• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PLB 0907427 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PLB 0907427 Chapter3"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif dengan metode deskriptif. Hal ini dikarenakan penulis

mengungkapkan bagaimana gambaran tentang interaksi sosial santri cerebral

palsy di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung. Melalui pendekatan

kualitatif peneliti dapat mengenali subjek penelitian yang dalam hal ini subjek

penelitiannya ialah santri cerebral palsy.

Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu

penelitian yang berusaha menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang

berdasarkan data-data.

Terdapat beberapa langkah dalam melakukan penelitian deskriptif,

antara lain langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi masalah secara signifikan untuk dipecahkan melalui

metode deskriptif.

2. Merumuskan dan membuat batasan masalah, selanjutnya melakukan studi

pendahuluan yang mengacu kepada masalah yang ditemukan tersebut

untuk menghimpun informasi dan teori-teori sebagai dasar menyusun

kerangka penelitian.

3. Merumuskan dan memilih teknik pengumpulan data yang akan digunakan

dalam penelitian.

4. Menentukan kriteria untuk mengadakan klasifikasi data.

5. Melaksanakan penelitian atau pengumpulan data.

6. Melakukan pengolahan dan analisis data.

7. Menarik kesimpulan.

(2)

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid

Bandung, yang beralamat di Jalan Geger Kalong Girang 67 Bandung 40154

Jawa BaratIndonesia, telepon: 022 2007950 / 022 2003238 Fax: 202

-2003238.

Adapun alasan pemilihan tempat penelitian ini karena pesantren ini

terdapat beberapa penyandang disabilitas, yang salah satunya ialah tunadaksa,

dan merupakan pesantren yang menerima penyandang disabilitas sebagai

santri maupun SDM didalamnya.

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengambil subjek penelitian yang sesuai

dengan tujuan yang akan dicapai yaitu bagaimana interaksi sosial santri

cerebral palsy dalam kuliah subuh di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid

Bandung. Adapun subjek penelitian ini yaitu santri cerebral palsy. Dalam

penelitian ini yang penulis lakukan hanya melihat sejauhmana interaksi sosial

santri cerebral palsy tersebut dalam lingkungannya.

D. Instrumen Penelitian

1. Definisi Konseptual Interaksi Sosial Santri Cerebral Palsy

Interaksi sosial merupakan hubungan tombal balik antara manusai

manusia yang satu dengan yang lainnya. Terdapat dua bentuk daalam

interaksi sosial yaitu bentuk asosiatif berupa kerjasama, akomodasi, dan

asimilasi dan bentuk disasosiatif yaitu berupa persaingan dan kontravensi.

Interaksi sosial yang dilakukan santri cerebral palsy membutuhkan

sedikit usaha yang berbeda dengan santri yang lain. Santri cerebral palsy

dalam melaksanakan segala aktivitasnya memiliki permasalahan sebagai

dampak dari ke-cerebral palsy-an yang dimilikinya, seperti kesulitan

dalam mengutarakan ide, perasaan, dan pendapatnya. Sehinggga orang

(3)

yang disampaikan. Hal tersebut merupakan salah satu penghambat

perkembangan interaksi sosial, sehinggga memungkinkan santri cerebral

palsy tidak bisa beradaptasi dengan baik di lingkungannya. Akibatnya ia

akan merasa terasingkan dan terdiskriminasi dari lingkungan sosialnya.

Bahkan ia menganggap dirinya tidak berguna dan orang lain tidak bisa

mengerti apa yang diinginkannya. Selain itu kesulitan atau gangguan yang

dimiliki santri cerebral palsy dalam berinteraksi dikarenakan faktor yang

ada dalam dirinya, seperti rasa minder dengan keterbatasannya, maupun

dari faktor eksternal seperti penerimaan yang tidak baik dari lawan

komunikasinya dan santri cerebral palsy kebanyakan menarik diri dari

lingkungan orang banyak. Menurut Muslim (1996, hlm. 8) “k

ebutuhan-kebutuhan anak tunadaksa adalah ebutuhan-kebutuhan komunikasi, ebutuhan-kebutuhan

mobilisasi, kebutuhan memelihara diri sendiri (ADL), kebutuhan sosial,

kebutuhan psikologis, kebutuhan pendidikan, dan kebutuhan kekaryaan”.

2. Instrumen

Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif menggunakan

instrumen penelitiannya yaitu peneliti itu sendiri. Seperti yang diungkapkan Sugiyono (2014, hlm. 222) bahwa “peneliti kualitatif sebagai

human instrument, berfungsi menetapkan fokus masalah, memilih

informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai

kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya”. Dikarenakan semuanya belum pasti, masalah, fokus penelitian, prosedur bahkan hasil tidak dapat ditentukan secara pasti dan

jelas. Semuanya masih perlu dikembangkan selama penelitian ini. Dalam

keadaan ini hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat

mencapainya.

Seorang peneliti harus memiliki kesiapan sebelum turun langsung

kelapangan untuk mengumpulkan informasi. Selanjutnya setelah fokus

penelitian menjadi jelas, akan dikembangkan instrumen sederhana yang

diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang

(4)

Peneliti akan turun langsung ke lapangan sendiri sebagai perencana,

pelaksana pengumpul data, analisis, penafsir data, membuat kesimpulan

dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian. Oleh sebab itu peneliti

sangat menentukan keberhasilan, kelancaran, hambatan atau kegagalan

dalam upaya pengumpulan data. Peneliti sebagai instrumen harus

berupaya menerapkan rambu-rambu, yaitu memahami latar belakang

penelitian, mempersiapkan diri, meyakini hubungan dilapangan dan

melibatkan diri dalam mengumpulkan data. Dalam hal ini peniliti

berupaya maksimal untuk memahami rambu-rambu dan menerapkannya

agar tujuan penelitian dapat dicapai. Sebelum penulis turun ke lapangan,

terlebih dahulu penulis menyiapkan rancangan penelitian dan pedoman

yang akan dijadikan alat bantu mengumpulkan data. Rancangan penelitian

tersebut, ialah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Contoh Format Penelitian

Interaksi Sosial Santri Cerebral Palsy Dalam Kuliah Subuh Di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung

No Tujuan

Aspek yang Diteliti

Jenis Data yang Akan Dijelaskan

Sumber

(5)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif memiliki sifat

yang fleksibel, dan peneliti merupakan instrumen utama. “Pengumpulan data

dalam penelitian kualitatif ini dilakukan dalam kondisi yang alamiah, sumber

data primer, pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan

dokumentasi” (Sugiyono, 2014, hlm. 225).

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada kondisi yang

alamiah yaitu saat kegiatan kuliah subuh. Data-data dapat diperoleh secara

primer dan sekunder. Data primer didapatkan langsung dengan observasi dan

wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari informasi orang lain.

Beberapa teknik pengumpulan data digunakan untuk melengkapi data-data

yang akan diolah. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Tahap selanjutnya dalam melakukan penelitian ini, penulis

melakukan wawancara. Tahap wawancara in dilakukan untuk memperoleh

data utama yang hasilnya akan diolah. Wawancara adalah suatu alat

pembuktian atas informasi yang telah diperoleh atau dari sebuah observasi.

Menurut Esterberg (2002), (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 233) menyatakan

bahwa “a meeting of two persons to exchange information and idea

through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya

jawab, sehingga data dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa wawancara

merupakan pertukaran suatu informasi yang dilakukan dengan tanya jawab

antara dua orang. Adapun data yang diperoleh dari wawancara tersebut

bersifat verbal. Esterberg (2002), (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 233) juga

(6)

tujuan agar dalam pelaksanaanya tidak kaku, peneliti lebih bebas bila

dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Serta antara penulis dan

narasumber terjalin suasana wawancara yang bebas dan santai. Topik

pembicaraanya terarah meskipun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

bebas. Dalam wawancara ini penulis harus teliti dalam mendengarkan dan

mencatat apa yang disampaikan narasumber. Agar data yang diperoleh

sesuai dengan fokus penelitian, maka dari itu penulis membuat pedoman

wawancara.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada ustadz dan

teman sebaya dari subjek peneliti guna memperoleh informasi mengenai

kemampuan interaksi sosial santri cerebral palsy dalam asosiasif yang

meliputi: kerjasama, akomodasi, dan asimilasi serta dalam aspek

disasosiasif yang meliputi: persaingan, kontroversi dan pertentangan.

Tabel 3.2

Contoh Format Pedoman Wawancara

Interaksi Sosial Santri Cerebral Palsy Dalam Kuliah Subuh Di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung

Pedoman Wawancara Untuk Ustadz

Nama subjek penelitian : ... Jenis kelamin : ... Tanggal wawancara : ... Tempat wawancara : ...

No Aspek yang

ditanyakan Pertanyaan

Deskripsi Jawaban

(7)

Tabel 3.3

Contoh Format Pedoman Wawancara

Interaksi Sosial Santri Cerebral Palsy Dalam Kuliah Subuh Di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung

Pedoman Wawancara Untuk Teman

Nama subjek penelitian : ... Jenis kelamin : ... Tanggal wawancara : ... Tempat wawancara : ...

No Aspek yang

ditanyakan Pertanyaan

Deskripsi Jawaban

Hasil Analisis Wawancara

2. Observasi

Observasi merupakan proses atau teknik pengumpulan data secara

langsung mengamati subjek melakukan semua aktivitasnya sehari-hari.

Nasution (1988), (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 226) mengemukakan

bahwa “Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan”. Dan Menurut

Marshall (1995), (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 64) mengemukakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attachedto those behavior”. Maksudnya dalam penelitianmelalui

observasi peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku

tersebut.

Melalui observasi peneliti belajar tentang kegiatan yang

dilakukan sumber peneliti, yaitu dari interaksi sosial yang dilakukan oleh

subjek penelitian. Data observasi dalam penelitian ini berupa deskripsi

yang sifatnya faktual, terinci dari keadaan lapangan, kegiatan yang

(8)

penelitian ini penulis melakukan observasi partisipatif, yaitu observasi

yang didalmnya penulis ikut berpartisipasi langsung, dan adapun tujuan

dilakukannya observasi partisipatif ini adalah supaya data yang diperoleh

peneliti dapat lebih akurat.

Supaya informasi yang diperoleh dalam penelitian ini didapatkan

seoptimal mungkin, maka peneliti mengggunakan instrumen yang

digunakan selama proses observasi dilakukan. Diantaranya berupa

pedoman observasi, catatan lapangan, dan kamera foto. Pedoman

observasi ini terdiri dari kata kunci dalam melaksanakan observasi

partisipasi supaya peneliti fokus pada hal-hal yang ingin diobservasi. Hasil

observasi kemudian dicatat dalam catatn lapangan. Dalam penelitian ini

penulis membuat pedoman observasi dengan mengacu pada aspek dan

indikator yang ingin dicapai.

Tabel 3.4

Contoh Format Pedoman Observasi

Interaksi Sosial Santri Cerebral Palsy Dalam Kuliah Subuh Di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung

Nama Subjek Penelitian : ... Jenis Kelamin : ... Tempat Wawancara : ...

No Aspek yang Diobservasi Deskripsi Hasil Observasi

(9)

3. Dokumentasi / Pendokumenan

Dokumentasi dalam penulisan merupakan pelengkap dari

wawancara dan observasi. Dokumentasi adalah suatu metode yang

digunakan dalam memperoleh data dengan menganalisis data-data berupa

arsip tertulis seperti arsip, buku-buku, dan juga berupa gambar (foto), dan

lain-lain yang berhubungan dan diperlukan dalam penelitian. Adapun

dalam penelitian ini, dokumentasi yang dipakai ialah berupa gambar (foto)

ketika melakukan wawancara terhadap sumber data dan dalam menggali

informasi dengan subjek penelitian. Hal ini dimaksudkan bahwa penelitian

yang dilakukan benar dikerjakan oleh peneliti.

F. Teknik Analis Data

Analisis data merupakan bagian penting dalam penelitian, sebuah data

yang diperoleh tidak akan menjadi valid tanpa adanya analisis data. Analisis

data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi.

Adapun data yang diperoleh ialah data kualitatif, sehingga proses

analisis data yang penulis lakukan mengacu kepada proses analisis data yang

dijelaskan oleh Miles dan Huberman (1984) (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 246) yaitu: ”aktivitas analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Dan menurut Bogdan & Biklen (dalam Moleong, 2007) mengemukakan bahwa

(10)

Akhirnya dalam penelitian ini penulis mengacu kepada teknis analisis

data menurut Miles dan Huberman, yang membagi analisis ini dalam 3 tahap,

yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

1. Data reduction (reduksi data)

Reduksi data ialah proses merangkum, dan memilih data-data

kasar yang diperoleh dari catatan-catatan tertulis lapangan atau dari hasil

pengumpulan data yang akhirnya dibuat sederhana sesuai dengan fokus

penelitian. Seperti yang dikemukakan Sugiyono (2014, hlm. 247) bahwa “mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari pola dan temanya”.

Reduksi ini dilakukan terus-menerus selama penelitian yang dilakukan

berlangsung sampai penelitian tersebut selesai dan laporan hasil penelitian

tersusun dengan lengkap.

Data data dari lapangan, penulis catat secara rinci dan teliti yang

berbentuk transkip wawancara, hasil observasi dan catatan lapangan.

Kemudian penulis membuat kode atau kategori yang didasarkan dari hasil

observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Adapun kode atau kategori

yang dibuat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

ISS : Interaksi sosial santri cerebral palsy dalam kegiatan kuliah subuh

di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung

HS : Hambatan apa yang dihadapi santri cerebral palsy dalam kegiatan

Kuliah subuh di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung.

UU : Upaya apakah yang dilakukan Ustadz untuk menangani hambatan

interaksi sosial pada santri cerebral palsy dalam kegiatan kuliah

subuh di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung.

2. Data Display (Penyajian Data)

Alur selanjutnya yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah

penyajian data. Bentuk penyajian data tersebut dalam bentuk bagan, uraian

singkat, grafik, hubungan antar kategori dan sebagainya. Miles and

(11)

most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been narrative tex”. Maksudnya dalam penelitian kualitatif yang sering digunakan untuk menyajikan data ialah dalam bentuk teks yang

bersifat naratif.

Penyajian data juga dapat diartikan kumpulan informasi yang

memberikan kemungkinan dalam mencari kesimpulan atau untuk

melakukan suatu tindakan. Semua itu dilakukan untuk menggabungkan

informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang masih kasar sehingga

memudahkan memahami apa yang terjadi dilapangan. Selanjutnya

melakukan penyajian data secara deskriptif berdasarkan fokus masalah

yang diteliti. Adapun data yang disajikan berdasarkan dari transkip

wawancara yang sudah di kategorikan, supaya memudahkan peneliti

dalam memahami apa yang terjadi dilapangan

3. Conclusion drawing/verification (Menarik Kesimpulan/Verifikasi)

“Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles Dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifkasi” (Sugiyono, 2014, hlm. 252). Dalam tahap ini langkah awal yang dilakukan peneliti ialah

membuat kesimpulan yang sifatnya sementara. Pembuatan kesimpulan ini

tidak mutlak sesuai dengan kenyataan dilapangan, bisa saja berubah dan

tidak sesuai. Akan tetapi dalam tahap ini kesimpulan yang telah dibuat

diverifikasi selama penelitian berlangsung supaya hasil yang diperoleh

dapat dipertanggunjawabkan. Apabila data yang diperoleh dilapangan

disertai bukti-bukti yang valid, maka kesimpulan yang dibuat tidak

berubah dan valid. Debaliknya apabila data tidak disertai bukti-bukti yang

valid maka kesimpulan berubah.

G. Pengujian Keabsahan Data

Keabsahan dalam penelitian kualitatif terletak pada teknik

pengumpulan data dan analisis data. Adapun tujuan dilakukannya pengujian

keabsahan data ialah untuk menetapkan keabsahan data itu sendiri.

(12)

penelitian. Data-data yang diperoleh merupakan data dari berbagai macam

sumber dan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang beraneka

macam. Dalam penelitian ini penulis menggunakan uji kredibilitas untuk

melakukan pengujian data. Sugiyono (2014, hlm. 270) menjelaskan bahwa “uji

kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif

dilakukan dengan cara perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan,

triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan

membercheck”.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan triangulasi

dengan cara mengecek data yang diperoleh dari beberapa sumber. Hal ini

sesuai dengan yang diungkapkan Sugiyono (2014, hlm. 273) bahwa “Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu”. Tujuan dari triangulasi ialah bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena,

tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang

ditemukan.

Triangulasi yang digunakan penulis dalam penelitian ini ialah

triangulasi teknik. “Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi” (Sugiyono, 2014, hlm. 274). Selanjutnya dilakukan analisis komparatif dengan melakukan cek silang di antara kedua data tersebut.

Sumber data yang diperoleh di crosscheck dengan sumber data lainnya.

Hasilnya bahwa validitas data yang diperoleh dapat

dipertanggungjawabkan, dikarenakan data akhir yang diperoleh merupakan

hasil dari perbandingan metode-metode pengambilan data.

(13)

Penelitian ini dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, yang dimulai dari pra

lapangan, tahap lapangan, sampai tahap analisis data. Adapun rincian

(14)

1. Tahap Pra Lapangan

a. Menyusun Rencana Penelitian

Kegiatan menyusun rencana penelitian ini merupakan langkah

awal dalam penelitian yaitu dengan mengajukan rencana penelitian ke

Dewan Skripsi Departemen Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Setelah mendapatkan

persetujuan, kemudian proposal penelitian yang telah disusun

diseminarkan.

b. Memilih Lapangan Penilitian

Pemilihan lapangan dalam penelitian ini ditentukan oleh peniliti

sendiri yaitu di Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Daarut

Tauhiid Bandung, karena peneliti sering mengikuti kajian dan kegiatan

di pesantren, serta terdapat santri tunadaksa di pesantren tersebut.

Penulis kemudian memutuskan melakukan disana karena penulis

merasa efektif dan sesuai dengan rencana penelitian yang dibuat.

c. Mengurus Perizinan

Pengurusan perizinan yang bersifat administratip dilakukan

mulai dari tingkat jurusan/departemen, fakultas, universitas,

kesbangpol, sampai yayasan pesantren Daarut Tauhiid Bandung.

d. Menyiapkan Peralatan Penelitian

Pada tahap ini peneliti menyiapkan perlengkapan berupa

pedoman wawancara dan pedoman observasi yang dibutuhkan untuk

memudahkan dalam penelitian.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

a. Memahami Latar Penelitian

1) Pembatasan Penelitian

Pemahaman latar penelitian merupakan hal yang penting,

sehingga strategi untuk mengumpulkan data menjadi efektif. Latar

penelitian ini dibatasi pada lokasi dimana kasus berada yaitu di

(15)
(16)

2) Penampilan

Penampilan dalam penelitian ini penulis menyesuaikan

tempat penelitian yakni berpenampilan rapi dan sopan.

b. Memasuki Lapangan

1) Keakraban hubungan

Keakraban penulis dengan lingkungan pesantren sangat

dijaga dengan baik, agar memudahkan penulis dalam melakukan

penelitian. Dengan berkomunikasi yang baik dan memelihara

keakraban dengan subjek dikarenakan pesantren merupakan tempat

umum yang sedikit terdapat santri berkebutuhan khusus (santri

tunadaksa).

2) Peranan Peneliti

Peran penulis dalam penelitian ini tidak begitu besar,

dikarenakan yang penulis lakukan adalah mengamati subjek dan

melakukan wawancara dan ikut serta dalam kuliah subuh tersebut.

c. Mengumpulkan Data (Mencatat Data)

Pemcatatan data dilakukan saat mengumpulkan data dan dan

sesudah pengumpulan data, pada saat observasi, pada saat wawancara

serta setelah observasi dan setelah wawancara. Data yang dicatat

merupakan hasil dari wawancara dan observasi, selanjutnya data

Gambar

Tabel 3.1 Contoh Format Penelitian
Tabel 3.2 Contoh Format Pedoman Wawancara
Tabel 3.3 Contoh Format Pedoman Wawancara
Tabel 3.4 Contoh Format Pedoman Observasi

Referensi

Dokumen terkait

ulang di PPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 223 ayat (2) dan Pasal 225 dilaksanakan paling lama 5 (lima) hari setelah hari/tanggal pemungutan suara

semua jenjang umur manusia, selama ini di Bali sebagian besar ajaran Bhatara Kumara diperuntukan bagi anak-anak yang baru lahir sampai 18 (delapan belas bulan

Hasil Granger causality model IPI untuk instrumen moneter Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) pada Gambar 6 (a) menunjukkan bahwa pembiayaan syariah memberikan

Pada grafik 2. menunjukkan nilai yang berbeda pada setiap jenis plastik yang telah diuji. Untuk Jenis plastik PET, HDPE, PVC, LDPE dan PP didapatkan.. nilai viskositas

Skripsi ini berjudul Kinerja Anggota Dewan Perempuan di Kota Medan dalam menjalankan Fungsi Legislasi untuk memperperjuangkan kepentingan Perempuan tahun 2009-2011.. Tujuan

Hasil penelitian menggunakan uji Mann- Whithney, dengan uji dua sisi diperoleh nilai probabilitas di bawah 0,05, maka Ho ditolak yang berarti bahwa ada pengaruh

Penelitian hukum normatif dijelaskan oleh Peter Mahmud Marzuki dengan melihat pada tujuannya yaitu: “… menemukan kebenaran koherensi, yaitu adakah aturan hukum

Lapisan ini ditemukan pada singkapan-singkapan MI01 dengan panjang 2000 m tebal rata-rata 1,65 m dan kemiringan rata-rata 15 0 merupakan sayap sebelah Barat dari Antiklin