• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PEMATAHAN DORMANSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH PEMATAHAN DORMANSI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 BAB 1

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Dormansi adalah suatu keadaan berhenti

Dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuhtumbuh yang dialamiyang dialami organismeorganisme hidup atau bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung hidup atau bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung  pertumbuhan

 pertumbuhan normal. normal. Dengan Dengan demikian, demikian, dormansi dormansi merupakan merupakan suatu suatu reaksi reaksi atasatas keadaan fisik atau lingkungan tertentu. Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik atau lingkungan tertentu. Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik lingkungan, atau kimiawi.Banyak

keadaan fisik lingkungan, atau kimiawi.Banyak  biji biji tumbuhan budidaya yangtumbuhan budidaya yang menunjukkan perilaku ini. Penanaman

menunjukkan perilaku ini. Penanaman  benih benih secara normal tidak menghasilkansecara normal tidak menghasilkan  perkecambahan

 perkecambahan atau atau hanya hanya sedikit sedikit perkecambahan. perkecambahan. Perlakuan Perlakuan tertentu tertentu perluperlu dilakukan untuk mematahkan dormansi sehingga benih menjadi tanggap terhadap dilakukan untuk mematahkan dormansi sehingga benih menjadi tanggap terhadap kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan. Bagian tumbuhan yang lainnya yang juga kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan. Bagian tumbuhan yang lainnya yang juga diketahui berperilaku dorman adalah

diketahui berperilaku dorman adalah kuncup. kuncup.

Benih adalah bahan yang dipakai untuk bahan dasar pemeliharaan tanaman Benih adalah bahan yang dipakai untuk bahan dasar pemeliharaan tanaman atau hewan. Istilah ini biasanya dipakai bila bahan dasar ini berukuran jauh lebih atau hewan. Istilah ini biasanya dipakai bila bahan dasar ini berukuran jauh lebih kecil daripada ukuran hasil akhirnya (dewasa). Dalam budidaya tanaman, benih dapat kecil daripada ukuran hasil akhirnya (dewasa). Dalam budidaya tanaman, benih dapat  berupa

 berupa biji biji maupun maupun tumbuhan tumbuhan kecil kecil hasil hasil perkecambahan, perkecambahan, pendederan, pendederan, atauatau  perbanyakan

 perbanyakan aseksual aseksual dan dan disebut disebut juga juga bahan bahan tanam. tanam. Benih Benih atau atau bahan bahan tanam tanam yangyang  bukan

 bukan berupa berupa biji biji dapat dapat disebut disebut sebagai sebagai bibit. bibit. Benih Benih diperdagangkan diperdagangkan tidak tidak untukuntuk dikonsumsi. Bidang perikanan juga memakai istilah ini untuk menyebut hewan yang dikonsumsi. Bidang perikanan juga memakai istilah ini untuk menyebut hewan yang masih muda yang siap dipelihara hingga dewasa.Benih dari segi tehnologi diartikan masih muda yang siap dipelihara hingga dewasa.Benih dari segi tehnologi diartikan sebagai organisme mini hidup yang dalam keadaan “istirahat” atau dorman yang sebagai organisme mini hidup yang dalam keadaan “istirahat” atau dorman yang tersimpan dalam wahana tertentu yang digunakan sebagai penerus generasi.

tersimpan dalam wahana tertentu yang digunakan sebagai penerus generasi.

Dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme Dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup atau bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung hidup atau bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung  pertumbuhan

 pertumbuhan normal. normal. Dengan Dengan demikian, demikian, dormansi dormansi merupakan merupakan suatu suatu reaksi reaksi atasatas keadaan fisik atau lingkungan tertentu. Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik atau lingkungan tertentu. Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis,

(2)

keadaan fisik lingkungan, atau kimiawi. Pada beberapa jenis varietas tanaman tertentu, sebagian atau seluruh benih menjadi dorman sewaktu dipanen, sehingga masalah yang sering dihadapi oleh petani atau pemakai benih adalah bagaimana cara mengatasi dormansi tersebut.

Kondisi dormansi mungkin dibawa sejak benih masak secara fisiologis ketika masih berada pada tanaman induknya atau mungkin setelah benih tersebut terlepas dari tanaman induknya. Dormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit biji dan keadaan fisiologis dari embrio atau bahkan kombinasi dari kedua keadaan tersebut.

B. Tujuan

Untuk mempelajari dan mengenal penyebab dormansi benih serta melakukan dan membandingkan berbagai metode pemecahan dormansi benih.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pematahan Dormansi

Benih dikatakan dorman apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak  berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah

memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan.

Dormansi pada benih dapat berlangsung beberapa hari, semusim bahkan sampai beberapa tahun tergantung pada jenis tanaman dan tipe dormansinya. Pertumbuhan tidak akan terjadi selama benih belum melalui masa dormansinya, atau sebelum dikenakan suatu perlakuan khusus terhadap benih tersebut. Dormansi dapat dipandang sebagai salah satu keuntungan biologis dari benih dalam mengadaptasikan siklus pertumbuhan tanaman terhadap keadaan lingkungannya, baik musim maupun variasi-variasi yang kebetulan terjadi sehingga secara tidak langsung benih dapat menghindarkan dirinya dari kemusnahan alam.

Benih dari spesies tanaman,mempunyai sifat dapat menunda  perkecambahannya sampai benih tersebut menemukan kondisi lingkungan yang

optimum untuk berkecambah. Akan tetapi tidak semua benih yang ditanaman dalam kondisi tumbuh optimum akan berkecambah, meskipun sebenarnya benih tidak mati. Benih hidup yang mempunyai sifat demikian disebut benih dorman.

Dormansi dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain yaitu impermiabilitas kulit biji terhadap air atau gas ataupun resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio, embrio yang rudimenter, after ripening, dormansi sekunder dan bahan-bahan penghambat perkecambahan. Benih yang mengalami dormansi ini dapat distimuluskan untuk berkecambah dengan suatu perlakuan mekanis, fisis, maupun kimia.

Benih yang berkulit keras seperti family Leguminoceae umumnya memiliki sifat dormansi disebabkan karena kulit biji keras sehingga impermiabel terhadap air

(4)

atau gas atau embrio tidak dapat menembus kulit biji. Kadang benih diselimuti oleh lapisan lilin sehingga pengambilan air untuk proses perkecambahan terhalang. Perlakuan fisik dengan perusakan kulit (skarifikasi) misalnya pelukaan, goresan pada kulit benih merupakan salah satu cara meningkatkan permiabilitas benih dalam air maupun bahan kimia ditujukan untuk menghilangkan senyawa penghambat  perkecambahan yang terdapat dalam kulit benih.

B. Penyebab Terjadinya Dormansi

Benih yang mengalami dormansi ditandai oleh :

 Rendahnya / tidak adanya proses imbibisi air.  Proses respirasi tertekan / terhambat.

 Rendahnya proses mobilisasi cadangan makanan.  Rendahnya proses metabolisme cadangan makanan.

Kondisi dormansi mungkin dibawa sejak benih masak secara fisiologis ketika masih berada pada tanaman induknya atau mungkin setelah benih tersebut terlepas dari tanaman induknya. Dormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit biji dan keadaan fisiologis dari embrio atau bahkan kombinasi dari kedua keadaan tersebut.

a. Secara umum menurut Dormansi dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu :

 Dormansi Fisik, dan  Dormansi Fisiologis

Dormansi Fisik disebabkan oleh pembatasan struktural terhadap  perkecambahan biji, seperti kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi  penghalang mekanis terhadap masuknya air atau gas-gas ke dalam biji.

(5)

 Beberapa penyebab dormansi fisik adalah : 1. Impermeabilitas kulit biji terhadap air

Benih-benih yang termasuk dalam type dormansi ini disebut sebagai "Benih keras" karena mempunyai kulit biji yang keras dan strukturnya terdiri dari lapisan sel-sel serupa palisade berdinding tebal terutama di permukaan  paling luar. Dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin dan bahan

kutikula.

2. Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio

Disini kulit biji cukup kuat sehingga menghalangi pertumbuhan embrio. Jika kulit biji dihilangkan, maka embrio akan tumbuh dengan segera. 3. Permeabilitas yang rendah dari kulit biji terhadap gas-gas

Pada dormansi ini, perkecambahan akan terjadi jika kulit biji dibuka atau jika tekanan oksigen di sekitar benih ditambah. Pada benih apel misalnya, suplai oksigen sangat dibatasi oleh keadaan kulit bijinya sehingga tidak cukup untuk kegiatan respirasi embrio. Keadaan ini terjadi apabila benih  berimbibisi pada daerah dengan temperatur hangat.

Sedangkan Dormansi Fisiologis, dapat disebabkan oleh sejumlah mekanisme, tetapi pada umumnya disebabkan oleh zat pengatur tumbuh, baik yang berupa  penghambat maupun perangsang tumbuh.

 Beberapa penyebab dormansi fisiologis adalah : 1. Immaturity Embrio

Pada dormansi ini perkembangan embrionya tidak secepat jaringan sekelilingnya sehingga perkecambahan benih-benih yang demikian perlu ditunda. Sebaiknya benih ditempatkan pada tempe-ratur dan kelembapan tertentu agar viabilitasnya tetap terjaga sampai embrionya terbentuk secara sempurna dan mampu berkecambah.

(6)

2. After ripening

Benih yang mengalami dormansi ini memerlukan suatu jangkauan waktu simpan tertentu agar dapat berkecambah, atau dika-takan membutuhkan  jangka waktu "After Ripening". After Ripening diartikan sebagai setiap  perubahan pada kondisi fisiologis benih selama penyimpanan yang mengubah  benih menjadi mampu berkecambah. Jangka waktu penyimpanan ini berbeda- beda dari beberapa hari sampai dengan beberapa tahun, tergantung dari jenis  benihnya.

3. Dormansi Sekunder

Dormansi sekunder disini adalah benih-benih yang pada keadaan normal maupun berkecambah, tetapi apabila dikenakan pada suatu keadaan yang tidak menguntungkan selama beberapa waktu dapat menjadi kehilangan kemampuannya untuk berkecambah. Kadang-kadang dormansi sekunder ditimbulkan bila benih diberi semua kondisi yang dibutuhkan untuk  berkecambah kecuali satu. Misalnya kegagalan memberikan cahaya pada  benih yang membutuhkan cahaya.

Diduga dormansi sekunder tersebut disebabkan oleh perubahan fisik yang terjadi pada kulit biji yang diakibatkan oleh pengeringan yang  berlebihan sehingga pertukaran gas-gas pada saat imbibisi menjadi lebih

terbatas.

4. Dormansi yang disebabkan oleh hambatan metabolis pada embrio.

Dormansi ini dapat disebabkan oleh hadirnya zat penghambat  perkecambahan dalam embrio. Zat-zat penghambat perkecambahan yang

diketahui terdapat pada tanaman antara lain : Ammonia, Abcisic acid, Benzoic acid, Ethylene, Alkaloid, Alkaloids Lactone (Counamin) dll.

Tipe dormansi lain selain dormansi fisik dan fisiologis adalah kombinasi dari  beberapa tipe dormansi. Tipe dormansi ini disebabkan oleh lebih dari satu

(7)

immaturity embrio, kulit biji indebiscent yang membatasi masuknya O2 dan keperluan akan perlakuan chilling.

C. Cara Pemecahkan Dormansi Benih

Beberapa cara memecahkan dormansi benih adalah : 1. Dengan perlakuan mekanis.

Diantaranya yaitu dengan Skarifikasi. Skarifikasi mencakup cara-cara seperti mengkikir/menggosok kulit biji dengan kertas amplas, melubangi kulit  biji dengan pisau, memecah kulit biji maupun dengan perlakuan goncangan

untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus.

Tujuan dari perlakuan mekanis ini adalah untuk melemahkan kulit biji yang keras sehingga lebih permeabel terhadap air atau gas.

2. Dengan perlakuan kimia.

Tujuan dari perlakuan kimia adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi. Larutan asam kuat seperti asam sulfat, asam nitrat dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah.

Bahan kimia lain yang sering digunakan adalah potassium hidroxide, asam hidrochlorit, potassium nitrat dan Thiourea. Selain itu dapat juga digunakan hormon tumbuh antara lain: C ytokinin, Gibberelin dan iuxil (IAA). 3. Perlakuan perendaman dengan air.

Perlakuan perendaman di dalam air panas dengan tujuan memudahkan  penyerapan air oleh benih. Caranya yaitu : dengan memasukkan benih ke dalam air dingin atau air panas pada suhu 60 - 70 0C dan dibiarkan sampai air menjadi dingin, selama beberapa waktu.

4. Perlakuan dengan suhu.

Cara yang sering dipakai adalah dengan memberi temperatur rendah  pada keadaan lembap (Stratifikasi). Selama stratifikasi terjadi sejumlah

(8)

 perubahan dalam benih yang berakibat menghilangkan bahan-bahan  penghambat perkecambahan atau terjadi pembentukan bahan-bahan yang merangsang pertumbuhan. Kebutuhan stratifikasi berbeda untuk setiap jenis tanaman, bahkan antar varietas dalam satu famili.

5. Perlakuan dengan cahaya.

Cahaya berpengaruh terhadap prosentase perkecambahan benih dan laju perkecambahan. Pengaruh cahaya pada benih bukan saja dalam jumlah cahaya yang diterima tetapi juga intensitas cahaya dan panjang hari.

(9)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dormansi merupakan peristiwa dimana benih mengalami masa istirahat (dorman). Disamping itu perlukaan dan perlakuan biji pada dormansi benih sangat mempengaruhi perkecambahan.

Dormansi dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara : Rendahnya / tidak adanya proses imbibisi air, Proses respirasi tertekan / terhambat, Rendahnya proses mobilisasi cadangan makanan, dan Rendahnya proses metabolisme cadangan makanan.

Beberapa cara memecahkan dormansi benih adalah : Dengan perlakuan mekanis, Dengan perlakuan kimia, Perlakuan perendaman dengan air, Perlakuan dengan suhu, dan Perlakuan dengan cahaya.

(10)

DAFTAR ISI Halaman Judul……….. Kata pengantar……… Daftar isi……… Bab I . Pendahuluan A. Latar Belakang……… B. Tujuan……… Bab II. Pembahasan

A. Pematahan Dormansi……… B. Penyebab Terjadinya Dormansi……….. C. Cara Pemecahkan Dormansi Benih ……… Bab III. Penutup

A. Kesimpulan……….. B. Saran……… i ii iii 1 2 3 4 7 9 9

(11)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan serta sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul "Cara Pemecahan Dormansi Benih".

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai  pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan teman-teman yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua  pembaca.

Kendari, 8 November 2013

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya penerimaan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan, mengetahui besarnya produksi yang dihasilkan dan nilai

Siswa dapat melakukan membaca tentang bagaimana cara duduk yang baik dan benar, bertanya tanya jawab dengan orang di rumah tentang kesukaan anggota keluarga di rumah. ➢

Pada saat pengakuan awal, Grup mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman

dapat diubah gugus fungsinya; hidrokarbon aromatik, senyawa yang mengandung paling tidak satu cincin benzene; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom non karbon dalam

Dari literatur yang mengungkap dan membahas MADILOG ada beberapa literatur yang membahas seperti “Sanjifa Manurung dalam skripsinya yang berjudul “Materialisme,

Hasil analisis uji t variabel pengetahuan ekonomi (X2) terhadap perilaku konsumsi siswa (Y) diperoleh nilai thitung (2,070) > rtabel (2,003), dan nilai probabilitas

Berdasarkan nilai F-hitung sebesar 1.919 dengan tingkat signifikansi 0,119 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel asimetri informasi, proporsi komisaris

1) Sebuah pendekatan untuk meningkatkan dan memperbaiki kehidupan sosial dan praktek-prakteknya, dengan cara merubahnya dan melakukan refleksi dari akibat-akibat