• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Faktor – Faktor yang Menyebabkan Miopia pada Siswa Siswi SMA Negeri 1 Medan Kelas X Tahun Ajaran 2014-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Faktor – Faktor yang Menyebabkan Miopia pada Siswa Siswi SMA Negeri 1 Medan Kelas X Tahun Ajaran 2014-2015"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kelainan refraksi merupakan salah satu penyebab kebutaan dan hambatan

penglihatan saat beraktivitas. Kelainan refraksi antara lain: (a) Presbiopia yaitu

gangguan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat kelemahan otot

akomodasi dan atau lensa mata yang tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya

akibat sklerosis lensa; (b) Ametropia yaitu keadaan pembiasan mata dengan

panjang bola mata yang tidak seimbang. Adapun ametropia dapat ditemukan

dalam bentuk-bentuk kelainan, anatara lain: (1) Hipermetropia atau rabun dekat

merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh

tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak dibelakang retina; (2)

Astigmatisma adalah dimana berkas sinar tidak difokuskan pada satu titik dengan

tajam pada retina akan tetapi pada dua garis titik api yang saling tegak lurus yang

terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea; (3) Miopia atau rabun

jauh yaitu keadaan dimana panjang bola mata anteroposterior dapat telalu besar

atau kekuatan pembiasaan media refraksi terlalu kuat (Ilyas, 2014).

Miopia merupakan salah satu gangguan penglihatan yang memiliki

prevalensi tinggi di dunia. Prevalensi miopia telah dilaporkan setinggi 70-90% di

beberapa negara Asia, 30-40% di Eropa dan Amerika Serikat serta 10-20% di

Afrika (Mutti DO, 2002).

Angka kejadian miopia di dunia terus meningkat, data World Health

Organization (WHO) pada tahun 2004 menunjukkan angka kejadian 10% dari 66

juta anak usia sekolah menderita kelainan refraksi yaitu miopia. Sedangkan di

Asia prevalensi miopia lebih tinggi, terutama pada masyarakat Cina dan Jepang.

Begitu juga di Taiwan sekitar 4000 anak sekolah didiagnosa mengalami kelainan

refraksi pada sebuah survei tahun 1983.

Sedangkan di Indonesia menurut data yang diambil dari Riset kesehatan

dasar (Riskesdas) tahun 2013, memperlihatkan pemakaian kaca mata atau lensa

(2)

kontak untuk melihat jauh menurut provinsi di Sumatera Utara 4,0%, sedangkan

severe low vision 0,9%. Dan juga terdapat prevalensi pada siswa/siswi SMA yang

memakai kaca mata atau lensa kontak 7,0%, sedangkan severe low vision 0,3%.

Beberapa penelitian mengatakan bahwa miopia dipengaruhi oleh faktor

keturunan (genetic) dan kebiasaan menggunakan organ penglihatannya

(lingkungan) yaitu aktivitas melihat dekat atau nearwork, seperti membaca dan

bermain game yang sedang terkenal dikalangan pelajar. Sehingga teknik membaca

(posisi membaca, jarak membaca, lama membaca dan pencahayaan) yang sehat

diperlukan untuk mencegah terjadinya miopia sejak dini (Ganong, 2003).

Kejadian penyakit miopia tersebut mempunyai beberapa faktor resiko.

Salah satu faktor yang paling penting dalam perkembangan miopia adalah riwayat

miopia pada keluarga. Penelitian menunjukkan 33-60% prevalensi miopia adalah

pada anak-anak yang memiliki kedua orang tua penderita miopia. Pada anak-anak

yang memiliki satu orang tua penderita miopia, prevalensinya adalah 23-40%.

Pada anak-anak tanpa riwayat orang tua dengan miopia, prevalensinya hanya

6-15%. Faktor resiko lain yang dapat menyebabkan perkembangan penyakit miopia

adalah esophoria pada akomodasi positif, dekat rendah. Melakukan pekerjaan

berlebihan dengan pandangan mata jarak dekat juga dapat meningkatkan resiko

miopia. Miopia berkaitan dengan waktu yang lebih besar dalam membaca dan

melakukan pekerjaan jarak dekat, nilai membaca yang lebih baik, pendidikan

yang lebih tinggi dan kemampuan akademis yang lebih baik (American

Optometric Association, 2006).

Atas dasar latar belakang di atas inilah, peneliti tertarik untuk meneliti

Gambaran faktor risiko yang menyebabkan terjadinya miopia pada siswa-siswi

SMA Negeri 1 Medan kelas X tahun ajaran 2014/2015.

1.2. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut : Bagaimanakah gambaran faktor risiko yang

menyebabkan terjadinya miopia pada siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan kelas X

Tahun ajaran 2014/2015?

(3)

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran faktor risiko yang menyebabkan miopia pada

siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan kelas X Tahun ajaran 2014/2015.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui distribusi miopia berdasarkan jenis kelamin.

2. Mengetahui distribusi miopia berdasarkan riwayat keluarga

3. Mengetahui distribusi miopia berdasarkan aktivitas melihat jarak dekat.

4. Mengetahui distribusi miopia berdasarkan aktivitas bermain game

5. Mengetahui distribusi miopia berdasarkan usia

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Peneliti

1. Untuk meningkatkan keilmuan peneliti mengenai miopia dan faktor

yang mempengaruhinya.

2. Untuk meningkatkan pengalaman dan ketrampilan peneliti.

3. Untuk menjadi dasar untuk peneliti-peneliti selanjutnya.

1.4.2. Bagi Kalangan Medis

1. Sebagai landasan untuk memberikan informasi bahwa miopia

merupakan kelainan refraksi yang cukup serius apabila progresifitasnya

tidak dicegah.

2. Sebagai landasan untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.

1.4.3. Bagi Mahasiswa

1. Mengetahui faktor resiko miopia

2. Menjadi mengerti akan bahaya dari miopia

Referensi

Dokumen terkait

BahNa untuk nrnguji lugas Akhir Skipsi i{ahesrs$a pcrlu diterapkan Tinr pengujtn\a b.. Bahlva untuk keperluan di atas perlu cjiterapkaJt deng.n Kepurusan

Untuk  dapat  mengenal  apa  yang  disebut  dengan  “grosse  akta”,  maka  kita  harus  membuka  kembali  ketentuan  dalam  KUH  Perdata.  Di  sana  disebutkan 

Pembuatan suatu aplikasi Web begitu banyak pada saat nin baik yang berhubungajn dengan server langsung ataupun yang tidak, tapi disini penulis membuat suatu program aplikasi web

Penulisan ilmiah ini berisi tentang Website Wisata Kuliner Kota Bogor yang menampilkan informasi berisi sejarah, pendiri, tempat dan macam-macam makanan yang sudah dikenal dan

Dalam praktik ada putusan sela yang menyatakan bahwa tindakan penuntutan yang dilakukan oleh Jaksa / Penuntut Umum dinyatakan tidak dapat diterima dikarenakan surat dakwaannya

Dengan seiring perkembangan teknologi, dimana komputer bisa mempermudah segala pekerjaan, memberikan informasi dan melancarkan kegiatan kerja, maka melalui penulisan ilmiah ini,

Mengacu persoalan Kawasan Kota Lama Semarang dan relevansinya bagi daya tarik wisata sejarah budaya, rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana model

Dengan maraknya penyebaran virus komputer saat ini, sebaiknya kita perlu memahami istilah dan akibat yang ditimbulkan oleh program kecil yang menyebar pada komputer