12 BAB I
PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Jumlah populasi penduduk di Indonesia yang terus meningkat yang mencapai
237.641.326 jiwa pada tahun 2010. Dari sekian banyak penduduk tersebut,
menjadikan Indonesia sebagai negara berpenduduk terbanyak ke-4 di Dunia dan
menjadikan Indonesia menjadi negara yang berpenduduk muslim terbanyak di
Dunia.
Dengan besarnya penduduk tersebut, menjadikan kehidupan manusia menjadi
pasang surut sehingga menjadikan setiap aktifitas manusia menjadi sangat beriko
dan menimbulkan berbagai resiko yang harus dihadapi. Resiko tersebut akan
menimbulkan masalah yang sudah diprediksi sebelumnya ataupun yang tidak
dapat diprediksi. Untuk mengurangi/meminimalisir resiko dan melindungi
kemungkinan timbulnya maka salah satu tindakan yang diambil adalah jasa
asuransi.
Asuransi pada perkembangannya dibedakan menjadi dua, yaitu asuransi
konvensional yang berbasis bunga dan asuransi syariah yang tidak berbasis
bunga. Adapun pengertian asuransi konvensional adalah perjanjian antara dua
pihak atau lebih, dimana penanggung mengikat diri pada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
untuk karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan.
Atau, tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
13 memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal dan hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan (Janwari,2005:1).
Sedangkan asuransi syariah/at-ta’min/menta’minkan adalah seseorang yang
membayar atau menyerahkan uang cicilan untuk agar ia atau ahli warisnya
mendapat sejumlah uang sebagaimana yang telah disepakati, atau untuk mendapat
ganti terhadap harta yang hilang, dikatakan seseorang mempertanggungkan atau
mengasuransikan hidupnya, harta, dan mobilnya (Sula,2004:28).
Adapun perbedan asuransi konvensional dengan asuransi syariah tidak begitu
mencolok, namun hanya berbeda pada perjanjiannya saja. Dalam asuransi
konvensional, nasabah membeli produk asurasi kepada perusahaan asuransi dan
akan ditanggungkan ketika ada musibah. Sedangkan asuransi syariah, nasabah
mengikat diri dan mereka akan saling menanggung satu sama lain ketika ada
musibah yang didasarkan pada syariat islam. Perbedaan asuransi konvensional
dengan asuransi syariah.
Syarikat Takaful Malaysia Berhad merupakan pelopor asuransi yang
berasaskan syariah dan asuransi dengan prinsip Islam terbesar di ASEAN.
Takaful Malaysia tersebut telah memiliki aset dengan profit pada tahun 2002 Rp
37,8 Miliar dan memiliki market share di Dunia sekitar 40% dan memiliki saham
di beberapa asuransi syariah diluar Malaysia, termasuk di Indonesia
(Sula,2004:715)
Sedangkan di Indonesia, perkembangan asuransi yang berlandaskan Islam
terkait dengan beroperasinya bank syariah sehingga diperlukan jasa asuransi
14 PT. Syarikat Takaful Indonesia. PT. Syarikat Takaful Indonesia memiliki dua
anak perusahaan, yaitu PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT. Asuransi Takaful
Umum.
Di Indonesia pada tahun 2009 terdapat 42 perusahaan yang bergerak di
bidang perasuransian. Sedangkan pada tahun 2011 terdapat 44 perusahaan yang
bergerak dibidang perasuransian syariah, lima diantaranya merupakan asuransi
syariah penuh, yaitu PT. Asuransi Takaful Keluarga, PT. Asuransi Takaful
Umum, PT. Asuransi Syariah Mubarakah, PT. Jaya Proteksi Takaful, dan PT.
Asuransi Jiwa Al-Amin, sedangkan unit asuransi ada 37 unit dan tiga perusahaan
reasuransi yang memiliki unit syariah (Puspitasari,2011).
Perkembangan perasuransian syariah yang positif ditunjukkan oleh
perusahaan asuransi syariah yang memiliki aset pada tahun 2003 Rp 326 Miliar
dan meningkat pada kuartal 3 ditahun 2013 sebesar 48% atau Rp 15,9 Triliun.
Pada tahun 2003 badan asuransi syariah hanya ada 3, kini meningkat pada tahun
2013 menjadi 5. Sedangkan unit usaha syariah pada tahun 2003 hanya 8 unit, kini
pada tahun 2013 mencapai 44 unit
Sementara itu, pada tahun 2014 triwulan I peningkatan nilai aset perusahaan
perasuransian syariah sebesar Rp 16,66 Triliun dan peningkatan investasi
perusahaan perasuransian syariah sebesar Rp 14,30 Triliun, yang dimana pada
tahun 2013 triwulan IV nilai aset perasuransian syariah hanya sebesar Rp 15,85
dan investasi perusahaan perasuransian syariah hanya sebesar Rp 13,33.
Kontribusi industri jasa keuangan dalam mengembangkan pertumbuhan
15 Wakil Gubernur Sumatera Utara dan juga selaku Ketua Umum Masyarakat
Ekonomi Syariah optimis bahwa jika jasa keuangan asuransi dapat tumbuh,
terutama jasa keuangan asuransi syariah dari tahun sebelumnya dapat
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada tahun 2015
Jumlah penduduk di kota medan yang mencapai 2.970.032 jiwa. Dengan
jumlah penduduk yang banyak menjadikan perusahaan asuransi, tidak terkecuali
perusahaan asuransi syariah mulai mengembangkan sayapnya di kota medan.
Perkembangan asuransi syariah begitu bagus, terlihat dari banyaknya asuransi
syariah di Kota Medan pada tahun 2009. Asuransi syariah sudah ada di Kota
Medan sejak 1995, dimana perusahaan asuransi syariah yang pertama tersebut
adalah PT. Asuransi Takaful Keluarga dan pada tahun 2009 sudah terdapat 11
asuransi syariah (soemitra, 2009).
Didalam pemasaran asuransi syariah harus memiliki prinsip-prinsip yang kuat
sebagai pedoman yang harus mengandung nilai ikhtiar, mamfaat, amanah, dan
nasihat. Persaingan bukanlah suatu halangan yang harus ditakuti atau bahkan
dimusuhi. Justru sebaliknya pesaing harus dirangkul sebagai mitra yang saling
sinergis, karena akan membuka, menciptakan, dan melebarkan pasar, semakin
banyak pesaing, maka akan semakin tumbuh berbagai jenis pasar. Persaingan
dapat mendorong untuk bekerja lebih kreatif dalam menghasilkan produk atau
jasa dengan bekerja secara lebih efisien dan efektif (Amrin, 2012:7).
Untuk menjaga prinsip-prinsip pemasaran yang tidak melanggar syariat
16 nasabah asuransi syariah. Dimana tindakan tersebut mempengaruhi kepuasan dan
ketidakpuasan nasabah. Atas uraian latar belakang tersebut, maka penulis tertarik
mengadakan penelitian yang berbentuk skripsi dengan judul “Analisis
Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Keputusan Menjadi Nasabah Asuransi Syariah di Kota Medan”.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, pemasalahan yang diambil
dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan menjadi
nasabah asuransi syariah di kota medan. Faktor-faktor tersebut antara lain, yaitu :
faktor religius, faktor premi, faktor produk, faktor promosi, dan faktor pelayanan.
Oleh karena itu, maka dapat diambil pertanyaan penelitian sebagai berikut.
Antara lain :
1. Apakah faktor prinsip syariah berhubungan dengan keputusan menjadi nasabah
asuransi syariah di Kota Medan.
2. Apakah faktor harga berhubungan dengan keputusan menjadi nasabah asuransi
syariah di Kota Medan.
3. Apakah faktor produk berhubungan dengan keputusan menjadi nasabah
asuransi syariah di Kota Medan.
4. Apakah faktor promosi berhubungan dengan keputusan menjadi nasabah
asuransi syariah di Kota Medan.
1.3Tujuan dan Mamfaat Penelitian Tujuan Penelitian
17
1. Mengetahui hubungan faktor prinsip syariah dengan keputusan menjadi
nasabah asuransi syariah di Kota Medan.
2. Mengetahui hubungan faktor harga dengan keputusan menjadi nasabah
asuransi syariah di Kota Medan.
3. Mengetahui hubungan faktor produk dengan keputusan menjadi nasabah
asuransi syariah di Kota Medan.
4. Mengetahui hubungan faktor promosi dengan keputusan menjadi nasabah
asuransi syariah di Kota Medan.
Mamfaat Penelitian
Ada manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini dapat berguna bagi ilmu pengetahuan, khususnya ilmu
pengetahuan islam.
2. Sebagai kesempatan bagi penulis untuk menambah pengalaman penelitian
serta menerapkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan program studi.
3. Sebagai informasi tambahan bagi masyarakat yang ingin menggunakan jasa
asuransi.
4. Sebagai bahan studi tambahan bagi mahasiswa/i Fakultas Ekonomi dan Bisnis