• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Suplementasi Zink Sebagai Penatalaksanaan Nyeri pada Dismenorea

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Suplementasi Zink Sebagai Penatalaksanaan Nyeri pada Dismenorea"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DISMENOREA

2.1.1. DEFINISI

Dismenorea atau nyeri haid merupakan gejala yang paling sering

dikeluhkan oleh wanita usia reproduktif. Nyeri atau rasa sakit yang siklik

bersamaan dengan menstruasi ini sering dirasakan seperti rasa kram

pada perut dan dapat disertai dengan rasa sakit yang menjalar ke

punggung, dengan rasa mual dan muntah, sakit kepala ataupun diare.

Oleh karena itu, istilah dismenorea hanya dipakai jika nyeri haid tersebut

demikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan

meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari untuk beberapa

jam atau beberapa hari. Dismenorea (dysmenorrhoea) berasal dari

bahasa Yunani, dimana“dys” berarti gangguan/nyeri hebat / abnormalitas,

meno” berati bulan dan “rrhea” berarti aliran, sehingga dismenorea

(dysmenorrhoea) dapat diartikan dengan gangguan aliran darah haid. 16

Kejadian dismenorea cukup tinggi diseluruh dunia. Menurut data

WHO, rata-rata insidensi terjadinya dismenorea pada wanita muda antara

16,8 – 81%. Rata-rata di negara-negara Eropa dismenorea terjadi pada 45

-97% wanita. Dengan prevalensi terendah di Bulgaria (8,8%) dan tertinggi

(2)

Dalam suatu data reviewdi Amerika Serikat, terjadi kerugianekonomi

hingga mencapai 2 milliar dolar Amerika dan berkurangnya produktifitas

pekerjaan akibat hilangnya jam kerja sampai 600 juta jam kerja hilang

yang diakibat oleh dismenorea.18Menurut Singh (2008), di India ditemukan

diantara wanita mahasiswa 31,67% mengalami dismenorea dan 8,68%

diantaranya tidak dapat mengikuti perkuliahan akibat gangguan

menstruasi ini.19

Menurut Ernawati (2010), di Semarang yang dilakukan survey pada

mahasiswa ditemukan kejadian dismenorea ringan sebanyak 18%,

dismenorea sedang 62% dan dismenorea berat 20%. Dimana hal ini akan

dapat mengganggu aktifitas dan kegiatan belajar sehingga akan dapat

mengganggu prestasi belajar mahasiswa. Hal ini dibuktikandalam suatu

penelitian, dimana 71% dari 100 wanita usia 15 – 30 tahun yang

mengalami dismenorea, 5,6% diantaranya tidak dapat masuk sekolah

atau tidak dapat bekerja, serta ditemukan 59,2% mengalami kemunduran

produktifitas kerja yang diakibatkan oleh dismenorea. 20,21

2.1.2 KLASIFIKASI

Dismenorea dapat dibagi atas 2 bagian berdasarkan kelainan

ginekologi, antara lain :

a. Dismenorea Primer.

Merupakan nyeri haid yang tidak terdapat hubungan dengan

kelainan ginekologi, atau kelainan secara anatomik. Kejadian

(3)

maupun status ekonomi. Namun derajat nyeri yang dirasakan

serta durasi mempunyai hubungan dengan usia saat menarche,

lamanya menstruasi, merokok dan adanya peningkatan Index

Massa Tubuh. Sebaliknya gejala dismenorea primer ini semakin

berkurang jika dikaitkan dengan jumlah paritas.

b. Dismenorea Sekunder.

Nyeri haid yang disebabkan oleh kelainan ginekologi atau

kelainan secara anatomi. Gejala dismenorea sekunder ini dapat

ditemukan pada wanita dengan endometriosis, adenomiosis,

obstruksi pada saluran genitaia, dan lain-lain. Sehingga pada

wanita dengan dismenorea sekunder ini juga dapat ditemukan

dengan komplikasi lain seperti dyspareunia, dysuria, perdarahan

uterus abnormal, infertilitas dan lain-lain.

2.1.3 PATOFISIOLOGI

Sebelumnya banyak faktor yang dikaitkan dengan kejadian

dismenorea, seperti keadaan emosional / psikis, adanya obstruksi kanalis

servikalis, ketidakseimbangan endokrin, dan alergi. Namun sekarang

timbulnya dismenorea sering dikaitkan dengan adanya peningkatan kadar

prostaglandin. Dimana diketahui bahwa prostaglandin mempunyai efek

yang dapat meningkatkan kontraktilitas dari otot uterus. Dan juga

prostaglandin mempunyai efek vasokontriksi yang pada akhirnya dapat

menyebabkan iskemi pada otot uterus yang dapat menimbulkan rasa

(4)

yang bermakna. Ditemukan kadar PGE2 dan PGF2α sangat tinggi dalam

endometrium, myometrium dan darah haid wanita yang menderita nyeri

haid primer. 22 Wanita dengan dismenorea berat mempunyai kadar

prostaglandin yang tinggi selama masa siklus haid, konsentrasi tinggi ini

terjadi selama 2 hari dari fase menstruasi. 23

2.1.4 DIAGNOSIS

Pada kebanyakan kasus wanita dengan gejala yang khas seperti

rasa nyeri pada perut bagian bawah yang muncul bersamaan saat haid

dan menghilang dengan pemberian terapi empirik dapat diduga dengan

diagnosadismenorea primer. 23Menurut Lefebvre, dikatakan bahwa

dismenorea primer ditandai dengan adanya rasa nyeri pada daerah supra

pubik yang terjadi beberapa jam sebelum dan sesudah keluarnya darah

haid, namun terkadang rasa nyeri akan dapat dirasakan selama dua

sampai tiga hari haid. Dapat disertai dengan adanya keluhan-keluhan lain

seperti diare, mual dan muntah, rasa lemah, sakit kepala, pusing, bahkan

dapat juga dijumpai demam hingga hilangnya kesadaran. 24

Keluhan rasa nyeri pada saat haid dengan adanya temuan massa

pada pelvik, vaginal discharge yang abnormal, daerah pelvik yang tegang,

wanita dengan risiko terhadap penyakit radang panggul, adanya riwayat

seksual aktif dengan risiko penyakit menular seksual sebaiknya dilakukan

pemeriksaan lebih lanjut seperti skrining untuk adanya penyakit infeksi

menular, pemeriksaan ultrasonografi untuk melihat kelainan patologi pada

(5)

Kelainan seperti endometriosis, adenomiosis sering dikaitkan dengan

keluhan nyeri haid yang berlebihan.

Rasa nyeri dapat bersifat individual dan subjektif sehingga tidak

adaparameter yang dapat digunakan untuk menilai rasa nyeri secara.

Beberapa metode dapat digunakan dalam menilai rasa nyeri seperti

unidimensi dan multidimensi. Skala Unidimensi merupakan metode

sederhana dengan menggunakan satu variabel untuk menilai intensitas

rasa nyeri. Metode unidimensi yang biasa dipakai antara lain Categorical

Scale, Numerical Ratting Scale (NRS), Visual Analogue Scale (VAS).

Metode sederhana ini biasanya digunakan secara efektif di rumah sakit

dan klinik. Metode Categorical Scales berisi beberapa deskripsi secara

verbal atau visual mengenai nyeri dari yang paling ringan sampai paling

berat. Yang termasuk dari Categorical Scale ini antara lain Verbal

Descriptor Scale (VDS), Face Pain Scale (FPS) yang menunjukkan

gambaran perubahan ekspresi wajah terhadap sensasi rasa nyeri.

Sedangkan metode NRS berisi tentang serial angka dari 0 sampai 10 atau

100, dimana pada awal angka diberi label tidak nyeri dan akhir angka

sangat nyeri. Pasien akan memilih kriteria nyeri yang sesuai dengan

intensitas nyeri yang meraka rasakan. Sedangkan metode VAS berisi

garis horizontal atau vertikal sepanjang 10 cm dengan label pada awal 25

garis tidak nyeri dan pada akhir garis sangat nyeri. Pasien akan memberi

tanda pada garis tersebut sesuai tingkat nyeri yang mereka rasakan.

Panjangnya jarak dari awal garis sampai tanda yang diberikan oleh pasien

(6)

Gambar 1. VISUAL ANALOG SCALE (VAS)

2.1.5 PENATALAKSANAAN

Penanganan dismenorea dapat dibagi dalam tiga bagian besar :

1. Farmakologis

Yaitu penanganan dismenorea dengan pemberian obat-obatan,

suplemen. Obat-obatan yang paling sering digunakan antara lain

Non Steroid Anti Inflamation Drug (NSAID) yang bekerja dengan

menghambat aktivitas enzim siklooksigenase sehingga produksi

dari prostaglandin berkurang. COX –II Inhibitor yang juga bekerja

selektif terhadap penghambatan biosintesis prostaglandin juga

dapat digunakan untuk menangani nyeri haid. Pemakaian

kontrasepsi hormonal dilaporkan juga dapat mengurangi nyeri

haid. Pemberian Vitamin B1, Magnesium, Zink, Vitamin E, juga

menunjukkan efek yang dapat mengurangi nyeri haid.3, 23, 24

2. Non-Farmakologis

Penanganan non farmakologi yang dapat digunakan pada wanita

(7)

(TranscutaneousElectrical Nerve Stimulation), Akupunktur,

pemakaian herbal, relaksasi, terapi panas, senam. 23, 25,26

3. Pembedahan

Terapi pembedahan pada penderita dismenorea merupakan

pilihan terakhir jika dengan terapi farmakologis dan

non-farmakologis tidak berhasil sehingga diperlukannya tindakan

pembedahan dalam menangani dismenorea. Terapi pembedahan

yang dapat dilakukan antara lain : laparoskopi (Laparoscopic

Uterine Nerve Ablation), histerektomi, presakral neurektomi.3, 23, 24

2.2 Nyeri

2.2.1 Definisi dan Jenis Nyeri

Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri

merupakan pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan,

yang terjadi akibat adanya kerusakan jaringan actual maupun potensial,

atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Nyeri merupakan

suatu pengalaman yang pribadi dan bersifat subjektif. Nyeri dapat

digolongkan dalam berbagai cara, yaitu :29

1. Menurut Jenisnya : nyeri nosiseptik, nyeri neurogenik, dan nyeri

psikogenik.

2. Menurut timbulnya nyeri : nyeri akut dan nyeri kronis.

3. Menurut penyebabnya : nyeri onkologik dan nyeri non onkologik.

(8)

Menurut timbulnya nyeri, nyeri dibagi menjadi dua, yaitu akut dan kronik.32

a. Nyeri akut

Nyeri yang terjadi segera setelah tubuh terkena cidera atau

intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas

bervariasi dari berat sampai ringan. Nyeri ini terkadang bisa hilang sendiri

tanpa adanya intervensi medis, setelah keadaan pulih pada area yang

rusak. Apabila nyeri akut ini muncul, biasanya tenaga kesehatan sangat

agresif untuk segera menghilangkan nyeri. Misalnya nyeri pasca bedah.32

b. Nyeri kronik

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap

sepanjang suatu periode tertentu, berlangsung lama, intensitas bervariasi,

dan biasanya berlangsung lebih dari enam bulan. Nyeri ini disebabkan

oleh kanker yang tidak terkontrol, karena pengobatan kanker tersebut atau

karena gangguan progresif lain. Nyeri ini bisa berlangsung terus sampai

kematian. Pada nyeri kronik, tenaga kesehatan tidak seagresif pada nyeri

akut. Klien yang mengalami nyeri kronik akan mengalami periode

remisi(gejala hilang sebagian atau keseluruhan) dan eksaserbasi

(keparahan meningkat). Nyeri ini biasanya tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. Nyeri ini

merupakan penyebab utama ketidak mampuan fisik dan psikologis. Sifat

nyeri kronik yang tidak dapat diprediksi membuat klien menjadi frustasi

dan seringkali mengarah pada depresi psikologis. Individu yang

(9)

tidak pernah tahu apa yang akan dirasakannya dari hari ke hari. Misalnya

nyeri post-herpetic, nyeri phantom atau nyeri karena kanker.32

Tabel 2.1. Perbedaan karakteristik nyeri akut dan kronik32,33,34 Nyeri akut Nyeri kronik

- Kausanya spesifik, dapat

diidentifikasi secara biologis

- Respon pasien:Fokus pada

nyeri, menangis dan

mengerang, cemas

- Tingkah laku menggosok

bagian yang nyeri

- Respon terhadap analgesik

: meredakan nyeri secara

efektif

- Lamannya sampai hitungan

bulan

- Sensasi terbakar, tumpul,

pegal

- Dibawa oleh serat C

- Fungsi fisiologi bersifat

normal

- Respon terhadap analgesik

: sering kurang meredakan

nyeri

(10)

Menurut derajat nyerinya, nyeri dibagi tiga :

Berdasarkan derajat nyerinya diklasifikasikan menjadi 3 kriteria, yaitu :32

1. Nyeri ringan : adalah nyeri yang hilang timbul, terutama sewaktu

melakukan aktifitas sehari-hari dan hilang pada waktu tidur.

2. Nyeri sedang : adalah nyeri yang terus menerus, aktifitas

terganggu, yang hanya hilang jika penderita tidur.

3. Nyeri berat : adalah nyeri yang berlangsung terus menerus

sepanjang hari, penderita tak dapat tidur atau sering terjaga oleh

gangguan nyeri sewaktu tidur.

2.2.2 Fisiologi Nyeri

Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima

rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah

ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus

kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga

nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang

bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer. 32

Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam

beberapa bagian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep

somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda

inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda.32

Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang

berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan.

(11)

a. Serabut A delta

Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan transmisi 6-30

m/det) yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat

hilang apabila penyebab nyeri dihilangkan

b. Serabut C

Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5

m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya

bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi32

Tabel2.2. Tipe Serabut Saraf32 Tipe

Aα Propiosepsi, motorik somatic 12-20 70-120

Aβ Raba, tekan 5-12 30-70

Aγ Motorik,serabut otot 3-6 15-30

Aδ Nyeri, suhu, raba 2-5 12-30

(12)

Struktur reseptor nyeri somatik (deep somatic) dalam meliputi

reseptor nyeri yang terdapat pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot,

dan jaringan penyangga lainnya. Karena struktur reseptornya komplek,

nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi.

Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini

meliputi organ-organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan

sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak sensitif

terhadap pemotongan organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan,

iskemia dan inflamasi.

Seperti halnya berbagai stimulus yang disadari lainnya, persepsi

nyeri dihantarkan oleh neuron khusus yang bertindak sebagai reseptor,

pendeteksi stimulus, penguat dan penghantar menuju sistem saraf pusat.

Sensasi tersebut sering didekripsikan sebagai protopatik (noxious) dan

epikritik (non-noxious). Sensasi epiritik (sentuhan ringan, tekanan,

propriosepsi, dan perbedaan temperatur) ditandai dengan reseptor

ambang rendah yang secara umum dihantarkan oleh serabut saraf besar

bermielin. Sebaliknya, sensasi protopatik (nyeri) ditandai dengan reseptor

ambang tinggi yang dihantarkan oleh serabut saraf bermielin yang lebih

kecil (A delta) serta serabut saraf tak bermielin (serabut C).

Stimulus ini melalui empat proses tersendiri yaitu :

1. Transduksi

Proses rangsangan yang mengganggu sehingga menimbulkan

aktivitas listrik di reseptor nyeri. Terjadi karena pelepasan mediator

(13)

histamin dari sel mast, serotonin dari trombosit dan substansi P dari

ujung saraf. Stimuli ini dapat berupa stimuli fisik (tekanan), suhu

(panas) atau kimia (substansi nyeri).

2. Transmisi

Proses penerusan impuls nyeri dari tempat transduksi melalui

nosiseptor saraf perifer. Impuls ini akan disalurkan oleh serabut saraf

A delta dan serabut C sebagai neuron pertama, dari perifer ke medulla

spinalis dimana impuls tersebut mengalami modulasi sebelum

diteruskan ke thalamus oleh traktus sphinotalamikus sebagai neuron

kedua. Dari thalamus selanjutnya impuls disalurkan ke daerah somato

sensoris di korteks serebri melalui neuron ketiga, dimana impuls

tersebut diterjemahkan dan dirasakan sebagai persepsi nyeri.

3. Modulasi

Melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desenden dari otak

yang dapat mempengaruhi transmisi nyeri setinggi medula spinalis.

Modulasi ini juga melibatkan faktor-faktor kimiawi yang menimbulkan

atau meningkatkan aktifitas di reseptor nyeri.

4. Persepsi

Hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik yang dimulai

dari proses transduksi, transmisi, dan modulasi yang pada gilirannya

menghasilkan suatu perasaan yang subyektif yang dikenal sebagai

(14)

2.2.3 Penilaian Nyeri

Dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara dimensi tunggal

maupun multidimensi. Penilaian nyeri dengan cara dimensi tunggal dapat

berupa skala analog visual (Visual Analogue Scale, VAS), skala numeric

verbal, dan skala penilaian verbal. VAS merupakan cara paling banyak

digunakan untuk menilai derajat nyeri. Skala linear ini menggambarkan

secara visual tingkat nyeri yang mungkin dialami oleh pasien. Rentang

nyeri diwakili satu garis panjang 10 cm, dengan tanda berupa angka

maupun pernyataan deskriptif pada tiap sisinya.31

Penilaian nyeri secara multidimensi adalah suatu cara menilai

tingkat nyeri yang dialami pasien, dan cara ini juga dapat mengukur aspek

lain dari nyeri, misalnya perilaku dan emosi. Cara multidemensi

diantaranya catatan harian nyeri, gambar nyeri, skala wajah nyeri,

kuesioner nyeri singkat Wisconsin, dan kuesioner nyeri McGrill. 31

Penilaian nyeri dapat berbagai cara dipakai untuk mengukur derajat

nyeri, cara yang sederhana dengan menentukan derajat nyeri secara

kualitatif sebagai berikut :

1. Nyeri ringan adalah nyeri yang hilang timbul, terutama sewaktu

melakukan aktivitas sehari-hari dan hilang pada waktu tidur.

2. Nyeri sedang adalah nyeri terus menerus, aktivitas terganggu, yang

(15)

3. Nyeri berat adalah nyeri yang berlangsung terus menerus

sepanjang hari, pendeita tidak dapat tidur atau sering terjaga oleh

gangguan nyeri waktu tidur.32

Pada saat ini banyak yang menentukan derajat nyeri secara

semi-kuantitatif dengan menggunakan penggaris yang diberi angka pada skala

0 yang berarti tidak nyeri sampai 10 untuk nyeri yang maksimal. Cara ini

popular disebut Numerical Rating Score (NRS). Disini secara subyektif

penderita diberi penjelasan terlebih dahulu bahwa bila tidak ada nyeri

diberi angka 0, sedang nyeri terhebat yang tak tertahankan lagi diberi

angka 10. Kemudian penderita diminta menentukan derajat nyerinya

dalam cakupan 0 sampai 10. Untuk mempermudah biasanya disodorkan

gambar skala dari 0-10 pada penderita untuk diminta menentukan tempat

derajat nyeri yang dideritanya.32

Cara lain seperti yang disebutkan sebelumnya adalah

mempergunakan VAS. Walaupun menilai nyeri merupakan hal yang

sangat subyektif, penderitaan nyeri pasien perlu dievaluasi secara

(16)

Gambar. 2. Perbandingan skala nyeri A0 skala analog visual, B) skala numeric verbal, C0 skala penilaian verbal32

2.3 PROSTAGLANDIN

Prostaglandin merupakan mediator yang sering dikaitkan dengan

rasa sakit , demam, inflamasi. Prostaglandin juga berperan dalam kondisi

fisiologis termasuk pada sistem reproduksi wanita. Prostaglandin adalah

salah satu senyawa eikosanoid yang merupakan turunan dari asam lemak

20- karbon tak jenuh seperti asam arakidonat yang aktif secara fisiologis

(17)

2.3.1 SINTESIS PROSTAGLANDIN

Prostaglandin merupakan autokrin dan parakrin yang dihasilkan oleh

hampir semua sel di tubuh manusia. Prostaglandin yang dihasilkan

merupakan turunan dari metabolisme asam arakhidonat. Asam

arakhidonat dihasilkan dari proses esterifikasi dari asam lemak pada

fosfolipid dan juga esterifikasi dari kolesterol . 28

Sintesis prostaglandin diawali dengan adanya rangsangan baik

secara fisik, kimiawi maupun termik yang dapat merusak membran sel

sehingga memicu pembentukan asam arakhidonat dari fosfolipid yang

terdapat pada membran sel oleh enzim fosfolipase. Asam arakidonat akan

memasuki lintasan metabolisme siklooksigenase yang akan dikatalisir

oleh enzim cyclooxygenase (COX) yang dikenal juga dengan

prostaglandin H sintase (PGHS) atau Prostaglandin Endoperoksidase

Sintase (PES). Siklooksigenase ini mempunyai dua isoenzim yang dikenal

dengan COX-1 dan COX-2. COX-1 dapat merangsang pembentukan

prostasiklin sedangkan COX-2 merupakan respon dari inflamasi, growth

factors, sitokin, dan endotoksin. Produk yang pertama sekali dihasilkan

reaksi enzimatis ini adalah Prostaglandin G2 (PGG2) kemudian akan

dimetabolisme menjadi Prostaglandin H2 (PGH2), yang merupakan

prekursor terbentuknya senyawa prostanoid seperti Prostaglandin D

(PGD2), Prostaglandin E (PGE2), Prostaglandin F (PGF2), Prostasiklin

(18)

Gambar 3. Sintesis Prostaglandin

Gambar 4. Prostaglandin pathway Arachidonic acid

PGG

2

PGH

2

PGE

2

PGA

2

PGC

2

PGB

2

PGI

2 TXA2

PGD

(19)

Gambar 5. Interaksi Prostaglandin dengan Reseptor Spesifik

Prostaglandin yang disekresikan akan berikatan pada reseptornya

yang spesifik yang berada pada target organ yang akan menimbulkan

efek yang spesifik pula. Ada beberapa reseptor dari prostaglandin yang

dikenal seperti DP, EP1-4, IP, FP, TP merupakan grup dari G Protein

Couple Receptor (GPCR) yang masing-masing akan berikatan dengan

prostaglandin yang spesifik

2.3.2 PERANAN PROSTAGLANDIN PADA DISMENOREA

Selama siklus menstruasi ditemukan peningkatan dari kadar

prostaglandin terutama PGF2 dan PGE2. Pada fase proliferasi

konsentrasi kedua prostaglandin ini rendah, namun pada fase sekresi

(20)

dimana selama siklus konsentrasi PGF2 akan terus meningkat kemudian

menurun pada masa implantation window.

Pada beberapa kondisi patologis konsentrasi PGF2 dan PGE2 pada

wanita dengan keluhan menorrhagia secara signifikan lebih tinggi

dibandingkan dengan kadar prostaglandin wanita tanpa adanya gangguan

haid.

Diketahui bahwa FP yaitu reseptor PGF2 banyak ditemukan di

miometrium. Dengan adanya PGF2 akan menimbulkan efek vasokontriksi

dan meningkatkan kontraktilitas otot uterus. Sehingga dengan semakin

lamanya kontraksi otot uterus ditambah adanya efek vasokontriksi akan

menurunkan aliran darah ke otot uterus selanjutnya akan menyebabkan

iskemik pada otot uterus dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri.Menurut

Mayo, ditemukan konsentrasi PGF2α dan PGE2 dalam jumlah yang lebih

tinggi pada endometrium dan darah haid pada wanita yang mengalami

dismenorea. Dimana PGF2α dan PGE2 mempunyai efek yang berlawanan

terhadap pembuluh darah yaitu sebagai vasodilator dan vasokonstriktor.

Dengan pemberian PGF2α akan menyebabkan peningkatan kontraktilitas

otot uterus pada semua fase menstruasi sedangkan PGE2 dapat

(21)

Gambar 6. Peranan prostaglandin pada dismenorea

2.4 Tablet Zink sebagai Penanganan Nyeri pada Dismenorea

2.4.1 Zink

Zink merupakan salah satu logam berat yang terdapat dalam tubuh

manusia. Logam ini berikatan dengan hampir semua protein dan enzim

yang bekerja sebagai katalisator, ko-katalisator, dan elemen structural.

Selain itu, zink bebas (tidak berikatan) bekerja sebagai molekul-molekul

yang memberikan sinyal yang berefek terhadap sistem neuronal dan non

neuronal. Oleh sebab itu zink merupakan komponen penting dalam tubuh

kita dari asupan makanan sehari-hari dimana defisiensi dari elemen ini

dapat berakibat menimbulkan berbagai gejala patologis yang timbul.

Namun zink juga diketahui memiliki potensi menyebabkan sitotoksik, dan

(22)

homeostatis. Memang benar bahwa paparan zink yang berlebihan dapat

menjadi berbahaya dan menyebabkan kondisi patologis. Misalnya,

paparan berlebihan lewat saluran cerna dapat menyebabkan timbulnya

nausea, dan nyeri gaster. Paparan zink yang berlebihan lewat inhalasi

yang banyak tercampur dengan polusi udara lainnya dapat menjadi toksin

bagi saluran pernafasan sepeerti asap rokok, yang menimbulkan iritasi

saluran napas, dan pada kasus yang berat bisa menimbulkan zinc fume

fever, suatu penyakit inflamasi pulmonal dengan gejala mirip flu

diakibatkan oleh fraksi yang larut air dari zink oksida yang terinhalasi.

Mekanisme hal ini belum diketahui secara jelas. 36

Diduga kadar zink oksida yang berlebihan menimbulkan efek up

regulation dari mediator inflamasi dan terjadi pengaktifan neuron

somatosensoris. Disamping itu, zink dapat berinteraksi secara langsung

dengan serabut saraf sensoris, yang menginisiasi nyeri dan inflamasi

neurogenik. Informasi neuron sensoris yang disampaikan ke susunan

saraf pusat melalui kondisi termal, mekanis, dan kimiawi lewat kulit dan

organ visceral lainnya. Kondisi berbahaya seperti temperature yang

ekstrim, yang dikatakan nosisepsi, yang mencetuskan sinyal nyeri dan

merangsang timbulnya inflamasi neurogenik.36

Penelitian terbaru menunjukkan TRPV1 dn TRPA1, kedua kanal

kation dari potensial reseptor golongan (Transient Receptor Potential

,TRP) yang mengekspresikan neuron nosisepsi yang memiliki fungsi

(23)

fungsi TRPV1 sebagai sebuah reseptor untuk temperature yang tinggi

(<42 0C) dan kapsaikin, kandungan dari cabai yang menimbulkan rasa

pedas. TRPA1 merupakan reseptor pada respon dingin (<17 0C). 36

Berdasarkan berbagai penilitian diatas fungsi zink sebagai molekul

penting yang berguna bagi tubuh kita sangan penting untuk dijaga

keseimbangannya. Zink memiliki fungsi menginhibisi timbulnya nyeri lewat

berbagai mekanisme seluler.Tetapi kadar yang berlebihan dari elemen

zink yang berbahaya juga dapat menimbulkan terlepasnya mediator

inflamasi yang menimmbulkan nyeri. Lewat aktivasi TRPA1 melalu

mekanisme yang unik yang dikatakan toksisitas zink. 36,37

Zink telah dikatakan sebagai molekul kunci endogen yang memiliki

peranan dalam proses fisiologis dan patologis. Akhir-akhir ini zink telah

dilaporkan dapat mengurangi nyeri pada model hewan. Dikarenakan

peran pentingnya dalam suatu penyakit, efek dari zink pada kanal ion

voltage andligand-gated telah dipelajari. Contohnya, empat residu dari

domain ekstraseluler terminal-N dari subunit NR2A dengan afinitas tinggi

terhadap ikatan Zn2+ terhadap reseptor NMDA.sejalan dengan penemuan

ini, akhir-akhir ini ditemukan juga oleh Nozaki dkk bahwa zink dapat

menghilangkan nyeri melalui ikatan kuat dengan reseptor NMDA dari

subunit NR2A dengan menggunakan NR2A-H128S pada tikus. Selain itu,

zink juga menghambat kanal K+ pada neuron olfaktorius. 37

Beberapa ion logam seperti kalsium, magnesium, barium, dan zink

(24)

ekspresi kanal kation nonselektif di saraf sensorik yang bekerja sebagai

reseptor nosisepsi.38

Suplementasi Zink termasuk dalam kebanyakan tablet suplemen

vitamin dan mineral. Sediaannya meliputi zink oksida, zink asetat, dan

zink glukonat. Hal ini diyakini memiliki sifat antioksidan, yang dapat

melindungi terhadap penuaan kulit dan otot-otot tubuh, studi berbeda

untuk efektivitasnya. Zink juga membantu proses penyembuhan

mempercepat setelah cedera. Hal ini juga dikatakan sebagai manfaat bagi

sistem kekebalan tubuh. Memang, kekurangan zink mungkin memiliki efek

pada hampir semua bagian dari sistem kekebalan tubuh manusia. Asupan

rekomendasi harian zink bagi tubuh sebanyak 8 mg/hari untuk wanita dan

11 mg/hari untuk pria. Sumber yang berasal dari makanan seperti lobster,

daging khususnya daging sapi, hati, kacang-kacangan, gandum, dll.

Suplementasi sebaiknya diberikan pada mereka yang mengalami

defisiensi zink atau peningkatan kebutuhan terhadap zink (pasca bedah,

trauma, luka). Suplementasi yang berlebihan dari zink bisa menyebabkan

defisiensi besi.39,40

(25)

Zink penting untuk proses tumbuh kembang. Pada tingkat seluler, zink

memiliki peranan dalam proliferasi, diferensiasi, dan apoptosis. Zink

memiliki fungsi biologis dalam katalisasi enzimatis, regulasi redox,

transduksi sinyal, sistem imun, dan sel saraf. Ion zink dapat menginhibisi

proses prolilhidroksilasi dan menstabilkan hypoxia-inducible factor 1

(HIF-1) yang memfasilitasi ekspresi dari sel-sel yang mempertahankan

proliferasi.41

2.4.2 Metabolisme Zink Dalam Tubuh

Zink merupakan trace element yang esensial bagi tubuh. Beberapa

jenis enzim memerlukan zink bagi fungsinya dan bahkan ada enzim yang

mengandung zink dalam struktur molekulnya, diantaranya enzim karbonik

anhidrase (mengandung zink 0.33%) dan alkalin fosfatase. Zink

merupakan agen reduksi yang baik dan dapat membentuk ikatan yang

stabil dengan ion-ion seperti alkalin fosfatase, alkohol dehidrogenase,

insulin, karbonik anhidrase, dan karbopeptidase.

Zink esensial untuk struktur dan fungsi protein, termasuk pengatur,

struktur dan enzymatik. Diperkirakan lebih dari 1 % kode genetik pada

manusia terdiri dari campuran zink dengan protein. 47Pada sistem saraf

pusat, zink mempunyai peranan sebagai produk neurosekretori atau

kofaktor. Pada peranan ini, zink berkonsentrasi tinggi dalam vesikel

sinaptic pada bagian spesifik neuron, yang disebut “zink containing

(26)

Zink tersebar di seluruh tubuh, di dalam tubuh terkandung 2-2,5

gram zink yang tersebar hampir di semua sel. Sebagian besar zink berada

di dalam hati, pankreas, ginjal, otot dan tulang. Jaringan yang banyak

mengandung zink adalah bagian mata, kelenjar prostat, kulit, rambut dan

kuku. Sumsum tulang belakang dan ginjal merupakan tempat-tempat

terbanyak mengandung zink labil. Tempat tempat ini juga merupakan

tempat-tempat yang pertama akan mengalami defisiensi zink dalam

kondisi defisiensi zink. 49

Zink merupakan ion intraseluler di dalam cairan tubuh. Zink di

dalam plasma hanya 0.1% dari seluruh zink di dalam tubuh yang

mempunyai masa pergantian yang cepat. Zink dalam darah akan menurun

jika terjadi infeksi, anemia, hipertiroid, kehamilan dan wanita yang

menggunakan pil kontrasepsi. 50

Sumber zink yang baik terutama pada sumber protein hewani

seperti daging, hati, kerang, dan ikan. Susu, keju dan beberapa produk

biji-bijian dapat menjadi sumber zink yang signifikan. Zink yang

terkandung dalam protein hewani lebih mudah digunakan dalam tubuh

daripada zink yang terdapat pada nabati. 50Penyerapan zink terjadi pada

bagian atas usus halus. Dalam plasma, sekitar 30% zink berikatan dengan

2 alfa makroglobulin, sekitar 66% berikatan dengan albumin dan sekitar

2% membentuk senyawa kompleks dengan histidin dan sistein. Komplek

zink-albumin disebut ligan zink makromolekul utamasedangkan ligan

(27)

berfungsi untuk mentransport zink ke seluruh jaringan termasuk ke hati,

otak, dan sel-sel darah merah. 51

Zink diangkut oleh albumin dan transferin masuk ke aliran darah

dan dibawa ke hati. Kelebihan zink akan disimpan dalam hati dalam

bentuk metalotionein, sedangkan yang lainnya dibawa ke pankreas dan

jaringan tubuh lain. Zink digunakan untuk membuat enzim pencernaan di

dalam pankreas yang pada waktu makan dikeluarkan ke dalam saluran

pencernaan. Dengan demikian saluran cerna memiliki dua sumber zink,

yaitu dari makanan dan cairan pencernaan pankreas.

Absorpsi zink diatur oleh metalotionein yang disintesis di dalam sel

dinding saluran pencernaan. Bila konsumsi zink tinggi, di dalam sel

dinding saluran cerna zink akan diubah menjadi metalotionein sebagai

simpanan, sehingga absorbsi zink berkurang. Metalotionein di dalam hati

mengikat zink hingga dibutuhkan oleh tubuh. Metalotionein diduga

mempunyai peranan dalam mengatur kandungan zink di dalam cairan

intraselular. 50

Metalotionein sangat kaya akan asam amino sistein dan dapat

mengikat 9 gram atom logam untuk setiap protein. Protein ini sangat

terikat erat dengan mineral mineral zink. Beberapa penelitian

membuktikan bahwa sintesis tionein dirangsang oleh adanya mineral zink

(Piliang, 2001). Metalotionein-III (MT-III) merupakan bagian yang spesifik

dari metalonein yang terdapat pada otak yang mengikat zink dan

(28)

merupakan senyawa kompleks zink yang kemungkinan berperan dalam

utilisasi zink sebagai neuromodulator. 50

Banyaknya zink yang diserap berkisar antara 15-40%. Absorpsi

zink dipengaruhi oleh status zink dalam tubuh. Bila lebih banyak zink yang

dibutuhkan, lebih banyak pula zink yang diserap. Begitu pula jenis

makanan mempengaruhi absorpsi. Serat dan fitat menghambat

ketersediaan biologik zink, sebaliknya protein histidin, metionin dan sistein

dapat meningkatkan penyerapan. Tembaga dalam jumlah melebihi

kebutuhan faal menghambat penyerapan zink. 47

Nilai albumin dalam plasma merupakan penentu utama penyerapan

zink. Albumin merupakan alat transpor utama zink. Penyerapan zink

menurun bila nilai albumin darah menurun, misalnya dalam keadaan gizi

kurang atau kehamilan. Zink diekskresikan melalui feses. Di samping itu

zink dikeluarkan melalui urine dan keringat serta jaringan tubuh yang

dibuang, seperti kulit, sel dinding usus, cairan haid dan mani. 50

Zink terlibat dalam sejumlah besar metabolisme dalam tubuh,

seperti: keseimbangan asam basa, metabolisme asam amino, sintesis

protein, sintesis asam nukleat, ketersediaan folat, penglihatan, sistem

kekebalan tubuh, reproduksi, perkembangan dan berfungsinya sistem

saraf. Lebih dari 200 enzim bergantung pada zink, termasuk di dalamnya

karbonik anhidrase, alkohol dehidrogenase, alkalin fosfatase, RNA

polimerase, DNA polimerase, nukleosida fosforilase, protein kinase,

(29)

superperoksida dimutasi di dalam sitosol semua sel, berperan dalam

memusnahkan anion superoksida yang merusak. 47

2.4.3 Patofisiologi Nyeri pada Dismenorea

Hubungan antara nyeri dan dismenorea merupakan hal utama yang

menjadi masalah dalam penyakit ini. Sayangnya etiologi yang sebenarnya

yang terkait nyeri dan nosisepsi pada dismenorea masih sedikit

dimengerti, sehingga hasilnya intervensi terapi yang sebenarnya masih

tergolong kurang efektif dan hal ini sangat berpengaruh terhadap kualitas

hidup wanita. 42,43

Suatu kesimpulan telah dipublikasikan saat Annual Meeting of the

European Society of Human Reproduction and Embryology (ESHRE) di

Istanbul, Turki. Efektivitas dari terapi medis dinilai secara kritis dan

ditemukan indikasi terapetis pada beberapa grup dan dinilai dapat

digunakan secara umum. Meskipun demikian, berbagai penelitin

mengena perkembangan obat terbaru terus dilakukan untuk meningkatkan

pilihan dan meminimalisir nyeri yang ditimbulkan oleh dismenorea.44

Beberapa penelitian tentang neurogenesis di endometrium pada

dismenorea telah dilakukan, tetapi penelitian yang melibatkan

pertumbuhan saraf dalam fisiolgi manusia telah ditemukan beberapa

faktor yang berperan, diantaranya beberapa protein neutrophin (NT) yang

menunjang perkambangan dan ketahanan sel saraf. Diantara NT tersebut,

Nerve Growth Factor (NGF) adalah yang pertama sekali ditemukan. NGF

(30)

NT-3, NT-4/5 dan mRNA brain-derived neutrophic factor (BDNF)ditemukan

dalam endometrium pada wanita dengan dismenorea stage IV disertai

nyeri. Koordinasi aksi dari neural dan vaskular, sebuah proses yang

dikatakan ‘neuroangiogenesis’ telah dihipotesakan membuat persarafan

dan pembesaran dari fragmen endometrium. Dengan menggunakan

pendekatan proteomic dan immunoassay, ditemukan peningkatan kadar

NT-4/5 dan BDNF, tetapi tidak untuk kadar NGF, hal ini telah

didemonstrasikan pada dismenorea. Reseptor neutrophin p75 dideteksi

dalam konsentrasi yang relatif rendah pada antobodi microarray.

Peningkatan kadar NGF dan reseptor TrkB eutopik endometrium pada

cairan peritoneal pada kasus dismenorea42

Telah dikemukakan bahwa faktor-faktor pro-inflamasi dismenorea

menyebabkan peningkatan akumulasi dari makrofag, yang membuat

proses neuro-angiogenesis bekerja. Disamping itu, Interlukin 1β, sebuah

faktor kritis dalam dismenorea juga merupakan mediator kuat terhadap

neuro-inflamasi. 42,43

Pengamatan ini merupakan implikasi penting, peran dari NT

sebagai neuro angiogenesis yang menimbulkan nyeri pada endometrium

dapat menjadi target selanjutnya untuk menghilangkan nyeri yang

dikarenakan dismenorea.42

Pada pasien wanita dengan dismenorea, perjalanan dari

diagnostik hingga terapi selesai dapat membutuhkan waktu yang lama,

menyakitkan dan bisa membuat frustasi. Waktu yang dibutuhkan dari

(31)

Amerika selama sekitar 11,73±7,05 tahun, untuk wanita di Inggris selama

7,96 ±7,92 tahun. Wanita biasanya menunda untuk pergi ke dokter karena

merasa nyeri yang mereka alami merupakan hal yang wajar selama

menstruasi.24

2.4.4 Peran Zink dalam Menginhibisi Nyeri

Zinc diteliti sebagai salah satu terapi untuk dismenorrea

karena efeknya yang dapat mengurangi sintesi prostaglandin melalui

kemampuannya sebagai anti inflamasi dan katalisator antioksi dan

endogen yang dapat meningkatkan sirkulasi pembuluh darah mikro (Eby,

2006)

Menurunnya kadar estrogen akan menyebabkan terjadinya

peningkatan sintesis prostaglandin. Menurut Berek dan Novak’s,

penurunan progesterone pada fase luteal membuat membran lisosomal

menjadi tidak stabil dan memicu aksi enzim lisosomal, pelepasan enzim ini

menyebabkan pelepasan enzim phospholipase yang berperan pada

konversi fosfolipid menjadi asam arakidonat dan mrngaktivasi jalur

siklooksigenase (COX). Selanjutnya asam arakidonat menjadi PGF2α dan

prostaglandin E2 (PGE2) melalui siklus endoperoxidase dengan perantara

prostaglandin G2 (PGG2) dan prostaglandin H2 (PGH2). Peningkatan

prostaglandin ini mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah arteri

spiralis. Vasokontriksi arteri spiralis memberikan dampak iskemia

endometrium bagian kompakta dan spongiosa sehingga, sehingga terjadi

(32)

Kebanyakan rasa tidak nyaman pada dismenorrea disebabkan oleh

radikal bebas. Enzim yang menginaktivasi oksigen tersebut adalah

dismutase. Copper-zinc dismutase enzim terdapat di uterus dan terapi

zinc meningkatkan level enzim tersebut yang dapat meredakan rasa

keram dan nyeri haid.

Zinc merupakan anti inflamasi dan agen antioksidan yang cukup

efektif, dan dapat menurunkan regulasi sitokin inflamasi. Zinc melindungi

membran sel plasma dalam mencegah kerusakan sel oleh berbagai agen

sitotoksik tergantung dosis yang terpaut jauh di atas konsentrasi fisiologis.

Zinc mengatur cyclooxygenase-2 (COX-2), sebuah enzim yang terlibat

dalam nyeri, peradangan dan terlibat dalam jenis kanker tertentu (seperti

kanker rahim yang memiliki prognosis yang buruk), dan yang dapat

diturunkan dengan pengobatan zinc.37

Sebuah studi yang dilakukan di Irak oleh Goodarzi dkk dikatakan

bahwa suplementasi zink bermanfaat dalam penanganan pasien dengan

prostatitis kronik. Hal ini disebabkan oleh sifat antibakteri dan peran

imunomodulator zink organic didalam tubuh. Sulementasi zink yang

diberikan pada penelitian tersebut sebanyak 220 mg zink sulfat perhari

dalam bentuk kapsul tanpa ditambahkan suplemen lainnya. Peresepan

dosis tersebut dilakukan berdasarkan sudi dari beberapa literature

terdahulu. Grup kontrol hanya diberi plesebo dan hasilnya menunjukkan

terdapat perbedaan yang bermakna pada skor nyeri antara pasien yang

diberi suplementasi zink setelah 12 minggupengamatan dibandingkan

(33)

Tabel 2.3. Asupan antioksidan pada wanita dengan dismenorea dan tanpa dismenorea45

Pada tabel diatas oleh suatu penelitian terlihat bahwa

perbandingan antioksidan berupa vitamin dan mineral pada wanita

dengan dismenorea dan tidak dismenorea. Pada wanita dengan

dismenorea ditemukan asupan vitamin A,C,E dan zink yang lebih sedikit

dibandingkan dengan yang tidak menderita dismenorea.45,46

Pada pasien dismenorea dikatakan zink sebanyak 1-3 kali setiap

30 mg dosis perhari dalam 4 hari mampu mencegah terjadinya

dismenorea dengan cara menginhibisi metabolisme prostaglandin ,

sehingga seseorang dengan defisiensi zink akan menimbulkan gejala

kram perut saat menstruasi (dismenorea). Suatu studi di Amerika

menyimpulkan bahwa pada pasien yang mengkonsumsi 31 mg zink

perhari tidak mengalami gejala-gejala premenstrual, (p<0,001), serta tidak

(34)

2.4.5 Peranan Zink dalam Mencegah Nyeri Haid pada Nyeri Haid Pimer

Sejak prostaglandin disebut sebagai penyebab nyeri haid, maka

penelitianpenelitian yang dilakukan difokuskan pada penghambatan

produksi prostaglandin. Zink sebagai salah satu mikronutrien dapat

menghambat metabolisme prostaglandin di mana konsentrasi zink

sebesar 1x10-5 mol/l, dalam rentang konsentrasi fisiologis pada jaringan

uterus, dapat menghambat metabolism prostaglandin, sehingga dapat

mengurangi nyeri haid. 52

Premenstrual tension tidak terjadi pada pasien-pasien yang

mengkonsumsi 31 mg zink per hari dibandingkan dengan pasien yang

hanya mengkonsumsi 15 mg zink/hari.53 Hipotesis lain mengatakan bahwa

mekanisme zink dalam otot polos uterus sama dengan mekanisme zink

pada pengobatan angina pectoris dengan cara meningkatkan sirkulasi

pada pembuluh darah kapiler.53Kontraksi uterus yang kuat mengakibatkan

berkurangnya aliran darah ke otot uterus, sehingga mengakibatkan

berkurangnya asupan oksigen ke dalam jaringan yang menimbulkan

iskemia. Keadaan iskemia akan mengakibatkan pelepasanreaktif oksigen

spesies yang mengakibatkan kerusakan jaringan dan rasa nyeri. 54

Pemberian zink dapat memperbaiki sirkulasi pembuluh darah

kapiler sehingga mengurangi kram dan nyeri. Pemberian zink juga berefek

sebagai antioksidan dan antiinflamasi yang dapat menurunkan kadar

sitokinsitokin penyebab inflamasi sehingga dapat mengurangi kram dan

(35)

enzim yang terlibat dalam nyeri dan inflamasi, dimana pemberian zink

akan menurunkan aktivitas Cox-2.56 Berdasarkan hasil-hasil penelitian

tersebut, perlu dilakukan penelitian zink selanjutnya karena pemberian

zink dianggap lebih efektif dan memiliki efek samping yang lebih sedikit

dibandingkan obat-obatan lainnya dan juga untuk menentukan dosis yang

(36)
(37)

2.7 Kerangka Konsep

BAB III

DISMENORE

Sintesis Prostaglandin

(PGF2α, PGE2)

Umur Usia Menarche Indeks Massa Tubuh

Derajat Nyeri berdasrkan VAS :

Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Nyeri Sangat Berat ZINK

Hal yang

Gambar

Gambar 1. VISUAL ANALOG SCALE (VAS)
Tabel 2.1. Perbedaan karakteristik nyeri akut dan kronik32,33,34
Gambar. 2. Perbandingan skala nyeri A0 skala analog visual, B) skala
Gambar 3. Sintesis Prostaglandin
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan pemasaran syariah dalam perusahaan atau usaha yang bergerak di sektor IKRT (Industri Kecul Rumah Tangga) yaitu untuk menandakan pada usaha tersebut bahwa usaha

Bab lima terdiri atas: simpulan, berisi intisari pembahasan yang relevan dan dapat memperkaya hasil temuan penelitian; keterbatasan yang memaparkan keterbatasan yang dihadapi

Satu buku dapat memiliki beberapa copy, namun untuk copy yang sama memiliki satu nomor buku. Setiap peminjaman akan dicatat

Penelitian yang dilakukan adalah memberi nilai dalam setiap kriteria pada setiap jabatan menggunakan metode SAW dan WP dimana dengan metode ini apakah hasil keputusan mendapatkan

Perancangan sistem pendukung pengambilan keputusan untuk penerimaan beasiswa dengan metode SAW (Simple Additive Weighting).. Jurnal Teknologi

saja yang dapat meningkatkan mutu pendidikan di kedua lembaga.. Membicarakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

Duration of storage time of beef with soy protein hydrolysate increased the peroxide value, and the color, texture, flavor, juiciness, tenderness, and the acceptability scores

Dalam penelitian serupa menunjukkan bahwa kekayaan Coleoptera tidak berbeda nyata pada umur lahan yang berbeda, hal tersebut dapat disebabkan oleh proses suksesi yang lambat