• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk dan Perilaku Hedonisme Dalam Novel Edensor Karya Andrea Hirata: Analisis Sosiologi Sastra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bentuk dan Perilaku Hedonisme Dalam Novel Edensor Karya Andrea Hirata: Analisis Sosiologi Sastra"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN

2.1 Tinjauan pustaka

Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya. Hal itu dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam

melakukan penelitian. Kajian terhadap penelitian terdahulu sangat penting

untuk mengetahui relevansinya.

Penelitian pertama dari Novita Amalia,”Nilai Moral dalam Novel Edensor

Karya Andrea Hirata”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan Universitas Nusantara PGRI

Kediri. 2016.

Novita Amalia membahas tentang nilai moral dalam novel Edensor karya

Andrea hirata. Skripsi ini menggunakan Metode kualitatif deskriptif. Data

berupa kalimat. Sedangkan sumber data Sumber data substantive penelitian ini

berupa kalimat yang mengandung nilai-nilai moral yang terdapat dalam cerita

novel Edensor Karya Andrea Hirata. Sumber lokasi dalam penelitian ini diambil

dari novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata.Oleh karena itu, dalam

pengumpulan data peneliti melakukan teknik simak dan catat. Prosedur

penelitian, peneliti melakukan pengumpulan data dilakukan dengan menyimak

teks novel dan selanjutnya mencatat hasil menyimaknya.

Temuan Novita Amalia menyatakan bahwa bahwa novel Edensor karya

(2)

kemanusian, hikmah dan pelajaran diselipkan dalam pesan pesan novel ini.

Tokoh dalam novel Edensor karya Andrea Hirata ialah, tokoh utama, tokoh

pendamping, tokoh bawahan, tokoh figuran dan tokoh bayangan.

Konflik yang terdapat dalam penelitian ini ialah konflik batin dan konflik

fisik. Unsur ekstrinsik dalam penelitian novel karya Andrea Hirata ialah nilai

moral meliputi hak dan kewajiban terhadap disendiri, akhlak anak kepada orang

tuanya dan akhlak orang tua kepada anaknya. Novel ini menjadi motifasi mental

bagi masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik.

Kedua dari Aulia Ahmad Ritauddinz ,”Sudut Pandang Dalam Novel

Edensor Karya Andrea Hirata dan Kelayakannya Sebagai Bahan Ajar di SMA”.

Skripsi. Program studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Semarang. 2011.

Aulia Ahmad Ritauddinz membahas sudut pandang dalam novel edensor

karya andrea hirata dan kelayakannya sebagai bahan ajar di SMA. Skripsi ini

menggunakan pendekatan pendekatan strukturalisme. Pendekatan

strukturalisme merupakan susunan yang menampakkan tata hubungan antar

pembentuk karya sastra sebagai unsur yang terpadu, dengan demikian segala

sesuatu yang ada di dalam karya sastra dilihat sebagai dunia yang berdiri

sendiri, jadi dalam karya sastra harus ditopang oleh pengetahuan yang

mendalam tentang pengertian, peran, fungsi, dan segala sesuatunya yang

berkaitan dengan unsur itu. Pendekatan strukturalisme digunakan untuk

menganalisis teknik yang digunakan pengarang melalui sudut pandang tokoh

(3)

penggunaan sudut pandang tokoh “aku” dalam novel Edensor karya Andrea

Hirata, dan kelayakan sudut pandang tokoh “aku” dalam novel Edensor karya

Andrea Hirata sebagai bahan ajar di SMA.

Temuan Aulia Ahmad Ritauddinz ialah pemakaian sudut pandang pada

novel Edensor ternyata bisa disiasati oleh pengarang untuk menggambarkan

tindakan-tindakan tokohnya, dan bisa mengungkapkan pikiran yang ada pada

diri tokoh. Sudut pandang, oleh pengarang bisa dipakai untuk memandang

kehidupan tokoh secara fisik maupun secara kejiwaan.

Selain itu, tuturan tokoh bisa dipakai untuk melihat sudut pandang yang

dipakai oleh pengarang. Selain itu, novel Edensor setelah dianalisis sudut

pandangnya yang meliputi luasnya pandangan, kedalaman/tingkat ketajaman

pandangan, dan ujaran/tuturan dapat dipergunakan untuk mengungkap

unsure-unsur lain dalam cerita-cerita tersebut seperti unsure-unsur latar tempat, latar waktu,

peristiwa, konflik batin, konflik sosial, dan tingkah laku, sifat, dan sikap tokoh.

Ketiga dari Anggun Khitriana Lestari, ”Aspek Moralitas Dalam Novel

Edensor Karya Andrea Hirata: Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra”. Skripsi.

Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.

2012.

Anggun Khitriana Lestari menunjukkan penelitian ini untuk mengungkap

kaitan antarunsur struktur dan mengungkapkan aspek moralitas dalam novel

Edensor. Hasil analisis novel Edensor adalah terdapat beberapa nilai moralitas

yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya tidak pernah putus

(4)

berusaha dan bekerja keras untuk meraih cita-cita, menuntut ilmu, kesetiaan dan

cinta sejati, dan memegang teguh prinsip

Temuan Anggun mengungkapkan bahwa novel Edensor merupakan potret

kehidupan pendidikan masyarakat Indonesia. Terdapat beberapa aspek moralitas

yang dapat mempengaruhi pembaca karya sastra. Hal ini penting untuk diteliti

karena dalam setiap karya sastra terdapat pesan yang ingin disampaikan oleh

pengarang, dengan penilitian ini terungkap beberapa pesan tersebut.

Sebagai penutup dari tulisan ini, penulis berharap agar penelitian ini dapat

dikembangkan dan menghasilkan kajian yang lebih baik lagi, dan mengetahui

nilai-nilai yang terkandung di dalamnya serta dapat dijadikan sebagai pedoman

bagi kehidupan baik sekarang dan yang akan datang.

Keempat dariRatih Bintariyahana Ningrum. ”Aspek Edukatif Pada Novel

Edensor karya Andrea Hirata: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya

Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA”. Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Surakarta. 2013.

Ningrum mendeskripsikan struktur yang membangun novel Edensor karya

Andrea Hirata yang meliputi tema, alur, penokohan, dan latar. Jenis penelitian

ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan strategi penelitian studi kasus

terpancang. Subjek dalam penelitian ini adalah novel Edensor karya Andrea

Hirata. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik pustaka dan catat.

Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan pembacaan model

(5)

Temuan hasil penelitian Ningrum menyebutkan dari segi struktur yang

membangun: tema novel Edensor yaitu perjuangan meraih cita-cita dan

pencarian cinta sejati, alurnya adalah alur maju mundur (campuran). Latar

mengambil latar tempat, latar waktu, dan latar sosial yang meliputi di Indonesia

dan Eropa, serta penokohan terdiri dari tokoh utama dan tokoh tambahan,

menurut fungsinya yaitu tokoh protagonis dan tokoh antagonis, berdasarkan

perwatakannya yaitu tokoh bulat dan tokoh sederhana

Pada aspek edukatif pada novel Edensor karya Andrea Hirata ditemukan

enam nilai edukatif dalam novel Edensor karya Andrea Hirata yang dapat

diteladani oleh peserta didik, yaitu nilai cinta, nilai toleransi, nilai kerja sama,

nilai kebahagiaan, nilai tanggung jawab, dan nilai kesederhanaan

2.2 Konsep 2.2.1 Hedonisme

Hedonisme adalah suatu aliran filsafat yang mengajarkan bahwa tujuan

akhir hidup manusia adalah kenikmatan duniawi. Perilaku hedonis adalah

perilaku yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan kesenangan

sebanyak-banyaknya, dan sebisa mungkin menghindari perasaan tidak menyenangkan

(6)

2.2.2 Perilaku Hedonisme

Perilaku Hedonisme adalah perilaku yang dilakukan seseorang untung

mencari kesenangan aktual, bukan kesenangan yang berasal dari masa lampau

dan kesenangan di masa mendatang (Bertens 2004:236).

2.2.3 Novel

Novel berasal dari bahasa novella, yang dalam bahasa jerman disebut

novelle dan novel dalam bahasa inggris, dan inilah yang kemudian masuk ke

Indonesia. Secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil, yang

kemudian diartikan sebagai cerita pendek yang berbentuk prosa (Nurgiantoro

2013:9).

2.3 Landasan Teori 2.3.1 Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra adalah pemahaman terhadap karya sastra dengan

mempertimbangkan aspek- aspek kemasyarakatannya serta pemahaman karya

sastra sekaligus hubungannya dengan masyarakat yang melatarbelakanginya

(Ratna 2003:2). Sosiologi sastra adalah cabang penelitian sastra yang bersifat

reflektif. Penelitian ini banyak diminati oleh peneliti yang ingin melihat sastra

sebagai cermin kehidupan masyarakat. Asumsi dasar penelitian sosiologi sastra

adalah kelahiran sastra tidak dalam kekosongan sosial. Kehidupan sosial akan

menjadi pemicu lahirnya karya sastra. Karya sastra yang berhasil atau sukses

(7)

Pendekatan sosiologis terhadap karya sastra didasarkan bahwa ada kaitan

antara sastra dengan masyarakat. Sosiologi dan karya sastra berurusan dengan

hal yang sama yaitu manusia dalam masyarakat. Sosiologi sastra adalah

pemahaman terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan aspek-aspek

kemasyarakatannya serta pemahaman karya sastra sekaligus hubungannya

dengan masyarakat yang melatarbelakanginya (Ratna 2003:2)

Hubungan sastra dan masyarakat dapat dilihat dari tiga klasifikasi

(Wellek dan Warren dalam Darmono 1978: Hal:8 ), yaitu:

1. Sosiologi pengarang yang mempermasalahkan tentang status sosial, ideologi

politik, dan lain-lain yang menyangkut diri pengarang.

2. Sosiologi karya yang mempermasalahkan tentang apa yang tersirat dalam

karya sastra tersebut dan apa tujuan atau amanat yang hendak disampaikan.

3. Sosiologi pembaca yang mempermasalahkan tentang pembaca dan pengaruh

sosialnya terhadap masyarakat.

2.3.2 Hedonisme

Secara umum, hedonisme mempunyai arti pandangan hidup yang

menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama

hidup. Pada umumnya, kaum hedonis beranggapan bahwa hidup ini hanya satu

(8)

2.3.2.1 Pengertian Hedonisme

Hedonisme merupakan bagian dari filsafat moral yang mudah dimengerti

dan akibatnya tersebar luas. Adanya hal yang memuaskan keinginan, yang

meningkatkan kesengangan ataua kenikmatan dalam diri (Bertens 2004:235).

2.3.2.2 Faktor Penyebab Hedonisme

Hedonis disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kebutuhan ekspresi

diri, pencitraan, pembentukan identitas, pengaruh lingkungan, dan kemajuan

teknologi, faktor-faktor tersebut yang pada akhirnya merubah perilaku

masyarakat menjadi hedonis(Sastrawardani 2012:8).

2.3.2.3 Bentuk Hedonisme

Berikut adalah contoh dari bentuk hedonisme:

1. Gaya hidup dalam berpakaian

2. Gaya hidup dalam berbelanja

3. Gaya hidup dalam keseharian

2.3.2.4 Perilaku Hedonisme

Setelah melihat pengertian dan faktor penyebab hedonisme, maka contoh

dari perilaku hedonisme:

1. Konsumtif

3. Berfoya- foya

4. Suka barang bermerek

Referensi

Dokumen terkait

Pada akhir tahun, murid bagi Tingkatan 1 mata pelajaran Seni Visual telah berlaku peningkatan pengetahuan dan kemahiran pada standard A, B dan C tetapi ada yang tidak

namun tidak mereka lihat di negeri sendiri. Semangat gerakan massa di Tunisia dan Mesir pun menyebar ke negara-negara Timur Tengah lainnya. Kata kunci dalam penyebaran tersebut

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di RA AL-BARKAH pada tanggal 7 desember 2018 terdiri dari 20 anak, terdapat 14 anak yang belum berkembang kemampuan sosialnya,

16 Gereja: GPPD Biskam di Nagapaluh, Gereja Katolik di Napagaluh, Gereja Katolik di Lae Mbalno, Gereja Katolik di Lae Mbalno, JKI Sikoran di Sigarap, GKPPD Siatas, GKPPD

Data responden sebanyak 210 mahasiswa dan Structural Equation Modelling dan juga WrapPLS digunakan untuk menguji hipotesis – hipotesis dari karateristik layanan wesbite

Ahli Persatuan Kebangsaan Pelajar-pelajar Malaysia di Indonesia Cawangan Medan (PKPMI)2. Ahli Perwakilan Mahasiswa Malaysia Universitas Sumatera

Internet merupakan sebuah jaringan global dan terbuka, permasalahan keamanan masih menjadi faktor utama, salah satu teknologi yang dapat memenuhi kebutuhan pada PT.Excel

Kelainan refraksi yang dikenali dengan nama ametropia adalah suatu keadaan dimana titik fokus sinar tidak tepat terletak di retina yang mana titik fokus ini bisa jatuh