• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 8 TRANSFORMASI LINEAR. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 8 TRANSFORMASI LINEAR. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT."

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KERANGKA PEMBAHASAN

1.

Transformasi Linier secara Umum

2.

Kernel dan Range

3.

Transformasi Linier Invers

4.

Matriks Transformasi Linear

5.

Similaritas

(3)

7.1

TRANSFORMASI LINIER SECARA UMUM

Misalkan V dan W adalah ruang vektor, T : V  W dinamakan transformasi linear, jika

untuk setiap dan berlaku :

Jika V = W maka T dinamakan operator linear

V

b

a

,

 R

ab

T . 1 T

 

aT

 

b

a

T

. 2 T

 

a

(4)

Contoh 1 :

Tunjukan bahwa T : R2 R3, dengan

merupakan tranformasi linear.

Jawab :

Ambil unsur sembarang di R2,

Misalkan

(i) Akan ditunjukan bahwa                          y x y x y x T , 2 1        u u u 2 2 1 R v v v       

u

v

T

 

u

T

 

v

T

Rumus Transformasi

(5)

Terbukti bahwa

uv

T                   2 1 2 1 v v u u T

 

                 2 2 1 1 2 2 1 1 v u v u v u v u

 

                 2 2 1 1 2 2 1 1 v u v u v u v u                           2 1 2 1 2 1 2 1 v v v v u u u u

u v

Τ

 

u Τ

 

v T   

(6)

(ii) Ambil unsur sembarang

Jadi, T merupakan transformasi linear.

R

R

u

2

dan

              2 1 u u u                 2 1 2 1 u u u u                        2 1 2 1 u u u u                 2 1 2 1 u u u u

 

u Τ α

(7)

Contoh 2 :

Misalkan T merupakan suatu transformasi dari M2x2 ke R

yang didefinisikan oleh T(A) = det (A), untuk setiap A

M2x2, Apakah T merupakan Transformasi linier.

Jawab :

Misalkan

maka untuk setiap  R berlaku

det (

A) = 2 2 4 3 2 1                            x M a a a a A               4 3 2 1                    det a a a a    

1 2 3 4

2det( ) 2 A a a a a     

(8)

Contoh 3 :

Diketahui T : P2 (Polinom orde-2)  R2, dengan

a. Apakah T merupakan transformasi linear b. Tentukan            c a b a cx bx a T( 2) ) 1 ( x x2 T   2 3 2 1 u x u x u u   

v

v

1

v

2

x

v

3

x

2 Jawab :

a.(i) Ambil unsur sembarang P2,

Sehingga

v

(9)

Perhatikan bahwa

 

2

3 3 2 2 1 1 v u v x u v x u T v u T       

 

 

            3 3 1 1 2 2 1 1 v u v u v u v u

 

 

            3 1 3 1 2 1 2 1 v v u u v v u u                   3 1 2 1 3 1 2 1 v v v v u u u u

2

3 2 1 2 3 2 1 u x u x T v v x v x u T      

Memenuhi

T

uv

Τ

 

uΤ

 

v

(10)

Ambil unsur sembarang P2, dan

 R, sehingga

Jadi, T merupakan transformasi linear

2 3 2 1 u x u x u u   

2

3 2 1 u x u x u T u T     

        3 1 2 1 u u u u    

        3 1 2 1 u u u u            3 1 2 1 u u u u

2

3 2 1 u x u x u T    

 

u Τ α

(11)

b.

Suatu transformasi linear T : V W dapat direpresentasikan dalam bentuk :

 A dinamakan matriks transformasi dari T.

   ) 1 ( x x2 T                0 0 1 1 1 1

 

u

A

u

T

untuk setiap

u

V.

(12)

Contoh 4:

Misalkan, suatu transformasi linear T : R2 R3 didefinisikan oleh :

Jawab :

Perhatikan bahwa

Jadi matriks transformasi untuk T : R2 R3 adalah

Jika T : Rn Rm merupakan transformasi linear maka ukuran

matriks transformasi adalah m x n

                                             y x y x y x y x 1 0 0 1 1 1              1 0 0 1 1 1 A                           y x y x y x

(13)

dengan

v

1

,

v

2

3 2 : RR

   

viui

 

 

2 2 2 1 1 1 u v v T u v v T      

1 2

2 2

1 2

3 2 2 3x

v

v

x

u

u

x

v1 v2

1 2 1 2 1    u u v v Misalkan

basis bagi ruang vektor V dan

merupakan transformasi linear

untuk setiap i = 1,2.

Sehingga Jadi

basis bagi V

maka ia punya invers

Matriks transformasinya dapat ditentukan dengan cara : Tulis :

(14)

                                             1 0 0 , 1 1 0 , 1 1 1 3 2 1 v v v 1 3 : RP

 

v

i

A

v

i

p

i

T

x p p x p1 1 ; 2 1; 3  2                       2 1 1 dan Contoh 5 : Misalkan

adalah basis bagi R3

Transformasi linear didefinisikan untuk setiap i = 1,2,3.

Tentukan :

Matrix transformasi A Jika

(15)

 

 

                          2 0 2 ; 0 1 1 ; 1 1 1 2 3 1 x B p B p x B p 3 , 2 , 1 ,    vi pi i                      2 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 2 0 1 0 1 1                       Jawab : Definisikan : Karena Maka atau

(16)

            0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1             1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 ~            1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 ~                             2 2 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 2 0 1 0 1 1





1

2

2

0

1

0

invers matriks dicari dengan OBE :

Sehingga

(17)

                                   2 1 1 2 1 1                            1 1 2 1 1 2 2 1 0 1 0 x B                 1 1 1 ingat bahwa jadi Sementara itu,

  x

                       1 2 1 1

(18)

2 2

1 , , 1 xxxxx

            2 1 0 1 x T

             0 2 1 2 x x T

             0 1 2 1 x x2 T

2

1 x x T   Contoh 6 :

Jika T : P2  R3 adalah transformasi linear

dimana

Tentukan

.

Diketahui basis dari polinom orde dua adalah

Gunakan Definisi Membangun

(19)

Jawab :

Perhatikan bahwa

himpunan 3 polinom tersebut adalah basis bagi polinom orde 2

maka polinom tersebut ditulis nejadi :

Samakan suku-suku sejenis sehingga diperoleh SPL

dengan solusi k1 =0 , k2 = 2, dan k3 = 1.

1

1

1

3 2 3 2 1 3 1

k

k

k

k

k

k

k

2

3 2 2 1 2

1

1

1

x

x

k

x

k

x

x

k

x

x

(20)

Jadi kombinasi linear diatas berbentuk :

atau

Karena transformasi T bersifat linear maka :

2

2

 

2

1 2 1 0 1 x x T x T x x T x x T                                 0 1 2 0 2 1 2            0 5 4

2

2

 

2

1 1 2 1 0 1 x x T x x x x x T          

2

 

2

2 1 1 2 1 0 1 xx   x   xx   xx

(21)

7.2 KERNEL DAN RANGE

Misalkan T : V → W merupakan transformasi linear. Semua unsur di V yang dipetakan ke vektor nol di W dinamakan kernel T dengan notasi ker ( T ) atau

Contoh 1 : Trans. Linear T : P2  R2 Perhatikan bahwa maka

 

| 0

) (TuV T uKer            c a b a cx bx a T( 2)    ) 1 ( x x2 T                0 0 1 1 1 1 ) ( 1 xx2  Ker T

(22)

Sementara itu,

karena

Jelas bahwa vektor nol pada daerah asal transformasi merupakan unsur kernel T.

Tetapi, tak semua transformasi linear mempunyai vektor tak nol sebagai unsur kernel T.

Teorema :

Jika T : V W adalah transformasi linear maka Ker (T) merupakan subruang dari V

Bukti :

Ambil a, b Ker (T) sembarang dan Riil

)

(

2

1

x

x

2

Ker

T

0 1 1 ) 2 1 ( 2            x x T

(23)

1. Karena setiap artinya setiap maka Ker(T)  V

2. Perhatikan bahwa artinya setiap

oleh karena itu Ker(T) ≠ { }

3. Karena dan Ker(T)  V

Ingat bahwa V mrp ruang vektor, sehingga berlaku

akibatnya Jadi ) (T Ker a

 

0 sehingga  V T a a ) ( 0  Ker T

 

0  A0  0 T ) ( , b Ker T aV b a  

ab

T (a)  T (b)  0  0  0 T

 

T b a   ker

(24)

karena V adalah ruang vektor

maka untuk setiap   Riil berlaku :

Jadi,

Dengan demikian, terbukti bahwa

Jika T : V  W adalah transformasi linear maka

Ker(T ) merupakan subruang dari ruang vektor V Karena Ker(T ) merupakan subruang

 Basis Ker(T). V a T Ker a ( ) maka  Karena     4.

)

(

T

Ker

a

a

T

 

a

0

0

T

(25)

                    c b a T

 

 2 

2  

2  0                      x c b a x c a b a c b a T Contoh 2 :

Diketahui Transformasi linear T : R3 →P2 dengan

Jawab :

Perhatikan bahwa :

=(a + b) + (2ac)x + (2a + b + c)x2

(26)

                         0 0 0 2 2 c b a c b b a                      c b a T               c b a c b b a 2 2            1 1 2 1 2 0 0 1 1           c b a Ini memberikan sehingga

Jadi, matriks transformasi bagi T adalah

            1 1 2 1 2 0 0 1 1 A

(27)

~ 0 0 0 1 1 2 1 2 0 0 1 1                        0 0 0 1 1 0 1 2 0 0 1 1            0 0 0 2 / 1 0 0 2 / 1 1 0 2 / 1 0 1 ~

0

0

0

1

0

0

0

1

0

0

0

1

~

Dengan melakukan OBE pada matriks tersebut :

Dengan demikian, Basis ker(T) = { } dan nulitasnya adalah nol.

(28)

                                         1 1 0 , 1 2 1 , 2 0 1

1 2x2 , 1 2x x2 , x x2

Perhatikan hasil OBE

maka basis ruang kolom dari matriks A adalah :

oleh karena itu, basis jangkauan dari T adalah :

(29)

                                             d c b a d c b a d c b a T 2 2 Contoh 3:

Diketahui transformasi linear T : R4 R3

didefinisikan oleh :

(30)

Jawab :                                              d c b a d c b a d c b a T 2 2                              d c b a   2 1 1 1 2 1 0 0 0 0 1 1                2 1 1 1 2 1 0 0 0 0 1 1 A Jadi

(31)

 

 

4 ,   0 R d c b a v v A v T                                             0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 1 1 ~ 2 1 1 1 2 1 0 0 0 0 1 1 ~ A

Basis Ker(T) dan Nulitasnya?

Dengan OBE

(32)

0

v

A

                                                                          0 ,  ,  2 1 1 0 0     0 0 1 1     s t s t d c b a d c b a                                            2 1 1 0 0  ,  0 0 1 1

Ker(T) = ruang solusi dari yaitu

Jadi Basis Ker(T) adalah

(33)

7.3 TRANSFORMASI LINIER INVERS

TRANSFORMASI SATU-KE-SATU

Transformasi linear

T: V

W

dikatakan

satu-ke-satu

jika

T

memetakan vektor jarak di V ke vektor

jarak di W

Contoh 1:

Jika A adalah matriks n x n dan

T

A

:

R

n

R

n

adalah perkalian dengan A, maka TA adalah

satu-ke-satu jika dan hanya jika A adalah matriks yang

dapat dibalikkan

(34)

CONTOH 2

Misalkan

T

: P

n

P

n+1

adalah memiliki TL:

T

(

p

) =

T

(

p

(x)) =

xp(x)

Jika

= = + + ⋯ + dan = = + + ⋯ +

adalah polinomial jarak, maka keduanya berbeda paling tidak satu

koefisien. Sehingga,

= + + ⋯ + dan ( ) = + + ⋯ +

juga berbeda paling tidak satu koefisien. Karena itu,

T

adalah

satu-ke-satu, karena

T

memetakan polinomial jarak

p

dan

q

ke polinomial jarak

(35)

PERNYATAAN EKUIVALEN

Jika

T: V

W

adalah transformasi linear, maka

yang berikut ini adalah ekuivalen:

1.

T

adalah satu-ke-satu

2.

Kernel T

mengandung hanya vektor nol;

maka ker(T) = 0

(36)

CONTOH

Tentukan TL satu-ke-satu menggunakan kernel dan nullitas:

a)

T

:

R

2

R

2

merotasi tiap vektor melalui sudut

θ

b)

T

:

R

3

R

3

adalah proyeksi ortogonal pada bidang-

xy

(37)

JAWAB

a) Karena setiap vektor di bidang-xy dapat diperoleh dengan merotasikan beberapa vektor melalui sudut

θ, kita memiliki R(T) = R2. karena itu,

hanya satu vektor yang merotasi dari 0 ke

0, sehingga ker(T) = {0}

b) Ker(T) adalah kumpulan titik yang memetakan

kedalam 0 = (0,0,0) yang ada di sumbu z. Karena T memetakan setiap titik di R3 kedalam bidang-xy, selang T harus ada beberapa sub-kumpulan di

bidang ini. Tetapi setiap titik (x0,y0,0) di bidang-xy adalah bayangan T dari beberapa titik; faktanya, itu adalah bayangan dari semua titik-titik pada garis vertikal yang lewat melalui (x0,y0,0). Karena R(T)

(38)

JAWAB

c) Rank

Hasil eselon baris terreduksi:

berarti

(39)

NULITAS (T) = 4

(40)

T OPERATOR LINEAR PADA DIMENSI-TENTU

Berikut ini adalah ekuivalen:

1.

T

adalah satu-ke-satu

2.

ker(T) = {0}

3.

Nullitas (

T

) = 0

(41)

CONTOH

Misalkan

T

:

R

4

R

4

dikalikan dengan

Apakah

T

A

adalah satu-ke-satu?

JAWAB

karena det(A) = 0, maka tidak dapat dibalikkan, maka

(42)

TL BALIKAN (DARI SUBBAB 4.3)

Jika

T

A

: R

n

R

n

adalah OL-SKS, maka matriks A dapat dibalikkan

: R

n

R

n

sendiri adalah OL; dan disebut balikan

T

A

OL

dan

menghilangkan efek satu sama lainnya untuk semua x di

(43)

CONTOH

Seperti pada contoh sebelumnya, T: Pn  Pn+1 memiliki TL:

T(p) = T(p(x)) = xp(x)

adalah satu-ke-satu, karena itu memiliki balikan. Di sini selang T tidak semua dari Pn+1, sehingga R(T) adalah subruang dari Pn+1 yang terdiri atas

polinomial dengan sebuah konstanta nol. Buktinya:

+ + ⋯ + = + + ⋯ +

T-1: P

n+1  Pn maka: + + ⋯ + = + + ⋯ +

(44)

CONTOH

Misalkan T:R3 R3 adalah operator linear dengan rumus

, , = 3 + , −2 − 4 + 3 , 5 + 4 − 2 Tentukan apakah T adalah satu-ke-satu, dan temukan T-1

JAWAB:

(45)
(46)

DIMENSI DOMAIN DAN KODOMAIN

Jika

V

dan

W

ruang vektor dimensi-tentu dengan

dim(

W

)<dim(

V

), dan jika

T:V

W

adalah TL, maka T

bukan satu-ke-satu

.

Dengan kata lain, dimensi kodomain

W

harus sebesar

dimensi domain

V

agar menjadi TL-SKS dari

V

ke

W

Ini berarti, sebagai contoh,

bukanlah TL-SKS dari ruang

R

3

ke bidang R

2

(47)

7.4 MATRIKS TRANSFORMASI LINEAR

Andaikan bahwa

V

adalah vektor ruang berdimensi-

n

dan

W

adalah vektor ruang berdimensi-

m

. Jika kita

memilih basis

B

dan

B

’ untuk

V

dan

W

, maka untuk

setiap

x

di

V

, vektor koordinat [

x

]

B

akan ada sebuah

vektor di R

n

, dan vektor koordinat [

T

(

x

)]

B’

akan ada

(48)

MATRIKS STANDAR

Andaikan T:V

W adalah transformasi linear,

maka akan diperoleh peta dari R

n

ke R

m

yang

dapat ditunjukkan bahwa itu transformasi linear.

Jika A adalah matriks standar untuk

transformasi ini maka

[ ] =

( )

Matriks A adalah matriks untuk T yang

berhubungan dengan basis B dan B’

(49)

KALKULASI T(X) SECARA LANGSUNG DAN TAK-LANGSUNG

x

[x]

B

[

T

(x)]

B’

T

(x)

Menghitung vektor koordinat [x]B Mengalikan [x]B di kiri dengan [T]B’,B Rekonstruksi dari vektor koordinat [T(x)]B’ Perhitungan langsung

(50)

Andaikan

B =

[

u

1

,

u

2

, ...,

u

n

] adalah basis ruang vektor V dan

B’ =

[

v

1

,

v

2

, ...,

v

m

] adalah basis ruang vektor W, maka matriks

standarnya berdimensi mxn:

Persamaan-persamaannya:

(51)
(52)

MATRIKS OPERATOR LINEAR

Pada kasus khusus dengan

V = W

(sedemikian rupa hingga

T:V

V

adalah operator linear), biasanya B = B’ saat membangun matriks

T

.

Pada kasus ini matriks yang dihasilkan disebut

matriks T yang

berhubungan dengan basis B

yang dinotasikan dengan [

T

]

B

bukan [

T

]

B,B

Jika

B =

{

u

1

,

u

2

, ...,

u

n

}, maka

(53)

CONTOH

Misalkan T: P1  P2 memiliki TL: T(p) = T(p(x)) = xp(x) Temukan matriks standar T yang sesuai dengan basis dengan

Cek hasilnya untuk x = a + bx di P1 JAWABAN

(54)

CONTOH

Misalkan

T:R

2

R

3

adalah operator linear dengan rumus

Temukan matriks standar T yang sesuai dengan basis

dan

dengan

JAWABAN:

Matriks T dengan basis B:

Matriks T berbasis B relatif terhadap basis B’ ditemukan dengan

kombinasi linear:

=

+

+

dan

(55)

1 −2 −5 = 1 0 −1 + −1 2 2 + 0 1 2 dan 2 1 −3 = 1 0 −1 + −1 2 2 + 0 1 2 1 −1 0 0 2 1 −1 2 2 1 −2 −5 ~ 1 −1 0 0 2 1 0 1 2 1 −2 −4 ~ 1 −1 0 0 1 −1 0 1 2 1 2 −4 ~ 1 −1 0 0 1 −1 0 0 3 1 2 −6 ~ 1 0 −10 1 0 0 0 1 3 0 −2 ~ 1 0 00 1 0 0 0 1 1 0 −2 = 1, = 0, dan = −2 sehingga = − 2 1 −1 0 0 2 1 −1 2 2 2 1 −3 ~ 1 −1 0 0 2 1 0 1 2 2 1 −1 ~ 1 −1 0 0 1 −1 0 1 2 2 2 −1 ~ 1 −1 0 0 1 −1 0 0 3 2 2 −3 ~ 1 0 −10 1 0 0 0 1 4 1 −1 ~ 1 0 00 1 0 0 0 1 3 1 −1 = 3, = 1, dan = −1 sehingga = 3 + −

(56)

CONTOH

Misalkan T:R2

R2 adalah operator linear dengan rumus:

dengan basis B: B = {u1, u2}

a). Tentukan [T]B b). Verifikasikan bahwa setiap x ada di R2

JAWABAN: a).

(57)

MATRIKS OPERATOR IDENTITAS

Jika B = {u1, u2, ..., un} adalah basis ruang vektor V dimensi-tentu dan I:V

V adalah

(58)

TEOREMA 8.4.1

Jika

T:R

n

R

m

adalah transformasi linear, dan jika

B dan B’ adalah basis-basis standar masing-masing

untuk R

n

dan R

m

, maka

(59)

KENAPA MATRIKS TRANSFORMASI LINEAR

PENTING?

Ada dua alasan penting mempelajari matriks TL umum, satu sangat

teoritis, yang kedua praktis:

1.

Jawaban untuk pertanyaan teoritis tentang struktur transformasi

linear umum pada ruang vektor berdimensi-hingga seringkali dapat

diperoleh dengan mempelajari hanya transformasi matriks. Hal

tersebut dianggap secara rinci dalam lebih lanjut kuliah aljabar

linear, tapi kami akan menyentuh pada mereka dalam bagian

berikutnya.

2.

Matriks ini memungkinkan untuk menghitung gambar vektor

menggunakan perkalian matriks. Perhitungan tersebut dapat

dilakukan dengan cepat pada komputer.

(60)

MATRIKS TRANSFORMASI KOMPOSISI DAN BALIKAN

1.

Jika

T

1

:

U

V

dan

T

2

:

V

W

adalah TL dan jika B, B”, dan B’

adalah basis untuk U, V dan W, maka

[

T

T

1

]

B’,B

=[

T

2

]

B’,B”

[

T

1

]

B”,B

2.

Jika

T:V

V

adalah operator linear, dan B adalah basis V,

maka berikut ini adalah pernyataan yang ekivalen:

a) T adalah satu-ke-satu

b) [T]B dapat dibalikkan

Karena itu, maka

[

T

-1

]

(61)

7.5 SIMILARITAS

Jika A dan B adalah matriks bujur-sangkar, dikatakan

B

SIMILAR dengan A

jika ada sebuah matriks P yang

dapat dibalikkan sehingga

B = P

-1

AP

Sebuah matriks bujur-sangkar dikatakan

invarian

similaritas

jika sifatnya berbagi dengan dua matriks

(62)
(63)

CONTOH

Misalkan

T:R

2

R

2

adalah operator linear dengan rumus:

Tentukan det(T)

JAWABAN:

Basis B:

Referensi

Dokumen terkait

Meningkatkan Kesejahteraan Hidup Umat” .Tesis ini melakukan komparasi ke negara lain, agar didapatkan konsep pengelolahan wakaf tunai yang lebih optimal di negara

Puji Syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rah- mat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul Analisis Ki- nerja Simpang

The national consensus EFF has sought supports such a vision via the critical engagement of the participatory citizen to exercise the skills and knowledge needed to

Dalam kedudukanya sebagai bahasa asing, bahasa-bahasa seperti bahasa Inggris, Perancis, Mandarin, Belanda, Jerman tidak memiliki kemampuan untuk bersaing dengan

Pembina Jabatan Fungsional yang bersangkutan. Teknis Diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS,

Sedangkan untuk masalah terkait pengembangan Functional Requirement dari SOLAS Chapter III menggunakan Goal-based standar safety level approach (GBS-SLA), Komite

Untuk kapal yang memulai konversi pada atau setelah 1 Januari 2017 untuk menggunakan bahan bakar Flashpoint rendah atau menggunakan bahan bakar Flashpoint rendah

Dalam analisis ini penulis berpijak pada rumusan masalah sebagaimana telah dipaparkan pada perumusan masalah bab terdahulu, yaitu meliputi, upaya guru dalam meningkatkan