• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klmpok 2 Makalah Elektrostatik Dan Stabilitas Koloid Pada Induksi Polimer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Klmpok 2 Makalah Elektrostatik Dan Stabilitas Koloid Pada Induksi Polimer"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH MAKALAH

KIMIA PERMUKAAN DAN KOLOID KIMIA PERMUKAAN DAN KOLOID

ELEKTROSTAT

ELEKTROSTATIK DIK DAN STABILITAS KOLOID AN STABILITAS KOLOID PAPADADA INDUKSI POLIMER  INDUKSI POLIMER  KELOMPOK 13 : KELOMPOK 13 : N NUUR R AATTIISSAA HH H3H3111 1 113 3 002200 S ST T NNUURRFFAAJJRRIIAANNII HH33111 1 113 3 331100 JURUSAN KIMIA JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR  MAKASSAR  2016 2016

(2)

Pertama-tama kami ucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehinggakami dapat menyelesaikan tugas makalah Kimia Permukaan dan Koloid dengan judul “Elek!"#$%k &$' S$(%l%$# K"l"%& )$&$ I'&*k#%

P"l%+e!,-alam menyelesaikan tugas ini kami cukup mendapatkan kesulitan, tetapi  !erkat !im!ingan, pengarahan serta !antuan dari !er!agai pihak, akhirnya tugas ini dapat terselesaikan dengan !aik dan selesai pada "aktu yang telah di tentukan.

Kami se!agai penulis makalah ini menyadari masih !anyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. oleh karena itu kami menerima kritik dan saran guna menyempurnakan tulisan selanjutnya.

#arapan kami se!agai penulis, kiranya tulisan ini dapat !erguna dan  !erman$aat !agi kami, dan semua yang mem!aca.

%akassar, April &'()

Penulis

(3)

HALAMAN JUDUL...i KATA PENGANTAR ...ii DAFTAR ISI...iii BAB I PENDAHULUAN

(.( *atar !elakang... .( (.& +umusan masalah...& (. Tujuan... & BAB II ISI

&.( Pengertian sta!ilitas koloid... &.& lektrostatik pada sta!ilitas koloid .. ./ &. 0nduksi polimer dalam menjaga kesta!ilan koloid...(' BAB III PENUTUP

.( Kesimpulan...(1 DAFTAR PUSTAKA.()

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1-1 L$$! Bel$k$'.

Sistem koloid se!enarnya terdiri atas dua $ase yaitu $ase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium pendispersi. 2at yang didispersikan dise!ut $ase terdispersi sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan dise!ut medium pendispersi.

Si$at $isika dispersi koloid yang paling penting adalah kecenderungan  partikel untuk mengumpul. Pertemuan antara partikel yang didispersi pada media cair sering terjadi dan sta!ilitas dispersi ditentukan oleh interaksi antara partikel selama pertemuan.

Penye!a! utama pengumpulan terse!ut adalah gaya tarik menarik 3an der  Waals antar partikel, sedangkan pengumpulan perla"anan sta!ilitas merupakan aki!at dari interaksi antara lapisan ganda !ermuatan listrik yang sama dan daya tarik menarik partikel pelarut. aya tarik menarik partikel pelarut menaikkan se!agian !esar sta!ilitas dengan cara mekanis, dimana dapat dipertim!angkan  pada hu!ungan muatan energi !e!as desol$asi positi$ yang menyertai  pengumpulan partikel.

Adsorpsi 4at polimer pada permukaan partikel !iasanya akan menaikkan sta!ilitas melalui peningkatan daya tarik menarik partikel pelarut dan oleh mekanisme entropi, tetapi mempengaruhi pengumpulan dengan mekanisme  penghu!ung. 5lehnya itu, dalam makalah ini akan di!ahas le!ih lanjut mengenai

(5)

1-2 R*+*#$' M$#$l$/

ari latar !elakang di atas dapat dirumuskan masalah se!agai !erikut6 (. Apa pengertian sta!ilitas koloid7

&. 8agaimana elektrostatik pada sta!ilitas koloid7

. 8agaimana peranan induksi polimer dalam menjaga kesta!ilan koloid7

1-3 T**$'

(. %engetahui dan memahami sta!ilitas koloid.

&. %engetahui dan mempelajari elektrostatik pada sta!ilitas koloid.

(6)

BAB II ISI

2-1 Pe'.e!%$' S$(%l%$# K"l"%&

Sta!ilitas koloid diartikan se!agai terjaganya partikel-partikel koloid untuk  tetap sta!il di dalam larutan, tetap dalam keadaan terdispersi dan tidak mengalami  proses koagulasi. ipole permanen dan dipole terinduksi diantara  partikel-partikel yang saling !erdekatan mengalami koagulasi karena adanya gaya tarik 9an der Waals. 8ila partikel satu dan partikel yang lain saling !ertum!ukan, ter!uka kemungkinan satu partikel melekat dengan partikel yang lain karena adanya gaya tarik 9an der Waals.

:erak random dari partikel-partikel koloid dalam larutan mem!uka kemungkinan terjadinya tum!ukan antara partikel dan tum!ukan ini pula yang menjadi pemicu !ekerjanya gaya 9an der Waals melengketkan satu partikel pada  partikel yang lain sehingga terjadi proses koagulasi. ;ntuk itu, diperlukan mekanisme yang tepat agar partikel koloid !erada dalam keadaan setim!ang artinya tidak mengalami proses koagulasi dan sedimentasi.

Koagulasi antar partikel dalam !er!agai kasus merupakan hal yang "aji! dihindari karena koagulasi mengancam homogenitas larutan, padahal homogenitas larutan merupakan satu keharusan untuk menjaga kualitas produk. Koagulasi antar   partikel menye!a!kan ukuran partikel menjadi !esar. Koagulasi antar partikel

yang semakin !esar itu merupakan indikasi tidak adanya gaya tolak antar partikel. Kondisi seperti itu akan menye!a!kan koagulasi atau agregat yang ter!entuk tidak  memiliki daya tahan terhadap gaya tarik gra3itasi !umi, sehingga partikel- partikel terse!ut mengalami proses sedimentasi.

(7)

2-2 Elek!"#$%k P$&$ S$(%l%$# K"l"%&

Elek!"#$%k   adalah ca!ang $isika yang !erkaitan dengan gaya yang dikeluarkan oleh medan listrik  statik  <tidak !eru!ah=!ergerak> terhadap o!jek   !ermuatan yang lain. Salah satu si$at koloid yaitu elektro$oresis. lektro$oresis

adalah pergerakan partikel koloid yang !ermuatan. Pada elektro$oresis, partikel koloid yang !ermuatan akan mengalami pergerakan. Partikel koloid yang  !ermuatan negati$ akan !ergerak ke electrode <kutu!> positi$. Adapun koloid yang  !ermuatan positi$ !ergerak ke electrode <kutu!> yang !ermuatan negati$.

KOLOID TANAH

Koloid tanah adalah !ahan organik dan !ahan mineral tanah yang sangat halus sehingga mempunyai luas permukaan yang sangat tinggi persatuan !erat. Koloid tanah terdiri dari liat <koloid anorganik> dan humus <koloid organik>. Koloid !erukuran kurang dari ( ?, sehingga tidak semua $raksi liat <kurang dari & ?> termasuk koloid. Koloid anorganik terdiri dari mineral liat Al-silikat, oksida-oksida @e dan Al, mineral-mineral primer.

%ineral liat Al-silikat mempunyai !entuk kristal yang !aik misalnya kaolinit, haolisit, montmorilonit, ilit. Kaolinit dan haolisit !anyak ditemukan pada

(8)

tanah-tanah merah <coklat> yaitu tanah-tanah yang umumnya !erdrainase !aik, sedangkan montmorilonit ditemukan pada tanah-tanah yang mudang mengem!ang dan mengerut serta pecah-pecah pada musim kering misalnya tanah 3ertisol. 0lit ditemukan pada tanah-tanah !erasal dari !ahan induk yang !anyak  mengandung mika dan !elum mengalami pelapukan lanjut. Adanya muatan negati$ pada mineral liat dise!a!kan oleh !e!erapa hal yaitu 6 <(> Kele!ihan muatan negati$ pada ujung-ujung patahan kristal !aik pada Si-tetrahedron maupun Al-oktahedron, <&> isosiasi # dari gugus 5# yang terdapat pada tepi atau ujung kristal, <> Su!stitusi isomor$ik.

Pada mineral liat Kaolinit masing-masing unit melekat dengan unit lain dengan kuat <oleh ikatan #> sehingga mineral ini tidak mudah mengem!ang dan mengerut !ila !asah dan kering !ergantian. Su!stitusi isomor$ik sedikit atau tidak  ada sehingga kandungan muatan negati$ atau KTK rendah. %uatan negati$ hanya  pada patahan-patahan kristal atau aki!at disosiasi # !ila p# naik. Karena itu,

muatan negati$ mineral ini meningkat !ila p# naik <muatan tergantung p#>.

JERAPAN ADSORPSI KATION OLEH KOLOID

Karena koloid lempung !ermuatan negati$, kation tertarik kepada partikel lempung dan terikat secara elektrostatik pada permukaan lempung. @enomena ini dinamakan dengan jerapan kation. 0on dengan ukuran hidratasi yang rendah, le!ih dulu teradsorpsi. ;rutan jerapan kation mono3alen oleh lempung6

Bs C +! C K C Na C *i ise!ut se!agai *yotropic Series

REAKSI PERTUKARAN KATION

+eaksi pertukaran kation juga meli!atkan # sehingga istilah DPertukaran

(9)

ditukar oleh kation lainnya, dan proses ini dinamakan se!agai P+T;KA+AN KAT05N. +eaksi pertukaran ini !erlangsung secara instant.

Ba F Tanah  &N#/ <N#/>&  - Tanah  Ba&

Gerapan dan pertukaran kation ini mempunyai arti penting di dalam serapan hara oleh tanaman, kesu!uran tanah, retensi hara dan pemupukan. Kation yang terjerap !iasanya tersedia untuk tanaman dengan menukarkannya dengan ion # hasil respirasi akar tanaman.

#ara yang ditam!ahkan ke dalam tanah melalui pemupukan akan diikat oleh permukaan koloid tanah dan dapat dicegah dari pelindian, sehingga dapat menghindari kemungkinan pencemaran air tanah <ground "ater>.

KAPASITAS PERTUKARAN KATION KPK

KPK atau Bation Hchange Bapacity <BB> merupakan kapasitas tanah untuk menjerap atau menukar kation. 8iasanya dinyatakan dalam miliekui3alen=('' g tanah atau me I, tetapi sekarang diu!ah menjadi cmolc=kg tanah <centimoles o$ charge per kilogram o$ dry soil.

 Nilai KPK tanah !er3ariasi !ergantung kepada tipe dan jumlah koloid di dalam tanah. Pada umumnya KPK koloid tanah adalah se!agai !erikut6

K"l"%& T$'$/ KPK +e 

H*+*# &''

Ve!+%k*l% (''-(1'

(10)

Ill% ('-/'

K$"l%'% -(1

Se#k*%"k#%&$ &-/

 DA4A MENUKAR KATION

Kation yang !er!eda mempunyai kemampuan untuk menukar kation yang teradsorpsi. 0on di3alen !iasanya dijerap le!ih kuat dan le! ih sulit ditukar  daripada ion mono3alen.

0on 8a&  dan N#

/ 68a& terjerap kuat oleh koloid tanah, tetapi daya

 penukarannya lemahL Pertukaran kation menggunakan 8a M jumlah 8a yang dijerap N#/  terjerap le!ih lemah daripada 8a, tetapi daya penukarannya kuat L

Pertukaran kation menggunakan N#/ C jumlah N#/ yang dijerap

PERSAMAAN EMPIRIS PERTUKARAN KATION Persamaan @reundlich

Persamaan adsorpsi $reundlich adalah salah satu metode untuk  menunjukkan komposisi ionik di dalam larutan tanah. Persamaan ini sangat cocok  untuk reaksi adsorpsi dalam kisaran yang sempit.

H  k B (=n , dimana6

H  jumlah kation yang teradsorpsi per unit adsor!ent <!ahan penjerap> B  konsentrasi keseim!angan dari kation yang ditam!ahkan,

(11)

Teori ini menjelaskan gaya antara permukaan di!e!ankan !erinteraksi melalui media cair.. 0ni mengga!ungkan e$ek dari 3an der Waals dan daya tarik  tolakan elektrostatik karena apa yang dise!ut lapisan ganda  dari counterions . 8agian elektrostatik interaksi *95 dihitung di lapangan pendekatan !erarti dalam !atas potensi permukaan rendah - yaitu ketika energi potensial dari se!uah muatan elementer di permukaan jauh le!ih kecil dari skala energi panas, k T B. ,

;ntuk dua lingkup radius dengan  permukaan  Z   !iaya konstan dipisahkan oleh se!uah ke-pusat-pusat jarak r  dalam cairan konstanta dielektrik  O !erisi n konsentrasi ion mono3alen, potensi elektrostatik mengam!il !entuk-disaring Boulom! atau tolakan Yuka"a ,

dimana  B adalah panjang 8jerrum , Q - ( adalah -#uckel e!ye screening panjang

, yang di!erikan oleh Q & /R

 B n , dan  - ( B k T   adalah skala energi panas pada

suhu T  a!solut.

Pada tahun (&, e!ye dan #uckel dilaporkan teori pertama yang  !erhasil untuk distri!usi !iaya dalam solusi ionik. Kerangka teori e!ye-#uckel linierisasi selanjutnya diterapkan pada dispersi koloid oleh *e3ine dan u!e yang menemukan !ah"a partikel koloid !ermuatan harus mengalami tolakan jarak  menengah yang kuat dan daya tarik jangka panjang lemah. Teori ini tidak  menjelaskan ketidaksta!ilan diamati dispersi koloid terhadap agregasi ire3ersi!el dalam solusi dari kekuatan ion yang tinggi. Pada tahun (/(, erjaguin dan *andau memperkenalkan teori untuk sta!ilitas dispersi koloid yang dipanggil suatu ketidaksta!ilan mendasar didorong oleh kuat tetapi pendek !erkisar 3an der 

(12)

Waals atraksi !alas oleh pengaruh sta!ilisasi tolakan elektrostatik. Tujuh tahun kemudian, 9er"ey  dan 53er!eek  independen ti!a di hasil yang sama. #al ini dise!ut teori-*95 sehingga memutuskan kegagalan-u!e teori *e3ine untuk  menjelaskan ketergantungan sta!ilitas dispersi koloid pada kekuatan ion dari elektrolit.

Teori *95 adalah e$ek ga!ungan dari 3an der Waals  dan dou!le layer  gaya. ;ntuk penurunan, kondisi yang !er!eda harus diperhitungkan dan  persamaan yang !er!eda dapat diperoleh. Tetapi !e!erapa asumsi yang !erguna secara e$ekti$ dapat menyederhanakan proses, yang cocok untuk kondisi !iasa. Bara sederhana untuk mendapatkan itu adalah dengan menam!ahkan dua !agian  !ersama-sama.

9an der Waals $orce se!enarnya nama total gaya dipol-dipol, dipol-dipol dan gaya aki!at gaya dispersi, di mana gaya dispersi merupakan !agian yang  paling penting karena mereka selalu hadir. Asumsikan !ah"a pasangan potensial

antara dua atom atau molekul kecil murni yang menarik dan " !entuk -B = n r, di

mana B adalah konstanta untuk energi interaksi, diputuskan oleh molekul properti dan n  ) untuk der daya tarik Waals 3an. engan asumsi aditi$ lain, energi interaksi !ersih antara permukaan planar molekul terdiri dari molekul seperti akan menjadi jumlah dari energi interaksi antara molekul dan setiap molekul di  permukaan tu!uh. Gadi interaksi !ersih energi untuk se!uah molekul pada  jarak   jauh dari permukaan sehingga akan

yang mana6

(13)

o U adalah densitas jumlah permukaan.

o  z   adalah sum!u yang tegak lurus dengan permukaan dan mele"ati seluruh molekul. z   ' pada titik di mana molekul ini dan 4   di permukaan.

o  x adalah sum!u tegak lurus dengan sum!u 4, dimana  x  ' pada  persimpangan.

2-3 I'&*k#% P"l%+e! P$&$ K"l"%&

Polimer merupakan molekul !esar yang ter!entuk dari unit - unit !erulang sederhana. Nama ini diturunkan dari !ahasa Yunani Poly, yang !erarti D!anyakE dan mer, yang !erarti D!agianE. Sedangkan industri polimer <polimer sintesis>  !aru dikem!angkan !e!erapa puluh tahun terakhir ini.

Polimer dapat diklasi$ikasikan se!agai !erikut6 1-Be!&$#$!k$' S*+(e!

8erdasarkan sum!ernya polimer dapat dikelompokkan dalam  kelompok, yaitu6 Polimer Alam, yaitu polimer yang terjadi secara alami. Bontoh6 karet alam, kar!ohidrat, protein, selulosa dan "ol.

Polimer Semi Sintetik, yaitu polimer yang diperoleh dari hasil modi$ikasi  polimer alam dan !ahan kimia. Bontoh6 selulosa nitrat <yang dikenal le"at misnomer nitro selulosa> yang dipasarkan di!a"ah nama - nama DBelluloidE dan DguncottonE.

Polimer sintesis, yakni polimer yang di!uat melalui polimerisasi dari monomer - monomer polimer. Polimer sintesis sesungguhnya yang pertama kali digunakan dalam skala komersial adalah dammar @enol $ormaldehida. ikem!angkan pada permulaan tahun (''-an oleh kimia"an kelahiran 8elgia *eo 8aekeland <yang telah memperoleh !anyak sukses dengan

(14)

 penemuanya mengenai kertas $oto sensiti$ cahaya>, dan dikenal secara komersial se!agai !akelit. Sampai dekade (&'-an !akelit merupakan salah satu jenis dari produk-produk konsumsi yang dipakai luas, dan penemuannya meraih 3isi!ilitas yang paling me"ah, yakni dimunculkan di kulit muka majalah Time.

Koagulasi adalah pengumpulan partikel koloid. Koagulasi terjadi karena  pemanasan, pendinginan, pengadukan, penam!ahan elektrolit, pencampuran dengan koloid yang !er!eda muatan. Proses koagulasi dapat diamati pada  peristi"a pere!usan telur, pengumpulan lateks dengan asam $ormat, dan  pem!entukkan delta muara sungai. Bontoh 6 es krim di!eri gelatin agar tidak 

dapat ter!entuk kristal es yang kasar.

2- Be!&$#$!k$' Be'*k S*#*'$' R$'$%'5$ i!agi atas  kelompok yaitu6

Polimer *inier, yaitu polimer yang tersusun dengan unit ulang !erikatan satu sama lainnya mem!entuk rantai polimer yang panjang.

:am!ar (. Struktur polimer linier 

Polimer 8erca!ang, yaitu polimer yang ter!entuk jika !e!erapa unit ulang mem!entuk ca!ang pada rantai utama.

(15)

Polimer 8erikatan Silang <Bross F linking>, yaitu polimer yang ter!entuk  karena !e!erapa rantai polimer saling !erikatan satu sama lain pada rantai utamanya. Gika sam!ungan silang terjadi ke !er!agai arah maka akan ter!entuk  sam!ung silang tiga dimensi yang sering dise!ut polimer jaringan.

Adakalanya pem!entukan sam!ungan silang dilakukan dengan sengaja melaluli proses industri untuk mengu!ah si$at polimer, se!agaimana terjadi pada  proses 3ulkanisasi karet. 8anyak sistim polimer si$atnya sangat ditentukan oleh  pem!entukan jaringan tiga dimensi, seperti misalnya !akelit yang merupakan damar mengeras F !ahang $enol F metanal. alam sistim polimer seperti itu  pem!entukan sam!ungan silang tiga dimensi terjadi pada tahap akhir produksi. Proses ini mem!erikan si$at kaku dan keras kepada polimer. Gika tahap akhir   produksi meli!atkan penggunaan panas, polimer tergolong mengeras F !ahang

danpolimer dise!ut dimatangkan. Akan tetapi, !e!erapa sistim polimer dapat dimatangkan pada keadaan dingin dan karena itu tergolong polimer mengeras F  dingin. Polimer lurus <hanya mengandung sedikit sekali sam!ungan silang, atau  !ahkan tidak ada sama sekali> dapat dilunakkan dan di!entuk melalui pemanasan.

(16)

3-Be!&$#$!k$' Re$k#% P"l%+e!%#$#% i!agi & yaitu6

V Poliadisi, yaitu polimer yang terjadi karena reaksi adisi. +eaksi adisi atau reaksi rantai adalah reaksi penam!ahan <satu sama lain> molekul-molekul monomer !erikatan rangkap atau siklis !iasanya dengan adanya suatu pemicu  !erupa radikal !e!as atau ion.Bontohnya dapat dilihat pada reaksi !erikut6 tilena, B#&  B#& B#&B#&X

Tertra$luoro, B@&  B@& B@&B@&X

%etilena, B#&

V Polikondensasi, yaitu polimer yang terjadi karena reaksi kondensasi=reaksi  !ertahap.

%ekanisme reaksi polimer kondensasi identik dengan reaksi kondensasi senya"a !o!ot molekul rendah yaitu6 reaksi dua gugus akti$ dari & molekul monomer yang !er!eda !erinteraksi dengan melepaskan molekul kecil. Bontohnya #&5. 8ila hasil polimer dan pereaksi <monomer> !er!eda $ase, reaksi

akan terus !erlangsung sampai salah satu pereaksi ha!is. Bontoh terkenal dari  polimerisasi kondensasi ini adalah pem!entukan protein dari asam amino

Polimer telah digunakan sejak jaman dahulu untuk mensta!ilkan dispersi  padat dalam cairan terhadap pem!ekuan. cat dan tinta yang digunakan oleh  perada!an kuno di!uat dengan mendispersikan pigmen yang sesuai dalam air dan melindungi pada sistem yang dihasilkan oleh aditi$ seperti gum ara!ic, al!umin telur, atau kasein. gelatin juga telah digunakan secara luas se!agai !ahan sta!ilisasi. dalam hal molekul, 4at ini di!e!ankan polimer dan pengaruh mereka mensta!ilkan dapat dilacak untuk kedua e$ek elektrostatik dan polimeric.

(17)

masing-masing kontri!usi ini rumit dalam dirinya sendiri, sehingga kita memiliki diskusi di!agi menjadi dua !agian. Pertim!angan umum peran polimer pada sta!ilitas koloid jauh le!ih rumit daripada sta!ilitas elektrostatik karena !erat molekul elektrolit rendah. Pertama jika gugus ditam!ahkan polimer yang polielektrolit, dari yang kita jelas memiliki kom!inasi e$ek elektrostatik serta e$ek yang tim!ul semata-mata dari si$at polimer dari aditi$, e$ek ga!ungan ini dise!ut se!agai sta!ilisasi electrosteric. 8ahkan dalam kasus polimer nonionik, penam!ahan  polimer untuk despersi !isa meninkatkan sta!ilitas atau mengacaukan dispersi, tergantung pada si$at interaksi antara polimer dan pelarut dan antara polimer dan  partikel terdispersi, se!agai aki!atnya, termodinamika polimer-larutan dan

interaksi termodinamika polimer-koloid memainkan peran penting.

Pe'%'.'5$ e!+"&%'$+%k$ l$!*$' )"l%+e! &$l$+ k"'ek# %'% $k$' +e'$&% el$# ke%k$ k%$ +e+($/$# %'&*k#% )"l%+e!:

(.

alam hal konsentrasi polimer sangat rendah, menjem!atani $ lokulasi dapat terjadi se!agai !entuk rantai polimer jem!atan dengan menyerap pada le!ih dari satu partikel

&.

Pada konsentrasi yang le!ih tinggi polimer !rushlike lapisan dapat ter!entuk   pada partikel !rush ini dapat memperpanjang jarak yang cukup !esar untuk  menutupi keluar pengaruh tarik-menarik 3an der Waals antara partikel, sehingga menyampaikan sta!ilty untuk dispersi untuk sta!ilisasi sterik,.  polimer harus molekul teradsorpsi atau !erla!uh pada permukaan partikel.

.

Pada konsentrasi polimer sedang sampai tinggi, rantai polimer !e!as dalam larutan mungkin mulai terpengaruh.

(18)

BAB III PENUTUP

3-1 Ke#%+)*l$'

8erdasarkan hasil pemaparan di atas dapat disimpulkan !ah"a6

(. Sta!ilitas koloid diartikan se!agai terjaganya partikel-partikel koloid untuk  tetap sta!il di dalam larutan, tetap dalam keadaan terdispersi, dan tidak  mengalami proses koagulasi maupun sedimentasi.

&. lektrostatik adalah ca!ang $isika yang !erkaitan dengan gaya yang dikeluarkan oleh medan listrik statik  <tidak !eru!ah=!ergerak> terhadap o!jek   !ermuatan yang lain. Salah satu si$at koloid yaitu elektro$oresis. lektro$oresis

adalah pergerakan partikel koloid yang !ermuatan.

. Penam!ahan polimer untuk despersi !isa meninkatkan sta!ilitas atau mengacaukan dispersi, tergantung pada si$at interaksi antara polimer dan  pelarut dan antara polimer dan partikel terdispersi, se!agai aki!atnya, termodinamika polimer-larutan dan interaksi termodinamika polimer-koloid memainkan peran penting.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

8ird T., (ZJ, Kimia Fisik Untuk Universitas, PT. :ramedia Pustaka, Gakarta. #iemen4, P.B., +ajagopalan, +., (J,  Principles o !olloid and "urace

!#emistr$ Third dition, +e3ised and Hpanded, %arcel ekker 0nc,  Ne" York.

Gohannes, #., (J/,  Kimia Kolloid dan Kimia Permukaan, ;ni3ersitas :ajah %ada, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait