• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TAHANAN BELITAN DAN TEGANGAN ISOLASI SERTA RUGI BEBAN DARI INDUCED OVER VOLTAGE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS TAHANAN BELITAN DAN TEGANGAN ISOLASI SERTA RUGI BEBAN DARI INDUCED OVER VOLTAGE "

Copied!
72
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Batasan Masalah

Manfaat Penelitian

Metode Penelitian

Sistematika Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Jenis Tranasformator

Prinsip Kerja Transformator

Jika tegangan bolak-balik Vi diberikan pada belitan primer dengan belitan sekunder terbuka (tanpa beban), seperti terlihat pada Gambar 2.1, maka arus amplifikasi Io akan mengalir pada belitan primer sehingga menghasilkan fluks bolak-balik pada inti. Fluks yang mengalir pada inti akan memutus kedua belitan sehingga akan menginduksi tegangan pada kedua belitan. Dengan resistansi primer yang kecil, e1 akan hampir sama dengan VI, sedangkan e2 akan sama dengan V2 karena tidak ada arus yang mengalir pada sekunder.

Jika terminal sekunder dihubungkan ke beban seperti ditunjukkan pada Gambar 2.2, arus akan mengalir pada belitan sekunder, sehingga arus akan mengalir.

Gambar 2.1 Transformator Dengan Lilitan Sekunder Terbuka
Gambar 2.1 Transformator Dengan Lilitan Sekunder Terbuka

Rangkaian Ekivalen

Penentuan Parameter

Rugi – Rugi

Arus beban yang mengalir melalui belitan trafo menyebabkan rugi-rugi daya yang besarnya tergantung pada beban yang disuplai oleh trafo.

Konstuksi dan Ciri-ciri Transfohbator Distribusi

Komponen - Komponen Transformator

Bahan inti trafo merupakan paduan baja silikon yang dibuat menjadi lembaran tipis melalui proses pengerolan panas atau pengerolan dingin. Berdasarkan posisi belitan relatif terhadap inti, jenis transformator dapat dibedakan menjadi dua seperti pada gambar 2.4. Gulungan primer dan sekunder suatu transformator terdiri dari sejumlah lilitan kawat tembaga dengan diameter kawat tembaga ditentukan oleh rapat arus yang mengalir.

Digunakan untuk transformator tipe inti dan tipe cangkang, setiap cabang dililitkan dalam kelompok yang terdiri dari belitan primer dan belitan. Kedua belitan tegangan tinggi dan tegangan rendah disusun pada bagian yang berbeda untuk menghemat bahan insulasi, sehingga masing-masing belitan distribusi ditempatkan di antara belitan tegangan rendah. Gulungan sandwich mempunyai kelebihan yaitu mempunyai fluks bocor yang rendah dan nilai reaktansi bocornya dapat dikontrol dengan cara membagi belitannya. Mendistribusikan lebih banyak belitan akan menghasilkan fluks bocor yang lebih kecil.

Fitur isolasi untuk memisahkan secara elektrik dua atau lebih pembawa yang berdekatan sehingga tidak terjadi flashover. Berdasarkan cara penggunaannya pada trafo, bahan isolasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu. Isolasi antara belitan tegangan rendah dengan inti atau antara belitan tegangan rendah dan tegangan tinggi biasanya berbentuk silinder isolasi dengan satu atau lebih lapisan.

Sementara itu, baja juga memiliki keunggulan antara lain kekuatan mekanik yang lebih baik dan biaya material yang rendah. Busing berfungsi sebagai penjepit antara ujung belitan yang berasal dari tangki trafo dan sistem dari luar dan terbuat dari porselen atau keramik. Roda pada trafo diperlukan untuk memudahkan pergerakan trafo, karena berat trafo sangat besar.

Gambar 2.5. Belitan Konsentris  b.  Belitan Sandwich
Gambar 2.5. Belitan Konsentris b. Belitan Sandwich

Gambar blok pengukuran

  • Transpormator

Selain untuk mengukur rugi-rugi inti besi dan arus eksitasi, pengukuran rugi-rugi dan arus beban nol juga dapat digunakan untuk memeriksa tahanan isolasi trafo terhadap tegangan tinggi yang muncul pada trafo dan untuk mengetahui apakah trafo yang diukur mengalami hubung singkat atau bukan. Pengukuran dilakukan pada suhu kamar dengan memberikan suplai tegangan sama dengan tegangan nominal dengan frekuensi pengenal pada salah satu terminal belitan. Berdasarkan IEC 76-1, pengukuran arus rugi-rugi dan beban nol dapat dilakukan jika selisih nilai tegangan <3%.

Rugi-rugi beban nol dinyatakan baik bila nilainya tidak melebihi 15% dari nilai nominal yang ditentukan standar dan rugi-rugi total transformator (rugi beban nol ditambah rugi beban lebih) tidak melebihi 10% dari total nilai rugi-rugi yang ditentukan. Nilai arus beban nol yang diperoleh merupakan nilai rata-rata arus ketiga fasa belitan. Resistansi belitan diukur pada suhu kamar melintasi terminal transformator menggunakan pengukur arus searah.

Metode pengukuran tap dapat menggunakan alat pengukur rasio tegangan (transformator inverse rasio meter) dan dilakukan pada suhu ruangan. Tujuan pengukuran rugi-rugi beban adalah untuk mengetahui rugi-rugi pada belitan ketika transformator dibebani dengan arus pengenal. Tegangan impedansi didefinisikan sebagai tegangan pada frekuensi pengenal yang harus diterapkan pada sisi masukan transformator ketika keluaran dihubung pendek sehingga arus yang sama dengan arus pengenal dapat mengalir.

Nilai tegangan impedansi akan menentukan nilai jatuh tegangan dan selanjutnya mempengaruhi arus hubung singkat yang terjadi. Metode untuk mengukur rugi-rugi beban dan tegangan resistansi adalah dengan menghubungkan terminal fasa suatu belitan dan menghubungkan sisi lain dari belitan tersebut ke sumber tegangan yang dapat menyuplai 50 hingga 100% arus pengenal. Pengukuran dilakukan pada suhu kamar dengan mengalirkan arus secara bertahap hingga amperemeter menunjukkan 50 hingga 100% dari arus pengenal.

R2 = Resistansi total per fasa belitan samping tegangan rendah (R2u + R2v + 2w) Nilai R1 dan R2 yang digunakan untuk perhitungan rugi-rugi I2R adalah nilai pada temperatur yang sama dengan temperatur pada saat rugi beban terjadi. diukur. Kehilangan beban dan tegangan impedansi pada suhu 75°C diperoleh dengan menggunakan faktor koreksi suhu, sesuai dengan bahan belitan yang digunakan. Untuk sadapan nominal toleransi nilai tegangan impedansinya adalah 10% dari nilai nominal pada standar, sedangkan untuk sadapan lainnya adalah 15.

Dari pengukuran dan pengujian rutin diperoleh hubungan antara tegangan, hambatan belitan, polaritas, rugi-rugi tanpa beban (besi), arus tanpa beban.

Gambar 2.8    Rangkaian pengujian TT terhadap TR dan tangki
Gambar 2.8 Rangkaian pengujian TT terhadap TR dan tangki

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Metode Penelitian

Belitan tegangan tinggi: Jembatan Wheatstone (transformator hingga 315 kVA) dan Kelvin/jembatan ganda (transformator > 315 kVA) atau mikro ohmmeter. Pengukuran Perbandingan Tegangan dan Inspeksi Kelompok Vektor Pengukuran ini menggunakan meter perbandingan tegangan (inverting transformator rasio meter) dan dilakukan pada suhu kamar. Nilai di atas diperoleh dengan mengukur tegangan fasa-fasa pada sisi primer dan tegangan fasa-netral pada sisi sekunder, yaitu: a.

Pengendalian kelompok vektor dilakukan dengan menghubungkan terminal tegangan tinggi ke terminal tegangan rendah (biasanya terminal 1U dengan 2u). Tegangan sekitar 200 volt dialirkan pada sisi tegangan tinggi, kemudian tegangan pada setiap terminal diukur dan dibandingkan secara kualitatif dengan besaran tegangan berdasarkan diagram sambungan. Perbedaan nilai rugi-rugi belitan dari pengukuran dengan perhitungan rugi-rugi I2R disebabkan adanya rugi-rugi nyasar akibat fluks bocor.

Rugi-rugi belitan berbanding lurus dengan suhu, sedangkan rugi-rugi belitan berbanding terbalik dengan suhu, sehingga rugi-rugi belitan pada suhu 75°C adalah sama. Selain untuk mengukur rugi-rugi inti besi dan arus eksitasi, pengukuran rugi-rugi dan arus tanpa beban juga berfungsi untuk memeriksa ketahanan isolasi trafo terhadap tegangan tinggi yang dihasilkan pada trafo dan untuk mengetahui apakah trafo yang diukur mengalami hubung singkat. atau tidak. Trafo dinyatakan tahan/baik terhadap tegangan induksi selama pengujian 60 detik dan tidak terjadi tegangan tembus.

Sedangkan untuk hambatan belitan, nilai hambatan belitan ini menggambarkan nilai rugi-rugi belitan (I2R) transformator pada saat dibebani. Untuk tegangan isolasi (uji dielektrik) berupa uji tegangan terapan dan uji tegangan lebih induksi merupakan simulasi gangguan yang terjadi pada saat transformator dioperasikan pada jaringan. Pengukuran arus rugi-rugi dan arus tanpa beban tidak hanya untuk pengukuran rugi-rugi inti besi dan arus magnetisasi saja, namun juga untuk memeriksa resistansi isolasi trafo terhadap tegangan tinggi yang terjadi pada trafo.

Perbandingan tegangan (rasio), selain mengukur tegangan total pada sisi primer dan sekunder, juga dapat mengidentifikasi gangguan pada transformator seperti putusnya sambungan belitan (rangkaian terbuka) dan sambungan sambungan belitan. Pengukuran rugi-rugi beban, selain mengukur rugi-rugi resistansi pada suatu transformator, juga dapat mengetahui jatuh tegangan yang terjadi selama pengoperasiannya. Semakin besar nilai resistansi (Z) suatu trafo maka jatuh tegangan pada trafo tersebut akan semakin besar, dan semakin kecil nilai tegangan resistansi maka akan semakin besar pula arus pendek rangkaian yang dialami trafo tersebut.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data hasil penelitia

Pengujian Rutin

Dari SPLN 50:1997 dan IEC 76, untuk golongan tegangan 24 kV tegangan uji yang diterapkan adalah 50 kV, dan untuk golongan tegangan 1 kV tegangan uji yang diberikan adalah 3 kV. Ketelitian dalam mengukur dan menguji trafo sangat penting untuk diperhatikan, hal ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana nilai karakteristik trafo dapat bekerja dengan baik. Diperlukan kehati-hatian lebih saat menguji tegangan isolasi (dielektrik), karena pengujian dilakukan pada kondisi tegangan tinggi.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Gambar

Tabel 2.1 Batas kenaikan Temperatur Isolasi  ..................................................................
Gambar 2.1 Transformator Dengan Lilitan Sekunder Terbuka
Gambar 2.2. Transformator Dengan Beban pada sisi sekunder
Gambar 2.3. Rangkaian Ekivalen Transformator
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bidan diharapkan mampu mengidentifikasi secara dini penyulit persalinan dan mampu merujuk ibu hamil tersebut secara tepat waktu dengan keputusan klinik yang benar.Untuk dapat mencapai