• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Trafo 3 Fasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Teori Trafo 3 Fasa"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Transformator Tiga Fasa

Tujuan Umum :

1. Memahami tentang prinsip kerja, konstruksi/susunan belitan dan inti, hubungan antara belitan transformator, dan macam-macam hubungan belitan transformator. 2. Memahami tentang standard kode hubungan dan kerja paralel transformator tiga

fasa.

Tujuan Khusus

1. Mampu menjelaskan tentang prinsip kerja dari transformator tiga fasa dengan be-nar.

2. Mampu menjelaskan dan menggambarkan hubungan antara belitan transformator dengan benar.

3. Mampu menjelaskan tentang macam-macam hubungan belitan transformator Bintang, Segitiga, T - T, V - V, Zig zag dengan benar.

4. Mampu menjelaskan tentang standard kode hubungan transformator tiga fasa dengan benar.

5. Mampu menjelaskan dan menggambarkan kerja paralel transformator 3 fasa dengan benar.

Lembar Informasi :

Sebuah transformator tiga fasa secara prinsip sama dengan sebuah transformator satu fasa, perbedaan yang paling mendasar adalah pada sistem kelistrikannya yaitu sistem satu fasa dan tiga fasa. Sehingga sebuah transformator tiga fasa bisa dihubung bintang, segi-tiga, atau zig-zag.

Transformator tiga fasa banyak digunakan pada sistem transmisi dan distribusi tenaga listrik karena pertimbangan ekonomis. Transformator tiga fasa banyak sekali me-ngurangi berat dan lebar kerangka, sehingga harganya dapat dikurangi bila diban-dingkan dengan penggabungan tiga buah transformator satu fasa dengan “rating” daya yang sama.

Tetapi transformator tiga fasa juga mempunyai kekurangan, diantaranya bila salah satu fasa mengalami kerusakan, maka seluruh transformator harus dipindahkan (diganti), te-tapi bila transformator terdiri dari tiga buah transformator satu fasa, bila salah satu fasa transformator mengalami kerusakan. Sistem masih bisa dioperasikan dengan sistem “ open delta “.

3.1 Konstruksi Transformator

(2)

a. Bagian dalam Transformator b. Bagian luar Transformator Gambar 3.1 Konstruksi Tranformator Tiga Fasa

Secara umum sebuah transformator tiga fasa mempunyai konstruksi hampir sama, yang membedakannya adalah alat bantu dan sistem pengamannya, tergantung pada letak pe-masangan, sistem pendinginan, pengoperasian, fungsi dan pemakaiannya. Bagian uta-ma, alat bantu, dan sistem pengaman yang ada pada sebuah transformator daya (Gambar 3.1), adalah :

Inti Besi Transformator

Seperti telah dijelaskan pada pembahasan transformator satu fasa inti besi berfungsi se-bagai tempat mengalirnya fluks dari kumparan primer ke kumparan sekunder. Sama seperti transformator satu fasa, berdasarkan cara melilit kumparanya ada dua jenis, yaitu tipe inti (Gambar 3.2) dan tipe cangkang (Gambar 3.3).

Gambar 3.2 Transformator Tipe Inti Gambar 3.3 Transformator Tipe Cangkang

Kumparan Transformator

(3)

Kumparan transformator terdiri dari lilitan kawat berisolasi dan membentuk kumparan. Kawat yang dipakai adalah kawat tembaga berisolasi yang berbentuk bulat atau plat. Kumparan-kumparan transformator diberi isolasi baik terhadap kumparan lain maupun inti besinya. Bahan isolasi berbentuk padat seperti kertas prespan, pertinak, dan lain-nya.

MinyakTransformator

Untuk mendinginkan transformator saat beroperasi maka kumparan dan inti transfor-mator direndam di dalam minyak transfortransfor-mator, minyak juga berfungsi sebagai isolasi. Oleh karena itu minyak transformator harus memenuhi persyaratan, sebagai berikut :  Mempunyai kekuatan isolasi (Die-lectric Strength);

 Penyalur panas yang baik dengan berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel kecil dapat mengendap dengan cepat;

 Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersikulasi dan kemampuan pendinginan menjadi lebih baik;

 Tidak nyala yang tinggi, tidak mudah menguap;  Sifat kimia yang stabil.

Tangki Transformator

Tangki transformator berfungsi untuk menyimpan minyak transformator dan sebagai pelindung bagian-bagian transformator yang direndam dalam minyak. Ukuran tangki disesuaikan dengan ukuran inti dan kumparan.

Konservator Transformator

Konservator merupakan tabung berisi minyak transformator yang diletakan pada bagi-an atas tbagi-angki. Fungsinya adalah :

 Untuk menjaga ekspansi atau meluapnya minyak akibat pemanasan;  Sebagai saluran pengisian minyak.

Sistem Pendinginan Transformator

Sistem pendinginan pada transformator dibutuhkan supaya panas yang timbul pada inti besi dan kumparan dapat disalurkan keluar sehingga tidak merusak isolasi didalam transformator. Media yang digunakan pada sistem pendinginan dapat berupa : udara/ gas, minyak dan air. Sirkulasinya dilakukan secara : alamiah (natural) dan atau paksaan (forced).

Bushing Transformator

Bushing transformator adalah sebuah konduktor yang berfungsi untuk

meng-hubungkan kumparan transformator dengan rangkaian luar yang diberi selubung isolator. Isolator juga berfungsi sebagai penyekat antara konduktor dengan tangki

(4)

transformator. Bahan bushing adalah terbuat dari porselin yang tengahnya berlubang (Gambar 3.4).

Gambar 3.4 Bushing Transformator Gambar 3.5 Alat Pernafasan

Alat Pernapasan

Naik turunnya beban transformator dan suhu udara sekeliling transformator, mengaki-batkan suhu minyak berubah-ubah mengikuti perubahan tersebut. Bila suhu minyak naik, minyak memuai dan mendesak udara diatas permukaan minyak keluar dari tangki dan bila suhu turun sebaliknya udara akan masuk. Keadaan ini merupakan proses per-napasan transformator. Tetapi udara luar yang lembab akan menurunkan nilai tegangan tembus minyak. Untuk mencegah hal itu transformator dilengkapi dengan alat perna-fasan (Gambar 3.5) yang berupa tabung berisi zat hygros-kopis,seperti kristal silikagel.

Tap Changer

Tap changer (Gambar 3.6) adalah alat yang berfungsi untuk mengubah perbandingan lilitan transformator untuk mendapatkan tegangan operasi pada sisi sekunder sesuai yang dibutuhkan oleh tegangan jaringan (beban) atau karena tegangan sisi primer yang berubah-ubah. Tap changer (perubahan tap) dapat dilakukan dalam keadaan berbeban (on load) atau keadaan tidak berbeban(off load). Untuk tranformator distribusi peru-bahan tap changer dilakukan dalam keadaan tanpa beban.

Sirip-sirip Pendingin atau Radiator

Berfungsi untuk memperluas daerah pendinginan, yaitu daerah yang berhubungan lang-sung dengan udara luar dan sebagai tempat terjadinya sirkulasi panas.

(5)

Gambar 3.6 Tap Changer

Alat Indikator

Alat Indikator digunakan untuk memonitor kondisi komponen utama atau media bantu yang ada didalam transformator saat transformator beroperasi, seperti :

 suhu minyak ;  permukaan minyak ;  sistem pendinginan ;  posisi tap.

Gambar 3.7 Indikator Level Minyak Gambar 3.8 Indikator Temperatur

Rele Buchholz (Buchholz Relay)

Rele Buchholz biasa disebut juga rele gas, karena be-kerjanya digerakan oleh pengembangan gas. Tekanan gas akan timbul bila minyak mengalami kenaikan temperatur yang diakibatkan oleh :

 Hubung singkat antar lilitan pada atau dalam fasa;

 Hubung singkat antar fasa;

 Hubung singkat antar fasa ke tanah;  Busur api listrik antar laminasi;

 Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.

(6)

Gambar 3.9 Rele Buchholz

Gas yang mengembang akan menggerakan kontak-kontak rangkaian alarm atau rangkai-an pemutus.

Plat Nama

Plat nama yang terdapat pada bagian luar transformator sebagai pedoman saat pema-sangan maupun perbaikan. Data-data yang dicantumkan seperti : Phasa dan frekuensi, daya nominal, tegangan primer/sekunder,kelompok hubungan, arus nominal, % arus hu-bung singkat, sistem pendinginan, volume minyak, dan lain-lain.

3.2 Hubungan Transformator Tiga Fasa

Secara umum dikenal tiga cara untuk menyambung rangkaian listrik sebuah transfor-mator tiga fasa, yaitu hubungan bintang, hubungan segitiga, dan hubu-ngan Zig-zag.

Hubungan Bintang – bintang

Hubungan dari tipe ini lebih ekonomis untuk arus nominal yang kecil, transformator tegangan tinggi (Gambar 3.9). Jumlah dari lilitan perfasa dan jumlah isolasi minimum karena tegangan fasa

3 1

tegangan jala-jala (Line), juga tidak ada perubahan fasa antara tegangan primer dengan sekunder. Bila beban pada sisi sekunder dari transfor-mator tidak seimbang, maka tegangan fasa dari sisi beban akan berubah kecuali titik bintang dibumikan.

Gambar 3.10 Hubungan Bintang-bintang Primer: 1 ph 1 L 1 L 1 ph Volt danI I 3 V V   ……….…… (3-1)

(7)

Sekunder: Volt 3 V Vph2  L2 dan

1

ph

2

ph

2

ph

2

L

V

V

K

Amp

I

I

atau a = Vph1 / Vph 2 ………(3-2)  Hubungan Segitiga-Segitiga

Hubungan ini umumnya digunakan dalam sistem yang menyalurkan arus besar pada te-gangan rendah dan terutama saat kesinambungan dari pelayanan harus dipelihara mes-kipun satu fasa me-ngalami kegagalan (Gambar 3.10). Adapun beberapa keuntungan dari hubungan ini adalah :

 Tidak ada perubahan fasa antara tegangan primer dengan sekunder.

 Luas penampang dari konduktor dikurangi karena arus fasa 3 1

arus jala-jala

 Tidak ada kesulitan akibat beban tidak seimbang pada sisi sekunder. Kerugian yang terjadi pada hubungan ini adalah :

 Lebih banyak isolasi dibutuhkan dibandingkan dengan hubungan bintang-bintang.

 Tidak adanya titik bintang memungkin, merupakan kerugian yang dapat memba-hayakan. Bila salah satu jala-jala ke tanah karena kegagalan, tegangan maksimum antara kumparan dan inti akan mencapai tegangan jala-jala penuh.

Gambar 3.11 Hubungan Segitiga – segitiga

Primer : VL1 Vph1Volt dan IL1  3Iph1………..…. (3-3) Sekunder: 2 ph 2 L 2 ph 2 L V dan I 3I V   ………..(3-4) 1 ph 2 ph V V K atau a = Vph / Vph2

(8)

Hubungan Bintang - Segitiga

Hubungan transformator tipe ini pada prinsipnya digunakan, dimana tegangan diturun-kan (Step - Down), seperti pada jaringan transmisi. Pada hubungan ini, perbandingan te-gangan jala-jala

3 1

kali perbandingan lilitan transformator dan tegangan sekunder tertinggal 30  dari tegangan primer.

Gambar 3.12 Hubungan Bintang –Segitiga Primer : Amp I I dan Volt 3 V Vph1 L1 L1ph1 ……… ………(3-5) Sekunder : Amp 3 2 L I 2 ph I dan Volt 2 L V 2 ph V   ... ...(3-6) 1 ph V 2 ph V K atau a = Vph1 / Vph2

Hubungan Segitiga – Bintang

Hubungan ini umumnya digunakan, dimana diperlukan untuk menaikkan tegangan (Step-Up), misalnya pada awal sistem transmisis tegangan tinggi. Dalam hubungan ini perbandingan tegangan 3 kali perbandingan lilitan transformator dan tegangan se-kunder mendahului sebesar 30.

Primer

(9)

A 3 1 L I 1 ph I dan Volt 1 ph V 1 L V   ………. ….(3-7) Sekunder: A 2 ph I 2 L I dan Volt 3 2 L V 2 ph V   ……… …(3-8) 1 ph V 2 ph V K atau a = Vph1 / Vph2

Gambar 3.13 Hubungan Segitiga-Bintang Daya Total Tiga Fasa :

S = 3.VL.IL VAatauS3.Vph.IphVA ………. ……….(3-9) P = 3.VL.IL.CosWatt ………..(3-10) Q = 3.VL.IL.SinVar ………..……(3-11)

Hubungan Zig - Zag

Kebanyakan transformator distribusi selalu dihubungkan bintang, salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh transformator tersebut adalah ketiga fasanya harus diusahakan seimbang. Apabila beban tidak seimbang akan menyebabkan timbulnya tegangan titik bintang yang tidak diinginkan, karena tegangan pada peralatan yang digunakan pemakai akan berbeda-beda.

Untuk menghindari terjadinya tegangan titik bintang, diantaranya adalah dengan meng-hubungkan sisi sekunder dalam hubungan Zig-zag. Dalam hubungan Zig-zag sisi se-kunder terdiri atas enam kumparan yang dihubungkan secara khusus (Gambar 3.13) .

(10)

Gambar 3.14 Transformator Tiga Fasa Hubung Zig-zag

Ujung-ujung dari kumparan sekunder disambungkan sedemikian rupa, supaya arah alir-an arus didalam tiap-tiap kumparalir-an menjadi bertentalir-angalir-an. Karena e1 tersambung seca-ra berlawanan dengan gulungan e2, sehingga jumlah vektor dari kedua tegangan itu menjadi : , e 3 0 e e e ___ __________ e _ e e e e e ; e e e b 3 Z 2 Z 1 Z 1 3 3 Z 3 2 2 Z 2 1 1 Z          ……… ..………(3-12) Teg titik bintang eb = 0

2 e

e1 , nilai tegangan fasa 3 2 e

ez ………(3-13)

Sedangkan tegangan jala-jala : 3 2 e 3 e EZZ  ………..(3-14)

Transformator Tiga Fasa dengan Dua Kumparan

Selain hubungan transforamator seperti telah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya, ada transformator tiga fasa dengan dua kumparan. Tiga jenis hubungan yang umum diguna-kan adalah :

 V - V atau “ Open  “

 “ Open Y - Open  “

 Hubungan T – T

(11)

Gambar 3.15 Hubungan V-V atau Open  Gambar 3.16 Hubungan Open Y -Open  Misal tiga buah transformator satu fasa masing-masing mempunyai daya sebesar 10 KVA, bila dihubungkan V - V (Gambar 3.15) karena salah satu dilepas (sebelumnya dihubungkan segitiga) maka dayanya tidak 2 x 10 KVA = 20 KVA, tetapi hanya 0,866 x 20 KVA = 17,32 KVA.

Hal ini bisa dibuktikan sebagai berikut :

Daya S saat dihubungkan

= 3.VL.ILVA

………(3-15)

 menjadiarusjala jala 3

I

Iph2  L 

 Daya S saat dihubungkan V - V = V .I VA 3 I . V . 3 L L   L L      …………..……(3-16)

Perbandingan daya saat Hubungan dengan V -V adalah :

L L L L I . V . 3 I . V saat S V V saat S   % 7 , 57 % 100 x 3 1

Kekurangan Hubungan ini adalah :

 Faktor daya rata-rata, pada V - V beroperasi lebih kecil dari P.f beban, kira-kira 86,6% dari faktor daya beban seimbang.

 Tegangan terminal sekunder cenderung tidak seimbang, apalagi saat beban bertambah. Hubungan Open Y - Open diperlihatkan pada Gambar 3.16, ada perbedaan dari hu-bungan V - V karena penghantar titik tengah pada sisi primer dihubungkan ke netral (ground). Hubungan ini bisa digunakan pada transformator distribusi.

Hubungan Scott atau T - T

Hubungan ini merupakan transformasi tiga fasa ke tiga fasa dengan bantuan dua buah transformator (Kumparan). Satu dari transformator mempunyai “ Centre Taps “ pada si-si primer dan sekundernya dan disebut “Main Transformer“. Transformator yang lain-nya mempulain-nyai “0,866 Tap “ dan disebut “Teaser Transformer “. Salah satu ujung dari sisi primer dan sekunder “teaser Transformer” disatukan ke “ Centre Taps” dari “ main transformer “. “ Teaser Transformer” beroperasi hanya 0,866 dari kemampuan

(12)

tegangannya dan kumparan “ main trnsformer “ beroperasi pada Cos 30  = 0,866 p.f, yang ekuivalen dengan “ main transformer “ bekerja pada 86,6 % dari kemampuan daya semunya.

Gambar 3.17 Hubungan Scott atau T-T 3.3 Pengujian Transformator Tiga Fasa

Pengujian yang harus dilakukan pada sebuah transformator tiga fasa biasanya disesuai-kan dengan kebutuhannya (pengujian rutin, pengujian awal, dan pengujian akhir), jenis pengujiannya juga cukup beragam, seperti :

 Pengujian Tahanan Isolasi

 Pengujian Tahanan Kumparan

 Pengujian Karektristik Beban Nol

 Pengujian Karektistik Hubung Singkat

 Pengujian Karakteristik Berbeban

 Pengujian Perbandingan Transformasi

 Pengujian Kelompok Hubungan

 Pengujian Tegangan Terapan

 Pengujian Tegangan Induksi

 Pengujian Kebocoran Tangki

 Pengujian Jenis

Pengujian Tahanan Isolasi

Pengujian tahanan isolasi biasanya dilaksanakan pada awal pengujian dengan tujuan un-tuk mengetahui secara dini kondisi isolasi transformator, unun-tuk menghindari kegagalan yang bisa berakibat fatal, sebelum pengujian selanjutnya dilakukan. Pengujian dilak-sanakan dengan menggunakan Megger. Tahanan isolasi yang diukur diantaranya :  Sisi Primer dan Sekunder

 Sisi Primer dan pembumian  Sisi Sekunder dan pembumian

(13)

Pengujian Tahanan Kumparan

Pengujian dilakukan dengan cara melakukan pengukuran tahanan kumparan transfor-mator. Data hasil pengujian digunakan untuk menghitung besarnya rugi tembaga pada transformator tersebut.

Pengujian Karakteristik Beban Nol

Pengujian Karakteristik Beban Nol atau Tanpa Beban dilakukan untuk mengetahui besarnya kerugian daya yang disebabkan oleh rugi hysterisis dan eddy current pada inti transformator dan besarnya arus yang pada daya tersebut. Pengukuran dilakukan dengan memberikan tegangan nominal pada salah satu sisi transformator dan sisi lainnya dibiar-kan dalam keaadaan tanpa beban. Contoh untuk menghitung parameter-parameter transformator tiga fasa dari hasil percobaan beban nol bisa dilihat pada tabel 3.1. Persamaan yang terlihat pada tabel menandakan dimana alat ukur diletakkan.

Tabel 3.1 Parameter Pengujian Beban Nol

(14)

Pengujian Karakteristik Hubung Singkat

Pengujian dilakukan dengan cara memberikan arus nominal pada salah satu sisi trans-formator dan sisi yang lain dihubung singkat, dengan demikian akan dibangkitkan juga arus nominal pada sisi yang di hubung singkat. Adapun tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui besarnya rugi daya yang hilang akibat dari tembaga dari trans-formator saat beroperasi.

Contoh untuk menghitung parameter-parameter transformator tiga fasa dari hasil per-cobaan hubung singkat bisa dilihat pada tabel 3.2 dengan asumsi sisi tegangan rendah di hubung singkat dan alat ukur ada di sisi tegangan tinggi, persamaan yang terlihat pada tabel menunjukan dimana alat ukur diletakan.

Pengujian Perbandingan Transformasi

Pengujian perbandingan transformasi atau belitan kumparan adalah untuk mengetahui perbandingan jumlah kumparan sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah pada se-tiap tapping sehinggga tegangan keluaran yang dihasilkan oleh transformator sesuai dengan yang spesikasi/rancangan.

Tabel 3.2 Parameter Pengujian Hub Singkat

Pengujian Tegangan Terapan

Pengujian tegangan terapan (Withstand Test) dilakukan untuk menguji kekuatan isolasi antara kumparan dan rangka tangki. Pengujian dilakukan dengan cara memberikan tega-ngan uji sesuai detega-ngan standar uji dan dilakukan pada :

(15)

 Sisi tegangan tinggi terhadap sisi tegangan rendah dan rangka tangki yang dibu-mikan.

 Sisi tegangan rendah terhadap sisi tegangan tinggi dan rangka tangki yang dibu-mikan.

Pengujian Tegangan Induksi

Tujuan pengujian tegangan induksi adalah untuk mengetahui kekuatan isolasi antara la-pisan dari tiap-tiap belitan dan kekuatan isolasi antar belitan transformator. Pengujian dilakukan dengan cara memberi tegangan suplai dua kali tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka. Untuk mengatasi kejenuhan pada inti transformator maka frekuensi yang digunakan harus dinaikan sesuai dengan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu.

Pengujian Kelompok Hubungan

Vektor tegangan primer dan sekunder sebuah transformator sangat tergantung pada cara melilit kumparannya. Pada transformator Tiga Fasa arah tegangan menimbulkan per-bedaan fasa. Arah dan besar perper-bedaan fasa tersebut menyebabkan adanya berbagai kelompok hubungan pada transformator.

Untuk penentuan kelompok hubungan ini dipergunakan tiga jenis tanda atau kode, yaitu :

Tanda Kelompok sisi tegangan tinggi terdiri atas kode D, Y, dan Z.

Tanda Kelompok sisi tegangan rendah terdiri atas kode d, y , dan z.

Angka jam menyatakan bagaimana letak sisi kumparan tegangan tinggi terhadap sisi tegangan rendah.

(16)

Gambar 3.18 Kelompok Hubungan Dy5

Jarum jam panjang dibuat selalu menunjuk angka 12 dan berimpit dengan Vektor TT tegangan tinggi. Letak Vektor tegangan rendah TH menunjukkan arah jarum jam pen-dek. Sudut antara jarum jam panjang dan pendek adalah pegeseran antara vektor tega-ngan tinggi detega-ngan tegatega-ngan rendah (V dan v).

Gambar 3.18 memperlihatkan contoh kelompok hubungan sebuah transformator tiga fasa Dy5, artinya sisi primer dihubung segitiga (jam 12) dan sisi sekunder dihubung

bintang (jam 5).

Untuk memudahkan, pabrik-pabrik pada pelaksanaannya membatasi jumlah kelompok hubungan dengan membuat normalisasi pada kelompok hubungan yang dianggap baku. Standardisasi yang banyak diikuti adalah menurut peraturan Jerman, yaitu VDE 0532 (lihat tabel 5.3). Kelompok hubungan yang disarankan untuk digunakan adalah Yy0, Dy5, Yd5, dan Yz5, pada tabel diberi tanda garis pinggir warna merah.

Tabel 3.3 Kelompok Hubungan Menurut Standar VDE 0532

(17)

3.4 Penentuan Angka Jam

(18)

Angka jam ( Kelompok Hubungan ) sebuah transformator dapat ditentukan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengukuran pada transformator tersebut. Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk penentuan kelompok jam berdasarkan hasil pengukuran tersebut.

 Berdasarkan tabel Kelompok jam.

 Berdasarkan Diagram Vektor.

Untuk penentuan berdasarkan kelompok jam, perhatikan tabel dibawah ini :

Tabel 3.4 Kelompok Jam

Kelompok Jam Hubungan Tegangan

0 Ww < Vw = Wv > Ww < UV 1 Ww < Vw > Wv = Ww < UV 2 Ww < Vw > Wv < Ww < UV 3 Ww < Vw > Wv < Ww UV 4 Ww < Vw > Wv < Ww > UV 5 Ww = Vw > Wv < Ww > UV 6 Ww > Vw = Wv < Wv > UV 7 Ww > Vw < Wv = Ww > UV 8 Ww > Vw < Wv >Ww UV 9 Ww > Vw < Wv > Ww < UV 10 Ww > Vw = Wv > Ww < UV 11 Ww = Vw < Wv > Ww < UV I. Tujuan

Selesai percobaan praktikan diharapkan dapat :

1. Merangkai trafo 1 Fasa tiga buah menjadi trafo 3 Fasa 2. Menentukan simbol hubungan trafo 3 Fasa

3. Menggambarkan vektor group trafo 3 Fasa.

Modul 12 Vektor Group Trafo

(19)

t

r

s II. Pendahuluan

1. Notasi Pergeseran Vektor Sudut Fasa

Pada trafo 3 Fasa, baik lilitan primer maupun sekunder masing-masing trafo 1 Fasa dapat dirangkai dengan 3 cara hubungan yaitu :

1. Hubungan Delta atau Segitiga dengan Notasi (D) 2. Hubungan Star atau Bintang dengan Notasi (Y) 3. Hubungan Zig-zag dengan Notasi (Z)

Untuk menyatakan sebutan pergeseran Vektor Sudut Fasa tegangan primer terhadap sekunder degunakan pedoman jam 0º (nol) s/d 11 (sebelas). Bila vektor sekunder bergeser sebesar 30º terhadap primer maka disebut jam 1 demikian seterusnya.

2. Notasi Vektor Group

Apabila notasi rangkaian primer dan sekunder disebut bersama, maka dinyatakan sebagai vektro group. Misal transformator dengan vektor group Y d5 artinya primer terhubung Bintang dengan posisi Fasa ® pada jam nol dan sekunder terhubung Delta dengan posisi ( r ) pada jam 5.

Primer terhubung Y Sekunder terhubung d5

Mesin Listrik I 3 - 19 (0 ) 0 0 (30 ) 1 0 (60 ) 2 0 3 (90 )0 4 (120 ) 0 5 (150 ) 6 (180 ) 0 0 0 7 (210 ) 0 8 (240 ) 0 (270 ) 9 0 (180 ) 10 0 (330 ) 11 R

(20)

t

r

s

Primer & Sekunder terhubung Yd5 Contoh vektor group Yd5

Berdasarkan IEC :

Terminal tegangan tinggi (HV) :

- Untuk polaritas tinggi : A2, B2, C2

- Untuk polaritas rendah : A1, B1,

C1, dan untuk netral N.

- Terminal tegangan rendah (LV) - Untuk polaritas tinggi : a2, b2, c2.

- Untuk polaritas rendah : a1, b1, c1, dan untuk netral n

III. Peralatan

1. Transformator 1 Fasa 220v/48v, 5A : 3 buah 2. Variac 3 Fasa 0 s/d 380 volt : 1 buah 3. Volt meter AC 0 s/d 600 v : 1 buah

4. Kabel penghubung : 15 buah IV. Diagram Rangkaian

Rangkaian 1 Rangkaian 2 Mesin Listrik I 3 - 20 R T S A2 a2 A1 a a A B b B2 B1 b1 b2 C c C2 b2

(21)

Rangkaian 3 Rangkaian 4 Mesin Listrik I 3 - 21 A2 a2 A1 a a A B b B2 B1 b1 b2 C C2 c2 c 1

(22)

Rangkaian 5

(23)

V. Langkah Percobaan

1. Lakukan Test Polaritas di setiap trafo satu Fasa 2. Beri tanda terminal-terminalnya.

3. Rangkaian percobaan 1

4. Setelah rangkaian 1 selesai hubungkan dengan sumber tegangan 3 Fasa, pastikan sumber tegangan dalam kondisi 0 volt (hubungan A dengan L1, B dengan L2, C

dengan L3 dan N dengan netral sumber).

5. Atur tegangan sumber untuk rangkaian 1 sampai 380 volt (antara A – B). 6. Kemudian ukur tegangan terminal sesuai dengan tabel 1.

7. Sumber tegangan dibuat 0 volt

8. Hubungkan titik tertinggi primer dengan titik tertinggi sekunder (dalam rangkaian garis - - - )

9. Atur tegangan sumber untuk rangkaian 1 sampai 380 V (antara A – B) 10. Kemudian ukur tegangan terminal sesuai dengan tabel 2.

11. Lakukan percobaan seperti point : 3 s/d point 10 untuk rangkaian 2 dan 3

12. Lakukan percobaan seperti poin : 3 s/d point 10 untuk rangkaian 4 dan 5 tetapi tegangan antara terminal primer : 220 volt.

VI. Tabel Data Tabel 1

(24)

Tegangan (Volt) Rangkaian percobaan 1 2 3 4 5 AB 380 380 380 220 220 BC CA AN BN CN ab bc ca an bn cn Tabel 2 Tegangan (Volt) Rangkaian percobaan 1 2 3 4 5 Cc Bc Cb AB VII. Tugas :

1. Dari setiap hasil rangkaian percobaan, a. Gambarkan diagram vektornya. b. Sebutkan simbul hubungannya.

c. Hitung sudut fasa antara primer dan sekunder. d. Di dalam penggambarannya skala yang dipakai

- skala untuk tegangan primer 100 v = 1 cm - skala untuk tegangan sekunder 50 v = 1 cm

2. Sebutkan syarat-syarat transformator satu fasa yang akan di rangkai menjadi trafo 3 fasa

(25)

3. Buatlah atau gambarkanlah rangkaian transformator tiga fasa dengan simbol hubungan DZ10.

4. Buatlah kesimpulannya

Kelompok jam Hubungan tegang

0 ... Cc < Bc = Cb > Cc < AB 1 ... Cc < Bc > Cb = Cc < AB 2 ... Cc < Bc > Cb < Cc < AB 3 ... Cc < Bc > Cb < Cc ≥ AB 4 ... Cc < Bc > Cb < Cc > AB 5 ... Cc = Bc > Cb < Cc > AB 6 ... Cc > Bc = Cb < Cc > AB 7 ... Cc > Bc < Cb = Cc > AB 8 ... Cc > Bc < Cb > Cc ≥ AB 9 ... Cc > Bc < Cb > Cc < AB 10 ... Cc > Bc < Cb > Cc ≤ AB 11 ... Cc = Bc < Cb > Cc < AB  Rangkuman

1. Sebuah transformator tiga fasa secara prinsip sama dengan sebuah transformator satu fasa, perbedaan yang paling mendasar adalah pada sistem kelistrikannya yaitu sistem satu fasa dan tiga fasa.

2. Sebuah transformator tiga fasa bisa dihubung bintang, segi-tiga, atau zig-zag. 3. Kumparan-kumparan transformator diberi isolasi baik terhadap kumparan lain

mau-pun inti besinya. Bahan isolasi berbentuk padat seperti kertas prespan, pertinak, dan lainnya.

4. Untuk mendinginkan transformator saat beroperasi maka kumparan dan inti trans-formator direndam di dalam minyak transtrans-formator, minyak juga berfungsi sebagai isolasi.

5. Tangki transformator berfungsi untuk menyimpan minyak transformator dan seba-gai pelindung bagian-bagian transformator yang direndam dalam minyak.

6. Sistem pendinginan pada transformator dibutuhkan supaya panas yang timbul pada inti besi dan kumparan dapat disalurkan keluar sehingga tidak merusak isolasi dida-lam transformator.

(26)

7. Bushing transformator adalah sebuah konduktor yang berfungsi untuk menghu-bungkan kumparan transformator dengan rangkaian luar yang diberi selubung isolator.

8. Tap changer adalah alat yang berfungsi untuk mengubah perbandingan lilitan trans-formator untuk mendapatkan tegangan operasi pada sisi sekunder sesuai yang dibu-tuhkan oleh tegangan jaringan (beban) atau karena tegangan sisi primer yang ber-ubah-ubah.

9. Daya tiga fasa S = 3.VL.ILVAatauS3.Vph.IphVA

P = 3.VL.IL.CosWatt Q = 3.VL.IL.SinVar

Soal Latihan

1. Sebuah Transformator 3 Fasa, 50 Hz, 22 KV/400 Volt mempunyai hubungan segiti-ga pada sisi primer dan bintang pada sisi sekunder. Faktor daya pada sisi sekunder 0,8 Lagging dan arus jala-jala pada sisi primer 5 Ampere.

Hitung : a.Iph1 c.IL2

b.Iph2 d.PoutTrafo

2. Sebuah Transformator tiga fasa , 10.000 KVA, 230 KV/4160 Volt, 50 Hz bila rans-formator dihubungkan a . -  b.  - Y c.  - 

Tentukan nilai Iph1,Iph2,Vph1,,Vph2,dana dari masing-masing hubungan dia-tas.

3. Sebuah transformator Tiga fasa yang terdiri dari tiga buah transformator satu fasa digunakan untuk menurunkan tegangan tegangan tiga fasa jala-jala ( line) transmisi 6000 Volt, jika arus jala-jala 10 A. Tentukan tegangan jala-jala pada sisi sekunder, arus jala-jala sekunder dan daya keluar (output) transformator untuk hubungan : a. -  b.  - Y

bila perbandingan tranformasi 1/12 dan rugi-rugi diabaikan.

4. Sebuah transformator Tiga fasa, 500 KVA, 50 Hz , mempunyai perbandingan tega-ngan 33 KV/11 KV dan hubutega-ngan  / Y. Resistansi /fasa dari sisi tegangan tinggi 35 Ohm dan tegangan rendah 0,876 Ohm, Rugi besi 3050 Watt. Hitung nilai Efisiensi saat beban penuh dengan faktor daya 0,8 Lagging.

5. Sebuah Transformator Tiga fasa, 100 KVA, 50 HZ, 3300 V/400 V, hubungan / Y . Resistansi kumparan tegangan tinggi 3,5 Ohm/fasa dan kumparan sisi tegangan rendah 0,02 Ohm /fasa.

Tentukan rugi besi dari transformator pada tegangan dan frekuensi normal, bila efisiensi beban penuhnya 95% dengan faktor daya 0,8 Lagging.

(27)

6. Sebuah Transformator 100 KVA, 6600 V/220 Volt, hubungan Y / Y, tiga fasa 50 Hz, transformator mempunyai rugi inti 1200 Watt. Efisiensi maximum terjadi saat 3/4 beban penuh. Tentukan Efisiensi transformator saat :

a. Beban penuh dengan P.f = 0,8 Lagging. b. 1/2 beban penuh dengan P.f = 0,866 Lagging c. 3/4 beban penuh dengan p.f = 1 (Unity ).

7. Pengujian Tanpa beban dan hubung singkat dari sebuah transformator Tiga fasa, 50 KVA , 7200 Volt /208 V, 60 Hz ,hubungan  / Y , hasilnya sebagai berikut:

Test tanpa beban : Poc = 500 W ; Ioc = 8 A ; Voc = 208 V Test Hubung Singkat : Psc = 600 W ; Isc = 4,01 A ; Vsc = 370 V Tentukan :

a) Rc , Xm , Req2 , adan Xeq2

b) Regulasi tegangan saat beban penuh dengan faktor daya 0,8 lagging.

8. Suatu beban 500 KVA dengan P.f 0,8 lagging akan dibagi dengan dua buah trans-formator Tiga Fasa A dan B dengan rating sama . Bila ekuivalen impedansi segitiga sebagai refrensi sekunder ( 2 + j 6) Ohm untuk transformator A dan (2 + j 5) Ohm untuk transformator B. Hitung beban yang disuplai oleh masing-masing transformator tersebut.

Pre Test

1. Gambarkan rangkaian ekuivalen sebuah transformator satu fasa.

2. Sebuah transformator satu fasa 230/460 Volt , sisi primer mempunyai resistansi 0,2 Ohm dan reaktansi 0,5 Ohm, sedangkan sisi sekunder mempunyai resistansi 0,75 Ohm dan reaktansi 1,8 Ohm. Hitung besarnya tegangan terminal sekunder saat me-nyalurkan arus 10 Ampere dengan faktor daya 0,8 lagging .

3. Apa tujuan percobaan beban nol dan hubung singkat pada sebuah transformator. 4. Kapan efisiensi maksimum terjadi pada sebuah transformator.

5. Apa tujuan memparalelkan dua buah transformator satu fasa.

6. Hasil Pengujian pada sebuah transformator satu fasa 200 V/400 V, 50 Hz , 4 KVA, adalah sbb :

Tabel Hasil Pengujian (Tes) Transformator

Tes Tegangan

(Volt) Arus (A) Daya (Watt) Keterangan

Beban Nol 200 0,7 70 Alat Ukur di Sisi Primer Hub Singkat 15 10 85 Alat Ukur di Sisi Sekunder

Tentukankan : a. Cos  dan Sin  d. Zeq2 dan Req2

b. Ic dan Im e. Arus sekunder I2 saat beban penuh c. Rc dan Xm

(28)

Post test

1. Sebuah transformator 3 Fasa ,50 Hz , mempunyai hubungan segitiga di sisi primer

dan bintang di sisi sekunder , tegangan jala-jala sisi primer 22.000 Volt dan sekun-der 400 Volt. Sisi sekunsekun-der dihubungkan dengan beban seimbang pada cos =0,8 Lag . Arus jala-jala sisi primer 5 Ampere. Hitung :

a. Perbandingan transformasi (K) dalam nilai tegangan fasa , b. Arus fasa sisi primer

c. Arus fasa sisi sekunder d. Arus jala-jala sisi sekunder

e. Daya Output 3  dari sisi sekunder .

2. Sebuah transformator tiga fasa , 500 KVA , 50 Hz , mempunyai perbandingan 33.000 Volt/11.000 Volt . Resistansi sisi tegangan tinggi 45 Ohm/fasa , resistansi sisi tegangan rendah 0,967 Ohm/fasa , dan rugi besi(inti) 3000 Watt.

a. Hitung nilai efisiensi saat beban penuh dan setengah beban penuh pada faktor daya 0,8 lagging , bila transformator dihubungkan Segitiga/Bintang.

b. Hitung nilai efisiensi pada ¾ beban penuh pada faktor daya 0,72 lagging, bila transformator dihubungkan Bintang/Segitiga .

3. Tiga buah transformator 1 fasa, 50 KVA, 2300/230 V, 60 Hz, transformator dihu-bungkan menjadi transformator 3 fasa dengan hubungan bintang/segitiga. Impe-dansi ekuivalen masing-masing trafo dengan refrensi tegangan rendah adalah (0,012 + j 0,016) Ohm . Transformator mensuplai beban 3 fasa, 120 KVA, 230 Volt, pf 0,85 lag.

a. Gambarkan skematik diagram setelah diubah menjadi trafo 3 fasa dan beban. b. Tentukan besarnya arus sekunder dan primer.

c. Tentukan besarnya tegangan jala-jala primer.

d. Tentukan besarnya regulasi(pengturan) tegangan sisi primer.

Gambar

Gambar  3.6  Tap Changer
Gambar 3.10  Hubungan  Bintang-bintang
Gambar 3.11 Hubungan Segitiga – segitiga
Gambar 3.12 Hubungan Bintang –Segitiga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada transformator penentuan jumlah tapping distribusi tiga phasa bertujuan untuk menjaga tegangan pada sisi tegangan sekunder transformator agar selalu mendekati tegangan

Dengan variasi perbandingan belitan ini maka diharapkan dapat memenuhi keperluan antara lain mendapatkan suatu tegangan sekunder tertentu pada saat tegangan primer

Berdasarkan analisis, ketika kaleng diberi belitan dapat menginduksi tegangan dari stator tersebut, namun pada saat kaleng tanpa belitan atau tanpa modifikasi

Berdasarkan analisis, ketika kaleng diberi belitan dapat menginduksi tegangan dari stator tersebut, namun pada saat kaleng tanpa belitan atau tanpa modifikasi

Langkah kedua, mengolah data sinyal arus dari sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah menjadi sinyal kompleks dengan transformasi Wavelet Paket. Langkah

Tap changer adalah alat perubahan perbandingan transformasi untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder yang lebih baik ( diinginkan ) dari

Prinsip kerja motor induksi tiga phasa dapat dijelaskan sebagai berikut : Jika pada belitan stator diberi tegangan tiga phasa, maka akan mengalir arus ke

Jika salah satu kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, fluks bolak-balik timbul di dalam inti besi yang dihubungkan dengan kumparan yang lain menyebabkan atau