VOL 14 No 1| 13
JURNAL KESEHATAN
Vol 14 No 1 Tahun 2021
Pengaruh Penerapan Hypno Emotion Freedom Technique Terhadap Tingkat Stress
Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H Chasan Boesoirie Ternate
Aminudin Muhammad1, Wasis Nugroho2 1,2 Poltekkes Kemenkes Ternate
1aminudin.muhammad@yanoo.co.id / 082194652225
Abstrak
Latar belakang: Pelayanan sentral di rumah sakit yang membutuhkan tangggung jawab dan aktivitas perawat yang tinggi yakni pada pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD), ruangan Intensif (ICU) dan perawatan bedah. Tuntutan beban kerja yang tinggi ini menyebabkan perawat di bagian pelayanan tersebut berisiko mengalami stress.Tujuan:tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Hypno Emotion Freedom Technique terhadap tingkat stress kerja perawat Metode: Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode Pre-Eksperimental dengan desain one- Group Pre Test - Post Test pada kelompok berpasangan. Sampel yang digunakan adalah perawat sebanyak 46 orang. Data di analisis dengan menggunakan Independent sample t-test.Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa mayoritas responden yang mengalami stress kerja sedang 14 orang (61%) sebelum diberikan terapi Hypno EFT, dan mengalami perununan stress menjadi stress ringan 10 orang (43%) setelah diberikan terapi Hypno EFT. Sementara itu, dari 9 responden (39%) yang mengalami stress kerja ringan seluruhnya mengalami penurunan stress. Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Independent Simpel t-tes adalah 0.000 dimana nilai tersebut < p-value (0.05) yang memberikan makna bahwa terdapat pengaruh penerapan Hypno Emotional Freedom Technique terhadap tingkat Stres kerja perawat di RSUD dr. H. Chasan Boesoirie Ternate. Hypno EFT dapat menjadi pilihan untuk mengurangi stress sehingga tenaga keperawatan khususnya dapat terus mempertahankan maupun meningkatkan kinerja dan performa pelayanan keperawatan.
The Effect of Hypno Emotion Freedom Technique implementation on The Stress
Level of Nurses at the Regional General Hospital dr. H Chasan Boesoirie Ternate
Abstract
Background: Central services in hospitals that require high nurse responsibilities are in Emergency Installation (IGD) services, Intensive Care (ICU) and surgical care. In its services, nurses are required to be able to cooperate with other medical and health teams and be able to communicate with patients and families of patients related to the needs and development of patient health problems. Purpose; The purpose of this study was to determine the effect of the Hypno Emotion Freedom Technique on the work stress level of nurses. Method: This research uses quantitative approach with Pre-Experimental method with one- Group Pre Test - Post Test design in paired groups. The samples used were nurses working in IGD, ICU and Surgical Care rooms with a population of 46 people. Data in analysis using Independent sample t-test. Results:The results showed that the majority of respondents who experienced moderate work stress 14 people (61%) before being given Hypno EFT therapy, and experiencing stress poisoning became mild stress 10 people (43%) after hypno EFT therapy. Meanwhile, from 9 respondents (39%) who experience light work stress all experience a decrease in stress.Conclusions: Based on the results of the analysis using Independent Simple t-test is 0.000 where the value is < p-value (0.05) which gives the meaning that there is an influence of the application of Hypno Emotional Freedom Technique to the level of work stress of nurses at the hospital dr. H. Chasan Boesoirie Ternate. Hypno EFT can be an option to reduce stress so that nursing personnel in particular can continue to maintain and improve the performance and performance of nursing services.
Alamat korespondensi:
Poltekkes Kemenkes Ternate, Ternate - West Maluku Utara , Indonesia ISSN 2597-7520 Email: uppmpoltekkesternate@gmail.co.id
© 2021 Poltekkes Kemenkes Ternate
Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima : 11 Februari 2021 Disetujui : 15 Februari 2021 Di Publikasi : 31 Mei 2021 Keywords:
Nurse ; Stress ; Emotion Fredom Technique. DOI :
https://doi.org/10.32763/ju
VOL 14 No 1| 14
PENDAHULUANPerawat dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan di Rumah Sakit terutama di ruangan gawat darurat dan intensif perlu dilakukan dengan cepat dan tepat (Sulistyawati,2019). Situasi pekerjaan tersebut dapat menguras tenaga dan pikiran untuk menangani pasien. Perawat juga dituntut untuk mampu bekerjasama dengan tim kesehatan lain serta dapat berinteraksi
dengan pasien dan keluarganya yang
berkaitan dengan kondisi kegawatdaruratan pasien (Arini & Yulia, 2018). Disi lain apabila jumlah pasien yang masuk dan menumpuk diruangan dan mereka dengan kondisi urgent maupun krisis, sementara jumlah ketenagaan yang bekerja saat itu sedikit maka hal ini pula dapat berdampak besar memicu terjadinya Stress kerja bagi Perawat. Tuntutan beban kerja dan situasi ini yang bisa dapat menyebabkan resiko terhadap terjadinya stres (Rooney & Schilling, 2014). Orang yang dengan keadaan Stress akan kerja dapat memicu terjadinya kelelahan yang dirasakan dalam beraktivitas dan akan berdampak pada kesehatan psikis perawat seperti kestabilan emosi yang terganggu, merasa bosan bekerja, perubahan mood dan semua permasalahan ini dapat mengganggu kinerja dan kemapuan seseorang dalam memberikan pelayanan (Anwar Prabu, 2017). Stres dapat diartikan sebagai suatu reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan dan ketegangan emosi. Timbulnya stres pada seseorang dapat diakibatkan oleh berbagai faktor pemicu. Faktor pemicu stres secara umum dapat dibagi menjadi empat jenis stres yaitu: stres kepribadian (personality stress), stres psikososial (psychosocial stress), stres bioekologi (bio-ecological stress) dan stres kerja (job stress). Antara keempat jenis stres di atas stres kerja merupakan salah satu jenis stres yang banyak ditemui (Lumbantobing, 2014).
Stress adalah suatu kondisi ketegangan pada seseorang yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisinya. Mereka yang
mengalami stres mengalami gugup,
merasakan kekuatiran kronis, mudah marah, agresif, dan tidak bisa relaks (Hasibuan 2017). Keadaan stress yang dimunculkan dalam bentuk perilaku umumnya ditandai dengan perasaan bingung, cemas dan sedih,
jengkel, salah paham, tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, gelisah, gagal, kehilangan semangat, sulit konsentrasi, sulit berfikir jernih, sulit membuat keputusan, hilangnya kreatifitas, hilangnya gairah dalam penampilan dan hilangnya minat terhadap orang lain (Hadya et al., 2015). Dalam bentuk gejala watak dan kepribadian biasanya tanda yang dapat dilihat adalah sikap hati-hati menjadi cermat yang berlebihan, cemas menjadi lekas panik, dan kurang percaya diri menjadi rawan (Lindawati, 2014).
Perawat yang bekerja di RSUD Dr. H. Chasan Bousoerie masih perlu mendapatkan model konseling yang lebih terarah dan terstruktur dan itupun tidak sampai pada pelaksanaan evaluasi dari kelanjutan dengan
menggunakan sistematis pada keadaan
perawat dalam meningkatkan mekanisme koping terhadap stress. Untuk itu di perlukan suatu teknik penerapan yang baik sebagai alternatif pilihan dengan menggunakan suatu teknik mengurangi stress yang sederhana dan efektif terhadap terhadap rileksasi otot persyarafan dan berhubungan dengan stress serta peningkatan kesadaran akan realita. Teknik yang dapat digunakan yaitu melalui
Hypno Emotion Freedom Technique
(EFT)(Patterson, 2013).
Hypno Emotion Freedom Technique
(EFT) merupakan suatu teknik yang bertujuan untuk pelepasan emosi negative dalam diri, guna mengatasi ketakutan yang berujung pada
stress (Craig, 2014). Upaya dalam
mengurangi resiko stress kerja perawat khususnya di ruang gawat darurat dan intensif tersebut diatas maka perlu mengetahui pengaruh dari penerapan EFT sebagai salah satu pilihan alternatif dalam membantu mengatasi stress kerja (Palmer-Hoffman & Brooks, 2011).
METODE
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan metode pre-Eksperimental dengan desain one- Group Pre-Post Test (Sugiyono, 2016). Penelitian yang dilakukan dengan pre tes sebelum diberikan perlakuan dan menilai hasil terhadap perlakuan yang sudah diberikan untuk mengetahui apakah efek yang diperoleh dengan lebih akurat atau tidak pada saat penilaian terhadap post tes. Pelaksanaan penelitian ini di dahului dengan skrining terhadap tingkat stres kerja untuk
VOL 14 No 1| 15
menentukan jumlah responden berdasarkana kriteria yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2016).
Sampel yang digunakan adalah non
probability sampling yaitu digunakan dengan
teknik pengambilan sampel berupa Insidental
Sampling terhadap perawat di ruangan Gawat
Darurat, Intensif Care Unit, serta Perawatan Bedah RSUD Dr. H.Chasan Boesoirie di bulan Maret sampai November 2019. Setelah memilih sampel dengan berdasarkan kriteria maka diperoleh sebanyak 23 orang baik yang sudah lama bekerja maupun yang baru yang bersedia sebagai partisipan.
Pengukuran Tingkatan stress perawat menggunakan kuesioner dengan penilaian skala menurut likert dan ditetapkan dengan kategori tingkatan dari tidak Stress-<40, Stress Ringan=40-45, Stress Sedang=46-75, dan Stress Berat=76-100 menggunakan skala Ordinal. Adalah salah satu teknik varian dari
Meridian Based Teknique (EFT) dalam
mengatasi gangguan listrik yang
menyebabkan emosi negatif akibat dari mekanisme koping terhadap suatu keadaan yang terjadi dilingkungan hingga dapat mengakibatkan stress.
Proses analisis data dengan bivariat dan univariat. Untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh dari penerapan EFT dalam
mengurangi stress maka uji analisis yang digunakan yaitu dengan dependent sample t-test dan membandingkan hasilnya dengan p
value (0.05).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian telah disetujui ethical Approval oleh Unit Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Poltekkes kemenkes Ternate Nomor:
LB.02.04/2.3/157/2019.
Jumlah Responden yang mengikuti penelitian sebanyak 17 orang (74%) adalah perempuan, sedangkan 6 responden (26%) adalah laki-laki. Sebanyak 11 orang (48%) yang berusia berusia 31-40 tahun, sedangkan yang berusia 20-30 tahun sebanyak 3 orang (13%).
Tingkat Stress sebelum dilakukan Terapi EFT dapat ditunjukan pada tabel berikut ini:
Tabel 1, Tingkat Stress Perawat sebelum dilakukan terapi EFT.
Frekuensi %
Stress Ringan 9 39
Stress Sedang 14 61
Stress Berat 0 0
Total 23 100
Sebanyaak 14 responden (61%) berada pada tingkat stress sedang sebelum dilakukan Terapi Hypno EFT, sedangkan 9 orang lainnya (39%) berada pada tingkat stress ringan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 14 responden (61%) mengalami stress kerja sedang. Sejalan dengan penelitian oleh Sulistyawati et al. (2019) tentang gambaran tingkat stress kerja perawat di RSUD Karangasem Bali menunjukkan bahwa tingkat stres kerja perawat IGD RSUD Karangasem yaitu mayoritas mengalami tingkat stres kerja sedang. Stres kerja perawat juga didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Wibowo, dkk (2016) tentang Tingkat stres kerja perawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Intensive Care Unit (ICU) di RSUD Wates, Kulon Progo, sebanyak 29 orang (62%) ada yang mengalami stress sedang.
Tabel 2, Tingkat Stress Perawat Setelah dilakukan terapi EFT.
Frekuensi %
Tidak Stress 9 40
Stress Ringan 10 43
Stress Sedang 4 17
Total 23 100
Tabel diatas menunjukkan bahwa
sebanyak 10 responden (43%) berada pada tingkat stress kerja ringan setelah dilakukan terapi Hypno EFT, sedangkan 4 responden (17%) berada pada tingkat stress sedang. Pengaruh penerapan Hypno EFT terhadap tingkat Stress kerja Perawat menunjukan adanya pengaruh, seperti pada tabel dibawah ini:
VOL 14 No 1| 16
Tabel 3, Pengaruh penerapan Hypno EFT terhadap tingkat stress kerja perawat.
Tabel diatas menunjukan hasil uji t-tes terhadap pengaruh penerapan Hypno EFT. Nilai t-test didapatkan nilai sebesar 0.000 lebih besar dari nilai p (0.05), dari hasil ini dapat memiliki makna bahwa terdapat
pengaruh penerapan Hypno Emotional
Freedom Technique (EFT) terhadap tingkat
stress kerja Perawat di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate.
Stress kerja hampir selalu ada pada setiap pekerja terutama pada pekerjaan yang membutuhkan konsetrasi dan tenaga yang lebih. Hal ini juga berlaku juga pada perawat
Sebagai seorang pekerja yang dapat
mengalami stres akibat adanya tekanan dari dalam diri maupun dari lingkungan tempat mereka bekerja (Rooney & Schilling, 2014). American National Association For Occupational Safety menempatkan kejadian
stress pada perawat berada di urutan paling atas pada empat puluh pertama kasus stres pada pekerja. Sedangkan berdasarkan studi yang dilakukan pada perawat di Swedia diperoleh hasil yaitu lebih dari 80% perawat mengalami stres yang cukup tinggi akibat pekerjaan. Menurut Pratiwi, Karimah, & Marpaung (2017) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi munculnya stress kerja pada Perawat yaitu beban kerja yang terlalu berat, konflik dengan rekan kerja, gaya dari kepemimpinan dan adanya ambiguitas peran. Hypno EFT adalah salah satu varian dari MBT (Meridian Based Therapy). Teknik ini sangat manjur untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan emosi-emosi negatif yang menucul sebagai akibat dari limiting
belief atau belief yang tidak mendukung. limiting belief ini juga dikenal dengan nama mental block. Dengan memberikan emosi
negative maka belief yang mengakibatkan
munculnya emosi negative ini, juga akan berhasil dibereskan (Craig, 2014).
Setiap kejadian yang kita alami sebenarnya bersifat neteral. Pikiran kitalah yang memberikan makna untuk kejadian tersebut. Makna ini bias positif dan negative. Makna posistif menimbulkan belief positif yang selanjutnya memunculkan emosi positif dan makna yang negative akan menimbulkan
belief negative yang akan mengakibatkan
munculnya emosi negative. Namun sebelum emosi negative muncul, menurut teori Hypno-EFT terlebih dahulu akan terjadi gangguan listrik pada jalur meridian. Hypno-EFT ini bertujuan mengatasi gangguan listrik ini. Saat gangguannya teratasi maka secara otomatis emosi negatifnya juga teratasi. Dan karena emosi negative ini berasal dari belief negative maka begitu emosinya berhasil dibereskan secara otomatis belief-nya juga berhasil dibereskan. Jadi yang di otak-atik nukan emosinya atau belief-nya tetapi gangguan listriknya (Gusti Yuli Asih, Hardani wudhiastuti, 2018).
EFT memberikan metode penyembuhan dengan ucapan kata afirmasi dan tapping yaitu dengan cara mengetuk-ngetuk titik-titik energi meridian tubuh. Ucapan afirmasi adalah kalimat positif dan sugesti yang dikatakan oleh orang itu sehingga secara tidak langsung akan membuat responden menjadi lebih yakin dan percaya akan kekuatan dalam dirinya yang berasal dari Tuhan. Sementara tapping atau ketukan yang dilakukan secara lembut akan membuat responden menjadi rileks. Campuran dari keduanya yaitu afirmasi dan tapping menjadikan responden merasa
lebih tenang sehingga mengakibatkan
rangsangan ke hipotalamus untuk
menurunkan produksi CRF (Cortictropin
Releasing Factor) yang selanjutnya akan
merangsang kelenjar pituitary anterior untuk menurunkan produksi ACTH (Adreno Cortico Tropin Hormon), hormon ini yang akan
merangsang kortek adrenal untuk
menurunkan sekresi kortisol yang akan menekan kerja sistem imun tubuh sehingga mengurangi tingkat kecemasan dan perlahan akan membebaskan emosi yang berlebihan (Craig, 2014).
t-test for Equality of Means
Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference Pre Post Equal variances assumed ,000 ,82609 ,18539 Equal variances not assumed ,000 ,82609 ,18539
VOL 14 No 1| 17
KesimpulanAda pengaruh dalam penerapan Hypno
Emotional Freedom Technique (EFT)
terhadap Tingkat Stress Kerja Perawat di RSUD dr. Chasan Boesoirie Ternate. EFT dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengatasi permasalahan stress kerja perawat. Dengan keadaan perawat yang prima dapat membantu meningkatkan kinerjanya yang dapat ditunjukan kepada pasien dan keluarga di pelayanan kesehatan. Hal ini dapat dilakukan pelatihan Hypno EFT agar semua karyawan dapat memahami dan mampu melakukannya. Upaya ini merupakan bagian dalam membantu meningkatkan produktifitas
kinerja pelayanan dan dapat terus
ditingkatkan dengan kondisi karyawan yang sehat dan prima serta terbebas dari stress kerja.
REFERENSI
Anwar Prabu, M. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: Pt. In Remaja Rosdakarya.
Arini, T., & Yulia, S. (2018). Hubungan Kerjasama Tim Dengan Penerapan Budaya Keselamatan Pasien Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara
Palembang Tahun 2018. Masker
Medika.
Craig, G. (2014). Eft-Gary Craig, Unseen Therapist. Cired - Open Access
Proceedings Journal.
Gusti Yuli Asih, Hardani Wudhiastuti, R. D. (2018). Stress Kerja. In Semarang
University Press.
Hadya, P. K., Susijanto, ), Rasmana, T., Madha, ), Wibowo, C., Studi, P., … Komputer, S. (2015). Rancang Bangun
Alat Pengukur Tingkat Stres
Menggunakan Metode Fuzzy Logic.
Madha Christian Wibowo Jcones.
Hasibuan 2017. (2017). Pengaruh Beban Kerja Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan. E-Jurnal
Manajemen Universitas Udayana.
Lindawati, R. (2014). Work Stress ( Stres Kerja ). Widyaiswara Pusdiklat Bea Dan
Cukai.
Lumbantobing, L. R. (2014). Stress Di Tempat Kerja. Badan Pendidikan Dan
Pelatihan Keuangan Kementerian
Keuangan.
Palmer-Hoffman, J., & Brooks, A. J. (2011). Psychological Symptom Change After Group Application Of Emotional Freedom Techniques (Eft). Energy
Psychology Journal.
Https://Doi.Org/10.9769/Epj.2011.3.1.Jp h
Patterson, S. L. (2013). The Effect Of Emotional Freedom Technique On Stress And Anxiety In Nursing Students. Pratiwi, R. A., Karimah, F. A. S., & Marpaung, S. T. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelelahan Perawat Rumah Sakit (Sebuah Kajian Literatur).
Prosiding Snst.
Rooney, K. D., & Schilling, M. M. (2014).
Point-Of-Care Testing In The
Overcrowded Emergency Department - Can It Make A Difference? Critical
Care.
Https://Doi.Org/10.1186/S13054-014-0692-9
Sugiyono, P. D. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif,Dan R&D. , Alfabeta, Cv. (2016).
Sulistyawati, N. N. N., Purnawati, S., & Muliarta, I. M. (2019). Gambaran Tingkat Stres Kerja Perawat Dengan Kerja Shift Di Instalasi Gawat Darurat Rsud Karangasem. E-Jurnal Medika
Udayana.
Https://Doi.Org/10.24922/Eum.V8i1.45 222