• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakterisasi Temperatur Dan Arus Menggunakan Data Akuisisi Labjack U6 Pada DFB Laser Berbasis Labview

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakterisasi Temperatur Dan Arus Menggunakan Data Akuisisi Labjack U6 Pada DFB Laser Berbasis Labview"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LASER

Laser (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation) merupakan proses penguatan cahaya oleh emisi radiasi yang terstimulasi. (Ayi

Bahtiar, 2008). Pembahasan mengenai laser tidak terlepas dari gelombang

elektromagnetik. Gelombang adalah getaran yang terus menerus merambat

dengan bentuk yang tetap pada kecepatan yang konstan secara periodik. Dalam

gejala penyerapan, gelombang akan mengecil saat bergerak, apabila mediumnya

bersifat dispersif atau bersifat penghambur, maka frekuensi dan kecepatannya

akan berbeda, dalam bentuk dua atau tiga dimensi dan ampltitudo gelombang

tersebut juga akan berkurang selama penyebaran . (Griffiths, 1999). Gelombang

elektromagnetik yaitu gelombang yang tidak membutuhkan medium dalam

perantaranya.

Gambar 2.1a. Proser terjadi Laser setelah lasing

Terjadinya laser sudah diramalkan jauh hari sebelum dikembangkannya

mekanika kuantum. Pada tahun 1917, Albert Einstein mempostulatkan pancaran

imbas pada peristiwa radiasi agar dapat menjelaskan kesetimbangan termal suatu

(2)

gas yang sedang menyerap dan memancarkan radiasi. Menurut dia ada 3 proses

yang terlibat dalam kesetimbangan itu, yaitu : serapan, pancaran spontan (disebut

fluorensi) dan pancaran terangsang ( atau lasing dalam bahasa Inggrisnya, artinya memancarkan laser). Proses yang terakhir biasanya diabaikan terhadap yang lain

karena pada keadaan normal serapan dan pancaran spontan sangat dominan.

Sebuah atom pada keadaan dasar dapat dieksitasi ke keadaan tingkat energi yang

lebih tinggi dengan cara menumbukinya dengan elektron atau foton. Setelah

beberapa saat berada di tingkat tereksitasi ia secara acak akan segera kembali ke

tingkat energi yang lebih rendah, tidak harus ke keadaan dasar semula. Proses

acak ini dikenal sebagai fluoresensi terjadi dalam selang waktu rerata yang disebut

umur rerata, lamanya tergantung pada keadaan dan jenis atom tersebut. Kebalikan

dari umur ini dapat dipakai sebagai ukuran kebolehjadian atom tersebut

terdeeksitasi sambil memancarkan foton yang energinya sama dengan selisih

tingkat energi asal dan tujuan. Foton ini dapat saja diserap kembali oleh atom

yang lain sehingga mengalami eksitasi tetapi dapat pula lolos keluar sistem

sebagai cahaya. Sebetulnya atomatom yang tereksitasi tidak perlu menunggu

terlalu lama untuk memancar secara spontan, asalkan terdapat foton yang

merangsangnya. Syaratnya foton itu harus memiliki energi yang sama dengan

selisih tingkat energi asal dan tujuan. (Sugata Pikatan, 1991)

Pada dasarnya ada tiga macam bentuk interaksi yang terjadi antara cahaya

dengan materi, yaitu absorpsi, emisi spontan dan emisi terstimulasi. Pandang dua

buah tingkatan energi E1 (pita valensi) dan E2 (energi konduksi), dimana E2 >

E1, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1b

Gambar 2.1b Tigas jenis interaksi cahaya terhadap materi (a) absorbs (b) emisi spontan

(c) emisi terstimulasi (Ayi Bahtiar. 2008)

(3)

Adapun pengertian dari masing-masing proses di atas adalah sebagai

berikut :

1. Absorpsi adalah proses tereksitasinya elektron dari tingkatan energi E1 ke

E2 akibat penyerapan foton dengan energi hν > (E2 - E1), dimana h adalah konstanta Planck 6,626 x 10-34 J.s

2. Emisi spontan adalah proses meluruhnya elektron yang tereksitasi di

tingkatan energi E2 ke tingkatan energi E1. Karena E2 > E1, maka proses

peluruhan akan melepaskan energi yang berupa : Emisi radiatif

(memancarkan foton dengan energi = E2 – E1). Dan emisi non-radiatif (

tidak memancarkan foton)

3. Emisi terstimulasi adalah proses yang melibatkan elektron-elektron yang

sudah berada di E2 distimulasi/dirangsang oleh foton yang datang untuk

meluruh ke E1, sehingga akan memperkuat energi cahaya yang datang

(amplification by stimulated emission of radiation) (Ayi Bahtiar. 2008) Jenis laser yang digunakan dalam penelitian ini yaitu laser dioda jenis

DFB (distributed feedback) laser. DFB laser beroperasi dengan lebar spektral sekecil 10 MHz (tanpa modulasi) dan modulasi bandwidth yang baik kisaran

GHz. DFB laser digunakan dalam berbagai aplikasi termasuk komunikasi serat

optik di kisaran panjang gelombang 1,3 x 10-6 m sampai dengan 1,55 x 10-6 m.

Jenis DFB laser digunakan yaitu DFB laser Anritsu modul AF5B145FM50M

seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 DFB laser Anritsu modul AF5B145FM50M (anritsu.com)

(4)

2.2 OEM Laser Diode And Temperature Controller

Dua parameter penting dalam DFB laser adalah panjang gelombang dan

daya optis yang masing-masing dipengaruhi oleh temperatur dan arus. Kestabilan

laser DFB dapat diatur berdasarkan nilai arus dan temperatur. Nilai arus dan

temperatur ini yang kemudian dapat merubahah panjang gelombang dan daya

optis yang dinginkan dalam penelitian. Penelitian ini dikhususkan mengambil

tegangan yang masuk ke dalam laser yang kemudian dikontrol berdasarkan nilai

temperatur dan arus. Perlu diketahui bahwa nilai temperatur dan arus yang

dihasilkan oleh laser tersebut masih berupa tegangan dalam satuan milivolt. Nilai

tegangan ini yang ditampilkan di LCD display yang kemudian diatur berdasarkan

nilai arus dan temperatur yang diinginkan. Kontrol temperatur dan arus ini

menggunakan ITC 102 Thorlabs (OEM Laser Diode & Tempertaure Controllers) seperti gambar 2.3 berikut ini.

Gamabr 2.3 OEM Laser Diode & Tempertaure Controllers (thorlabs.com)

Konfigurasi arus dan temperatur yang diatur dapat dilihat pada gambar

2.4. Setiap kaki pada Temperature Electric Cooler (TEC) memiliki fungsi yang berbeda beda. Pembahasan penelitian ini memfokuskan pada arus dan temepratur

yang dikontrol. Pada OEM Laser Diode And Temperature Controller terdapat display yang dapat langsung melihat perubahan arus dan kontrol, dapat dilihat

pada Tabel 2.2 ST3 Display Jack

(5)

Tabel 2.1 Konfigurasi kaki pin ST1 64pin I/O-jack

PIN Fungsi Input/Output Jangkauan/Koefisien

A4,C4 TEC – (ground) O

C23 Monitor diode anode I 0..2mA (floating diff. input)

(6)

A24,C24 Laser diode anode O

(polarity CG)

O +0.2A/1A/3A / 4V1)

A25,C25 Laser diode ground O

A26,C26 Laser diode cathode O -0.2A/1A/3A / 4V

A13 TEC ON IN I

A12 TEC ON OUT O Low = TEC on (open collector)

C12 TEMP ERR O Low = TEC window exceeded

(open

collector, OC)

C13 OTP O Low = heat sink

over-temperature

C14 Digital ground

C15 LD ON IN I HIGH = LASER ON

A17 TTL MOD I HIGH = LASER ON

C16 LD ON OUT O LOW = LASER ON (OPEN

COLLECTOR)

C18 LIMIT LD O LOW = LASER LIMIT

REACHED (OPEN COLLECTOR)

C17 INTERLOCK I/O CLOSED TO GROUND (R <

430 Ω)

(7)

Tabel 2.2 ST3 Display jack

PIN Function Input/Output

1 -9 V

2 GND

3 +5V

4 IPD Disp O

5 ILD Disp O

6 TSET Disp O

7 ILDLim Disp O

8 TACT Disp O

9 ITECLIM Dis O

10 Ground

Gambar 2.4 ST1 64pin I/O-jack

(8)

2.3 Sistem Akuisisi Data

Sistem akuisisi data dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang

berfungsi untuk mengambil, mengumpulkan dan menyiapkan data, hingga

memprosesnya untuk menghasilkan data yang dikehendaki. Jenis serta metode

yang di pilih pada umumnya bertujuan untuk menyederhanakan setiap langkah

yang dilaksanakan pada keseluruhan proses. Suatu sistem akuisisi data pada

umumnya dibentuk sedemikian rupa sehingga sistem tersebut berfungsi untuk

mengambil, mengumpulkan dan menyimpan data dalam bentuk yang siap untuk

diproses lebih lanjut. (F. Rizal Batubara, 2005)

Akuisisi Data yaitu suatu sitem instrumentasi yang bertujuan untuk

mengubah data atau mentransformasikan banyak data kedalam satu format yang

sama sehingga memudahkan pengolah data. Sistem akuisisi data dapat

dikelompokkan kedalam dua kelas utama yaitu:

 Sistem akuisisi data analog

 Sistem akuisisi data digital

Sistem analog menyangkut informasi pengukuran dalam bentuk analog,

dan didefinisikan sebagai fungsi kontinu sedangkan sistem digital menangani

informasi-informasi dalam bentuk digital. Besaran digital dapat berisi informasi

mengenai kebesaran atau sifat dasar dari besaran tersebut. (Samaun Samadikun,

1989)

2.3.1 Perkembangan Sistem Akuisisi Data

Awalnya proses pengolahan data lebih banyak dilakukan secara manual

oleh manusia, sehingga pada saat itu perubahan besaran fisis dibuat ke besaran

yang langsung bisa diamati panca indra manusia. Selanjutnya dengan kemampuan

teknologi pada bidang elektrikal besaran fisis yang diukur sebagai data

dikonversikan ke bentuk sinyal listrik, data kemudian ditampilkan ke dalam

bentuk simpangan jarum, pendaran cahaya pada layar monitor, rekorder xy dan

lain-lain. Sistem akuisisi data berkembang pesat sejalan dengan kemajuan

dibidang teknologi digital dan komputer. Kini, akuisisi data menkonversikan

besaran fisis sumber data ke bentuk sinyal digital dan diolah oleh suatu komputer.

Pengolahan dan pengontrolan proses oleh komputer memungkinkan penerapan

(9)

akuisisi data dengan software. Software memberikan harapan proses akuisisi data bisa divariasi dengan mudah sesuai kebutuhan. Gambar 2.5 menunjukan proses

akuisisi data menggunakan komputer.

Tranduser Amplifer Filter S/H A/D Komputer Display

A/D

Gambar 2.5 Komputer digital untuk kebutuhan data (F. Rizal Batubara, 2005)

Fungsi masing-masing blok dalam sistem adalah sebagai berikut:

 Tranduser: berfungsi untuk merubah besaran fisis yang diukur kedalam bentuk sinyal listrik.

 Amp: berfungsi untuk memperbesar komputer dari sinyal yang dihasilkan transduser.

 LPF : berfungsi untuk membatasi lebar band frekuensi sinyal listrik dari data yang diukur.

 S/H : berfungsi untuk menjaga komputer sinyal analog tetap konstan selama waktu konversi analog ke digital.

 A/D : berfungsi untuk merubah besaran analog kedalam bentuk representasi komputer.

 D/A : berfungsi untuk merubah besaran komputer kedalam sinyal analog.

 Komputer : berfungsi untuk mengolah data dan mengontrol proses.

Pada konfigurasi kanal tunggal, komputer berfungsi sebagai pemroses data

dan juga pengontrol penguatan sinyal. (F. Rizal Batubara, 2005) Dewasa ini

prinsip penggunaan akuisisi data mulai banyak dikembangkan, mengingat

banyaknya manfaat yang dapat diberikan, seperti :

 Dapat membaca atau menerima data secara terus menerus.

 Pemprosesan data yang lebih cepat (delay kerja sistem amat rendah).

(10)

 Proses kerja dan data olahannya lebih akurat.

 Penerimaan data berlangsung otomatis (tidak perlu diawasi terus menerus).

 Data dapat disimpan kedalam disk pada komputer (untuk penganalisaan lebih lanjut).

 Dapat dilakukan setting data yang tertentu jika ditemukan suatu data yang khusus, maka komputer akan mengaktifkan suatu tranducer tertentu

 Dapat melakukan penerimaan data yang berganda lebih dari satu

 Data yang diterima dapat berasal dari sumber sensor dengan sinyal yang analog maupun yang digital (serba guna)

 Menggunakan pengontrolan utama sebuah komputer mikro PC yang harga komputer murah

 Tidak mudah terganggu noise lingkungan. (Samaun Samadikun, 1989)

2.4 LabJack U6 Pro

Tegangan dari OEM Laser Diode & Tempertaure Controllers yang

ditampilkan oleh LCD display maka akan diolah kedalam sistem akuisisi data

menggunakan LabJack U6 Pro. Dengan menghubungkan kaki-kaki yang terdapat

pada LabJack U6 Pro yang kemudian dibaca menggunakan program aplikasi

LabView 2011 untuk dapat melihat temperature control dan current control

dimana kedua control tersebut masih dalam satuan millivolt. Begitu juga yang

ditampilkan dalam aplikasi LabView 2011 masih dalam satuan millivolt. Data

yang diperoleh tersebut akan secara otomatis tersimpan ke dalam komputer

dengan file excel. Ada beberapa kelebihan dalam menggunakan LabJack U6 Pro

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Memiliki 14 analog input (16-18+ bit tergantung kecepatan)

2. U6-Pro menambahkan 24-bit low speed ADC untuk 222-bit resolusi yang

effektif)

3. Single-Ended Inputs (14) atau difrensial input (7)

4. Instrumentasi amplifier input

5. Jangkauan analog input berkisar ±10, ±1 dan ±0,1 volt

6. Dirancang dengan sensor suhu CJC

7. Memiliki 2 keluaran arus (200/10 µA)

(11)

8. Memiliki 2 keluaran analog (12-bit, ~0-5 volt)

9. 20 digital I/O

10. Sampai 2 counter (setiap counter 32 bit)

11. Sampai 4 timer

12. Dilengkapi dengan software dan hardware

13. Dapat dioperasikan dengan sistem windows, Linusx dan Mac

14. Tersedia contoh dalam aplikasi C/C++, VB, LabVIEW, Phyton dan lain

sebagainya.

Gamabr 2.6 LabJack U6 Pro

Penggunaan akuisisi data pada LabJack U6 Pro, dalam hal ini hanya

menggunakan port analog input (AIN) AIN 0 – AIN 3 sebagai data signal analog.

Data signal analog tersebut kemudian dikirim menggunakan port serial ke USB.

2.5 Perangkat Lunak LabVIEW (Laboratory Virtual Instrumentation

Engineering Workbench)

LabVIEW adalah produk dari National Instruments yang berupa software

pengembangan program aplikasi dan hardware input-output untuk keperluan akusisi dan pengendalian. Perangkat lunak (software) ini dapat dijalankan pada sistem operasi Linux, Unix, Mac OS X dan Windows. Berbeda dengan

pemograman berbasis teks dimana instruksi-instruksi menentukan eksekusi

program pada sistem kendali, LabVIEW merupakan pemograman aliran data dimana aliran data menentukan eksekusi dari program.

(12)

2.5.1 LabVIEW Software

Perangkat lunak LabVIEW atau LabVIEW software merupakan sebuah bahasa pemograman graphical yang menggunakan simbol (ikon) untuk membuat aplikasi.

Sedangkan Visual Instruments (VIs) adalah program LabVIEW yang menirukan instrumen sebenarnya dalam bentuk simbol-simbol. Untuk membuat tampilan

program aplikasi LabVIEW, digunakan tools dan objek. Tampilan aplikasi ini kemudian dikenal dengan jendela front panel. Dari tampilan jendela front panel

kemudian ditambahkan kode yang direpresentasikan oleh simbol dari fungsi untuk

mengatur objek. Sedangkan source code simbol tersebut ada dalam tampilan jendela block diagram. LabVIEWsoftware terdiri dari 3 (tiga) komponen utama, yaitu front panel, block diagram dan tipe data.

Gambar 2.7 Tampilan halaman awal LabView 2011

2.5.1.1 F ront panel

Front panel merupakan penghubung (interface) antara pengguna (user) dengan program aplikasi. Didalam front panel terdapat kontrol (input) dan indikator (output) sebagai masukan atau keluaran instrumen. Kontrol adalah

(13)

instrumen mekanisme masukan yang menyuplai data dari block diagram yang

mencakup knop, push button, dial dan mekanisme masukan lainnya. Sedangkan

indikator adalah instrumen mekanisme keluaran yang menampilkan data dari

block diagram, mencakup grafik, LED, tank dan tampilan keluaran lainnya.

Gambar 2.8 Jendela Depan Front panel

2.5.1.2 Block Diagram

Block diagram merupakan jendela tempat menuliskan perintah dan fungsi,

berisikan source code berupa simbol-simbol, node dan garis sebagai data flow untuk mengeksekusi program termasuk kode dari front panel. Pada block diagram

juga tersedia function palette yang berisi fungsi-fungsi yang digunakan untuk memanipulasi input, contohnya fungsi array, matematika, fungsi IO dan

sebagainya. Pada block diagram, tool palette juga dipakai untuk mengatur dan

menghubungkan ikon. Pemrograman di blok diagram ini merupakan basis

pemrograman yang sebenarnya. Disini, user dapat memprogram dengan cara drag

and drop fungsi yang diperlukannya kemudian menghubungkan blok – blok

tersebut dengan semacam wire yang merepresentasikan arah dan hubungan antar

(14)

data. Wire tersebut hanya dapat terhubung apabila dua data yang dihubungkan memiliki tipe data yang sama.

Gambar 2.9 Jendela Depan Diagram Blok

2.5.1.3 Tipe Data

Dalam membuat aplikasi VIs, harus diperhatikan tipe data tiap simbol agar

data flow dapat berjalan semestinya. Tipe data yang tersedia yaitu numerik,

boolean dan string. Tipe data dari sebuah simbol dapat diketahui dari warna node

atau warna kabel ketika dihubungkan ke simbol lainnya. Untuk tipe data numerik

ditandai dengan warna oranye (untuk bilangan float) atau biru (untuk bilangan

integer), tipe data Boolean ditandai dengan warna hijau dan tipe data string

ditandai dengan warna merah muda. LabVIEW banyak digunakan karena

memiliki kelebihan. Beberapa kelebihan LabVIEW antara lain :

1. Pembuatan program di LabVIEW jelas dan mudah dipahami, karena

berbentuk grafis, dengan instruksi berbentuk ikon-ikon, yang dihubungkan

dengan garis untuk menunjukkan aliran data, mirip flowchart.

2. Pembuatan program yang mudah, yaitu hanya dengan menarik keluar ikon

instruksi yang sudah tersedia di palet (kotak instruksi), dan

(15)

menghubungkannya dengan garis ke ikon lain. Garis ini sama seperti variabel

pada bahasa pemograman teks. Dengan cara ini, LabVIEW menyederhanakan

pembuatan program, karena garis tersebut hanya akan terhubung apabila tipe

datanya sesuai sehingga menghilangkan kebutuhan manajemen memori dan

deklarasi tipe data setiap variabel seperti dalam bahasa pemograman teks.

Juga tidak perlu mengingat nama instruksi, karena semua ditampilkan pada

palet.

3. Mempersingkat waktu pembuatan program karena mudah dipahami dan

mudah dibuat.

4. LabVIEW didesain sebagai sebuah bahasa program paralel (multicore) yang

mampu menangani beberapa instruksi sekaligus dalam waktu bersamaan. Hal

ini sangat sulit dilakukan dalam bahasa program teks, karena biasanya bahasa

program teks mengeksekusi instruksinya secara berurutan per baris, satu demi

satu. Dengan LabVIEW, pengguna dapat membuat aplikasi eksekusi paralel

ini secara mudah dengan menempatkan beberapa struktur loop secara terpisah

dalam block diagram.

5. Sifat modular LabVIEW memungkinkan pengguna untuk membuat program

yang kompleks dan rumit menjadi sederhana, yaitu dengan cara membuat

subprogram, atau di LabVIEW disebut subVI. Ikon-ikon dalam LabVIEW

sebenarnya merupakan subVI. Beberapa subVI dapat digabungkan menjadi

sebuah subVI. subVI-subVI gabungan tersebut dapat digabungkan lagi

menjadi sebuah subVI lain, demikian seterusnya dengan tingkat hirerarki

yang tidak terbatas.

Gambar

Gambar 2.1a. Proser terjadi Laser setelah lasing
Gambar  2.1b Tigas jenis interaksi cahaya terhadap materi (a) absorbs (b) emisi spontan
Gambar 2.2 DFB laser Anritsu modul AF5B145FM50M (anritsu.com)
Tabel 2.1 Konfigurasi kaki pin ST1 64pin I/O-jack
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan Grand Strategy Penataan Daerah yg mengatur ttg Tata Cara Pemekaran, Evaluasi &amp; Pembinaan Daerah Otonom.. Perlu masa transisi bagi suatu calon Daerah

Graf Helm H n adalah graf yang didapatkan dari sebuah graf roda W n dengan menambahkan sisi anting-anting pada setiap titik pada

 Pengorganisasian siswa, sumber materi serta waktu merupakan langkah pertama yang diperhatikan guru  Kegiatan pendidikan harus diakhiri dengan kulminasi  Dalam pendidikan

LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD DAN PROGNOSIS 6 (ENAM) BULAN BERIKUTNYA PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN. Semester Pertama Semester Pertama Prognosis

Dalam pembuatan program ini penulis menggunakan bahasa pemrograman J2SE(Java 2 Standart Edition) yang dapat berjalan pada jaringan LAN(Local Area Network), dikarenakan Java

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada orang lain atau4. komunikasi yang dilakukan oleh dua orang

 Bila hasil pemeriksaan tidak sama, misalnya hasil tes pertama reaktif, kedua reaktif dan ketiga non-reaktif atau pertama reaktif, kedua dan ketiga non-reakif,

[r]