• Tidak ada hasil yang ditemukan

USAID Analisis Ekonomi Politik Bantuan L

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "USAID Analisis Ekonomi Politik Bantuan L"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

USAID : Analisis Ekonomi Politik Bantuan Luar Negeri Amerika Serikat

Di Indonesia

Eldo Herbadella Tobing1

ABSTRAKSI

Tulisan ini membahas mengenai bantuan luar negeri yang ada di Indonesia terutama dari Amerika Serikat melalui USAID. Bantuan tersebut diberikan melalui strategi ekonomi

maupun demokratisasi seperti pelatihan, pembuatan undang – undang hingga investasi.

Adapun ruang kerja USAID di Indonesia cukup strategis seperti pertanian, pemerintahan, lingkungan hidup sampai perdagangan. Melalui asistensi USAID ini, terjadi peningkatan kualitas kehidupan berbangsa dan masyarakat Indonesia, terutama Papua. Bantuan USAID ini kemudian dianalisis menggunakan perspektif ekonomi politik internasional yaitu merkantilisme dan modernisasi untuk mengetahui tujuan serta dampak postif dan negatif yang dihasilkan dengan adanya bantuan ini. Kemudian dapat diambil kesimpulan bahwa ada kepentingan nasional AS dalam keberadaan USAID di Indonesia dimana hal ini dibuktikan dengan perubahan UU Migas yang menguntungkan AS serta bantuan pembuatan otonomi khusus di Papua yang rawan akan disintegrasi. Selain itu negara dunia

ketiga harus mengikuti nilai – nilai Barat sebagai panduan agar menjadi modernitas dan

mengalami pertumbuhan. Adapun saran yang diberikan penulis yaitu perlunya keterlibatan berbagai pihak seperti pemerintah, LSM hingga masyarakat dalam melakukan pengawasan keberadaan lembaga pemberi bantuan agar tepat sasaran.

Keyword : bantuan luar negeri, USAID, Amerika Serikat , Indonesia.

PENDAHULUAN

Dewasa ini, setiap negara saling bergantung dan membutuhkan kerjasama satu

dengan yang lainnya dalam pemenuhan kebutuhan domestik serta memperoleh kepentingan

nasional. Ketika membahas mengenai kerjasama, maka tidak hanya unsur ekonomi saja

yang berperan didalamnya, tetapi juga unsur politik seperti kekuasaan. Begitu juga dengan

hubungan internasional pada masa kini dimana tidak semata – mata berbicara mengenai

penyelesaian masalah-masalah dunia yang hanya berkaitan dengan konflik dan kesiagaan

militer saja, namun juga telah melibatkan dimensi ekonomi dalam proses pelaksanaan

1

(2)

hubungan antar aktor internasional. Pada saat ini pula, politik dunia tidak bisa di pahami

lagi hanya sebatas melalui satu perpekstif saja, studi hubungan internasional tidak cukup

bila hanya membahas soal politik tanpa mempelajari ekonomi. Maka dari itu, dikarenakan

keterkaitan antara ekonomi (kesejahteraan) dan politik (kekuasaan) inilah sehingga dikenal

dalam hubungan internasional sebagai ekonomi politik internasional.

Ekonomi Politik Internasional ( EPI ) menurut DR.Mohtar Mas’oed dalam bukunya

Ekonomi Politik Internasional tahun 1989/1990, didefinisikan sebagai studi tentang saling

hubungan antara ekonomi dan politik dalam arena internasional.2 Salah satu jenis dari

pelaksanaan ekonomi politik internasional yaitu bantuan luar negeri. Bantuan luar negeri

menjadi instrument dalam pencapaian suatu pembangunan ataupun pertumbuhan dengan

dibantu oleh pihak lain seperti negara ataupun organisasi. Bervariasi jenis bantuan yang ada

dan diberikan termasuk kepada Indonesia. Indonesia pada sejarahnya menerima bantuan

pertama dalam mencegah kelaparan pada 1948 oleh Unicef ini telah menerima banyak

jenis bantuan salah satunya oleh Amerika Serikat melalui USAID (United States Assistance

for International Development).3 USAID telah memberikan asistensi kepada Indonesia

dalam berbagai bentuk seperti memberikan pelatihan – pelatihan, asistensi kesehatan

membantu pembentukan kapasitas parlemen hingga mempromosikan perdagangan dan

investasi. Bahkan USAID telah mempunyai program selama di Indonesia yang

dilaksanakan dalam waktu berjangka seperti DDG ( Democratic and Decentralized

Governance) yang dilaksanakan pada 2005 – 2009 dan fokus pada perubahan lingkungan

pada 2009- saat ini. Kegiatan – kegiatan yang dilakukan USAID ini tentunya membantu

dalam perkembangan kehidupan bernegara dan perekonomian Indonesia.

Melihat eksistensi dan asistensi yang dilakukan USAID di Indonesia, maka jika

dikaitkan dengan perspektif yang ada di Ekonomi Politik Internasional akan muncul

pandangan mengenai bantuan ini yang dalam hal ini kemudian dianalisis melalui perspektif

merkantilisme dan teori modernisasi. Dilakukannya analisis mengenai bantuan luar negeri

yang dilakukan USAID ini agar mengetahui pandangan merkantilis yang menganggap

2

Mas’oed, Mochtar.2008. Ekonomi-Politik Internasional dan Pembangunan.Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

3

(3)

politik lebih penting daripada ekonomi sehingga bantuan luar negeri dianggap tidak

terlepas dari kepentingan nasional serta melalui teori modernisasi yang menganggap bahwa

negara – negara dunia ketiga perlu mengikuti nilai- nilai negara Barat agar mengalami

pertumbuhan dan kemajuan.

Penulis menganggap dalam bantuan USAID di Indonesia ini memang telah

memberikan peningkatan kualitas hidup bangsa ini terutama di kawasan timur Indonesia

seperti Papua. Namun, semuanya itu menurut penulis kemudian mempunyai maksud lain

selain tujuan idealis yang dibawa bagi bangsa Indonesia. Tujuan lain tersebut yaitu

membawa kepentingan Amerika Serikat agar kepentingan nasional beserta nilai – nilai

yang diusung negara super power ini tetap terjamin eksistensinya. Contohnya saja

mengenai perubahan UU migas dari UU MIGAS NO 8 tahun 1971 menjadi UU NO 22

tahun 2001 dimana melalui perubahan ini produksi dan pasokan minyak mereka ke AS

meningkat dan ini menunjukkan terdapat kepentingan nasional AS di Indonesia yaitu untuk

mengeksploitasi sumber Minyak dan gas bumi (Migas) dalam memenuhi kebutuhan energi

AS.

Fakta ini menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh USAID tidak terlepas

dari kepentingan nasional AS seperti yang dikatakan Merkantilis. Terlepas dari stereotif

negatif tersebut, USAID telah berjasa besar di Papua terutama dalam pembentukan otonomi

khusus, pembentukan dana abadi dalam membantu masyarakat sekitar hingga bantuan

dalam hal kesehatan serta berwirausaha. Penulis memandang bahwa USAID tetap saja

dipertahankan selama wilayah – wilayah di Indonesia seperti Papua memerlukan bantuan

pembangunan serta kemajuan di beberapa bidang dan tidak di perhatikan pemerintah pusat.

Namun, tentunya keberadaan USAID tetap berada dalam pengawasan pemerintah beserta

pihak – pihak terkait lainnya agar bertindak sesuai prosedur yang sudah disepakati. Tetapi,

ketika pembangunan sudah diperoleh, maka penulis beranggapan kalau bantuan ini tidak

diperlukan lagi karena seperti yang diketahui bahwa ada kepentingan nasional negara donor

dalam bantuan tersebut yang biasanya merugikan pihak negara resipien. Tinggal bagaimana

pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melengkapi pondasi pembangunan

(4)

BANTUAN LUAR NEGERI

Bantuan luar negeri diartikan sebagai proses beralihnya modal, barang dan jasa dari

suatu negara ataupun oragnisasi internasional ke resipien yang membutuhkan (Victoria

Williams, 2011). Bantuan ini dapat berupa ekonomi, militer ataupun bantuan kemanusiaan seperti bencana alam. Bantuan luar negeri dapat melibatkan transfer sumber daya keuangan

atau komoditas misalnya makanan, peralatan militer, saran teknis dan pelatihan. Adapun

jenisnya dapat berupa hibah atau kredit lunak (misalnya, kredit ekspor). Jenis yang paling

umum dari bantuan asing adalah bantuan pembangunan resmi dimana bantuan yang

diberikan untuk mempromosikan pembangunan dan untuk memerangi kemiskinan suatu

negara.4 Bantuan yang diberikan juga dilakukan dalam bentuk pinjaman dimana biasanya

negara donor memberikan jangka waktu pengembalian dan bunga yang harus dibayarkan.

Pada sejarahnya, Bentuk paling awal dari bantuan luar negeri adalah bantuan militer

dirancang untuk membantu pihak yang bertikai yang dalam beberapa cara yang dianggap

strategis. Penggunaannya pada era modern dimulai pada abad ke-18, ketika Prusia

bersubsidi dengan beberapa sekutunya. Selanjutnya juga kekuatan Eropa di abad 19 dan 20

yang memberikan sejumlah besar uang untuk koloni mereka, biasanya untuk meningkatkan

infrastruktur dengan tujuan akhir meningkatkan output ekonomi koloni itu. Struktur dan

ruang lingkup bantuan asing masa ini dapat ditelusuri ke dua perkembangan utama setelah

Perang Dunia II: (1) pelaksanaan Marshall Plan, paket AS yang disponsori untuk

merehabilitasi ekonomi dari 17 negara Eropa barat dan selatan, dan (2 ) pendirian

organisasi internasional yang signifikan, termasuk PBB, IMF, dan Bank Dunia yang telah

memainkan peran utama dalam mengalokasikan dana internasional. Pada umumnya

bantuan yang diberikan tersebut berupa bantuan kemanusiaan setelah mengalami perang

ataupun bencana alam dan bantuan pembangunan yang diberikan dalam sektor ekonomi

ataupun sosial.

Adapun jenis - jenis pemberian bantuan luar negeri diantaranya :

4

(5)

 Bantuan melalui project : Bantuan diberikan untuk tujuan tertentu, seperti penyediaan bahan bangunan dalam pembangunan sekolah.

 Bantuan melalui program : Bantuan diberikan untuk sektor tertentu, seperti

pemberian dana dalam sektor pendidikan.

 Bantuan anggaran : Suatu bentuk dari bantuan melalui program, tetapi langsung

terhubung dengan sistem keuangan negara penerima.

 Bantuan makanan : Bantuan ini diberikan ketika ada masalah urgent dalam

penyediaan makanan, seperti situasi terkena bencana alam. Pemberian makanan

dapat melalui impor makanan langsung dari negara donor, membeli makanan lokal

ataupun menyediakan uang tunai.

 Bantuan Teknis : pengiriman tenaga ahli seperti dokter ataupun pengajar.

USAID

Amerika Serikat dikenal sebagai negara yang kuat dan makmur baik secara politik

maupun ekonomi, sehingga dalam hal ini sebagai negara donor dan Indonesia sebagai

negara resipient ( penerima). Bantuan luar negeri menjadi alat diplomasi yang penting bagi

AS di era globalisasi. Bantuan yang diberikan ke Indonesia selama ini dikenal melalui

lembaga USAID (United States Assistance for International Development). USAID

merupakan sebuah lembaga pemerintah Federal Amerika Serikat yang bersifat independent,

maka USAID dalam misinya bertujuan memberikan bantuan luar negeri berupa bantuan

kemanusiaan, ekonomi dan lain-lain kepada negara-negara asing termasuk Indonesia.

USAID telah memberikan bantuan kepada Indonesia di banyak sektor diantaranya bidang

kesehatan, pendidikan, HAM, pengenalan demokrasi hingga tata pemerintahan yang baik

(good governance). USAID mulai melakukan bantuan di Indonesia sejak Sejak Amerika dan Indonesia menandatangani kerjasama perjanjian kerja sama ekonomi pada 1950,

Amerika melalui USAID telah memberikan bantuan dana sebesar US$ 80 juta untuk bidang

umum dan US$ 67 juta untuk membantu perbaikan akibat perang di Indonesia. Akhir 1960

juga, misi USAID di Indonesia adalah untuk membantu pemerintah mengataasi maslaah

(6)

bantuan USAID selama ini di Indonesia terfokus pada DDG ( Democratic and Decentralized Governance) yang merupakan program jangka panjang yang dilaksanakan

pada tahun 2005 – 2009 dimana program ini fokus dalam membantu masyarakat dengan

sistem desentralisasi yang diberlakukan di seluruh Indonesia. Program tersebut nantinya

berkaitan juga dengan pembentukan Undang – Undang otonomi yang dilakukan di

Indonesia dimana setiap daerah harus mampu mandiri dalam suatu sektor beserta dengan

anggarannya sperti pendidikan, kesehatan dan lainnya, sedangkan pada 2009 sampai

sekarang fokus USAID pada perubahan lingkungan seperti membendung kegiatan

penebangan hutan, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan mendukung adaptasi perubahan

iklim dengan program bernama "USAID Indonesia Forestry and Climate Support (USAID

IFACS) 5dengan dana US$ 40 juta tersebut untuk kurun waktu 4 tahun (Rizanul, 2010). Adapun besar bantuan yang diberikan Amerika Serikat melalui USAID selama ini menurut

catatan yang berhasil dihimpun tim riset Global Future Institute, pada 2003 USAID

mengeluarkan jumlah dana bantuan sebsar Rp 226,8 miliar. Sedangkan berdasarkan

proposal yang diajukan Direktur USAID untuk Indonesia yaitu William Frej, untuk periode

2004-2008 perkiraan dana yang dikeluarkan berkisar US$ 130-140 juta/tahun dengan total

biaya sekitar US$ 650-700 juta.

Di Indonesia lebih jauh, USAID memberi dukungan berbagai program yang sesuai

dengan misi dan tujuan lembaga ini, yaitu upaya perbaikan di bidang ekonomi dan transisi

menuju demokrasi. Seperti dalam jangka pendek melakukan program-program USAID

diharapkan dapat mengurangi dampak krisis ekonomi yang yang dialami masyarakat.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, USAID terlibat dalam upaya perbaikan akibat krisis

ekonomi dan politik di Indonesia. Program-program yang dijalankan antara lain adalah

program transisi menuju demokrasi, perbaikan ekonomi dan sistem finansial, perluasan

lapangan kerja, pengelolaan lingkungan hidup serta jaminan pangan untuk kelompok

masyarakat tertentu.6

5

Medanbisnis. 2010. USAID Fokuskan Mengatasi Penebangan Hutan.

http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2010/11/27/9026/usaid_fokuskan_mengatasi_penebangan_huta n/, diakses pada 26 Juni 2011.

6

(7)

ANALISIS BANTUAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT (USAID) DI

INDONESIA MENGGUNAKAN PERSPEKTIF MERKANTILISME DAN

MODERNISASI

Berdasarkan pembahasan diatas mengenai bantuan luar negeri Amerika Serikat di

Indonesia beserta persektif yang akan digunakan dalam menganilisis bantuan tersebut,

maka pada bagian ini akan dianalisis secara ekonomi maupun politik. Sebagai sebuah

lembaga pemerintah Federal Amerika Serikat yang bersifat independent, maka USAID

dalam misinya bertujuan memberikan bantuan luar negeri berupa bantuan kemanusiaan,

ekonomi dan lain-lain kepada negara-negara asing termasuk Indonesia. Sebelum

menganalisis lebih lanjut, maka dalam tabel berikut ini akan dipaparkan mengenai strategi

yang diterapkan USAID di Indonesia.

Strategi ekonomi USAID di Indonesia Strategi Demokratisasi

1. Memfasilitasi Indonesia dalam

penyelenggaraan penelitian-penelitian

mengenai peluang bisnis di Indonesia.

Tujuannya untuk menciptakan suasana

kondusif di Indonesia dan rasa aman bagi

para investor asing yang mau berinvestasi

di Indonesia.

1. Membangun kapasitas parlemen, melalui

bantuan teknis dan pelatihan terhadap DPR,

DPD, DPRD, DPRD II dalam membuat

perundang-undangan.

Seperti pelatihan yang melibatkan tim

Universitas Cendrawasih dalam penyusunan

draft otonomi khusus Papua.

2. Memberikan pelatihan-pelatihan

kepada Sumber Daya Manusia di

Indonesia dalam penyusunan

undang-undang baru di bidang perdagangan, ijin

teknologi, hukum kerja sama dan hukum

kontrak kerja.

2. Perbaikan prosedur pembangunan

pemerintah dalam membuat peraturan yang

selama ini belum optimal.

3. Membantu pemerintah berserta

ASEAN melalui ASEAN-US Free Trade,

3. Memperbaiki hubungan masyarakat sipil

(8)

sebagai langkah pesiapan untuk

menghadapi perdagangan global melalui

World Trade Organization (WTO)

hubungan antar-partai.

4. Membentuk badan bantuan teknis

untuk Indonesia yang dulu dikenal

sebagai IBRA( Indonesian Bank

Restructuring Agency) dimana berfungsi

untuk menganalisis dan menangani

restrukturisasi/revitalisasi Bank yang

sedang bermasalah.

5. Reformasi Sistem Perbankan, melalui

reorganisasi dan rekapitulasi

lembaga-lembaga perbankan yang ada, serta

mengarahkan perbankan untuk lebih

mempererat jalinan kerjasama dengan

pengusaha-pengusaha kecil dan

menengah untuk mempermudah

pemberian kredit kepada mereka.

6. Mempromosikan perdagangan dan

investasi. USAID berperan membantu

Indonesia menjadi perantara antara

pemerintah Indonesia dan

perusahaan-perusahaan asing maupun dalam negeri.

Strategi diatas tentunya menguntungkan bagi Indonesia karena dalam beberapa

sektor kehidupan, Indonesia dibantu baik dalam sektor ekonomi maupun demokrasi.

Sejatinya, memang ada hubungan erat antara agenda ekonomi dan agenda politik Amerika

(9)

masalah yang terjadi. Ruang lingkup bidang kerja USAID di Indonesia juga cukup

strategis. Seperti pertanian, demokrasi dan pemerintahan, pertumbuhan ekonomi dan

perdagangan, pendidikan dan universitas, lingkungan hidup, kerjasama global, kesehatan

global, bantuan kemanusiaan, dan program-program lintas-kerjasama.7 Namun jika

dianalisis melalui merkantilisme, maka USAID ini dalam pelaksanannya tentunya

membawa misi dan kepentingan yang ingin dicapai sebagaimana perspektif merkantilis

berasumsi bahwa bantuan luar negeri (foreign aid) praktis hanya menjadi sebuah alat

kebijakan untuk mencapai kepentingan nasional.

USAID pada perkembangannya menjadi salah satu instrumen untuk membantu

negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia supaya bisa menyesuaikan diri

dengan struktur ataupun ideoogi politik Amerika Serikat. Struktur yang dimaksud adalah

USAID dalam agenda kerjanya, selalu mengatasnamakan demi kesejahteraan, HAM,

demokrasi dan sebagainya. Tentunya inilah menjadi nilai – nilai yang berusaha

dipromosikan oleh Amerika Serikat termasuk melalui USAID ini. Merkantilis kemudian

berasumsi bahwa tidak ada keuntungan yang mutualisme, tetapi yang ada situasi yang

tercipta selalu zero-sum dan kompetisi yang konfliktual karena berbagai kepentingan yang

bertentangan satu sama lain. Hal ini terlihat dari contoh kasus di Papua, USAID membantu

diterapkannnya otonomi khusus disana, karena dengan alasan melalui penerapan otonomi

khusus inilah ketidakpuasan masyarakat setempat dapat diredam. Maka, kemudian USAID

membantu dalam penyelenggarakan pelatihan terhadap anggota-anggota LSM yang ada di

Papua, tim Universitas Cendrawasih, dan Presidium Dewan Papua dalam menyusun

Undang-Undang Otonomi Khusus di Papua. Sehingga akhirnya terciptalah UU No.21/2001

tentang Otonomi Khusus. Sebagaimana kita ketahui, UU No.21/2001 disahkan DPR RI

pada 22 Oktober 2001.

Tindakan yang dilakukan USAID demikian memang membuat masyarakat Papua

dapat meredam ketidakpuasannya, namun ada sisi lain yang tidak sesuai dengan

kepentingan negara Indonesia yaitu dapat menciptakan disintegrasi. Selain itu akan

menimbulakn iri dari provinsi lain yang tentunya provinsi lain menginginkan otonomi

7 Basis. 2011. Cina Iya, Antek Asing Juga Iya?. http://rajawalinews.com/267/cina-iya-antek-asing-juga-iya/,

(10)

khusus yang sama agar adil. Bila itu tidak dipenuhi, maka yang terjadi yaitu situasi yang

konfliktual diantar provinsi – provinsi yang ada.

USAID tentunya berperan besar dalam aspek kehidupan Indonesia dimana berbagai

produk hukum dan perundang-undangan baik dalam bidang ekonomi maupun politik di

Indonesia yang melibatkan bantuan USAID contohnya saja USAID berperan dalam

perubahan UU MIGAS NO 8 tahun 1971 menjadi UU NO 22 tahun 2001. Pasal 22 ayat 1

UU Migas berbunyi: badan usaha atau bentuk usaha tetap wajib menyerahkan paling

banyak 25 persen bagiannya dari hasil produksi minyak bumi dan/atau gas bumi utk

memenuhi kebutuhan dalam negeri. Besaran maksimum DMO (Domestic Market

Obligation) sebesar 25 persen tersebut tentunya perlu dievaluasi. Apalagi berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi, pasal ini dinilai tidak menganut prinsip sebesar-besarnya

bagi kemakmuran rakyat sebagaimana digariskan Pasal 33 UUD 1945.8

Melalui perubahan ini dapat diketahui bahwa salah satunya terdapat kepentingan

nasional AS di Indonesia yaitu untuk mengeksploitasi sumber Minyak dan gas bumi

(Migas) dalam memenuhi kebutuhan energi AS. Ini dapat lihat dari produksi dan pasokan

minyak mereka ke AS yang meningkat setelah pengesahan UU NO 22 tahun 2001

mengenai Migas tersebut.9Jika dianalisis melalui merkantilis, kebijakan melalui UU Migas

yang di intervensi oleh USAID dalam pembuatannya ini dikatakan selain kegunaan bantuan

internasional sebagai instrument untuk mendukung tujuan kebijakan luar negeri, dalam

implementasinya muncul bahwa kebijakan bantuan luar negeri melindungi pula banyak

disparitas tujuan dan kegiatan, sebagai respon dari berbagai macam kebutuhan, yang

terlihat maupun yang tidak terlihat, berhubungan maupun tidak berhubungan pada tujuan

politik sebuah kebjakan luar negeri. Dapat dikatakan ini merupakan refleksi kepentingan

Amerika serikat yang ingin mengamankan sumber energinya. Padahal saat ini terjadi

8

Dhakiri, Hanif. 2011. Revisi UU Migas Diharapkan Selesai Tahun Ini.

http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/revisi-uu-migas-diharapkan-selesai-tahun-ini/7909, diakses pada 9 Juli 2011.

9

Zahidi Syaprin. 2010. KEPENTINGAN AMERIKA SERIKATDALAM PROGRAM BANTUAN USAID DI INDONESIA( STUDI PADA PERUBAHAN UU MIGAS NO 8 TAHUN 1971MENJADI UU NO 22 TAHUN 2001 ).

(11)

kelangkaan minyak di dalam negeri, tentunya UU no 22 ini tidak relevan lagi sesuai

keadaan sekarang.

Indonesia memang penting bagi kepentingan ekonomi Amerika Serikat. Hal ini

dibuktikan dengan sudah 300 perusahaan milik Amerika yang beroperasi di Indonesia.10

Total investasi diperkirakan lebih dari US$ 25 miliar dimana sebagian besar dari dana

tersebut diinvestasikan pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan

dan energi. Inilah nilai strategis Indonesia bagi Amerika Serikat. Bahkan di Papua tiga

perusahaan energi Amerika yang beroperasi di Papua yaitu: PT-Freeport McMoran,

Conoco Phillips, dan British Petroleum (BP) telah berinvestasi dengan total keseluruhan mencapai US$ 10.000 miliar di Provinsi Papua. Inilah yang dikatakan teori Modernisasi

bahwa negara dunia ketiga harus mengembangkan dirinya untuk memiliki nilai-nilai

kebutuhan berprestasi yang dimiliki Barat untuk menumbuhkan dan mengembangkan kaum

wiraswasta modernnya.

Kemudian teori ini juga berasumsi agar negara Dunia Ketiga melakukan

pembangunan ekonomi, meninggalkan dan mengganti nilai-nilai tradisional dan

melembagakan demokrasi politik. Hal inilah yang terjadi di Indonesia dimana USAID

memberikan banyak bantuan dan mengawal agar kegiatan – kegiatan yang dilakukan

Indonesia sesuai dengan nilai – nilai yang diniliki Amerika Serikat. Ketika Indonesia mau

melalukan nilai – nilai tersebut di Indonesia, maka AS melalui USAID akan memberikan

bantuan berupa investasi, program pemberdayaan melalui bantuan untuk mengatasi kasus

kelaparan dan kurang gizi, pemberantasan HIV/AIDS, TBC, Malaria, dan sebagainya.

Bahkan hingga program pemberdayaan pemerintahan lokal, USAID bahkan telah

membantu para pejabat pemerintahan lokal Papua dan DPRD mempersiapkan diri untuk

menghadapi otonomi daerah. Dengan kata lain, USAID melakukan pendampinghan

terhadap para elit politik Papua.

Tindakan inilah yang dikatakan teori modernisasi tentang perlunya bantuan asing,

khususnya dari Amerika Serikat. Jika dan kerena yang diperlukan negara Dunia Ketiga

adalah kebutuhan investasi produktif dan pengenalan nilai-nilai modern, maka Amerika dan

(12)

negara maju lainnya dapat membantu dengan mengirimkan tenaga ahli, mendorong para

pengusaha untuk melakukan investasi di luar negeri dan memberikan bantuan untuk negara

Dunia Ketiga.

Negara Indonesia merupakan Negara berkembang yang sedang berupaya

membangun masyarakatnya dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern. Tujuan dari

ini tentunya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia agar

setara dengan masyarakat modern bangsa lain. Maka dari itu Indonesia menerima bantuan

luar negeri dari negara lain dalam rangka pembangunan tersebut termasuk bantuan dari

Amerika Serikat melalui USAID nya. Inilah yang kemudian diasumsikan teori modernisasi

bahwa dikarenakan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat disebut sebagai negara

maju dan negara Dunia Ketiga termasuk Indonesia dikatakan sebagai tradisional dan

terbelakang, maka negara Dunia Ketiga perlu melihat dan menjadikan Amerika Serikat dan

negara-negara Eropa Barat sebagai model dan panutan.

Bantuan – bantuan yang diberikan USAID telah mencakup banyak sektor, seperti

memberikan pelatihan – pelatihan, asistensi kesehatan membantu pembentukan kapasitas

parlemen hingga mempromosikan perdagangan dan investasi. Juga kemudian yang lebih

jelas di Papua dimana USAID membuat program pemberdayaan masyarakat, dan segera

membuat tabungan dana abadi (The Heritage Fund) yang hasilnya dimanfaatkan untuk

membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan di wilayah Papua serta untuk mendukung

kelestarian adat masyarakat setempat serta membuat kerjasama seperti dalam bidang

agribisnis dengan masyarakat setempat untuk meningkatkan pendapatan11. Kemudian juga

USAID bertindak sebagai penyalur dana bantuan dari PT Freeport yang dikenal dengan

dana kemitraan.

Melalui USAID inilah, dana bantuan pengembangan masyarakat ini dialokasikan

untuk program-program pengembangan masyarakat yang meliputi bidang kesehatan,

pendidikan dan pengembangan ekonomi, serta proyek-proyek yang memberi manfaat

langsung bagi masyarakat Papua. Khsusnya terhadap suku-suku yang ada di Kabupaten

Mimika, Amungme, Kamoro, Moni, Dani, Ekari/Mee, Damal dan Nduga. Semua program

11

(13)

bantuan yang diberikan Amerika Serikat melalui USAID ini yang dikatakan teori

modernisasi bahwa teori ini menilai idiologi komunisme sebagai ancaman pembangunan

negara Dunia Ketiga, jika negara Dunia Ketiga hendak melakukan modernisasi, mereka

perlu menempuh arah yang telah dijalani oleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa

Barat, dan oleh karena itu mereka hendaknya berdiri jauh dari pahan komunisme. Sehingga

dalam hal ini dilakukanlah tindakan – tindakan yang dapat mempererat hubungan negara

maju dan negara dunia ketiga termasuk melalui bantuan luar negeri seperti USAID ini agar

nilai – nilai yang ada di negara dunia ketiga tidak beralih ke paham lain selain paham

Amerika.

PENUTUP

Berdasarkan data dan pemaparan diatas, maka dapat diambil suatu kesimpulan

bahwa USAID mulai memberikan bantuannya sejak 1950 dengan memberikan bantuan

dana sebesar US$ 80 juta untuk bidang umum dan US$ 67 juta untuk membantu perbaikan

akibat perang di Indonesia. USAID dalam perkembangannya memberikan bantuan yang

dirangkum menjadi program strategi di bidang ekonomi dan strategi demokratisasi seperti

yang terlampir dalam tabel. USAID melalui program – programnya seperti DDG (

Democratic and Decentralized Governance) dan megatasi perubahan lingkungan telah banyak membantu perkembangan dan pertumbuhan Indonesia, khususnya daerah Papua.

Pembahasan mengenai bantuan luar negeri ini kemudian dianalisis melalui persepektif

ekonomi politik internasional yaitu merkantilisme dan teori modernisasi.

Melalui perspektif merkantilis dapat dianalisis bahwa bantuan luar negeri USAID

membawa kepentingan nasional Amerika Serikat seperti minyak bumi dan gas, penegakan

HAM dan demokratisasi. Lebih lanjut pula, bantuan tersebut memang memberikan

kemajuan yang berarti bagi Indonesia, tetapi seperti yang dikatakan merkantilis bahwa

kerjasama ataupun bantuan itu sifatnya zero – sum dimana Amerika Serikat melalui USAID

nya telah memperoleh keuntungan yang lebih besar daripada yang didapatkan Indonesia

seperti dari migas, masuknya nilai- nilai Amerika sampai terciptanya pola pikir dan budaya

(14)

negara Dunia Ketiga termasuk Indonesia dikatakan sebagai tradisional dan terbelakang,

maka negara Dunia Ketiga perlu melihat dan menjadikan Amerika Serikat dan

negara-negara Eropa Barat sebagai model dan panutan. Maka dengan bantuan luar negeri ini

Indonesia akan mengalami modernisasi dan membawa pada kesejahteraan. Melalui bantuan

ini pula Indonesia akan merubah cara hidupnya dari masyarakat tradisional menjadi modern

yang nantinya dibantu oleh investasi produktif, pengiriman tenaga ahli dan pengenalan

nilai-nilai modern oleh AS melalui USAID seperti yang diasumsikan teori modernisasi ini.

Penulis juga memberi saran terhadap pembahasan ini dimana Indonesia perlu

memperhatikan kembali tujuan dan strategi dari bantuan negeri yang ingin membantu

Indonesia. Apakah bantuan itu dapat mengaburkan kepentingan nasional Indonesia,

mengintervensi kedaulatan Indonesia ataukah benar – benar berniat membantu kondisi

Indonesia. Penulis lebih lanjut menyarankan agar bagaimana sekarang bantuan luar negeri

dari negara donor ke negara resisipien menghasilkan mutual gain bukan relative gain dan

tentunya dalam hal ini dibutuhkan sinergi dari pemerintah pusat dan daerah serta pihak –

pihak terkait lainnya seperti LSM ataupun masyarakat itu sendiri untuk melakukan

(15)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Degnbol John dkk. 1999. Aid Understanding International Development Cooperation.

London : Zed Books.

Eisenstadt, S. N. 1966. Modernization: Protest and Change. Englewood Cliffs, N.J.:

Prentice-Hall.

Griffiths, Martin and Terry O’callaghan. 2002. International Relations: The Key Concepts. Oxon: Routledge.

Lancaster, Carol. 2008. George Bush’s Foreign Aid Transformation or Chaos ?. Center For

Global Development : Washington, D.C.

Mas’oed, Mochtar.2008. Ekonomi-Politik Internasional dan Pembangunan. Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Picard, Louis dkk. 2008. Foreign Aid and Foreign Policy Lessons for the Next

Half-Century. M.E.Sharpe: Armonk, New York , London : England.

Scott Burchill et.al.2008. Theories of International Relations. New York: Palgrave

Macmillan.

USAID. 2008. An Analysis of Opportunities for USAID Indonesia’s Water and Energy

Team to Incorporate Global Climate Change Activities in the Natural Resource Management and Energy Sectors. Carey Yeager, Ph.D. under PO 497-O-00-08-00015-00.

Wolfenshon, James.2002 . Building a Consensus For Development Assistance : A Case For

Aid. The World Bank Washington, D.C.

JOURNAL

Diamond, Larry. 2008. Foreign Aid in the National Interest The Importance of Democracy

and Governance. M.E.Sharpe: Armonk, New York , London : England. pp 61- 85.

Fraser, Alastair and Lindsay Whitfield. . Understanding Contemporary Aid Relationships.

(16)

Pedersen, Carl. 2008 . COSMOPOLITANISM OR NATIVISM? US national identity and foreign policy in the twenty-first century. Routledge Taylor& Francis Group :London and New York. pp 20- 33.

Reijnders, L. and Huijbregts, M.A.J . 2006. Palm Oil And The Emission Of Carbon-Based

Greenhouse Gases. Journal of Cleaner Production, pp. 1-6.

Therein, Jean Philippe. 2002. Debating Foreign Aid. : Right versus Left. Third World

Quarter 23(3): 449- 466.

Wall Street Journal, 2008. Credit Suisse to trim its carbon desk. Nov. 21, 2008, p. M3.

WEBSITE

Alamsyah. 2010. Mengurai Pemikiran Adam Smith, Sang Bapak Kebebasan: Benarkah

Ekonomi Liberal hanya Menganjurkan Ketamakan dan Ketidakpedulian? http://boeconomica.com /index.php?option=com_ content&view =article&id=25:mengurai-pemikiran-adam-smith-sang-bapak-kebebasan-benarkah- ekonomi-liberal-hanya-menganjurkan-ketamakan-dan-ketidakpedulian-14-agustus-2010&catid=42:artikel-submenu&Itemid=42, diakses pada 5 Juli 2011.

Anonimous.2011.Kronologi Sejarah UNICEF Di Indonesia. http://www.scribd.com

/doc/37849028/ Kronologi-Sejarah-UNICEF-Di-Indonesia, diakses pada 9 Juli 2011

Basis. 2011. Cina Iya, Antek Asing Juga Iya?.

http://rajawalinews.com/267/cina-iya-antek-asing-juga-iya/, diakses pada 9 Juli 2011.

Dhakiri, Hanif. 2011. Revisi UU Migas Diharapkan Selesai Tahun Ini.

http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/revisi-uu-migas-diharapkan-selesai-tahun-ini/7909, diakses pada 9 Juli 2011.

Downing, Lance.2011. USAID/INDONESIA. http://www.lp3es.or.id /direktori/fund/

usaid.htm, diakses pada 9 Juli 2011.

Ismail Yusanto. 2004. Politik Bantuan Luar Negeri. http://www.jurnal-ekonomi.org

/2004/04/19/politik-bantuan-luar-negeri/, diakses pada 26 Juni 2011

Medan bisnis. 2010. USAID Fokuskan Mengatasi Penebangan Hutan.

(17)

MICHAEL J. Armer. 2011. Modernization Theory. http://edu.learnsoc.org/Chapters /3%20theories%20of%20 sociology/11%20modernization%20theory.htm, diakses pada 9 Juli 2011.

Zahidi Syaprin. 2010. KEPENTINGAN AMERIKA SERIKATDALAM PROGRAM

BANTUAN USAID DI INDONESIA( STUDI PADA PERUBAHAN UU MIGAS NO 8

TAHUN 1971MENJADI UU NO 22 TAHUN 2001 ).

Referensi

Dokumen terkait

Adapun saran yang dapat disampaikan dari hasil temuandan analisis Dampak Pariwisata terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kawasan Lappa Laona High Land adalah:.. Kepada

Disiplin kerja adalah suatu bentuk ketaatan terhadap aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah ditetapkan. Disiplin kerja pada dasarnya selalu diharapkan

Dalam melakukan penyelesaian penelitian ini menggunakan perhitungan harga pokok penjualan pada industri manufatktur dengan metode full costing atau kalkulasi biaya penuh dimana

Diperintahkan untuk melakukan Pemeriksaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) sesuai dengan Peraturan Bupati Tanah Bumbu Nomor ….. Tahun 2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan

Fenomena pemanfaatan masyarakat pribumi, dalam hal ini mantri dan dokter djawa, dalam vaksinasi cacar pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 di Jawa membuktikan bahwa dalam

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan pertanggungjawaban keuangan daerah (APBD) untuk mengetahui tingkat kinerja keuangan Pemerintah Kota Surakarta dan Kota

Solok Selatan 1 KPRI SMP II Solok Selatan Muara Labuh Kec.. Kota Bukittinggi 1 KPRI

Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi salah satu media baca ataupun sebagai bahan kajian bagi para kalangan akademisi maupun para pelaku usaha di bidang ekonomi yang