• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penatalaksanaan Fisioterapi pada Bronkitis Kronik di BBKPM Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penatalaksanaan Fisioterapi pada Bronkitis Kronik di BBKPM Surakarta"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA

BRONKITIS KRONIK

DI BBKPM SURAKARTA

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma III pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh : Annisa Nurbaity

J100150071

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)
(3)

3 ii

(4)

4 iii

(5)

1

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA

BRONKITIS KRONIK DI BBKPM SURAKARTA

ABSTRAK

Latar Belakang : Bronkitis kronik adalah kondisi dimana terjadi sekresi sputum yang berlebihan pada cabang bronkus disertai batuk berdahak sedikitnya 3 bulan berturut-turut dalam waktu 2 tahun, yang menyebabkan gangguan seperti sesak napas, sputum, spasme, penurunan ekspansi sangkar thoraks, dan penurunan aktivitas fungsional.

Tujuan: Untuk mengetahui pelaksanaan fisioterapi dalam mengurangi sesak napas, sputum, spasme, meningkatkan ekspansi sangkar thoraks, dan meningkatkan aktivitas fungsional dengan modalitas Nebulizer, Stretching,

Postural Drainage, batuk efektif, Diafragmatic Breathing dan Pursed Lip

Breathing.

Hasil: Setelah dilakukan terapi selama 4 kali didapatkan hasil penilaian sesak napas T0: 6 menjadi T4: 4, sputum dari T0 sampai T4 di lokasi yang sama T0:

Rochi dan T6: Ronchi, penurunan spasme dan nyeri tekan T0: 6 menjadi T4: 4.

Kesimpulan: Nebulizer, Stretching, Postural Drainage, batuk efektif,

Diafragmatic Breathing dan Pursed Lip Breathing dapat mengatasi gangguan

yang ada pada kasus bronkitis kronik.

Kata Kunci : Bronkitis kronik, Nebulizer, Postural Drainage, Diafragmatic

Breathing, Pursed Lip Breathing.

ABSTRACT

Background: Chronic bronchitis is a condition in which excessive sputum secretion occurs in the bronchial branch with cough sputum at least 3 consecutive months within 2 years, leading to disorders such as shortness of breath, sputum,

spasm, decreased thoracic expansion cage, and decreased functional activity.

Purpose: To determine the implementation of physiotherapy in reducing shortness of breath, sputum, spasm, increase thorac cage expansion, and increase functional activity with Nebulizer modality, Stretching, Postural Drainage,

Effective cough, Diafragmatic Breathing, and Pursed Lip

Breathing....

Results: After 4 weeks of treatment, the results of the assessment of shortness of breath T0: 6 became T4: 4, sputum from T0 to T4 at the same location T0: Ronchi and T6: Ronchi, decreased spasm and tenderness T0: 6 to T4: 4.

Conclusion: Nebulizer, Stretching, Postural Drainage, Effective cough,

Diafragmatic Breathing and Pursed Lip Breathing can overcome the existing

disorders in cases of chronic bronchitis...

Keywords: Chronic Bronchitis, Nebulizer, Postural Drainage, Diaphragmatic Breathing, Pursed Lip Breathing.

(6)

2

1. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Penyakit yang sering ditimbulkan oleh merokok yaitu kanker

paru-paru, asma bronkial, serta Penyakit Paru Obstruktif Kronik

(PPOK). Selain akibat merokok penyebab lainnya yaitu dari polusi udara dan lingkungan yang kurang bersih dan sehat. PPOK ini bisa disebabkan oleh bronkitis kronik, emfisema ataupun akibat dari keduanya (Abidin, Yunus, Wiyono, & Ratnawati, 2009).

Bronkitis kronik ditandai dengan batuk dan produksi sputum yang

berlebihan (ekspektorasi) dengan disertai rasa lemah dan tidak nyaman akibat dari batuk kronik berdahak tersebut. Penderita akan mengalami produksi sputum yang berlebihan saat musim penghujan atau musim dingin pada negara dengan 4 musim. Penyebabnya yaitu infeksi virus pernapasan dan infeksi bakteri, dan penyebab lainnya seperti polusi lingkungan, gagal jantung kongestif, emboli paru, pemberian oksigen yang tidak tepat dan obat-obatan seperti narkotika. Virus yang paling sering dijumpai pada ekspektorasi bronkitis kronik yaitu virus influenza Aatau parainfluenzae, coronavirus, dan rhinovirus (Sutoyo, 2009).

Dari sudut pandang fisioterapi, masalah yaitu timbul berupa adanya sesak napas, sputum, nyeri tekan pada otot bantu pernapasan serta spasme otot bantu pernapasan. Dan untuk menanganinya menggunakan modalitas yaitu penggunaan Nebulizer, Stretching, Postural Drainage, batuk efektif, Diafragmatic Breathing dan Pursed Lip Breathing.

1.2Tujuan

Tujuan yang diajukan sesuai dengan masalah yang timbul, yaitu:

a. Untuk mengetahui pengaruh dari pemberian Nebulizer dan

Diafragmatic breathing dan Pursed Lip Breathing dapat mengurangi

sesak napas pada kondisi bronkitis kronik.

b. Untuk mengetahui pengaruh dari pemberian Stretching dapat merelaksasikan otot bantu pernapasan pada kondisi bronkitis kronik. c. Untuk mengetahui pengaruh dari pemberian Postural Drainage dan

(7)

3

Batuk efektif dapat membantu dalam pengeluaran sputum dari saluran pernapasan pada kondisi bronkitis kronik.

1.3Kerangka Teori

Bronkitis kronik adalah kondisi dimana terjadi sekresi sputum yang

berlebihan pada cabang bronkus disertai batuk berdahak sedikitnya 3 bulan berturut-turut dalam waktu 2 tahun, yang menyebabkan gangguan seperti sesak napas, sputum, spasme, penurunan ekspansi sangkar thoraks, dan penurunan aktivitas fungsional. Faktor yang sering memicu masyarakat menderita penyakit tersebut adalah merokok, dan hampir semua penderita memiliki riwayat sebagai perokok. Faktor lainnya yaitu berasal dari debu, bau-bauan dan polusi lingkungan atau yang disebut dengan istilah

industrial bronchitis. Industrial bronchitis yaitu bronkitis kronik yang

disebabkan oleh paparan polutan dari lingkungan atau tempaat kerja (pabrik abses, tambang, dll) (Ikawati, 2016).

Secara normal silia dan mukus pada bronkus melindungi dari

inhalasi iritan yaitu dengan menangkap dan mengeluarkan. Iritasi yang

terus menerus terjadi seperti dari asap rokok atau polutan dapat menyebabkan adanya respon yang berlebihan pada pertahanan ini. Asap rokok dapat menyebabkan hambatan pembersihan mukosiliar (Sutoyo, 2009).

Faktor lainnya adanya priliferasi sel goblet dan pergantian epitel yang bersilia dengan yang tidak bersilia. Hiperplasia dan hipertrofi kelenjar penghasil sputum menyebabkan hiperskresi sputum di saluran napas. Iritasi yang disebabkan asap rokok juga dapat menyebebkan

inflamasi bronkiolus (bronkiolitis) dan alveoli (alveolitis). Dengan

banyaknya sputum yang kental dan lengket serta menurunnya pembersihan

mukosiliar menyebabkan peningkatan infeksi. Dan karena adanya sputum

dan berkurangnya jumlah silia dan gerakan dari silia maka pasien dapat terkena infeksi berulang (Ikawati, 2016).

(8)

4

2. METODE

Pasien atas nama Bapak Keman, usia 80 tahun, jenis kelamin laki-laki, agama islam, pekerjaan pensiunan PNS, alamat tempat tinggal di Jetak pabrik Rt 003 Rw 001 Jatak Sidoharjo Sragen, no RM 096430.

Dalam kasus ini pemeriksaan yang dilakukan berupa penilaian sesak napas, letak sputum, spamse dan nyeri tekan, serta ekspansi sangkat thoraks. Problematika yang timbul yaitu impairment dari bronkitis kronik yaitu berupa penurunan ekspansi sangkar thorak, adanya sesak napas, adanya batuk berdahak, nyeri tekan pada otot bantu pernapasan serta spasme otot bantu pernapasan. Sedangkan untuk functional limitation meliputi gangguan untuk melakukan aktifitas sehari-hari akibat adanya keluhan-keluhan diatas. Dan

Disability yaitu pasien sudah tidak mampu untuk berinteraksi dengan

masyarakat. Maka dari itu modalitas yang digunakan Nebulizer, Stretching,

Postural Drainage, batuk efektif, Diafragmatic Breathing dan Pursed Lip

Breathing.

Teknologi intervensi yang digunakan adalah Nebulizer, Stretching,

Postural Drainage, batuk efektif, Diafragmatic Breathing dan Pursed Lip

Breathing. Nebulizer merupakan alat yang mampu mengubah obat berbentuk

larutan menjadi aerosol secara terus-menerus menggunakan tenaga dari udara yang dipadatkan atau gelombang ultrasonik. dan obat yang dimasukkan berupa bronkodilator yang memberi efek bronkodilatasi yaitu untuk mengurangi sesak, untuk mengencerkan dahak, mengurangi bronkospasme atau menurunkan hiperaktivitas bronkus dan mengatasi infeksi (Wahyuni, 2015).

2.1 Stretching merupakan metode penguluran yang dilakukan dengan cara

meregangkan otot secara perlahan-lahan sampai otot terasa sakit namun bukan rasa sakit yang maksimal dan ditahan untuk beberapa detik. Dosis yang diberikan selama 30 detik pada posisi menegang dengan pengulangan 3 kali (Lee et al., 2015). Postural drainage adalah cara umtuk mengelurakan sputum dari paru dengan menggunaka gaya gravitasi dari sputum. Pembersihan dengan cara ini dilakukan sesuai

(9)

5

dengan posisi tubuh yang berbeda. Setiap posisi mengalirkan sputum dari pohon trakheobronkhial menuju ke trachea. Pada penderita dengan produksi sputum banyak lebih efisien jika ditambahkan dengan perkusi atau vibrasi dada (Suhartono, 2013).

2.2 Batuk efektif sering dilakukan bersamaan dengan diafragma breathing. Latihan batuk ekfektif yaitu untuk mendorog agar sputum termobilisasi. Dan sebagai alternatif bisa menggunakan “huffing” yang terdiri dari inspirasi secara lambat kemudian mengeluarkan secara spontan atau cepat untuk meningkatkan total kapasitas paru. Batuk memungkinkan pasien dapat mengeluarkan sputum dari jalan napas bagian atas maupun bawah (Cossio et al., 2012). Diafragmatic breathing yaitu latihan pernapasan yang meningkatkan kekuatan diafragma sebagai otot inspirasi utama, meningkatkan ventilasi saluran udara kecil dan paru-paru serta sering dikombinasikan dengan pursed lip breathing. Diafragma terdiri dari 2 otot besar yang berbentuk seperti kubah yang terletak tepat di bawah paru-paru. Ketika mereka berkontraksi maka akan ada lebih banyak ruang dirongga dada untuk paru-paru mengembang. Dan diafrgama juga menarik paru-paru ke bawah serta membantu menarik udara ke paru-paru (Lungs, 2014).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1Hasil

3.1.1 Hasil penilaian derajat sesak

Gambar 1 Grafik penilaian derajat sesak menggunakan Borg Scale 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Derajat sesak napas

Skala Sesak

(10)

6 3.1.2 Hasil penilaian sputum

Tabel 1 penilaian sputum dengan melakukan Auskultasi

Terapi Auskultasi T0 Ronchi T1 Ronchi T2 Ronchi T3 Ronchi T4 Ronchi

3.1.3 Hasil penilaian nyeri tekan pada m. upper trapezius karena adanya spasme

Gambar 2 penilaian nyeri tekan pada m. upper trapezius menggunakan Wong-Baker FACES pain rating scale

3.2Pembahasan 3.2.1 Sesak napas

Dengan tindakan berupa Nebulizer yang mengubah larutan menjadi uap air yang bertujuan agar aerosol yang dihasilkan dapat mengurangi penyumbatan jalan napas. Dan obat yang dimasukkan berupa bronkodilator yang memberi efek bronkodilatasi yaitu untuk mengurangi sesak.

Diafragmatic breathing merupakan latihan pernapasan yang

mengoptimalkan penggunaan otot diafragma saat bernapas, kerja pernapasan juga lebih efektif, dan kebutuhan oksigen terpenuhi

0 2 4 6 8 10 Nyeri tekan

Skala Nyeri

To T1 T2 T3 T4

(11)

7

dengan baik. Pursed Lip Breathing yaitu latihan pernapasan dengan bibir mengerucut selama ekspirasi untuk menstimulus bronkus agar rileksasi serta dapat menyebabkan penurunan jebakan udara atau volume residu sehingga menstimulasi alveolar di dasar paru lebih luas.

3.2.2 Sputum

Postural Drainage dan Batuk Efektif. Postural Drainage yaitu

memposisikan pasien sesuai dengan lokasi sputum berada agar dapat keluar menuju saluran yang lebih besar dengan memanfaatkan gravitasi dan setelah itu dibantu dengan Batuk Efektif. Batuk efektif yaitu mengajari pasien agar mampu melakukan batuk secara benar. Batuk merupakan reflek yang terjadi secara tiba-tiba bertujuan untuk membersihkan saluran pernapasan dari lendir ataupun partikel asing. Batuk dimulai dari saat inspirasi lalu epiglotis tertutup dan tekanan paru meningkat, kemudian saat tahanan paru semakin meningkat akhirnya diikuti dengan pembukaan epiglotis secara tiba-tiba dan ekspirasi sejumlah udara dengan kecepatan yang tinggi disertai pengeluaran benda-benda asing.

3.2.3 Nyeri tekan m. upper trapezius karena adanya spamse

Stretching adalah istilah yang digunakan untuk memanjangkan

struktur jaringan lunak yang memendek, rileksasi, nyeri berkurang

dan spsame berkurang. Stretch dilakukan secara perlahan dan lembut

agar komponen-komponen elastis seperti miosin dan aktin dapat melepaskan abnormality cross link pada otot yang memendek sehingga dapat mengurangi iritasi terhadap saraf. Ini terjadi karena pada saat diberikan peregangan secara perlahan serabut otot ditarik hingga pangjang sarkomer penuh maka akan mengembalikan

elastisitas sarkomer yang terganggu. Sehingga mampu mengurangi

(12)

8

4. PENUTUP

4.1Simpulan

Pelaksaan tindakan fisioterapi dilakukan sebanyak 4 kali dengan menggunakan modalitas Nebulizer, Stretching m. upper trapezius,

Postural drainage, batuk efektif, Diafragmatic breathing, Pursed lip

breathing didapati hasil berupa penurunan tingkat sesak napas dan

penurunan nyeri tekan pada m.upper trapezius. 4.2Saran

Setelah pelaksaan tindakan fisioterapi pada kasus Bronkitis

kronik, sangat dibutuhkan kerjasama yang baik antar terapis dengan

pasien agar keberhasilan dalam terapi tersebut mencapai hasil yang baik. Dan pasien diharapkan untuk melakukan latihan-latihan yang sudah dberikan terapis dibantu oleh pihak keluarga untuk selalu mengingatkan dan mendukung pasien. Saran untuk terapis adalah selalu memperhatikan pemeriksaan secara objektif maupun subjektif sebelum menentukan tujuan yang akan dicapai dan pemberian modalitas. Dan saran untuk masyarakat umum yaitu lebih menjaga kesehatan dan melakukan segala aktifitas serta gaya hidup sehat agar terhindar dari resiko-resiko timbulnya penyakit serupa. Dan jika terdapat tanda ataupun gejala maka segeralah mencari pertolongann medis yang cepat dan tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, A., Yunus, F., Wiyono, W. H., & Ratnawati, A. (2009). Manfaat Rehabilitasi Paru dalam Meningkatkan atau Mempertahankan Kapasitas Fungsional dan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik di RSUP Persahabatan. Jurnalrespirologi, 1–13.

Bjs, P. M. E., Pg, P. V. U., Mvoht, Z., & Mfu, B. O. E. (2015). Pursed-Lip Breathing, (614), 521023.

Cossio, M. L. T., Giesen, L. F., Araya, G., Pérez-Cotapos, M. L. S., VERGARA, R. L., Manca, M., … Héritier, F. (2012). Pemberian Tindakan Batuk Efektif Terhadap Pengeluaran Dahak Pada Asuhan Keperawatan. Uma Ética Para

(13)

9

Ikawati, Z. (2016). Penatalaksanaan Terapi Penyakit Sistem Pernapasan (pertama). Yogyakarta: Bursa Ilmu.

Kisner, C., Colby, L. A., & Borstad, J. (2018). Therapeutic Excercise (seventh Ed). Philadelphia: F.A. Davis Company

Lee, B., Lee, J., Yang, J., Heo, K., Hwang, H., Kim, B., & Han, D. (2015). The effects of stretching exercise for upper trapezius on the asymmetric rate of bite force. Journal of Physical Therapy Science. https://doi.org/10.1589/jpts.27.2159

Lungs, Y. (2014). Breathing Exercises and Coughing, 1–4.

Suhartono. (2013). (Influence Of Clapping Therapy And Drainage Postural For Releases Phlegm On Patients Of Copd (Respiratory Disease Chronic Obstructive) At Rose Room In Hospital Dr. R Koesma Tuban).

Sutoyo, D. K. (2009). Bronkitis Kronis dan Lingkaran yang tak Berujung Pangkal (Vicious Circle).

Wahyuni, L. (2015). Effect of Nebulizer and Effective Cough on the Status of Breathing Copd Patients Abstract.

Gambar

Gambar 1 Grafik penilaian derajat sesak menggunakan Borg Scale
Gambar 2 penilaian nyeri tekan pada m. upper trapezius menggunakan  Wong-Baker FACES pain rating scale

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan dengan penulisan ini adalah Harni Eka Putri B menekankan pada tinjauan yuridis tindak pidana pemalsuan surat, sedangkan penulisan ini mengenai penegakan hukum

Studi ini mengeksplorasi pengaruh elemen, desain iklan gaya visual poster film bioskop bergenre romantic, seperti yang diiklankan terhadap keputusan untuk menonton dan agar

tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor f 105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Materi yang disampaikan meliputi Struktur atom sampai dengan ikatan kimia (kepolaran senyawa kovalen). Adapun program kerja yang dilakukan oleh penyusun untuk

laporan rugi laba menunjukkan laba rugi yang diperoleh perusahaan pada. waktu tertentu (Husnan ;

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proporsi nira siwalan murni : air dan proses pasteurisasi dalam pembuatan minuman Legen dalam kemasan sehingga

Penelitian mengenai evaluasi sistem pengadaan obat bagi pasien penanggung BPJS pada Rumah Sakit Kasih Ibu bertujuan untuk mengetahui sistem yang diterapkan

Sebagai akuntan keuangan dalam perusahaan, posisi akuntan dituntut untuk dapat merangkai sebuah laporan keuangan yang manfaat informasi nya dipergunakan bagi khalayak umum