• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN ZPT BAP DAN NAA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JERUK JC (Citrus limonia Osbeck.) SECARA IN VITRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN ZPT BAP DAN NAA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JERUK JC (Citrus limonia Osbeck.) SECARA IN VITRO"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN ZPT BAP DAN NAA TERHADAP

PERTUMBUHAN TANAMAN JERUK JC (Citrus limonia

Osbeck.) SECARA IN VITRO

Oleh :

NADIA RASYIDAH PRATAMA 11482202557

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

(2)

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN ZPT BAP DAN NAA TERHADAP

PERTUMBUHAN TANAMAN JERUK JC (Citrus limonia

Osbeck.) SECARA IN VITRO

Oleh :

NADIA RASYIDAH PRATAMA 11482202557

Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Pemberian ZPT BAP dan NAA terhadap Pertumbuhan Eksplan Tanaman Jeruk JC (Citrus limonia Osbeck.) secara In Vitro

Nama : Nadia Rasyidah Pratama

NIM : 11482202557

Program Studi : Agroteknologi

Menyetujui,

Setelah diuji pada tanggal 17 November 2020

Pembimbing I

Bakhendri Solfan, S.P, M.Sc. NIK. 130 817 115

Pembimbing II

Penti Suryani, S.P, M.Si. NIK. 130 208 071

Mengetahui:

Dekan

Fakultas Pertanian dan Peternakan

Edi Erwan, S.Pt, M.Sc., Ph.D NIP. 19730904 199903 1 003

Ketua

Program Studi Agroteknologi

Dr. Syukria Ikhsan Zam, M.Si. NIP. 19810107 200901 1 008

(4)

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji ujian Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian dan Peternakan

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dan dinyatakan lulus pada tanggal 17 November 2020

No Nama Jabatan TandaTangan

1 Dr. Irwan Taslapratama, M.Sc. KETUA 1.

2 Bakhendri Solfan, S.P, M.Sc. SEKRETARIS 2.

3 Penti Suryani, S.P, M.Si. ANGGOTA 3.

4 Rita Elfianis, S.P, M.Sc. ANGGOTA 4.

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya berupa skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik apapun (sarjana, tesis, disertasi, dan sebagainya), baik di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau maupun di perguruan tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim dosen pembimbing dan hak publikasi karya tulis ilmiah ini ada pada penulis, pembimbing 1 dan pembimbing 2.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarangnya dan dicantumkan pula di dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan saya ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma hukum yang berlaku di perguruan tinggi dan negara Republik Indonesia.

Pekanbaru, Januari 2021 Yang membuat pernyataan,

Nadia Rasyidah Pratama 11482202557

(6)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pemberian ZPT BAP dan NAA terhadap Pertumbuhan Tanaman Jeruk JC (Citrus limonia Osbeck.) secara In Vitro” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Pada kesempatan ini disampaikan terimakasih pada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan yang ditujukan kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta ayahanda Amsyaruddin dan ibunda Diana dan keluarga yang telah memberikan do’a, materi dan moril selama ini.

2. Bapak Edi Erwan, S.Pt., M.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

3. Bapak Dr. Syukria Ikhsan Zam, M.Si. selaku Ketua Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

4. Bapak Bakhendri Solfan, S.P, M.Sc. sebagai pembimbing I yang telah banyak memberikan kritik dan sarannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Penti Suryani, S.P, M.Si. sebagai pembimbing II yang telah banyak memberikan kritik dan sarannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Rita Elfianis, S.P, M.Sc. selaku penguji I dan Ibu Novita Hera, S.P, M.P. selaku penguji II, terimakasih atas kritik dan sarannya untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Seluruh dosen, karyawan dan civitas akademika Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah membantu penulis dalam mengikuti aktivitas perkuliahan.

8. Sahabat saya Deni Fajri Azandi, S.P, Vanny Kurnia Budiman, S.P, Fathimah Az Zuharoh, S.P, Anna Putri Yusella, S.P, Tita Indriyani Syaputri, S.Si, Nova

(7)

Triana Putri, S.T, Nandari Ramadhan, Wilna Apriani, Syafira Maulida, S.I.Kom, dan Sri Devi Maharani, S.I.Kom yang telah memberi dukungan kepada saya untuk menyelesaikan Skripsi ini.

9. Teman teman laboratorium Kultur Jaringan bang Okti Anugrah Pratama, S.P, Ratih Purwasih, S.P, Rilla Anggraeni, Kabun Salim Rambe, S.P, Aulia Rahman Hasibuan, S.P, Ririn Afriana, S.P, Dwi Wulan, S.P, Devi Nurfadillah, Reza Yulia Syamsi, S.P, dan Ade Tri Mulyani yang telah banyak memberi masukan selama proses penyusunan skripsi ini.

10. Sahabat, teman – teman seperjuangan Rizki Arisanti, S.P, Insanul Rahman dan teman teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

11. Teman teman Agroteknologi C 2014 Siti Nurjannah,S.P, Aby Kurniawan, S.P, Andika Saputra, S.P, Yana Sri Wahyuni, S.P, Irza Lestari,S.P, Rahmadanis, S.P, Zamharika, Idris Abdu Revan, serta teman teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

12. Tim PKL PT. PULAU SAMBU Kuala Enok yaitu Vanny Kurnia Budiman, S.P, Hamsah, S.P, Yogi Novriadi, S.P, Riki Pangendra, S.P.

Penulisan Skripsi ini masih terdapat kekurangan yang perlu disempurnakan lagi dengan saran dan kritikan dari semua pihak. Semoga Allah SWT melimpahkan berkah dan taufik-Nya pada kita semua dan skripsi ini bermanfaat bukan hanya bagi penulis tapi juga untuk seluruh pembaca. Amin ya Robbal’alamiin.

Pekanbaru, Januari 2021

(8)

RIWAYAT HIDUP

Nadia Rasyidah Pratama dilahirkan di Desa Tanah Merah Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir, pada tanggal 23 Juli 1996. Lahir dari pasangan Ayahanda Amsyaruddin dan Ibunda Diana, yang merupakan anak ke-1 dari ke-1 bersaudara. Pendidikan formal yang ditempuh oleh penulis adalah SD Negeri 032 Tembilahan, lulus pada tahun 2008.

Pada tahun 2008 melanjutkan pendidikan ke sekolah lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Tembilahan dan tamat pada tahun 2011 di SMP Negeri 1 Tembilahan. Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Tembilahan dan tamat pada tahun 2014.

Pada tahun 2014 melalui jalur Penelusuran Bibit Unggul Daerah (PBUD) diterima menjadi mahasiswa pada Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Selama masa kuliah penulis pernah menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ). Pada bulan Juli sampai Agustus 2016 melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. PULAU SAMBU Kuala Enok, Indragiri Hilir. Pada bulan Juli sampai Agustus 2017 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Dusun Sungai Nibung, Desa Sungai Intan, Kecamatan Tembilahan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.

Penulis melakukan penelitian pada bulan Juni sampai September 2019 di Laboratorium Reproduksi dan Pemuliaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Sultan Syarif Kasim Riau dengan judul Pengaruh Pemberian ZPT BAP dan NAA Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jeruk JC (Citrus limonia Osbeck.) Secara In Vitro.

Pada tanggal bulan tahun dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar Sarjana Pertanian melalui siding tertutup Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

(9)

ix KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian ZPT BAP dan NAA terhadap Pertumbuhan Tanaman Jeruk JC (Citrus limonia Osbeck.) secara In Vitro”. Skripsi ini dibuat sebagai syarat untuk mendapat gelar sarjana Pertanian.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bakhendri Solfan, S.P., M.Sc. sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Penti Suryani, S.P., M.Si. sebagai dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk dan motivasi sampai skripsi ini. Kepada seluruh rekan-rekan yang telah banyak membantu penulis di dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, penulis ucapkan terima kasih dan semoga mendapatkan balasan dari Allah SWT untuk kemajuan kita semua dalam menghadapi masa depan nanti.

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang.

Pekanbaru, Januari 2021

(10)

x PENGARUH PEMBERIAN ZPT BAP DAN NAA TERHADAP

PERTUMBUHAN TANAMAN JERUK JC (Citrus limonia Osbeck.) SECARA IN VITRO

Nadia Rasyidah Pratama (11482202557)

Di bawah bimbingan Bakhendri Solfan dan Penti Suryani

INTISARI

Permintaan bibit jeruk JC dari tahun ke tahun semakin meningkat bahkan pelanggan harus inden minimal 5-6 bulan untuk mendapatkan bibit jeruk yang diinginkan. Maka perlu adanya suatu teknik perbanyakan yang dapat menghasilkan bibit jeruk JC dalam waktu lebih singkat dan banyak yaitu teknik kultur jaringan. Pemberian ZPT BAP dan NAA untuk memaksimalkan hasil tanaman kultur jaringan yang diinginkan. Tujuan penelitian untuk mendapatkan konsentrasi terbaik BAP, NAA dan mendapatkan interaksi konsentrasi BAP dan NAA pada pertumbuhan eksplan tanaman jeruk JC (Citrus limonia Osbeck.). Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai September 2019 di Laboratorium Reproduksi dan Pemuliaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 12 perlakuan dan 10 ulangan. Paramater yang diamati waktu muncul tunas, jumlah tunas, waktu muncul akar, jumlah akar, dan jumlah daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi pada parameter jumlah daun tanaman jeruk JC pada perlakuan 2,5 mg/l BAP + 2 mg/l NAA yang menghasilkan jumlah daun sebanyak 15,90 helai. Pemberian konsentrasi 2,5 mg/l BAP merupakan konsentrasi terbaik dalam parameter waktu muncul tunas yaitu 9,20 hari. Pemberian konsentrasi 0 mg//l BAP merupakan konsentrasi terbaik dalam parameter waktu muncul akar dan jumlah akar yaitu 14,93 hari dan 1,93 buah akar. Pemberian konsentrasi 1,5 mg/l BAP merupakan konsentrasi terbaik dalam parameter jumlah tunas yaitu sebanyak 3,50 tunas.

(11)

xi THE EFFECT OF GROWTH REGULATOR BAP AND NAA ON THE

GROWTH OF JC ORANGE PLANT (Citrus limonia Osbeck.) BY IN VITRO

Nadia Rasyidah Pratama (11482202557) Supervised by Bakhendri Solfan and Penti Suryani

ABSTRACT

The demand for JC citrus seeds is increasing from year to year. Customers even have to pivot for at least 5-6 months to get the desired citrus seeds. It is necessary to have a propagation technique that can produce JC orange seedlings in a shorter time and more, namely tissue culture techniques. Giving ZPT BAP and NAA to maximize the yield of the desired tissue culture plants. The purpose of the study was to obtain the best concentrations of BAP, NAA and to get the interaction between BAP and NAA concentrations on the growth of JC citrus explants (Citrus limonia Osbeck.). This research was carried out from June to September 2019 at the Laboratory of Reproduction and Breeding, Faculty of Agriculture and Animal Sciences, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, using a completely randomized design (CRD) with 12 treatments and 10 replications. Parameters observed were shoot appearance time, number of shoots, root emergence time, number of roots, and number of leaves. The results showed that there was an interaction on the parameter of the number of leaves of JC citrus plants in the treatment of 2.5 mg/l BAP + 2 mg/l NAA which resulted in a total of 15.90 leaves. Giving a concentration of 2.5 mg/l BAP was the best concentration in the time parameter of shoot emergence, namely 9.20 days. Giving a concentration of 0 mg/l BAP was the best concentration in the parameters of root emergence time and the number of roots, namely 14.93 days and 1.93 roots. Giving a concentration of 1.5 mg/l BAP was the best concentration in the parameter number of shoots, namely as many as 3.50 shoots.

(12)

xii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ... xi INTISARI ... x ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR SINGKATAN ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Penelitian ... 2

1.3. Manfaat Penelitian ... 3

1.4. Hipotesis Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Tanaman Jeruk JC ... 4

2.2. Morfologi Tanaman Jeruk JC ... 5

2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Jeruk JC ... 5

2.4. Kultur Jaringan ... 5

2.5. Zat Pengatur Tumbuh ... 7

III. MATERI DAN METODE ... 9

3.1. Tempat dan Waktu ... 9

3.2. Alat dan Bahan ... 9

3.3. Metode Penelitian ... 9

3.4. Prosedur Penelitian ... 10

3.5. Parameter Pengamatan ... 11

3.6. Analisis Data ... 12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 13

4.1. Waktu Muncul Tunas ... 13

4.2. Waktu Muncul Akar ... 15

4.3. Jumlah Tunas ... 16

4.4. Jumlah Akar ... 19

4.5. Jumlah Daun ... 20

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 22

5.1. Kesimpulan ... 22

(13)

xiii DAFTAR PUSTAKA ... 23

(14)

xiv DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Komposisi Medium Murashige dan Skoog (MS) ... 7

3.1. Kombinasi Perlakuan Berbagai Taraf Konsentrasi BAP dan NAA... 10

3.2. Analisis Ragam Menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) ... 13

4.1. Rata-rata Waktu Muncul Tunas ... 13

4.2. Rata-rata Waktu Muncul Akar ... 15

4.3. Rata-rata Jumlah Tunas ... 17

4.4. Rata-rata Jumlah Akar... 19

(15)

xv DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1. Muncul Tunas Tanaman Jeruk JC (Citrus limonia Osbeck.) ... 14

4.2. Muncul Akar Tanaman Jeruk JC (Citrus limonia Osbeck.) ... 16

4.3. Jumlah Tunas Tanaman Jeruk JC (Citrus limonia Osbeck.) ... 18

4.4. Jumlah Akar Tanaman Jeruk JC (Citrus limonia Osbeck.)... 20

(16)

xvi DAFTAR SINGKATAN

ANOVA Analisis of Variance BAP Benzyl Amino Purine

DMRT Duncan New Multiple Range Test

HCl Asam Klorida

HST Hari Setelah Tanam LAFC Laminar Air Flow Cabinet

MS Murashige Skoog

Mg Miligram

NAA Naphthalene Acetic Acid NaOH Natrium Hidroksida

pH Potensial Hidrogen

(17)

xvii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Alur Penelitian ... 28

2. Sidik Ragam (ANOVA) Waktu Muncul Tunas ... 29

3. Sidik Ragam (ANOVA) Waktu Muncul Akar ... 37

4. Sidik Ragam (ANOVA) Jumlah Tunas... 44

5. Sidik Ragam (ANOVA) Jumlah Akar ... 51

6. Sidik Ragam (ANOVA) Jumlah Daun ... 58

(18)

1 I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jeruk (Citrus spp.) merupakan salah satu genus dari famili Rutaceae yang mempunyai nilai ekonomi paling tinggi (Karsinah dkk., 2002). Jeruk adalah salah satu komoditas buah-buahan yang sangat digemari oleh masyarakat di Indonesia. Buah jeruk memiliki nilai gizi yang cukup tinggi, salah satunya adalah kandungan vitamin C yang bermanfaat untuk mencegah sariawan dan menambah nafsu makan (Wijayanti dkk., 2015).

Produksi jeruk di Provinsi Riau pada tahun 2015 mencapai 9.874 ton, tahun 2016 mencapai 10.374 ton, tahun 2017 mencapai 20.402 ton, tahun 2018 mencapai 34.746 ton, tahun 2019 mencapai 40.398 ton (Kementrian Pertanian, 2019). Meskipun produksi jeruk meningkat setiap tahun namun, menurut Hadi (2014), permintaan bibit jeruk dari tahun ke tahun semakin meningkat bahkan pelanggan harus inden minimal 5-6 bulan untuk mendapatkan bibit jeruk yang diinginkan. Dalam perbanyakan tanaman jeruk JC ada beberapa teknik yang bisa digunakan yaitu stek dan kultur jaringan. Tetapi melihat masalah di atas maka perlu adanya suatu teknik perbanyakan yang dapat menghasilkan bibit jeruk dalam waktu lebih singkat dan banyak. Teknik perbanyakan yang bisa dilakukan yaitu menggunakan teknik kultur jaringan. Kultur jaringan memiliki kelebihan yaitu dapat menghasilkan tanaman yang lebih banyak dalam waktu relatif singkat dengan tidak memerlukan lahan yang cukup luas.

Teknik kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman dan menumbuhkannya dalam kondisi aseptik sehingga bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap (Putriana dkk., 2019). Teknologi kultur jaringan untuk perbanyakan bibit telah banyak memberikan keuntungan terutama pada tanaman hortikultura. Melalui kultur jaringan tanaman dapat diperbanyak setiap waktu sesuai kebutuhan dengan faktor multiplikasi yang cukup tinggi (Supriati dkk., 2005). Selanjutnya dijelaskan dalam kultur jaringan laju regenerasi jaringan dapat ditingkatkan melalui pengaturan formulasi media, daya regenerasi yang tinggi pada tahap pertunasan sangat diperlukan dalam teknik perbanyakan kultur jaringan. Untuk memaksimalkan

(19)

2 hasil yang ingin diperoleh melalui kultur jaringan maka diperlukan penambahan zat pengatur tumbuh dalam media yang digunakan.

Zat pengatur tumbuh yang biasa digunakan dalam teknik kultur jaringan yaitu auksin dan sitokinin. Penambahan auksin atau sitokinin ke dalam media kultur dapat meningkatkan konsentrasi zat pengatur tumbuh endogen di dalam sel, sehingga menjadi faktor pemicu dalam proses tumbuh dan perkembangan jaringan (Rozaliana dkk., 2013). Pembentukan tunas lebih dipengaruhi oleh hormon sitokinin. Hormon BAP termasuk hormon sintetik dan memiliki sifat lebih stabil dan kuat dibandingkan jenis hormon sitokinin lainnya seperti kinetin dan zeatin. Pertumbuhan perakaran pada eksplan dapat dikontrol dengan pemberian zat pengatur tumbuh golongan auksin. Kelompok auksin yang biasa digunakan dalam kultur jaringan adalah NAA (Naphthalene Acetic Acid) (Akbar, 2017).

Berdasarkan penelitian Rahmi (2010) menyatakan dari hasil penelitian pengaruh pemberian beberapa konsentrasi BAP dan NAA terhadap multiplikasi

tunas pucuk Jeruk Kanci (Citrus sp) secara in vitro menunjukkan perlakuan BAP

pada konsentrasi 2,5 mg/l merupakan perlakuan terbaik terhadap persentase eksplan yang mengalami multiplikasi dan saat muncul tunas.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti telah melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian BAP dan NAA pada medium Murashige Skoog (MS) dalam menumbuhkan eksplan tanaman jeruk JC (Japanche citroen) secara in vitro.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah

a. Untuk mendapatkan konsentrasi BAP terbaik terhadap pertumbuhan eksplan tanaman jeruk JC (Japanche citroen) secara in vitro.

b. Untuk mendapatkan konsentrasi NAA terbaik terhadap pertumbuhan eksplan tanaman jeruk JC (Japanche citroen) secara in vitro.

c. Untuk mendapatkan interaksi terbaik antara konsentrasi BAP dan NAA pada pertumbuhan eksplan tanaman jeruk JC (Japanche citroen) secara in vitro.

(20)

3 1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah

a. Memberikan informasi tentang pengaruh pemberian konsentrasi BAP dan NAA yang berbeda terhadap pertumbuhan eksplan tanaman jeruk JC (Japanche citroen) secara in vitro.

b. Memberikan informasi konsentrasi BAP dan NAA yang optimal terhadap pertumbuhan eksplan tanaman jeruk JC (Japanche citroen) secara in vitro. c. Menyediakan bibit jeruk JC (Japanche citroen) dalam jumlah yang banyak

dengan waktu yang singkat.

1.4 Hipotesis Penelitian Hipotesisnya adalah

a. Terdapat konsentrasi BAP terbaik terhadap pertumbuhan eksplan tanaman jeruk JC (Japanche citroen) secara in vitro.

b. Terdapat konsentrasi NAA terbaik terhadap pertumbuhan eksplan tanaman jeruk JC (Japanche citroen) secara in vitro.

c. Terdapat interaksi terbaik antara konsentrasi BAP dan NAA terhadap pertumbuhan eksplan tanaman jeruk JC (Japanche citroen) secara in vitro.

(21)

4 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Tanaman Jeruk JC

Tanaman jeruk merupakan komoditas buah-buahan yang termasuk kedalam jenis tanaman hortikultura yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk pemenuhan gizi yang seimbang sebagai sumber vitamin, mineral dan protein yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh (Rizal dan Rahayu, 2015).

Japanche Citroen (JC) (Citrus limonia Osbeck) merupakan salah satu jenis batang bawah jeruk varietas unggul yang banyak digunakan di Indonesia (Andrini dkk, 2013). Jeruk Japanche citroen (JC) merupakan salah satu varietas jeruk yang biasa digunakan sebagai batang bawah untuk perbanyakan vegetatif (Oksana dkk, 2011). Selanjutnya dijelaskan klasifikasi tanaman ini termasuk kedalam Divisi: Spermatophyta, Sub Divisi: Angiospermae, Kelas: Dicotyledonae, Ordo: Sapindales, Family: Rutaceae, Sub Family: Aurantioideae, Genus: Citrus, Spesies: Citrus japonica.

Buah jeruk memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. Salah satunya adalah kandungan vitamin C yang bermanfaat untuk mencegah sariawan dan menambah nafsu makan (Wijayanti dkk, 2015). Di samping itu, sari jeruk berkhasiat untuk menyembuhkan demam, mengatur pengeluaran cairan empedu, dan mengurangi keasaman darah. Kulit dan biji jeruk juga dapat diolah menjadi minyak, gula tetes dan alkohol. Kulitnya dapat dijadikan bahan untuk melembutkan kulit dan menghilangkan bintik hitam diraut wajah (AgroMedia, 2011).

2.2. Morfologi Tanaman Jeruk JC

Kanisius (2011) menyatakan karakteristik morfologi tanaman jeruk JC yaitu ujung akar selalu terdiri dari sel-sel muda yang senantiasa membelah dan merupakan titik tumbuh akar jeruk, keadaan sel akar ini sangat lembut sehingga mudah sekali rusak kalau menembus tanah yang keras dan padat. Bentuk fisik tanaman jeruk sangat dipengaruhi oleh keadaan batang jika dibiarkan tumbuh terus tanpa perlakuan pemangkasan. Tanaman jeruk yang tidak dipangkas akan dapat tumbuh lurus mencapai ketinggian 15 meter atau lebih. Daun jeruk berwarna hijau tua dan terkesan tebal. Tulang daun berbentuk menyirip beraturan,

(22)

5 tetapi ada juga yang berselang-seling seperti Citrus sinensis dan Citrus paradise. Tepian daun ada yang bergerigi ada juga yang oval tumpul. Kebanyakan bunga berbentuk majemuk dalam 1 tangkai, tiap kuntum bunga berkelamin 2 jenis, dan bunga-bunga tersebut muncul dari ketiak-ketiak daun atau pucuk-pucuk ranting yang masih muda. Buah jeruk ada yang berbentuk bulat, oval (hamper bulat), atau lonjong sedikit memanjang. Tangkai buah rata-rata besar dan pendek. Kulit buah ada yang tebal dan ulet, tetapi ada juga yang tipis tidak ulet, sehingga kulit mudah dikupas.

2.3. Syarat Tumbuh

Jeruk hibrid cocok untuk ditanam di dataran rendah, yakni sekitar 0–100 meter di atas permukaan laut yang mengandung cukup air tetapi tidak tergenang. Jenis jeruk hibrid ini ada kalanya masih dapat tumbuh dengan baik di daerah kurang air, tetapi buahnya kecil dan jarang. Untuk jenis jeruk hibrid JC (Japanse Citroen) cocok sekali digunakan untuk pohon pokok (Kanisius, 2011).

Suhu harian yang dibutuhkan jeruk untuk tumbuh secara optimal berkisar 25-300 C. Tanaman jeruk menghendaki kelembapan optimum sekitar 70-80%. Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki curah hujan berkisar 1.900-2.400 mm/tahun dengan bulan basah rata-rata 2-4 bulan dan bulan kering rata-rata 3-5 bulan dan pertumbuhan jeruk yang optimal dapat diperoleh jika tanaman jeruk ditanam di lahan yang memiliki pH tanah 5-7 dengan pH optimum 6 (AgroMedia, 2011).

2.4. Kultur Jaringan

Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan organ, serta menumbuhkan dalam kondisi aseptik sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali (Lidyawati dkk, 2012). Kelebihan teknik kultur jaringan (in vitro) adalah dapat menghasilkan bibit yang sehat dan seragam dalam jumlah besar dalam kurun waktu yang relatif singkat, perbanyakannya tidak membutuhkan tempat yang luas,

(23)

6 dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa mengenal musim, sehingga ketersediaan bibit terjamin (Heriansyah dkk, 2014).

Kultur jaringan memiliki beberapa kegunaan diantaranya adalah untuk mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang relatif singkat, yang memiliki sifat fisiologi dan morfologi sama persis dengan tanaman induknya (Lisnandar dkk, 2012). Teknik kultur jaringan menekankan lingkungan yang sesuai agar eksplan dapat tumbuh dan berkembang. Lingkungan yang sesuai akan terpenuhi bila media yang dipilih mempertimbangkan segala sesuau yang dibutuhkan oleh tanaman (Nofrianinda dkk, 2017).

Rasud dkk. (2015) menyatakan keberhasilan dalam kultur jaringan salah satunya ditentukan oleh komposisi media dan penambahan zat pengatur tumbuh ke dalam media. Penambahan zat pengatur tumbuh disesuaikan dengan arah pertumbuhan yang diinginkan. Menurut Zulkarnain (2014), kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan kultur in vitro yng optimal bervariasi antar spesies ataupun antar varietas. Bahkan, jaringan yang berasal dari bagian tanaman yang berbeda pun akan berbeda kebutuhan nutrisinya. Oleh karena itu, tidak ada satu pun medium dasar yang berlaku universal untuk semua jenis jaringan dan organ. Meskipun demikian, medium dasar MS yang direvisi (Murashige dan Skoog, 1962) adalah yang paling luas penggunaannya dibandingkan dengan media dasar lainnya. Komposisi lengkap medium Murashige dan Skoog (1962) pada pH 5,6-5,8 dapat dilihat pada Tabel 2.1.

(24)

7 Tabel 2.1 Komposisi Medium Murashige dan Skoog (MS)

Stok Senyawa per liter stok Pemakaian

Stok per liter medium

A NH4NO3 82,500 g 20,00 mL 1.650,000 mg B KNO3 95,000 g 20,00 mL 1.900.000 mg C KH2PO4 34,000 g 5,00 mL 170,000 mg H3BO3 1,240 g 6,200 mg Kl 0,166 g 0,830 mg Na2MoO.2H2O 0,050 g 0,250 mg CoCl2 . 6H2O 0,005 g 0,025 mg D CaCl2 . 2H2O 88,000 g 5,00 mL 440,000 mg E MgSO4 . 7H2O 74,000 g 5,00 mL 370,000 mg MnSO4 . 4H2O 4,460 g 22,300 mg ZnSO4 . 4H2O 1,720 g 8,600 mg CuSO4 . 5H2O 0,005 g 0,025 mg F NA2EDTA 7,460 g 5,00 mL 37,300 mg FeSO4 . 7H2O 5,560 g 27,800 mg Myo-inositol Glisin Niasin Piridoksin-HCl Tiamin-HCl 10,000 g 10,00 mL 100,000 mg 0,200 g 2,000 mg 0,050 g 0,500 mg 0,050 g 0,500 mg 0,010 g 0,100 mg Sukrosa Agar 30.000,000 mg 7.000,000 mg Sumber: Zulkarnain, 2014

2.5. Zat Pengatur Tumbuh

Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa organik bukan nutrisi tanaman, aktif dalam konsentrasi rendah yang merangsang, menghambat atau merubah pertumbuhan serta perkembangan tanaman secara kuantitatif maupun kualitatif (Lawalata, 2011). Terdapat dua kelompok zat pengatur tumbuh yang sering digunakan yaitu kelompok auksin seperti Indoleacetic acid (IAA) dan naphthaleneacetic acid (NAA) sedangkan kelompok sitokinin misalnya kinetin dan benzylamino purine (BAP) (Samudin, 2009).

(25)

8 2.5.1. Sitokinin

Sitokinin adalah senyawa turunan adenine dan berperan dalam pengaturan pembelahan sel dan morfogenesis. Sitokinin digunakan untuk merangsang terbentuknya tunas, berpengaruh dalam metabolisme sel, dan merangsang sel dorman serta aktivitas utamanya adalah mendorong pembelahan sel (Karjadi dan Buchory, 2008). Beberapa macam sitokinin merupakan sitokinin alami dan beberapa lainnya merupakan sitokinin sintetik. Sitokinin alami dihasilkan pada jaringan yang tumbuh aktif terutama pada akar, embrio dan buah. Pemberian sitokinin ke dalam medium kultur jaringan penting untuk menginduksi perkemnbangan dan pertumbuhan sel (Wahyudi, 2013). 6-Benzyl Amino Purin (BAP) merupakan sitokinin sintesis yang memiliki berat molekul sebesar 225,26 dengan rumus molekul C12H11N5- (Purita, 2017). BAP sangat berperan dalam

pembentukan dan penggandaan tunas in vitro (Lidyawati, 2012). Pada perbandingan konsentrasi tertentu, BAP bersama hormon yang lain dapat merangsang pertumbuhan tunas tanaman (Sariningtias, 2014). Berdasarkan hasil penelitian Hidayati (2014) mengenai induksi tunas in vitro jeruk siam asal Kampar disimpulkan bahwa konsentrasi BAP yang cenderung lebih baik dalam menginduksi tunas pada eksplan tunas apeks dan nodus adalah pada konsentrasi 2 mg/l BAP. Hasil penelitian Nurhayati (2004) peningkatana konsentrasi BAP dari 0 mg/l sampai 1,579 mg/l nyata meningkatkan jumlah tunas.

2.5.2. Auksin

Auksin banyak digunakan dalam kultur jaringan untuk perpanjangan sel, pembentukan akar adventif, dan menghambat pembentukan tunas adventif dan tunas ketiak, sedang NAA (1-naphtalene acetic acid) adalah ZPT yang termasuk dalam golongan auksin (Karjadi, 2008). NAA merupakan golongan auksin yang berfungsi dalam mrnginduksi pembentangan sel dan inisiasi pengakaran (Sari, 2015). Pada hasil penelitian Royani (2016) pada tanaman krisan dengan buku dua dengan jumlah akar terbanyak terdapat pada perlakuan NAA 2 mg/l + kinetin 0 mg/l. Hasil penelitian Pamungkas (2015) pada tanaman pisang konsentrasi NAA terbaik adalah 2 ppm untuk variable panjang akar terpanjang.

(26)

9 III. MATERI DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Reproduksi dan Pemuliaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada bulan Juni sampai September 2019.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan sebagai eksplan adalah tanaman jeruk JC. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini media Murashige and Skoog (MS), agar, sukrosa, akuades, deterjen, plastik prophopilen (PP) 0,3 mm, kertas label, karet gelang, spiritus, alkohol 70%, hormone BAP dan NAA.

Alat yang digunakan adalah botol kultur, bunsen, Laminar Air Flow Cabinet (LAFC), peralatan diseksi (pinset besar dan pinset kecil), gunting, timbangan analitik, hand sprayer, magnetik stirer, hot plate, labu takar, gelas baker, erlenmeyer, pH meter, autoklaf, pipet ukur, aluminium foil, lemari pendingin dan rak kultur.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdapat 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi BAP (B) terdiri dari 4 taraf yaitu:

B0 = 0 mg/l B1 = 1,5 mg/l B2 = 2,5 mg/l B3 = 3,5 mg/l

Faktor kedua adalah konsentrasi NAA (N), yang terdiri dari 3 taraf yaitu: N0 = 0 mg/l

N1 = 1 mg/l N2 = 2 mg/l

(27)

10 Sehingga didapatkan 12 kombinasi perlakuan dan setiap perlakuan terdiri dari 10 ulangan sehingga terdapat 120 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan berisi 1 eksplan setiap botol sehingga terdapat 120 eksplan (Tabel 3.1).

Tabel 3.1. Kombinasi Perlakuan Berbagai Taraf Konsentrasi BAP dan NAA

Perlakuan NAA N0 N1 N2 BAP B0 B0N0 B0N1 B0N2 B1 B1N0 B1N1 B1N2 B2 B2N0 B2N1 B2N2 B3 B3N0 B3N1 B3N2 3.4. Prosedur Pelaksanaan

3.4.1. Sterilisasi Alat, Botol, Media Tanam dan Eksplan

Sterilisasi merupakan kunci keberhasilan dalam pelaksanaan kultur jaringan. Botol dan alat-alat yang digunakan dalam pembuatan media dicuci sampai bersih kemudian disterilkan dengan autoclave pada suhu 121oC selama 1 jam 45 menit. Alat-alat yang perlu disterilkan yaitu pinset, gunting, pisau scalpel, erlenmeyer, botol kultur, cawan petri dan aluminium foil. Khusus untuk alat-alat tanam harus dibungkus kertas sebelum di autoclave.

Ekplan yang digunakan yaitu tunas lateral tanamran jeruk JC. Tanaman jeruk JC yang steril dibawa ke dalam laminar, lalu eksplan tanaman jeruk JC digunting dan dimasukkan ke dalam cawan petri. Setelah itu eksplan di tanam ke media sesuai dengan perlakuan.

3.4.2. Pembuatan media

Media yang digunakan dalam percobaan ini adalah media MS padat. Total volume media yang dibuat adalah 3.600 ml dengan masing-masing 300 ml/perlakuan. Langkah-langkah pembuatan media yaitu timbang media MS 1,32 gram, gula 9 gram, agar 1,95 gram, masukkan media MS, masukkan agar, masukkan gula, masukkan ZPT, tambahkan aquades sampai 300 ml, ukur pH sekitar 5,8-6 dengan menambahkan NaOH atau HCl agar memperoleh pH yang sesuai dan aduk larutan menggunakan magnetic stirer, masak hingga mendidih,

(28)

11 tuangkan media kedalam botol kultur, botol-botol yang sudah terisi media ditutup dengan menggunakan plastik dan karet, sterilisasi media dalam autoclave, dan inkubasi media minimal selama 3 hari.

3.4.3. Penanaman

Penanaman eksplan dilakukan dalam Laminar air flow. Sebelum dilakukan penanaman, Laminar air flow dibersihkan dahulu dengan menyemprotkan alkohol 70%. Sebelum dimasukkan ke dalam Laminar air flow, alat-alat dan botol-botol media yang telah disiapkan disemprot dengan alkohol 70% dahulu. Pada saat penanaman, tangan yang masuk ke dalam Laminar air flow juga harus disemprot dengan alkohol 70% untuk menjaga agar tetap steril (Rahmi, 2010). Botol kultur yang berisi media dipanasi terlebih dahulu pada bagian mulut botol untuk mencegah terjadinya kontaminasi. Tutup botol dibuka dengan hati-hati kemudian eksplan ditanam dengan menggunakan pinset steril. Untuk menjaga sterilisasi dari alat, maka pinset selalu dicelupkan di dalam larutan alkohol 96% dan dipanaskan sebelum digunakan. Sebelum ditutup, mulut botol dan tutup botol dipanaskan kembali. Kemudian ditutup dengan menggunakan alumunium foil dan plastik. Botol yang telah selesai ditanam diberi label perlakuan dan tanggal penanaman. Pemeliharaan dilakukan dengan cara menyemprotkan alkohol 70% ke botol-botol kultur setiap hari.

3.5. Parameter Pengamatan

Parameter pengamatan diamati secara visual yaitu:

a. Waktu muncul tunas (HST) : pengamatan dilakukan setiap hari untuk mengetahui waktu saat muncul tunas.

b. Waktu muncul akar (HST) : pengamatan dilakukan setiap hari untuk mengetahui waktu muncul akar.

c. Jumlah tunas : pengamatan dilakukan setiap hari dan dihitung pada akhir penelitian.

d. Jumlah akar : pengamatan dilakukan setiap hari dan dihitung pada akhir penelitian.

(29)

12 e. Jumlah daun : pengamatan dilakukan setiap hari dan dihitung pada akhir

penelitian.

3.6. Analisis Data

Data hasil pengamatan dianalisis dengan ANOVA menggunakan program SAS. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis ragam dengan uji F pada taraf 5%.). Jika terjadi perbedaan nyata maka dilanjut dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) 5%.

Tabel 3.2. Analisis Ragam Menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL)

F tabel

SK Db JK KT F hitung 5% 1%

A (A-1) JKP JKP(A-1) KTP/KTG

B (B-1) JKP JKP(B-1) KTP/KTG

AxB (AB-1) JKP JKP(AB-1) KTP/KTG Galat t(r-1) JKG JKG/t(r-1)

(30)

22 V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemberian konsentrasi 2,5 mg/l BAP merupakan konsentrasi terbaik dalam parameter waktu muncul tunas yaitu 9,20 hari. Pemberian konsentrasi 1,5 mg/l BAP merupakan konsentrasi terbaik dalam parameter jumlah tunas yaitu sebanyak 3,50 tunas. Pemberian 0 mg/l BAP merupakan konsentrasi terbaik dalam parameter waktu muncul akar dan jumlah akar.

2. Pemberian konsentrasi 0 mg/l NAA merupakan konsentrasi terbaik dalam parameter waktu muncul tunas yaitu 9,05 hari. Pemberian konsentasi 0 mg/l NAA merupakan konsentrasi terbaik dalam parameter jumlah tunas yaitu 2,93 tunas.

3. Interaksi antara pemberian konsentrasi 2,5 mg/l BAP + 2 mg/l NAA merupakan interaksi terbaik dalam menghasilkan jumlah daun sebanyak 15,90 helai.

5.2. Saran

Disarankan untuk menggunakan konsentrasi 2,5 mg/l BAP + 2 mg/l NAA untuk pertumbuhan jeruk JC (Citrus limonia Osbeck.) secara in vitro.

(31)

23 DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M. A., E. Faridah, S. Indrioko an T. Hermawan. 2017. Induksi Tunas, Multiplikasi dan Perakaran Gyrinops versteegii (Gilg.) Domke secara In Vitro. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan. 11(1): 1-13.

Andrini, A., Suharsi, TK, dan Surahman, M. 2013. Studi Poliembrioni dan Penentuan Tingkat Kemasakan Fisiologis Benih Japansche Citroen Berdasarkan Warna Kulit Buah. Jurnal Hortikultura. 23(3): 195-202.

Astuti, Y. T. M. dan Neny, A. 2005. Pengaruh Pemberian BAP dan NAA Terhadap Pertumbuhan Krisan (Chrysanthemum morifolium Ram.) dalam Kultur Jaringan. Biota. X(3): 31-35.

Erfa, L., Ferziana dan Yuriansyah. 2012. Pengaruh Formulasi Media dan Konsentrasi Air Kelapa terhadap Pertumbuhan Protokorm Anggrek Phalaenopsis In Vitro. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. 12(3): 169-174.

Fathurrahman, T. Rosmawati, A. Syaifuddin Nst. dan Gunawan S. 2012. Multiplikasi Tunas Pucuk Tomat (Lycopersium esculentum MILL) dengan Menggunakan Benzyl Amino Purine (BAP) dan Naphtalene Acetic Acid (NAA) Secara In Vitro. Jurnal Agroteknologi. 1(1): 1-12.

Heriansyah, P., T. Sagiarti, dan Rover. 2014. Pengaruh Pemberian Myoinositol dan Arang Aktif Pada Media Sub Kultur Jaringan Tanaman Anggrek (Dendrobium sp). Jurnal Agroteknologi. 5(1): 9-16.

Kanisius, A.A. 2011. Budi Daya Tanaman Jeruk. Kanisius. Yogyakarta. Hal. 22-35.

Karjadi, A.K. dan Buchory A. 2008. Pengaruh Auksin dan Sitokinin terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Jaringan Meristem Kentang Kultivar Granola. Jurnal Hortikultura. 18(4): 380-384.

Karsinah, Sudarsono, L. Setyobudi, dan H. Aswidinnon. 2002. Keragaman Genetik Plasma Nutfah Jeruk berdasarkan Analisis Penanda RAPD. Jurnal Bioteknologi Pertanian. 7(1): 8-16.

Kementrian Pertanian. 2019. Produksi Jeruk Siam/Keprok Menurut Provinsi Tahun 2015-2019. http://www.pertanian.go.id. Diakses 28 Desember 2020.

Lawalata, I. J. 2011. Pemberian Beberapa Kombinasi ZPT terhadap Regenerasi Tanaman Gloxinia (Siningia speciosa) dari Eksplan Batang dan Daun Secara In Vitro. J. Exp. Life Sci. 1(2):56-110.

(32)

24 Lidyawati, N. N., Waeniati, Muslimin, dan I. N. Suwastika. 2012. Perbanyakan Tanaman Melon (Cucumis melo L.) Secara In Vitro Pada Medium Ms dengan Penambahan Indole Acetic Acid (IAA) dan Benzil Amino Purin. Jurnal Natural Science. 1(1): 43-52.

Lisnandar, D. S., W. Mudyantini, dan A. Pitoyo. 2012. Pengaruh Pemberian Variasi Konsentrasi NAA (α-naphthaleneacetic acid) dan 2,4 D terhadap Induksi Protocorm Like Bodies (PLB) Anggrek Macan (Grammatophyllum scriptum (Lindl.). Bioteknologi. 9(2): 66-72.

Mayasari, D. 2018. Induksi Tunas Aksilar Sirsak (Annona muricata L.) dengan Penambahan NAA (Naphthalene Acetic Acid) dan BAP (6-Benzyl Amino Purine) Secara In Vitro. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.

Mulyanto, H. 2014. Prospek Berkebun Jeruk JC (Japanche citroen). http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/prospek-berkebun-jeruk-jc-japanche-citroen/. Diakses 12 April 2018.

Nofrianinda, V., F. Yulianti, dan E. Agustina. 2017. Pertumbuhan Planlet Stroberi (Fragaria ananassa D) Var. Dorit pada Beberapa Variasi Media Modifikasi In Vitro di Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika (BALITJESTRO). Biotropic. 1(1): 32-41.

Nurhayati. 2004. Variasi Konsentrasi BAP dan IAA pada Perbanyakan Jeruk Keprok Maga (Citrus nobilis L. Var. Chrysocarpa) secara In Vitro. Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian. 2(1): 8-12.

Oksana, E. Rahmadani, dan Syamsul. 2011. Peranan Berbagai Macam Media Tumbuh bagi Pertumbuhan Stek Daun Jeruk JC (Japanche citroen) dengan Beberapa Konsentrasi BAP.

Pamungkas, S. S. T. 2015. Pengaruh Konsentrasi NAA dan BAP terhadap Pertumbuhan Tunas Eksplan Tanaman Pisang Cavendish (Musa paradisiaca L.) melalui Kultur In Vitro. Gontor AGROTECH Sciense Journal. 2(1): 31-45.

Prasmeswari, M. A., Karno dan S. Anwar. 2019. The Effect of BAP and Kinetin Concertrations for Shoot Induction on Teak (Tectona grandis L.) with In Vitro method. Journal Tropical Crop Science and Technology. 1(2): 93-107.

Prayana, F. A., Djenal dan R. Wardana. 2017. Mikropropagasi Tangkai Daun Iles-Iles (Amorphophallus muelleri Blume.) Secara In Vitro dengan Penambahan ZPT BAP dan NAA. Journal of Applied Agricultural Sciences. 1(2): 95-104.

(33)

25 Purita, S. Y., N. R. Ardiarini dan N. Basuki. 2017. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Jenis BAP terhadap Pertumbuhan Planlet Sub Kultur Jaringan Tanaman Nanas (Ananas comosus L. Merr.). Jurnal Produksi Tanaman. 5(7): 1207-1212.

Purwanto, A. S. D. Purwantono, dan S. Mardin. 2007. Modifikasi Media MS dan Perlakuan Penambahan Air Kelapa untuk Menumbuhkan Eksplan Tanaman Kentang. Jurnal Penelitian dan Informasi Pertanian “Agrin”. 11(1): 36-42.

Puspitasari, I. D., W. Muslihatin dan D. Agisimanto. 2017. Pertumbuhan Kalus Jeruk JC (Japansche Citroen) pada Media Murashige and Skoog dengan Berbagai Konsentrasi NaCl. Jurnal Sains dan Seni ITS. 6(2): 2337-3520.

Putriana, Gusmiaty, M. Restu, Musriati dan N. Aida. 2019. Respon Kinetin dan Tipe Eksplan Jabon Merah (Antocephalus macrophyllus Roxb. Havil) secara In Vitro. Jurnal Bilologi Makassar. 4(1): 48-57.

Rahayu B., Solichatun, dan E. Anggarwulan. 2003. Pengaruh Asam 2,4-Diklorofenoksiasetat (2,4-D) terhadap Pembentukan dan Pertumbuhan Kalus serta Kandungan Flavonoid Kultur Kalus Acalypha indica L.. Biofarmasi. 1(1): 1-6.

Rahmi, I., I. Suliansyah, T. Bustamam. 2010. Pengaruh Pemberian Beberapa Konsentrasi BAP dan NAA terhadap Multiplikasi Tunas Pucuk Jeruk Kanci (Citrus sp.) secara In Vitro. Jerami. 3(3): 210-219.

Rasud, Y., S. Ulfa, dan Baharia. 2015. Pertumbuhan Jeruk Manis (Citrus sinensis L.) dengan Penambahan Berbagai Kosentrasi Sitokinin secara In Vitro. Jurnal Agroland. 22(3): 197-204.

Redaksi AgroMedia. 2011. Bertanam Jeruk di Dalam Pot dan di Kebun. PT. Redaksi AgroMedia Pustaka. Jakarta. Hal. 15-17.

Rizal, M., dan S. P. Rahayu. 2015. Perbaikan Teknologi Budidaya Jeruk Keprok Borneo Prima dan Analisis Usahataninya di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON. 1(6): 1492-1496.

Royani, I. dan A. Fatmawati. 2016. Pengaruh Konsentrasi NAA dan Kinetin terhadap Pertumbuhan Tanaman Krisan secara In Vitro. Jurnal Ilmiah Biologi “ Bioscientist”. 4(2): 63-66.

Rozaliana, L.A.M. Siregar, dan E.S. Bayu. 2013. Pengaruh α-Benzil Amino Purina dan α-Asam Asetat Naftalena terhadap Pembentukan Tunas

(34)

26 Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.) Secara In-Vitro. Jurnal Online Agroekoteknologi. 1(3): 626-637.

Samanhudi. 2007. Perbanyakan Cepat Jeruk Keprok Tawangmangu Secara In Vitro untuk Mendukung Pengembangan Agribisnis Jeruk di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Jeruk. Solo, 2007: 209-218.

Samudin, S. 2009. Pengaruh Kombinasi Auksin-Sitokinin terhadap Pertumbuhan Buah Naga. Media Litbang Sulteng. 2(1): 62-66.

Samudin, S. 2009. Pengaruh Komposisi Media terhadap Inisiasi Tanaman Apel (Malus sylvestris Mill.). Jurnal Agroland. 16(3): 193-198.

Sari, H.S., M. Dwiati dan I. Budisantosa. 2015. Efek NAA dan BAP terhadap Pembentukan Tunas, Daun dan Tinggi Tunas Stek Mikro Nepenthes ampullaria Jack. Biosfera. 32(3): 194-201.

Sariningtias, N.W., R. Poerwanto dan E. Gunawan. 2014. Penggunaan Benzil Amino Purin (BAP) pada Okulasi Jeruk Keprok (Citrus reticulata). Jurnal Hort. Indonesia. 5(3): 158-167.

Sulasiah, A., C. Tumilisar, dan T. Lestari. 2015. Pengaruh Pemberian Jenis dan Konsentrasi Auksin Terhadap Induksi Perakaran Pada Tunas Dendrobium sp Secara In Vitro. BIOMA. 11(1): 56-66.

Supriati, Y., I. Mariska, dan S. Hutami. 2005. Mikropropagasi Sukun (Artocarpus communis Forst.), Tanaman Sumber Karbohidrat Alternatif. Berita Biologi. 7(4): 208-214.

Syatria, N., H. Suhartoyo dan E. Apriyanto. 2019. Induksi Tunas Sengon (Falcataria moluccana) Bebas Karat Puru Secara In Vitro untuk Mendukung Pembangunan Hutan Rakyat Secara Berkelanjutan. NATURALIS. 8(2): 119-127.

Triharyanto E., R. B. Arniputri, E. S. Muliawati, dan E. Trisnawati. 2018. Kajian Konsentrasi IAA dan BAP Pada Multiplikasi Pisang Raja Bulu In Vitro dan Aklimatisasinya. Agrotech Res J. 2(1): 1-5.

Wardatutthoyyibah, R. S. Wulandari, dan H. Darwati. 2015. Penambahan Auksin dan Sitokinin Terhadap Pertumbuhan Tunas dan Akar Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) Secara In Vitro. Jurnal Hutan Lestari. 3(1): 43-50.

Yusuf, R., S. Laude, Hawalina, N. M. Setianingsih. 2017. Pertumbuhan Tanaman Buah Naga (Hylocereus undatus L.) yang Diberikan Berbagai Konsentrasi NAA (Napthalen Acetic Acid) Secara In Vitro. J. Agroland. 24(2): 113-118.

(35)

27 Zulkarnain. 2014. Kultur Jaringan Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta. Hal. 203.

(36)

28 Lampiran 1. Alur penelitian

Sterilisasi peralatan dan botol

Pembuatan Media

Inkubasi Media

Persiapan tempat penanaman (LAF)

B0N0 = BAP 0 mg/l + NAA 0 mg/l B0N1 = BAP 0 mg/l + NAA 1 mg/l B0N2 = BAP 0 mg/l + NAA 2 mg/l B1N0 = BAP 1,5 mg/l + NAA 0 mg/l B1N1 = BAP 1,5 mg/l + NAA 1 mg/l B1N2 = BAP 1,5 mg/l + NAA 2 mg/l B2N0 = BAP 2,5 mg/l + NAA 0 mg/l B2N1 = BAP 2,5 mg/l + NAA 1 mg/l B2N2 = BAP 2,5 mg/l + NAA 2 mg/l B3N0 = BAP 3,5 mg/l + NAA 0 mg/l B3N1 = BAP 3,5 mg/l + NAA 1 mg/l B3N2 = BAP 3,5 mg/l + NAA 2 mg/l Penanaman

Pemeliharaan Eksplan Pegamatan

1. Waktu Muncul Tunas 2. Waktu Mucul Akar 3. Jumlah Tunas 4. Jumlah Akar

(37)
(38)

29 Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian

Penambahan MS pada media Penambahan ZPT pada media

Gambar

Tabel 3.2. Analisis Ragam Menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALLA yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Pengalaman Kerja Praktek

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta‟ala karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulis

Implikasi pengaturan yang demikian, yakni bahwa layanan syariah hanya dapat dilaksanakan oleh Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat yang sematamata melaksanakan

Prinsip kerja dari relai tersebut ialah mendeteksi adanya arus lebih yang melebihi nilai setting yang telah ditentukan, baik yang disebabkan oleh adanya gangguan

Alhamdulillah hirabbil „alamin, puji syukur penulis ucapkan atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya Allah Subhanahu wa Ta‟ala, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Dosen pembimbing Kerja Praktik adalah dosen Program Studi Matematika yang mendapat tugas dari Departemen Pendidikan Matematika atas usulan Ketua Program Studi