• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adaptasi Sosial Masyarakat Rusunawa Kota Binjai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Adaptasi Sosial Masyarakat Rusunawa Kota Binjai"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1. Letak dan Keadaan Kota Binjai

Binjai adalah salah satu kota yang berada di wilayah provinsi Sumatera Utara,

Indonesia. Binjai terletak 22 km di sebelah barat ibukota provinsi Sumatera Utara,

Medan. Sebelum berstatus kotamadya, Binjai adalah ibukota Kabupaten Langkat yang

kemudian dipindahkan ke Stabat. Binjai berbatasan langsung dengan Kabupaten

Langkat di sebelah barat dan utara serta Kabupaten Deli Serdang di sebelah timur dan

selatan. Binjai merupakan salah satu daerah dalam proyek pembangunan. Saat ini,

Binjai dan Medan dihubungkan oleh jalan raya Lintas Sumatera yang

menghubungkan antara Medan dan Banda Aceh. Oleh karena ini, Binjai terletak di

daerah strategis di mana merupakan pintu gerbang Kota Medan ditinjau dari provinsi

Aceh.

Letak geografis Binjai 03°03'40" - 03°40'02" LU dan 98°27'03" - 98°39'32"

BT. Ketinggian rata-rata adalah 28 meter di atas permukaan laut. Sebenarnya, Binjai

hanya berjarak 8 km dari Medan bila dihitung dari perbatasan di antara kedua wilayah

yang dipisahkan oleh Kabupaten Deli Serdang. Jalan Raya Medan Binjai yang

panjangnya 22 km, 9 km pertama berada di dalam wilayah Kota Medan, Km 10

sampai Km 17 berada dalam wilayah Kabupaten Deli Serdang dan mulai Km 17

adalah berada dalam wilayah Kota Binjai.

Kota Binjai terbagi atas 5 kecamatan yang kemudian dibagi lagi menjadi 37

kelurahan dan desa. Lima kecamatan tersebut masing-masing adalah Binjai Kota,

(2)

kota multi etnis, dihuni oleh suku Jawa, suku Batak Karo, suku Tionghoa, suku

Melayu, dan lain-lain. Kemajemukan etnis ini menjadikan Binjai kaya akan

kebudayaan yang beragam. Tidak hanya kemajemukan suku bangsa, tetapi agama

yang dianut oleh masyarakat kota Binjai sangat beragam, antara lain: Islam, Kristen,

Buddha, dan Hindu. Agama Islam merupakan agama yang paling banyak dianut oleh

masyarakat kota Binjai.

Kota Binjai sejak lama dijuluki sebagai kota rambutan karena rambutan Binjai

memang sangat terkenal dan manis. Bibit rambutan asal Binjai ini telah tersebar dan

dibudidayakan di berbagai tempat di Indonesia seperti Blitar, Jawa Timur menjadi

komoditi unggulan daerah tersebut.

Gambar 2.1. Peta Kota Binjai

(3)

2.1.1. Kependudukan Kota Binjai

Kependudukan Penduduk Kota Binjai berdasarkan proyeksi penduduk tahun

2015 sebanyak 264.687 jiwa yang terdiri atas 132.197 jiwa penduduk laki-laki dan

132.490 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk

tahun 2014, penduduk Binjai mengalami pertumbuhan sebesar 1,22 persen dengan

masing-masing persentase pertumbuhan penduduk laki-laki sebesar 1,26 persen dan

penduduk perempuan sebesar 1,18 persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis

kelamin tahun 2015 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 99,78.

Kepadatan penduduk di Kota Binjai tahun 2015 mencapai 2.933 jiwa/km2

dengan krata-rata jumlah penduduk per rumah tangga 4 orang. Kepadatan penduduk

di 5 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di

Kecamatan Binjai Kota dengan kepadatan sebesar 7.078 jiwa/km2 dan terendah di

Kecamatan Binjai Selatan sebesar 1.785 jiwa/km2. Sementara itu jumlah rumah

tangga sebesar 60.780 mengalami pertumbuhan sebesar 0,96 persen dari tahun 2014

sebesar 60.204 rumah tangga.

2.1.2. Penduduk Miskin Kota Binjai

Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan

memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini,

kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi

kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi

Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita

(4)

Tabel 2.1

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kota Binjai, 2011-2015

Indikator Satuan 2011 2012 2013 2014 2015

Rupiah 285185 295265 305596 310384 322091

Sumber : BPS Kota Binjai

Dari tabel di atas yang berisikan jumlah penduduk miskin di Kota Binjai dari

tahun 2011-2015. Dapat dilihat bahwa terjadi penambahan jumlah penduduk miskin

pada tahun 2015 yaitu sebanyak 1.880 penduduk. Padahal pada tahun 2014 jumlah

penduduk miskin sedikit menurun namun kembali meningkat pada tahun 2015 yaitu

dari 16.720 penduduk menjadi 18.600. Setiap tahunnya jumlah penduduk miskin di

Kota Binjai dapat dikatakan stabil. Tingginya jumlah masyarakat miskin disebabkan

oleh beberapa faktor seperti rendahnya pendidikan, latar belakang keluarga miskin

(5)

2.2. Rusunawa Kota Binjai

Sejauh ini Kota Binjai hanya memiliki satu unit Rusunawa. Rusunawa ini

berlokasi di Jalan Sibolga Kelurahan Rambung Barat Kecamatan Binjai Selatan, Kota

Binjai. Lokasi Rusunawa berada di tengah-tengah kota sehingga jarak dari Rusunawa

ke pusat-pusat pemerintahan relatif dekat. Pada tahun 2012 proses pembangunan

Rusunawa sudah selesai namun baru dihuni oleh masyarakat pada tahun 2014.

Rusunawa Binjai memiliki 98 unit ruangan siap huni dengan luas masing-masing 24

m² per unit yang terdiri dari 5 lantai. Lantai I digunakan sebagai lahan bermain anak,

musholla, aula, gudang, kantor pengelola Rusnawa dan juga sebagai tempat parkir.

Sementara lantai II-V diprioritaskan sebagai tempat hunian masyarakat. Dari 98 unit

yang ada hanya ada 2 unit bangunan yang belum tersisi pada saat ini.

Menurut Peraturan Walikota Binjai Nomor 05 tahun 2014 bahwa sejalan

dengan meningkatkan kebutuhan rumah tinggal maka pembangunan rumah susun

sederhana sewa menjadi alternatif untuk pemenuhan kebutuhan rumah tinggal yang

bermartabat, nyaman, aman dan sehat bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke

bawah khususnya yang berpenghasilan rendah.

Tujuan utama pembangunan Rusunawa Binjai adalah untuk membantu

meringankan beban masyarakat menengah ke bawah dalam hal kebutuhan akan

tempat tinggal oleh sebab itu hingga kini masyarakat yang tinggal di Rusunawa tidak

dipungut biaya sewa, mereka hanya membayar uang air dan uang listrik setiap

(6)

2.2.1. Prasarana dan Sarana Rusunawa

Rusunawa Kota Binjai dibangun 5 lantai yang terdiri dari 98 hunian. Setiap

hunian berukuran 4,5 x 4,5 m² seluas 24 m² yang dapat dihuni maksimal 4 orang.

Setiap blok rumah susun diberi tangga untuk turun dan naik. Tangga merupakan jalur

penghubung untuk menuju lantai dimana penghuni rusunawa tinggal dan sebagai

interaksi sosial di antara penghuni yang lain. Terdapat 2 tangga yang berada di

Rusunawa, yaitu tangga utama yang setiap hari di lalui oleh penghuni rusun, dan

tangga darurat yang berada di pojok gedung jika suatu hari terjadi gempa atau

kebakaran. Bahan bangunan yang digunakan untuk membangun Rusunawa tersebut,

antara lain kayu, besi, batako, pasir, semen serta asbes dan lain sebagainya yang

memenuhi persyaratan kontruksi sesuai dengan standart yang berlaku. Ini

dimaksudkan agar bangunan Rusunawa tersebut kuat dan tahan terhadap gempa,

hujan, angin, banjir dan kebakaran.

(7)

Setiap hunian rumah susun memperoleh sarana penunjang seperti lampu

penerang dari PLN, air bersih dari PDAM, ruang tamu, ruang tidur, dapur, kamar

mandi dan tempat menjemur pakaian pada balkon belakang hunian. Untuk

mendapatkan air bersih dan listrik penghuni harus membayar iuran, masalah biaya air

bersih dan listrik setiap penghuni berbeda-beda tergantung dari tingkat pemakaian air

masing-masing penghuni. Pada umumnya iuran yang dikeluarkan penghuni

Rusunawa sekitar Rp.50.000,00 - Rp.100.000,00 per bulannya.

(8)

Foto 2.4 Lorong atau teras

(9)

Kemudian sarana penunjang lingkungan Rusunawa yang menjadi milik

besama adalah tangga untuk naik turun pada setiap blok, tempat pembuangan sampah

yang disediakan disetiap blok, kemudian halaman teras yang sangat terbatas serta

halaman untuk tanaman pada lantai dasar, tempat parkir, serta terdapat juga aula dan

Musholla. Selain itu juga tersedia perkantoran untuk membayar rekening listrik dan

air di lantai dasar Rusunawa.

Adapun Mushola terdapat di lantai dasar yang dipergunakan untuk tempat

beribadah sholat atau kegiatan yang bersifat keagamaan. Karena mayoritas penghuni

Rusunawa beragama Islam, pihak pengelola baru menyediakan Mushola yang berada

di lantai dasar sebagai tempat untuk ibadah para penghuni. Belum tersedianya masjid

di lokasi, penghuni harus menuju keluar untuk ibadah Sholat Jum’at. Banyak

penghuni yang meminta agar di bangun sebuah masjid di lingkungan lokasi

Rusunawa.

(10)

Fasilitas aula serba guna biasanya digunakan penguni untuk kegiatan warga

Rusunawa seperti hajatan, kematian, dan lain sebagainya. Namun pada malam hari

biasanya aula ini dapat digunakan sebagai tempat parkir kendaraan baik kendaraan

roda dua maupun roda tiga milik masyarakat Rusunawa. Meski demikian padahal

pengelola Rusunawa teleh menyiapkan lahan parkir bagi penghuni namun masih saja

ada bebrapa penghuni yang memarkirkan kendaraannya di aula. Di Rusunawa Kota

Binjai juga sangat mengutamakan kebersihan bahkan pengelola Rusunawa sudah

menyediakan jasa petugas kebersihan untuk membersihkan lokasi Rusunawa di Lantai

dsar dan teras-teras hunian pada lantai II hingga lantai paling atas. Namun meski

sudah tersedianya petugas kebersihan masyarakat penghuni Rusunawa juga harus

tetap memperhatikan kebersihan di Rusunawa tersebut. Oleh sebab itu pengelola

Rusunawa menyediakan tempat pembuangan sampah yang sudah tertata rapi pada

setiap pojok bangunan rusunawa. Setiap hari petugas kebersihan sampah mengangkut

sampah-sampah untuk di buang di tempat pembuangan akhir sampah. Dengan begini

pengelola mengharapkan terciptanya Rusunawa yang bersih agar penghuni merasa

(11)

Foto 2.7: Foto keseluruhan lantai Rusunawa

Fasilitas yang menjadi milik bersama adalah hak semua penghuni yang tinggal

di Rusunawa oleh karena itu penggunaannya perlu diatur sebab tetangga di atas, di

bawah dan di sebelah mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan penghuni

lainnya. Sehingga perlu sikap tenggang rasa seluruh penghuni serta disiplin dan

tanggung jawab yang tinggi.

2.2.2. Struktur Pengelola Rusunawa

Adapun susunan organisasi lembaga pengelola Rusunawa di Kota Binjai

terdiri dari : Kepala UPTD-Rusunawa, Sub Bagian Tata Usaha, Sub Unit Keamanan,

(12)

2.2.2.1. Kepala UPTD Rusunawa

Kepala Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Rumah Susun Sederhana Sewa

(Rusunawa) mempunyai tugas sebagai berikit:

1. Menyusun dan melaksankan rencana kegiatan;

2. Melaksanakan kebijakan teknis, bimbingan, pembinaan dan koordinasi teknis

sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas berdasarkan

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

3. Melaksanakan pendaftaran dan pendataan yang menyewa Rusunawa;

4. Melaksanakan penagihan dan pengumpulan pembayaran rekening listrik dan

air;

5. Melaksanakan pembukuan dan pelaporan hasil penerimaan hasil uang sewa

Rusunawa;

6. Melaksanakan pengelolaan, pengawasan, pemeliharaan dan perawatan

bangunan Rusunawa serta sarana dan prasarana penunjangnya;

7. Melaksanakan ketatausahaan;

8. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;

9. Melaksankan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2.2.2.2. Sub Bagian Tata Usaha

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas

Kepala UPTD lingkup ketatausahaan. Dalam melaksanakan tugas Sub Bagian Tata

Usaha mempunyaifungsi sebagai berikut:

(13)

2. Melaksanakan urusan keuangan, rumah tangga, perlengkapan dan peralatan

serta kebersihan kantor;

3. Melaksanakan administrasi pendaftaran dan pendataan atas pemakaian

Rusunawa;

4. Melaksanakan administrasi kepegawaian;

5. Melaksanakan pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan;

6. Melaksanakan koordinasi penyusun laporan;

7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

2.2.2.3. Sub Unit Keamanan, Kebersihan dan Pemeliharaan

Sub Unit Keamanan, Kebersihan dan Pemeliharaan mempunyai tugas:

1. Melaksanakan pengamanan, menjaga ketertiban dan ketenteraman Rusunawa;

2. Melaksanakan pembinaan kepada penghuni berkaitan dengan masalah

keamanan, ketertiban dan ketenteraman Rusunawa;

3. Melaksanakan pembinaan kepada penghuni berkaitan dengan masalah

kebersihan Rusunawa dan lingkungan sekitarnya;

4. Melaksanakan pemeliharaan bangunan Rusunawa serta sarana dan prasarana

penunjangnya;

5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai

(14)

2.2.2.4. Sub Unit Pendapatan

Sub Unit Pendapatan memiliki tugas sebagai berikut:

1. Melaksanakan penagihan, penerimaan dan penyetoran retribusi atau uang

sewa Rusunawa ke Rekening Kas Umum Daerah;

2. Melaksanakan penagihan, penerimaan dan pengumpulan pembayaran

rekening listrik dan air;

3. Membuat laporan pembukuan atas pendapatan yang telah diterima;

4. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai

(15)

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANAAN TEKNIS DINAS

RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA KOTA BINJAI

UPTD

(Maria Magfalena, ST)

SUB BAGIAN TATA USAHA

(Nur Wulandari, ST)

SUB UNIT KEAMANAN, KEBERSIHAN DAN

PEMELIHARAAN

(Gandi Sitorus, ST)

SUB UNIT PENDAPATAN

(16)

2.3. Penghuni Rusunawa

Sesuai dengan keputusan Pemerintah Kota Binjai maka warga yang dapat

menempati Rusunawa adalah warga yang berdomisili bertempat tinggal di Kota

Binjai. Meski berasal dari kota yang sama namun penghuni Rusunawa memiliki

perbedaan baik dari segi etnis, agama, mata pencaharian dan lain sebagainya.

Sebelum menghuni Rusunawa sebagian besar penghuni tinggal di rumah kontrakan

atau menyewa kamar. Dari data yang diperoleh saat ini terdapat 96 KK atau 96 hunian

yang sudah ditempati dimana setiap hunian diisi oleh 1 KK yang terdiri dari 4 orang

anggota keluarga. Karena pembangunan Rusunawa ini diperuntukan oleh warga yang

kurang mampu oleh sebab itu pengelola Rusunawa melakukan seleksi yang ketat

sesuai dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan terhadap masyarakat yang

mendaftar.

Setelah dibukanya pendaftaran calon penghuni Rusunawa banyak warga yang

sangat antusias untuk mendaftar menjadi calon penghuni Rusunawa. Mereka memilih

tinggal di Rusunawa disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain seperti,

dikarenakan mereka tidak mempunyai rumah. Seperti yang kita ketahui rumah

merupakan tempat tinggal untuk berlindung dan beristirahat yang digunakan setiap

harinya. Semakin mahalnya harga tanah di perkotaan membuat banyak masyarakat

yang belum memiliki rumah untuk tempat tinggal. Selain itu tinggal di Rusunawa

Kota Binjai juga tidak di pungut biaya sewa sehingga sangat membantu meringankan

beban ekonomi masyarakat menengah kebawah. Lokasi Rusunawa Kota Binja juga

terletak di pusat kota sehingga mempermudah akses masyarakat menuju ke tempat

(17)

Dari segi mata pencaharian penghuni Rusunawa memiliki pekerjaan yang

beragam. Pekerjaan dibutuhkan untuk memperoleh suatau penghasilan dalam

memenuhi kebutuhan setiap harinya. Tak jarang demi memenuhi kebutuhan

sehari-harinya seseorang bekerja dengan gaji yang relatif kecil. Dari data yang penulis

kumpulkan ternyata sebagian besar penghuni Rusunawa bekerja sebagai pedagang,

selain pedagang pekerjaan lainnya adalah sebagai buruh, pengawai swasta, ibu rumah

tangga dan serabutan. Tingkat penghasilan masyarakat Rusunawa memang tidak

terlalu besar, rata-rata dari mereka berpenghasilan sekitar Rp.800.000,00–

Rp.1.500.000,00 setiap bulannya. Tinggal disuatu kota dengan berbagai kebutuhan

yang lebih besar mengharuskan setiap orang harus bekerja lebih keras lagi setiap

harinya.

2.3.1. Persyaratan Pendaftaran Calon Penghuni Rusunawa Kota Binjai

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam tahap pendaftaran awal untuk

mendapatkan hunian Rusunawa adalah sebagai berikut:

1. Setiap penduduk Kota Binjai yang menghuni Rusunawa wajib memperoleh

izin dari Walikota

2. Untuk memperoleh surat izin dari Walikota setiap penduduk Kota Binjai harus

mengajuka permohonan secara tertulis kepada Walikota dengan dilampiri

persyaratan sebagai berikut:

1. Foto copy Kartu Tanda Penduduk pemohon yang masih berlaku;

2. Foto copy Kartu Keluarga;

(18)

4. Surat Pernyataan yang menerangkan bahwa Pemohon belum mempunyai

rumah tinggal/belum memakai Rusunawa yang diketahui oleh Kepala

Lingkungan dan Lurah setempat;

5. Surat Keterangan gaji/penghasilan yang dikeluarkan oleh Pemimpin pada

instansi/perusahaan tempat kerja atau Surat Pernyataan yang menerangkan

tentang jumlah penghasilannya apabila pemohon bekerja sebagai

wiraswasta, jumlah penghasilannya setara maksimal dengan Upah

Minimum Kota Binjai yang berlaku yang diketahui oleh Kepala

Lingkungan dan Lurah setempat;

6. Surat Pernyataan yang menerangkan bahwa Rusunawa akan dihuni paling

banyak 4 (empat) orang.

3. Walikota melimpahkan kewenangan pemberian Izin Penghunian Rusunawa

kepada Kepala Dinas.

4. Sebagai tanda bukti penghunian Rusunawa diberikan Surat Izin Penghunian

Rusunawa.

2.3.2. Hak Penghuni Rusunawa Kota Binjai

Pemegang Izin Penghunian Rusunawa berhak:

1. Memakai Rusunawa sesuai peruntukannya selama masa berlakunya Izin

Penghunian Rusunawa;

2. Memakai fasilitas umum yang ada pada kompleks Rusunawa;

3. Mendapat layanan air bersih, penerangan, jasa kebersihan dan/atau layanan

lainnya

(19)

5. Menyampaikan laporan atas layanan kondisi, tempat, dan lingkungan

Rusunawa yang kurang baik;

6. Mendapat layanan perbaikan tas kerusakan fasilitas yang ada yang tidak

disebabkan oleh penghuni;

7. Mendapat penjelasan dan pelatihan tentang pencegahan, pengamanan dan

penyelamatan terhadap bahaya kebakaran dan keadaan darurat lainnya.

2.3.3. Kewajiban Penghuni Rusunawa Kota Binjai

Selain memiliki hak-hak penghuni Rusunawa juga memiliki kewajiban

sebagai berikut:

1. Membayar rekening listrik, air bersih dan rekening lainnya sesuai ketentuan

yang berlaku;

2. Memakai Rusunawa sesuai dengan peruntukannya;

3. Segera menghuni Rusunawa paling lambat 1 (satu) bulan terhitung sejak Izin

Penghunian Rusunawa dikeluarkan;

4. Membuang sampah di tempat yang telah ditentukan;

5. Memelihara dan merawat tempat hunian dan fasilitas yang ada di dalam

lingkungan Rusunawa;

6. Melaporkan secara tertulis kejadian, kejanggalan, kerusakan bangunan dan

fasilitas lainnya yang dapat membahayakan penguni;

7. Memberikan ganti rugi untuk setiap kerusakan akibat kelalaian penghuni;

8. Melaporkan tamu yang menginap lebih dari 1 x 24 jam kepada Ketua Rukun

Tetangga setempat;

(20)

2.3.4. Larangan Penghuni Rusunawa Kota Binjai

Adapun larangan bagi penghunni Rusunawa adalah sebagai berikut:

1. Mengalihkan izin Penghunian Rusunawa kepada pihak lain dengan alasan

apapun;

2. Mengubah bentuk fisik dan fungsi bangunan Rusunawa tanpa izin tertulis dari

Pemerintah Dinas;

3. Memakai lebih dari 1 (satu) unit Rusunawa;

4. Menyimpan atau meletakkan barang di koridor, tangga atau tempat-tempat

lainnya sehingga dapat menganggu kepentingan bersama;

5. Menyimpan segala jenis bahan peledak, bahan kimia atau barang berbahaya

lainnya yang mudah terbakar;

6. Meletakkan barang-barang yang melampauin batas/kekuatan daya dukung

lantai yang ditentukan;

7. Berjudi, menjual/memakai narkoba, mengkonsumsi minuman bralkohol,

berbuat asusila dan melakukan kegiatan lain yang dapat menimbulkan

kegaduhan dan bertentangan dengan peraturan yang berlaku;

8. Memelihara binatang peliharaan yang dapat menganggu keamanan,

kenyamanan dan ketertiban lingkungan.

9. Membuang benda atau barang dari lantai atas yang dapat menimbulkan bahaya

(21)

2.4. Peraturan Tata Tertib Kebersihan dan Keindahan di Lingkungan

5. Dilarang membuang pembalut wanita ke dalam toilet;

6. Dilarang membuang pampers bayi dan balita ke dalam toilet;

7. Dilarang membuang kotoran bayi dan anak di saluran pembuangan air,

diharapkan pembuangan kotoran bayi dan anak langsung dibersihkan di dalam

toilet.

2.4.2. Keindahan dan Kenyamanan

1. Dilarang menjemur pakaian, kasur, bantal, karpet dan lain-lain pada railing besi

di sepanjang teras dan pada besi aluminium pelindung kabel di atas teras

hunian;

2. Dilarang menjemur pakaian langsung pada besi jerjak di teras belakang hunian.

Gunakan tali/kawat sebagai tempat menjemur di teras belakang hunian;

3. Dilarang menjemur pakaian pada jendela kamar menuju ke arah luar dinding

hunian;

(22)

5. Sepatu, sendal diharapkan disusun rapi di depan masing-masing hunian;

6. Dilarang berjualan makanan, minuman, jajanan dan lain-lain di dalam hunian

dan dilingkungan Rusunawa.

2.4.3. Sanksi Pelanggaran

1. Pakaian, kasur, bantal, karpet dan lain-lain yang dijemur pada teras hunian

akan diangkat oleh petugas kebersihan dan diturunkan dengan cara dibuang ke

lantai 1 (satu);

2. Kursi, meja, perabotan yang berada pada teras akan diturunkan dan

dimasukkan ke dalam gudang Rusunawa sebagai barang rongsokan;

3. Menerima maksimal dua kali teguran tulisan dan selanjutnya akan dicabut izin

penghunian Rusunawa.

2.5. Suasana dan Aktivitas Penghuni

Suasana di Rusunawa tampak ramai pada waktu pagi dan sore hari, ketika

sebagian dari penghuni pergi atau pulang kerja dan anak-anak mereka pergi atau

pulang sekolah. Setiap paginya terkecuali hari libur sekitar pukul 07.00 WIB maka

akan di dapati banyak penghuni yang mulai beraktivitas di Rusunawa. Sebagian dari

mereka hiruk pikuk naik turun tangga untuk bergegas pergi bekerja atau bersekolah.

Sementara sebagian lainnya sibuk di huian masing-masing menyelesaikan pekerjaan

rumah.

Hanya sesekali dapat ditemukan sekelompok anak kecil terutama yang belum

bersekolah sedang bermain di lantai dasar atau di teras-teras hunian. Selain kelompok

(23)

hunian. Mereka adalah sebagian dari kelompok ibu rumah tangga yang tidak bekerja

di luar rumah. Tugasnya hanya semata-mata mengurus pekerjaan rumah saja. Bagitu

tugas rumah tangganya selesai yaitu diantara pukul 09.00 WIB dan pukul 10.00 WIB

mereka bisa bergabung dengan para ibu rumah tangga lainnya untuk sekedar bersantai

sambil berbincang-bincang. Berbagai macam hal bisa mereka ceritakan disini mulai

dari masalah keluarga, ekonomi serta gosip-gosip para selebriti atau bahkan mereka

menceritakan kejelekan para penghuni lainnya. Tak heran jika diantara para penghuni

terkadang terjadi kesalahpahaman yang mengakibatkan konflik.

Akan tetapi ada sebagian penghuni lainnya lebih suka berkurung diri di hunian

masing-masing, mereka kurang suka berkumpul tanpa tujuan yang jelas. Yang mereka

lakukan hanya menonton televisi atau menyalakan musik di dalam huniannya.

Biasanya mereka tidak peduli dengan urusan orang lain atau penghuni yang menjadi

tetangganya. Mereka lebih bersifat individual dengan melakukan hubungan atau

pergaulan dengan penghuni lainnya hanya seperlunya saja. Bahkan banyak diantara

mereka yang tidak saling mengenal. Ketika mereka berjumpa di tangga atau di lorong

Rusuanawa mereka hanya saling senyum tanpa mengenal satu sama lainya. Jika

diamati maka akan terlihat pintu hunian dengan penghuni yang seperti dijelaskan

diatas lebih sering tertutup. Menurut salah seorang informan yaitu Ibu Hanum4 yang

sedang duduk di dalam rumahnya sambil menonton telivisi mengatakan bahwa

“mereka menutup pintu agar anak-anaknya tidak main keluar”. Sebab sebagian besar

penghuni Rusunawa memiliki anak yang masih kecil sehingga mereka menutup pintu

rumah untuk mengindari si anak dari kecelakaan atau jatuh dari lantai atas.

4

(24)

Pada saat pagi hari di mana para ibu rumah tangga tengah sibuk menyiapkan

pekerjaan rumahnya ada beberapa ibu-ibu yang juga sedang menjemur pakaian di

jemuran yang terdapat di lantai dasar. Meski sudah disediakan jemuran di setiap

hunian tak jarang para ibu rumah tangga ini berebut jemuran di lantai dasar. Biasanya

hal seperti ini dilakukan mana kala sedang musim hujan yang mengakibatkan banyak

pakaian yang tidak kering sehingga tempat menjemur pakaian mereka tidak cukup.

Mereka terpaksa membawa cucian mereka ke lantai bawah untuk dijemur. Siapa

cepat dia dapat, itulah kata-kata yang digunakan para ibu rumah tangga ini untuk

mendapatkan tempat jemur pakaian yang sebenarnya menjadi hak semua penghuni.

(25)

Mulai dari pagi hingga malam Rusunawa tidak pernah sepi dari aktivitas para

penghuninya. Selalu saja ada penguni yang mondar mandir di lorong dan di tangga,

selalu saja ada suara bising yang terdengar baik itu suara alat elektronik seperti telivis

dan radio maupun suara dari para penghuni. Ketika siang ketika para anak-anak

pulang sekolah maka terlihat anak-anak perempuan dan anak laki-laki yang bermain

dengan teman sebayanya. Mereka berlari-lari tanpa beban layaknya anak kecil pada

umumnya serta tertawa lebar yang menggambarkan keceriaan di raut wajahnya.

Bahkan bukan bermain saja terkadang anak-anak ini juga mengerjakan tugas sekolah

bersama, tentu saja ini adalah hal yang positif karena dapat meningkatkan semangat

belajar sang anak.

Jika digolongkan maka aktivitas penghuni sehari-hari dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu pada penghuni yang bekerja di sektor formal seperti penghuni

yang bekerja di kantor dan penghuni yang bekerja di sektor informal contohnya

pedagang. Tentu saja keluarga yang umumnya bekerja sebagai pegawai di kantor akan

menghabiskan waktunya dari pagi hingga siang atau sore hari di tempat kerjanya.

Berbeda dengan keluarga yang bekerja sebagai pedagang, mereka bisa menghabiskan

hampir seluruh waktu mereka untuk menjajakan dagangannya. Artinya ada yang

bekerja dari pagi hingga sore kemudian malam harinya beristirahat dan sebaliknya.

Sehingga tidak jarang pada waktu untuk beristrahat di malam hari mereka manfaatkan

untuk berbincang-bincang dengan para penghuni lainnya. Bahkan pada malam hari

juga dimanfaatkan oleh para remaja untuk bergadang sehingga lingkungan Rusunawa

tidak pernah sepi dari keramaian. Namun pada malam hari mereka harus mengontrol

suara mereka agar tidak terlalu keras agar para penghuni yang sedang beristrirahat

(26)

2.6. Warna-Warni Kehidupan Keluarga di Rusunawa 2.6.1. Pengalaman Baru Tinggal di Rusunawa

Tinggal di tempat baru menjadi tantangan bagi warga yang baru menetap di

Rusunawa Binjai. Di rumah susun sewa (Rusunawa) yang kini ditempati, mereka

berkumpul di lorong–lorong. Tampak sejumlah warga bercengkerama. Anak–anak

berlari ke sana dan ke sini sambil berteriak. Dulu, ketika masih di rumah setapak,

mereka dapat keluar dan masuk rumah seenaknya. Kini, di Rusunawa mereka tidak

bisa seperti itu. Gerbang ditutup setiap pukul 00.00 WIB. Anak muda tidak bisa lagi

berkumpul di sebuah tongkrongan.

"di rumah yang dulu, jam 1 malam saja masih ramai. Tapi kalau di sini pukul 12 malam gerbang sudah ditutup” kata Muhammad Aldi (22 tahun) yang kini menempati Rusunawa.

Ketika malam tiba, Aldi kerap merasakan kesepian. Dia tak bisa lagi

berkumpul bersama teman–temannya. Biasanya Aldi sering berkumpul bernyanyi

sambil bermain gitar di rumahnya yang dulu hingga larut malam. Kini karena dia

telah pindah di Rusunawa akhirnya Aldi tidak bisa melanjutkan kebiasaannya lagi.

Akhirnya, dia melakukan sesuatu yang aneh–aneh. Dia sering menggunakan tangga

naik turun, atas-bawah. "Sebab gak ada kerjaan" ucapnya. Lagipula di Rusunawa ini

berdasarkan pengamatan yang dilkakukan hanya ada beberapa penghuni yang

seuumuran dengannya dan itupun kebanyakan perempuan. Dia merasakan perbedaan

tersebut, tempat tinggal sebelumnya diakuinya sebagai kampung. Suasananya sempit,

kumuh, terkadang bau tak sedap menyebar di mana–mana. Namun karena menempati

daerah seperti itu dari kecil, dia tidak mengalami persoalan.

(27)

terbiasa. Pada mulanya Aldi mengaku tidak mau menempati rusunawa. Namun,

berhubung karena uang kontrakan rumah yang mahal, dia terpaksa mengikuti

keinginan orangtuanya untuk tinggal di Rusunawa.

Beda halnya dengan Ibu Nuri (37 tahun) yang sudah tinggal di Rusunawa

kurang lebih 2 tahun. Meski sudah terbilang lama menetap di Rusunawa namun bagi

Ibu Nuri menyesuaikan diri dengan huniannya yang baru bukan lah hal yang mudah.

Awal beliau menempati Rusunawa beliau sempat bingung untuk memanfaatkan

hunian yang luasnya terbatas. Ibu Nuri memiliki perabotan rumah tangga yang

lumayan banyak sehingga tidak bisa di masukan di huniannya. Sebuah bangku

panjang yang terbuat dari bambu yang biasa di telakkan di teras rumahnya yang lama

kini tidak memiliki tempat lagi. Beliau sempat meletakkan kursi tersebut di teras

huniannya namun hal tersebut adalah sebuah larangan yang telah di sepakati oleh

pengelola dan penghuni Rusunawa.

Ibu Nuri sempat mendapat teguran dari pihak pengelola atas tindakannya

meletakkan bangku di teras hunian. Padahal menurut Ibu Nuri bangku tersebut sama

sekali tidak mengganggu jalan para penghuni lainnya. Karena terus diperingati dan

(28)

Foto 2.9: Kertas peraturan tata tertib yang dilengketkan di setiap dinding hunian

2.6.2. Merajut Asa di Rusunawa

Gerimis masih mengguyur kawasan Binjai sore itu. Anak-anak kecil usia 8-10

tahun berlarian menembus gerimis yang kian menit semakin lebat. Raut wajah mereka

tampak sumringah mandi di bawah derasnya hujan. Pekik melengking para ibu

terdengar dari arah rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Binjai. Mereka

memanggil anak-anaknya agar segera berteduh menghindari hujan. Seorang

perempuan paruh baya meneriaki anaknya yang diketahui bernama Sofyan, dari

jendela rusun di lantai tiga. "Sofyan, masuk! Enggak boleh main hujan-hujanan. Kalo

sakit nntik mamak juga yang repot,"teriaknya dengan dengan suara yang kencang.

Jam masih menunjukan pukul 16.45 WIB. Ibu-ibu bergegas menyuruh

(29)

masing. Rusunawa ini, jika dilihat dari luar tampak mewah dengan sapuan cat hijau

muda yang membuat mata segar memandangnya.

Perempuan 42 tahun ini tinggal di Rusunawa Binjai selama lebih dari setahun.

Beliau bernama Ibu Wiwit, Ibu Wiwit merupakan informan pangkal saya. Dimana

melalui Ibu Wiwit saya diperkenalkan dengan para penghuni lainnya. Sapaannya yang

sangat ramah meski baru kenal membuat saya merasa nyaman untuk sekedar bercerita

atau bertanya seputaran penelitian saya. Sejak suaminya meningglkannya Ibu Wiwit

mengajak ketiga anaknya untuk tinggal di Rusunawa. Setahun yang lalu suami Ibu

Wiwit menikah dengan perempuan lain dan menceraikannya. Ketiga anaknya masih

bersekolah dan membutuhkan biaya yang sangat banyak. Anak pertama Ibu Wiwit

bernama Sari yang sekarang duduk di bangku sekolah kelas 2 SMA, sementara dua

lainnya yaitu Rudi kelas 3 SMP dan Sofyan masih kelas 3 SD. Sebelumnya Ibu Wiwit

sempat menyewa sebuah rumah sederhana namun karena uang sewanya tidak sanggup

dibayar olehnnya maka Ibu Wiwit memutuskan untuk tinggal di Rusunawa.

Tinggal di Rusunawa menurut Ibu Wiwit memang tidak senyaman tinggal di

rumah sebelumnya. Ibu Wiwit bekerja sebagai seorang pedagang gorengan keliling.

Setiap hari beliau harus mengayuh sepeda untuk menjajahkan degangannya.

Dikarenakan beliau tinggal di lantai 3 maka Ibu Wiwit terkadang merasa lelah karena

harus turun naik bebarapa kali setiap harinya untuk membawa dagangannya. Belum

lagi anak-anaknya yang masih kecil yang harus beliau awasi agar tidak jatuh di

tangga. Hal-hal tersebut sangat mengganggu kenyaman Ibu Wiwit tinggal di Rusun.

Namun karena biaya tinggal di Rusun lebih murah maka dia memilih bertahan

(30)

Sebagai orangtua tunggal Ibu Wiwit berperan ganda di keluarganya, di

samping beliau harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga beliau juga harus mencari

nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Meski setiap hari beliau harus

melewati ratusan anak tangga, harus mengayuh sepedanya di atas teriknya matahari

atau d bawah rintik hujan sekalipun namun semua itu tidak membuat semangat Ibu

Wiwit kendor. Ibu Wiwit termasuk orang yang sangat terbuka dan ramah, terlihat

dengan cara dia yang menyambut saya sangat hangat. Tak heran jika para tetangga

yang lain sering membantu keluarga Ibu Wiwit. Biasanya jika Ibu Wiwit lagi

membutuhkan uang selalu ada saja tentangga yang meminjamkan uang kepadanya.

Ibu Wiwit juga sering memberikan gorengan dagangannya kepada para tetangganya.

Di sini terlihat bagaimana masyarakat Rusunawa juga saling tolong menolong.

“kalau kita baik sama orang kan orang juga baik sama kita. Ya namanya disini ibu sudah lama sudah saling kenal jadi sudah kayak keluarga” Kata Ibu Wiwit.

Mengenal sosok Ibu Wiwit seperti memberi saya inspirasi. Cara bicaranya

yang lemah lembut membuat saya teringat dengan sosok ibu saya di rumah. Setiap

kata yang keluar dari mulut beliau sangat membuat saya terkesan. Ibu Wiwit berharap

dengan tinggal di Rusunawa ini dapat membuka lembaran baru di hidupnya dan

melupakan masa lalunya yang kelam. Saya sempat tidak habis pikir bagaimana

mungkin wanita baik dan sangat keibuan ini bisa ditinggal oleh suaminya. Perjuangan

Ibu Wiwit membesarkan anak-anaknya sendirian mencerminkan sosok wanita hebat

yang tak mengenal lelah. Ada sebuah kalimat yang paling saya ingat dari Ibu Wiwit

yang menurut saya hampir mirip dengan kata-kata motivasi yang di ucapkan para

(31)

“di dalam hidup jangan banyak menyesali apa yang sudah terjadi. Yang perlu manusia lakukan cuma memikirkan bagaimana cara untuk terus menyambung hidupnya. Karena selain Allah cuma diri kita sendiri yang bisa menolong kita bukan orang lain” ucap Ibu Wiwit sambil tertunduk.

2.6.3. Menghabiskan Waktu Senja di Rusunawa

Nek Marni adalah wanita paruh baya yang saat ini berusia 58 tahun. Beliau

tinggal di Rusunawa bersama suaminya yaitu Kek Suhaimi yang usianya terpaut 4

tahun dengan Nek Marni. Mereka tinggal di Rusunawa sudah sejak awal Rusunawa

Kota Binjai ditempati. Nek Marni hanyalah seorang ibu rumah tangga yang

mengharapkan pemasukan dari suaminya yang bekerja sebagai penarik becak. Kek

Suhaimi sudah menggeluti pekerjaannya dari awal menikah dengan Nek Marni.

Susahnya mencari lapangan pekerjaan apalagi Kek Suhaimi hanyalah tamatan SMP

membuat Kek Suhaimi memutuskan untu bekerja sebagai penarik becak. Meski Kek

Suhaimi berusia sudah tua namun beliau masih kuat untuk menarik becak. Nek Marni

memilik 3 orang anak yang semuanya sudah menikah. Sudah beberapa kali anak nek

Marni memintanya untuk tinggal bersama dan tidak usah tinggal di Rusunawa lagi.

Namun Nek Marni dan suaminya menolak dengan alasan tidak mau merepotkan

anak-anaknya.

Nek Marni tinggal di lantai dua Rusunawa. Yang sering dikeluhkan oleh Nek

Marni adalah dimana kakinya sudah mulai sakit-sakitan namun beliau harus turun

naik tangga setiap harinya untuk menuju huniannya. Tidak jarang Nek Marni

terkadang malas untuk turun karena mengingat kondisi kakinya yang sakit-sakitan.

Biasanya Nek Marni hanya turun di pagi hari untuk berbelanja di warung terdekat

selebihnya Nek Marni hanya turun di mana memang ada keperluan mendesak dan

(32)

kondisi kesehatannya mulai menurun. Dia sudah mulai sakit-sakitan dan mudah

merasa lelah. Di saat dia sakit hanya ada suaminya yang siaga untuk merawatmya.

Sementara anak-anaknya tidak bisa dipastikan kapan akan datang untuk

mengunjunginya. Menurutnya anak-anaknya juga punya kesibukan masing-masing

bersama keluarganya apalagi rata-rata cucu Nek Marni masih kecil-kecil sehingga

masih memerlukan perhatian lebih dari orangtuanya.

Dari hasil kerja keras Kek Suhaimi menarik becak setiap harinya terkadang

hanya membawa uang Rp. 40.000,00. Dengan pengasilan yang tidak menentu Nek

Marni harus bisa menghemat pengeluarannya. Sebagian uang yang di dapatnya

digunakannya untuk keperluan sehari-hari dan sisanya ditabung oleh Nek Marni yang

kemudian akan digunakan untuk membayar uang air dan uang listrik setiap bulannya.

Kek Suhaimi menarik becak dari pagi hingga malam, dan ketika siang hari Kek

Suhaimi pulang untuk beristirahat dan makan lalu pergi lagi. Dulu sebelum usianya

seperti sekarang Kek Suhaimi menarik becak hingga malam hari, namun sekarang

beliau tidak bisa lagi terkena angin malam karena bisa masuk angin.

Tinggal hanya berdua bersama suaminya membuat Nek Marni terkadang

merasa sendiri apalagi di saat Kek Suhaimi sedang bekerja. Terkadang Nek Marni

suka memanggil para tentangganya untuk menemaninya mengobrol di huniannya atau

bahkan memanggil anak-anak kecil utnuk bermain di teras huniannya. Semua itu

dilakukan Nek Marni agar dirinya tidak merasa kesepian. Nek Marni juga sering

merasa sedih mengingat para anak-anaknya yang jauh darinya. Ketika melihat

keluarga lain sedang asik becanda tawa satu sama lain Nek Marni sering merasa rindu

Gambar

Gambar 2.1. Peta Kota Binjai
Tabel 2.1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kota Binjai, 2011-2015

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas Soposurung, khususnya dalam kegiatan penyuluhan terlaksana dengan baik dan kegiatan tersebut dilaksanakan dengan fasilitas yang cukup

Kendala yang ditemukan selama pelaksanaan ujian online menggunakan simudik pada saat simulasi dan pretest DDWK PAK Kota Pekalongan adalah (a) 8 orang peserta diklat

pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar siswa. Tetapi jika signifikansi <0,05 maka ada pengaruh

Permasalahan yang muncul di UKM Monel Jepara diantaranya yaitu (1) menjamurnya produk assesoris dari China dengan harga lebih terjangkau (murah), memberikan dampak

Menurut penelitian Ria Yuli, dkk (2013), penelitiannya yang berjudul “Pengaruh penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar siswa kelas XI

Pengantar & Teori Ilmu Sosial Budaya Dasar Kebidanan. Buku Kedokteran

In order to develop a competitive and comparative advantage, it requires the provision of facilities and infrastructure, development and technological innovation, the

Menurut Zubair Amin (2009) tujuan dari assessment adalah menentukan apakah learning outcomes tercapai, mendorong mahasiswa belajar, sertifikasi dan