LAPORAN KEUANGAN BANK DAN RASIO KEUANGAN BANK
RASIO LIKUIDITAS
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Dengan catatan semakin besar rasio likuiditas maka semakin likuid. Perhitungan rasio likuiditas dengan cara:
1. Quick Ratio (mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya pada para deposan (pemilik giro, tabungan dan deposito) dengan harta yang paling likuid.
Rumus : QR = (Cash asset) / (Total Deposit) x 100%
2. Investing Policy Ratio (mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya kepada para deposannya dengan cara melikuidasi SB)
Rumus : IPR = (Securities) / (Total deposit) x 100%
3. Banking Ratio ( mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimilki).
Catatan: semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah tingkat likuiditas bank. Rumus : BR = (Total Loans) / (total deposit) x 100%
4. Assets to Loan Ratio ( mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan harta yang dimiliki bank
Catatan: semakin tinggi rasio ini semakin rendah tingkat likuiditas bank. Rumus : ALR = (Total Loans) / (Total Assets) x 100%
5. Cash Ratio (mengukur kemampuan bank melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid bank.
Rumus : CR = (liquid assets) / (short term borrowing) x 100%
6. Loan to Deposit Ratio (mengukur komposisi kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri.
RASIO SOLVABILITAS
Rasio ini digunakan mengukur kemempuan bank mencari sumber dana untuk membiayai kegiatan bank atau alat ukur untuk melihat kekayaan bank serta melihat efisiensi pihak manajemen bank. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan cara :
1. Primary Ratio (mengukur permodalan yang dimiliki bank memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total asset masuk dapat ditutupi oleh capital equity).
Rumus : PR = (Equity capital) / (total assets) x 100%
2. Risk Assets Ratio (mengukur kemungkinan penurunan risk assets.
Rumus : RAR = (Equity caital) / (total assets – cash assets – securities) x 100%
3. Secondary Risk Ratio ( Mengukur penurunan asset yang mempunyai resiko lebih tinggi).
Rumus : SRR = (Equity capital) / (Secondary risk assets) 100%
4. Capital Ratio (mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung perkreditan, terutama resiko yang terjadi karena ada kegagalan dalam menagih bunga bank). Rumus : CR = (equity capital + reserve for loan losses) / (total loans) x 100%
RASIO RENTABILITAS (pofitabiitas usaha)
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan cara :
1. Gross Profit Margin (mengukur presentasi laba dari kegiatan usaha murni bank setelah dikurangi biaya-biaya)
Rumus : GPM = (operating income – operating expense) / (operating income) x 100%
2. Net Profit Margin (mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokok bank)
Rumus : NPM = (net income) / (operating income) x 100%
3. Return Equity Capital atau ROE (mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengeola capital yang ada untuk mendapatkan net income)
4. Return on Total Assets (mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola assets). Ada 2 cara yang dihitung antara lain:
a. Gross Yield on Total Assets (mengukur kemampuan manajemen bank menghasilkan income dari pengelolaan asset)
Rumus : GRTA = (operating income) / (total assets) x 100%
b. Net Income Total Assets (mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitas dan manajerial secara overall).
Rumus : NITA = (net income) / (total assets) x 100%
5. Rate Return on Loans (mengukur kamampuan manajemen bank mengelola kredit bank) Rumus : RRL = (interest income) / (total loans) x 100%
6. Interest Margin on Earning Assets (mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya-biaya)
Rumus : IMEA = (interest income – interest expense) / (earning assets) x 100%
7. Leverage Multiplier (mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola asetnya, dalam hal ini adanya biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan aktiva bank) Rumus : LM = (total Assets) / (total equity)
8. Interest Margin on Loans
Rumus: IML = (Interest income – Interest expense) / (total loans) x 100%
9. Assets Utilization ( mengukur sejauh mana kemempuan manajemen bank mengelola asset dalam rangka menghasilkan operating income dan non-operating income)
Rumus : AU = (operating income + non operating income) / (total asset) x 100%
10. Interest Expense Ratio (mengukur besarnya persentase bunga yang dibayar kepada para deposan bank dengan total deposit yang ada di bank)
Rumus : IER = (interest expense) / (total deposit) x 100%
Contoh Laporan Keuangan Bank (neraca)
Dari Laporan Keuangan diatas hitunglah kesehatan bank menurut anaisis CAMEL (capital, assets, management, earning dan liquidity)!
Jawab :
1. Aspek Capital (permodalan)
Tingkat kecukupan modal dinyatakan dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio). Hal ini diukur dengan 2 cara yaitu:
a. Membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga b. Membandingkan modal dengan aktiva beresiko
Catatan: standar BI CAR minimal 8% dikatakan Bank sehat
Jawab dengan cara Membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga
Rumus : CAR = (Modal dan Cadangan) / (Giro + Deposito + Tabungan) x 100% Catatan : Bank dikatakan sehat apabila hasil =/> 10%
CAR = (804.750) / (2.506.500 + 1.021.500 + 450.750) x 100% CAR = (804.750 / 3.978.750) x 100%
CAR = 20,22%
Jawab dengan Membandingkan modal dengan aktiva beresiko Rumus : CAR = (total Modal) / (Aktiva) x 100% Catatan : CAR minimal 8% dikatakan bank sehat
CAR = ( 804.750) / (122.250 + 1.530.000 + 42.000 + 2.176.500 + 1.215.750 + 150.000) x
aAssets to Loan Ratio ( mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan harta yang dimiliki bank
Pinjaman yang diberikan (dalam mata uang dlm Negeri/Rp) Rp. 3.750.000
Dalam hal ini aspek yang dinilai adalah manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas. Perhitungannya sebagai berikut:
a. Return Equity Capital atau ROE (mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengeola capital yang ada untuk mendapatkan net income)
Jawab:
NITA = (216.000) / (10.020.000) x 100% NITA = 2, 15%
d. Rate Return on Loans (mengukur kamampuan manajemen bank mengelola kredit bank) Rumus : RRL = (interest income) / (total loans) x 100%
Jawab:
Interest income: Hasil Bunga + prvoisi & komisi kredit = 456.000 + 48.000 = 504.000 RRL = (504.000) / (3.750.000 + 1.620.000) x 100%
RRL = (504.000) /(5.370.000) x 100%
Interest Expense = Beban bunga + beban2 lain = 255.000 + 21.000 = 276.000
Earning Assets :
Efek-efek (surab berharga) 240.000
Deposito berjangka 450.000
Pinjaman yang diberikan (dalam mata uang dlm Negeri/Rp) 3.750.000
IML = 4,24%
g. Leverage Multiplier (mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola asetnya, dalam hal ini adanya biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan aktiva bank)
Rumus : LM = (total Assets) / (total equity) x 1 kali Jawab:
LM = (10.020.000) / (804.750) x 1 kali LM = 12,451 kali
h. Assets Utilization ( mengukur sejauh mana kemempuan manajemen bank mengelola asset dalam rangka menghasilkan operating income dan non-operating income)
Rumus : AU = (operating income + non operating income) / (total asset) x 100%
Operating income :
Jumlah Pendapatan Bunga Rp. 504.000 Jumlah Pendapatan Operasi ainnya Rp. 733.500
Non operating income : 37.500
AU = (504.000 + 733.500 + 37.500) / (10.020.000) x 100% AU = 12,72%
4. Aspek Earning (Rentabilitas)
RASIO RENTABILITAS (pofitabiitas usaha)
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan cara :
a. Gross Profit Margin (mengukur presentasi laba dari kegiatan usaha murni bank setelah dikurangi biaya-biaya)
Rumus : GPM = (operating income – operating expense) / (operating income) x 100% Operating income :
Jumlah Pendapatan Operasi ainnya Rp. 733.500 = 1.237.500
Operating expenses = Total beban bunga + total beban operasinal lainya Operating expenses = 276.000 + 666.000 = 942.000
GPM = ( 1.237.500 – 942.000) / (1.237.500) x 100% GPM = (295.500) / (1.237.500) x 100%
GPM = 23,87%
b. Net Profit Margin (mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokok bank)
Rumus : NPM = (net income) / (operating income) x 100% Jawab:
NPM = (216.000) / (1.237.500) x 100% NPM = 17,45%
5. Aspek Luquidity
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Dengan catatan semakin besar rasio likuiditas maka semakin likuid. Perhitungan rasio likuiditas dengan cara:
a. Quick Ratio (mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya pada para deposan (pemilik giro, tabungan dan deposito) dengan harta yang paling likuid.
Rumus : QR = (Cash asset) / (Total Deposit) x 100% Cash Assets:
Kas 136.800 Rekening giro pada BI 961.200 Rekening giro pada BU 330.000
Aktiva likuid dalam valas 990.000 = 2.418.000
Deposito = Giro + tabungan + deposito berjangka
QR = (2.418.000) / (3.978.750) x 100% QR = 60,77%
b. Cash Ratio (mengukur kemampuan bank melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid bank.
Rumus : CR = (liquid assets) / (short term borrowing) x 100% Liquid assets:
Kas 136.800 Rekening giro pada BI 961.200 Rekening giro pada BU 330.000
Aktiva likuid dalam valas 990.000 = 2.418.000
Short term borrowing:
Rekening Giro 2.506.500 Kewajiban yang segera dibayar lainnya (Rp) 122.250
Kewajiban yang segera harus dibayar (valas) 2.176.500 = 4.805.250
Jawab:
CR = (2.418.000) / (4.805.250) x 100% CR = 50,31%
Analisis Kinerja Bank
menabung, meminjam uang, sampai aktivitas transfer.
Dalam suatu bank terdapat berbagai kepentingan di dalamnya. Baik dari internal bank tersebut yaitu para pemegang saham, manajemen bank, karyawan bank tersebut dan terutama pemilik dari bank tersebut, maupun dari eksternal bank yang mencakup pihak Bank Indonesia, pihak pajak, masyarakat penabung, dan banyak lagi pihak yang mempunyai kepentingan di dalam bank. Agar kepentingan-kepentingan tersebut dapat terakomodasi, maka pihak manajemen memerlukan suatu laporan tentang aktivitas yang telah dilakukan oleh bank tersebut dalam bentuk laporan keuangan yang dikeluarkan setiap akhir periode. Dari laporan keuangan yang dikeluarkan tersebut, pihak-pihak yang berkepentingan tadi dapat melakukan analisis tentang kinerja manajemen, apakah memuaskan ataukah malah menunjukkan aktivitas yang buruk. Berbagai alat yang dapat dipergunakan untuk mengetahui tentang kinerja suatu bank antara lain:
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS
Merupakan analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek atau kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo.
Rasio Likuiditas yg sering digunakan untuk menilai kinerja suatu bank antara lain: a. Cash Ratio ( CR )
b. Reserve Requirement ( RR ) c. Loan to deposit ratio ( LDR ) d. Loan to asset ratio ( LAR )
e. Rasio kewajiban bersih Call Money ( NCM )
CASH RATIO
• Untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan nasabah pada saat ditarik dengan menggunakan alat-alat likuid yang dimilikinya.
• RUMUS
CR = Alat likuid / Pinjaman yang harus dibayar x 100% Alat Likuid :
Uang Kas di Bank dan Rekening giro yang disimpan di Bank Indonesia.
(LIKUIDITAS WAJIB MINIMUM)
• Merupakan ketentuan bagi setiap bank umum untuk menyisihkan sebagian dari dana pihak ketiga yang berhasil dihimpunnya dalam bentuk giro wajib minimum yang berupa rekening giro bank yang bersangkutan pada Bank Indonesia.
• Besarnya RR telah mengalami perubahan dari 2%, 3% dan terakhir sejak tahun 1997 sebesar 5%.
• Komponen dana pihak ketiga terdiri dari : - Giro,
• Menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan nasabah dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Rasio antara seluruh jml. Kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Semakin tinggi rasio tsb, maka makin rendah likuiditas bank tsb.
• RUMUS
LDR = Jumlah kredit yang diberikan / Total DPK+KLBI+Modal inti x 100%
LOAN TO ASSET RATIO
• Merupakan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank.
• RUMUS
LAR = Jumlah kredit yang diberikan / Jumlah assets x 100%
Semakin tinggi rasio ini maka tingkat likuiditasnya rendah karena jumlah asset yang diperlukan untuk membiayai kreditnya makin besar.
RASIO KEWAJIBAN BERSIH CALL MONEY
lancar atau aktiva yang paling likuid dari bank. • RUMUS
NCM = NET Cal money / Aktiva lancar x 100%
• Aktiva Lancar : Uang kas, Giro di BI, Sertifikat BI, SBPU