• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia P U T U S A N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia P U T U S A N"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N

NOMOR : 58/G/2012/PTUN-JKT

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat pertama dengan acara biasa telah memutuskan dengan pertimbangan-pertimbangan seperti tersebut dibawah ini, dalam perkara antara :

PT. KRAMA YUDHA SAPTA, beralamat di Jalan Warung Jati Barat, Nomor : 43, Jakarta Selatan, berdasarkan Akta Pendirian Nomor 175 tanggal 18 Januari 1984 yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 30 Mei 1984 Nomor : C2-3080 HT.01.01.Th.84, Akta Pendirian mana terakhir diubah berdasarkan akta pernyataan keputusan rapat Nomor : 02 tanggal 14 Januari 2011 dan mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-09904-AH.01.02 tahun 2011, dalam hal ini diwakili oleh Direkturnya : MULJA DJAJA SAID, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Direktur PT Krama Yudha Sapta tempat tinggal Jalan Perdatam Nomor : 34, RT. 009, RW. 00, Kelurahan Pengadegan, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, dalam hal ini telah memberikan kuasa kepada : ---

1. AULIA HIDAYAT, S.H ; ---2. IKI DULAGIN, S.H.,M.H ; ---Masing-masing kewarganegaraan Indonesia, pekerjaan Advokat yang tergabung pada Kantor Advokat Publica Law Firm, beralamat di Jalan Kendal, Nomor : 9, Menteng, Jakarta Pusat, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 11 April 2012, selanjutnya disebut sebagai ... PENGGUGAT ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

L A W A N :

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, berkedudukan di Jalan Sisingamangaraja Nomor : 2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dalam hal ini diwakili oleh :

---1.SISWANTO, S.H.,M.H, Jabatan Direktur Perkara Pertanahan; 2. GEMBONG JOKO WURYANTO, S.H.,M.Si., Jabatan Kepala Sub

Direktorat Perkara Wilayah I ;

---3. ABGRID PRANOWO, S.H.,C.N, Jabatan Kepala Seksi Perkara Tata Usaha Negara Wilayah I ;

---4. IGNATIUS ARDI SUSANTO, S.H., Jabatan Kepala Seksi Perkara Perdata Wilayah I ;

---5. RESKAH HARTATI, S.H., Jabatan Staf Sub Direktorat Perkara Wilayah I ;

---6. SRI DEWI MARLINA PUTRI, S.H., Jabatan Staf Sub Direktorat Perkara Wilayah I ;

---7. ANDRE SETIABUDI ISKANDAR, S.H., Jabatan Staf Sub Direktorat Perkara Wilayah I ; ---8. IMAN MALVIA YUSUF PUTRA, S.H., Jabatan Staf Sub Direktorat

Perkara Wilayah I ;

---9. DIMAS TRI SURYANTO, A.Md., Jabatan Staf Sub Direktorat Perkara Wilayah I ; ---Kesemuanya memilih alamat dan berkedudukan pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, di Jalan Sisingamangaraja Nomor : 2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor : 23/Sk/VI/ 2012 tanggal 1 Juni 2012, selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT ;

2

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tersebut :

--- Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor : 58/ PEN-DIS/2012/PTUN-JKT tertanggal 17 April 2012 tentang Pemeriksaan dengan Acara Biasa ;

--- Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor : 58/ PEN/2012/PTUN-JKT tertanggal 17 April 2012, tentang Penunjukan Susunan Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus sengketa yang bersangkutan ;

--- Telah membaca Penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor : 58/PEN-HS/2012/PTUN-JKT tertanggal 23 April 2012 tentang hari Pemeriksaan Persiapan yang pertama pada tanggal 30 April 2012 ;

--- Telah membaca berkas perkara dalam sengketa yang bersangkutan ;

--- Telah memeriksa surat-surat bukti dan mendengarkan keterangan para pihak dan Saksi dipersidangan ;

--- Telah membaca Berita Acara Persidangan dalam sengketa yang bersangkutan ;

---TENTANG DUDUK SENGKETA :

Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan gugatan terhadap Tergugat dengan surat gugatannya tertanggal 13 April 2012 yang diterima dan didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada tanggal 13 April 2012, dengan Register Perkara Nomor : 58/G/2012/ PTUN-JKT, dan sebagaimana telah diperbaiki pada pemeriksaan persiapan tanggal 9 Mei 2012, sebagai berikut :

---OBJEK SENGKETA. ---Bahwa objek yang digugat oleh Penggugat dalam perkara ini adalah Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor : 14/PTT-HGU/BPN RI 2012 tertanggal 18 Januari 2012 tentang Penetapan Tanah Terlantar atas Tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 atas nama PT. KRAMA YUDHA SAPTA, terletak di Kel. Air ltam, Kec. Bukit lntan, Kota Pangkal Pinang Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (dahulu Propinsi Sumatera Selatan) ;

---Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

DASAR HUKUM GUGATAN.

---1. Bahwa adapun alasan Penggugat menggugat Surat Keputusan Tergugat Nomor : 14/PTT-HGU/BPN RI 2012 tertanggal 18 Januari 2012 tentang Penetapan Tanah Terlantar atas Tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 atas nama PT. KRAMA YUDHA SAPTA, terletak di Kel. Air Itam, Kec. Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (dahulu Provinsi Sematera Selatan) adalah sebagai berikut :

---Bahwa Surat Keputusan Tergugat a quo dibuat dan ditanda tangani pada tanggal 18 Januari 2012 dan telah diterima Penggugat sejak tanggal 20 Januari 2012 serta didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada tanggal 13 April 2012, sehingga GUGATAN ini diajukan masih dalam tenggang waktu sebagaimana yang ditentukan dalam ketentuan Pasal 55 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah dirubah dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Pertama Atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo. Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 tentang Amandemen Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara ; ---2. Bahwa surat keputusan Tergugat a quo yang dikeluarkan dan/atau yang diterbitkan

pada tanggal 18 Januari 2012 oleh Tergugat diatas adalah telah memenuhi ketentuan Pasal 1 Angka B Undang-undang RI No. 51 Tahun 2009 tentang Amandemen Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara, dengan alasan-alasan sebagai berikut :

---2.1. Bahwa Tergugat adalah Badan atau Pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, sehingga Tergugat sudah dapat dikualifikasikan sebagai Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 8 Undang-undang No. 51 Tahun 2009 tentang Amandemen Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara ;

---.2. Bahwa Surat Keputusan yang dikeluarkan dan/atau diterbitkan oleh Tergugat a quo merupakan suatu Putusan Tata usaha Negara yang memenuhi syarat

4

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

sebagaimana yang ditetapkan pada Pasal 1 angka 9 Undang-undang No. 51

Tahun 2009 tentang Amandemen Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara, yakni :

---2.2.1. Konkrit, karena surat Keputusan tersebut nyata-nyata dibuat oleh Tergugat, tidak abstrak tetapi berwujud, tertentu dan dapat ditentukan apa yang akan dilakukan yaitu :

---Menetapkan tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 seluas 213 Ha (dua ratus tiga belas hektar), atas nama PT. Krama Yudha Sapta, terletak di Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (dahulu Provinsi Sumatera Selatan) sebagai tanah terlantar sekaligus menetapkan hapusnya hak atas tanah, memutuskan hubungan hukum antara pemegang hak dengan tanahnya dan tanah tersebut kembali menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh negara ………... dst ;

---2.2.2. Individual, karena surat Keputusan Tergugat a quo ditujukan dan berlaku khusus bagi Penggugat (PT. Krama Yudha Sapta), bukan bagi orang dan/atau pihak lain ;

---2.2.3. Final, karena Surat Keputusan Tergugat a quo telah bersifat definitive dan menimbulkan suatu akibat hukum dimana ditentukan tindakan yang dikenakan kepada Penggugat, yakni:

2.2.3.1. Menyatakan tanah berdasarkan Hak Guna Usaha Nomor 1 seluas 213 Ha (dua ratus tiga belas hektar) atas nama Penggugat (PT. Krama Yudha Sapta), yang terletak di Kelurahan Air ltam, Kecamatan Bukit lntan, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai tanah terlantar ;

---2.2.3.2. Menyatakan hapusnya hak atas tanah, memutuskan hubungan hukum antara pemegang hak dengan tanahnya

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

dan tanah dimaksud kembali menjadi tanah yang langsung

dikuasai oleh Negara ;

---2.2.3.3. Menarik, mencoret sertifikat Hak Guna Usaha Nomor 1 atas nama Penggugat (PT. Krama Yudha Sapta) di Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (dahulu Provinsi Sumatera Selatan) seluas 213 Ha serta mencoret dalam daftar umum dan daftar isian lainnya dalam tata usaha pendaftaran tanah ;

---Bahwa dengan demikian Pengadilan Tata usaha Negara Jakarta berwenang untuk memeriksa dan memutus perkara ini ;

---3. Bahwa Penggugat mengajukan Gugatan terhadap Tergugat atas tindakannya yang telah mengeluarkan surat keputusan a quo, karena tindakan Tergugat tersebut telah mengakibatkan kepentingan Penggugat dirugikan. Bahwa merujuk pada Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 tentang Amandemen Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara, yang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

---“Orang atau Badan Hukum Perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan Gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan disertai tuntutan ganti rugi dan/atau rehabilitasi” ;

---Bahwa sebelum Tergugat menerbitkan Surat Keputusan Nomor : 14/PTT-HGU/ BPN Rl/2012 tentang Penetapan Tanah terlantar atas tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 atas nama PT. Krama Yudha Sapta, terletak di Kel. Air Itam, Kec. Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang, Propinsi Kepulauan

Bangka Belitung (dahulu Propinsi Sumatera Selatan), didahului dengan diterbitkannya Surat Peringatan I (vide Bukti Surat Tergugat No. 470/16.19.500 / Vl/2010 tertanggal 17 Juni 2010) ; Surat Peringatan II (vide Bukti Surat Tergugat

6

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

No. 563/16-19. 500/VIl/2010, tertanggal 19 Juli 2010) dan Surat Peringatan III

(vide Bukti Surat Tergugat No. 666/I6-19.500/ VIII/2010, tertanggal 19 Agustus 2100), yang mana pada intinya surat-surat Peringatan Tergugat a quo menyatakan adanya tanah terlantar seluas 213 Ha milik Penggugat ;

---Bahwa atas Surat Peringatan Tergugat I dan II a quo, Penggugat memberikan tanggapannya yakni dengan menerbitkan Surat Nomor : 0101/KYS-HGU/ VII/-2010 tanggal 12 Juli 2010 dan Surat bernomor : 110/KYS- H GU/VllI / -201,0, tertanggal 20 Agustus 2010 ;

---Bahwa dengan itikad baik Penggugat berusaha memenuhi Surat Peringatan Tergugat I dan II, yakni dengan melakukan penatausahaan, penggarapan dan/atau

“land clearing” kembali diatas lahan HGU No. 1 ;

---Bahwa proses “land clearing” yang dilakukan Penggugat diatas lahan HGU No. 1 a quo telah meliputi areal seluas + 100 (seratus) hektar, bahkan pada saat Penggugat menerima Surat Peringatan III dari Tergugat, Penggugat secara keseluruhan sudah melakukan “land clearing” atas tanah tersebut menjadi seluas + 150 (seratus lima puluh hektar) ;

---Bahwa dalam Penggugat melakukan pengerjaan “Iand clearing” diatas lahan a quo telah menghabiskan biaya dengan jumlah kurang lebih Rp. 1.000.000.000,00 (Satu Milyard Rupiah) ;

---Bahwa atas segala upaya yang telah dilakukan oleh Penggugat a quo, Tergugat tetap saja menerbitkan Surat Keputusan Nomor : 14/PTT-HGU/BPN Rl/2012 tentang Penetapan Tanah terlantar atas tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 atas nama PT. Krama Yudha Sapta, terletak di Kel. Air itam, kec. Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (dahulu Propinsi Sumatera Selatan) ; ---

BAHWA DENGAN DEMIKIAN TINDAKAN TERGUGAT YANG TELAH MENERBITKAN SURAT KEPUTUSAN A QUO, NYATA-NYATA TELAH MENIMBULKAN KERUGIAN BAGI PIHAK PENGGUGAT ;

---Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

ALASAN GUGATAN.

---4. Bahwa Penggugat adalah sebagai Direktur PT. Krama Yudha Sapta berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 02 tanggal 14 Januari 2011, dan telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Ham No. AHU-09904.AH.01.02 Tahun 2011 ;

---5. Bahwa Penggugat berdasarkan Sertifikat Hak Guna Usaha Nomor 1, yang dikeluarkan oleh Kantor Agraria Kotamadya Pangkalpinang pada tanggal 21 Juni 1988 yang diberikan kewenanagn untuk mengusahakan diatas lahan seluas 213 Ha yang terletak di Kelurahan Air ltam, Kecamatan Bukit lntan, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (dahulu Provinsi Sumatera Selatan) ;

---6. Bahwa diatas lahan seluas 213 Ha a quo, Penggugat melakukan usaha pertambakan udang dan telah dimulai beberapa saat setelah diberikannya lahan a quo ;

---7. Bahwa pada tanggal 18 Januari 2012 Tergugat telah mengeluarkan dan/ atau telah menerbitkan Surat Keputusan No. 14/PTT-HGU/BPN RI/2012 tentang PENETAPAN TANAH TERLANTAR ATAS TANAH HAK GUNA USAHA NOMOR 1 ATAS NAMA PT. KRAMA YUDHA SAPTA, TERLETAK DI KEL. AIR ITAM, KEC. BUKIT INTAN, KOTA PANGKAL PINANG, PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG (DAHULU SUMATERA SELATAN) ;

---8. Bahwa adapun Surat Keputusan Tergugat a quo, yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

---MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG PENETAPAN TANAH TERLANTAR ATAS TANAH HAK GUNA USAHA NOMOR 1 ATAS NAMA PT. KRAMA

8

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

YUDHA SAPTA TERLETAK DI KELURAHAN AIR ITAM,

KECAMATAN BUKIT INTAN, KOTA PANGKAL PINANG, PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG (DAHULU PROVINSI SUMATERA SELATAN) ;

---KESATU : Menetapkan tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 seluas 213 Ha (dua ratus tiga belas hektar), atas nama PT. Krama Yudha Sapta, terletak di Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (dahulu Provinsi Sumatera Selatan) sebagai tanah terlantar ;

---KEDUA : Keputusan Penetapan Tanah Terlantar sebagaimana dimaksud pada Diktum Kesatu sekaligus menetapkan hapusnya hak atas tanah, memutuskan hubungan hukum antara pemegang hak dengan tanahnya, dan tanah dimaksud kembali menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh Negara ;

---KETIGA : Memerintahkan kepada Kepala Kantor Pertanahan Kota pangkalpinang untuk : ---1. Menarik, mencoret sertipikat Hak Guna Usaha Nomor 1,

atas nama PT. Krama Yudha Sapta terletak Kelurahan Air ltam, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (dahulu Provinsi Sumatera Selatan), seluas 213 Ha serta mencoret dalam daftar umum dan daftar isian lainnya dalam tata usaha pendaftaran tanah ;

---2. Dalam hal ini Kepala Kantor Pertanahan Kota Pangkalpinang, tidak dapat menarik, mencoret sertipikat Hak Guna Usaha Nomor 1 atas nama PT. Krama Yudha Sapta terletak Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

(dahulu Provinsi Sumatera Selatan), seluas 213 Ha harus

mengumumkan di surat kabar 1 (satu) kali dalam waktu 1 (satu) bulan setelah dikeluarkannya keputusan ini yang menyatakan bahwa sertipikat tersebut tidak berlaku atau memasang papan pengumuman di lokasi ;

---KEEMPAT : . Kepada bekas pemegang hak dapat mengajukan permohonan kembali atas bagian bidang tanah yang benar-benar diusahakan, dipergunakan dan dimanfaatkan sesuai dengan keadaan sifat dan tujuan pemberian haknya paling lambat 1 (satu) bulan sejak ditetapkannya keputusan ini ;

---2. Apabila bekas pemegang hak tidak mengajukan permohonan kembali atas bidang tanah yang benar-benar diusahakan, dipergunakan dan dimanfaatkan sesuai dengan keadaan atau sifat dan tujuan pemberian haknya, maka bekas pemegang hak dianggap telah melepaskan hak untuk memohon kembali bagian bidang tanah dimaksud ;

---KELIMA : . Benda-benda diatas tanah yang ditetapkan sebagai tanah terlantar dalam 1 (satu) bulan wajib dikosongkan oleh bekas pemegang hak atas biaya bekas pemegang hak ;

---2. Apabila bekas pemegang hak tidak melaksanakan pengosongan atas benda-benda sebagaimana dimaksud dalam angka 1, maka bekas pemegang hak dianggap telah melepaskan hak atas benda-benda diatas tanah tersebut kepada Negara dan dikuasai langsung oleh Negara ;

---10

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

KEENAM : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan / kesalahan dalam

penetapannya maka Keputusan ini akan ditinjau kembali sebagaimana mestinya ;

---KETUJUH : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan ; ---9. Bahwa dikeluarkannya Surat Keputusan a quo oleh Tergugat adalah didasarkan

pada asumsi pada diri Tergugat yang menyatakan bahwa tenhadap tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Usaha No. 1 atas nama PT. Krama Yudha Sapta (Penggugat) telah tidak dimanfaatkan dan/atau ditelantarkan oleh Penggugat ;

---10. Bahwa Penggugat memiliki sertifikat Hak Guna Usaha No. 1/Air Item berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 10/HGU/1988 tanggal 13 Juni 1988 dengan jangka waktu 25 tahun dan akan berakhir pada tanggal 13 Desember 2013, dengan peruntukan pertambakan, GS No. 24 Februari 1988 seluas 213 ha ;

---11. Bahwa tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Usaha No. 1 a quo, telah pernah dikelola, dipergunakan dan/atau dimanfaatkan untuk usaha pertambakan, yang dalam hal ini Penggugat melakukan usaha pertambakan udang diatas lahan a quo ;

---12. Bahwa Penggugat atas lahan sebagaimana Sertifikat Hak Guna Usaha No. 1 a quo tidak pernah dengan kesengajaannya tidak mempergunakan dan/atau mengusahakannya ;

---13. Bahwa sejak awal pemberian lahan kepada Penggugat sebagaimana Sertifikat Hak Guna Usaha No. 1 a quo hingga sampai pada tahun 1998 Penggugat pernah mempergunakan, mengelola dan/atau mengusahakan usaha pertambakan diatas lahan a quo namun pada tahun 1998, karena terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang menerpa Indonesia, yang menyebabkan hampir seluruh kegiatan usaha di Indonesia luluh-lantak (bangkrut), demikian juga imbas yang terjadi atas kegiatan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

usaha pertambakan udang yang Penggugat jalankan, krisis moneter yang menerpa

Indonesia tersebut menyebabkan Penggugat terpaksa menghentikan usaha pertambakan di atas tanah lahan Hak Guna Usaha tersebut untuk sementara waktu ;

---14. Bahwa penghentian usaha pertambakan Penggugat terjadi bukan karena kesengajaan Penggugat, melainkan karena terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang memaksa Penggugat untuk menghentikan usaha pertambakan di atas tanah Hak Guna Usaha tersebut untuk sementara waktu ;

---15. Bahwa oleh karena lahan berdasarkan sertifikat Hak Guna Usaha No. 1, atas nama Penggugat hampir berakhir masa berlakunya, Penggugat kembali mengajukan permohonan perpanjangan Hak Guna Usahanya ;

----16. Bahwa atas permohonan perpanjangan Hak Guna Usaha a quo, pihak Tergugat tidak pernah memberikan jawaban dan/atau tanggapannya malahan memberikan Surat-Pemberitahuan dan surat-surat Peringatan kepada Penggugat ;

---17. Bahwa secara tiba-tiba Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Propinsi Bangka Belitung mengirimkan surat kepada Penggugat No. 336/16-19.500/IV/2010 tertanggal 27 April 2010 tentang Pemberitahuan Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar kepada Penggugat ;

---18. Bahwa dalam surat bernomor 336/16-19.500/IV/2010 tertanggal 27 April 2010 yang pada intinya akan mengadakan identifikasi dan penelitian pemeriksaan fisik berupa letak batas, penggunaan dan pemanfaatan tanah ;

---19. Bahwa kemudian Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Propinsi Bangka Belitung mengirim surat No. 470/1.6.19.500/VI/2010 tertanggal 17 Juni 2010

12

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

perihal Peringatan I mengenai tanah terlantar kepada Penggugat ;

---20. Bahwa surat No. 470/16.19.500/VI/2012 tertanggal 17 Juni 2010 perihal Peringatan I, yang pada intinya menyatakan Sertifikat Tanah No. 1 Tanggal 21 Juni 1988 a.n. PT. Krama Yudha Sapta masih terdapat tanah yang diterlantarkan seluas : 213 ha ;

---21. Bahwa atas Surat Peringatan I a quo, Penggugat kemudian menanggapinya melalui surat No. 0101/KYS-HGU/VII/-2010 tanggal 12 Juli 2010 ;

---22. Bahwa meskipun Penggugat telah menjawab surat Peringatan I tersebut, Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Bangka Belitung tetap mengirimkan Peringatan II kepada Penggugat dengan suratnya No. 563/16-19.500/ VII/2010 tanggal 19 Juli 2010 tentang Peringatan II yang pada intinya menyatakan masih terdapatnya tanah yang diterlantarkan seluas 213 Ha ;

---23. Bahwa atas Surat Peringatan Il a quo, Penggugat telah memberikan tanggapannnya, sesuai dengan Surat No. 110/KYS-HGU/VIII/2010 tertanggal 20 Agustus 2010, yang pada intinya dalam surat Penggugat a quo menerangkan bahwa diatas seluas 213 Ha telah dilakukan Land Kliring seluas + 100 Ha (seratus hektar) dan akan terus diusahakan pembukaan lahan tersebut sesuai dengan luas tanah yang dimiliki ;

---24. Bahwa berdasarkan uraian-uraian a quo, tindakan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Bangka Belitung dalam menerbitkan Surat Peringatan II nyata-nyata telah bertentangan dengan Pasal 8 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2010 yang menyebutkan :

---(2). Apabila Pemegang Hak tidak melaksanakan peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Kantor Wilayah memberikan peringatan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

tertulis kedua dengan jangka waktu yang sama dengan peringatan pertama ;

---25. Bahwa meskipun Penggugat telah menjawab surat peringatan I dan II serta telah pula melakukan pengusahaan kembali (land clearing) secara bertahap atas tanah HGU tersebut, Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Bangka Belitung tetap menerbitkan Surat Peringatan III kepada Penggugat melalui suratnya No. 666/16-19.500/VIll/2010 tertanggal 19 Agustus 2010 ;

---26. Bahwa tindakan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Bangka Belitung yang tetap menerbitkan surat peringatan III nyata-nyata bertentangan dengan Pasal 8 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2010 yang menyebutkan :

---“(3). Apabila Pemegang Hak tidak melaksanakan peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Kantor Wilayah memberikan peringatan tertulis ketiga dengan jangka waktu yang sama dengan peringatan kedua” ;

---Bahwa Penggugat nyata-nyata telah melaksanakan, bukan tidak melaksanakan peringatan kedua dengan melakukan upaya pengusahaan kembali secara bertahap atas tanah HGU tersebut, salah satunya melakukan land clearing atas areal tanah HGU sebagai tindakan awal untuk membangun kembali pertambakan yang selama beberapa waktu pernah diusahakan dan/atau dilakukan oleh Penggugat ;

---27. Bahwa sebagai bukti itikad baik Penggugat, meskipun Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Bangka Belitung menerbitkan surat peringatan III, Penggugat tetap melanjutkan upaya pengusahaan kembali atas tanah HGU tersebut dan telah melakukan land clearing atas kurang lebih 150 Ha (seratus lima puluh hektar) lahan sebagai tindakan awal untuk membangun kembali pertambakan, dan akan dilanjutkan secara bertahap ;

---14

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Berkaitan dengan upaya pemanfaatan dan pengusahaan tanah sesuai izin

peruntukan tersebut serta menindaklanjuti peringatan III tersebut, maka Penggugat mengirim surat No. 118/KYS-HGU/IX-2010 tertanggal 24 September 2010 yang ditujukan kepada Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Bangka Belitung yang pada pokoknya menerangkan bahwa Penggugat telah melakukan pengusahaan kembali secara bertahap atas tanah HGU tersebut sesuai dengan surat Peringatan III yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Bangka Belitung ;

28. Bahwa pada bulan Januari 2011, Penggugat mengecek status HGU tersebut ke Kantor Pertanahan Pangkal Pinang dan mengetahui bahwa HGU No. 01/air item telah dinyatakan status quo, Penggugat tidak pernah diberitahu oleh Tergugat maupun oleh Kepala Kantor Wilayah BPN Propinsi Bangka Belitung perihal status quo tanah yang disebutkan dalam HGU tersebut ;

---29. Bahwa tindakan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Bangka Belitung menyatakan status quo HGU tersebut dan mengusulkan penetapan tanah HGU tersebut sebagai tanah terlantar nyata-nyata bertentangan dengan Pasal 8 ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2010 yang menyebutkan :

---"(6). Apabila Pemegang Hak tetap tidak melaksanakan peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Kepala Kantor Wilayah mengusulkan kepada Kepala untuk menetapkan tanah yang bersangkutan sebagai tanah terlantar” ;

---Penggugat nyata-nyata telah melakrsanakan, bukan tidak melaksanakan peringatan III, dan telah melakukan upaya pengusahaan kembali tanah HGU tersebut sebagaimana dibuktikan dengan land clearing yang terus dilakukan semula hanya

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

100 Ha dan diteruskan menjadi 150 Ha. yang dilakukan Penggugat sebagai

tindakan awal untuk membangun kembali usaha pertambakan ;

---30. Bahwa apabila dicermati dengan seksama, Penggugat nyata-nyata telah membuktikan itikad baik dan tanggung jawab Penggugat sebagai pemegang HGU sebagaimana dibuktikan dengan tindakan konkret Penggugat untuk melakukan upaya pengusahaan kembali tanah HGU tersebut ; ---

Bahwa tindakan Penggugat untuk melakukan upaya pengusahaan kembali tanah HGU tersebut tentu tidak dapat dilaksanakan serta merta melainkan harus dilaksanakan secara bertahap dan disesuaikan dengan kecukupan dan dukungan modal serta dalam jangka waktu yang layak terlebih lagi dengan mengingat akan segera berakhirnya masa berlakunya Hak Guna Usaha Penggugat yakni akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 ;

--31. Bahwa apabila Penggugat secara serta merta dan sekaligus melakukan “land clearing” diatas lahan HGU No. 1 a quo, dimana dalam hal ini akan menghabiskan biaya yang cukup besar, namun ketika seluruh lahannya telah dilakukan “land clearing” dan pengusahaan kembali lahan a quo namun masa berlakunya Hak Guna Usaha atas nama Penggugat tidak diperpanjang, tentunya hal ini akan menimbulkan kerugian materi yang begitu besar bagi Penggugat ;

---32. Bahwa meskipun upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Penggugat diatas lahan sesuai sertifikat Hak Guna Usaha No 1 a quo, sebagaimana dipaparkan pada bagian terdahulu, Tergugat tetap mengeluarkan dan/atau menerbitkan Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Republik Indonesia Nomor : 14/PTT-HGU/ BPN Rl/2012, tertanggal 18 Januari 2012 a quo ;

---BAHWA BERDASARKAN URAIAN DI ATAS, TINDAKAN TERGIJGAT DALAM MENERBITKAN OBJEK SENGKETA A QUO NYATA-NYATA BERTENTANGAN 16

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN SEBAGAI BERIKUT :

---1. Tergugat telah salah menetapkan tanah yang disebutkan dalam HGU No. 01/Air Item sebagai tanah terlantar. Di dalam Pasal 1 angka 6 Peraturan Kepala BPN Nomor 4 tahun 2010 yang telah diubah dengan Peraturan Kepala BPN Nomor 9 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penertiban Tanah Terlantar, disebutkan ;

---“ tanah terlantar adalah tanah yang sudah diberikan hak oleh negara berupa Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai dan Hak Pengelolaan, atau dasar penguasaan atas tanah yang tidak diusahakan, tidak dipergunakan, atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan keadaannya atau sifat dan tujuan pemberian hak

atau dasar penguasaannya” ;

---Bahwa berdasarkan uraian kronologis jelas dapat disimpulkan bahwa tanah yang disebutkan dalam HGU Penggugat bukanlah tanah yang tidak diusahakan, melainkan tanah yang sudah pernah diusahakan, terhenti akibat krisis moneter, dan sedang dilakukan upaya pengusahaan kembai secara bertahap. Ada perbedaan prinsip antara istilah tanah yang tidak diusahakan dengan tanah yang sudah pernah diusahakan dan sedang dilakukan upaya pengusahaan kembali. Dengan kata lain, ketika Tergugat menetapkan tanah dalam HGU tersebut sebagai tanah terlantar, tanah HGU tersebut justru sedang diusahakan kembali oleh Penggugat ; ---Dengan demikian, objek sengketa yang diterbitkan Tergugat telah melanggar Peraturan yang diterbitkan Tergugat sendiri Nomor 4 tahun 2010 jo. Nomor 9 tahun 2011 khususnya Pasal 1 angka 6 ;

---2. Bahwa Tergugat telah pula melanggar Pasal 8 PP Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah terlantar, dan telah pula melanggar Pasal 14, 15, dan 16 Peraturan Kepala BPN Nomor 4 Tahun 2010 jo. Peraturan Kepala BP Nomor 9 Tahun 2011 ;

---Tergugat telah lalai mempertimbangkan tindakan-tindakan nyata yang telah dilakukan Penggugat untuk menindaklanjuti peringatan I, Peringatan II dan peringatan III ; ---

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Sesuai dengan Pasal 15 Peraturan Kepala BPN Nomor 9 tahun 2011, Penggugat

telah melakukan tindakan konkret mengusahakan kembali tanah yang disebutkan dalam HGU Penggugat secara bertahap dari waktu ke waktu sebagaimana dibuktikan dengan progres yang telah dilakukan Penggugat dengan melakukan land clearing 100 Ha tanah menindaklanjuti peringatan II dan menambah land clearing 50 Ha. sehingga total berjumlah 150 Ha. Untuk menindaklanjuti Peringatan III. Land clearing tersebut Penggugat maksudkan sebagai tindakan awal untuk membangun kembali usaha pertambakan Penggugat diatas areal HGU tersebut ;

---3. Peringatan yang terus diberikan, pernyataan status quo sampai dengan dicabutnya HGU Penggugat, sementara Penggugat telah melakukan tindakan konkret untuk kembali mengusahakan tanah HGU tersebut sebagai tindak lanjut dari masing-masing peringatan, membuktikan bahwa Tergugat telah melanggar Pasal 8 PP Nomor 11 Tahun 2010 dan telah pula melanggar Pasal 14, 15, dan 16 Peraturan Kepala BPN Nomor 4 Tahun 2010 jo. Peraturan Kepala BPN Nomor 9 Tahun2011 ;

---. Bahwa terbitnya objek sengketa dalam perkara a quo justru bertentangan dengan maksud dan tujuan dilaksanakannya penertiban tanah terlantar itu sendiri. Maksud dan tujuan penertiban tanah terlantar yang dimaksud adalah sebagai berikut :

---Maksud dan Tujuan. Maksud penertiban Tanah Terlantar adalah sebagai berikut :

---1.) Penataan Kembali P4T terhadap objek hak dan dasar penguasaan atas tanah yang diterlantarkan ;

---2) Penertiban penggunaan dan pemanfaatan tanah yang diterlantarkan, sehingga masuk dalam putaran politik dan ekonomi pertanahan ;

---3) Mewujudkan tanah sebagai sumber kemakmuran dan meningkatkan kesejahteraan rakyat ;

---18

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(19)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

4) Menjamin keberlanjutan sistem kemasyarakatan ;

---5) Tanah tidak sebagai sumber sengketa dan konflik ; --Tujuan Penertiban tanah terlantar adalah sebagai berikut : ---1) Meningkatkan kualitas lingkungan hidup ; ---) Menciptakan lapangan kerja ; ---3) Mengurangi kemiskinan ; ---4) Meningkatkan ketahanan pangan dan energi ; ---5) Penyediaan tanah untuk kepentingan strategis ; ---Bahwa tindakan Tergugat yang tetap menerbitkan objek sengketa dalam perkara ini meskipun Penggugat telah melakukan tindakan konkret mengusahakan kembali tanah HGU tersebut dalam rangka menaati penertiban tanah terlantar, merupakan tindakan yang bertentangan dengan maksud penertiban tanah terlantar khususnya tidak mendukung upaya mewujudkan tanah sebagai sumber kemakmuran, tidak mendukung peningkatan kesejahteraan rakyat dan justru menempatkan tanah

sebagai objek sengketa dan konflik ;

---Bahwa tindakan Tergugat tersebut juga bertentangan dengan tujuan penertiban tanah terlantar. Objek sengketa yang diterbitkan Tergugat justru menutup lapangan kerja yang tentu akan menambah kemiskinan dan mengurangi ketahanan pangan, mengingat dengan diusahakannya kembali tanah HGU tersebut oleh Penggugat, maka lapangan kerja akan tercipta sehingga dapat mengurangi kemiskinan dan

meningkatkan ketahanan pangan ;

---Bahwa selain bertentangan dengan peraturan Perundang-undangan, Tergugat telah pula melanggar Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik khususnya asas-asas :

---Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(20)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

1. Asas Kepastian Hukum.

---Bahwa yang dimaksud dengan asas Kepastian Hukum sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 3 UU 28 tahun 1999 adalah: asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggara Negara ;

--Bahwa tindakan Tergugat yang menerbitkan objek sengketa meskipun Penggugat telah melakukan tindakan konkret untuk mengusahakan kembali tanah HGU tersebut nyata-nyata merupakan sikap yang tidak dilandasi peraturan perundang-undangan, tidak mengindahkan itikad baik Penggugat secara patut dan telah pula menimbulkan ketidakadilan bagi Penggugat ;

---2. Asas Proporsionalitas. ---Bahwa yang dimaksud Asas Proporsionalitas sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 3 UU 28 tahun 1999 adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban Penyelenggara Negara ;

---Bahwa Tergugat telah melakukan tindakan yang tidak proporsional dimana Tergugat dan jajaran di bawahnya hanya memperhatikan haknya untuk memberikan peringatan bahkan mencabut HGU Penggugat tanpa mempertimbangkan kewajibannya untuk juga memperhatikan kesungguhan dan itikad baik Penggugat untuk kembali mengusahakan tanah HGU tersebut ;

---3. Asas Profesionalitas. --- Bahwa yang dimaksud Asas profesionalitas sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 3 UU 28 tahun 1999 adalah asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

---Bahwa Tindakan Tergugat dan jajaran di bawahnya yang mengabaikan kesungguhan, itikad baik dan tindakan konkret Penggugat untuk kembali mengusahakan lahan HGU tersebut nyata-nyata merupakan tindakan yang tidak

20

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(21)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

profesional, melanggar etika dan bertentangan dengan peraturan Tergugat sendiri ;

---Bahwa berdasarkan uraian diatas, Tergugat dalam menerbitkan objek sengketa a quo

telah melanggar baik Peraturan Perundang-undangan yang berlaku maupun asas-asas umum pemerintahan yang baik sebagaimana diatur dalam Pasal 53 ayat (2) huruf a dan b Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara ;

-PERMOHONAN PENUNDAAN. ---Bahwa sebelum sengketa ini diperiksa pokok perkaranya, maka sebagaimana dimaksud Pasal 67 ayat (1), (2,) (3) dan ayat (4) huruf (a) UU Nomor 5 Tahun 1986, yang berbunyi :

---Ayat (1) Gugatan tidak menunda atau menghalangi dilaksankannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara serta tindakan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang digugat ;

---Ayat (2) Penggugat dapat mengajukan permohonan agar pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara itu ditunda selama pemeriksanaan sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan, sampai ada putusan Pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap ;

---Ayat (3) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat diajukan sekaligus dalam gugatan dan dapat diputus terlebih dahulu dari pokok sengketa ;

----Ayat (4) Permohonan penundaan sebagaimana dimaksud daiam ayat (2) :

---(a) Dapat dikabulkan hanya apabila terdapat keadaan yang sangat mendesak yang mengakibatkan kepentingan Penggugat sangat dirugikan jika Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat tetap dilaksanakan ;

---Bahwa berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut, maka untuk itu melalui Gugatan a quo, Penggugat menyampaikan permohonan Kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara a quo untuk menunda pelaksanaan surat keputusan Tergugat yang menjadi objek sengketa dalam perkara a quo termasuk seluruh tindakan dan/atau

surat-Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(22)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

surat yang mungkin terbit sebagai pelaksanaannya. Adapun alasan-alasan Penggugat

mengajukan permohonan penundaan pelaksanaan objek sengketa ini adalah sebagai berikut :

---1. Bahwa apabila objek sengketa ini tetap dilaksanakan, maka kerugian Penggugat akan semakin besar dan tidak dapat dipulihkan kembali (irreversible injury) mengingat Penggugat telah mengeluarkan biaya-biaya yang cukup besar untuk mengusahakan lahan a quo dan terancam kehilangan aset-aset dan/atau bangunan yang dimiliki yang masih berada di atas tanah HGU tersebut ;

---2. Objek sengketa dalam perkara ini tidak berkaitan dengan kepentingan umum untuk pembangunan. Dengan demikian tidak ada kepentingan umum untuk pembangunan yang bersifat mendesak sehingga mengharuskan pelaksanaan objek sengketa dalam perkara secara segera dan serta merta ;

---Bahwa berdasarkan uraian di atas mohon kepada Pengadilan untuk memutus sengketa ini dengan amar putusan sebagai berikut :

---DALAM PENUNDAAN. ---1. Mengabulkan Permohonan penundaan pelaksanaan Surat Keputusan Kepala Badan

Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor: : 14/PTT-HGU/BPN RI/2012, tertanggal 18 Januari 2012 tentang Penetapan Tanah

Terlantar atas Tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 Atas Nama PT. Krama Yudha Sapta, terletak di Kel, Air Itam, Kec. Bukit lntan, Kota Pangkal Pinang, Prop. Bangka Belitung (dahulu Provinsi Sumatera Selatan) ;

---2. Mewajibkan kepada Tergugat untuk menunda pelaksanaan Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor: : 14/PTT-HGU/ BPN RI/2012, tertanggal 18 Januari 2012 tentang Penetapan Tanah Terlantar atas Tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 Atas Nama PT. Krama Yudha Sapta, terletak di Kel, Air Itam, Kec. Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang, Prop. Bangka Belitung ([dahulu Provinsi Sumatera Selatan) selama proses pemeriksaan sengketa Tata Usana Negata ini berjalan sampai dengan adanya putusan Pengadilan yang

22

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(23)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

berkekuatan hukum tetap ;

---DALAM POKOK SENGKETA. ---1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; ---. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan

Nasional Republik Indonesia Nomor : 14/PTT-HGU/BPN RI/2012, tertanggal 18 Januari 201,2 tentang Penetapan Tanah Terlantar atas Tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 Atas Nama PT. Krama Yudha Sapta, terletak di Kel. Air ltam, Kec. Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang, Prop. Bangka Belitung (dahulu Provinsi Sumatera Selatan) ;

---3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor :14/PTT-HGU/BPN Rl/2012, tertanggal 18 Januari 2012 tentang Penetapan Tanah Terlantar atas Tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 Atas Nama PT. Krama Yudha Sapta, terletak di Kel, Air Itam, Kec. Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang, Prop. Bangka Belitung (dahulu Provinsi Sumatera Selatan) ;

---4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini ; ---Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon memberikan putusan yang seadil-adilnya (ex aequae et bono) ;

---Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan para pihak telah datang menghadap, untuk pihak Penggugat datang menghadap kuasanya bernama AULIA HIDAYAT, SH., Dkk, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 11 April 2012, sedangkan untuk pihak Tergugat telah datang menghadap kuasanya bernama ANDRE SETIABUDI ISKANDAR, S.H. Dkk, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor : 23/Sk/VI/2012, tanggal 1 Juni 2012 ;

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut diatas, pihak Tergugat telah mengajukan jawaban dengan suratnya tertanggal 11 Juni 2012 sebagai berikut :

---Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(24)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

I. DALAM EKSEPSI :

---A. Eksepsi tentang Diskualifikator. ---Berdasarkan Pasal 28 ayat (1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, Hak Guna Usaha diberikan pengertian sebagai berikut : ---

“Hak Guna Usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, dalam jangka waktu sebagaimana tersebut dalam pasal 29, guna perusahaan pertanian, perikanan atau peternakan” ;

---Dari pengertian tersebut dapat dengan jelas diketahui beberapa hal sebagai berikut : ---

a. Bahwa pemegang Hak Guna Usaha hanya memiliki hak untuk mengusahakan tanah ; --- b. Tanah yang diusahakan merupakan tanah yang dikuasai langsung oleh

Negara ; --- c. Tanah yang diusahakan dibatasi jangka waktunya ; --- d. Bentuk usahanya dapat berupa pertanian, perikanan atau peternakan ;

---Dengan demikian, PT. Krama Yudha Sapat ic. Penggugat bukanlah pemilik tanah Hak Guna Usaha Nomor 1, hanya sebagai pihak yang diberikan hak untuk dan berkewajiban mengusahakan tanah dimaksud, dan dalam gugatan a-quo Penggugat tidak berkapasitas sebagai pemilik. Sehingga dalil yang menyatakan bahwa PT. Krama Yuda Sapta adalah pemilik tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 tersebut haruslah ditolak ;

---B. Eksepsi tentang Obscur Libel.

---24

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(25)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Bahwa sesuai Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan

Pertanahan Nasional, antara lain ditegaskan bahwa Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia terdiri atas Badan Pertanahan Nasional (Pusat), Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota. Dimana masing-masing mempunyai tugas pokok dan fungsi serta kewenangan yang berbeda sesuai peraturan yang berlaku ;

---Demikian juga dalam penetapan dan pendayagunaan tanah terlantar, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar, Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penertiban Terlantar dan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penertiban Terlantar ;

---Dalam gugatan a-quo, Penggugat mendalilkan bahwa Tergugat telah menerbitkan surat Peringatan I, II dan III kepada PT. Krama Yudha Sapta ic. Penggugat. Bahwa Kepala Badan pertanahan Nasional Republik Indonesia ic. Tergugat tidak memiliki kewenangan untuk menerbitkan Surat Peringatan tersebut, karena hal tersebut merupakan kewenangan dari Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sehingga Tergugat tidak pernah mengeluarkan Surat Peringatan dimaksud ; ---

Dengan adanya dalil Penggugat yang tidak berdasar tersebut membuat gugatan Penggugat kabur, sesungguhnya yang akan digugat berkaitan dengan penerbitan Surat Peringatan tersebut, seharusnya yang digugat adalah Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(26)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Belitung, namun kenyataannya Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan

Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tidak ditarik sebagai pihak dalam perkara a-quo ;

---Dengan demikian gugatan Penggugat tersebut merupakan gugatan yang kabur (obscuur) sehingga sangat beralasan apabila gugatan tersebut dinyatakan tidak dapat diterima ; ---

C. Eksepsi tentang Gugatan Kurang Pihak. ---Bahwa terbitnya surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia tanggal 18 Januari 2012 Nomor 14/PTT-HGU/ BPN RI/2012 tentang Penetapan Tanah Terlantar Atas Tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 Atas Nama PT. Krama Yudha Sapta terletak di Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (dahulu Propinsi Sumatera Selatan), dilakukan dengan suatu mekanisme sesuai tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar, Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010

tentang Tata Cara Penertiban Terlantar dan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 tentang Tata Cara penertiban Terlantar ;

---Sesuai ketentuan tersebut, maka lahirnya keputusan objek sengketa tidak lepas dari peran Panitia C maupun Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ; ---

Bahwa susunan keanggotaan Panitia C serta tugas dari Panitia C tersebut sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 10 dan Pasal 11 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Inionesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik

26

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Baca petikan prosa tradisional di bawah dengan teliti, kemudian jawab soalan-soalan yang berikutnya dengan menggunakan ayat anda sendiri.. Kata sahibulhikayat, maka tersebutlah

Pelaburan dalam unit amanah disifatkan paling mudahsehingga ada dalam kalangan masyarakat sering membuat kesilapan dalam pelaburan .Antara kesilapan yang sering dilakukan

Baca petikan cerpen di bawah dengan teliti, kemudian jawab soalan-soalan yang berikut dengan menggunakan ayat anda sendiri.. Aku menjeling ke tubuh

Dipetik daripada Drama Bukan Gila dalam antologi Sejadah Rindu Kementerian Pendidikan Malaysia (i) Apakah kuasa yang ada pada rakyat terhadap sistem yang dicipta oleh

Namun demikian, mengapa emak masih juga tidak mahu menerima Faridah sebagai isteriku dan menantu mereka yang baik. “Dia gadis

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, namun hal tersebut tidak serta merta dapat ditafsirkan bahwa Tergugat II telah memerintahkan kepada Tergugat I datang ke rumah

Menimbang, bahwa Penggugat secara hukum dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama berdasarkan Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum

Perbandingan campuran udara dan bensin yang tepat agar dapat dinyalakan dengan sempurna menurut ilmu kimia adalah 15 bagian udara harus dicampur, dengan 1 bagian bensin dalam