BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
A.
A. Latar BelakangLatar Belakang
Multiple sclerosis (MS) pertama kali ditemukan pada tahun 1882 oleh Sir Multiple sclerosis (MS) pertama kali ditemukan pada tahun 1882 oleh Sir Agustus D’este dari Inggris, akan tetapi Cruveilhier & Charcot memberi Agustus D’este dari Inggris, akan tetapi Cruveilhier & Charcot memberi gambaran lebih terperinci tentang adanya plak dan sclerosis pada susunan saraf gambaran lebih terperinci tentang adanya plak dan sclerosis pada susunan saraf pusat.
pusat.
Multiple sklerosis termasuk penyakit-penyakit demielinisasi. Di dalam Multiple sklerosis termasuk penyakit-penyakit demielinisasi. Di dalam susunan saraf sentral terjadi daerah-daerah yang mengalami demielinisasi. susunan saraf sentral terjadi daerah-daerah yang mengalami demielinisasi. Gejala-gejalanya hilang timbul dalam serangan-serangan dan tiap serangan Gejala-gejalanya hilang timbul dalam serangan-serangan dan tiap serangan meninggalkan cacat. Gejala-gejala neurologis tergantung dari bagian yang meninggalkan cacat. Gejala-gejala neurologis tergantung dari bagian yang mengalami kerusakan. Karena keadaan alergi juga dapat menimbulkan mengalami kerusakan. Karena keadaan alergi juga dapat menimbulkan demielinisasi dalam susunan saraf sentral (vaksinasi terhadap cacar, pengobatan demielinisasi dalam susunan saraf sentral (vaksinasi terhadap cacar, pengobatan anti-rabies), orang menduga bahwa multipel sklerosis juga merupakan penyakit anti-rabies), orang menduga bahwa multipel sklerosis juga merupakan penyakit auto-immune.
auto-immune.22 (Harsono, Multiple Sclerosis, pada Kapita Selekta Neurologi.(Harsono, Multiple Sclerosis, pada Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta : Gadjah Mada Universitay Press, 2009)
Yogyakarta : Gadjah Mada Universitay Press, 2009)
Multiple sklerosis merupakan salah satu gangguan neurologis yang paling Multiple sklerosis merupakan salah satu gangguan neurologis yang paling sering menyerang orang pada usia muda. Gejala jarang muncul sebelum usia 15 sering menyerang orang pada usia muda. Gejala jarang muncul sebelum usia 15 tahun atau setelah usia 60 tahun. Multiple sklerosis ditandai dengan timbulnya tahun atau setelah usia 60 tahun. Multiple sklerosis ditandai dengan timbulnya destruksi bintik mielin yang meluas diikuti oleh gliosis pada susbtansia alba destruksi bintik mielin yang meluas diikuti oleh gliosis pada susbtansia alba susunan saraf pusat. Ciri khas perjalanan multiple sklerosis adalah serangkaian susunan saraf pusat. Ciri khas perjalanan multiple sklerosis adalah serangkaian serangan terbatas yang menyerang bagian susunan saraf pusat yang berlainan. serangan terbatas yang menyerang bagian susunan saraf pusat yang berlainan. Masing-masing serangan kemudian akan memperlihatkan beberapa derajat Masing-masing serangan kemudian akan memperlihatkan beberapa derajat pengurangan,
pengurangan, namun namun keseluruhan keseluruhan gambaran gambaran adalah adalah suatu suatu keadaan keadaan yang yang makinmakin memburuk. (
memburuk. ( Price Price Sylvia Sylvia A., A., Wilson Wilson Lorraine Lorraine M. M. Multipel Multipel Sklerosis.Sklerosis. Patofisiologi
Patofisiologi : : konsep konsep klinis klinis proses-proses proses-proses penyakit penyakit Edisi Edisi 6 6 Volume Volume 2. 2. 2005.2005. Jakarta : EGC. Hal. 1145-1147
Penyakit ini lebih sering ditemukan pada area dengan suhu sedang dibandingkan daerah iklim tropis. Penyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki (1,5:1). Penyakit dapat terjadi pada segala usia, walaupun onset pertama jarang terjadi pada anak-anak dan orang usia lanjut. Biasanya usia munculnya gejala antara 20-40 tahun. (Ginsberg, Lionel. Lecture Notes Neurologi edisi ke-8. Jakarta: Erlangga Medical Series.2005)
Secara global, diperkirakan prevalensi rata-rata multiple sclerosis adalah 30 per 100 000. Secara regional, prevalensi diperkirakan rata-rata multiple sclerosis adalah terbesar di Eropa (80 per 100 000), diikuti oleh Mediterania Timur (14,9), Amerika (8.3), Pasifik Barat (5), Asia Tenggara (2,8), dan Afrika (0,3). ( Price, Wilson. Patofisiologi. Jakarta : EGC: 2005.)( Atlas of Multiple Sclerosis. In http://www.who.int )
B. Definisi
Multipel sklerosis adalah satu kondisi autoimun dimana sistem kekebalan tubuh menyerang sistem saraf pusat ( SSP ), yang mendorong ke arah terjadinya demielinisasi. Mungkin menyebabkan banyak gejala fisik dan mental, dan sering juga berkembang menjadi cacat fisik dan kognitif. Serangan Penyakit biasanya
terjadi pada dewasa muda, umumnya terjadi pada wanita, dan mempunyai
prevalensi mencakup antara 2 sampai 150 setiap 100,000 tergantung pada negara atau populasi spesifik. MS pertama digambarkan pada tahun 1835 oleh Jean-Martin Charcot ( Adams RD, Victor M
.
principles of neurology, vol.2. 6th ed. New York:McGraw Hill, 2007; 902-21).Penyakit ini menyebabkan luka-luka pada sarung pelindung mielin ( lemak yang melingkupi aksons sel-sel saraf ), oligodendrosit (sel-sel yang menghasilkan mielin), akson dan sel-sel saraf. Gejala dari multipel sklerosis bervariasi, tergantung pada lokasi dari plak ( area dari jaringan parut ) di dalam sistem saraf pusat. Gejala umum mencakup kelemahan dan kelelahan, gangguan
sensoris di dalam limbus, gangguan fungsi saluran kemih atau saluran pencernaan, gangguan fungsi seksual, dan kehilangan keseimbangan. Walaupun penyakit ini tidak dapat diobati atau dicegah pada saat ini, penanganannya adalah untuk mengurangi gejala dan progresivitas. (Chamberlin, Stacey L. Narins, Bringham. The Gale Encyclopedia of Neurological Disorders vol.2. Detroit:
Thompson Gale. 2005)
Multiple sclerosis adalah suatu peradangan yang terjadi di otak dan sumsum tulang belakang yang menyerang daerah substansia alba dan merupakan penyebab utama kecacatan pada dewasa muda. Penyebabnya dapat disebabkan
oleh banyak faktor, terutama proses autoimun. Focal lymphocytic infiltration atau sel T bermigrasi keluar dari lymph node ke dalam sirkulasi menembus sawar darah otak (blood brain barrier ) secara terus-menerus menuju lokasi dan melakukan penyerangan pada antigen myelin pada sistem saraf pusat seperti yang umum terjadi pada setiap infeksi. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya inflamasi, kerusakan pada myelin (demielinisasi), neuroaxonal injury, astrogliosis, dan proses degenerative.
C. Epidemiologi
Menurut National Multiple Sclerosis Society, kira-kira 400,000 orang Amerika tercatat menderita MS, dan pada setiap minggunya sekitar 200 orang didiagnosis MS. Di seluruh dunia, MS mungkin diderita 2.5 juta individu. Umumnya serangan terjadi dalam dekade ketiga dan keempat, walaupun penyakit inibisa mulai dalam masa kanak-kanak dan juga di atas usia 60 tahun. Secara keseluruhan, MS terjadi lebih sering pada wanita dibandingkan laki-laki, dengan perbandingan adalah kira-kira 2:1. (Chamberlin, Stacey L. Narins, Bringham. The Gale Encyclopedia of Neurological Disorders vol.2. Detroit:
Thompson Gale. 2005.)
Multipel sklerosis lebih sering ditemukan pada daerah dengan suhu sedang dibandingkan dengan daerah iklim tropis. Perbedaan etnis pada insidensi
penyakit merupakan argumen kerentanan genetik terhadap kondisi ini.Akan tetapi, variasi geografis juga memperlihatkan peran faktor lingkungan, misalnya virus. Hal ini terutama terlihat dari epidemi munculnya multipel sklerosis, misalnya pada Kepulauan Faroe dan Islandia. Terdapat juga bukti bahwa orangyang dilahirkan pada daerah yang berisiko tinggi untuk multipel sklerosis akan membawa risiko tersebut jika mereka pindah ke daerah dengan risiko rendah dan sebaliknya, tetapi hanya jika perpindahan terjadi pada usia remaja. Hal ini menunjukkan bahwa virusyang berdasarkan hipotesis bekerja pada dekade pertama atau kedua kehidupan. (Ginsberg, Lionel. Lecture Notes Neurologi edisi ke-8. Jakarta: Erlangga Medical Series.2005.)
Multipel sklerosis jarang terjadi pada khatulistiwa dan garis lintang 30° – 35° utara dan selatan. Pada umumnya multipel sklerosis meningkat secara proporsional dengan meningkatnya jarak dari garis katulistiwa. Tidak ada penjelasanyang memuaskan mengenai peristiwa ini, walaupun variabel tertentu telah diteliti. Hal ini karena meliputi faktor-faktor lingkungan, seperti iklim, kelembaban, resistensi pada virus tertentu, konsumsi susu sapi. (Chamberlin, Stacey L. Narins, Bringham. The Gale Encyclopedia of Neurological Disorders vol.2. Detroit: Thompson Gale. 2005)
Multiple sklerosis secara dominan menyerang orang kulit putih, informasi terakhir cenderung menunjukkan bahwa multiple sklerosis adalah suatu penyakit bawaan dan mungkin dapat ditularkan. Adanya bukti bahwa hubungan antara
HLA system (Human Leukocyte Antigen) dan multiple sklerosis menunjukkan suatu kerentanan genetis terhadap penyakit itu.(Chusid J.G, Multiple Sclerosis, pada Neuroanatomi Korelatif dan Neurologi Fungsional, Yogyakarta : Gadjah