• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADILAN GENDER MENURUT AL QURAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEADILAN GENDER MENURUT AL QURAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

(Kajian Tentang Bahagian Waris Laki-laki dan Perempuan)

A. Sistim Waris Jahiliyyah

Pada masa sebelum Islam masyarakat jahiliyah telah memiliki sistim kewarisan tersendiri. Mereka menjadikan sebab mendapat warisan dalam dua bentuk. Pertama karena garis keturunan, yaitu kerabat yang memiliki hubungan darah. Namun tidak semua kerabat diberikan, hanya laki-laki dewasa saja. Sedangkan perempuan dan anak kecil tidak diberikan.

Asas pemberian harta warisan kepada laki-laki dewasa karena mereka dianggap bermanfaat bagi keluarga karena kuat, sanggup berperang membela keluarga dan merampas harta peperangan. Sedangkan perempuan dan anak-anak tidak mampu melakukan hal-hal tersebut, maka tidak diberikan harta warisan. Bahkan perempuan lebih tragis lagi waktu itu, hidupnya terancam dan banyak yang dibunuh, karena dianggap aib bagi keluarga. Perempuan ketika itu juga dijadikan harta warisan.1

Di masa awal Islam sistim warisan jahiliyah masih berlaku dan Rasulullah saw, belum merubahnya karena belum turun wahyu yang mengatur masalah warisan. Ketika salah seorang sahabat Nabi, Aus bin Tsabit syahid dalam perang Uhud, isterinya Ummu Kujjah mengadu kepada Rasulullah saw, bahwasanya suaminya telah syahid dan meninggalkan tiga orang anak perempuan. Suaminya memiliki banyak harta, namun semua harta tersebut telah diambil oleh kedua

(2)

anak pamannya Suwaid dan Arfajah tanpa menyisakan sedikitpun baginya dan ketiga anak perempuannya. Ia mengaku tidak sanggup membiayai nafkah anak-anaknya. dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta

peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut

bahagian yang telah ditetapkan.

Ayat ini diturunkan Allah sebagai jawaban atas pengaduan Ummu Kujjah, sekaligus untuk merobah kebiasaan bangsa Arab yang tidak memberikan harta warisan kepada kaum perempuan dan anak-anak.2 Setelah turunnya ayat ini Rasulullah saw, memiliki jawaban terhadap persoalan Ummu Kujjah, dan memanggil Suwaid dan Arfajah untuk menyampaikan hal itu. Saat keduanya datang, Rasulullah saw menjelaskan perihal turunnya ayat. Rasulullah saw, juga bertanya kepada keduanya kenapa mengambil semua harta Aus bin Tsabit, tanpa menyisakan untuk anak dan isterinya. Mereka menjawab isteri dan anak

(3)

perempuan Aus bin Tsabit tidak berhak terhadap harta tersebut, karena mereka lemah tidak sanggup menunggang kuda, berperang melawan musuh dan merampas harta peperangan.

Rasulullah saw, menyampaikan perihal turunnya ayat yang bahwasanya Allah swt, menyamakan hak laki-laki dan perempuan dalam menerima warisan, baik masih kanak-kanak maupun telah dewasa. Keduanya menerima penjelasan Nabi saw, dan mengembalikan harta yang telah mereka ambil. Dalam masyarakat jahiliyyah harta warisan hanya diberikan untuk laki-laki dewasa. Dengan turunnya ayat ini sistim waris yang demikian dirobah.

B.Bahagian Ahli Waris

Sekalipun telah turun ayat persamaan hak waris di atas, namun bahagian masing-masing ahli waris baik laki-laki maupun perempuan belum jelas, sehingga pembahagian harta warisan belum bisa dilaksanakan. Kemudian turun ayat berikutnya yang menjelaskan perihal bahagian ini. Allah berfirman:

(4)

Artinya: Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, Maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, Maka ia memperoleh separo harta. dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), Maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisa: 11)

Dengan turunnya ayat ini, maka bahagian masing-masing ahli waris menjadi jelas, yaitu laki-laki mendapatkan dua bahagian anak perempuan. Anak perempuan bila jumlahnya lebih dari seorang, maka hak mereka dua pertiga, bila hanya satu orang bahagiannya separoh. Dan bagi kedua ibu bapak masing-masing seperenam bila simati meninggalkan anak. Bila simati tidak meninggalkan anak dan saudara maka ibu mengambil sepertiga harta. Warisan dibagikan setelah menunaikan wasiat dan hutang.

(5)

Allah lah yang lebih mengerti masalah ini, sebagaimana tersebut pada akhir ayat, sehingga Allah menetapkan sendiri bahagian-bahagian tersebut.3

Hubungan dan manfaat ahli waris sangat-sangat relatif dan berbeda antara satu orang dengan orang yang lain. Mana ahli waris yang lebih berbakti kepadanya ketika didunia dan setelah ia mati sangat misterius dan tidak pasti. Bila penentuan bahagian harta warisan ini diserahkan kepada manusia dengan ijtihad, maka akan ada kesukaran, dan hasilnya rentan terhadap komplain dan masalah, persoalan harta sangat sensitif dan sering menyulut konflik dalam keluarga. Maka Allah menetapkan sendiri bahagian ahli waris ini dengan porsi masing-masing. Ketetapan Allah mengenai harta warisan, memiliki tujuan dan hikmah yang penting. Tujuan dan hikmah ini harus dilakukan ekplorasi dalam ayat dan hadits. Sehingga dapat ditemukan kebenaran dalam penetapan bahagian ini, selanjutnya menambah keyakinan kita terhadapnya.

C. Bahagian Laki-Laki dan Perempuan

Salah satu point dalam ayat kewarisan yang dewasa ini banyak disorot oleh kalangan non muslim, kaum feminim dan sebahagian pemikir muslim adalah mengenai bahagian warisan laki-laki sama dengan dua bahagian perempuan (an-Nisa ayat 11). Ketetapan ini dianggap tidak adil dan mendiskriminasikan perempuan. Sedangkan al-Quran jauh sebelumnya mengatur demikian dan menganggapnya cukup adil.

(6)

Untuk menjawab persoalan ini, harus dibuka kembali al-Quran dan memaknainya dengan seksama. Dalam al-Quran surat an-Nisa ayat 11 Allah swt, menyatakan bahwa bahagian laki-laki sama dengan dua bahagian anak perempuan. Allah menetapkannya demikian karena fitrah dan tanggung jawab laki-laki lebih besar dalam kehidupan, yaitu memimpin perempuan, menanggung nafkah, memberikan maskawin, perang dan lain-lain. Mengenai keunggulan lelaki, Allah menjelaskannya pada bahagian lain dalam al-Quran yaitu ayat 34

Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.

(7)

laki-laki juga berkewajiban memberi nafkah bagi perempuan, dan bahagian dari nafkah adalah maskawin.4

Para ulama mengaitkan ayat ini dengan ayat sebelumnya tentang bahagian warisan laki-laki dan perempuan. Atas dasar keunggulan ini maka laki-laki berhak mendapatkan warisan melebihi perempuan. Dengan demikian Allah menetapkan bahagian harta warisan melalui dua sebab yaitu; pertama berdasarkan kedekatan ahli waris dengan sipewaris, maka anak mendapat hak lebih besar dibandingkan ibu dan bapak, bahkan saudara dan paman tidak mendapatkan warisan sebab ada anak. Kedua berdasarkan besar kecilnya kebutuhan finansial, laki-laki memiliki tanggung jawab yang lebih besar, maka haknya lebih besar yaitu dua kali bahagian perempuan. Keadilan menurut ketentuan waris al-Quran berasaskan keadilan berimbang, yaitu penentuan harta berdasarkan kedekatan hubungan dan kebutuhan finansial.

Allah swt, mengatur bahagian ahli waris secara proporsional kepada seluruh manusia, tidak hanya untuk masyarakat Arab saja. Bahagian laki-laki lebih besar jelas tertera dalam al-Quran, dan sama sekali bukan pengaruh sistim keluarga bangsa Arab yang patrilineal, sehingga muncul tafsir yang memihak laki-laki, sebagaimana dikemukakan oleh pemikir kemudian seperti Hazairin.5 Pendapat demikian menurut saya bergeser dari dzahir ayat dan filosofi dari penentuan hak waris laki-laki dan perempuan.

Syari’at ini selaras dengan garis kodrat manusia, laki-laki berkewajiban

menafkahi dan memimpin kaum wanita, maka haknya lebih besar. Syari’at ini adil

4 Ibid, h. 288-289.

(8)

dan tidak ada yang perlu dirisaukan. Walaupun wanita mendapatkan bagian yang sedikit, seluruh bagiannya itu hanya ia nikmati seorang diri. Sebab itu, walau nominalnya kecil, faktor pembaginya hanya seorang, maka hasilnya menjadi besar. Adapun anak lelaki, walau ia mendapatkan bagian dua kali lipat, ia harus menggunakannya untuk menafkahi istri dan anak-anaknya. Dengan demikian, walaupun nominalnya besar, pada akhirnya menjadi sedikit.

Islam telah mewajibkan kepada laki-laki beberapa beban dan kewajiban dari hartanya, pada saat hal tersebut tidak diharuskan terhadap wanita, seperti pembayaran mahar (mas kawin), menyediakan rumah, memberi nafkah kepada istri dan anak, membayar diyat, sementara wanita tidak diwajibkan bagi mereka untuk memberi nafkah, tidak terhadap dirinya dan tidak pula terhadap anak-anaknya.6

Islam telah memuliakan wanita ketika meniadakan seluruh beban tersebut darinya, dan membebankannya kepada laki-laki, kemudian memberikan setengah bagian dari apa yang didapat oleh laki-laki, sehingga hartanya semakin bertambah, sementara harta laki-laki akan berkurang oleh nafkah terhadap dirinya, istrinya dan juga anak-anaknya, inilah dia bentuk keadilan diantara dua jenis kelamin yang berbeda, karena sesungguhnya Allah tidak akan pernah berbuat kedzaliman terhadap hamba-Nya, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Allah berfirman:

(9)

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran". (An-Nahl: 90)

Allah memerintahkan manusia untuk berlaku adil kepada saudaranya, terlebih keluarganya. Warisan merupakan salah satu proses pengalihan harta dari pewaris kepada ahli waris, sepatutnya dilakukan secara adil sesuai porsi masing-masing. Allah melarang diskriminasi terhadap orang lain, sebab itu merupakan perbuatan zalim yang dilarang.

D. Kesimpulan

(10)

E.Kepustakaan

Muhammad Suhaili Sufyan, Fiqh Mawaris Praktis, (Medan: Cita Pustaka Media Perintis, 2012), Cet, 1.

Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Sayuthi, Tafsir al-Jalalain, Juz-1, (Indonesia: al-Haramain, tt).

Alyasa Abubakar, Rekontruksi Fikih Kewarisan, Reposisi Hak-hak Perempuan,

(Banda Aceh: LKAS, 2012).

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah pegawai yang bekerja pada Depo Arsip (Bagian Pengelolaan Arsip) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung hanya 11 orang dengan background

¾ It is more detailed than the audit strategy and includes the nature, timing and extent of audit procedures to be performed by the engagement team members in order to obtain

Lama tinggalnya santri yang tinggal di pondok pesantren memungkinkan tidak adanya perbedaan kemampuan interaksi sosial antara remaja yang tinggal di pondok

Dari hasil pengujian kedua berbeda dengan hasil pengujian yang pertama yang menyatakan bahwa Environmental Performance tahun berjalan berpengaruh signifikan terhadap

Berdasarkan hasil pengambilan keputusan yang dilakukan pada tanggal 23 Maret 2018 bahwa IUPHHK-HA PT Bintang Lima Makmur ditetapkan “ MEMENUHI ” standar Verifikasi

Hasil kegiatan pada UMKM Kenko adalah bertambahnya pengetahuan karyawan mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat, penerapan protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan

Annisa Prima Exacta. Respons Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Veteran Bangun Nusantara dalam Menyelesaikan Soal Logika Berdasar Taksonomi SOLO. Pembimbing

Pengelola Resort Mandalawangi TNGGP memiliki persepsi agak setuju terhadap hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan program wisata yaitu cara pengaturan pengunjung