• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Model Pengembangan Assure

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Model Pengembangan Assure"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Peran guru dan siswa dalam proses pembelajaran sangatlah penting untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Siswa berperan sebagai subjek pelaksana kegiatan pembelajaran dan guru berperan sebagai pengembang kurikulum dalam merancang proses pembelajaran yang dapat menciptakan pembelajaran efektif, efisien dan menarik bagi siswa. Ketiga komponen tersebut dapat dimaknai sebagai aktivitas pembelajaran yang dapat memberikan dampak positif yaitu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap orang yang belajar; menggunakan sumber daya yang tersedia; dan mampu menarik minat dan perhatian siswa untuk terlibat secara aktif dalam aktivitas pembelajaran (Pribadi, 2011:2).

Keterlibatan siswa secara aktif dalam aktivitas pembelajaran mencerminkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan berorientasi pada siswa. Salah satu paham yang menyatakan bahwa pembelajaran berorientasi pada siswa adalah kontruktivisme. Untuk itu, diperlukan kemampuan guru dalam mendesain, mengimplementasikan, dan mengevaluasi program pembelajaran yang sistematik dan menyeluruh (holistik) untuk dapat mendorong siswa mengembangkan kompetensi yang dipelajari dengan kemampuannya sendiri. Selain itu, pemanfaatan media yang tepat dan menarik dapat membantu dalam menciptakan situasi pembelajaran yang bersifat interaktif dengan melibatkan aktivitas siswa di dalamnya. “Interaksi antara siswa dengan guru atau instruktur dan siswa dengan isi atau materi pelajaran akan memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian hasil belajar” (Pribadi, 2011:101).

Untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa, guru perlu merencanakan kegiatan pembelajaran yang sistematis dengan berorientasi pada pemanfaatan media dan teknologi dalam menciptakan pengalaman belajar yang dapat merangsang minat siswa untuk dapat lebih antusias berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dengan melakukan perencanaan secara sistematis, dapat membantu

(2)

memecahkan masalah dan membantu mempermudah menyampaikan pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Salah satu model pembelajaran yang didesain secara sistematis dan menyeluruh yang berorientasi kepada pemanfaatan media dan teknologi dalam menciptakan sebuah pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik adalah model pembelajaran ASSURE.

Model ini merupakan rujukan bagi pendidik dalam aktivitas pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna. Pembelajaran yang bermakna akan merujuk pada pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik melalui pemanfaatan media dan teknologi yang disertai dengan pengembangan karakter (pengetahuan, sikap, motivasi, perilaku, dan keterampilan) untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sehingga dapat memberikan hasil belajar yang optimal bagi siswa.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana model pengembangan ASSURE?

2. Bagaimana langkah-langkah model pengembangan ASSURE?

3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan model pembelajaran ASSURE? 1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui model pengembangan ASSURE.

2. Untuk mengetahui langkah-langkah model pengembangan ASSURE. 3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran

(3)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Model Pengembangan Assure

Model ASSURE dikembangkan oleh Sharon Smaldino, Robert Henich, James Russell dan Michael Molenda (2005) dalam buku “Instructional Technology and Media for Learning.” Model desain pembelajaran ini merupakan singkatan dari komponen-komponen atau langkah-langkah penting yang terdapat didalamnya yaitu: menganalisis karakteristik siswa (analyze learner characteristics); menetapkan tujuan pembelajaran (state performance objectives); memilih metode, media dan bahan pelajaran (select methods, media and materials, utilize materials); mengaktifkan keterlibatan siswa (requires learner participation); evaluasi dan revisi (evaluation and revision) (Benny, 2016).

2.2 Langkah-Langkah Model Pengembangan Assure

Tahapan model pengembangan Assure terdiri atas enam komponen, yaitu 1). Analyze Learner (menganalisis peserta belajar), 2). State Objectives (merumuskan tujuan pembelajaran atau kompetensi) 3). Select methods, media, and materials (memilih metode, media dan bahan ajar), 4). Utilize media and materials (menggunakan media dan bahan ajar), Require learner participation (mengembangkan peran serta peserta belajar), dan 5). Evaluate and Revise (menilai dan memperbaiki). Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai tahapan – tahapan dari model pengembangan Assure (gambar 1).

(4)

Gambar 2.1 Tahapan Model Pengembangan Assure 2.2.1 Analyze learner (menganalisis peserta belajar)

Media dan teknologi pembelajaran digunakan secara efektif, harus ada kesesuaian antara karakteristik siswa dan konten dari metode, media, dan bahan belajar. Langkah pertama dari model Assure adalah melakukan analisis siswa. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam analisis siswa adalah karakteristik umum siswa, kemampuan awal siswa, dan gaya-gaya belajar siswa. a. Karakteristik umum

Karakteristik umum siswa dapat dilihat dari usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, budaya, dan sosial ekonomi. Siswa dengan latar budaya tertentu mungkin akan lebih tertarik dengan metode dan media tertentu sehubungan dengan latar belakang budayanya. Siswa yang tidak tertarik dengan konten tertentu mungkin akan dapat terstimulasi dengan penggunaan metode dan media

(5)

pengetahuan atau keterampilan yang akan diajarkan adalah salah. Diantara para siswa tentunya ada yang telah memiliki pengetahuan atau keterampilan awal. Pengajar harus menguji atau memeriksa anggapan tentang kemampuan awal siswa dengan dua cara. Informal dengan cara wawancara di luar kelas dan formal dengan cara tes yang telah terstandar atau tes buatan pengajar sendiri. Dengan menganalisa apa yang telah diketahui oleh siswa, maka kita akan dapat memilih metode dan media yang sesuai.

c. Gaya belajar

Gaya belajar yang mengacu pada aspek ciri psikologi dari siswa yang menjelaskan tentang bagaimana siswa berinteraksi dan merespon secara emosional pada lingkungan belajar.

2.2.2 State objectives (merumuskan tujuan pembelajaran atau kompetensi) Langkah kedua dari model ASSURE adalah menetapkan tujuan pembelajaran. Objectives adalah sebuah pernyataan tentang apa yang akan dicapai, bukan bagaimana untuk mencapai. Tujuan pembelajaran berfungsi sebagai pedoman untuk mengurutkan aktivitas belajar dan memilih media.

Tujuan pembelajaran hendaknya mengandung unsur ABCD. A singkatan dari Audience yang berarti harus menyebut Audience yang dijadikan sasaran tujuan pembelajaran. Kemudian, tujuan pembelajaran itu hendaknya menetapkan Behavior atau kemampuan yang harus diperlihatkan dan Condition tempat diamatinya Behavior tersebut. Terakhir adalah Degree yang merupakan derajat penguasaan keterampilan baru.

Tujuan pembelajaran dalam domain manapun bisa diadaptasikan dengan kemampuan pebelajar individu. Di sini tujuan pembelajaran tidak ditujukan untuk membatasi apa yang dipelajari siswa namun memberikan tingkat minimal pencapaian yang diinginkan.

(6)

2.2.3 Select methods, media, and materials (memilih metode, media, dan bahan ajar)

Suatu rencana yang sistematik dalam penggunaan media dan teknologi tentu menuntut agar metode, media dan materinya dipilih secara sistematis pula. Proses pemilihan meliputi 3 langkah, yaitu:

a. Memilih metode

Pemilihan metode disini diperlukan untuk menyesuaikan dengan gaya belajar siswa.

b. Memilih format media

Format media adalah bentuk fisik tempat dimasukan dan dipajangkannya suatu media, misalnya flip chart, slide, video, dan computer multimedia. Dalam menentukan pemilihan format media perlu dipertimbangkan sejumlah media dan teknologi yang tersedia, ragam pebelajar dan tujuan yang ingin dicapai.

c. Menghasilkan bahan ajar khusus

Langkah terakhir adalah mendapatkan bahan ajar yang tepat yang melibatkan salah satu dari tiga alternatif berikut: (1) menyeleksi bahan ajar yang tersedia, (2) memodifikasi bahan ajar yang sudah ada dan (3) merancang bahan ajar baru.

2.2.4 Utilize media and materials (menggunakan media dan bahan ajar) Dalam pengajaran yang berpusat pada guru maupun siswa, perlu dipakai pedoman 5P berikut: (1) Tinjaulah (Preview) materi. Hendaknya tidak sekali-kali digunakan bahan ajar pembelajaran tanpa dilakukan peninjauan terlebih dulu. Proses penyeleksian bahan ajar ini menentukan materi yang cocok dengan tujuan dan kondisi siswa. (2) Mempersiapkan bahan ajar (Prepare the Material). Dalam menyiapkan bahan ajar, langkah pertama adalah mengumpulkan semua materi dan peralatan yang akan diperlukan, kemudian menentukan urutan penggunaan materi

(7)

pentingnya dengan memberikan pengalaman belajar. (5) Berikan pengalaman belajar (Provide the Learning Experience).

2.2.5 Require learner participation (mengembangkan peran serta peserta didik)

Situasi belajar yang paling efektif mengharuskan agar siswa dapat mempraktikkan keterampilan yang mendorong ke arah pencapaian tujuan. Bentuk partisipasi tersebut misalnya meliputi kegiatan mempraktikkan ejaan atau kosakata, memecahkan soal matematika di lembar kerja, menonton pertandingan bola basket, atau misalnya menyusun tugas akhir. Selain itu, diskusi, kuis singkat dan latihan aplikasi bisa memberi peluang untuk praktik dan umpan balik selama pembelajaran berlangsung

2.2.6 Evaluate and Revise (menilai dan memperbaiki)

Komponen terakhir model ASSURE untuk pembelajaran yang efektif adalah evaluasi dan revisi. Tujuan dari evaluasi adalah mengukur prestasi siswa dan mengevaluasi media dan metode. evaluasi dilakukan sebelum, selama dan sesudah pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan antara lain penilaian pencapaian belajar siswa, evaluasi metode dan media, dan evaluasi pengajar. Selanjutnya langkah terakhir adalah melihat data kembali dan mengamati hasil dari data evaluasi yang terkumpul. Pengajar harus melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan serta masing-masing komponennya. Jika data evaluasi anda ternyata menunjukkan adanya kekurangan di bidang-bidang tertentu, maka sekarang tiba saatnya untuk kembali memperhatikan bagian yang kurang tepat tersebut.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pengembangan Assure

Model pembelajran ASSURE memeiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, menurut Berry Meranda (2011) dalam jurnal Elektronik mengatakan bahwa kelebihan model pembelajaran ASSURE yaitu :

1. Lebih banyak komponennnya dibandingkan dengan model materi lain. Komponen tersebut diantaranya analisis pembelajaran, rumusan tujuan

(8)

pembelajaran, strategi pembelajaran, sistem penyampaian, penilaian proses belajar dan penilaian belajar.

2. Sering diadakan pengulangana kegiatan dengan tujuan Evaluate and Review. Selain itu model ini mengedepankan pembelajar, ditinjau dari proses belajar , tipe belajar, kemampuan bersyarat.

3. Turut mengutamakan partisipasi pembelajar dalam Poin Require learner Perticipation, sehingga diadakan pengelompokkan-pengelompokkan kecil seperti pengelompokkan pembelajar menjadi belajar mandiri dan belajar tim, dll. Serta penugasan yang bertujuan untuk memicu keaktifan peserta didik. 4. Menyiratkan untuk para guru untuk menyampaikan materi dan mengelola

kegiatan kelas.

5. Pada poin Select Methods Media and materials serta Utilize Media and Materials membuat guru atau pendidik aktif untuk menemukan dan memanfaatkan bahan dan media yang tepat dan memanfaatkan secara optimal media yang telah ada.

6. Model ini dapat diterapkan sendiri oleh guru.

Adapun kekurangan dari model pembelajaran ASSURE yaitu : 1. Tidak mencakup suatu mata pelajaran tertentu.

2. Walaupun komponen relative banyak, namun tidak semua komponen desain pembelajaran termasuk didalamnya.

(9)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Model pengembangan ASSURE merupakan model pengembangan yang berorientasi pada pemanfaatan media dan teknologi dalam menciptakan proses dan aktivitas pembelajaran yang diinginkan.

2. Langkah-langkah dari model pengembangan ASSURE melalui tahapan Analyze learner (menganalisis peserta belajar), State objectives (merumuskan tujuan pembelajaran atau kompetensi), Select methods, media, and materials (memilih metode, media, dan bahan ajar), Utilize media and materials (menggunakan media dan bahan ajar), Require learner participation (mengembangkan peran serta peserta didik), Evaluate and Revise (menilai dan memperbaiki).

3. Kelebihan dari ASSURE yang menekankan guru atau pendidik aktif untuk menemukan dan memanfaatkan bahan dan media yang tepat dan memanfaatkan secara optimal media yang telah ada. Kekurangan dari ASSURE yaitu tidak ada kekhususan pada aspek materi pada model pengembangan ASSURE.

3.2 Saran

Adapun saran yang diharapakan bahwa penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan penulis sehingga pembaca lebih menambah wawasan dari literatur-literatur yang terkait dengan model pengembangan ASSURE tersebut.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Clymer, E. William. 2007. The ASSURE Model of Instructional Design. (Online) http://www.pen.ntid.rit.edu. Diakses 10 Oktober 2016.

Faryadi, Qais. 2007. Instructional Design Models. Malaysia: UiTM Malaysia Madeamin, Ishaq. 2012. Kekurangan dan Kelebihan Model Pengembangan, (Online), (http://www.ishaqmadeamin.com),

diakses pada tanggal 10 Oktober 2016.

Pri, Benny. 2016. Modul Pelatihan :Pengertian dan Perkembangan Konsep Media Pembelajaran serta Teori Belajar yang Melandasinya, (Online), (https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id), diakses 10 Oktober 2016. Pribadi, B.A. 2011. Model ASSURE untuk Mendesain Pembelajaran Sukses.

Gambar

Gambar 2.1 Tahapan Model Pengembangan Assure

Referensi

Dokumen terkait

Buku pedoman CERA dikembangkan berdasarkan materi yang diperlukan sebagaimana terungkap dalam analisis kebutuhan. Bentuk buku pedoman sendiri dikembangkan

Menurut Robert dan Roscoe dalam buku Jogiyanto (2005:11), sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan

Artikel ini akan membahas tentang pengembangan desein pembelajaran IPS SD/MI sesuai dengan langkah-langkah desain model ASSURE serta analisis kebutuhan media yang

Pengembangan buku model pembelajaran bulutangkis untuk siswa SMA/SMK telah selesai dikembangkan sesui dengan proses tehapan pengembangan yang dilakukan sebagaimana dijelaskan pada

Buku penuntun praktikum yang dikembangkan dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian Arifah dkk (2014: 25) yang menunjukkan bahwa buku petunjuk praktikum adalah sebuah

Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui tingkat hasil belajar peserta didik dengan menggunakan media pembelajaran berbasis Prezi yang dikembangkan... PENGEMBANGANMEDIAPEMBELAJARAN…

Hasil dari analisis validator bahan ajar dikembangkan dinyatakan valid Hasil uji praktikalitas buku ajar Buku ajar yang disusun dapat memberi kemudahan untuk guru dalam proses

19 Tahap Pengembangan Aktivitas ditulis secara rinci Develop • Mengembangkan perangkat produk materi/bahan dan alat yang diperlukan dalam pengembangan Berbasis pada hasil