• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pahlawan bukanlah sosok pejuang yang membela negara demi meraih kemerdekaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pahlawan bukanlah sosok pejuang yang membela negara demi meraih kemerdekaan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Jika seorang guru mendapatkan gelar sebagai pahlawan tanpa tanda jasa maka kini telah muncul istilah lain untuk menyebut sosok pahlawan. Kini, sosok pahlawan bukanlah sosok pejuang yang membela negara demi meraih kemerdekaan dari tangan penjajah. Namun kini, sosok pahlawan adalah sosok yang membela negara dalam segi pendapatan. Tenaga Kerja Indonesia atau TKI telah mendapatkan gelar sebagai “pahlawan devisa”. Hal ini terjadi karena salah satu sumber pendapatan devisa negara terbesar berasal dari para Tenaga Kerja Indonesia. Dalam Laporan Neraca Pembayaran Indonesia yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada Februari 2012, hingga triwulan IV tahun 2011 tercatat surplus sebesar USD 1,2 milliar atau lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar USD 1 miliar dan penerimaan atas remitansi dari Tenaga Kerja Indonesia membukukan arus masuk sebesar USD 1,7 miliar.

Fenomena pahlawan devisa tumbuh seiring dengan perkembangan kemajuan ekonomi yang tidak seimbang antara negara yang satu dengan yang lainnya hingga berimbas pada ketersediaan lapangan pekerjaan. Hal tersebut mendorong terjadinya migrasi penduduk atau tenaga kerja antar negara demi untuk mencari tingkat dan taraf penghidupan yang lebih baik. Berita resmi dari Badan Pusat Statistik tentang keadaan ketenagakerjaan Februari 2012 memaparkan bahwa jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2012 sebesar 117,4 juta orang atau bertambah sebesar 1,0 juta orang dibandingkan pada

(2)

bulan Februari 2011. Sedangkan jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada bulan Februari 2012 mencapai 112,8 juta orang atau bertambah 1,5 juta orang dibandingkan keadaan pada bulan Februari 2011. Keadaan ketenagakerjaan di Indonesia pada bulan Februari 2012 menunjukkan adanya perbaikan melalui peningkatan jumlah angkatan kerja maupun jumlah penduduk bekerja. Seiring dengan pertumbuhan jumlah tenaga kerja dan perkembangan migrasi tenaga kerja maka penerimaan atas remitansi yang berupa aliran kiriman uang dari para Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri kepada sanak saudaranya di Indonesia juga turut dan terus berkembang hingga menjadi peluang bisnis yang besar bagi industri perbankan dalam menyediakan produk dan layanan jasa remitansi.

Pada umumnya, jasa layanan pengiriman uang banyak digunakan oleh Tenaga Kerja Indonesia atau migrant workers, dalam hal ini digunakan sebagai sarana pengirman dana dari Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri kepada keluarganya di Indonesia. Namun demikian, pengguna layanan jasa ini dapat juga dilakukan oleh turis mancanegara, pelajar Indonesia di luar negeri, dan sebagainya. Sedangkan berdasarkan cakupan transaksi pengirman uang dibedakan menjadi: transaksi pengiriman uang dari luar wilayah ke dalam wilayah Indonesia, dari dalam wilayah ke luar wilayah Indonesia dan di dalam wilayah Indonesia atau domestik. Persentase terbesar dari transaksi kiriman uang berada pada transaksi pemgiriman uang dari luar wilayah ke dalam wilayah Indonesia, khususnya transaksi kiriman uang dari para Tenaga Kerja Indonesia.

Menurut komposisi negaranya, jumlah Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di wilayah Asia Pasifik hingga akhir bulan Desember 2011 sebagian besar

(3)

terkonsentrasi di Malaysia, yakni sebesar 76 persen, di Hongkong sebesar 7 persen, di Taiwan dan di Singapura sebesar 6 persen (Gambar 1.1). Sedangkan untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika jumlah konsentrasi terbesar berada di Arab Saudi, yakni sebesar 83 persen, diikuti Uni Emirat Arab sebesar 8 persen dan Yordania sebesar 3 persen (Gambar 1.2).

Sumber: Laporan Neraca Pembayaran Indonesia, Realisasi Triwulan IV-2011 Gambar 1.1

Komposisi Jumlah TKI di Kawasan Asia Pasifik

Sumber: Laporan Neraca Pembayaran Indonesia, Realisasi Triwulan IV-2011 Gambar 1.2

Komposisi Jumlah TKI di Kawasan Timur Tengah dan Afrika

Metrotvnews.com, republika.co.id, detik finance dan situs resmi BNP2TKI pada tanggal 12 Maret 2013 melansir berita bahwa Kuwait akan membuka lowongan kerja untuk sektor formal sebanyak 2.000 (dua ribu) sedangkan Bloomberg

(4)

Businessweek edisi bahasa Indonesia No.09/07-13 Maret 2013 dalam artikelnya yang berjudul “Banjir Pekerja Asing di Kores Selatan” mengemukakan bahwa:

Korea Selatan, dengan populasi yang menua dengan cepat, telah berubah dari negara dengan tenaga kerja berlimpah menjadi defisit. Kini negara itu mencari pekerja asing untuk bekerja di pabrik dan sawah. (p.16)

Lansiran berita tersebut menunjukkan prospek positif dari pertumbuhan jumlah tenaga kerja dan perkembangan migrasi tenaga kerja yang berimbas pada besarnya potensi pasar dari bisnis remitansi hingga membuat hampir seluruh bank di Indonesia memiliki dan menawarkan produk dan layanan jasa remitansi. Termasuk diantaranya 4 (empat) bank terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah aset yang dimiliki yaitu: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Central Asia dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Besaran persentase pendapatan atas transaksi remitansi tahun 2011 dari 4 (empat) bank tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.3.

Gambar 1.3

Persentase Pendapatan Transaksi Remitansi Tahun 2011 dari 4 (Empat) Bank Terbesar di Indonesia Berdasarkan Jumlah Aset

Pada tahun 2011 pendapatan bisnis remitansi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mencapai Rp.123 miliar dengan volume mencapai 1.113.743 item (sumber:

PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. 5% PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 40% PT BANK CENTRAL ASIA 30% PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. 25%

DALAM JUTA USD

SUMBER: ANNUAL REPORT 2011 (DARI MASING-MASING BANK)

(5)

annual report PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.tahun 2011, p.85). Langkah strategis yang diambil oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. untuk memperkuat daya saing adalah dengan memanfaatkan potensi perkembangan ekonomi Cina dengan menjadi bank pertama dari Indonesia yang membuka kantor cabang di Shanghai, Cina yang beroperasi secara penuh sejak tanggal 17 November 2011. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. juga melakukan investasi pengembangan sistem “Mandiri Advance

Remittance System”, yakni fasilitas aplikasi berbasis web yang dapat digunakan oleh nasabah corporate atau remittance service provider yang bekerjasama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. untuk melakukan transaksi bulk remittance berupa pencairan tunai, pindah buku dan transaksi pihak ketiga ke bank lain.

Transaksi remitansi dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. melalui layanan produk BRIfast Remittance selama kurun waktu tahun 2011 juga mengalami peningkatan. Jumlah total transaksi remitansi pada tahun 2011 meningkat sebesar 52,82 persen dibandingkan dengan tahun 2010 dengan total pendapatan untuk transaksi incoming sebesar Rp.109,64 triliun (sumber: annual report PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. tahun 2011). Peningkatan tersebut adalah hasil dari upaya kerjasama antara PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dengan pihak bank maupun lembaga keuangan non bank yang tersebar di seluruh negara tujuan para Tenaga Kerja Indonesia dan hasil dari menempatkan Remittance Representative Officers atau perwakilan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. di Arab Saudi, Uni Arab Emirat dan Malaysia yang bertanggung jawab dalam mengembangkan bisnis remitansi melalui usaha pemasaran langsung guna mendorong terciptanya hubungan yang lebih dekat dengan pihak bank maupun

(6)

lembaga keuangan non bank dan pihak-pihak terkait lainnya. BRIfast Remittance

adalah produk layanan kiriman uang berbasis web. Keuntungan dari BRIfast Remittance adalah kiriman uang dari luar negeri dapat diterima di Indonesia dalam hitungan detik dan aplikasi yang berbasis web tidak harus dipasang di setiap unit komputer sehingga akan memudahkan pihak bank maupun lembaga keuangan non bank dalam melakukan proses pengiriman uang.

Sedangkan PT Bank Central Asia untuk memanfaatkan potensi perkembangan ekonomi Cina pada akhir tahun 2011 menawarkan layanan Yuan Remittance berdenominasi yuan Cina. Melalui layanan tersebut, nasabah dapat menerima pengiriman uang dalam mata uang yuan Cina dengan nilai penuh pada hari yang sama. PT Bank Central Asia juga menawarkan layanan China Today, di mana nasabah dapat mengirimkan dana dalam mata uang dolar Amerika ke Cina dan diterima pada hari yang sama. Tahun 2011, PT Bank Central Asia memperluas layanan transaksi perbankan yang memungkinkan transaksi pengiriman uang dari dalam dan ke luar negeri menjadi lebih efektif dan nyaman melalui fasilitas Internet Banking. Sejalan dengan upaya tersebut, dalam beberapa tahun terakhir PT Bank Central Asia telah menjadi salah satu bank dengan volume layanan pengiriman uang terbesar di Indonesia, meningkat 29,7 persen atau sebesar USD 81,9 juta pada tahun 2011 (sumber: annual report PT Bank Central Asia tahun 2011).

Untuk memperkuat bisnis pengiriman uang PT Bank Central Asia memiliki 900 (sebilan ratus) mitra keuangan yang tersebar di wilayah Timur Tengah dan Asia Pasifik dengan memanfaatkan sistem pengiriman uang berbasis

(7)

internet atau FIRe (Finance Institution Remittance), didukung oleh 1.937 (seribu sembilan ratus tiga puluh tujuh) bank koresponden di 107 (seratus tujuh) negara. PT Bank Central Asia juga menawarkan jasa keuangan dalam 14 (empat belas) jenis mata uang dan untuk memperluas layanan telah bekerja sama dengn MoneyGram dan PT Pos Indonesia.

Selama periode tahun 2011, kinerja bisnis remitansi dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. melalui produk BNI Smart Remitance terus mengalami peningkatan kinerja secara konsisten. Pada tahun 2011, PT Bank Negara Indoensia (Persero) Tbk. tercatat telah memproses sebanyak 2,5 juta transaksi remitansi, baik incoming transfer (kiriman uang masuk ke Indonesia) maupun

outgoing transfer (kiriman uang keluar Indonesia) dengan total nilai sebesar USD 68,9 juta. Jumlah tersebut merupakan peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2010 dengan 2,3 juta transaksi dengan total nilai sebesar USD 52,4 juta (sumber: annual report PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. tahun 2011).

Untuk meningkatkan kinerja bisnisnya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. melakukan perluasan jaringan kerja sama dengan perusahan penyedia jasa remitansi di beberapa negara serta dengan perusahaan-perusahaan yang tidak bergerak di bidang keuangan seperti 7-Eleven, SingPost, Genkin Kakitome (Japan Post Office), PT Pos Indonesia dan juga dengan Dompet Dhuafa. Dengan harapan dapat menghadirkan lebih banyak keluasaan bagi para Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri untuk mengirimkan uang ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk untuk melakukan pembayaran zakat.

(8)

Selain melakukan perluasan jaringan, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. juga melakukan berbagai pengembangan layanan dan infrastruktur, seperti: implementasi sistem Payent-versus-Payment dengan kantor cabang luar negeri Hongkong yang memungkinkan penyelesaian transaksi valuta asing dari dolar Amerika ke rupiah pada hari yang sama melalui central clearing dolar Amerika di Hongkong; pengembangan fitur Multi Currencies Transfer yang memungkinkan nasabah untuk mengirim dana ke luar negeri dan diterima dalam mata uang lokal di 125 (seratus dua puluh lima) negara di dunia; meningkatkan penetrasi bisnis remitansi di kawasan Asia dan Timur Tengah melalui penempatan Remittance Representative di Malaysia, Brunei, Taiwan, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Katar dan Kuwait; serta melakukan relokasi kantor cabang luar negeri London dan merenovasi kantor cabang luar negeri Hongkong untuk memberikan tingkat pelayanan yang lebih baik. BNI Smart Remittance adalah sebuah sistem untuk menyediakan layanan pengiriman uang dari bank koresponden dan remittance agencies yang antara lain berlokasi di Singapura, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Yordania, Katar, Oman, Kuwait, Bahrain, Malaysia, Brunei dan Taiwan.

1.2. Rumusan Masalah

Data dalam Laporan Neraca Pembayaran Indonesia, realisasi triwulan IV-2011 Bank Indonesia Februari 2012 menyebutkan bahwa penempatan Tenaga Kerja Indonesia baru, pada triwulan IV tahun 2011 mencapai 118.000 jiwa, lebih rendah 15,3 persen dari triwulan sebelumnya yang berjumlah 140.000 jiwa. Pada Tabel 1.1 terlihat perkembangan jumlah total keseluruhan dari penempatan Tenaga Kerja Indonesia sedikit menurun pada akhir bulan Desember 2011 yakni

(9)

sebesar 4.088.000 jiwa dibandingkan dengan posisi pada akhir bulan September 2011 yang sebesar 4.122.000 jiwa.

Sumber: Laporan Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan IV-2011 Tabel 1.1

Neraca Pembayaran IndonesiaTransaksi Berjalan-Tranfer Berjalan (Dalam Juta USD) Data dari Kemenakertrans dan BNP2TKI yang dihimpun oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa di tengah penurunan jumlah Tenaga Kerja Indonesia baru khususnya di Arab Saudi, penempatan Tenaga Kerja Indonesia di wilayah Malaysia, Brunei dan Singapura tetap mengalami peningkatan, hal serupa juga terjadi di Bahrain, Katar dan Oman meskipun dengan total porsi penempatan yang relatif kecil jika dibandingkan dengan porsi penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia, Brunei dan Singapura.

Penurunan jumlah Tenaga Kerja Indonesia memberikan dampak terhadap transaksi remitansi Tenaga Kerja Indonesia seperti pada Gambar 1.4 yang memperlihatkan perkembangan remitansi yang tidak terlalu signifikan. Penurunan jumlah penempatan Tenaga Kerja Indonesia antara lain disebabkan oleh kebijakan pemerintah dalam memperketat penempatan Tenaga Kerja Indonesia dan adanya

(10)

moratorium dengan pihak pemerintah Arab Saudi terkait perbaikan penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Arab Saudi seperti persyaratan pelatihan bagi calon Tenaga Kerja Indonesia dan pengetatan persyaratan kesehatan.

Sumber: Laporan Neraca Pembayaran Indonesia, Realisasi Triwulan IV-2011 Gambar 1.4

Perkembangan Remitansi Tenaga Kerja

Melalui moratorium diharapkan Tenaga Kerja Indonesia memiliki kualitas kerja yang lebih baik sehingga terhindar dari berbagai risiko pekerjaan. Moratorium antara pihak pemerintah Indonesia dengan Arab Saudi telah menciptakan perlindungan terhadap Tenaga Kerja Indonesia namun moratorium tersebut juga membuat jumlah penempatan Tenaga Kerja Indonesia baru di Arab Saudi menjadi berkurang.

Pendapatan transaksi remitansi dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di tahun 2010 hingga tahun 2011 mengalami peningkatan, total nilai dari transaksi remitansi mencapai angka sebesar USD 68,9 juta, meningkat dibandingkan total nilai transaksi remitansi pada tahun 2010 dengan total nilai

(11)

sebesar USD 52,4 juta (sumber: annual report PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. tahun 2011). Namun, berdasarkan sumber data transaksi internal dari unit MIS (Management Information System) di Divisi Internasional pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. selama kurun waktu tahun 2010 hingga tahun 2011 (Gambar 1.5), berdasarkan besaran volume transaksi per slip transaksi remintansi dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. cenderung stabil dan tidak mengalami lonjakan yang signifikan kecuali pada saat hari raya Lebaran.

Sumber: Data Internal Unit MIS (Management Information System), Divisi Internasional, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Gambar 1.5

Total Slip Transaksi Remitansi Tahun 2010-2011

Kestabilan besaran volume per slip dan tidak adanya lonjakan yang signifikan dari transaksi remintasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. selama kurun waktu tahun 2010 hingga tahun 2011 serupa dengan gambar pada Gambar 1.4 yang memperlihatkan stabilnya perkembangan transaksi remitansi dari Tenaga Kerja Indonesia. Namun, dalam corporate presentation-full year 2011 (Gambar 1.6), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menyatakan bahwa moratorium antara pihak pemerintah Indonesia dan Arab Saudi hanya memberikan dampak yang kecil

-50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 Jan -10 Fe b -10 Ma r-10 Ap r-10 Ma y-10 Ju n -10 Ju l-10 Au g-10 Se p -10 Oct -10 N o v-10 De c-10 Jan -11 Fe b -11 Ma r-11 Ap r-11 Ma y-11 Ju n -11 Ju l-11 Au g-11 Se p -11 Oct -11 N o v-11 De c-11

(12)

terhadap transaksi kiriman uang masuk, “moratorium program has minimum impact

to the Incoming Transfer Remittance (ITR) transaction”.

Sumber: Corporate Presentation, Full Year-2011, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Gambar 1.6

Perkembangan Transaksi Remitansi

Terkait isu tersebut, maka muncul pertanyaan: Apakah strategi bisnis remitansi dari Divisi Internasional pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. telah sesuai dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan? Strategi bisnis yang unggul merupakan sinergi akan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dan peluang yang ada hingga dapat meminimalisir dampak dari kelemahan yang ada dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Jika Divisi Internasional pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. telah melakukan ketidaksesuaian dalam memetakan strategi bisnis remitansi dan mengingat masih besarnya potensi pasar dari bisnis remitansi seiring dengan dibukanya 2.000 (dua ribu) lowongan pekerjaan di Kuwait dan terjadinya defisit tenaga kerja usia muda

(13)

di Korea Selatan maka akan ada beberapa ancaman kerugian yang dapat timbul, baik kerugian secara finansial maupun non finansial, seperti kerugian atas berkurangnya laba pendapatan, kerugian akan berkurangnya jumlah nasabah hingga kerugian akan hilangnya reputasi sebagai salah satu bank terbesar, terkemuka dan terpercaya di Indonesia.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, terkait besaran jumlah transaksi remitansi per slip dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. selama kurun waktu tahun 2010 hingga tahun 2011 yang cenderung stabil dan tidak seimbang jika dibandingkan dengan semakin meningkatnya jumlah penempatan Tenaga Kerja Indonesia di wilayah Malaysia, Brunei dan Singapura, maka pertanyaan yang hendak dijawab oleh penulis terkait penelitiannya di Divisi Internasional pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. adalah: Apakah strategi bisnis remitansi dari Divisi Internasional pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. telah sesuai dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan?

1.4. Tujuan Penelitian

Terkait isu jumlah transaksi remitansi per sip dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. selama kurun waktu tahun 2010 hingga tahun 2011 yang cenderung stabil dan tidak seimbang jika dibandingkan dengan semakin meningkatnya jumlah penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia, Brunei dan Singapura. Maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian analisis strategi bisnis remitansi di Divisi Internasional pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. adalah melakukan analisis terhadap lingkungan internal dan lingkungan

(14)

eksternal Divisi Intenasional pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari bisnis remitasi yang dijalankan. Melalui analisis strategis bisnis remitansi di harapkan Divisi Internasional pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. akan selalu menjadi bank yang unggul, terkemuka dan terdepan dalam layanan dan kinerja, sesuai dengan visi dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari dilakukannya penelitian terhadap strategi bisnis remitansi dari Divisi Internasional pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. adalah sebagai berikut:

A. Bagi akademisi diharapkan akan memperoleh wacana yang lebih luas terkait analisis bisnis industri perbankan di Indonesia.

B. Bagi para praktisi khususnya para praktisi perbankan diharapkan melalui hasil penelitian ini, dapat memberikan bantuan dalam merancang sebuah strategi bisnis yang baik dan sesuai dengan kondisi lingkungan internal maupun eksternal perusahaan, khusunya strategi dalam bisnis remitansi. 1.6. Ruang Lingkup atau Batasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian analisis bisnis remitansi di Divisi Internasional pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. terdapat beberapa batasan yakni: A. Data transaksi remitansi dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

yang digunakan hanya data selama kurun waktu tahun 2010 hingga tahun 2011 mengingat pada saat mulai dilakukan penelitian, laporan tahunan tahun 2012 belum dikeluarkan dan belum terpublikasikan.

(15)

B. Dikarenakan ketebatasan waktu maka periode waktu penelitian hanya berkisar pada awal tahun 2013 hingga medio tahun 2013.

C. Dikarenakan keterbatasan akses data dan waktu maka data eksternal terkait Tenaga Kerja Indonesia hanya berupa data yang bersumber pada hasil “Survei Akses Terhadap Keuangan Rumah Tangga TKI” tahun 2009 dari

World Bank.

1.7. Sistematika Penulisan BAB I. Pendahuluan

Bagian pendahuluan adalah bab pertama yang akan mengantarkan pembaca untuk mengetahui siapa dan apa yang diteliti, mengapa dan untuk apa diteliti, kapan diteliti dan dimana penelitian tersebut dilakukan melalui uraian dalam latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup atau batasan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II. Landasan Teori

Secara sistematis diuraikan beberapa teori yang dipergunakan, yakni: konsep dan pengertian strategi, konsep dari manajemen strategis, teori terkait analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal, teori Resource Based View atau RBV, teori STEEPLE, teori analisis SWOT serta pengertian tentang kegiatan usaha pengiriman uang atau money remittance.

BAB III. Metode Penelitian

Bab tiga terdiri atas: rancangan atau desain penelitian yang memuat penjelasan singkat tentang cara dan metode yang digunakan dalam menjawab pertanyaan penelitian analisis strategi bisnis remitansi di Divisi Internasional pada PT Bank

(16)

Negara Indonesia (Persero) Tbk.; populasi dan sampel berisi nama-nama orang yang menjadi responden dalam penelitian analisis strategi bisnis remitansi di Divisi Internasional pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. berserta dengan alasan dipilih dan karakteristik dari responden; metode pengumpulan data yang menjelaskan tentang bagaimana data dikumpulkan dalam penelitian analisis strategi bisnis remitansi di Divisi Internasional pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.; serta metode analisa data yang berisi jenis metode analisis data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

BAB IV. Pembahasan

Berisi pembahasan dari hasil penelitian analisis strategi bisnis remitansi di Divisi Internasional pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

BAB V. Simpulan dan Saran

Bab lima terdiri atas: simpulan, berisi intisari pembahasan yang relevan dan dapat memperkaya hasil temuan penelitian; keterbatasan yang memaparkan keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian analisis strategi bisnis remitansi di Divisi Internasional pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.; implikasi, mencakup implikasi teoritis yang berhubungan dengan kontribusi bagi perkembangan teori-teori ilmu yang ada dan implikasi praktis berkaitan dengan kontribusi temuan dalam penelitian terhadap penguatan pelaksanaan manajerial di luar lingkungan pendidikan dalam hal ini, yakni bagi industri perbankan khususnya bagi bisnis remitansi; dan saran yang berisi saran-saran dari penulis terkait hasil penelitian analisis strategi bisnis remitansi di Divisi Internasional pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. yang dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Shara Jeane (2012) yang berjudul Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tindakan tidak Aman (Unsafe Action)

a) 12 kes yang melibatkan Kluster Jun Heng. b) 6 kes merupakan individu yang disaring melalui pengesanan kes secara aktif kontak kepada kes positif COVID-19. c) 3 kes saringan

TIRTA AGUNG SUKSES MANDIRI  Alamat Pabrik: Jl. Empunala

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mencoba menggali lebih dalam mengenai karakteristik permukiman yang terjadi pada masyarakat petani garam di Desa Pinggir

Pada umumnya nelayan tradisional melakukan aktivitas ini dengan senang hati yang dapat digambarkan dengan pemetaan komponen “X menginginkan ini”, dan nelayan

Mata Kuliah al istima wa alkalam lil mustawa al tamhidi adalah mata kuliah hasil dari rumusan capaian pembelajaran (CP) PBA IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Yaitu:

Selama praktik mengajar di SD Negeri Bangunrejo 2, praktikan mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman bahwa seorang guru dituntut tidak hanya pandai dalam materinya

Namun kondisi di lapangan menunjukkan banyak terjadi pelanggaran batas kecepatan, dimana kecepatan kendaraan 85 th percentile pada Jalan Gajah Mada (arah luar kota) yaitu