan kepercayaan rakyat yang di tinjau dari segi bentuk, makna, fungsi, dan kategori pada Masyarakat Padang Galundi di Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk, makna, fungsi, dan kategori, ungkapan kepercayaan rakyat yang berkembang pada masyarakat Padang Galundi di Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok?

Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk, makna, fungsi, dan kategori, ungkapan kepercayaan rakyat yang berkembang pada masyarakat

Padang Galundi di Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok.

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait seperti :

1. Peneliti sendiri, sebagai tambahan ilmu pengetahuan, dan sebagai acuan pedoman dalam melaksanakan penelitian tentang ungkapan kepercayaan rakyat. 2. Mahasiswa jurusan Bahasa dan

sastra Indonesia untuk dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai sastra lisan daerah Minangkabau.

3. Bagi Masyarakat Kelurahan Tanah Garam, hasil penelitian ini bisa dijadikan perbandingan dengan yang dialami oleh pembaca tentang ungkapan kepercayaan rakyat.

4. Bagi peneliti selanjutnya, semoga dapat dijadikan bahan penunjang dalam menganalisis buntu-bentuk folklor.

B. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau cara

(6)

6 memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Pemakaian jenis penelitian tertentu dalam suatu penelitian akan mempengaruhi hasil penelitian ini, maka jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2009:3) penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan rancangan penelitian, pada bulan Juli 2013 peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara merekam dan mencatat ulang ungkapan-ungkapan kepercayaan rakyat Minangkabau pada masyarakat Padang Galundi di Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok. Peneliti datang langsung kerumah -rumah informan untuk melakukan penelitian. Data penelitian ini adalah bentuk kepercayaan rakyat

Minangkabau yang terdapat pada masyarakat Padang Galundi di Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok. Selama satu bulan melakukan penelitian kepada empat orang informan, masing-masing informan diwawancarai selama satu minggu. Setelah melakukan penelitian, peneliti menemukan empat puluh buah data. Setelah mendapatkan data, kemudian data tersebut diterjemahkan dari bahasa Minangkabau ke bahasa Indonesia. Selanjutnya menganalisis data yang telah ada berdasarkan bentuk, makna, fungsi dan ketegori. Berdasarkan empat puluh buah data yang peneliti temukan, peneliti menemukan makna ungkapan kepercayaan rakyat Minangkabau, enam fungsi ungkapan kepercayaan rakyat Minangkabau dan tujuh kategori ungkapan kepercayaan rakyat Minangkabau.

1. Analisis Data

a. Bentuk Ungkapan Kepercayaan Rakyat Minangkabau.

Mengelompokkan folklor ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya: (1) folklor

(7)

7 lisan (verbal folklore), Folklor sebagian lisan (partly verbal folklore), dan (3) folklor bukan lisan (nonverbal folklore).

Bentuk ungkapan kepercayaan rakyat yang diperoleh pada masyarakat Padang Galundi di Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok sebanyak 40 data.

b. Makna Ungkapan Kepercayaan Rakyat Minangkabau.

Ungkapan yang sama dapat berbeda maknanya pada daerah yang berbeda. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa makna ungkapan kepercayaan rakyat diberikan secara langsung oleh informan.

Setiap ungkapan kepercayaan rakyat pada masyarakat Padang Galundi di Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok mempunyai makna.

c. Fungsi Ungkapan Kepercayaan Rakyat Minangkabau.

Ungkapan kepercayaan rakyat juga merupakan hasil kebudayaan tradisi masyarakat Padang

Galundi di Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok yang sifatnya turun menurun. Fungsi utama ungkapan kepercayaan rakyat atau disebut juga dengan pantangan orang tua bagi masyarakat dalam berkomunikasi di kehidupan sehari-hari adalah untuk menyampaikan isi hati, perasaan,petunjuk, keinginan si penutur dengan bahasa kias yang bersifat tidak kasar, tidak menyinggung, tetap saling menyayangi dan menghormati. Fungsi ungkapan kepercayaan rakyat pada masyarakat Padang Galundi di Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok adalah sebagai larangan, hiburan, menyuruh, mengingat, mendidik dan untuk mempertebal keimanan, selanjutnya fungsi ungkapan kepercayaan rakyat disingkat dengan ML (melarang), MB (menghibur), MY (menyuruh), MD (mendidik), MG (mengingatkan) dan MI (mempertebal keimanan).

(8)

8 d. Kategori Ungkapan Kepercayaan

Rakyat Minangkabau

Kategori ungkapan kepercayaan rakyat Minangkabau dapat disingkat dengan KBK (kelahiran, masa bayi, dan masa kanak-kanak), TM OR (tubuh manusia, dan obat-obatan rakyat), RPT (rumah dan pekerjaan rumah tangga), MPHS (mata pencarian,dan hubungan sosial), PP (perjalanan dan perhubungan), CPS (cinta, perasaan dan menikah), dan KAP (kematian dan adat pemakaman).

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai ungkapan kepercayaan rakyat Minangkabau pada masyarakat Padang Galundi di Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok. Ungkapan tersebut digolongkan folklor sebagian lisan karena bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan bukan lisan, yaitu terdiri dari pernyataan yang bersifat lisan ditambah dengan gerak-gerik yang dianggap makna gaib. Di dalam ungkapan kepercayaan rakyat

terkandung makna tidak langsung, karena orang-orang tua dahulu menyampaikan maksud hatinya dengan menggunakan bahasa kias. Ungkapan kepercayaan disebut sebagai takhayul karena menyangkut suatu kepercayaan dan kebiasaan yang bersifat mistik.

Dalam ungkapan kepercayaan rakyat Minangkabau pada masyarakat Padang Galundi di Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok ditemukan empat puluh buah ungkapan kepercayaan rakyat Minangkabau. Bentuk Ungkapan Kepercayaan Rakyat Minangkabau Pada Masyarakat Padang Galundi di Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok ditemukan bentuk ungkapan folklor sebagian lisan sebanyak tiga puluh tujuh buah data dan tiga buah data berbentuk folklor lisan.

Contoh data bentuk folklor sebagian lisan Jan mambae-bae juo hari sanjo, beko kanai anak dubilih, dan contoh data foklor lisan Anak gadih indak buliah bajalan di waktu magrib, buruak caliak urang ka awak. Lima belas buah ungkapan

(9)

9 yang memiliki dua fungsi seperti anak gadih indak elok duduak di jendela rumah, buruak bantuak wak deknyo. Ungkapan ini memiliki fungsi melarang (melarang anak gadis agar tidak duduk di jendel) dan fungsi mendidik ( mendidik anak gadis untuk mempunyai sopan santun, karena duduk di jendela itu terlihat tidak sopan). Bentuk ungkapan yang memiliki satu fungsi adalah sebanyak dua puluh lima buah ungkapan, seperti urang hamil disuruah makan sirieh, bia merah bibia anak beko. Ungkapan ini fungsinya menyuruh.

Ungkapan kepercayaan rakyat juga merupakan hasil kebudayaan tradisi masyarakat Padang Galundi di Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok yang sifatnya turun menurun. Fungsi utama ungkapan kepercayaan rakyat atau disebut juga dengan pantangan orang tua bagi masyarakat dalam berkomunikasi di kehidupan sehari-hari adalah untuk menyampaikan isi hati, perasaan, petunjuk, keinginan si penutur dengan bahasa kias yang bersifat tidak kasar, tidak menyinggung, tetap

saling menyayangi dan menghormati. Berdasarkan penelitian Fungsi ungkapan kepercayaan rakyat pada masyarakat Padang Galundi di Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok adalah sebagai larangan, hiburan, menyuruh, mengingat, mendidik dan untuk mempertebal keimanan. Contoh ungkapan kepercayaan rakyat yang fungsinya melarang adalah jan potong kuku juo hari sanjo, beko pamburuak dagiang awak deknyo. Di sebut sebagai fungsi melarang karena dalam ungkapan kepercayaan tersebut melarang seseorang melakukan sesuatu di waktu magrib, hendaknya kita melaksanakan sholat magrib. Contoh Ungkapan kepercayaan rakyat yang fungsinya menghibur adalah kalau sadang makan tagigik lidah awak, tando ka makan dagiang. Karena dalam ungkapan kepercayaan rakyat tersebut memberi hiburan kepada sesorang. Contoh ungkapan kepercayaan rakyat yang fungsi menyuruh adalah urang hamil disuruah makan siriah, bia merah bibia anak beko. Supaya lahir anaknya bibirnya merah.

(10)

10 Contoh ungkapan kepercayaan rakyat yang fungsinya mengingat adalah jan makan banyak

rimah, beko manangih nasi.

Ungkapan ini fungsinya mengingat kan karena kita tidak boleh makan banyak rimah, makanlah dengan rapi dan sopan. Contoh ungkapan kepercayaan rakyat yang fungsinya mempertebal keimanan adalah laki-laki tu jan bajalan jawua juo hari Jumat, beko dak salamek awak di jalan. Disebut sebagai fungsi mempertebal keimanan karena ungkapan kepercayaan tersebut membuat seseorang lebih bertaqwa.

Makna adalah suatu ujaran atau ungkapan yang memilki makna, makna dari ungkapan kepercayaan rakyat langsung dari masyarakat pemiliknya. Ungkapan kepercayaan rakyat terbentuk atas susunan kata yang membentuk bahasa dan memiliki makna. Jadi, setiap ungkapan dari daerah yang berbeda akan memiliki makna yang berbeda juga, karena makna yang didapatkan itu, diperoleh dari informan secara langsung. Oleh karena itu berbeda informan maka berbeda pula makna yang akan didapatkan.

Makna ungkapan kepercayaan rakyat berjumlah 40 ungkapan kepercayaan rakyat, seperti contoh berikut ini:

Jan manyapu juo malam hari, beko tasapu lo rasaki deknyo. Tidak boleh menyapu rumah malam hari, nanti tersapu juga rezki.

Makna: agar kita malam hari bisa beristirahat, karena tidak baik menyapu rumah ketika waktu malam hari.

Ungkapan kepercayaan rakyat Minangkabau yang ditemukan peneliti, dalam kategori lahir, masa bayi dan masa kanak-kanak berjumlah lima buah bentuk ungkapan kepercayaan rakyat, seperti contoh berikut ini: Data (9) urang hamil, indak buliah pinggang wak di longkahan urang, beko anak sela. (Orang hamil tidak boleh pinggangnya di lalui oleh orang). Ungkapan kepercayaan rakyat yang ditemukan peneliti, dalam kategori tubuh manusia dan obat-obatan berjumlah sepuluh buah bentuk ungkapan kepercayaan rakyat, seperti contoh berikut ini : Data (4) indak buliah mandi malam, beko dipiciak dek setan. (Tidak beleh mandi malam

(11)

11 hari, nanti di cubit oleh setan). Ungkapan kepercayaan rakyat yang ditemukan peneliti, dalam kategori rumah dan pekerjaan rumah tangga berjumlah sebelas buah bentuk ungkapan kepercayaan rakyat, seperti contoh berikut ini : Data (12) indak buliah mambuek rumah jo kayu mati tagak, punah keluarga wak deknyo. (Tidak boleh membuat rumah dari kayu yang sudah mati, punah kelurga kita). Ungkapan kepercayaan rakyat yang ditemukan peneliti, dalam kategori mata pencarian dan hubungan sosial berjumlah satu buah bentuk ungkapan kepercayaan rakyat seperti contoh berikut ini : Data (24) urang mangaleh indak buliah urang bautang di pagi hari, beko indak jua bali deknyo. (Orang menjual tidak boleh pembeli berhutang di pagi hari, nanti tidak habis dagangannya).

Ungkapan kepercayaan rakyat yang ditemukan peneliti, dalam kategori perjalanan dan perhubungan berjumlah lima buah bentuk ungkapan kepercayaan rakyat seperti contoh berikut ini : Data (3) anak gadih indak buliah bajalan di waktu magrib, buruak caliak urang ka wak. ( Anak gadis tidak boleh

berjalan di waktu magrib, buruk dilihat orang). Ungkapan kepercayaan rakyat yang ditemukan peneliti, dalam kategori cinta, perasaan dan menikah berjumlah lima buah bentuk ungkapan kepercayaan rakyat seperti contoh berikut ini : Data (14) jan bajalan-jalan juo kalau ka jadi anak daro tu,

beko masuak angin. (Jangan

berjalan-jalan juga kalau akan jadi pengantin, nanti masuk angin). Dan ungkapan kepercayaan raykat yang ditemukan peneliti, dalam kategori kematian dan adat pemakaman berjumlah tiga buah bentuk ungkapan kepercayaan rakyat seperti contoh berikut ini : Data (5) lah bakicau lo buruang murai tangah malam, tando ado urang ka mati. (Sudah berbunyi burung murai di malam hari, pertanda orang akan meninggal).

D.Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini diperoleh kesimpulan tentang ungkapan kepercayaan rakyat Minangkabau diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bentuk ungkapan kepercayaan rakyat Minangkabau pada

(12)

12 masyarakat Padang Galundi di Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok terdapat empat puluh buah data ungkapan kepercayaan rakyat Minangkabau. Tiga puluh tujuh buah data berbentuk foklor sebagian lisan dan tiga buah data berbentuk foklor lisan.

2. Makna ungkapan kepercayaan rakyat Minangkabau pada masyarakat Padang Galundi di Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok adalah makna yang tidak sesungguhnya dari ungkapan tersebut ada makna yang terselubung yang ingin disampaikan melalui ungkapan kepercayaan tersebut dan ada juga makna yang sesungguhnya.

3. Fungsi utama ungkapan

kepercayaan rakyat Minangkabau pada masyarakat Padang Galundi di Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok adalah untuk menyampaikan isi hati, perasaan, petunjuk, keinginan si penutur dengan bahasa kias yang bersifat tidak kasar, tidak menyinggung,

tetap saling menyayangi dan menghormati. Selain itu fungsinya adalah untuk melarang, menghibur, menyuruh, mendidik, mengingatkan dan mempertebal keimanan.

4. Kategori ungkapan kepercayaan rakyat adalah tentang kelahiran, masa bayi dan masa kanak-kanak, tubuh manusia dan obat-obatan, rumah dan pekerjaan rumah tangga, mata pencarian dan hubungan sosial, perjalanan dan perhubungan, cinta, perasaan dan menikah, kematian dan adat pemakaman.

E. Daftar Pustaka

Atmazaki. 2005. Ilmu Sastra, Teori dan Terapan. Padang: Yayasan Citra budaya Indonesia.

Chaer, Abdul. 1995. Pengantar

Semantik Bahasa

Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

(13)

13 Danandjaya, James. 1991. Folklor

Indonesia ( Ilmu Gosip,

Dongenng, dll ).

Jakarta: Pustaka Utama Garfiti.

Fitri, Laili. 2007. “ Ungkapan Larangan dalam Bahasa Minangkabau Masyarakat Tabek Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar.’’ Ernawati. 2002. “Nilai-Nilai Edukatif Ungkapan Kepercayaan Rakyat Pada Masyarakat Kubang Kabupaten Lima Puluh Kota.” (Skripsi). Padang: FBSS UNP.

Hanelia, Whelni. 2004. “Ungkapan Kepercayaan Rakyat di Sungai Limau.” (Skripsi). Padang FBSS UNP.

Yuhelnida, Neti 2000.” Ungkapan Kepercayaan Rakyat dalam Kehidupan Masyarakat di Kecamatan Ranah Pesisir.” (Skripsi). Padang FBSS UNP.

Manaf, Ngusman Abdul. 2008.

Semantik Teori dan

Terapannya dalam Bahasa Indonesia. Padang: suka bina offset.

Moleong, 2009. Metode Penelitian

Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya. Parera, Jd. 1990. Teori Semantik.

Jakarta: Erlangga.

Semi, Atar.1984. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya. Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian

Sastra. Bandung: Angkasa Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Appriana Bathara Musu dengan judul faktor- faktor yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi implant pada akseptor

Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III, Program Studi Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Bandung

Ketika sebuah kota membayar untuk tempat terbuka dengan cara yang sama seperti membayar biaya kebakaran dan sekolah, ia menanggung biaya penuh untuk sama seperti membayar

Berdasarkan data yang diperoleh dari informan ungkapan kepercayaan rakyat saat mayat dibawa kekuburan yang terdapat dikanagarian Salayo Kecamatan Kubung

Kedjadian itu ialah pada suatu hari didalam bulan April tahun 1903. Itulah mula pertama kali saja berhadapan dengan bakal sep saja, nama- nja van Barkel, berpengawakan gemuk,

Sehingga dalam uji coba nantinya akan digunakan daerah ROI yang berbeda- beda sesuai dengan sudut kemiringan kamera pada video uji coba dengan tujuan untuk mendapatkan hasil

Kondisi optimum pemurnian emas dengan menggunakan sampel emas murni diperoleh pada pH adsorpsi 3, pH desorpsi 5, konsentrasi eluen (SCN - ) 1 M dan panjang kolom 5 cm dengan

Dengan demikian melalui Kurikulum Kursus Penyiar Televisi Berbasis Komptensi ini, peserta kursus dimungkinkan untuk mendapatkan pengalaman belajar yang memadai baik