• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2012 (Lampiran 1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2012 (Lampiran 1)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Penerim

ktif sejak 1 Ja pihak lain m

a lain terjadiny

(4)

Penerimaan Pajak Dalam Negeri Rp930,86 triliun

B.2.1.1.1.Pajak Dalam Negeri

Realisasi Penerimaan Pajak Dalam Negeri TA 2012 adalah sebesar Rp930.861.839.509.438 atau mencapai 96,13 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN-P sebesar Rp968.293.241.511.000. Hal ini berarti realisasi Pajak Dalam Negeri TA 2012 lebih besar Rp111.109.413.167.015 atau naik 13,55 persen dibandingkan dengan realisasi TA 2011. Besarnya realisasi Pajak Dalam Negeri ini adalah sebagai berikut (dalam Rp):

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited)

PPh Migas 83.460.868.001.301 73.095.496.754.938

PPh Nonmigas 377.942.175.058.445 354.683.553.082.514

PPh Fiskal 1.338.076.044 4.026.576.864

PPh Ditanggung Pemerintah 3.665.260.413.269 3.338.636.314.000

PPN dan PPnBM 337.584.577.488.285 277.800.076.679.384

PBB 28.968.862.702.282 29.893.164.324.396

BPHTB - (730.151.679)

Cukai 95.027.881.221.457 77.010.010.613.795

Pajak Lainnya 4.210.876.548.355 3.928.192.148.211

Jumlah 930.861.839.509.438 819.752.426.342.423

Dalam realisasi Penerimaan Perpajakan Dalam Negeri tersebut termasuk penerimaan atas Pajak Penghasilan DTP sebesar Rp3.665.260.413.269 dalam bentuk Subsidi.

Pendapatan Pajak Dalam Negeri mengalami kenaikan dibandingkan dengan TA 2011, dikarenakan antara lain adanya kebijakan registrasi ulang PKP, sensus pajak nasional serta kebijakan lainnya yang ditujukan untuk mendongkrak penerimaan pajak.

Realisasi Pendapatan Cukai TA 2012 mengalami kenaikan karena kenaikan tarif Cukai Hasil Tembakau dan efektifitas pengawasan peredaran Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) melalui pelekatan pita cukai.

Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Daftar 1.

Pajak Perdagangan Internasional Rp49,66 triliun

B.2.1.1.2.Pajak Perdagangan Internasional

Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional TA 2012 adalah sebesar Rp49.656.293.809.881, atau mencapai 103,57 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN-P sebesar Rp47.944.100.000.000. Hal ini berarti Pajak Perdagangan Internasional TA 2012 lebih kecil Rp4.465.172.247.077 atau turun 8,25 persen dibandingkan dengan realisasi TA 2011. Rincian realisasi Pajak Perdagangan Internasional adalah (dalam Rp):

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited)

Bea Masuk 28.418.359.044.419 25.265.863.309.375

Bea Keluar 21.237.934.765.462 28.855.602.747.583

Jumlah 49.656.293.809.881 54.121.466.056.958

Dalam realisasi Penerimaan Bea Masuk TA 2012, termasuk Penerimaan Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BM-DTP) sebesar Rp99.813.751.137.

Penurunan Bea Keluar TA 2012 disebabkan oleh penurunan tarif Bea Keluar dan Harga Patokan Ekspor (HPE) sehingga terjadi pergeseran komoditi ekspor Crude Palm Oil (CPO).

(5)

PNBP Rp351,80 triliun

B.2.1.2.Penerimaan Negara Bukan Pajak

Realisasi PNBP TA 2012 adalah sebesar Rp351.804.746.666.862 mencapai 103,13 persen dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN-P sebesar Rp341.142.610.103.000. Hal ini berarti realisasi PNBP TA 2012 lebih besar Rp20.332.925.568.133 atau naik 6,13 persen dibandingkan dengan realisasi TA 2011. Realisasi PNBP berasal dari (i) Penerimaan Sumber Daya Alam; (ii) Bagian Pemerintah atas Laba BUMN; (iii) PNBP Lainnya, dan (iv) Pendapatan BLU.

Penerimaan SDA Rp225,87 triliun

B.2.1.2.1.Penerimaan Sumber Daya Alam

Realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA) TA 2012 adalah sebesar Rp225.843.973.463.751, atau mencapai 104,00 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp217.158.876.693.000. Hal ini berarti Penerimaan SDA TA 2012 lebih besar Rp12.020.623.910.924 atau naik 5,62 persen dibandingkan dengan realisasi TA 2011. Rincian realisasi Penerimaan SDA adalah sebagai berikut (dalam Rp):

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited)

Pendapatan Minyak Bumi 144.717.087.022.468 141.303.493.452.283

Pendapatan Gas Alam 61.106.427.615.761 52.187.085.923.633

Pendapatan Pertambangan Umum 15.877.387.816.604 16.369.789.735.678

Pendapatan Kehutanan 3.188.338.362.520 3.216.476.006.406

Pendapatan Perikanan 215.766.602.000 183.802.161.080

Pendapatan Pertambangan Panas Bumi 738.966.044.398 562.702.273.747

Jumlah 225.843.973.463.751 213.823.349.552.827

Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Daftar 1.

Peningkatan pendapatan minyak bumi pada TA 2012 utamanya disebabkan oleh naiknya harga rata-rata minyak mentah Indonesia, dimana pada tahun 2011 rata-rata harga minyak mentah Indonesia mencapai USD111.55/barrel sementara pada tahun 2012 harganya naik hingga pada level USD112.73/barrel. Pendapatan Gas Bumi juga mengalami kenaikan sebesar 17,09 persen. Kondisi ini antara lain disebabkan karena lebih tingginya rata-rata Indonesian Crude Price (ICP) tahun 2012 bila dibandingkan dengan tahun 2011, dimana ICP tersebut mempengaruhi formula harga LNG. Mengingat kontribusi terbesar Pendapatan Gas Bumi berasal dari penerimaan LNG, maka kenaikan ICP tersebut sangat berpengaruh terhadap capaian Pendapatan Gas Bumi.

Bagian Pemerintah atas Laba BUMN Rp30,80 triliun

B.2.1.2.2.Bagian Pemerintah atas Laba BUMN

Realisasi Bagian Pemerintah atas Laba BUMN TA 2012 adalah sebesar Rp30.797.972.717.670 atau mencapai 100,07 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp30.776.336.250.000. Hal ini berarti Bagian Laba Pemerintah atas Laba BUMN TA 2012 lebih besar Rp2.613.999.591.070 atau naik 9,27 persen dibandingkan dengan realisasi TA 2011.

Realisasi Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba BUMN terdiri dari (dalam Rp):

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited)

Pendapatan Laba BUMN Perbankan 4.070.293.177.055 3.627.944.571.970

Pendapatan Laba BUMN Non Perbankan 26.727.679.540.615 24.556.028.554.630

Jumlah 30.797.972.717.670 28.183.973.126.600

(6)

Nama BUMN Jumlah (Rp)

1 PT Pertamina 7.257.043.000.000

2 PT Telkom 3.832.434.555.606

3 PT PLN 3.500.000.000.000

4 PT Pupuk Indonesia 2.042.313.500.701

5 PT Bank Rakyat Indonesia 1.711.944.248.000

6 PT Perusahaan Gas Negara 1.708.868.546.055

7 PT Bank Mandiri 1.469.525.260.000

8 PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 1.049.380.332.000

9 PT Semen Gresik 1.001.076.591.340

10 PT Bank Negara Indonesia 699.100.833.310

Total 10 BUMN 24.271.686.867.012

PNBP Lainnya Rp73,46 triliun

B.2.1.2.3.Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya

Realisasi PNBP Lainnya TA 2012 adalah sebesar Rp73.458.504.524.407 atau 100,90 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P yaitu sebesar Rp72.799.374.473.000. Hal ini berarti realisasi PNBP Lainnya TA 2012 lebih besar Rp4.098.001.691.875 atau naik 5,91 persen dibandingkan dengan realisasi TA 2011. Realisasi PNBP Lainnya ini terdiri dari (dalam Rp):

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited)

Pendapatan Penjualan dan Sewa 23.253.375.898.356 21.650.214.589.444

Pendapatan Jasa 26.207.952.723.749 26.634.516.584.922

Pendapatan Bunga 11.667.960.412.611 4.893.238.511.754

Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan dan Hasil

Tindak Pidana Korupsi 251.243.211.606 240.761.503.805

Pendapatan Pendidikan 2.375.603.736.186 2.965.915.235.801

Pendapatan Gratifikasi dan Uang Sitaan Hasil

Korupsi 158.144.829.032 92.848.578.390

Pendapatan Iuran dan Denda 1.459.529.823.727 1.319.106.624.583

Pendapatan Lain-lain 8.084.693.889.140 11.563.901.203.833

Jumlah 73.458.504.524.407 69.360.502.832.532

Pendapatan lain-lain dari penerimaan bukan pajak lainnya berasal dari pendapatan penerimaan kembali belanja Tahun Anggaran yang lalu sebesar Rp4.661.015.950.737, pendapatan pelunasan piutang sebesar Rp54.165.965.036, pendapatan dari penutupan rekening sebesar Rp56.455.641.949, pendapatan dari selisih kurs sebesar Rp2.091.891.225.681 serta pendapatan lain-lain sebesar Rp1.221.165.105.737.

Pendapatan BLU Rp21,70 triliun

B.2.1.2.4. Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU)

(7)

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited) Pendapatan Jasa Layanan Umum:

Pendapatan Penyediaan Barang dan Jasa

kepada Masyarakat 17.237.212.849.937 17.215.810.979.582

Pendapatan dari Pengelolaan Wilayah/

Kawasan Tertentu 742.623.094.171 102.760.116.486

Pengelolaan Dana Khusus untuk Masyarakat 1.492.015.834.729 503.261.094.628

Total Pendapatan Jasa Layanan Umum 19.471.851.778.837 17.821.832.190.696

Pendapatan Hibah BLU 83.863.755.868 167.462.819.227

Pendapatan Hasil Kerjasama BLU 1.081.392.058.923 647.563.491.201

Pendapatan BLU Lainnya 1.067.188.367.406 1.467.137.085.647

Jumlah 21.704.295.961.034 20.103.995.586.771

Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Daftar 1.

Penerimaan Hibah Rp5,79 triliun

B.2.1.3. Penerimaan Hibah

Realisasi Penerimaan Hibah Tahun Anggaran (TA) 2012 adalah sebesar Rp5.786.749.186.777 atau 701,35 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp825.091.586.000. Hal ini berarti Penerimaan Hibah TA 2012 lebih besar Rp532.809.325.473 atau naik 10,14 persen dibandingkan dengan realisasi TA 2011.

Realisasi Penerimaan Hibah TA 2012 termasuk realisasi Pendapatan Hibah Non Kas (barang dan jasa) sebesar Rp1.645.047.367.798. Pendapatan Hibah Non Kas tersebut dicatat dengan jumlah yang sama pada sisi belanja. Pendapatan Hibah Non Kas tidak dicatat pada Laporan Arus Kas.

Pada TA 2012, masih terdapat Pendapatan Hibah Langsung pada beberapa K/L yang belum dilaporkan kepada Menteri Keuangan selaku BUN. Hal ini terjadi dikarenakan K/L tidak mematuhi ketentuan pengelolaan hibah sesuai dengan PMK 191/PMK.05/2011 tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah.

Rincian lebih lanjut Penerimaan Hibah dapat dilihat dalam Daftar 1.

Belanja Negara Rp1.491,41 triliun

B.2.2.Belanja Negara

Realisasi Belanja Negara TA 2012 adalah sebesar Rp1.491.410.224.590.994 atau 96,33 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp1.548.310.378.180.000. Belanja Negara TA 2012 lebih besar Rp196.411.078.115.970 atau naik 15,17 persen dibandingkan dengan realisasi TA 2011. Realisasi Belanja Negara terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat dan Transfer ke Daerah.

Belanja Pemerintah Pusat Rp1.010,56 triliun

B.2.2.1.Belanja Pemerintah Pusat

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat TA 2012 adalah sebesar Rp1.010.558.236.531.814 atau 94,49 persen dari APBN-P sebesar Rp1.069.534.444.947.000. Hal ini berarti realisasi Belanja Pemerintah Pusat TA 2012 lebih besar Rp126.836.350.335.295 atau 14,35 persen dari Realisasi TA 2011.

(8)

Belanja Pemerintah Pusat menurut Organisasi/BA

Belanja Pemerintah Pusat Menurut Organisasi/Bagian Anggaran

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat TA 2012 menurut Bagian Anggaran (BA) terbesar adalah pada BA 999 (Bendahara Umum Negara) sebesar Rp520.491.471.144.915 atau 51,51 persen dari total Belanja Pemerintah Pusat.

Sementara itu, total realisasi Belanja Pemerintah Pusat TA 2012 pada K/L (selain BA BUN) adalah sebesar Rp490.066.765.386.899. Dari total realisasi belanja tersebut, realisasi belanja pada K/L terbesar adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebesar Rp67.585.415.013.820 atau 13,79 persen dari total realisasi Belanja Pemerintah Pusat untuk K/L.

Komposisi 5 (lima) terbesar K/L pengguna anggaran Belanja Pemerintah Pusat (dalam persentase) selain BA 999 (Bendahara Umum Negara) pada TA 2012 dapat dilihat pada Grafik 34.

Grafik 34 Komposisi Lima Terbesar Kementerian Negara/Lembaga Pengguna Anggaran Belanja Pemerintah Pusat TA 2012

Rincian realisasi Belanja Pemerintah Pusat menurut Organisasi/Bagian Anggaran dapat dilihat dalam Daftar 2.

Belanja Pemerintah Pusat menurut Fungsi

Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat juga dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi. Fungsi adalah perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional. Belanja Pemerintah Pusat menurut Fungsi terbagi dalam 11 (sebelas) fungsi, yaitu fungsi pelayanan umum, fungsi pertahanan, fungsi ketertiban dan keamanan, fungsi ekonomi, fungsi lingkungan hidup, fungsi perumahan dan fasilitas umum, fungsi kesehatan, fungsi pariwisata dan budaya, fungsi agama, fungsi pendidikan, dan fungsi perlindungan sosial.

(9)

Tabel 13 Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi TA 2012 dan TA 2011

(dalam rupiah)

Kode Uraian Fungsi TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited) 01 Pelayanan Umum 647.679.133.687.265 508.945.453.627.554

02 Pertahanan 61.226.856.461.850 51.120.989.252.897

03 Ketertiban dan Keamanan 29.096.481.226.224 21.691.237.865.477

04 Ekonomi 105.574.547.152.010 87.246.161.514.834

05 Lingkungan Hidup 8.814.131.853.162 8.615.095.671.607

06 Perumahan dan Fasilitas Umum 26.440.889.955.614 22.937.807.929.477

07 Kesehatan 15.181.702.690.994 14.088.769.256.193

08 Pariwisata dan Budaya 2.516.325.963.996 3.553.453.017.287

09 Agama 3.419.676.039.247 1.424.732.819.450

10 Pendidikan 105.207.547.524.813 97.854.046.904.341

11 Kependudukan dan Perlindungan Sosial 5.081.514.261.077 3.906.376.361.526

00 Tidak ada fungsi 319.429.715.562 62.337.761.975.876

Total 1.010.558.236.531.814 883.721.886.196.519

Komposisi realisasi Belanja Pemerintah Pusat menurut Fungsi TA 2012 dapat terlihat pada Grafik 35.

Grafik 35 Komposisi Realisasi Belanja Pemerintah Pusat menurut Fungsi TA 2012

Laporan Realisasi Anggaran Belanja Pemerintah menurut Fungsi dapat dilihat dalam Daftar 2.

Belanja Pemerintah Pusat menurut Jenis Belanja

Belanja Pemerintah Pusat Menurut Jenis Belanja

(10)

Grafik 36 Komposisi Realisasi Belanja Pemerintah Pusat menurut Jenis Belanja TA 2012

Belanja Pegawai Rp197,86 triliun

B.2.2.1.1. Belanja Pegawai

Realisasi Belanja Pegawai TA 2012 adalah sebesar Rp197.863.565.816.235 yang berarti 92,91 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp212.971.607.708.622. Hal ini berarti realisasi Belanja Pegawai TA 2012 lebih besar Rp22.125.647.397.220 atau naik 12,59 persen dari realisasi TA 2011. Rincian Belanja Pegawai adalah sebagai berikut (dalam Rp):

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited)

Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 55.882.007.708.730 49.445.102.508.675

Belanja Gaji dan Tunjangan TNI/POLRI 44.483.930.328.017 40.263.378.647.670

Belanja Gaji dan Tunjangan Pejabat Negara 719.204.490.870 819.043.606.833

Belanja Gaji Dokter PTT 822.268.259.230 771.007.436.015

Belanja Gaji dan Tunjangan Non PNS 263.852.761.938 248.850.447.822

Belanja Honorarium 1.388.430.803.700 1.369.522.161.066

Belanja Lembur 652.210.581.779 501.542.768.155

Belanja Vakasi 231.246.787.842 217.880.587.087

Belanja Tunjangan Khusus dan Belanja

Pegawai Transito 23.491.693.093.887 20.337.994.683.749

Belanja Pensiun dan Uang Tunggu 67.282.448.603.246 59.472.181.551.185

Belanja Asuransi Kesehatan 2.482.037.544.996 2.141.251.233.920

Belanja Tunjangan Kesehatan Veteran 164.234.852.000 150.576.864.996

Belanja Cadangan Perubahan Sharing - (374.730.220)

Belanja Kontribusi APBN Pembayaran Pensiun

Eks PNS Dep. Hub. Pada PT KAI - (39.347.938)

Jumlah 197.863.565.816.235 175.737.918.419.015

Belanja Barang Rp140,88 triliun

B.2.2.1.2. Belanja Barang

(11)

persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp160.031.270.543.988. Hal ini berarti realisasi Belanja Barang TA 2012 lebih besar Rp16.245.395.895.457 atau naik 13,03 persen dari Realisasi TA 2011. Rinciannya adalah sebagai berikut (dalam Rp):

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited)

Belanja Barang Operasional 24.071.839.666.586 21.729.366.193.581

Belanja Barang Non Operasional 43.962.828.987.692 42.942.839.212.826

Belanja Jasa Untuk Pencatatan Jasa dari Hibah 855.186.352.250 -

Belanja Barang Penunjang Kegiatan DK/TP *) - 82.251.235.675

Belanja Barang Fisik Lain Tugas Pembantuan*) - 2.054.644.291.841

Belanja Barang Pencatatan Persediaan Hibah 26.778.115.731 2.167.190.771

Belanja Jasa 17.697.456.305.673 16.360.913.536.031

Belanja Pemeliharaan 10.964.292.083.598 9.284.590.642.833

Belanja Perjalanan Dalam Negeri 17.862.360.165.289 17.919.945.204.322

Belanja Perjalanan Luar Negeri 1.831.343.630.403 1.719.352.848.549

Belanja Barang BLU 15.548.283.729.110 12.543.409.145.875

Belanja Barang Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat atau Pemda

6.747.090.396.287 -

Belanja Barang Penunjang Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

246.266.412.038 -

Belanja Barang Lainnya Untuk Diserahkan Pada Masyarakat atau Pemda

1.071.149.553.104 -

Jumlah 140.884.875.397.761 124.639.479.502.304

*) Belanja Barang Fisik Lain Tugas Pembantuan dan Belanja Barang Pencatatan Persediaan Hibah pada tahun 2012 disajikan pada Belanja Barang untuk Diserahkan Kepada Masyarakat atau Pemda.

Belanja Barang BLU sebesar Rp15.548.283.729.110 terdiri dari:

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited)

Belanja Gaji dan Tunjangan 5.837.763.744.726 4.336.578.718.401

Belanja Barang 5.212.176.260.326 4.590.288.645.438

Belanja Jasa 1.679.228.854.277 1.498.345.274.987

Belanja Pemeliharaan 518.994.766.653 421.634.028.720

Belanja Perjalanan 503.406.694.730 346.829.623.278

Belanja Penyedia Barang dan Jasa BLU Lainnya 1.796.713.408.398 1.349.732.855.051

Jumlah 15.548.283.729.110 12.543.409.145.875

Belanja gaji dan tunjangan yang didanai dari pendapatan BLU, sesuai ketentuan belanja tersebut dimasukkan sebagai Belanja Barang.

Pada TA 2012, terdapat Belanja Barang yang dianggarkan dalam Belanja Modal dan sebaliknya, Belanja Modal yang dianggarkan dalam Belanja Barang. Kondisi ini dikarenakan K/L tidak cermat dalam penyusunan RKA K/L dan dokumen pelaksanaan anggaran. Dalam hal Belanja Barang menghasilkan Aset Tetap, Aset Tetap tersebut dilaporkan pada Neraca dan Laporan BMN.

Belanja Modal Rp145,10 triliun

B.2.2.1.3. Belanja Modal

(12)

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited)

Belanja Modal Tanah 3.621.341.327.511 3.488.566.777.978

Belanja Modal Peralatan dan Mesin 43.489.836.812.569 38.946.011.361.882

Belanja Modal Gedung dan Bangunan 19.549.767.573.166 20.705.816.487.069

Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 72.322.551.241.233 49.586.433.921.962

Belanja Modal Fisik Lainnya 4.011.444.117.446 3.342.382.032.693

Belanja Modal BLU 2.103.005.518.752 1.785.321.489.748

Belanja Dana Bergulir 6.201.902.176 -

Jumlah 145.104.148.492.853 117.854.532.071.332

Belanja Modal BLU terdiri dari (Rp):

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited)

Belanja Modal Tanah 150.719.912.664 60.615.528.743

Belanja Modal Peralatan dan Mesin 848.275.218.082 802.897.438.638

Belanja Modal Gedung dan Bangunan 830.813.852.516 707.869.155.393

Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 43.048.248.487 32.102.737.074

Belanja Modal Fisik Lainnya 230.148.287.003 181.836.629.900

Jumlah 2.103.005.518.752 1.785.321.489.748

Pembayaran Bunga Utang Rp100,52 triliun

B.2.2.1.4. Pembayaran Bunga Utang

Realisasi Belanja Pembayaran Bunga Utang TA 2012 adalah sebesar Rp100.515.994.274.844 yang berarti 85,34 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp117.785.423.800.000. Hal ini berarti realisasi Belanja Pembayaran Bunga Utang TA 2012 lebih besar Rp7.254.074.463.958 atau naik 7,78 persen dari Realisasi TA 2011. Rincian Pembayaran Bunga Utang TA 2012 adalah sebagai berikut (dalam Rp):

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited) Belanja Pembayaran Bunga Utang DN – Jangka Panjang 60.781.137.150.467 57.210.627.839.839 Belanja Pembayaran Bunga Utang LN – Jangka Panjang 28.911.498.253.076 25.547.248.269.356 Belanja Pembayaran Imbalan SBSN DN 6.297.744.208.100 4.768.589.586.200 Belanja Pembayaran Imbalan SBSN LN 930.763.140.850 514.676.089.450 Belanja Pembayaran Discount SUN DN 1.456.999.522.900 3.236.157.597.300 Belanja Pembayaran Discount SUN LN 449.948.400.000 373.905.900.000 Belanja Pembayaran Loss on Bond Redemption atas

Pembelian Kembali Obligasi Negara DN 158.467.625.000 310.612.680.000 Belanja Pembayaran Discount Imbalan SBSN DN 913.801.227.200 51.466.619.000 Belanja Pembayaran Denda (Imbalan Bunga Pajak) 615.634.747.251 1.247.399.871.387 Belanja Pembayaran Biaya Penerimaan Hibah 1.235.358.354

Jumlah 100.515.994.274.844 93.261.919.810.886

Subsidi Rp346,42 triliun

B.2.2.1.5. Subsidi

(13)

Subsidi Premium 107.245.394.379.018 79.782.409.098.742 Subsidi Minyak Solar 64.671.963.110.933 53.345.090.871.434 Subsidi Minyak Tanah 7.129.123.174.256 9.441.089.427.448

Subsidi Elpiji 32.849.226.819.432 22.592.749.583.351

Subsidi Pangan 19.117.023.857.614 16.539.282.621.000

Subsidi Listrik 94.583.027.782.554 90.447.485.461.331

Subsidi Benih 60.261.413.488 96.913.542.095

Subsidi Pupuk 13.958.483.702.000 16.344.587.997.389

Belanja Subsidi PPh 3.663.360.000.000 3.338.636.314.000

Belanja Subsidi BM 99.813.751.137 73.117.396.000

Belanja Subsidi PT KAI 680.157.912.253 630.870.912.779

Belanja Subsidi PT PELNI 897.631.980.000 872.752.505.000

Subsidi PT Pos dan Giro 272.465.000.000 256.944.900.000

Belanja Subsidi dalam rangka PSO Lainnya 82.095.280.087 73.359.751.500

Subsidi Bunga KPR - 611.843.137.443

Subsidi Bunga Ketahanan Pangan 196.083.320.374 179.386.459.289 Subsidi Bunga Kredit Program Eks KLBI 7.280.924.101 10.070.776.218 Subsidi Bunga Kredit Biofuel (KPEN-RP) 76.986.565.900 74.504.074.566

Belanja Subsidi Bung Kredit Program Lainnya 97.100.045 -

Belanja Subsidi Imbalan Jasa Penjamin Kredit Usaha

Rakyat (KUR) 801.125.000.000 624.165.242.603

Subsidi Bunga Pengusaha NAD dan Nias 1.393.147.033 2.760.047.151 Belanja Subsidi Kredit Sektor Peternakan 26.980.152.536 20.080.545.778 Belanja Subsidi Kredit Resi Gudang 429.809.571 128.971.207

Jumlah 346.420.404.182.332 295.358.229.636.324

Terlampauinya realisasi Belanja Subsidi dalam APBN-P dapat terjadi sesuai dengan Pasal 15 UU Nomor 4 Tahun 2012 tentang Perubahan UU Nomor 22 Tahun 2011 tentang APBN TA 2012, yang menyatakan bahwa Belanja Subsidi dapat disesuaikan dengan kebutuhan realisasi pada tahun anggaran berjalan untuk mengantisipasi deviasi realisasi asumsi ekonomi makro dan perubahan parameter subsidi, berdasarkan kemampuan keuangan negara.

Di dalam realisasi pembayaran subsidi listrik tahun 2012 sebesar Rp94.583.027.782.554 sudah termasuk pula pembayaran kekurangan subsidi listrik tahun 2010 sebesar Rp4.506.797.782.554.

Pagu subsidi Listrik pada Pasal 8 UU Nomor 4 Tahun 2012 ditetapkan sebesar Rp64.973.400.000.000, dan Cadangan Energi sebesar Rp23.000.000.000.000, sedangkan Pagu Subsidi Listrik pada DIPA Nomor : 0145/999-07.1.03/00/2012 tanggal 31 Januari 2012 sebesar Rp94.583.030.000.000 sehingga DIPA Subsidi Listrik TA 2012 lebih tinggi sebesar Rp6.609.630.000.000. Perhitungan jumlah Subsidi Listrik tahun 2012 yang diusulkan oleh Pemerintah sebesar Rp93.052,66 miliar tersebut, didasarkan pada asumsi dan parameter Subsidi Listrik sebagai berikut :

(14)

7

- IDO (juta/kl) - Batubara (juta ton) - Gas (juta BBTU) - Panas Bumi (TW H) - Bio Diesel (juta KL) Margin (%)

- 48.1 0.37 3.40 0.24 7

0.02 39.4 0.35 3.47 0.01 7

0.02 (8.7) (0.02) 0.07 (0.24) - Subsidi Tahun Berjalan (miliar

RP)

40.453,40 89.545,86 49,092.46

Kurang bayar 2010 (audited) Kekurangan 2011 (unaudited Carryover 2012 ke 2013

4.506,8 4.500,0 (4.500,0)

4.506,8 3.500,0 (4.500,0)

0.0 (1.000,0) -

Total Subsidi (miliar Rp) 44.960,20 93.052,66 48.092,47

Kenaikan realisasi belanja subsidi jenis premium, minyak solar dan subsidi LPG disebabkan oleh:

a. Kenaikan rata-rata realisasi harga indeks pasar BBM Mean of Platts Singapore (MOPS) tahun 2012 yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 dengan rincian.

(dalam US$/bbl)

Uraian TA 2012 TA 2011 Naik/(Turun)

Premium 118,13 114,53 3,60

Minyak Solar 126,21 122,72 3,49

b. Realisasi volume jenis premium dan minyak solar serta LPG tabung 3 Kg yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 dengan rincian.

Uraian TA 2012 TA 2011 Naik/(Turun)

Premium (ribu KL) 27.341 25.523 1.818

Minyak Solar (ribu KL) 14.840 14.538 302

LPG Tabung 3 Kg (jutaKg) 3.690 3.258 432

c. Realisasi nilai tukar tahun 2012 yang digunakan dalam perhitungan subsidi (rata-rata kurs beli Bank Indonesia) mengalami pelemahan dibandingkan tahun 2011, dengan rincian:

Uraian TA 2012 TA 2011 Naik/(Turun)

Nilai Tukar (kurs beli BI) 9.337 8.732 (605)

Sementara itu, realisasi subsidi BBM jenis minyak tanah Tahun 2012 mengalami penurunan dibandingkan dengan Tahun 2011 terutama disebabkan penurunan realisasi volume konsumsi minyak tanah.

Uraian TA 2012 TA 2011 Naik/(Turun)

Minyak Tanah (ribu KL) 1.152 1.696 (544)

(15)

Uraian Jumlah (Rp)

Subsidi Premium 3.252.194.040

Subsidi LPG 1.558.786.147.699

Subsidi Pupuk 1.099.268.374.258

Subsidi Benih 32.779.806.860

Subsidi PT Pos Indonesia 61.662.500.000

Subsidi PT PELNI 197.631.980.000

Subsidi PT KAI 192.532.247.000

Subsidi Pangan 187.928.634.424

Jumlah 3.333.841.884.281

Terkait dengan Imbalan Jasa Penjamin Kredit Usaha Rakyat (KUR), Subsidi tersebut digunakan untuk meningkatkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM) dalam permodalan, maka Pemerintah membuat program Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR adalah kredit/pembiayaan kepada UMKM yang bersumber dari dana perbankan dengan persyaratan ringan dan terjangkau serta didukung fasilitas penjaminan dari Pemerintah melalui perusahaan penjamin. UMKM atau calon debitur yang dapat memperoleh KUR adalah calon debitur yang memiliki usaha produktif yang feasible namun belum bankable dalam dan digunakan untuk keperluan modal kerja dan/atau investasi.

Skema KUR melibatkan tiga pihak yaitu Pemerintah, Bank Pelaksana dan perusahaan penjamin, yang terikat dalam satu nota kesepahaman (MoU). Perbankan memiliki peran memberikan KUR kepada debitur sasaran yang secara otomatis dijamin oleh perusahaan penjamin. Premi atas penjaminan kredit yang dilakukan oleh perusahaan penjamin dibayar oleh pemerintah sebagai subsidi Kredit Program.

Sejak tahun 2010, target penyaluran KUR oleh perbankan ditetapkan oleh ketiga pihak tersebut secara bersama sebesar Rp20 triliun pertahun. Mengingat bahwa KUR adalah kredit program pemerintah maka agar tidak menimbulkan kerugian dan untuk memenuhi kecukupan modal bagi perusahaan penjamin, pemerintah harus menambah penyertaan modal kepada perusahaan penjamin tersebut. Besarnya penyertaan modal oleh pemerintah ditentukan oleh target KUR yang akan dicapai dan rasio penjaminan yang ditentukan (gearing ratio).

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka total pengeluaran Pemerintah pada program pemberdayaan UMKM melalui KUR adalah:

1. Imbal jasa penjaminan (IJP) yang dibayarkan pemerintah sebagai subsidi kepada debitur KUR dalam bentuk premi atas usaha penjaminan kredit yang dilakukan oleh perusahaan penjamin.

2. Penyertaan modal negara (PMN) yang dibayarkan pemerintah sebagai pengeluaran investasi dalam rangka memenuhi kecukupan modal di perusahaan penjamin, sehingga mereka dapat melakukan penjaminan sebesar kredit yang ditargetkan tersalur kepada UMKM melalui KUR.

Belanja Hibah Rp75,08 miliar

B.2.2.1.6. Belanja Hibah

(16)

Proyek/Kegiatan Jumlah (Rp)

Local Basic Education Capacity (L-BEC) 42.004.416.316

Water and Sanitation Program, Sun Program D-Sanitation City Pilot Projects (Wasap-D) 9.634.198.250

Investment Enchancement Grant (IEG) 5.365.305.713

Mass Rapid Transit (MRT) 3.490.518.501

Water Resource and Irrigation Sector Management Projects (WISMP) 14.584.854.774

Jumlah 75.079.293.554

Belanja hibah tersebut merupakan belanja yang diberikan kepada Pemerintah Daerah dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan yang merupakan penerusan hibah dari luar negeri kepada Pemerintah Daerah maupun dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah. Rendahnya realisasi belanja hibah dikarenakan tidak terlaksananya proyek Mass Rapid Transportation (MRT). Dari total alokasi dana MRT yang disediakan sebesar Rp1.570.577.681.000 hanya terealisasi sebesar Rp3.490.518.501 (0.22%).

Belanja Bantuan Sosial Rp75,62 triliun

B.2.2.1.7. Belanja Bantuan Sosial

Realisasi Belanja Bantuan Sosial TA 2012 adalah sebesar Rp75.621.057.138.995 yang berarti 93,69 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp80.716.444.343.429. Hal ini berarti realisasi Belanja Bantuan Sosial TA 2012 lebih besar Rp4.516.728.976.648 atau naik 6,35 persen dari Realisasi TA 2011. Rincian realisasi Belanja Bantuan Sosial adalah sebagai berikut (dalam Rp):

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited)

Belanja Bantuan Sosial untuk Rehabilitasi Sosial 460.848.354.684 -

Belanja Bantuan Kompensasi Kenaikan Harga BBM - 6.246.014.999.528

Belanja Bantuan Sosial untuk Jaminan Sosial 24.659.995.333.311 -

Belanja Bantuan Langsung (Block Grant) Sekolah/

Lembaga/Guru - 32.091.722.341.802

Belanja Bantuan Sosial untuk Pemberdayaan Sosial 35.772.640.725.904 -

Belanja Bantuan Imbal Swadaya Sekolah/Lembaga - 3.729.510.000

Belanja Bantuan Sosial untuk Perlindungan Sosial 1.992.433.852.977 -

Belanja Bantuan Beasiswa - 4.685.060.980.695

Belanja Bantuan Sosial untuk Penanggulangan

Kemiskinan 11.685.370.018.093 -

Belanja Bantuan Sosial Lembaga Peribadatan - 146.690.983.500

Belanja Bantuan Sosial untuk Penanggulangan Bencara 1.049.768.854.026 -

Belanja Lembaga Sosial Lainnya - 27.931.109.346.822

Jumlah 75.621.057.138.995 71.104.328.162.347

Perubahan rincian Belanja Bantuan Sosial pada tahun 2012 terjadi karena perubahan akun terkait dengan Belanja Bantuan Sosial.

Belanja Lain-lain Rp4,07 triliun

B.2.2.1.8. Belanja Lain-lain

(17)

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited)

Belanja Cadangan Beras Pemerintah 2.000.000.000.000 -

Belanja Cadangan Benih Nasional 342.764.387.131 -

Belanja Selisih Harga Beras Bulog 18.255.217.000 -

Belanja Tunggakan dan Klaim Pihak Ketiga 5.218.952.593 -

Belanja Penugasan PT SMI 43.490.221.465

Belanja Kerjasama Teknis Internasional - 13.893.595.128

Belanja Cadangan tunjangan beras PNS/TNI/Polri - 9.778.482.000

Belanja Non Modal-Otorita Batam - 557.785.893

Belanja Karena Rugi Selisih Kurs 282.390.817.867 360.991.025.539

Jasa Perbendaharaan 199.994.423.436 199.847.380.770

Belanja TVRI - 685.547.340.402

Belanja RRI - 677.104.143.519

Dana Cadangan Risiko Kenaikan Harga Tanah

(Land Capping) 310.062.000.000 406.145.000.000

Belanja Lain-lain BUN Lainnya 44.748.296.369 -

Belanja Lain-lain 826.187.619.379 3.111.505.042.707

Jumlah 4.073.111.935.240 5.465.369.795.958

Kecilnya realisasi Belanja Lain-lain pada TA 2012 dibandingkan dengan APBN-P dikarenakan adanya realokasi anggaran belanja lain-lain ke anggaran K/L sesuai dengan nature of transaction -nya.

Transfer ke Daerah Rp480,65 triliun

B.2.2.2. Transfer ke Daerah

Realisasi Transfer ke Daerah TA 2012 adalah sebesar Rp480.645.074.235.761 yang berarti 100,39 persen dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN-P sebesar Rp478.775.933.233.000. Hal ini berarti Realisasi Transfer ke Daerah TA 2012 ini lebih besar Rp69.320.309.603.971 atau naik 16,85 persen dari Realisasi TA 2011. Transfer ke Daerah terdiri dari (i) Dana Perimbangan, dan (ii) Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian.

Komposisi realisasi Transfer untuk Daerah TA 2012 disajikan pada Grafik 37.

(18)

Dana Perimbangan Rp411,29 triliun

B.2.2.2.1. Dana Perimbangan

Realisasi Dana Perimbangan TA 2012 adalah sebesar Rp411.293.124.979.761 atau 100,72 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp408.352.055.705.000. Hal ini berarti realisasi Dana Perimbangan TA 2012 ini lebih besar Rp64.046.911.025.445 atau naik 18,44 persen dari realisasi TA 2011. Dana Perimbangan terdiri dari (i) Dana Bagi Hasil (DBH), (ii)

Dana Alokasi Umum (DAU), dan (iii) Dana Alokasi Khusus (DAK).

Rincian realisasi Dana Perimbangan disajikan pada Daftar 3.

DBH Rp111,54 triliun

B.2.2.2.1.1. Dana Bagi Hasil

Realisasi Dana Bagi Hasil (DBH) TA 2012 adalah sebesar Rp111.537.202.920.761 atau 102,87 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp108.421.669.502.000. Hal ini berarti realisasi Dana Bagi Hasil TA 2012 ini lebih besar Rp14.628.210.939.445 atau naik 15,09 persen dari realisasi TA 2011. Terlampauinya realisasi DBH dari anggarannya tersebut disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang dibagihasilkan yang melampaui anggarannya. Realisasi DBH terdiri dari Bagi Hasil Pajak sebesar Rp47.214.136.030.788, Dana Bagi Hasil Cukai sebesar Rp1.722.781.272.658 dan Dana Bagi Hasil SDA sebesar Rp62.600.285.617.315.

Rincian realisasi Dana Bagi Hasil (DBH) dapat dilihat sebagaimana tabel di bawah ini:

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited)

DBH Pajak

DBH Pajak Penghasilan Perorangan 19.378.280.456.694 13.237.326.489.261

DBH Pajak Bumi dan Bangunan 27.597.042.553.038 28.281.482.553.025

DBH Biaya Perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan 238.813.021.056 6.747.876.892

Jumlah DBH Pajak 47.214.136.030.788 41.525.556.919.178

DBH Cukai 1.722.781.272.658 1.408.448.764.184

DBH SDA

DBH SDA Minyak Bumi 26.165.822.138.467 20.634.080.735.284

DBH SDA Gas Bumi 21.231.675.084.265 16.672.249.758.993

DBH SDA Pertambangan Umum 12.860.854.426.197 14.498.126.522.475

DBH SDA Pertambangan Panas Bumi 626.278.978.409 519.987.115.194

DBH SDA Kehutanan 1.535.890.432.615 1.512.465.063.891

DBH SDA Perikanan 179.764.557.362 138.077.102.117

Jumlah DBH SDA 62.600.285.617.315 53.974.986.297.954

Total DBH 111.537.202.920.761 96.908.991.981.316

Dalam realisasi DBH SDA sebesar Rp62.600.285.617.315, terdapat Rp13.429.204.255.033 yang sampai dengan akhir TA 2012 dananya masih tersimpan pada rekening dana cadangan (escrow account), karena masih menunggu identifikasi daerah penerima. Penempatan dana cadangan tersebut dilakukan karena masih dilakukan rekonsiliasi dan verifikasi daerah penerima oleh DJPK, pemerintah daerah, dan pihak/kementerian terkait. Setelah rekonsiliasi/verifikasi selesai, maka dana cadangan DBH tersebut akan dibayarkan kepada pemerintah daerah.

(19)

DAU Rp273,81 triliun

B.2.2.2.1.2. Dana Alokasi Umum

Realisasi Dana Alokasi Umum (DAU) TA 2012 adalah sebesar Rp273.814.438.203.000 atau 100 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp273.814.438.203.000. Hal ini berarti realisasi DAU TA 2012 ini lebih besar Rp48.280.726.155.000 atau naik 21,41 persen dari realisasi TA 2011.

Rincian realisasi Dana Perimbangan disajikan pada Daftar 3

DAK Rp25,94 triliun

B.2.2.2.1.3. Dana Alokasi Khusus

Realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) TA 2012 adalah sebesar Rp25.941.483.856.000, atau 99,33 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp26.115.948.000.000. Hal ini berarti realisasi DAK TA 2012 ini lebih besar Rp1.137.973.931.000 atau naik 4,59 persen dari realisasi TA 2011.

DAK merupakan dana yang bersumber dari APBN, yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah, dan sesuai dengan prioritas nasional. Daerah tertentu adalah daerah yang memperoleh alokasi DAK berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. Pada TA 2012, DAK dialokasikan untuk membantu daerah mendanai kebutuhan fisik sarana dan prasarana dasar yang merupakan prioritas nasional pada 19 bidang sebagaimana ditetapkan melalui PMK Nomor: 209/PMK.07/2011 tentang Pedoman Umum dan Alokasi DAK TA 2012.

Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian Rp69,35 triliun

B.2.2.2.2.Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian

Realisasi Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian TA 2012 adalah sebesar Rp69.351.949.256.000 atau 98,48 persen dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN-P sebesar Rp70.423.877.528.000. Hal ini berarti realisasi Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian TA 2012 ini lebih besar Rp5.273.398.578.526 atau naik 8,23 persen dari realisasi TA 2011. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian terdiri dari (i) Dana Otonomi Khusus, dan (ii) Dana Penyesuaian.

Rincian realisasi Dana Perimbangan disajikan pada Daftar 3

Dana Otonomi Khusus Rp11,95 triliun

B.2.2.2.2.1. Dana Otonomi Khusus

Realisasi Dana Otonomi Khusus (Otsus) TA 2012 adalah sebesar Rp11.952.577.528.000, yang berarti 100 persen dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN-P sebesar Rp11.952.577.528.000. Hal ini berarti realisasi Dana Otonomi Khusus TA 2012 ini lebih besar Rp1.531.264.535.000 atau naik 14,69 persen dari realisasi TA 2011.

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited)

Transfer Dana Otsus Untuk Propinsi Aceh 5.476.288.764.000 4.510.656.496.500 Transfer Dana Otonomi Khusus Untuk Papua 3.833.402.135.000 3.957.459.547.550 Transfer Dana Tambahan Infrastruktur Papua 571.428.571.000 - Transfer Dana Otonomi Khususuntuk Papua Barat 1.642.886.629.000 1.953.196.948.950 Transfer Dana Tambahan Infrastruktur Papua Barat 428.571.429.000 -

(20)

Dana Penyesuaian Rp57,40 triliun

B.2.2.2.2.2. Dana Penyesuaian

Realisasi Dana Penyesuaian TA 2012 adalah sebesar Rp57.399.371.728.000, yang berarti 98,17 persen dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN-P sebesar Rp58.471.300.000.000. Hal ini berarti realisasi Dana Penyesuaian TA 2012 ini lebih besar Rp3.742.134.043.526 atau naik 6,97 persen dari realisasi TA 2011. Dana Penyesuaian adalah dana yang dialokasikan untuk membantu daerah dalam rangka melaksanakan kebijakan pemerintah pusat dan membantu mendukung percepatan pembangunan di daerah. Dana Penyesuaian TA 2012 terdiri dari:

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited)

Dana Penyesuaian Lainnya - 78.907.877.152

Dana untuk Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah 2.883.278.000.000 3.678.526.736.060 Dana Insentif Daerah (DID) 1.387.800.000.000 1.387.800.000.000 Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD 30.557.995.724.250 18.510.236.637.649 Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 22.540.298.003.750 16.329.888.218.250 Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah - 7.535.043.988.000 Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi

(P2D2)

30.000.000.000

- Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah - 6.136.838.227.363

Jumlah 57.399.371.728.000 53.657.241.684.474

Suspen Rp206,91 miliar

B.2.2.3. Suspen

Suspen merupakan perkiraan (akun) yang menampung perbedaan pencatatan realisasi Belanja Negara menurut kementerian negara/lembaga dengan pencatatan pengeluaran anggaran yang dilakukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN). Jumlah suspen belanja TA 2012 adalah sebesar Rp206.913.823.419, dengan rincian (dalam Rp):

Uraian BUN Kementerian

Negara/Lembaga *) Selisih (BUN – K/L) Belanja Pemerintah Pusat

Belanja Pegawai 197.859.657.528.774 197.863.565.816.235 (3.908.287.461)

Belanja Barang 140.020.870.803.375 140.002.910.929.780 17.959.873.595

Belanja Modal 144.552.713.306.838 144.341.065.593.036 211.647.713.802

Pembayaran Bunga Utang 100.515.994.274.160 100.515.994.274.844 (684)

Subsidi 346.420.404.182.332 346.420.404.182.332 -

Belanja Hibah 75.079.945.754 75.079.293.554 652.200

Belanja Bantuan Sosial 75.602.528.863.964 75.621.057.138.995 (18.528.275.031)

Belanja Lain-lain 4.072.855.812.156 4.073.111.935.240 (256.123.084)

Total 1.009.120.104.717.353 1.008.913.189.164.016 206.915.553.337 Transfer ke Daerah

Dana Bagi Hasil 111.537.202.920.761 111.537.202.920.761 -

Dana Alokasi Umum 273.814.438.203.000 273.814.438.203.000 - Dana Alokasi Khusus 25.941.483.856.000 25.941.483.856.000 - Dana Otonomi Khusus 11.952.577.528.000 11.952.577.528.000 - Dana Penyesuaian 57.399.369.998.082 57.399.371.728.000 (1.729.918)

Total 480.645.072.505.843 480.645.074.235.761 (1.729.918)

Suspen 206.913.823.419

(21)

Defisit Anggaran Rp153,10 triliun

B.2.3. Defisit Anggaran

Berdasarkan realisasi Pendapatan Negara & Hibah dan Realisasi Belanja Negara TA 2012, maka Defisit Anggaran TA 2012 adalah sebesar Rp153.300.595.418.037, yang berarti 80,53 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp190.105.334.980.000. Perhitungan Defisit Anggaran sebagai berikut:

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited) Pendapatan Negara dan Hibah 1.338.109.629.172.957 1.210.599.653.359.415 Belanja Negara (1.491.410.224.590.994) (1.294.999.146.475.020)

Defisit Anggaran (153.300.595.418.037) (84.399.493.115.605)

Pembiayaan (Neto) Rp175,16 triliun

B.2.4.Pembiayaan

Realisasi Pembiayaan (Neto) TA 2012 adalah sebesar Rp175.158.168.320.375 yang berarti 92,14 persen dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN-P sebesar Rp190.105.334.980.000. Pembiayaan terdiri dari (i) Pembiayaan Dalam Negeri, dan (ii) Pembiayaan Luar Negeri. Realisasi Pembiayaan yang akan diuraikan di bawah ini adalah realisasi Pembiayaan berdasarkan data penerimaan dan pengeluaran kas yang dikelola oleh Menteri Keuangan selaku BUN.

Pembiayaan Dalam Negeri Rp198,62 triliun

B.2.4.1. Pembiayaan Dalam Negeri (Neto)

Realisasi Pembiayaan Dalam Negeri TA 2012 adalah sebesar Rp198.622.535.177.645, yang berarti 102,10 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp194.531.004.181.000. Pembiayaan Dalam Negeri terdiri dari (i) Rekening Pemerintah, (ii) Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman (iii) Privatisasi dan Penjualan Aset Program Restrukturisasi, (iv) Surat Berharga Negara (Neto), (v) Pinjaman Dalam Negeri (Neto),

(vi) Penyertaan Modal Negara/Investasi Pemerintah, (vii) Kewajiban Penjaminan, dan (viii) Dana Pengembangan Pendidikan Nasional.

Rekening Pemerintah Rp56,17 triliun

B.2.4.1.1. Penggunaan SAL

Pembiayaan dari Penggunaan SAL adalah penerimaan pembiayaan yang berasal dari penggunaan rekening SAL. Realisasi Penggunaan SAL TA 2012 adalah sebesar Rp56.170.000.000.000, yang berarti 99,99 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp56.173.747.225.000. Rincian Penggunaan SAL adalah sebagai berikut (dalam Rp):

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited)

Penggunaan SAL 56.170.000.000.000 40.319.043.049.000

Jumlah 56.170.000.000.000 40.319.043.049.000

Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman Rp6,53 triliun

B.2.4.1.2. Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman

(22)

sebagai berikut (dalam Rp):

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited)

Penerimaan Pengembalian Penerusan Pinjaman DN kepada Daerah

50.384.445.450 18.972.303.278

Penerusan Pinjaman DN kepada BUMD 64.051.278.943 75.477.991.357

Penerusan Pinjaman DN kepada BUMN 565.052.615.026 479.070.633.171

Penerusan Pinjaman DN kepada Non Pemerintah 271.583.137.860 760.965.268.000

Penerusan Pinjaman LN Tahun Anggaran Berjalan (TAB) kepada Daerah

94.826.202.823 47.857.604.646

Penerusan Pinjaman LN TAB kepada BUMD 338.102.505.982 353.489.013.568

Penerusan Pinjaman LN TAB kepada BUMN 5.127.413.643.152 6.873.012.681.436

Penerusan Pinjaman LN TAB kepada Non Pemerintah

21.684.274.210 -

Total 6.533.098.103.446 8.608.845.495.456

Pembiayaan Privatisasi dan Penjualan Aset Program Restrukturisasi Rp1,28 triliun

B.2.4.1.3. Privatisasi dan Penjualan Aset Program Restrukturisasi

Realisasi Pembiayaan dari Privatisasi dan Penjualan Aset Program Restrukturisasi TA 2012 sebesar Rp1.277.994.564.583 atau 456,23 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp280.000.000.000.

Program privatisasi dilakukan Pemerintah dengan tujuan utama yaitu untuk peningkatan kinerja BUMN. Peningkatan kinerja tersebut dapat dilakukan dengan peningkatan kapasitas modal BUMN dan pelepasan kepemilikan pemerintah kepada swasta agar BUMN lebih mampu bersaing. Sementara itu, Penjualan Aset Program Restrukturisasi dilakukan oleh PT PPA melalui penjualan aset pasca dibubarkannya BPPN. Rincian realisasi pembiayaan dari Privatisasi dan Penjualan Aset Program Restrukturisasi adalah:

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited)

Penerimaan Hasil Privatisasi 138.269.961.371 425.044.145.867 Penerimaan Hasil Penjualan Aset Program

Restrukturisasi

- 330.323.053

Penerimaan Hasil Penjualan/Penyelesaian Aset Eks BPPN

876.202.056.673 801.228.042.527

Penerimaan Hasil Penjualan/Penyelesaian Aset Bekas Milik Eks BDL

263.522.546.539 371.379.005.731

Jumlah 1.277.994.564.583 1.597.981.517.178

Rincian penerimaan hasil privatisasi tahun 2012 adalah sebagai berikut:

(dalam rupiah)

No. Tanggal Setor Nilai Setoran Keterangan Setoran

1. 5 Januari 2012 38.056.809,90 PT Kertas Blabak (Setoran ke-2, setelah verifikasi) 2. 5 Januari 2012 113.533.470,86 PT Intirub (Setoran ke-2, setelah verifikasi) 3. 5 Januari 2012 213.138.574,71 PT KBR (Setoran ke-2, setelah verifikasi)

4. 5 Januari 2012 678.790.148,69 PT Atmindo (Setoran ke-2, setelah verifikasi)

5. 5 Januari 2012 1.355.379.866,83 PT Jakarta International Hotel Development (JIHD) (Setoran ke-2, setelah verifikasi)

6. 23 November 2012 135.871.062.500,00 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (Hasil penjualan rights Pemerintah)

(23)

Penerimaan pembiayaan yang merupakan setoran ke-2 (dua) adalah penerimaan dari kegiatan privatisasi yang telah dilakukan pada tahun 2011 dan terdapat setoran kembali setelah dilakukannya verifikasi oleh Kantor Akuntan Publik atas hasil bersih dari pelaksanaan privatisasi.

Penjualan rights pemerintah merupakan penjualan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang dimiliki oleh pemerintah, atas diterbitkannya saham baru pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Surat Berharga Negara (Neto) Rp159,70 triliun

B.2.4.1.4. Surat Berharga Negara (Neto)

Realisasi Pembiayaan dari Surat Berharga Negara (SBN) Neto TA 2012 adalah sebesar Rp159.704.323.637.096 atau 100,07 persen dari yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp159.596.700.000.000.Pemerintah dapat menerbitkan SBN untuk membiayai kebutuhan pengelolaan kas bagi pelaksanaan APBN, apabila dan tunai kas tidak cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran di awal tahun anggaran dan untuk kepentingan stabilisasi pasar dan pengelolaan kas dengan tetap memperhatikan jumlah kebutuhan penerbitan SBN neto untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan yang ditetapkan.

Perhitungan Surat Berharga Neto adalah sebagai berikut :

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited)

Penerimaan

Penerbitan/Penjualan SPN 30.520.000.000.000 40.000.000.000.000 Penerbitan/Penjualan Obligasi Negara DN 146.780.745.000.000 110.514.000.000.000 Utang Bunga Obligasi Negara DN 2.251.726.240.000 1.817.637.491.000 Penerbitan/Penjualan SBSN – Jangka Panjang 46.069.805.000.000 22.951.410.000.000 Imbalan Dibayar di muka SBSN – Jangka Panjang 171.346.293.000 56.028.850.000 Penerbitan/Penjualan SUN Perbendaharaan – DN 1.380.000.000.000 1.320.000.000.000 Penerbitan/Penjualan Obligasi Negara – Valas 46.018.969.099.520 21.441.986.560.150

Penerimaan Utang Bunga Obligasi Negara – Valas 65.670.205.270 -

Penerimaan Penerbitan SBSN – Valas 9.639.006.152.000 9.035.050.295.000

Total Penerimaan 282.897.267.989.790 207.136.113.196.150

Pengeluaran

Pelunasan SPN (37.600.000.000.000) (38.045.000.000.000)

Pelunasan Obligasi DN (58.582.418.279.852) (42.980.975.945.085) Pembelian Kembali Obligasi DN (12.996.527.000.000) (4.163.986.000.000) Pembayaran Utang Bunga Obligasi Negara DN (2.384.108.740.000) (2.029.197.406.000)

Pelunasan SBSN-Jangka Pendek - -

Pelunasan SBSN-Jangka Panjang (8.898.290.000.000) -

Pembayaran Imbalan Dibayar di Muka SBSN- Jk Panjang (158.900.711.000) (52.588.386.000)

Pelunasan SPN Syariah (2.505.000.000.000)

Pembayaran Utang Bunga Obligasi Valas (67.699.621.842)

Total Pengeluaran (123.192.944.352.694) (87.271.747.737.085)

Jumlah SBN (Neto) 159.704.323.637.096 119.864.365.459.065

Pinjaman Dalam Negeri (Neto) Rp799,68 miliar

B.2.4.1.5. Pinjaman Dalam Negeri (Neto)

(24)

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited) Penerimaan pinjaman dalam negeri dari BUMN 706.470.597.706 393.606.359.471 Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri dan Persahaan

Daerah

206.641.281.721 -

Pembayaran cicilan pokok pinjaman dalam negeri (113.435.519.488))

Jumlah 799.676.359.939 393.606.359.471

PMN/ Investasi Pemerintah Rp18,86 triliun

B.2.4.1.6. Penyertaan Modal Negara/Investasi Pemerintah

Realisasi pengeluaran Pembiayaan Penyertaan Modal Negara (PMN)/Investasi Pemerintah TA 2012 adalah sebesar Rp18.862.557.487.419, yang berarti 97,91 persen dari jumlah yang dianggarkan APBN-P sebesar Rp19.265.140.158.000. Rincian Pengeluaran Pembiayaan Penyertaan Modal Negara (PMN) TA 2012 adalah:

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited) PMN untuk BUMN dan Badan Lainnya 7.600.000.000.000 9.295.783.312.264

PMN untuk Badan Internasional 541.150.086.050 -

Penyertaan Modal Lainnya 378.394.401.369 -

Investasi Pemerintah 3.299.600.000.000 1.000.000.000.000 Investasi Pemerintah untuk Dana Geothermal 876.500.000.000 1.126.500.000.000 Pembiayaan Kredit Investasi Pemerintah - 550.000.000.000

Dana Bergulir 6.166.913.000.000 7.671.600.000.000

Jumlah 18.862.557.487.419 19.643.883.312.264

PMN untuk BUMN dan Badan Lainnya sebesar Rp7.600.000.000.000, terdiri dari:

Uraian Jumlah (Rp)

Penyertaan pada PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) 1.000.000.000.000 Penyertaan pada PT Sarana Multi Infrastruktur Indonesia (Persero) 2.000.000.000.000

Penyertaan pada PT Dirgantara Indonesia (Persero) 1.400.000.000.000

PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) 831.000.000.000

Perum Jaminan Kredit Indonesia 1.169.000.000.000

Penyertaan pada PT PAL (Persero) 600.000.000.000

Penyertaan pada PT Pindad 300.000.000.000

Penyertaan pada PT Industri Kapal Indonesia 200.000.000.000

Penyertaan pada PT Garam 100.000.000.000

Jumlah 7.600.000.000.000

PMN untuk Badan Internasional sebesar Rp541.150.086.845, terdiri dari:

Uraian Jumlah (Rp)

Penyertaan pada Bank for Reconstruction and Development 147.613.078.223

Penyertaan pada Asean Development Bank 352.860.063.674

Penyertaan pada International Finance Corporation 8.116.354.379

Penyertaan pada Fund for Agricultural Development 18.919.241.089

Penyertaan pada International Development Association 4.647.225.000

Penyertaan pada The Islamic Corporation for the Development of Private Sector

8.994.124.480

Jumlah 541.150.086.845

(25)

Uraian Jumlah (Rp)

Investasi pemerintah pada Pusat Investasi Pemerintah 1.299.600.000.000

Investasi pemerintah pada PT Indonesia Asahan Aluminium 2.000.000.000.000

Jumlah 3.299.600.000.000

Dana Bergulir sebesar Rp6.166.913.000.000 dikelola oleh beberapa BLU, yaitu:

Uraian Jumlah (Rp)

BLU Pusat Pembiyaan Perumahan Kementerian Perumahan Rakyat 4.709.253.000.000

BLU Bidang Pendanaan Sekretarian BPJT Kementerian PU 900.000.000.000

BLU LPDB Kementerian Koperasi dan UKM 557.660.000.000

Jumlah 6.166.913.000.000

Kewajiban Penjaminan Rp0

B.2.4.1.7. Kewajiban Penjaminan

Pada TA 2012 tidak terdapat realisasi pengeluaran pembiayaan Kewajiban Penjaminan, sedangkan jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp633.340.000.000.

Kewajiban penjaminan adalah penjaminan yang secara potensial menjadi beban Pemerintah akibat pemberian jaminan kepada PT PLN (Persero) sebesar Rp623.340.000.000. dalam rangka mendukung percepatan pembangkit listrik 10.000 MW atas kewajiban kepada kreditor perbankan dan jaminan sebesar 70% atas kewajiban pembayaran kembali pokok kredit investasi PDAM sebesar Rp10.000.000.000. Pada akhir tahun kewajiban penjaminan tersebut tidak direalisasikan karena PT PLN dan PDAM mampu untuk membayar kewajiban kepada krediturnya.

Dana Pengembangan Pendidikan Nasional Rp7 triliun

B.2.4.1.8. Dana Pengembangan Pendidikan Nasional

Realisasi pengeluaran Dana Pengembangan Pendidikan Nasional pada TA 2012 adalah sebesar Rp7.000.000.000.000, yang berarti 100 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp7.000.000.000.000. Alokasi dana pengembangan pendidikan nasional adalah untuk pembentukan endowment fund yang bertujuan untuk menjamin keberlangsungan program bagi generasi berikutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban antargenerasi dan dana cadangan pendidikan untuk mengantisipasi keperluan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak. Dana tersebut dikelola olehBadan Layanan Umum (BLU) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) pada Kementerian Keuangan.

Pembiayaan LN (Neto) minus Rp23,46 triliun

B.2.4.2. Pembiayaan Luar Negeri (Neto)

Realisasi Pembiayaan Luar Negeri (Neto) TA 2012 adalah sebesar minus Rp23.464.366.857.270, yang berarti 530,18 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar minus Rp4.425.669.201.000. APBN-Pembiayaan Luar Negeri terdiri dari (i) penarikan pinjaman luar negeri, (ii) penerusan pinjaman dan (iii) pembayaran cicilan pokok utang luar negeri.

Penarikan Pinjaman LN Rp31,40 triliun

B.2.4.2.1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri

(26)

Penarikan Pinjaman Program Rp15,00 triliun

B.2.4.2.1.1. Penarikan Pinjaman Program

Realisasi Penarikan Pinjaman Program TA 2012 adalah sebesar Rp15.003.476.180.432, yang berarti 96,15 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp15.603.899.524.000.

Pinjaman Program adalah pinjaman yang diterima dalam bentuk tunai (cash financing) yang memerlukan policy matrix untuk pencairannya. Policy matrix adalah suatu set of policy yang menjadi collateral pinjaman program yang harus dipenuhi agar pinjaman dapat dicairkan. Pinjaman program digunakan untuk mendukung pembiayaan defisit tunai APBN. Besarnya pinjaman program dilakukan dengan mempertimbangkan defisit pada suatu tahun anggaran. Berikut di bawah ini adalah rincian realisasi Penarikan Pinjaman Program TA 2012 dan TA 2011 (dalam Rp):

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited)

Penarikan Pinjaman Program dari OECF - 873.396.325.700

Penarikan Pinjaman Program dari IBRD 8.620.410.260.122 10.758.748.187.519 Penarikan Pinjaman Program dari ADB 5.812.200.000.000 3.634.000.000.000

Penarikan Pinjaman Program Multilateral Lainnya 570.865.920.310 -

Jumlah 15.003.476.180.432 15.266.144.513.219

Realisasi Penarikan Pinjaman Program ini berbeda dengan realisasi yang dilaporkan oleh BA 999.01 (Utang Pemerintah), dengan selisih sebesar Rp26.673.845.960. Selisih ini disebabkan adanya perbedaan saat pengakuan penerimaan pinjaman (selisih kurs) antara Ditjen Perbendaharaan selaku kuasa BUN dengan Ditjen Pengelolaan Utang selaku Kuasa Pengguna Anggaran 999.01. Rincian perbedaan tersebut adalah (dalam Rp):

Uraian Data BUN Data BA 999 Selisih

Penarikan Pinjaman Program dari IBRD 8.620.410.260.122 8.610.410.260.122 10.000.000.000

Penarikan Pinjaman Program dari ADB 5.812.200.000.000 5.796.000.000.000 16.200.000.000

Penarikan Pinjaman Program Multilateral

Lainnya 570.865.920.310 570.392.074.350 473.845.960

Jumlah 15.003.476.180.432 14.976.802.334.472 26.673.845.960

Penarikan Pinjaman Proyek Rp16,40 triliun

B.2.4.2.1.2. Penarikan Pinjaman Proyek

Realisasi Penarikan Pinjaman Proyek TA 2012 adalah sebesar Rp16.400.005.574.016, yang berarti 43,01 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp38.127.154.304.000

Pinjaman Proyek merupakan pinjaman luar negeri yang digunakan untuk membiayai kegiatan/proyek pembangunan tertentu. Kegiatan pembangunan ini adalah kegiatan yang telah menjadi kegiatan prioritas pembangunan yang disusun oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah. Kegiatan prioritas ini disusun BAPPENAS berdasarkan usulan dari kementerian negara/lembaga, pemerintah daerah, dan BUMN.

(27)

Penarikan Pinjaman Proyek Bilateral 8.020.242.160.124 9.046.106.089.582 Penarikan Pinjaman Proyek Multilateral 5.870.256.474.519 5.246.144.127.735 Penarikan Pinjaman Proyek Fasilitas Kredit Ekspor 2.451.886.647.371 4.188.783.993.385

Penarikan Pinjaman Proyek Komersial 57.562.877.025 -

Penarikan Pinjaman Proyek Lainnya 57.414.977 -

Jumlah 16.400.005.574.016 18.481.034.210.702

Realisasi Penarikan Pinjaman Proyek ini berbeda dengan realisasi yang dilaporkan oleh BA 999.01 (Utang Pemerintah), dengan selisih sebesar Rp1.962.913.849.879 dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp):

Uraian Data BUN Data BA 999 Selisih

Penarikan Pinjaman Proyek Bilateral 8.020.242.160.124 8.585.188.340.458 (564.946.180.334)

Penarikan Pinjaman Proyek Multilateral 5.870.256.474.519 5.439.586.992.674 430.669.481.845

Penarikan Pinjaman Proyek Fasilitas Kredit Ekspor

2.451.886.647.371 3.170.936.740.981 (719.050.093.610)

Penarikan Pinjaman Proyek Komersial 57.562.877.025 1.167.152.881.552 (1.109.590.004.527)

Penarikan Pinjaman Proyek Lainnya 57.414.977 54.468.230 2,946.747

Jumlah 16.400.005.574.016 18.362.919.423.895 (1.962.913.849.879)

Perbedaan penarikan pinjaman luar negeri disebabkan oleh

:

Uraian Jumlah

Selisih Kurs (575.458.967.770)

SP3 Tahun 2012, NoD tahun 2011 (4.515.221.049)

SP4HLN batal (16.812.873.452)

Nilai SP3 yang terbit hanya sebagian dari WA/NoD 61.526.666.016

SP3/SP2D diterbitkan tahun 2013 354.146.987.699

Pagu DIPA Minus 2.027.647.909.428

Refund (926.751.473)

NoD Reksus diterima Dit PKN tahun 2013 11.604.000.000

NoD Nordea sesuai agreement dianggap penarikan 47.063.974.414

SP3/DP2D akan terbit 2013 58.637.626.066

Selisih masih dalam penelusuran 500.000

Total (1.962.913.849.879)

Penerusan Pinjaman Rp3,75 triliun

B.2.4.2.2. Penerusan Pinjaman

Realisasi pengeluaran pembiayaan Penerusan Pinjaman TA 2012 adalah sebesar Rp3.753.031.242.391, yang berarti 44,51 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp8.431.823.029.000. Rincian Penerusan Pinjaman adalah sebagai berikut (dalam Rp):

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited)

Penerusan Pinjaman LN TAB kepada Daerah (92.016.402.136) (116.927.902.866) Penerusan Pinjaman LN TAB kepada BUMN (3.661.014.840.255) (4.106.913.568.432)

Total (3.753.031.242.391) (4.223.841.471.298)

Pembayaran Cicilan Pokok Utang LN Rp51,11 triliun

B.2.4.2.3. Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri

Realisasi Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri merupakan pembayaran pokok utang luar negeri yang jatuh tempo pada TA 2012. Realisasi Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri dalam TA 2012adalah sebesar Rp51.114.817.369.327yang berarti 102,80 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp49.724.900.000.000.

(28)

TA 2010 (dalam Rp):

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited) Pembiayaan Cicilan Pokok Utang LN – Pinjaman Program - 391.155.555.858 Cicilan Pokok Utang LN - Pinjaman Program 10.862.794.957.111 9.038.453.328.006 Pembiayaan Cicilan Pokok Utang LN - Pinjaman Proyek 3.031.328.895.738 2.275.910.434.365 Cicilan Pokok Utang LN - Pinjaman Proyek 37.220.693.516.478 35.616.983.160.042

Jumlah 51.114.817.369.327 47.322.502.478.271

SiLPA Rp21,86 triliun

B.2.5. Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran – SiLPA (SiKPA)

Berdasarkan Defisit Anggaran sebesar Rp153.300.595.418.036 dan realisasi Pembiayaan Neto sebesar Rp175.158.168.320.375 sebagaimana diuraikan di atas, maka terdapat Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) Rp21.857.572.902.338, dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp):

Uraian TA 2012 (Audited) TA 2011 (Audited)

Pendapatan Negara dan Hibah 1.338.109.629.172.958 1.210.599.653.359.415

Belanja Negara 1.491.410.224.590.994 1.294.999.146.475.024

Surplus (Defisit) (153.300.595.418.036) (84.399.493.115.609)

Pembiayaan Neto 175.158.168.320.375 130.948.869.624.420

SiLPA (SiKPA) 21.857.572.902.339 46.549.376.508.811

B.3. CATATAN PENTING LAINNYA

1. Informasi Pendapatan dan Belanja Akrual

Sesuai dengan Pasal 44 ayat (3) UU Nomor 22 Tahun 2011 tentang APBN TA 2012, Laporan Realisasi Anggaran pada LKPP dilengkapi dengan informasi pendapatan dan belanja berbasis akrual. Informasi tentang pendapatan dan belanja secara akrual dimaksudkan sebagai tahap menuju pada penerapan akuntansi berbasis akrual yang dilengkapi dengan informasi hak dan kewajiban yang diakui sebagai penambah atau pengurang nilai kekayaan bersih Pemerintah dalam penganggaran berbasis kas. Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual disajikan secara tersendiri dalam Suplemen LKPP Tahun 2012.

2. Data Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

Berdasarkan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga terdapat realisasi belanja terkait dengan dana dekonsentrasi/tugas pembantuan TA 2012, dengan rincian sebagai berikut:

Kode BA

Kementerian Negara/Lembaga

Realisasi TA 2012 (dalam Rp)

Dekonsentrasi Tugas Pembantuan Urusan Bersama

010 Kementerian Dalam Negeri 1.179.432.183.587 735.524.177.791 8.934.210.874.182

018 Kementerian Pertanian 3.087.363.484.302 6.601.987.328.769 -

019 Kementerian Perindustrian 111.980.698.372 - -

020 KementerianESDM 31.204.525.536 - -

023 Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan 9.041.471.675.659 23.701.235.725 -

024 Kementerian Kesehatan 700.206.850.531 4.873.530.957.110 4.611.417.000

026 Kementerian Tenaga Kerja

(29)

027 Kementerian Sosial 576.848.410.108 105.224.488.230 -

029 Kementerian Kehutanan 161.126.201.803 5.679.044.168 -

032 Kementerian Kelautan dan

Perikanan 325.633.717.406 914.357.307.881 -

033 Kementerian Pekerjaan

Umum 194.144.046.166 1.916.088.237.971 1.324.451.000.000

040 Kementerian Kebudayaan

&Pariwisata 69.051.533.609 58.910.612.939 -

043 Kementerian Negara

Lingkungan Hidup 318.217.764 - -

044 Kementerian Negara

Koperasi dan UKM 184.185.019.944 - -

047 Kementerian Negara

Pemberdayaan Perempuan 13.320.674.641 - -

055 Kementerian Negara

PPN/Bappenas 20.810.511.761 - -

057 Perpustakaan Nasional 97.526.344.917 - -

065 Badan Koordinasi

Penanaman Modal 15.009.897.314 - -

067 Kementerian PDT - 60.137.356.969 -

068 Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional 12.299.182.605 - -

087 Arsip Nasional Republik

Indonesia 4.506.687.738 - -

090 Kementerian Perdagangan 69.443.758.004 602.615.282.964 -

091 Kementerian Negara

Perumahan Rakyat 13.611.746.274

092 Kementerian Pemuda dan

Olah Raga 132.345.135.146 - -

111 Badan Nasional Pengelola

Perbatasan 2.957.662.300 36.598.934.200 -

Total 16.501.881.198.509 17.287.645.557.760 10.263.273.291.182

3. Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK BLU)

Sebagai bagian reformasi manajemen keuangan negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara telah mengamanatkan berbagai perubahan fundamental, antara lain pada Pasal 68 dan 69 mengenai PK BLU untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan negara dalam rangka meningkatkan kinerja pelayanan publik.

Amanat UU 1/2004 tersebut telah dijabarkan lebih lanjut dalam PP No. 23 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah dengan PP No. 74 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan 5 (lima) Peraturan Menteri Keuangan berkaitan dengan Persyaratan Administratif Dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satker Instansi Pemerintah untuk Menerapkan PPK BLU, Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa pada BLU, Pembentukan Dewan Pengawas pada BLU, Pedoman Penetapan Remunerasi pada BLU, Tata Cara Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran BLU.

(30)

Bidang layanan umum yang diselenggarakan instansi PK BLU adalah kegiatan pemerintah yang bersifat operasional dalam menyelenggarakan pelayanan umum yang menghasilkan semi barang/jasa (quasi public goods), meliputi penyediaan barang/jasa, pengelola wilayah, dan pengelola dana khusus untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.

BLU diharuskan menyusun dan mengintegrasikan RBA dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) kementerian negara/lembaga induknya. Transparansi dan akuntabilitas diinformasikan dalam laporan keuangan instansi PK BLU, minimal terdiri dari laporan operasional/laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan, disertai laporan kinerja. Laporan keuangan tersebut diaudit oleh pemeriksa ekstern sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Laporan keuangan instansi PK BLU tersebut harus dikonsolidasikan dalam laporan keuangan kementerian negara/lembaga, yang selanjutnya dikonsolidasikan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang disampaikan Presiden kepada DPR sebagai RUU pertanggungjawaban pelaksanaan APBN. Sampai dengan 31 Desember 2012, terdapat 142 Satuan Kerja di lingkungan pemerintah yang telah menerapkan PK BLU, yang berasal dari 20 Kementerian Negara/Lembaga, yaitu:

No Kementerian Negara/Lembaga Jumlah BLU

1 Sekretariat Negara 2

2 Kementerian Keuangan 3

3 kementerian Pertanian 2

4 Kementerian Perindustrian 5

5 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 1

6 Kementerian Perhubungan 7

7 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 33

8 Kementerian Kesehatan 52

9 Kementerian Agama 15

10 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 3

11 Kementerian Kehutanan 1

12 Kementerian Pekerjaan Umum 1

13 Kementerian Negara Riset dan Teknologi 1

14 Kementerian Koperasi dan UKM 2

15 Kementerian Komunikasi dan Informatika 1

16 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 1

17 Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional 1

18 Kementerian Perumahan Rakyat 1

19 POLRI 9

20 BP Batam 1

Jumlah BLU 142

Ditinjau dari bidang layanan, dari 142 BLU tersebut dapat dibagi menjadi:

a.

133 BLU bidang Pengadaan Barang dan/atau Jasa;

b.

3 BLU bidang Pengelolaan Wilayah Kawasan;

c.

6 BLU bidang Pengelolaan Dana Khusus.

(31)

Grafik 38 Komposisi Pendapatan BLU TA 2012

Sementara itu, Pendapatan, Beban, dan Surplus/Defisit BLU Tahun 2012dapat dilihat pada Grafik 39.

(dalam miliar rupiah)

Grafik 39 Pendapatan, Beban, dan Surplus/Defisit BLU TA 2012

Ikhtisar Laporan Keuangan BLU disajikan secara lengkap pada Daftar 37.

4.

LPP RRI dan LPP TVRI

UU Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, PP No.11/2005 tentang Penyelenggaran Penyiaran LPP, PP No.12/2005 tentang LPP RRI dan PP No.13/2005 tentang LPP TVRI menyebutkan bahwa pembiayaan LPP TVRI dan RRI berasal dari Iuran penyiaran, APBN/APBD, sumbangan masyarakat, siaran iklan, dan usaha lain yang sah terkait dengan penyelenggaraan penyiaran. Pembiayaan yang berasal dari Iuran penyiaran, sumbangan masyarakat, siaran iklan, dan usaha lain yang sah terkait dengan penyelenggaraan penyiaran merupakan penerimaan negara yang dikelola langsung secara transparan untuk membiayai dan menunjang operasional LPP.

Gambar

Grafik 34 Komposisi Lima Terbesar Kementerian Negara/Lembaga Pengguna Anggaran Belanja Pemerintah Pusat TA 2012
Grafik 35.
Grafik 36 Komposisi Realisasi Belanja Pemerintah Pusat menurut Jenis Belanja TA 2012
Grafik 37 Komposisi Realisasi Transfer ke Daerah TA 2012
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian tentang pengaruh ke- canggihan investor dalam merespon pen- gumuman dividen meningkat menunjukkan bahwa pada perusahaan tidak bertumbuh dengan

Analisa kecocokan kebutuhan dan asumsi dalam rancangan pada masing-masing dimensi dilakukan dalam tiga tahapan penelitian, mulai dari tahap awal sebelum implementasi

Bank Central Asia cabang Pusat Grosir Surabaya yang selanjutnya dikenal dengan BCA-PGS merupakan salah satu cabang bank yang memiliki lalu-lintas transaksi perbankan

Arahan yang diturunkan dari Rencana Induk Penelitian Universitas tersebut diturunkan menjadi tema-tema penelitian dan tema-tema kegiatan pengabdian kepada masyarakat

Untuk menunjang kegiatan penelitian, pengabdian pada masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad memiliki 3 pusat studi yaitu: Pusat Studi Akuntansi, Pusat Studi Ilmu Ekonomi,

Kelemahan-kelemahan yang terdapat pada jaringan komputer jika tidak dilindungi dan dijaga dengan baik akan menyebabkan kerugian berupa kehilangan data, kerusakan sistem server,

[r]

Berdasarkan Pasal 24 Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2012 tentang Managemen Penyidikan maka dapat disimpulkan bahwa teknik pembelian terselubung dalam penyidikan tindak