• Tidak ada hasil yang ditemukan

ESENSI Volume 13 No.2 Desember 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ESENSI Volume 13 No.2 Desember 2010"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Albertus Karjono: “Persepsi Mahasiswa S1 Akuntansi tentang PPAk ....”82

PERSEPSI MAHASISWA S1 AKUNTANSI TENTANGPENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk) (Studi Kasus Mahasiswa Program S1 Akuntansi IBN)

Albertus Karjono Institut Bisnis Nusantara Jl. D.I.Panjaitan Kav. 24 Jakarta 13340

ABSTRAK

Penelitian ini mengenai persepsi mahasiswa S1 Akuntansi Institut Bisnis Nusantara tentang Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa S1 Akuntansi terhadap PPAk. Disamping itu, untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi tentang PPAk yang disebabkan perbedaan informasi, antara mahasiswa tahun angkatan 2008, 2009,dan 2010. Responden pada penelitian untuk sampel sebanyak 108 orang dari populasi mahasiswa S1 Akuntansi angkatan tersebut sebanyak 123 mahasiswa.

Responden terdiri atas mahasiswa angkatan 2008 sebanyak 17 orang, mahasiswa angkatan 2009 sebanyak 49 orang, dan mahasiswa angkatan 2010 sebanyak 42 orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan November 2010. Data-data yang terkumpul terlebih dahulu di uji validitas (moment Pearson) dan reliabilitas (Alpha Cronbach). Dalam uji hipotesis pertama digunakan Uji T, sedangkan untuk uji hipotesa kedua digunakan indeks yang dikembangkan oleh Cronin dan Taylor. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi S1 telah memiliki persepsi positif terhadap PPAk dan tidak terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa angkatan 2008, 2009, maupun 2010 mengenai PPAk. Semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan program PPAk di Institut Bisnis Nusantara mengingat bahwa responden adalah calon pengguna program tersebut.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam proses kehidupan manusia karena dapat meningkatkan kemampuan seseorang secara kualitatif (Up Grading Human Resources). Pendidikan nasional selalu berubah dan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan kurikulum, yang kadang dipicu oleh bergantinya Menteri Pendidikan Nasional. SK MENDIKNAS No.179/U/2001 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan salah satu peraturan Menteri yang merubah kurikulum pendidikan akuntansi di Indonesia. Surat Keputusan ini menyebutkan bahwa mahasiswa yang lulus dari jurusan Akuntansi tidak secara otomatis

(2)

Albertus Karjono: “Persepsi Mahasiswa S1 Akuntansi tentang PPAk ....”83

mendapatkan gelar akuntan sejak 31 Agustus 2004 tetapi harus menempuh program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) untuk mendapatkan gelar Akuntan (Ak).

Program Pendidikan profesi Akuntansi diharapkan mampu menjawab kebutuhan akan pentingnya sumber daya manusia yang profesional dan kompeten di bidang Akuntansi. Reformasi pada wilayah sistem pendidikan Akuntansi, bertujuan untuk mengejar kesenjangan antara conceptual systems dengan physical systems yang selama ini menjadi kelemahan system pendidikan Akuntansi. Pendidikan Akuntansi selayaknya diarahkan untuk memberi pemahaman konseptual yang didasarkan pada penalaran sehingga ketika akhirnya masuk ke dalam dunia praktik dapat beradaptasi dengan keadaan sebenarnya dan memiliki resistance to change yang rendah terhadap gagasan perubahan atau pembaruan yang menyangkut profesinya (Suwardjono 1992 dalam Abdullah 2002). Dorongan dan kritik dari praktisi dan kalangan bisnis yang notabene pemakai sumber daya akuntan terhadap kesenjangan antara profesi dan sistem pendidikan akuntansi, mengakibatkan pemerintah mengeluarkan kebijakan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No 179/U/2001 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

Beberapa perguruan tinggi negeri maupun swasta, kini telah memiliki izin untuk menyelenggarakan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Seperti yang telah diuraikan di atas dengan keberadaan PPAk ini, diharapkan mampu meningkatkan profesionalisme dan kompetensi lulusan akuntan, hal ini disebabkan nantinya para akuntan harus mempunyai kredibilitas dalam menyusun dan melaksanakan

review (audit) atas laporan keuangan, yang kemudian hasilnya akan digunakan oleh para pihak yang berkepentingan sebagai dasar pengambil keputusan. Dengan telah berdirinya Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk), kita perlu mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa akuntansi sebagai stakeholder utama atau calon pengguna jasa dalam proses pendidikan profesi tersebut. Persepsi yang telah terbentuk pada mahasiswa baik positif ataupun negatif, nantinya akan mempengaruhi perilaku atau respon mereka terhadap keberadaan

(3)

Albertus Karjono: “Persepsi Mahasiswa S1 Akuntansi tentang PPAk ....”84

Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai persepsi mahasiswa S1 akuntansi tantang PPAk.

Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Dunia praktik dan pendidikan akuntansi di negara Indonesia juga mengalami banyak perubahan semenjak munculnya ilmu Akuntansi. Pendidikan Akuntansi di Indonesia telah mengalami perubahan mendasar sejak awal tahun 1990-an (Machfoedz 1999 dalam Abdullah 2002). Diawali dengan berubahnya Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) yang diganti dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pada Kongres Ikatan Akuntan Indonesia tahun 1994 yang juga menyepakati kelahiran Kompartemen Akuntan Pendidik. Perubahan berikutnya yaitu diberlakukannya Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) pada tahun 1997. Kemudian pada tahun 2001, melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No 179/U/2001 tentang Penyelenggaraan PPAk, setiap mahasiswa yang lulus dari jurusan Akuntansi tidak secara otomatis mendapatkan gelar akuntan (Ak) terhitung sejak 31 Agustus 2004. Jadi bagi mahasiswa yang menginginkan gelar akuntan (Ak) harus terlebih dahulu mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Mahasiswa S1 Akuntansi setelah menyelesaikan program sarjana akan mendapat gelar Sarjana Ekonomi, tanpa adanya tambahan gelar akuntan sejak dikeluarkannya SK MENDIKNAS No.179/U/2001. Lulusan tersebut mempunyai pilihan untuk meneruskan ke Pendidikan Profesi Akuntansi untuk mendapatkan gelar akuntan. Tanggapan serta kritikan bermunculan dari berbagai kalangan baik dari praktisi, kalangan bisnis, maupun kalangan akademisi. Adanya PPAk ini diharapkan menghasilkan sumber daya akuntan yang lebih berkompeten dan profesional dari sebelumnya. Mengenai kurikulum PPAk diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia sehingga nantinya sumber daya akuntan yang dihasilkan perguruan tinggi benar-benar sesuai dengan kualitas standar tertentu.

Meskipun demikian ada pula penelitian yang kontra terhadap adanya PPAk. Santika (2005) melihat bahwa adanya PPAk menimbulkan persepsi negatif dari calon mahasiswa terutama terkait masalah biaya pendidikan yang dikeluarkan dan waktu yang harus ditempuh.

(4)

Albertus Karjono: “Persepsi Mahasiswa S1 Akuntansi tentang PPAk ....”85

Mahasiswa program studi Akuntansi adalah calon pengguna program PPAk, maka persepsi mahasiswa akuntansi diperlukan dalam rangka mengetahui pandangan atau pemahaman mereka tentang program PPAk. Persepsi adalah daya memahami sesuatu hal dengan jelas dan cermat. Dalam penelitian ini, penulis menempatkan lima indikator dalam mengukur tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai PPAk yang meliputi pentingnya gelar akuntan, minat dan kemampuan, instrumen pendukung penyelenggaraan PPAk, dan terakhir keterkaitan PPAk dengan dunia kerja. Hal ini bertujuan untuk menilai persepsi mahasiswa, apakah positif atau negatif terhadap adanya penyelenggaraan PPAk, positif dalam arti mahasiswa telah mengetahui atau mempersepsikan indikator tersebut dengan baik, karena pada akhirnya persepsi menjadi masalah penting yang sebisa mungkin diharapkan dapat dibentuk. Apabila ternyata ditemukan persepsi positif, maka dengan kata lain obyek yang dipersepsikan memberi stimulus berupa kondisi yang tidak menyimpang dari yang seharusnya dipenuhi oleh obyek persepsi tersebut.

Disamping itu, peneliti ingin mengetahui sejauh mana persepsi mahasiswa akuntansi berdasarkan angkatannya masing-masing mengenai Pendidikan Profesi Akuntansi. Apakah ada perbedaan persepsi yang dikarenakan perbedaan informasi, motivasi serta pengetahuan.

Rumusan masalah :

1. Apakah mahasiswa Institut Bisnis Nusantara mempunyai persepsi positif tentang Pendidikan Profesi Akuntansi?

2. Apakah ada perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi angkatan 2008, 2009 dan 2010 mengenai Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)?.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat behavioral (persepsi) karenanya data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Responden yang digunakan dalam penelitian ini meliputi mahasiswa S1 Akuntansi angkatan 2008, 2009 dan 2010. Penelitian ini menggunakan metode proportional stratified random sampling dalam menentukan sampel. Populasi yang teridentifikasi sebanyak 123 mahasiswa dan

(5)

Albertus Karjono: “Persepsi Mahasiswa S1 Akuntansi tentang PPAk ....”86

dari jumlah Mahasiswa S1 akuntansi itu kuisioner yang disebar oleh peneliti sebanyak 115 lembar dengan tingkat pengembalian 94% atau sebanyak 108 lembar.

Metode pengambilan data menggunakan kuisioner, wawancara, dan studi pustaka. Kuisioner tersebut terbagi atas lima bagian atau variabel. Bagian pertama, berisi lima pertanyaan tentang pengetahuan mengenai Gelar Akuntan. Bagian ini berisikan perubahan mekanisme dalam mendapatkan gelar akuntan dari kementerian keuangan. Bagian kedua, berisi enam pertanyaan tentang minat dan kemampuan mahasiswa sebagai stakeholder baik dari sisi kapabilitas, kompetensi, dan biaya studi. Bagian ketiga, berisi empat pertanyaan mengenai kesiapan institusi dalam menyelenggarakan PPAk. Bagian keempat, berisi empat pertanyaan tentang instrumen pendukung penyelenggaraan PPAk baik sarana dan prasarana maupun kompetensi pengajarnya. Bagian kelima, berisi tujuh pertanyaan mengenai keterkaitan PPAk dengan dunia kerja.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likertdengan skala 1 sampai 5. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat apakah mahasiswa Institut Bisnis Nusantara memiliki persepsi positif tentang PPAk dan mengetahui apakah ada perbedaan persepsi antara mahasiswa angkatan 2008, 2009 dan 2010. Sebelum kuisioner didistribusikan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dengan metode product momen Pearson dan uji reliabilitas dengan metode

Cronbach’s Alfa. Alat Analisis

1. Untuk menguji mengenai persepsi mahasiswa S1 Akuntansi tentang PPAk dilakukan dengan:

a. Menghitung rerata riil (Z), yaitu jumlah skor jawaban dibagi jumlah responden.

b. Menghitung rerata harapan (μ), yakni 3 kali jumlah pertanyaan. c. Jika rerata riil lebih besar atau sama dengan rerata harapan maka

(6)

Albertus Karjono: “Persepsi Mahasiswa S1 Akuntansi tentang PPAk ....”87

d. Uji statistik melalui Z observasi dalam distribusi normal, dengan rumus (Djarwanto PS dan Pangestu,2000:194) :

n

S

Z

Keterangan : Z = rerata riil S = simpangan baku μ = rerata harapan n = jumlah sampel

Rumus simpangan baku (S) (Sugiarto, 2001:140):

1

)

(

1 2

n

X

S

n t

e. Jika rerata riil lebih besar atau sama dengan rerata harapan maka persepsi responden positif tentang PPAk.

2. Sedangkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi antara mahasiswa angkatan 2008, 2009, dan 2010 tentang PPAk, digunakan indeks persepsi yang dikembangkan oleh Cronin dan Taylor. Indeks Persepsi ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat persepsi individual maupun tingkat persepsi secara menyeluruh. Total skor jawaban mahasiswa dimasukkan ke dalam rentang skala yang diperoleh dengan rumus (Cronin dan Taylor dalam Adhiatma, 2001) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Interval Skala = skala maksimal – skala minimal Jumlah Kriteria

Kriteria penilaian :

· Sangat Tidak Setuju atau Sangat Tidak Baik = 1 · Tidak Setuju atau Tidak Baik = 2

· Netral atau Cukup Baik = 3

· Setuju atau Baik = 4

(7)

Albertus Karjono: “Persepsi Mahasiswa S1 Akuntansi tentang PPAk ....”88

Dengan demikian dapat diperoleh : Interval skala untuk setiap responden adalah:

Min = 1 x 24 x 1 = 24 Max = 1 x 24 x 5 = 120 Interval Skala = 120 – 24 = 19,2

Setelah nilai interval diketahui, kemudian dibuat rentang skala sehingga dapat diketahui letak penilaian setiap responden. Adapun rentang skala tersebut adalah:

24 – 43,2 = Sangat Tidak Baik 44,2 – 62,4 = Tidak Baik

63,4 – 81,6 = Cukup Baik 82,6 – 100,8 = Baik

101,8 – 120 = Sangat Baik

Rentang Skala di atas dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut :

Sangat tdk baik Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik 1 1 1 1 1 1 24 43,2 62,4 81,6 100,8 120

Hasil Penelitian

Gambaran Umum Responden

Objek penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi S1 Akuntansi angkatan 2008-2010. Responden sebanyak 108 orang merupakan sampel yang diambil dari populasi mahasiswa Akuntansi angkatan 2008-2010. Jumlah kuesioner yang tidak dikembalikan berjumlah 15 buah, sehingga data kuesioner yang terkumpul sebanyak 108 buah. Karakteristik responden terlihat dalam tabel 1 berikut ini.

(8)

Albertus Karjono: “Persepsi Mahasiswa S1 Akuntansi tentang PPAk ....”89

Tabel 1.

Karakteristik Responden

Karakteristik Kategori Jumlah %

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

43 65

39,8% 60,2% Usia Responden < 18 tahun

18-21 tahun >21 tahun 0 82 26 0 75,9% 24,1% Angkatan 2008 2009 20010 17 49 42 15,7% 15,4% 38,9% Jurusan Waktu SMA IPA

IPS

19 89

17,6% 82,4% Motivasi memilih Prodi

Akuntansi Prodi favorit Kebetulan Lain-lain 43 12 53 39,8% 11,1% 49,1% Setelah lulus S1 Akuntansi Bekerja

Melanjutkan Kuliah 96 12 88,9% 11,1% Mengetahui SK No.179/U/2001 Tahu Tidak Tahu 13 95 12% 88%

Mengetahui PPAk Tahu

Tidak Tahu

77 31

78,7% 31,3%

Minat ikut PPAk Ya

Tidak 87 21 80,6% 19,4% Uji Pendahuluan a. Uji Validitas

Untuk pengujian validitas dan reliabilitas instrumen, dilakukan percobaan terhadap instrumen penelitian kepada 30 orang responden mahasiswa yang terdistribusi merata. Untuk perhitungan, menggunakan metode korelasi product moment pearson dengan bantuan software SPSS 16.0 dan hasilnya dibandingkan dengan rtabel dengan a=0,05 dan n = 30. Jika rhitung lebih besar dari rtabel

(9)

Albertus Karjono: “Persepsi Mahasiswa S1 Akuntansi tentang PPAk ....”90

maka pertanyaan dikatakan valid. Skor tiap butir pertanyaan per variabel dimasukkan disertai dengan jumlah skor tiap butir pertanyaan.

Tabel 2.

Hasil Uji korelasi product moment Pearson

No. Pertanyaan r-tabel r-hitung Keterangan

1 1 Mendapat Gelar Akuntan 0,361 0,457 valid 2 2 Mendapat Gelar Akuntan 0,361 0,476 valid 3 3 Mendapat Gelar Akuntan 0,361 0,612 valid 4 4 Mendapat Gelar Akuntan 0,361 0,509 valid 5 5 Mendapat Gelar Akuntan 0,361 0,471 valid 6 1 Minat dan Kemampuan 0,361 0,461 valid 7 2 Minat dan Kemampuan 0,361 0,471 valid 8 3 Minat dan Kemampuan 0,361 0,430 valid 9 4 Minat dan Kemampuan 0,361 0,247 tidak valid 10 5 Minat dan Kemampuan 0,361 0,135 tidak valid 11 6 Minat dan Kemampuan 0,361 0,469 valid 12 1 Kesiapan lembaga dalam PPAk 0,361 0,423 valid 13 2 Kesiapan lembaga dalam PPAk 0,361 0,442 valid 14 3 Kesiapan lembaga dalam PPAk 0,361 0,507 valid 15 4 Kesiapan lembaga dalam PPAk 0,361 0,545 valid 16 1 Sarana Pendukung PPAk 0,361 0,503 valid 17 2 Sarana Pendukung PPAk 0,361 0,478 valid 18 3 Sarana Pendukung PPAk 0,361 0,543 valid 19 4 Sarana Pendukung PPAk 0,361 0,436 valid 20 5 Sarana Pendukung PPAk 0,361 0,545 valid 21 1 PPAk terkait dengan dunia Kerja 0,361 0,676 valid 22 2 PPAk terkait dengan dunia Kerja 0,361 0,547 valid 23 3 PPAk terkait dengan dunia Kerja 0,361 0,587 valid 24 4 PPAk terkait dengan dunia Kerja 0,361 0,508 valid 25 5 PPAk terkait dengan dunia Kerja 0,361 0,419 valid 26 6 PPAk terkait dengan dunia Kerja 0,361 0,371 valid 27 7 PPAk terkait dengan dunia Kerja 0,361 0,506 valid

(10)

Albertus Karjono: “Persepsi Mahasiswa S1 Akuntansi tentang PPAk ....”91

Berdasarkan hasil pengujian validitas di atas, diketahui terdapat dua item pertanyaan yang tidak valid, yakni item minat dan kemampuan.

b. Uji Reliabilitas

Kriteria penerimaan reliabilitas instrumen pertanyaan adalah bila hitung > r-tabel maka instrumen pertanyaan dinyatakan reliabel. Nilai r-tabel uji dua sisi pada taraf kepercayaan 95% atau signifikansi 5% dapat dicari berdasarkan responden atau N. Oleh karena N=30, maka derajat bebasnya N-2=30-2=28. Nilai r-tabel satu sisi pada df=28 dan p=5% adalah 0.347. Oleh karena nilai Alpha Cronbach = 0,897 ternyata lebih besar dari r tabel = 0,374 maka kuesioner yang diuji terbukti reliebel.

Perhitungan dan Pembahasan

Dari hasil pertanyaan yang diajukan dan dijawab responden, dihasilkan rerata riil sebesar 102,787 yaitu jumlah skor jawaban (11.101) dibagi jumlah responden (108). Sedangkan rerata harapan (μ) adalah 81 (3 kali jumlah pertanyaan atau 3x27). Hasilnya rerata riil lebih besar dibandingkan rerata harapan, sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa S1 Akuntansi Institut Bisnis Nusantara memiliki persepsi positif tentang PPAk.

Untuk menguji adanya perbedaan persepsi antara mahasiswa Akuntansi angkatan 2008, mahasiswa Akuntansi angkatan 2009, dan mahasiswa Akuntansi angkatan 2010 mengenai Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk), maka dilakukan pengukuran tingkat persepsi mahasiswa dengan menggunakan Indeks Persepsi yang dikembangkan oleh Cronin dan Taylor. Berdasarkan perhitungan kuesioner yang telah terkumpul, dapat diketahui tingkat persepsi mahasiswa akuntansi per angkatan yakni angkatan 2008, angkatan 2009, dan angkatan 2010.

Skala interval item jawaban pertanyaan untuk seluruh mahasiswa tiap angkatan adalah:

(11)

Albertus Karjono: “Persepsi Mahasiswa S1 Akuntansi tentang PPAk ....”92

Mahasiswa angkatan 2008 dengan jumlah responden 17 orang: Minimum = 17 x 27 x 1 = 459

Maximum = 17 x 27 x 5 = 2.295 Interval Skala = (2295 - 459)/5 = 367,2

Setelah nilai interval diketahui, kemudian dibuat rentang skala sehingga dapat diketahui letak penilaian setiap responden. Adapun rentang skala tersebut adalah:

459 – 826,2 = Sangat Tidak Baik 826,2 - 1193,4 = Tidak Baik

1193,4 – 1560,6 = Cukup Baik 1560,6 – 1927,8 = Baik

1927,8 – 2295 = Sangat Baik

Rentang Skala di atas dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut : Sangat tidak baik Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

1 1 1 1 1 1

459 826,2 1193,4 1560,6 1927,8 2295 Mahasiswa angkatan 2009 dengan jumlah responden 49 orang :

Min = 49 x 27 x 1 = 1323 Max = 49 x 27 x 5 = 6615 Interval Skala = (6615 – 1323)/5 = 1058,4 Rentang skala :

1323 – 2381,4 = Sangat Tidak Baik 2381,4 – 3439,8 = Tidak Baik

3439,8 – 5556,6 = Cukup Baik 4498,2 – 5556,6 = Baik

5556,6 – 6615 = Sangat Baik

Sangat tidak baik Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

1 1 1 1 1 1

(12)

Albertus Karjono: “Persepsi Mahasiswa S1 Akuntansi tentang PPAk ....”93

Mahasiswa angkatan 2010 dengan jumlah responden 42 orang : Min = 42 x 27 x 1 = 1134

Max = 42 x 27 x 5 = 5670 Interval Skala = (5670 – 1134)/5 = 907,2 Rentang skala :

1134 – 2041,2 = Sangat Tidak Baik 2041,2 – 2948,4 = Tidak Baik

2948,4 – 3855,6 = Cukup Baik 3855,6 – 4762,8 = Baik

4762,8 – 5670 = Sangat Baik

Sangat tidak baik Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

1 1 1 1 1 1

1134 2041,2 2948,4 3855,6 4762,8 5670 Dari rentang skala diatas dapat diketahui tingkat persepsi mahasiswa tiap angkatan :

Tabel 3

Tingkat Persepsi mahasiswa Akuntansi angkatan 2008 tentang PPAk No Tingkat Persepsi Frekuensi Persentase (%) 1

2 3 4 5

Sangat Tidak Baik Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik 0 0 3 9 5 0% 0% 17,7% 52,9% 29,4% Jumlah Responden 2008 17 100%

(13)

Albertus Karjono: “Persepsi Mahasiswa S1 Akuntansi tentang PPAk ....”94

Tabel 4

Tingkat Persepsi mahasiswa Akuntansi angkatan 2009 tentang PPA No Tingkat Persepsi Frekuensi Persentase (%) 1

2 3 4 5

Sangat Tidak Baik Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik 0 0 16 24 9 0% 0% 32,6% 49,0% 18,4% Jumlah Responden 2009 49 100% Tabel 5

Tingkat Persepsi mahasiswa Akuntansi angkatan 2010 tentang PPAk

No Tingkat Persepsi Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Baik Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik 0 0 3 31 8 0% 0% 7,1% 73,8% 19,1% Jumlah Responden 2010 42 100%

Dari hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa ada kesamaan tingkat persepsi yang dominan, pada masing-masing angkatan. Mahasiswa Akuntansi 2008 dengan tingkat persepsi baik 52,9% mahasiswa Akuntansi 200 berpersepsi baik sebanyak 49%, dan mahasiswa Akuntansi 2010 juga berpresepsi baik sebanyak 73%. Berdasarkan hasil di atas maka disimpulkan bahwa ternyata tidak ada beda persepsi antara mahasiswa S1 akuntansi 2008,2009, dan 2010 mengenai PPAk.

Kesimpulan dan Saran

Dari hasil analisis data dan pembahasan masalah yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Dari hasil pertanyaan yang diajukan dan dijawab responden, dihasilkan rerata riil sebesar 102,787 yaitu jumlah skor jawaban (11.101) dibagi jumlah responden (108). Sedangkan rerata harapan (μ) adalah 81 (3 kali

(14)

Albertus Karjono: “Persepsi Mahasiswa S1 Akuntansi tentang PPAk ....”95

jumlah pertanyaan atau 3x27). Hasilnya adalah rerata riil lebih besar dibandingkan rerata harapan, sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa S1 akuntansi Institut Bisnis Nusantara memiliki persepsi positif tentang PPAk. Hal ini berarti bahwa Mahasiswa S1 Akuntansi telah memiliki persepsi bahwa dengan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) kompetensi dan profesionalisme sumber daya akuntan lebih berkualitas. 2. Hasil perhitungan dalam analisis Indeks Persepsi Mahasiswa dapat

diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi angkatan 2008, mahasiswa akuntansi angkatan 2009, dan mahasiswa akuntansi angkatan 2010 tentang Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

Berdasar kesimpulan penelitian di atas, maka dapat memberikan efek sebagai berikut :

1. Adanya persepsi mahasiswa S1 Akuntansi IBN tentang Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) secara positif, itu berarti mahasiswa telah mengetahui tujuan diselenggarakannya Pendidikan Profesi Akuntansi. Hal ini berarti bahwa dengan adanya Pendidikan Profesi Akuntansi akan mendapat dukungan yang positif dari kalangan mahasiswa akuntansi, karena mahasiswa Akuntansi adalah calon pengguna jasa Pendidikan Profesi Akuntansi nantinya.

2. Mahasiswa memahami akan tujuan PPAk yaitu menghasilkan sumber daya akuntan yang lebih berkompeten dan profesional, yang dalam proses pendidikannya perlu didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, tentunya dengan biaya yang relatif mahal. Oleh karena itu disarankan agar pihak penyelenggara perlu ada pendekatan berupa sosialisasi secara intensif kepada mahasiswa mengenai manfaat apa atau hal-hal apa saja yang diperoleh ketika mahasiswa mengikuti program PPAk dengan motivasi agar mahasiswa bersemnagat dalam mengambil PPAk, adanya dukungan sarana prasarana, serta biaya terjangkau. Tentunya semua untuk mencerdaskan anak bangsa.

(15)

Albertus Karjono: “Persepsi Mahasiswa S1 Akuntansi tentang PPAk ....”96

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, 2002, Persepsi Mahasiswa Akuntansi terhadap Profesi Akuntansi terhadap Profesi Akuntan Publik: Sebuah Studi Empiris, Journal Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi Vol 2 No 1 April 2002, Jakarta

Anonim, 2002, Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntan, IAI, Jakarta.

Cooper, Donald R dan C.W. Emory, 1998, Metodologi Penelitian Bisnis, Widyono S, Uka W, Erlangga, Jakarta.

Djarwanto Ps dan Pangestu S, 2000, Statistik Induktif , Edisi keempat, Cetakan Kelima, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Icuk Rangga Bawono, dkk. Persepsi Mahasiswa S1 Akuntansi Reguler Tentang PPAk. Di akses dari Internet.

Idrus, 2003, Deskripsi dan Eksistensi Pendidikan Profesi Akuntan ditinjau dari

Joel G. Siegel dan Jae K Shim, 1999, Kamus Istilah Akuntansi, Cetakan Ketiga, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Penerbit Andi, Mengolah Data Statistik Hasil Penelitian dengan SPSS. Andi Offset Yogyakarta

Rahayu, Wahyudi, 2003, IAI : Implikasi dari Era Globalisasi terhadap Pendidikan Akuntan dan Prospek Kerja, Makalah dalam Seminar “Perspektif Pendidikan Sugiarto, dkk. 2001, Teknik Sampling, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung

Referensi

Dokumen terkait

[r]

 Bersama dengan siswa membuat kesimpulan mengenai jenis jenis teknologi yang terkait dengan kelainan pada sistem gerak.  Memberikan evaluasi dalam bentuk

Universitas

Pengalaman Ibu dalam Merawat Anak Penderita Kanker di Yayasan Onkologi Anak Medan

Berdasarkan permasalahan tersebut, model pembelajaran kooperatif tipe make a match perlu diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menulis karangan deskripsi di kelas

Kemudian untuk meningkat kinerja guru sendiri dengan adanya program PLPG yang menjadikan kualiatas seorang pengajar akan menjadi lebih terlihat diantaranya dengan

Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah banyak memberi ilmu dan membagi pengalamannya

Penetapan pengadilan tersebut akan dibuat setelah menjalani sidang sekitar dua atau tiga kali dengan memberikan bukti dan saksi yang dapat meyakinkan pengadilan dan