• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGADILAN TINGGI AGAMA MATARAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGADILAN TINGGI AGAMA MATARAM"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

1

R

R

R

E

E

E

N

N

N

C

C

C

A

A

A

N

N

N

A

A

A

S

S

S

T

T

T

R

R

R

A

A

A

T

T

T

E

E

E

G

G

G

I

I

I

S

S

S

2

2

0

0

1

1

0

0

2

2

0

0

1

1

4

4

(

(

R

R

e

e

v

v

i

i

u

u

2

2

0

0

1

1

3

3

)

)

PENGADILAN TINGGI AGAMA MATARAM

Jl. Majapahit No. 58 Mataram • Phone: 0370 621876 • Fax: 0370 642074

(2)

2  Alamat kantor : Jalan Majapahit No. 58 Mataram

 Nomor telpon : (0370) 621876-639395-643492  Faksimile : (0370) 642074  Website : http://www.pta-mataram.go.id  Email : info@pta-mataram.go.id helpdeskpta.mataram@gmail.com pta-mataram@badilag.net ptamataram@ymail.com  Luas Tanah : 3.821 m2  Luas Gedung : 1.967 m2

 Status Kantor : Hak Pakai

(3)

1

Visi

“Terwujudnya Pengadilan Tinggi Agama Mataram

Yang Agung”

Misi

 Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparansi  Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Peradilan

 Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien

 Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efisien  Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan

(4)

KATA PENGANTAR

REVIU RENCANA STRATEGIS 2010-2014

Jl. Majapahit No. 58 Mataram * email : helpdeskpta.mataram@gmail.com * www.pta-mataram.go.id

(5)

Kata Pengantar

i

Kata Pengantar

Bismillahirrahmannirrahim

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, Pengadilan Tinggi Agama Mataram dapat menyelesaikan pembuatan dokumen Rencana Strategis, yang disebut Renstra Pengadilan Tinggi Agama Mataram 2015-2019. Rencana Strategis ini merupakan rumusan strategi dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) guna mempertajam arah dan langkah dalam mencapai cita-cita pembaruan badan peradilan secara utuh, yang tidak terlepas dari Blue Print Jilid 2 Mahkamah Agung.

Rencana Strategis instansi pemerintah dalam tataran operasional ditetapkan dalam jangka waktu lima tahunan merupakan tahap pertama dalam road map dalam pembaruan badan peradilan 2010-2035 (perencanaan strategis dua puluh lima tahun). Rencana Strategis tersebut dapat dikatakan sebagai proses partisipasi, sistematis dan berkelanjutan yang membantu instansi dalam pencapaian visi dan misi badan peradilan.

Rencana Strategis memuat penetapan visi, misi, tujuan,dan sasaran serta strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran) yang dijabarkan dalam kebijakan dan program, serta ukuran keberhasilan dalam pelaksanaannya. Selanjutnya, rencana kinerja kegiatan akan ditetapkan kemudian dalam dokumen tersendiri melalui perencanaan kinerja tahunan dalam kurun waktu 5 tahun pada 2015-2019 yang menjabarkan kegiatan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis. Penyusunan rencana kinerja tahunan (RKT) dilakukan setiap tahun seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran.

(6)

Kata Pengantar

ii Oleh karena itu, diharapkan rencana strategis ini dapat dijadikan Cetak Biru (Blue Print) atau paling tidak plat-form pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di Peradilan Agama khususnya wilayah yurisdiksi Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

(7)

DAFTAR ISI

REVIU RENCANA STRATEGIS 2010-2014

Jl. Majapahit No. 58 Mataram * email : helpdeskpta.mataram@gmail.com * www.pta-mataram.go.id

(8)

Daftar Isi

iii

Daftar Isi

Halaman Judul

Kata Pengantar i

Daftar Isi iii

Bab I Pendahuluan 1

1.1 Kondisi Umum 1

1.2 Potensi dan Permasalahan 5

Bab II Visi, Misi danTujuan 17

2.1 Visi 17

2.2 Misi 18

2.3 Tujuan dan Sasaran Strategis 19

Bab III Arah Kebijakan dan Strategi 25

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Mahkamah Agung 25

3.2 Arah Kebijakan dan Strategi PTA Mataram 31

Penutup iv

Lampiran

Matriks Kinerja PTA Mataram Tahun 2010-2014 Matriks Pendanaan PTA Mataram Tahun 2010-2014

(9)

Bab I

PENDAHULUAN

REVIU RENCANA STRATEGIS 2010-2014

Jl. Majapahit No. 58 Mataram * email : helpdeskpta.mataram@gmail.com * www.pta-mataram.go.id

(10)

Bab I Pendahuluan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. KONDISI UMUM

Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran Pengadilan Tinggi Agama Mataram dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya, dibidang Administrasi, Organisasi, Perencanaan dan Keuangan. Pengadilan Tinggi Agama Mataram merupakan lingkungan Peradilan Agama di bawah Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Pengadilan Tinggi Agama Mataram sebagai kawal depan Mahkamah Agung Republik Indonesia bertugas dan berwenang menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara yang masuk di tingkat banding.

Pengadilan Tinggi Agama Mataram dalam menjalankan tugas dan fungsinya tersebut adalah untuk mendukung tercapainya visi dan misi Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai lembaga pelaksana kekuasaan kehakiman di Indonesia.

Perencanaan stratejik suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan bersinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada pada lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Mataram. Rencana Strategis ini dijabarkan ke dalam program yang kemudian diuraikan kedalam rencana tindakan. Rencana Strategis ini kelak didukung dengan anggaran yang memadai, dilaksanakan oleh sumber daya manusia yang kompeten, ditunjang sarana

(11)

Bab I Pendahuluan

2 dan prasarana serta memperhitungkan perkembangan lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Mataram, baik lingkungan internal maupun eksternal sebagai variable strategis.

Dalam rangka perumusan rencana strategis, maka Pengadilan Tinggi Agama Mataram perlu mengadakan analisa mengenai kondisi saat ini. Kerangka (framework) pemikiran dalam menilai, mengevaluasi serta mengukur kondisi tersebut mengadopsi kerangka pemikiran yang dirumuskan oleh Mahkamah Agung yaitu tentang “Pengadilan yang Ideal”. Mengacu dari hal tersebut, Pengadilan Tinggi Agama Mataram merumuskan delapan aspek/bidang yang merupakan hasil breakdown dari konsep “Pengadilan yang Ideal” tersebut, yaitu (1) aspek Proses Peradilan (2) aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan, (3) aspek Pembinaan dan Pengawasan, (4) aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan, (5) aspek Sarana dan Prasarana, (6) aspek Pemenuhan Kebutuhan dan Kepuasan Pencari Keadilan, (7) aspek Keterjangkauan Pelayanan Peradilan, dan (8) Kepercayaan Masyarakat. Aspek butir (1) sampai butir (5) merupakan tinjauan penilaian tentang ”Pengadilan yang Ideal” secara internal, sedangkan pada aspek butir (6) sampai butir (8) merupakan penilaian secara eksternal.

Masing-masing aspek yang dijadikan sebagai kriteria pengukuran, dibagi lagi menjadi sub-sub aspek yang diekspresikan dalam sejumlah pernyataan. Berikut adalah tinjauan lebih detil mengenai sub aspek yang dinilai sudah baik dan yang dinilai masih sangat perlu perbaikan.

ASPEK 1 PROSES PERADILAN/ALUR BERPERKARA

Baik  Hakim memenuhi nilai-nilai pengadilan

 Pemisahan peran dan tanggung jawab hakim dan staf pengadilan

(12)

Bab I Pendahuluan

3 Perlu Perbaikan  Pengukuran kualitas pelayanan dan putusan

pengadilan

ASPEK 2 SUMBER DAYA APARATUR PERADILAN

Baik  Pengelolaan SDM baik teknis yudisial maupun non teknis yudisial

 Sarana teknologi mendukung proses pengelolaan SDM Perlu Perbaikan  Penataan mekanisme kerja di setiap unit kerja

 Kejelasan peran dan tanggung jawab dalam setiap fungsi baik hakim, kepaniteraan dan kesekretariatan  Penataan SDM di masing-masing unit kerja sehingga

pemanfaatan SDM yang ada dapat memenuhi kebutuhan kinerja yang akan dicapai

 Sistem Penilaian Prestasi Kerja

ASPEK 3 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Baik  Pelaksanaan fungsi pengawasan dan pembinaan secara berkala

Perlu Perbaikan  Reviu pedoman dan petunjuk teknis pengawasan  Sistem monitoring dan evaluasi yang efektif dan efisien  Evaluasi penilaian kinerja

 Sistem manajemen pengaduan berbasis teknologi informasi

ASPEK 4 TERTIB ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN PERADILAN

Baik  Penjabaran tujuan, sasaran dalam program dan kegiatan yang tepat

 Sarana teknologi mendukung proses komunikasi dan pemantauan kebijakan

Perlu Perbaikan  Keterbukaan pada visi, sasaran, program peradilan  Terciptanya manajemen peradilan yang sistematis yang

berorientasi kepada hasil (Outcome)  Penetapan strategi sesuai dengan tujuan

 Kedisiplinan dalam pemanfaatan sarana teknologi informasi yang ada

(13)

Bab I Pendahuluan

4 Baik  Penyediaan sarana gedung dan fasilitas perkantoran

 Penyediaan sarana teknologi mendukung proses peradilan

Perlu Perbaikan  Pengembangan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemenuhan kebutuhan akan informasi bagi masyarakat pencari keadilan

ASPEK 6 PEMENUHAN KEBUTUHAN DAN KEPUASAN PARA PENCARI KEADILAN

Baik  Petugas menindaklanjuti pengaduan dan permintaan dengan tanggung jawab

Perlu Perbaikan  Pengumpulan informasi berkala tingkat kepuasan pengguna

ASPEK 7 KETERJANGKAUAN PELAYANAN PERADILAN

Baik  Biaya perkara yg terjangkau masyarakat

 Akses yg mudah bagi masyarakat ke gedung pengadilan

Perlu Perbaikan  Memfasilitasi bantuan hukum bagi pencari keadilan

ASPEK 8 KEPERCAYAAN MASYARAKAT

Baik  Menyediakan informasi proses perkara pengadilan  Menyediakan informasi jumlah perkara, tunggakan,

rencana, penetapan

Perlu Perbaikan Menyediakan informasi statistik pengawasan

Bagan di atas memberikan arahan atau kunci-kunci lebih detil mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan penilaian sebagai pengadilan yang ideal. Bila membicarakan mengenai pengembangan atau perbaikan maka sub-sub aspek yang sudah baik, diperlukan program-program yang tujuannya adalah mempertahankan atau memperkuat (polish the strength approach). Sementara untuk sub-sub area yang masih perlu perbaikan (dinilai sebagai yang paling tidak memuaskan), maka diperlukan program-program perbaikan untuk bisa memenuhi harapan (fill in the gaps approach).

(14)

Bab I Pendahuluan

5

1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN A. Kekuatan yang dimiliki

Kekuatan Pengadilan Tinggi Agama Mataram mencakup hal-hal yang memang sudah diatur dalam peraturan/perundang-undangan sampai dengan hal-hal yang dikembangkan kemudian, mencakup:

1. Merupakan vrovost (kawal depan) di wilayah propinsi Nusa Tenggara Barat dan Bali.

2. Merupakan pengambil keputusan dalam pertimbangan karir (promosi dan mutasi) pegawai sewilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

3. Adanya undang undang yang mengatur kewenangan Pengadilan Tinggi Agama Mataram selaku Pengadilan Tingkat Banding. 4. Memiliki dokumen Rencana Strategis lima tahunan sebagai dasar

untuk mencapai visi misi Pengadilan Tinggi Agama Mataram. 5. Memiliki dokumen Yurisdiksi Pengadilan Tinggi Agama Mataram

yang direviu setiap tahunnya.

6. Secara rutin menerbitkan Laporan Tahunan Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

7. Secara rutin menerbitkan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Tinggi Agama Mataram sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap kinerja yang telah hasilkan untuk masyarakat pencari keadilan.

B. Kelemahan (Weakness)

Tinjauan kelemahan dikelompokkan sesuai dengan aspek-aspek yang menjadi kriteria pengadilan ideal menurut Pengadilan Tinggi Agama Mataram. Berikut adalah kelemahan-kelemahan di Pengadilan Tinggi Agama Mataram yang harus menjadi fokus perbaikan.

(15)

Bab I Pendahuluan

6

1. Aspek Proses Peradilan

a. Belum memiliki mekanisme evaluasi yang dapat mengukur kepuasan masyarakat pencari keadilan di wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

b. Hukum acara belum mendukung perubahan proses pengelolaan perkara.

c. Komitmen pimpinn dan jajarannya mengenai batas waktu prose penyelesaian perkara banding untuk peningkatan kinerja.

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

 Pengadilan Tinggi Agama Mataram, belum mempunyai kewenangan untuk merekrut pegawai sendiri sesuai kebutuhan Pengadilan.

 Rekrutmen PNS yang diterima belum sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kerja yang dibutuhkan di Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

 Penyebaran hakim masih belum merata, komposisi jumlah hakim masih belum sesuai dengan komposisi jumlah perkara yang masuk.

 Sistim karir (promosi dan mutasi) belum mengacu pada asas-asas sistem modern.

 Sistem penilaian kinerja belum berbasis merit.

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

 Belum diterapkannya evaluasi penilaian kinerja.

 Belum adanya sistem pengaduan masyarakat yang berbasis teknologi informasi.

 Pedoman dan petunjuk teknis pengawasan masih perlu di

(16)

isu-Bab I Pendahuluan

7 isu strategis yang tidak lain dalam maksud percepatan dan peningkatan kinerja.

4. Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan

a. Perencanaan masih belum sesuai dengan kebutuhan.

b. Belum memiliki dokumen Profil Pengadilan Tinggi Agama Mataram untuk mengetahui keadaan dan kondisi setiap tahunnya sebagai dasar/bahan perencanaan.

c. Masih belum tertatanya mekanisme kerja di setiap level unit kerja sehingga diperlukan penataan tata laksana seperti uraian tugas (Job Description), standar operasional prosedur (SOP) sehingga peran dan tanggung jawab menjadi jelas dan tidak tumpang tindih.

d. Organisasi yang ada terasa kurang efisien.

e. Belum tertibnya/disiplinnya pemanfaatan terhadap sistem manajemen perkara berbasis teknologi informasi yang ada. f. Pola manajemen modern yang ada masih belum merupakan pola

manajemen yang terpadu dan terintegritas. Masih perlu pengembangan terhadap manajemen perkantoran berbasis teknologi informasi dalam level back office maupun front office yang terpadu, terintegritas, dan efektif serta efisien.

5. Aspek Sarana dan Prasarana

a. Anggaran yang diterima Pengadilan Tinggi Agama Mataram dari pusat belum sesuai dengan kebutuhan dan rencana yang diajukan.

b. Fasilitas pengadilan masih perlu ditingkatkan pemenuhannya sesuai kebutuhan kearah Pengadilan yang Ideal.

(17)

Bab I Pendahuluan

8

C. Peluang (Opportunities)

Tinjauan peluang yang dimiliki dikelompokkan sesuai dengan aspek-aspek yang menjadi kriteria pengadilan ideal. Berikut adalah peluang-peluang yang dimiliki Pengadilan Tinggi Agama Mataram untuk dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan.

1. Aspek Proses Peradilan

 Komitmen pimpinan dan seluruh jajarannya untuk berubah.  Adanya website Pengadilan Tinggi Agama Mataram yang

memberikan informasi kepada masyarakat tentang alur proses berperkara.

 Adanya sistem manajemen administrasi perkara yang berbasis teknologi informasi, yaitu SIADPTA Online yang memberikan pelayanan mengenai informasi perkara.

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

 Adanya tunjangan kinerja/remunerasi sebagai motivasi dalam peningkatan kinerja.

 Adanya sosialisasi, bimbingan teknis, pelatihan yang dilaksanakan Pengadilan Tinggi Agama Mataram maupun Mahkamah Agung untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

a. Adanya kegiatan pengawasan yang dilaksanakan secara berkala baik untuk internal maupun eksternal ke pengadilan agama sewilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

4. Aspek Tertib administrasi dan manajemen peradilan

a. Dukungan dan koordinasi yang baik antar pengadilan diwilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

(18)

Bab I Pendahuluan

9

5. Aspek Sarana dan Prasarana

a. Sudah tersedianya fasilitas Teknologi Informasi di Pengadilan Tinggi Agama Mataram berupa internet, website Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

b. Sudah tersedianya gedung kantor yang cukup refresentatif.

6. Aspek Kepuasan Pencari Keadilan

a. Media dalam menampung kritik dan saran yang ada perlu lebih dimaksimalkan, agar para pihak / masyarakat merasa hak-nya terpenuhi, dan juga agar Pengadilan Tinggi Agama Mataram dapat lebih terarah dalam melakukan pembenahan institusi. b. Sistem informasi yang dimiliki saat ini harus dapat memberikan

kemudahaan akses bagi para pihak dan masyarakat dalam mendapatkan informasi yang jujur (transparan).

7. Aspek Keterjangkauan Pelayanan Peradilan

a. Biaya prodeo yang sudah ditanggung negara. b. Tersedianya dan masih beroperasinya Zitting Plaatz.

c. Dalam hal penempatan atau pengambilan keputusan dalam menentukan letak ruang sidang/pengadilan, perlu dipertimbangkan kemudahan akses bagi masyarakat.

d. Sistem informasi yang dimiliki saat ini perlu mempertimbangkan kemudahan akses bagi masyarakat.

8. Aspek Kepercayaan Masyarakat

a. Sosialisasi mengenai hukum yang sudah dilakukan saat ini perlu ditingkatkan, agar pemahaman masyarakat mengenai hukum menjadi lebih baik.

b. Melalui sistem informasi yang sudah dibangun saat ini, dari sisi transparansi perlu ditingkatkan. Hal ini perlu dilakukan, agar

(19)

Bab I Pendahuluan

10 masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang akurat dan akuntabel.

D. Tantangan yang dihadapi (Threats)

Tinjauan tantangan yang dihadapi dikelompokkan sesuai dengan aspek-aspek yang menjadi kriteria pengadilan ideal. Berikut adalah tantangan-tantangan di Pengadilan Tinggi Agama Mataram yang akan dihadapi dan harus dipikirkan cara terbaik untuk tetap dapat melakukan perbaikan sebagaimana yang diharapkan.

1. Aspek Proses Peradilan

a. Sistem peradilan yang ada masih belum dapat mempercepat suatu proses berpekara. Perbaikan sistem peradilan diperlukan dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengadilan agar dapat melakukan suatu proses perkara secara efektif dan efisien.

b. Belum adanya standar yang diberlakukan secara tegas mengenai waktu pelaksanaan dan penyelesaian proses berpekara. Aturan yang tegas mengenai waktu pelaksanaan dan penyelesaian proses persidangan ditujukan untuk memberikan kejelasan kepada para pihak mengenai waktu/lamanya suatu proses persidangan itu akan berlangsung. Hal ini menjadi penting mengingat banyaknya keluhan dari para pihak mengenai ketidakjelasan proses persidangan mereka dan pada akhirnya akan berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap kinerja lembaga peradilan itu sendiri.

c. Kurangnya koordinasi dengan para pihak. Pentingnya peningkatan koordinasi dengan para pihak bertujuan untuk dapat meningkatkan efektifitas dan efesiensi suatu proses dan putusan persidangan.

(20)

Bab I Pendahuluan

11 d. Belum tersedianya suatu alat pengukuran kepuasan pengguna

jasa pengadilan.

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

a. Kurang jelasnya peran, wewenang dan tanggung jawab antar aparat peradilan. Kejelasan peran, wewenang dan tanggung jawab dibutuhkan untuk menghindari terjadinya tumpang tindih pekerjaan dan juga berguna untuk meningkatkan tanggung jawab dari tiap-tiap aparat peradilan.

b. Sistem pembinaan karir yang kurang objektif. Sistem pembinaan karir dibutuhkan sebagai suatu bentuk dari tanggung jawab lembaga peradilan dalam mengelola sumberdaya manusianya. Hal ini bertujuan untuk memberikan kejelasan mengenai jenjang karir, serta memberikan kesempatan yang sama bagi setiap aparat peradilan dalam meningkatkan karirnya.

c. Penempatan sumber daya manusia yang tidak sesuai dengan kemampuan dan kapabilitasnya. Penempatan sumber daya manusia yang sesuai dengan kemampuan dan kapabilitasnya bertujuan untuk dapat mengefektifkan kinerja dari lembaga peradilan itu sendiri. Dengan dapat menempatkan sumber daya yang sesuai dengan kemampuannya diharapkan tiap-tiap bidang pekerjaan di dalam lembaga peradilan dapat tertangani dengan baik sehingga mampu meningkatkan kinerja dari lembaga peradilan.

c. Personil di Pengadilan Tinggi Agama Mataram belum seluruhnya menguasai visi dan misi Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

(21)

Bab I Pendahuluan

12

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

a. Belum adanya sistem reward & punishment. Sistem reward dan

punishment bertujuan untuk dapat mengontrol kinerja dari para

aparat peradilan, sehingga mereka dapat lebih bertanggung jawab dan termotivasi dalam melakukan fungsi dan tugasnya sehari-hari, serta meningkatkan kinerjanya.

4. Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan

a. Kurangnya sosialisasi visi dan misi ke pengadilan daerah. Mengingat visi dan misi merupakan landasan dasar bagi Pengadilan Tinggi Agama Mataram dalam mencapai tujuan dan fungsinya sebagai suatu lembaga peradilan, sehingga pemahaman dan pengetahuan mengenai visi dan misi yang ada perlu dimiliki oleh setiap aparat peradilan di semua jenjang. Sosialisasi ini dirasa perlu dilakukan untuk menginformasikan visi dan misi yang berlaku ke seluruh bagian lembaga peradilan, agar pemahaman yang dimiliki oleh semua elemen di dalamnya menjadi seragam dan standar.

b. Letak Pengadilan di wilayah Pengadilan Tinggi Agama Mataram secara geografis berada di tiga kepulauan, yaitu Bali, Lombok dan Sumbawa, sehingga pengiriman administrasi untuk perkara banding ke Pengadilan Tinggi Agama Mataram membutuhkan waktu lebih lama.

5. Aspek Sarana dan Prasarana

a. Anggaran yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan. Anggaran yang diberikan pusat tidak dapat mendukung setiap kegiatan, sarana dan prasarana dari Institusi peradilan. Oleh karena itu diharapkan rancangan anggaran yang diajukan dari Pengadilan Tinggi Agama Mataram kepada pusat mampu memenuhi

(22)

Bab I Pendahuluan

13 kebutuhan. Dengan terpenuhinya kebutuhan dari Pengadilan Tinggi Agama Mataram melalui anggaran diharapkan dapat meningkatkan sarana dan prasarana yang ada, meningkatkan kepuasan pengguna jasa dan atau meningkatnya keterjangkauan masyarakat terhadap jasa pengadilan.

6. Aspek Kepuasan Pengguna Pengadilan

a. Kurang maksimalnya pemanfaatan media yang dapat menampung kritik dan saran dari masyarakat. Dibutuhkan suatu media yang dapat menampung aspirasi dari masyarakat agar lembaga peradilan dapat mengetahui apa yang dibutuhkan dan menjadi fokus perhatian dari masyarakat pencari keadilan. Setelah mengetahui apa yang menjadi fokus perhatian dari masyarakat diharapkan lembaga peradilan mampu menindaklanjuti apa yang menjadi saran dan kritik dari masyarakat tersebut untuk meningkatkan kinerjanya.

b. Belum tersedianya suatu alat pengukuran kepuasan pengguna jasa pengadilan. Alat pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana lembaga peradilan mampu memberikan kepuasan kepada masyarakat. Diharapkan dengan adanya alat pengukuran ini lembaga peradilan memiliki data/masukan yang dapat dijadikan sebagai landasan atau acuan bagi lembaga peradilan dalam membenahi diri.

c. Sarana dan prasarana masih kurang. Sarana dan prasarana yang dimiliki Pengadilan Tinggi Agama Mataram pada saat ini dirasa belum memadai, dan juga perawatan yang dilakukan terhadap sarana dan prasarana yang ada masih minim. Hal ini disebabkan karena anggaran yang dimiliki oleh Pengadilan Tinggi Agama Mataram belum mampu memenuhi semua kebutuhan yang ada dan juga karena dalam penyusunan anggaran belum mengacu

(23)

Bab I Pendahuluan

14 pada kebutuhan dari lembaga tersebut. Padahal dengan sarana dan prasarana yang memadai dipercaya dapat mampu meningkatkan kinerja aparat serta mampu meningkatkan kepuasan para pengguna jasa pengadilan.

d. Pengadilan belum memiliki mekanisme evaluasi yang dapat

mengukur kepuasan masyarakat.

7. Keterjangkauan Pelayanan Pengadilan

a. Pengadilan Tinggi Agama Mataram belum menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh masyarkat dengan baik. Pemanfaatan website sebagai alat untuk menyediakan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat masih belum optimal. Diharapkan pimpinan dan jajarannya memberikan perhatian penuh agar benar-benar memanfaatkan website yang telah dibangun sebagai suatu sarana yang dipandang strategis untuk dapat memberikan akses informasi seluas-luasnya kepada para pihak sehingga kepercayaan dari masyarakat terhadap lembaga peradilan itu sendiri dapat meningkat.

b. Letak pengadilan yang sulit dijangkau oleh masyarakat. Pada saat ini untuk mengikuti proses persidangan, masyarakat masih harus berjalan dengan jarak yang jauh, terutama bagi mereka di daerah-daerah. Oleh karena itu letak pengadilan seharusnya dapat diatur agar lebih mudah dijangkau oleh masyarakat pencari keadilan.

c. Tidak tersedianya pengacara/advokat bagi para pihak yang tidak mampu. Pada saat ini masih terdapat pihak yang beracara yang tidak didampingi oleh pengacara, karena mereka tidak memiliki biaya untuk mendatangkan pengacara. Padahal mendapatkan perlindungan hukum merupakan hak dari setiap

(24)

Bab I Pendahuluan

15 warga negara. Oleh karena itu hendaknya lembaga peradilan mampu menyediakan pengacara bagi para pihak yang beracara untuk mendapatkan pembelaan sesuai dengan haknya.

d. Biaya berperkara yang masih dianggap mahal. Hal ini disebabkan sistim peradilan atau sistim alur perkara yang ada sekarang masih menuntut biaya tinggi.

8. Kepercayaan Masyarakat

a. Kurangnya sosialisasi mengenai hukum kepada masyarakat. Sosialisasi hukum yang dimaksud adalah memberikan pengetahuan mengenai hukum kepada masyarakat. Hal ini perlu dilakukan mengingat masih banyaknya masyarakat yang tidak mengenal hukum. Andaipun ada masyarakat yang mengerti hukum, namun persepsi dan pemahaman mereka terhadap penerapan hukum di Indonesia ini masih terlalu beragam. Tujuan dari sosialisasi ini agar masyarakat umum memiliki pengetahuan yang baik mengenai hukum, baik hukum yang berlaku, proses hukum, putusan dan lainnya

b. Kurangnya transparansi dari lembaga peradilan. Transparansi ini bertujuan memberikan gambaran yang jujur kepada masyarakat mengenai proses peradilan, putusan peradilan, biaya perkara, dll. Transparansi ini sangat dibutuhkan mengingat hal ini mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap suatu lembaga peradilan.

c. Kurangnya independensi lembaga peradilan. Saat ini para

stakeholder masih merasa banyaknya intervensi dari pihak luar

terhadap lembaga peradilan selama proses persidangan berlangsung. Hal ini menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap putusan yang dihasilkan oleh lembaga

(25)

Bab I Pendahuluan

16 peradilan tersebut, karena dianggap merupakan hasil dari intervensi yang ada. Oleh karena itu diharapkan lembaga peradilan yang berfungsi dalam memberikan rasa keadilan kepada masyarakat mampu menjadi lembaga yang independen dan bebas dari intervensi pihak manapun.

(26)

Bab II

VISI, MISI, DAN TUJUAN

REVIU RENCANA STRATEGIS 2010-2014

Jl. Majapahit No. 58 Mataram * email : helpdeskpta.mataram@gmail.com * www.pta-mataram.go.id

(27)

Bab II Visi, Misi, dan Tujuan

17

BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN

2.1 VISI

Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Agama Mataram Tahun 2010 - 2014 merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan pengkajian, pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan peraturan perundangan-undangan untuk mencapai efektivas dan efesiensi.

Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Tinggi Agama Mataram diselaraskan dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP) 2005 – 2025, sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2010 - 2014.

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

Visi Pengadilan Tinggi Agama Mataram mengacu pada

Visi Mahkamah Agung RI yang berhasil dirumuskan dalam sebuah event Visi

Pengadilan Tinggi Agama Mataram :

“Terwujudnya Pengadilan Tinggi Agama Mataram Yang

(28)

Bab II Visi, Misi, dan Tujuan

18 Rakernas Mahakamah Agung beberapa tahun lalu tepatnya pada 10 September 2009.

Penjelasan

a. Pengadilan Tinggi Agama menunjukkan institusi yang berada dalam lembaga Mahkamah Agung dan Badan Peradilan Agama khususnya ; b. Mataram, tentu saja menunjukkan lokasi keberadaan Pengadilan

Tinggi Agama;

c. Agung menunjukkan suatu keadaan/sifat kehormatan, kebesaran, kemuliaan, keluhuran;

Melalui visi ini, ingin menjadikan Pengadilan Tinggi Agama Mataram sebagai Institusi yang dihormati, dimana didalamnya dikelola oleh hakim dan pegawai yang memiliki kemuliaan dan kebesaran serta keluhuran sikap dan jiwa dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memutus perkara.

Untuk memperjelas upaya pencapaian visi tersebut, Pengadilan Tinggi Agama Mataram menurunkannya dalam 5 (lima) pilar misi – yang diuraikan pada bagian berikutnya.

2.2. MISI

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan terwujud dengan baik.

Misi Pengadilan Tinggi Agama Mataram, adalah sebagai berikut : 1. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan

transparansi.

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Peradilan dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat.

(29)

Bab II Visi, Misi, dan Tujuan

19 4. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang

efektif dan efisien.

5. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2.3. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 2.3.1 Tujuan Strategis

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun dan tujuan ditetapkan mengacu kepada pernyataan visi dan misi Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

Adapun Tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Tinggi Agama Mataram adalah sebagai berikut :

1. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi.

Indikator : Persentase putusan yang tidak diajukan upaya

hukum banding,kasasi dan peninjauan kembali. 2. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan.

Indikator : (1) Persentase bantuan hukum golongan

miskin/minoritas/terpinggirkan yang dapat dilayani ; (2) Persentase perkara prodeo yang dapat diselesaikan (berkekuatan hukum tetap) dan tepat waktu; (3) Persentase pengunjung website yang puas dengan informasi peradilan yang tersedia.

(30)

Bab II Visi, Misi, dan Tujuan

20 3. Masyarakat percaya bahwa Pengadilan Tinggi Tinggi Agama Mataram dan Pengadilan Agama di bawahnya memenuhi butir 1 dan 2 di atas.

Indikator : (1) Persentase putusan perkara yang berkekuatan hukum tetap dan telah dieksekusi; (2) Persentase pengunjung website yang puas dengan informasi peradilan yang tersedia.

2.3.2 Sasaran Strategis

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.

Sesuai dengan Hasil Reviu Renstra Pengadilan Tinggi Agama Mataram 2010-2014 ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Mataram Nomor W22-A/ /OT.01.1/SK/II/2013, maka sasaran yang hendak dicapai Pengadilan Tinggi Agama Mataram disesuaikan menjadi 7 (tujuh) Sasaran Strategis adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya penyelesaian perkara. 2. Peningkatan aksebilitas putusan Hakim.

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara. 4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces

to justice).

5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. 6. Meningkatnya kualitas pengawasan.

(31)

Bab II Visi, Misi, dan Tujuan

21

2.3.3 Indikator Kinerja

Indikator kinerja utama diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan sasaran strategis dalam mencapai tujuan. Hubungan tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama dengan digambarkan sebagai berikut :

a. Indikator Sasaran Ad.1 : Meningkatnya penyelesaian perkara

1) Persentase mediasi yang diselesaikan 2) Persentase sisa perkara yang diselesaikan 3) Persentase perkara yang diselesaikan

4) Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan

5) Persentase penurunan sisa perkara

b. Indikator Sasaran Ad.2 : Peningkatan aksebilitas putusan Hakim

1) Persentase penurunan upaya hukum banding, kasasi dan peninjauan kembali

2) Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu rata-rata penyampaian minutasi perkara kepada pengadilan dibawah 6 bulan terhitung mulai tanggal perkara diputus

c. Indikator Sasaran Ad.3: Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara

1) Persentase berkas yang diajukan kasasi dan Peninjauan Kembali yang disampaikan secara lengkap

2) Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

d. Indikator Sasaran Ad.4 : Peningkatan aksesbilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice).

(32)

Bab II Visi, Misi, dan Tujuan

22 2) Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara

zeeting plaatzs

3) Persentase masyakat pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (posbakum). 4) amar putusan perkara yang menarik perhatian

masyarakat yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal satu hari kerja sejak diputus.

e. Indikator Sasaran Ad.5 : Peningkatan kepatuhan terhadap putusan pengadilan

1) Persentase putusan pengadilan perkara perdata yang mempunyai kekuatan hukum

2) tetap yang ditindaklanjuti dan dieksekusi

3) Persentase perkara yang diselesaikan dengan cara sistem kamar

4) Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu rata-rata penyampaian

5) Indikator Sasaran Ad.6 : Peningkatan kualitas pengawasan

6) - Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti 7) - Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang

ditindaklanjuti

8) Indikator Sasaran Ad.7 : Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

9) - Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial 10) - Persentase pegawai yang lulus diklat non teknis

(33)

Bab II Visi, Misi, dan Tujuan

23 N

O

KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA

1. Meningkatnya penyelesaian perkara

a. Persentase mediasi yang diselesaikan b. Persentase sisa perkara yang diselesaikan c. Persentase perkara yang diselesaikan

d. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan

2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim

Persentase penurunan upaya hukum: - Banding - Kasasi - Peninjauan Kembali 3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap

b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

c. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara

d. Prosentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak (prosentase akta cerai yang diserahkan penggugat/pemohon)

e. Prosentase Penyitaan tepat waktu dan tempat 4. Peningkatan

aksesibilitas masyarakat

terhadap peradilan (acces to justice)

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan

b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang keliling

c. Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus.

5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti

(34)

Bab II Visi, Misi, dan Tujuan

24 6. Meningkatnya

kualitas pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.

2.4. PROGRAM DAN KEGIATAN

Tujuh sasaran strategis tersebut merupakan arahan bagi Pengadilan Tinggi Agama Mataram untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan membuat rincian Program dan Kegiatan Pokok yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

a. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama

Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama merupakan program untuk mencapai sasaran strategis dalam hal penyelesaian perkara, tertib administrasi perkara, dan aksesbilitas masyarakat terhadap peradilan. Kegiatan Pokok yang dilaksanakan Pengadilan Tinggi Agama Mataram dalam pelaksanaan Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama adalah :

1. Penyelesaian Perkara Banding 2. Penyelesaian Sisa Perkara Banding

3. Penelitian berkas perkara banding disampaikan secara lengkap dan tepat waktu

4. Register dan pendistribusian berkas perkara ke Majelis yang tepat waktu

5. Publikasi dan transparasi proses penyelesaian dan putusan perkara

(35)

Bab II Visi, Misi, dan Tujuan

25

b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung dibuat untuk mencapai sasaran strategis menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mencapai pengawasan yang berkualitas. Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini adalah :

1. Pelaksanaan diklat teknis yudisial dan non yudisial 2. Tindak lanjut pengaduan yang masuk

3. Tindak lanjut temuan yang masuk dari tim pemeriksa

c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung bertujuan untuk mencapai sasaran strategis dalam penyediaan sarana dan prasarana. Kegiatan pokok program ini adalah pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan peradilan tingkat banding dan tingkat pertama.

(36)

Bab III

ARAH KEBIJAKAN DAN

STRATEGI

REVIU RENCANA STRATEGIS 2010-2014

Jl. Majapahit No. 58 Mataram * email : helpdeskpta.mataram@gmail.com * www.pta-mataram.go.id

(37)

Bab III Arah Kebijakan dan Strategi

25

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Pengadilan Tinggi Agama Mataram dalam mendukung kebijakan Mahkamah Agung dalam mencapai sasaran pembangunan di bidang hukum telah menetapkan arah kebijakan dan strategi lembaga. Pengadilan Tinggi Agama Mataram menetapkan 7 (tujuh) sasaran strategis yang terdiri dari:

1. Meningkatnya penyelesaian perkara. 2. Peningkatan aksebilitas putusan hakim.

3. Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara

4. Peningkatan aksesbilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to

justice).

5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan 6. Meningkatnya kualitas pengawasan

7. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.

Tujuh sasaran strategis tersebut merupakan arahan bagi Pengadilan Tinggi Agama Mataram untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan. Dalam rangka mewujudkan visi dan misi, tujuan dan sasaran yang ditetapkan, Pengadilan Tinggi Agama Mataram menetapkan arah dan kebijakan serta strategi sebagai berikut :

1. Peningkatan kinerja.

Peningkatan kinerja sangat menentukan dalam meningkatkan sistem manajemen perkara yang akuntabel dan transparan sehingga masyarakat pencari keadilan dapat memperoleh kepastian hukum. Kinerja sangat mempengaruhi tinggi rendahnya angka penyelesaian perkara, proses peradilan yang cepat, sederhana, transparan dan akuntabel. Peningkatan kinerja bertujuan untuk meningkatkan integritas sumber daya aparatur peradilan.

(38)

Bab III Arah Kebijakan dan Strategi

26 Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendukung kebijakan dan strategi peningkatan kinerja :

a. Sistem karir merupakan perbaikan dalam mekanisme promosi dan mutasi sesuai dengan kompetensi.

b. Pengawasan eksternal dan internal. Hal ini disebutkan untuk menjamin berjalannya proses penegakan hukum yang akuntabel, dan memenuhi rasa keadilan masyarakat.

c. Menguasai Standar Operasional Pekerjaan (SOP) sesuai bidangnya. d. Disamping itu, perlu adanya dukungan sarana dan prasarana dan

teknologi informasi yang memadai untuk meningkatkan kinerja.

2. Peningkatan kualitas pelayanan publik.

Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, diperlukan kebijakan yang memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Memiliki standar pelayanan bagi pencari keadilan mengatur dengan jelas hak dan kewajiban penyelenggaraan pelayanan maupun penerima layanan.

b. Memiliki mekanisme penanganan pengaduan.

c. Meningkatkan sarana prasarana dan teknologi informasi untuk pelayanan publik.

(39)

PENUTUP

REVIU RENCANA STRATEGIS 2010-2014

Jl. Majapahit No. 58 Mataram * email : helpdeskpta.mataram@gmail.com * www.pta-mataram.go.id

(40)

Penutup

iv

PENUTUP

Atas pertolongan Allah SWT, maka Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Agama Mataram Tahun 2010 -2014 ini dapat disusun.

Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Agama Mataram Tahun 2010 -2014ini berisikan Tentang Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis, dan Arah Kebijakan dan Strategi yang akan dilaksanakan dan dipedomani oleh setiap satuan kerja dilingkungan Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

Pengadilan Tinggi Agama Mataram sebagai Voorpost atau kawal depan Mahkamah Agung di tingkat wilayah, yang sudah barang tentu turut pula memiliki tanggung jawab moral dan loyalitas terhadap segala apa yang tengah dicanangkan Mahkamah Agung RI selaku induk organisasi.

Seluruh rencana pelaksanaan program dan kebijakan Pengadilan Tinggi Agama Mataram pada periode 2010 -2014dituangkan dalam dokumen ini dengan mengacu pada visi dan misi yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Agama Mataram untuk periode 2015-2019. Penjabaran mengenai kegiatan, outcome, indikator, dan target-target serta pendanaan yang dibutuhkan untuk 5 (lima) tahun mendatang dapat dilihat dalam Matriks Kinerja (terlampir).

Mengingat perubahan lingkungan yang sangat pesat dan kompleks, maka selama kurun waktu berlakunya rencana strategis ini, dapat dilakukan upaya kajian dan bila perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian seperlunya.

Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Agama Mataram ini diucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya, dan selanjutnya Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Agama

(41)

Penutup

v Mataram ini hanya dapat dilaksanakan dan tercapai tujuannya, bila dilaksanakan dengan dedikasi dan kerja keras oleh semua pegawai di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Mataram.

Mudah-mudahan kita sekalian memperoleh rahmat, taufiq, hidayah dan inayah dari Allah SWT.

(42)

LAMPIRAN

REVIU RENCANA STRATEGIS 2010-2014

Jl. Majapahit No. 58 Mataram * email : helpdeskpta.mataram@gmail.com * www.pta-mataram.go.id

(43)

Lampiran

(44)

1. MATRIKS PENCAPAIAN KINERJA

1 1). Persentase perkara yang

diselesaikan 83.00 % di tk. Banding 84.00 % di tk. Banding 85.00 % di tk. Banding 85.00 % di tk. Bandin g 85.00 % di tk. Banding 83.00 % di tk. Pertama 84.00 % di tk. Pertama 85.00 % di tk. Pertama 85.00 % di tk. Pertam a 85.00 % di tk. Pertama 2). 84.00 % di tk. Banding 85.00 % di tk. Banding 86.00 % di tk. Banding 86.00 % di tk. Bandin g 86.00 % di tk. Banding 84.00 % di tk. Pertama 85.00 % di tk. Pertama 86.00 % di tk. Pertama 86.00 % di tk. Pertam a 86.00 % di tk. Pertama 3). Persentase putusan pengadilan

Tk. I yang tidak naik banding

94.00 % 95.00 % 96.00 % 96.00 % 96.00 %

4). Persentase putusan pengadilan Tk. Banding yang tidak naik kasasi

44.00 % 45.00 % 46.00 % 46.00 % 46.00 %

5). Pelayanan perkara secara Prodeo bagi masyarakat miskin

a.Jumlah pengadilan Tk.I yang melaksanakan pelayanan

17 satker 17 satker 17 satker 17 satker 17 satker

b.Jumlah Perkara yang diselesaikan secara prodeo

1000 perkara 1147 perkara 1000 perkara 1000 perkara 1500 perkara

c.Persentase capaian

penyelesaian perkara prodeo dengan alokasi anggaran prodeo

100.00 % 100.00 % 100.00 % 100.00 % 100.00 %

6). Pelayanan perkara secara Sidang Keliling untuk

menjangkau lapisan masyarakat di daerah terpencil

a.Jumlah pengadilan Tk.I yang melaksanakan pelayanan kegiatan Sidang Keliling

17 satker 17 satker 17 satker 17 satker 17 satker

b.Jumlah kegiatan sidang keliling 10 keg. 10 keg. 10 keg. 10 keg. 10 keg.

c.Persentase capaian pelaksanaan sidang keliling dengan alokasi anggaran

100.00 % 100.00 % 100.00 % 100.00 % 100.00 %

2013 2014

MATRIKS RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010 - 2014 PENGADILAN TINGGI AGAMA MATARAM

No Program Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Target Jangka Menengah

2010

Persentase putusan/penetapan yang terbit terhadap perkara banding yang masuk Indikator tujuan

2011 2012

Meningkatnya kemampuan dan kinerja pengadilan agar lebih efektif dan efisien

Terselenggaranya manajemen penyelesaian perkara yang cepat, tepat waktu dan biaya ringan serta akuntabel Peningkatan

Manajemen Peradilan Agama

Terwujudnya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan, dan akuntabel

(45)

7). Pelayanan Posbakum

a.Jumlah pengadilan Tk.I yang melaksanakan pelayanan Posbakum

17 satker 17 satker 17 satker 17 satker 17 satker

b.Jumlah layanan posbakum 600 perkara 680 perkara 600 perkara 600 perkara 800 perkara

c.Persentase capaian pelayanan posbakum dengan alokasi anggaran prodeo

100.00 % 100.00 % 100.00 % 100.00 % 100.00 %

8). Persentase mediasi yang berhasil

5.00 % 4.5 % 5.00 % 5.00 % 5.00 %

2 Terselesaikannya

administrasi perkara yang efektif, efisien, dan

9). Persentase berkas yang diajukan banding yang disampaikan secara lengkap

100.00 % 100.00 % 100.00 % 100.00 % 100.00 %

10). Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

100.00 % 100.00 % 100.00 % 100.00 % 100.00 %

11). Persentase penyampaian salinan putusan kepada para pihak

100.00 % 100.00 % 100.00 % 100.00 % 100.00 %

12). Automatisasi Pola Bindalmin melalui SIADPTA/SIADPA-Plus

18 satker 18 satker 18 satker 18 satker 18 satker

3 Meningkatnya

kualitas sumber daya manusia Pengadilan

Terwujudnya aparatur peradilan yang profesional dan berkinerja

13). Produktifitas Hakim dalam penanganan perkara

14). Persentase pegawai yang telah mengikuti bimtek teknis yudisial

25.00 % 25.00 % 25.00 % 25.00 % 25.00 %

15). Persentase pegawai yang telah mengikuti diklat non yudisial

% % % % %

16). Persentase SDM yang lulus Sertifikasi Pengadaan Barang/Jasa

50.00 % 20.00 % 20.00 % 20.00 % 20.00 %

4 Terwujudnya

pengawasan yang internal yang efektif dan efisien

Terwujudnya pengawasan internal yang efektif dan efisien

17). Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti % 50.00 % 50.00 % 50.00 % 50.00 % 18). Persentase temuan yg ditindaklanjuti 100.00 % 100.00 % 100.00 % 100.00 % 100.00 % Meningkatnya aksesiblitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice )

19). Persentase putusan banding yang diunggah (di-upload ) ke website

18 satker 100.00 % 100.00 % 100.00 % 100.00 %

20). Tersedianya layanan informasi dan pengaduan

18 satker 18 satker 18 satker 18 satker 18 satker

Dukungan Manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Meningkatnya pelayanan hukum yang prima kepada pencari keadilan

Memberikan pelayanan hukum yang prima dan berkeadilan Dukungan Manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Mencetak SDM yang handal, profesional dan berkinerja

Dukungan Manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

Terciptanya sistem dan mekanisme pengawasan internal yang efektif dan efisien

(46)

4 Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi peradilan Tersedianya sarana prasarana penyelenggaraan peradilan

21). Tersedianya gedung pengadilan yang layak, refresentatif dan memadai sesuai SK KMA No. 143 tahun 2007 tentang Prototipe Gedung Pengadilan

13 satker 13 satker 13 satker 15 satker 18 satker

22). Tersedianya infrastruktur baik perangkat lunak dan keras bagi pengembangan teknologi informasi

18 satker 18 satker 18 satker 18 satker 18 satker

23). Tersedianya sarana dan prasarana fasilitas perkantoran untuk kelancaran operasional penyelenggaraan peradilan

18 satker 18 satker 18 satker 18 satker 18 satker

24). Persentase kegiatan pelaporan biaya perkara baik di pengadilan tingkat pertama maupun tingkat banding

100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

25). Tersedianya infrastruktur baik perangkat lunak dan keras bagi pengembangan teknologi informasi

18 satker 18 satker 18 satker 18 satker 18 satker

26). Persentase kegiatan yang dilaksanakan sesuai dokumen perencanaan

100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

27). Persentase dokumen administrasi keuangan yang diselesaikan tepat waktu

100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

28). Persentase barang milik negara yang tercatat/terinventarisasi sesuai kaidah pencatatan BMN

100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

29). Persentase dokumen pelaporan baik Laporan Tahunan maupun LAKIP yang diselesaikan tepat waktu

100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

30). Persentase pejabat yang melaporkan LHKPN

100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

Meningkatnya kelancaran, kenyamanan,

penyelenggaraan peradilan baik di tingkat banding maupun tingkat pertama

Meningkatnya kinerja manajemen internal dalam rangka pelaksanaan tugas peradilan Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur mahkamah Agung Penyelenggaraan peradilan yang berbasis Teknologi Informasi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan gambar 1, persentase ketepatan klasifikasi tertinggi adalah analisis diskriminan kernel dengan fungsi kernel normal menggunakan nilai bandwidth sebesar

Praktik perataan laba dengan arah negatif menjelaskan bahwa laba yang dilaporkan lebih kecil sehingga memungkinkan adanya penggunaan praktik konservatisma akuntansi

Alhamdulillahirobbil'alamin, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT,karenaberkatridho-Nya jualahpenulisdapatmenyelesaikanpenyusunan Laporan Akhir ini

Kasir dapat klik cetak untuk cetak stok barang Kondisi Akhir Sistem akan menampilkan data barang yang sudah

Jika dalam spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh Pertamina mensyaratkan Pemilik Kapal untuk menyediakan peralatan untuk Ship to Ship (STS) Transfer, maka Pemilik Kapal

Pada dasarnya protein yang terkandung dalam ampas tahu tersusun oleh asam- asam amino yang memiliki kemampuan untuk membentuk zwitter ion (bermuatan dua) yang

Selanjutnya untk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Agama Sragen diselaraskan dengan arah kebijakan dan program

pendidikan dan pelatihan prajabatan Golongan III, II, dan I yang diselenggarakan dengan pola fasilitasi oleh Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah Kabupaten/Kota atau