• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertanggungjawaban Hukum Atas Pengubahan Sistem Transfer Dana yang Dilakukan Oleh Penyelenggara Bank Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pertanggungjawaban Hukum Atas Pengubahan Sistem Transfer Dana yang Dilakukan Oleh Penyelenggara Bank Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pada dasarnya perbankan adalah sumbu tempat berputar sistem keuangan

dari suatu lingkungan kehidupan masyarakat tertentu.Biasanya lingkungan

kehidupan masyarakat tersebut berupa negara, tetapi kadangkala menjangkau

antarnegara disebabkan lajunya arus informasi terutama di era globalisasi

ini.1

Sehubungan dengan itu diperlukan penyempurnaan terhadap sistem

perbankan nasional yang bukan hanya mencakup upaya penyehatan bank secara

individual, melainkan juga penyehatan sistem perbankan secara menyeluruh,

terutama dalam melindungi hak-hak konsumen. Upaya penyehatan bank menjadi

tanggung jawab bersama antara pemerintah, bank-bank itu sendiri dan

masyarakat sebagai konsumen sebagai pengguna jasa bank. Adanya tanggung

jawab bersama tersebut dapat membantu memelihara tingkat kesehatan perbankan Pembangunan nasional yang dilaksanakan di Indonesia selama ini, tentu

senantiasa memerhatikan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan berbagai

sektor, termasuk di bidang ekonomi dan keuangan.Upaya tersebut dalam rangka

mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD

1945.Perkembangan perekonomian pasca reformasi senantiasa bergerak cepat

dengan tantangan yang semakin kompleks. Oleh karena itu, diperlukan berbagai

penyesuaian kebijakan di bidang ekonomi termasuk sektor perbankan sehingga

diharapkan akan dapat memperkukuh perekonomian nasional.

1

(2)

nasional sehingga dapat berperan secara maksimal dalam perekonomian

nasional.Prinsip kehati-hatian harus dipegang teguh sedangkan ketentuan

mengenai perlindungan nasabah harus terus ditingkatkan.2

Upaya tersebut bertujuan bukan dalam rangka mematikan usaha pihak

perbankan sebagai pelaku usaha, tetapi justru sebaliknya, yakni perlindungan

konsumen, sekaligus untuk mendorong iklim perbankan yang sehat sehingga

melahirkan perusahaan yang tanggung dalam menghadapi persaingan melalui

penyediaan barang atau jasa yang berkualitas. Dalam hal ini, empat program

perlindungan dan pemberdayaan nasabah yang terdapat dalam program API dapat Faktor utama yang menjadi kelemahan nasabah sebagai konsumen adalah

tingkat kesadaran konsumen akan hak-haknya yang masih rendah. Konsumen

tidak menyadari bahwa sebenarnya tidak hanya bank yang memiliki posisi tawar

tetapi juga nasabah sebagai konsumen.Hal ini terutama disebabkan oleh

rendahnya pendidikan konsumen. Oleh karena itu, penguatan posisi tawar nasabah

akan hak-haknya melalui berbagai produk hukum dan kebijakan Bank Indonesia

(BI) akan menjadi sangat penting, termasuk melalui pilar-pilar yang termasuk

dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Hadirnya regulasi yang ketat

tersebut merupakan upaya untuk dapat melindungi kepentingan nasabah secara

integratif dan komperhensif serta dapat diterapkan secara efektif dalam

masyarakat.Termasuk melalui lembaga perlindungan konsumen berbasis swadaya

masyarakat dengan pemberdayaan konsumen melalui pembinaan dan pendidikan

konsumen.

2

(3)

dijadikan program inti, yang dijadikan dasar bagi pelaksanaan program

peningkatan dan perlindungan nasabah perbankan ke depan. Kesempatan yang

sama bagi setiap orang untuk menjadi nasabah bank, peningkatan pelayanan bank

kepada nasabah, dan peningkatan kesetaraan hubungan nasabah dengan bank

masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan BI, yang

implementasinya tentu saja memerlukan dukungan dari pihak-pihak yang

berkepentingan di dalamnya.3

Namun, ada kalanya pihak perbankan kurang memerhatikan pengaduan

nasabah terkait hak-haknya tersebut, dan justru menyalahkan nasabah yang tidak

hati-hati atau kurang memahami teknologi. Padahal Peraturan bank Indonesia

(PBI) Nomor 7/6/PBI/2005 tentang Transparasi Informasi Produk Bank dan Hubungan yang intens antara nasabah dan bank memang tidak menutup

kemugkinan untuk terjadinya persoalan. Terlebih, dengan perkembangan

teknologi yang semakin pesat yang juga diterapkan di sektor perbankan, terkadang

justru menimbulkan persoalan-persoalan baru yang krusial, misalnya kerusakan

electronic banking, kelalaian atau kesalahan transfer dana, pembobolan ATM, dan

lain-lain. Inilah yang menimbulkan sengketa antara nasabah dan bank.

Perkembangan sengketa antara nasabah dan bank seringkali terjadi seperti

nasabah datang langsung ke bank, menelpon call center, atau menulis surat

pembaca di media cetak dengan menyampaikan keluhannya terhadap bank

tertentu. Bahkan terkadang nasabah melaporkan bank ke pihak kepolisian dan

melakukan gugatan ganti rugi kerugian kepada bank melalui pengadilan.

3

(4)

Penggunaan Data Pribadi Nasabah, telah mewajibkan kepada seluruh pelaku

usaha perbankan untuk memberikan informasi secara akurat atas sistem dan

produk yang dikeluarkan pihak bank tesebut agar pihak nasabah memahami

secara detail. Selain itu, bank juga wajib merespon keluhan dan pengaduan

nasabah, khususnya terkait dengan transaksi keuangan.

Dalam konteks modern, jasa perbankan sangat penting dalam pembangunan

ekonomi suatu Negara.Jasa perbankan pada umumnya terbagi atas dua

tujuan.Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efisien

bagi nasabah.Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu

kredit.Ini adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi.

Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran yang efisien ini, maka barang hanya

dapat diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu. Kedua, dengan

menerima tabungan dari nasabah dan meninjamkannya kepada pihak yang

membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan

pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi

suatu Negara akan meningkat, tanpa adanya arus dana, uang hanya berdiam di

saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat

dibangun karena tidak memiliki dana pinjaman.4

4

Ibid., hlm. 11.

Dengan adanya jasa bank, pihak

nasabah mendapatkan kemudahan dalam melakukan segala transaksi yang

berhubungan dengan keuangan, dan dapat terlindung dari segala bentuk

ketidakadilan lintah darat, yang dalam memberikan pinjaman kepada nasabah

(5)

Dalam interaksi di dunia perbankan antara nasabah dan bank, bukan tidak

mungkin jika suatu saat terjadi masalah, dan apabila tidak segera diselesaikan

dapat berubah menjadi sengketa antara nasabah dan bank.

Di dalam sistem hukum Indonesia, segala bentuk praktik perbankan harus

berdasarkan pada prinsip-prinsip yang terkandung dalam Ideologi Negara

Indonesia dalam UUD 1945.Kekhususan ini dapat dilihat dalam kehidupan

perbankan Indonesia, di antaranya adalah perbankan Indonesia dalam melakukan

usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip

kehati-hatian. Fungsi utama bank sebagai penghimpun dan pengatur dana masyarakat

yang bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional dalam

peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.5

Bisnis perbankan merupakan bisnis kepercayaan. Oleh karena itu

pengelolaan yang hati-hati sangat diperlukan karena dana dari masyarakat

dipercayakan kepadanya. Perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

intermediasi, yaitu penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya secara

efektif dan efisien pada sektor-sektor rill untuk menggerakkan pembangunan dan

stabilitas perekonomian sebuah Negara. Bank menanggung risiko reputasi atau

reputation risk yang besar. Bank harus selalu menjaga tingkat kepercayaan dari

nasabah atau masyarakat agar menyimpan dana mereka di bank, dan bank dapat

menyalurkan dana tersebut untuk menggerakkan perekonomian bangsa.6

5

Ibid., hlm 12.

6

(6)

Dalam dunia perbankan, nasabah merupakan konsumen dari pelayanan jasa

perbankan.Kedudukan nasabah dalam hubungannya dengan pelayanan jasa

perbankan, berada pada dua posisi yang dapat bergantian sesuai dengan sisi mana

mereka berada. Dilihat dari sisi pengerahan dana, nasabah yang menyimpan

dananya pada bank baik sebagai penabung deposan, maupun pembeli surat

berharga, maka pada saat itu nasabah berkedudukan sebagai kreditor bank.

Sedangkan pada sisi penyaluran dana, nasabah peminjam berkedudukan debitur

dan bank sebagai kreditor. Dari semua kedudukan tersebut, pada dasarnya

nasabah merupakan konsumen dari pelaku usaha yang menyediakan jasa di sektor

usaha perbankan.

Meningkatnya kegiatan perekonomian nasional merupakan salah satu faktor

utama dalam upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap iklim usaha

di Indonesia. Meningkatnya kepercayaan masyarakat tersebut antara lain

tercermin dari arus transaksi perpindahan dana yang terus menunjukkan

peningkatan tidak saja dari sisi jumlah transaksi, tetapi juga dari sisi nilai nominal

transaksinya. Selain faktor kelancaran dan kenyamanan dalam pelasanaan transfer

dana, faktor kepastian dan perlindungan hukum bagi para pihak terkait juga

merupakan faktor utama dalam transfer dana. Belum adanya peraturan yang

komperhensif dalam bentuk undang-undang yang mengatur kegiatan transfer dana

mengakibatkan permasalahan yang timbul dalam kegiatan transfer dana pada saat

ini terkendala dalam penyelesainnya. Di sisi lain, perkembangan perekonomian

internasional sudah semakin terintegrasi dengan pasar keuangan global.

(7)

pelaku ekonomi dunia dan menuntut adanya pemanfaatan yang optimal atas

kondisi tersebut dari pemerintah dan otoritas yang berwenang sebagai salah satu

upaya dalam memajukan perekonomian nasional.

Basis utama dalam bisnis lembaga keuangan dan perbankan adalah

kepercayaan (trust) dan kejujuran (honesty).Secara umum ada dua kelompok

besar pengaduan konsumen perbankan.Pertama, pengaduan konsumen yang

berhubungan dengan produk perbankan termasuk iklan produk perbankan. Kedua,

pengaduan konsumen menyangkut pelayanan yang meliputi cara kerja petugas

yang berkaitan. Apabila nasabah merasa dirugikan hak hukumnya, maka pihak

nasabah dapat mengajukan pengaduan pada pihak bank atau aparat hukum.Dalam

hal ini bank harus dapat menyelesaikan dengan baik menggunakan mekanisme

atau sistem yang sudah ditetapkan.Pihak bank juga harus memberi tanggapan dan

menindaklanjuti hingga tuntas mengenai ketidakpuasan nasabah tersebut.7

Pada sistem pembayaran tunai instrumen yang digunakan berupa uang

kartal, yaitu uang dalam bentuk fisik uang kertas dan uang logam, sedangkan pada

sistem pembayaran non-tunai instrumen yang digunakan berupa Alat pembayaran

menggunakan kartu (APMK), Cek, Bilyet Giro, Nota Debit, maupun uang Di

dalam sistem pembayaran Indonesia terdapat beberapa bentuk sistem

pembayaran.Secara garis besar Sistem pembayaran dibagi menjadi dua jenis, yaitu

Sistem pembayaran tunai dan Sistem pembayaran non-tunai.Perbedaan mendasar

dari kedua jenis sistem pembayaran tersebut terletak pada instrumen yang

digunakan.

7

(8)

elektronik. Instrumen pembayaran non-tunai ini terbagi menjadi dua bagian yaitu

instrumen pembayaran non-tunai dengan media kertas dan instrumen pembayaran

dengan media kartu8

Transfer dana adalah bentuk dari sistem pembayaran non-tunai. Dalam

melakukan transfer bank melibatkan banyak pihak, baik pihak dalam negeri

maupun dari luar negeri. Pihak luar negeri sebagai mitra pelaku usaha dalam

negeri perlu mendapatkan keyakinan terkait dengan kelancaran dan keamanan

pelaksanaan transfer uang di Indonesia. Jaminan tersedianya peraturan

perundang-undangan yang memadai tentang kegiatan transfer uang sangat diperlukan tidak

hanya untuk pihak di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Menurut

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 Pasal 1 ayat (1) tentang Transfer Dana (selanjutnya

disebut UU Transfer Dana), transfer dana adalah rangkaian kegiatan yang dimulai

dengan perintah dari pengirim asal yang bertujuan memindahkan sejumlah dana

kepada penerima yang disebutkan dalam perintah transfer dana sampai dengan

diterimanya dana oleh penerima.

. Instrumen pembayaran non-tunai ini menggunakan sistem

transfer atau jasa pengiriman uang.

9

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 mengenai

penyelenggaraan Transfer Dana, kegiatan Transfer Dana atau pengiriman uang

terus berkembang di masyarakat. Kegiatan ini sangat beragam, dimulai dari

layanan non bank, kemudian berkembang dengan layanan kedatangan pengguna

jasa ke kantor bank, sampai akhirnya dilakukan sendiri kegiatan transfernya tanpa

8

Andri Gunawan, Erwin Natosmal Oemar, Refki Saputra, Membatasi Transaksi Tunai, (Jakarta: Indonesian Legal Roundtable, 2013), hlm. 18.

9

(9)

harus datang ke kantor Bank atau non Bank, seperti lewat ATM, internet banking

atau melalui layanan mobile banking.

Peruntukan transfer dananya juga terus berkembang dan dimanfaatkan untuk

semua kepentingan yang diinginkan oleh pengguna jasa, seperti untuk

pembayaran uang sekolah, tagihan listrik, tagihan telepon, pembayaran transaksi

bisnis dan bahkan untuk kepentingan sosial. Sejalan dengan perkembangan

Transfer Dana tersebut, kegiatan Transfer Dana yang aman dan lancar juga

semakin dibutuhkan oleh masyarakat.Sebagai manusia modern penggunaan sistem

transfer ini sangatlah memberikan kemudahan bagi nasabah bank untuk berbagai

transaksi dengan cepat dan aman, serta biaya pengiriman yang jauh lebih murah.

Pengiriman uang lewat bank dapat pula mengefisienkan waktu dengan mengirim

dari satu tempat ke beberapa tujuan sekaligus dalam waktu yang sama. Selain itu,

pihak bank juga akan mendapat keuntungan seperti pendapatan komisi transfer

dan sarana promosi. Dengan melakukan transaksi non-tunai baik melalui kartu

kredit, kartu debit, dan uang elektronik (e-money), perputaran uang akan lebih

mudah dicatat dan dilacak.

Di dalam pelaksanaannya, ternyata tidak semua kegiatan Transfer Dana

dapat berjalan sebagaimana yang diinginkan oleh pengguna jasa. Keterlambatan

sehari atau lebih dalam pelaksanaan pengirimannya dan Dana diterima oleh pihak

yang tidak berhak, adalah beberapa contoh praktek kelalaian yang berpotensi

menimbulkan kerugian bagi para pihak, baik bagi pihak pengirim maupun pihak

penerima Transfer Dana, apalagi jika kegiatan Transfer Dana dimaksudkan untuk

(10)

untuk memberikan perlindungan kepada para pengirim dana maka dikeluarkan

Peraturan Bank Indonesia tentang Transfer Dana sebagai peraturan yang lebih

rinci dari Undang-Undang Transfer Dana.

Pengelolaan jasa transfer juga harus ada beberapa prinsip karena di

dalamnya terdapat beberapa resiko, dimana sering terjadi kesalahan sehingga

dapat merugikan nasabah. Salah satu resiko yang sering terjadi dalam melakukan

pengiriman uang atau transfer dana adalah gagal transfer. Kegiatan transfer dana

juga dapat menimbulkan sedikit masalah atau timbulnya keluhan dari nasabah

ketika mesin yang digunakan untuk melakukan transfer dana tersebut mengalami

gangguan seperti offline, rusak, pengubahan sistem transfer dana yang dilakukan

oleh bank.Serta pemanfaatan teknologi informasi bagi industri perbankan dalam

inovasi produk jasa bank juga dibayang-bayangi oleh potensi resiko kegagalan

sistem dan/atau resiko kejahatan elektronik (cybercrime) yang dilakukan oleh

orang-orang yang tidak bertanggungjawab.Kegagalan sistem dapat disebabkan

karena adanya kerusakan sistem (seperti misalnya server down), dan dalam skala

luas bisa disebabkan karena adanya bencana alam. Sementara itu, cybercrime

yang terjadi pada industri perbankan di Indonesia cenderung meningkat di

Indonesia seperti terjadinya identity theft, carding, hacking, cracking, phising,

viruses, cybersquating, ATM fraud, dll.10

Dari kesalahan-kesalahan seperti yang dijelaskan diatas maka pasti ada

pihak yang bertanggungjawab atas hal itu.Tanggung jawab timbul dari perikatan,

10

(11)

baik yang berasal dari undang-undang maupun perjanjian.Dengan adanya

perjanjian yang dibuat oleh para pihak, timbul hak dan kewajiban pada

masing-masing pihak.Hak dan kewajiban para pihak ini erat kaitannya dengan masalah

tanggung jawab. Mereka bertanggung jawab atas segala akibat yang akan

ditimbulkan dari perjanjian yang telah dibuat. Pihak yang merasa dirugikan pasti

akan menuntut sebuah tanggung jawab. Tanggung jawab adalah mengenai

kewajiban untuk menebus (mengganti) apa yang menimbulkan kerugian, Dasar

pertanggungjawaban adalah kewajiban untuk membayar ganti rugi atas tindakan

yang menimbulkan kerugian.11

Dalam Pasal 21 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011

tertulis bahwa penyelenggara pengirim asal yang telah melakukan pengaksepan

perintah transfer dana tetap bertanggung jawab jika terjadi keadaan seperti

bencana alam, keadaan bahaya, huru-hara, konflik bersenjata, dan/atau keadaan

darurat lain yang ditetapkan pemerintah yang terjadi di daerah atau lokasi

penyelenggara pengirim asal yang sedang melakukan perintah transfer dana

berkewajiban membayar jasa, bunga, atau kompensasi kepasa pengirim asal atas

dana yang seharusnya ditransfer.

Bentuk pertanggungjawaban atas gugatan hukum

yang timbul dalam konteks hubungan antara nasabah dan bank berupa perbuatan

kelalaian atau perbuatan melawan hukum.

12

11

Lukman Santoso AZ, op. cit. hlm. 77

12

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Transfer Dana, Pasal 21 angka (1) dan (2).

Dalam pasal 10 PBI No. 14/23/PBI/2012

tentang transfer dana juga mengatur lebih rinci lagi tentang bagaimana tanggung

jawab yang dilakukan oleh pihak bank sebagai penyelenggara pengirim asal. Di

(12)

yang mengatur tentang tanggung jawab penyelenggaraan transaksi elektronik

adalah Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dalam rangka

perlindungan konsumen, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik ini mengatur adanya teknologi netral yang

dipergunakan dalam transaksi elektronik, serta mensyaratkan adanya kesepakatan

penggunaan sistem elektronik yang dipergunakan.

Dalam Pasal 21 angka (2) UU ITE juga mengatur tentang pihak-pihak yang

bertanggung jawab atas segala akibat hukum dalam pelaksanaan transaksi

elektronik adalah:

1. Jika dilakukan sendiri, segala akibat hukum dalam pelaksanaan transaksi

elektronik menjadi tanggung jawab para pihak yang bertransaksi.

2. Jika dilakukan melalui pemberian kuasa, segala akibat hukum dalam

pelaksanaan transaksi elektronik menjadi tanggung jawab pemberi kuasa.

3. Jika dilakukan melalui agen elektronik segala akibat hukum dalam pelaksanaan

transaksi elektronik menjadi tanggung jawab penyelenggara agen elektronik.

4. Jika kerugian transaksi elektronik disebabkan gagal beroperasinya agen

elektronik akibat tindakan pihak ketiga secara langsung terhadap sistem

elektronik, segala akibat hukum menjadi tanggung jawab penyelenggara agen

elektronik. Namun demikian jika kerugian transaksi elektronik disebabkan

gagal beroperasinya agen elektronik akibat kelalaian pihak pengguna jasa

(13)

Ketentuan tersebut tidak berlaku dalam hal dapat dibuktikan terjadinya keadaan

memaksa, kesalahan, dan /atau kelalaian pihak pengguna sistem elektronik.13

Selain itu setiap penyelenggara sistem elektronik diwajibkan untuk

menyediakan sistem elektronik secara andal dan aman serta bertanggung jawab

terhadap beroperasinya sistem elektronik sebagaimana mestinya.Penyelenggara

sistem elektronik bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan sistem

elektroniknya. Dalam rangka memberikan perlindungan dan keamanan bagi

penyelenggaraan kegiatan transaksi elektronik, sejalan dengan UU ITE, Bank

Indonesia telah menerbitkan berbagai pengaturan (regulasi) terkait penggunaan

teknologi informasi bagi perbankan dan lembaga penyelenggara sistem

pembayaran dalam bentuk Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank

Indonesia. Pengaturan tersebut antara lain ditujukan untuk meningkatkan

keamanan, integritas data, dan ketersediaan layanan electronic banking.

Penyusunan ketentuan mengenai penerapan manajemen resiko dalam penggunaan

teknologi informasi oleh bank dalam PBI No. 9/15/PBI/2007 dimaksudkan untuk

menjadi pokok-pokok penerapan manajemen resiko dalam penggunaan teknologi

informasi yang harus diterapkan oleh bank untuk resiko yang berhubungan

dengan penyelenggaraan teknologi informasi.Hal ini mengingat terdapat resiko

yang dapat merugikan bank dan nasabah seperti resiko operasional, resiko hukum,

13

(14)

dan resiko reputasi selain resiko perbankan lainnya seperti resiko likuiditas dan

resiko kredit.14

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi

dengan judul “Pertanggungjawaban Hukum Atas Pengubahan Sistem Transfer Untuk menjamin pemenuhan seluruh aspek, termasuk aspek perlindungan

konsumen, berkaitan dengan alat bukti, mengingat hampir seluruh kegiatan

transfer dana melibatkan penggunanaan media elektronik, dalam Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2011 diatur secara tegas cakupan alat bukti yang meliputi pula

informasi, dokumen secara elektronik, dan/atau hasil cetaknya merupakan alat

bukti yang sah. pengaturan tersebut dimaksudkan untuk mengakomodasi

perkembangan alat bukti dalam transaksi elektronik sehingga dapat meningkatkan

kepastian hukum bagi para pihak dalam melakukan kegiatan transfer dana.

Mengingat tindak pidana dalam berbagai transaksi saat ini tidak saja dilakukan

oleh individu, tetapi juga melibatkan korporasi. Dengan diaturnya segala aspek

terkait dengan kegiatan transfer dana, diharapkan para pihak, baik pihak dalam

negeri maupun luar negeri, semakin yakin dan merasa aman melakukan kegiatan

transfer dana tidak hanya dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,

tetapi juga dari dalam keluar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan

dari luar ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kondisi tersebut

secara langsung berdampak pada meningkatnya transaksi transfer dana yang pada

akhirnya juga akan mendorong kelancaran perkembangan ekonomi tanah air.

14 “Tanggung Jawab Penyelenggara Sistem Elektronik Pasca Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2008.”

(15)

Dana Yang Dilakukan Oleh Penyelenggara Bank Menurut Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2011.”

B . Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah

mengenai hal-hal berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan transfer dana melalui bank?

2. Bagaimanakah pelaksanaan hukum transfer dana melalui bank di Indonesia?

3. Bagaimanakah pertanggungjawaban secara hukum atas pengubahan sistem

transfer dana yang dilakukan oleh penyelenggara bank menurut

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011?

C . Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka, dapat disimpulkan bahwa

yang menjadi tujuan penulisan skripsi ini adalah :

1. Memberikan informasi tentang transfer dana di Indonesia .

2. Untuk memahami pelaksanaan hukum transfer dana melalui bank di

Indonesia.

3. Untuk mengetahui bentuk pertanggung jawaban secara hukum atas

pengubahan sistem transfer dana yang dilakukan oleh penyelenggara bank

menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011.

Manfaat penulisan dari penulisan skripsi ini adalah :

1 . Manfaat teoritis

Pembahasan yang akan dibahas dalam tulisan skripsi ini tentu akan

(16)

nasabah bank. Dan untuk mengetahui lebih dalam bagaimana pelaksanaan hukum

transfer dana melalui bank di Indonesia serta pertanggungjawaban hukum atas

pengubahan sistem transfer dana yang dilakukan oleh penyelenggara bank sesuai

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011.

2 . Manfaat praktis

Dapat dijadikan pedoman oleh baik itu penulis, mahasiswa, pemerintah,

praktisi hukum, masyarakat, ataupun khususnya para nasabah bank di Indonesia

agar kedepannya para nasabah tidak lagi bingung dalam transfer dana.

D . Keaslian Penulisan

Salah satu upaya dalam mengembangkan pemikiran yang kritis dan

menambah wawasan, penulis menuangkannya dalam sebuah skripsi yang berjudul

“Pertanggungjawaban Hukum Atas Pengubahan Sistem Transfer Dana Yang

Dilakukan Oleh Penyelenggara Bank Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun

2011”. Sebelum melakukan penulisan skripsi, penulis terlebih dahulu melakukan

penelusuran dan pengumpulan bahan-bahan baik berupa bahan pustaka,

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011, Peraturan Bank Indonesia dan lainya yang

berkaitan dengan perbankan dan transfer dana, yang diperoleh dari perpustakaan,

media cetak, serta media elektronik. Untuk mengetahui Keorisinalitas penulisan

terhadap berbagai judul skripsi yang tercatat pada Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara. Hal ini dibenarkan oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi

Hukum/Perpustakaan Universitas cabang Fakultas Hukum melalui surat

tertanggal 1 Desember 2016 yang menyatakan bahwa “tidak ada judul yang

(17)

E . Tinjauan Kepustakaan

Berdasarkan judul “Pertanggungjawaban Hukum Atas Pengubahan Sistem

Transfer Dana Yang Dilakukan Oleh Penyelenggara Bank Menurut

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011” dapat ditemukan beberapa istilah, diantaranya

yaitu :

1. Transfer Dana

Transfer dana menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun

2011 adalah “rangkaian kegiatan yang dimulai dengan perintah dari pengirim asal

yang bertujuan memindahkan sejumlah dana kepada penerima yang disebutkan

dalam perintah transfer dana sampai dengan diterimanya dana oleh penerima”.15 Pengiriman uang (transfer) adalah salah satu pelayanan bank kepada

masyarakat dengan bersedia menjalankan amanat nasabah untuk mengirimkan

sejumlah uang, baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing yang ditujukan

kepada pihak lain (perusahaan, lembaga, atau perorangan) ditempat lain baik

didalam maupun luar negeri. Berdasarkan pengertian diatas dapat dikatakan

bahwa yang dimaksud dengan pengiriman uang (transfer) adalah suatu kegiatan

yang dilakukan oleh bank untuk mengirim sejumlah uang yang ditujukan kepada

pihak tertentu dan tempat tertentu.Pengiriman uang tersebut dilakukan atas

permintan nasabah atau untuk keperluan dari bank yang bersangkutan.16

Sistem transfer Indonesia memiliki beberapa bentuk yaitu sistem transfer

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), sistem transfer Bank Indonesia

15

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Transfer Dana, Pasal 1 Ayat (1).

16

(18)

Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), sistem transfer pengiriman uang.

Masing-masing bentuk dari sistem transfer ini memiliki fungsi yang

berbeda-beda, seperti sistem BI-RTGS digunakan untuk transaksi di atas Rp. 100 juta ke

atas dan bersifat segera (urgent), sistem SKNBI digunakan untuk transaksi di

bawah Rp. 100 juta dan biaya yang relatif murah, dan sistem pengiriman uang

digunakan untuk mentransfer uang baik domestik maupun lintas batas (cross

border). Sistem ini biasanya digunakan oleh para TKI, turis mancanegara, dan

orang tua pelajar Indonesia di luar negeri.17 2. Pengaksepan (Acceptance).

Pengaksepan (Acceptance) di dalam Pasal 1 angka (15) Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2011 adalah kegiatan penyelenggara penerima yang menunjukkan

persetujuan untuk melaksanakan atau memenuhi isi perintah transfer dana yang

diterima. Dengan adanya Pengaksepan berarti telah ada kesepakatan dari

Penyelenggara Penerima untuk melaksanakan Perintah Transfer Dana dari

Pengirim. Pengaturan sebagai perjanjian yang terpisah dan berdiri sendiri

dimaksudkan untuk memberikan penegasan bahwa walaupun Transfer Dana

merupakan suatu rangkaian kegiatan, hubungan hukum di antara setiap pihak

dalam proses Transfer Dana diatur berdasarkan kesepakatan di antara setiap pihak

yang terlibat dalam setiap perjanjian Transfer Dana. Dengan demikian, batalnya

salah satu perjanjian tidak dengan sendirinya membatalkan perjanjian lain.

3. Tanggung jawab hukum

17

(19)

Tanggung jawab timbul dari perikatan, baik yang berasal dari

undang-undang maupun dari perjanjian.Dengan adanya perjanjian yang dibuat oleh para

pihak, timbul hak dan kewajiban para pihak ini erat kaitannya dengan masalah

tanggung jawab.Dasar pertanggungjawaban adalah kewajiban membayar ganti

rugi atas tindakan yang telah menimbulkan kerugian.18

18

Lukman Santoso AZ, op. cit. hlm. 76.

F . Metode Penelitian

Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan

dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka metode penelitian yang

digunakan antara lain :

1 . Jenis dan Sifat penelitian

Penelitian dalam menyusun skripsi ini ialah penelitian hukum normatif yang

bersifat deskriptif. Penelitian normatif juga disebut dengan penelitian doktrinal

(doctrinal research) yaitu penelitian yang memusatkan pada analisis hukum baik

hukum yang tertulis dalam buku (law in books) maupun hukum yang diputuskan

oleh hakim melalui putusan pengadilan (law is decided by the judge through the

judicial process).

Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan

secara tepat mengenai peraturan hukum dalam konteks teori-teori hukum dan

pelaksanaannya. Adapun pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

pendekatan yang mengkonsepsikan hukum sebagai norma, kaidah, maupun azas

dengan tahapan berupa studi kepustakaan dengan pendekatan dari berbagai

(20)

Metode penelitian juga menggabungkan dengan studi kepustakaan (library

research) dengan menggunakan media literatur yang ada maupun jurnal ilmiah

elektronik lainnya seperti internet dan tinjauan yuridis.

2 . Data Penelitian

Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan data primer, data sekunder, dan

data tertier, yaitu:

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang terdiri dari kaidah dasar dan

peraturan perundang-undangan yang mengikat, antara lain Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2011, Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/23/PBI/2012 dan

aturan-aturan lain yang berkaitan.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu badan hukum yang memberi penjelasan tentang

bahan hukum primer, seperti buku-buku, makalah-makalah, jurnal-jurnal,

pendapat para ahli, hasil penelitian, dan lain sebagainya.

c. Bahan hukum tertier, yaitu bahan hukum yang memberi penjelasan terhadap

bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus hukum,

bahan-bahan dari internet, dan lain sebagainya.

3 . Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara Penelitian kepustakaan

(library research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti

bahan-bahan pustaka yang disebut dengan data sekunder berupa perundang-undangan,

karya ilmiah para ahli, sejumlah buku-buku, artikel-artikel baik dari surat kabar,

(21)

memperoleh data-data atau bahan-bahan yang bersifat teoritis yang dipergunakan

sebagai dasar dalam penelitian.

4 . Analisis data

Data primer dan data sekunder yang telah disusun secara sistematis

kemudian dianalisa secara kualitatif dengan menggunakan metode deduktif dan

induktif.Metode deduktif dilakukan dengan membaca, menafsirkan, dan

membandingkan, sedangkan metode induktif dilakukan dengan menerjemahkan

berbagai sumber yang berhubungan dengan topik dalam skripsi ini, sehingga

diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian yang telah

dirumuskan.

G . Sistematika Penulisan

Dalam menghasilan karya ilmiah yang baik, maka penulisan skripsi ini

diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur dan terbagi dalam bab-bab

yang saling berkaitan satu sama lain.

Adapun sistematika penulisan yang terdapat dalam skripsi ini adalah sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mengenai latar belakang penelitian, yang berisi alasan-alasan

penulis mengambil judul sebagaimana tercantum diatas. Uraian-uraian

dalam bab ini ditujukan sebagai penjelasan awal mengenai

terminologi-terminologi yang digunakan untuk mengemukakan

(22)

signifikasi pembahasan. Disamping itu untuk mempertegas

pembahasan dicantum pula maksud dan tujuan serta kegunaan

penelitian.

BAB II PENGERTIAN TRANSFER DANA SECARA UMUM

Bab ini menjelaskan pengertian transfer dana secara umum termasuk

diantaranya adalah macam-macam transfer dana, pihak-pihak yang

terkait dalam transfer dana, mekanisme transfer dana, prosedur

transfer dana, kelebihan dan kekurangan dari transfer dana.

BAB III TINJAUAN UMUM PELAKSANAAN HUKUM TRANSFER DANA

DI INDONESIA

Bab ini menjelaskan bagaimana pelaksanaan hukum transfer dana di

Indonesia menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 dan

Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/23/PBI/2012 tentang Transfer

Dana serta Perbandingan pelaksanaan hukum transfer transfer dana di

Indonesia menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 dan

Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/23/PBI/2012.

BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM ATAS PENGUBAHAN

SISTEM TRANSFER DANA YANG DILAKUKAN OLEH

PENYELENGGARA BANK MENURUT UNDANG-UNDANG

NOMOR 3 TAHUN 2011

Bab ini menjelaskan transfer dana secara umumnya, pengubahan

sistem transfer dana yang dilakukan oleh penyelenggara bank menurut

(23)

bank apabila terjadi kesalahan dalam transfer uang menurut

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang dikemukakan berdasarkan

permasalahan yang telah dibahas dan dianalisis, dalam bab ini juga

dikemukakan berbagai saran dari penulis sesuai dengan penelitian

Referensi

Dokumen terkait

(1) how lexical density progresses among and within the selected English textbooks, (2) how lexical variation progresses among and within the selected English

Efek berkelanjutan (multilier effect) dari pembentukan karakter positif anak akan dapat terlihat, seperti yang digambarkan oleh Jan Wallander, “Kemampuan sosial dan emosi pada

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kontekstual dalam upaya meningkatkan kerjasama siswa kelas XI yang dilihat dari aspek A sampai dengan J berhasil

For all chemicals, it is recommended to cover all parts of the body by wearing an overall with long sleeves, cap, goggles or face shield, mask, gloves and boots.. The type of

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kurikulum 2013 dilihat dari proses perencanaan pembelajaran tematik terpadu, pelaksanaan

Perilaku nyeri akan diobservasi selama 10 menit protokol aktivitas ini meliputi : duduk untuk periode 1 menit dan lagi selama 2 menit, berdiri untuk periode 1 menit dan lagi selama

Peluang emprik merupakan rasio dari hasil yang dimaksud dengan semua hasil yang mungkin pada suatu eksprimen lebih dari satu.Dalam suatu percobaan dimana setiap hasil memunyai

pengiriman pesan melalui jaringan Internet. Pada penelitian tersebut digunakan media gambar sebagai cover. Hasil penelitian tersebut adalah sebuah aplikasi