• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERFERENSI BAHASA IBU TERHADAP BAHASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "INTERFERENSI BAHASA IBU TERHADAP BAHASA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

INTERFERENSI BAHASA IBU DALAM

MEMPELAJARI BAHASA INGGRIS SEBAGAI

BAHASA ASING

1. Latar Belakang dan permasalahan

(2)

Interferensi terjadi jika adanya penyusupan system (phonology, grammar, lexicons, semantics) suatu bahasa ke dalam bahasa lain.

Interferensi bahasa juga terjadi pada mahasiswa semester V Sastra Inggris Universitas Flores. Ketika diberikan tugas latihan menerjemahkan kalimat bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris, mereka umumnya mentransfer pesan atau makna bahasa Indonesia kedalam bahasa Inggris. Salah satu contoh interferensi adalah sebagai berikut: mereka menulis “the paragraph contains of several sentences’ dari pada ‘the paragraph consists of several sentences untuk terjemahan ‘paragraf mengandung beberapa kalimat. Contoh kalimat diatas merupakan interferensi bahasa dalam tingkat semantik, dimana pelajar memperkenalkan struktur semantik baru ke dalam bahasa Inggris. Kata contains secara semantic dalam bahasa Inggris tidak tepat digunakan untuk menerjemahkan kata ‘mengandung’ dalam kalimat bahasa Indonesia diatas. Kata contains lebih tepat digunakan untuk menyatakan bahwa “the box contains money”.

Fenomena interferensi dapat terjadi pula jika seorang individu kurang memiliki informasi (lack of fluency) tentang kebahasaan yang selayaknya dikuasai untuk berkomunikasi dengan penutur bahasa asing. Menurut Lott (dalam Bhela:1999) interferensi sebagai error/kekeliruan dari pelajar yang menggunakan bahasa asing yang dapat diikuti oleh bahasa ibu. Sebagaimana dalam kutipannya:

“interference as errors in learner’s use of the foreign language that can be traced back to the mother tongue”.

(3)

Berdasarkan uraian diatas, masalah interferensi bahasa Ibu dapat diformulasikan sebagai berikut;

1. Aspek kebahasaan manakah yang mengalami interferensi sehingga mempengaruhi hasil terjemahan mahasiswa dalam bahasa Inggris?

2. Faktor apa yang mendorong terjadinya interferensi dalam tugas terjemahan mahasiswa?

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan komponen kebahasaan yang mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam menerjemahkan kalimat bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris dan faktor penyebab terjadinya interferensi tersebut.

2. Study Pustaka

2.1.Kajian Pustaka

(4)
(5)

2.2 Kerangka Teoritis

Istilah interferensi menurut William F. Mackey (dikutip Fishman: 1972) merupakan penggunaan aspek-aspek kebahasaan satu bahasa ketika berbicara atau menulis bahasa lain. Sebagaimana kutipannya “the use of features belonging to one language while speaking or writing another”. Aspek-aspek kebahasaan yang menjadi interferensi pada bahasa lain antara lain: semantic, leksikal, gramatikal serta fonologi.

Lebih lanjut Mackey dalam Fishman (1972) mengatakan masalah interferensi pada tingkat semantik terjadi ketika pembicara memperkenalkan struktur semantik baru. Meskipun sistim makna kedua bahasa mungkin sama, kombinasi dari satu bahasa ke bahasa lain menimbulkan stuktur makna baru, seperti kutipan berikut ini:

“In semantic level, interference occurs when a speaker introduces new semantic structures. Even though the semantic units may be the same in both languages, a foreign way of combining them may be introduced as a new semantic structure.” Kemudian Dulay et al (dikutip Bhela:1999) mengatakan:

“Interference as the automatic transfer, due to habit, of the surface structure of the frst language onto the surface of the target language”.

Interferensi dapat terjadi secara otomatis ketika kebiasaan pembicara atau penulis menyertakan struktur grammatikal bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Hal ini disebabkan pula karena penguasaan bahasa ibu lebih mendalam dibandingkan bahasa kedua atau bahasa asing.

(6)

3. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan salah satu bagian penelitian yang sangat penting dan merupakan langkah dalam mencapai tujuan.Langkah penelitian yang dimulai dari persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. Uraian yang akan dibahas dalam bab ini adalah: Sumber Data, Metode dan Teknik Pengumpulan Data, Metode Teknik Analisis Data dan teknik penyajian data.

3.1 Sumber Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Lofland dikutip oleh Moleong: 2002). Data dalam penelitian ini terdiri atas: data tertulis dan data lisan. Data diambil dari hasil terjemahan mahasiswa program studi Sastra Inggris Universitas Flores di Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Mahasiswa tersebut berada pada semester V yang memprogram mata kuliah translation I, dan telah lulus dari beberapa mata kuliah prasyarat seperti Listening IV, Speaking IV, Reading IV, Writing IV, Structure I-IV, phonology. Dilihat dari tingkat kelulusan beberapa mata kuliah sebelumnya, dapat diasumsikan bahwa mahasiswa tersebut telah memiliki kemampuan menerjemahkan atau menyampaikan isi pesan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris dengan baik. Karya terjemahan mahasiswa dalam bentuk tulisan dipilih secara acak sesuai dengan kategori interferensinya sebanyak 10 lembar dari jumlah 30 mahasiswa semester V tersebut diatas sebagai sample penelitian ini. Sampel oleh Moleong ( 199:165) diartikan untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan

bangunannya. Sehingga tujuannya bukanlah memusatkan diri pada

(7)

untuk merinci kekhususan yang ada kedalam ramuan konteks yang unik

dari informasi yang akan menjadi dasar dari rancanagan dan teori yang

muncul.

Karena keterbatasan waktu penelitian, diharapkan Pemilihan jumlah sample ini bisa mewakili populasi mahasiswa Sastra Inggris di Universitas Flores di Ende.

Koentjaraningrat (1977:152), memberikan asumsi yang akan dijadikan

sampel adalah dapat menjadi wakil dari keseluruhan sampel yang

diharapkan.

3.2 Metode dan Teknik pengumpuan Data

3.2.1 Pengumpulan Karya Terjemahan

Data dalam bentuk tulisan berupa hasil terjemahan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris di kumpulkan melalui kerjasama dengan dosen pengasuh mata kuliah translation I yang tengah menugaskan mahasiswa yang diasuhnya untuk menerjemahkan kalimat-kalimat bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Kalimat-kalimat yang diberikan memiliki bahasa yang sederhana dan ditentukan oleh dosen pengasuh mata kuliah tersebut. Dengan bahasa yang sederhana diharapkan mahasiswa dapat menerjemahkan kalimat dimaksud sesuai dengan kemampuan mereka yang tak terukur dalam memilih kosa kata dan menyusun kalimat bahasa Inggris yang tepat.

Mengingat keterbatasan waktu, mahasiswa diberikan waktu kira-kira 2 (dua) jam untuk menerjemahkan masing-masing 10 kalimat sederhana yang sama. Waktu yang diberikan sama dengan ketika mereka melakukan latihan terjemahan pada mata kuliah Translation I. Sehingga dengan hal yang serupa pula diharapkan mahasiswa dapat melakukan penerjemahan di dalam kelas sesuai jadwal mata kuliah tersebut.

(8)

Dalam memperoleh data yang dibutuhkan sebagai bahan

pembuatan laporan penelitian, ada beberapa tehnik, cara atau metode

yang dilakukan dan disesuaikan dengan jenis penelitian kualitatif yaitu

wawancara, menurut Lexy J Moleong (1991:135) dijelaskan bahwa

wawancara adalah percakapan dengan maksud - maksud tertentu.

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan

tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan yang

diteliti.

Wawancara dilakukan setelah hasil terjemahan mahasiswa dikumpulkan dan diidentifikasi sesuai jenis-jenis interferensi yang ada dalam tulisan tersebut. Wawancara diwakili oleh rekan dosen yang mengasuh mata kuliah Translation I karena terbentur jarak yang jauh dan waktu yang tidak memungkinkan bagi penulis untuk melakukan wawancara secara langsung dengan responden. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar memperoleh pendapat atau alasan yang jelas mengenai penggunaan bahasa Inggris yang kurang standar atau kurang baku.

3.3Metode dan Teknik Analisis Data

(9)

faktor-faktor penyebab interferensi dilakukan wawancara secara mendalam dengan menggunakan strategi verifikasi atau penarikan simpulan) kualitatif.

Langkah-langkah yang ditempuh untuk menemukan aspek-aspek kebahasaan yang mengalami interferensi dengan menggunakan teknik analisis deskriptif sebagai berikut: 1. Menganalisis data yang berkaitan dengan aspek sintaksis yaitu pemilihan dan

penggunaan kata yang tepat sesuai dengan kelas kata; nomina,verba, adjectiva, adverbia, dan preposisi

2. Menganalisis data yang berkaitan dengan aspek semantik/ meaning yakni penggunaan kata atau phrasa yang bermakna yang dapat dipahami.

Kemudian, langkah selanjutnya menggunakan teknik analisis verifikasi atau penarikan simpulan untuk memperoleh penjelasan mengenai faktor-faktor interferensi sebagai berikut:

1. Memeriksa/membaca secara keseluruhan data yang dianggap mengalami interferensi.

2. Menemukan dan mengelompokkan kata yang mengalamiinteferensi dari data yang terkumpul.

3. Menganalisis informasi secara langsung dan akurat.

3.4 Metode dan Teknik Penyajian Hasil

(10)

dalam penelitian ini, karena laporan penelitian ini bersifat deskriptif.Hasil analisis data interferensi ini disajikan secara deskriptif sehingga dapat memberikan penjelasan secara rinci dan akurat.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Aspek Kebahasaan

4.1.1 Pemilihan Kosa Kata Secara Sintaksis

Mahasiswa cenderung mengangap structure bahasa Inggris sama dengan struktur bahasa Indonesia. Hal ini dikemukakan karena adanya interferensi bahasa Indonesia ke dalam struktur bahasa Inggris dalam tugas penerjemahan yang ditulis mahasiswa. Pemilihan kosa kata yang sebenarnya dalam bahasa Indonesia merupakan kata kerja tetapi diterjemahkan kedalam bahasa inggris dalam bentuk sintaksis kata benda. Dapat diambil contoh sebagai berikut : kata “meraih atau memenangkan” padanannya dalam bahasa Inggris “to win” sedangkan “pemenang” padanannya adalah “winner”. Kedua kata “Win dan Winner” dilihat dari kata dasarnya hampir tidak memiliki perbedaan. Namun kata win berfungsi sebagai kata kerja dan kata winner berfungsi sebagai kata benda. Karena kosa kata bahasa Inggris memiliki lebih dari satu arti atau bahkan memiliki lebih dari satu kelas kata, maka pemahaman dan pembelajaran mengenai kosa kata bahasa Inggris dan bentuknya perlu ditingkatkan oleh mahasiswa.

(11)

like salak”. Pada kalimat 1 “ Like” berkategori kata depan (preposisi) sedangkan pada kalimat 2 “like” berkategori sebagai kata kerja (verba) .

Penggunaan aspek-aspek kebahasaan seperti diatas dapat menimbulkan penggunaan kata atau kalimat tidak tepat secara sintaksis.

4.1.1.1 Nomina

Leksikon yang memiliki kelas kata nomina sering diganti dengan leksikon berkategori verba atau adjectiva. Dari penggunaan yang tidak tepat membuktikan bahwa proses pembelajaran dan pemahaman bahasa Inggris mahasiswa perlu ditingkatkan lagi sehingga pengaruh bahasa Ibu atau bahasa Indonesia tidak terjadi dalam penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa asing.

(1) Ketua panitia mengatakan bahwa kami tidak………..(SL)

The commitof the chairman said that we did not…….(TL)

Leksikon commit berdasarkan struktur sintaksisnya diganti dengan kategori nomina yaitu Committee. Commit memiliki kelas kata verba yang digunakan secara tepat pada kalimat: he commits crimes, such as stealing, raping girls. etc. Dengan demikian kalimat yang seharusnya adalah: “The chairman of the committee said that we did not….”

(2) Ekonomi Jepang merupakan terbesar ketiga di dunia (SL) Japan’s economical is the third- largerst in the world (TL)

(12)

secara sintaksis memerlukan leksikon berkatergori nomina adalah economy. Maka kalimat yang sebenarnya adalah : “Japan’s economy is the third-largest in the world”.

(3) Letusan gunung Merapi pada awal November………...(SL) The blown of Merapi mount in the early November….(TL)

Leksikon blown berkategori verba bentuk ketiga (blow-blew-blown) tidak tepat digunakan pada kalimat sintaksis yang memerlukan leksikon berkatergori nomina.Kalimat diatas lebih tepat menggunakan leksikon nomina; eruption. Jadi kalimatnya menjadi “The eruption of Merapi mount in the early November……..”

(4) Mereka tidak menarik garis pemisah antara…….(SL) They do not draw the separate line between……..(TL)

Leksikon separate berkategori adjektiva tidak tepat secara sintaksis digunakan untuk menyatakan pemisah pada kalimat bahasa sumber. Separate lebih tepat untuk maksud berpisah jalan (separate paths), jalan hidup sendiri-sendiri (separate existences). Kalimat diatas lebih tepat menggunakan leksikon nomina separating yang bermakna pemisah, maka kalimat sebenarnya adalah: “ They do not draw the separating line between…..”

(5) Topeng yang digunakan dalam pertunjukan tari memiliki nilai magis.(SL) The mask which is used in dance perform has supernatural power. (TL)

(13)

role. Kalimat diatas memerlukan leksikon berkategori nomina yaitu performance. Maka kalimat yang benar adalah; “The mask which is used in dance performance has supernatural power.”

4.1.1.2 Verba

Dalam data ditemukan beberapa leksikon lain yang digunakan dalam kalimat yang seharusnya berkategori verba sehingga tidak tepat secara sintaksis. Dapat dilihat dalam data dibawah ini;

(1) Pramugari memberitahu para penumpanguntuk memasang sabuk pengaman (SL). The flight attendant told the passengers to pair the seat belt (TL)

Leksikon pair berkategori nomina tidak tepat secara sintaksis digunakan pada kalimat ini.Pair lebih tepat digunakan pada frasa: a pair of scissors, a pair of shoes. Maka kalimat sebenarnya adalah; “The flight attendant told the passengers to fasten the seatbelt.”

(2) Kami harus mengklarifikasi definisi istilah itu (SL) We should clarification the definition of the term.(TL)

Leksikon clarification berkategori nomina tidak tepat secara sintaksis digunakan pada kalimat ini. Pada kalimat diatas diperlukan verba yang mengikuti frasa ‘We should’. Maka kalimat yang sebenarnya adalah: “We should clarify the definition of the term”.

(3) Mereka akan mempresentasikan materinya minggu depan (SL) They are going to presentation their materials next week.(TL)

Leksikonpresentationsecara sintaksis tidak tepat digunakan dalam kalimat diatas.Presentation berkategori nomina lebih tepat digunakan pada frasa: good presentation. Kalimat diatas lebih tepat menggunakan leksikon berkategori verba sehingga kalimat sebenarnya adalah: “They are going to present their materials next week.”

(14)

Secara sintaksis tidak tepat bila leksikon lain digunakan dalam kalimat yang diperlukan leksikon berkategori adjektiva. Pengaruh konsep bahasa Indonesia yang tidak memiliki kategori kelas kata yang tepat menyebabkan penggunaan leksikon bahasa Inggris tidak tepat pula.

(1) Latar belakang pendidikan dilampirkan dalam surat lamaran(SL). The education background is enclosed in application letter (TL).

Leksikon education diatas tidak tepat secara sintaksis digunakan pada kalimat ini. Education berkategori nomina lebih tepat digunakan pada frasa: our education, long-life education. Kalimat diatas memerlukan leksikon adjektiva yang menerangkan latar belakang.Maka leksikon educational yang tepat untuk kalimat diatas. Sehingga kalimat yang sebenarnya adalah: “The educational background is required in application letter.

(2) Virgi adalah gadis yang ramah (SL) Virgi is a friendliness girl.(TL)

Leksikon friendliness secara sintaksis tidak tepat digunakan dalam kalimat ini.friendlinessberkategori nomina. Kalimat diatas memerlukan leksikon berkategori adjektiva yaitu friendly. Sehingga kalimat yang sebenarnya adalah : “Virgi is a friendly girl.”

(3) Pria itu begitu kuat dalam mengangkat kotak besi (SL) The man is so strength in lifting the iron box (TL)

Leksikon strength berkategori nomina tidak tepat digunakan dalam kalimat ini.Strength lebih tepat digunakan pada frasa: strength of mind, strength of an argument. Maka kalimat sebenarnya adalah “the man is so strong in lifting the iron box”.

4.1.1.4 Adverbia

(15)

bahasa dengan baik” diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi “She can speak two languages goodly.” Hal ini disebabkan mahasiswa membuat kategori baru dimana semua kata bahasa Inggris ditambah dengan akhiran -ly dapat menjadi leksikon adverbia.Namun pada kenyataan leksikon berkategori adverbia dalam bahasa Inggris tidak semuanya berakhiran – ly. Kalimat diatas dapat diterjemahkan secara benar adalah : “She can speak two languages well”.

(1) Anak laki-laki itu berlari ke taman dengan cepat (SL) The little boy runs to the park fastly. (TL)

Leksikon fastly tidak tepat secara sintaksis digunakan dalam kalimat ini.Leksikon fastly tidak terdapat dalam bahasa Inggris, maka diperlukan leksikon berkategori adverbial yakni fast. Leksikon fast juga bisa bermakna adjectiva dan verba. Kalimat yang sebenarnya adalah: “The little boy runs to the park fast”

(2) Dengarlah dengan seksama percakapan itu.(SL) Listen careful to the conversation (TL)

Leksikon careful berkategori adjektiva secara sintaksis tidak tepat untuk diterjemahkan frasa ‘dengan seksama’ yang berkategori adverbia. Maka kalimat sesungguhnya adalah “Listen carefully to the conversation”

(3) Rina melakukan pekerjaannya dengan baik.(SL) Rina did her job goodly.(TL)

Leksikon goodly tidak terdapat dalam bahasa Inggris yang berkategori adverbia. Good yang berkategori adjektiva tidak bisa ditambahkan akhiran –ly menjadi adverbia. Padanan yang tepat untuk frase dengan baik diatas adalah well, maka kalimat yang tepat adalah: “Rina did her job well”

(16)

As a student, we must study hardly (TL)

Kecenderungan memahami satu pola bahwa setiap kata adjektiva bila ditambahkan akhiran –ly dapat menjadi kata yang berkategori adverbial, menimbulkan ketidaktepatan makna dalam bahasa sasaran. Leksikon hard memiliki banyak arti, bisa bermakna adjektiva dan juga bermakna adverbia. Sehingga kalimat yang tepat adalah: “As a student, we must study hard”.

4.1.1.5. Preposisi

Pengaruh bahasa Ibu sangat melekat pada mahasiswa dalam menerjemahkan kalimat bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Salah satu contoh penggunaan kata ‘berbeda dengan’ sering diterjemahkan ‘different with’.Sementara padanan yang benar dengan different adalah ‘from’. Hal ini disebabkan mahasiswa menerjemahkan secara langsung ‘berbeda dengan’ menjadi ‘different with’ yang seharusnya mengikuti aturan bahasa Inggris adalah “different from”.

(1) Saya sangat tertarik dengan kesempatan itu (SL) I am very interested with that opportunity.(TL)

Preposisi with secara sintaksis tidak tepat berada setelah kata interested. Kalimat seharusnya adalah “I am very interested in that opportunity”.

(2) Mereka hampir tidak pernah setuju kepadanya. (SL) They hardly ever agree to him.(TL)

Kalimat diatas sebenarnya adalah:”They hardly ever agree with him”. Verba agree lebih tepat digunakan dengan preposisi with.

(3) Ken Arok dilahirkan dari keluarga miskin di desa Tumapel(SL) Ken Arok was born from the poor family in Tumapel village.(TL)

(17)

(4) Ibu itu sedang berdoa untuk anak-anaknya.(SL) The mother is praying to her children (TL)

Kalimat diatas yang tepat adalah “the mother is praying for her children”. Jadi preposisi ‘for’ lebih tepat digunakan setelah kata praying.

(5) Berkaitan dengan pernyataan sebelumnya,………..(SL) Concerning to the previous statement,……….(TL)

Preposisi ‘to’ tidak tepat digunakan pada kalimat ini dengan mengikuti kata concerning. Padanan preposisi yang tepat adalah ‘with’. Sehingga kalimat yang benar adalah “concerning with the previous statement,……..”

(6) Kantor pos berhadapan dengan rumah kami(SL) The post office is near our house (TL)

Preposisi yang tepat untuk menerjemahkan kata ‘berhadapan dengan’ adalah: opposite. Maka kalimat yang benar adalah : “The post office is opposite our house”.

(7) Pertemuan akan diadakan pada hari selasa. (SL) The meeting will be held in Tuesday (TL)

Preposisi ‘in’ lebih tepat digunakan untuk menyatakan pada bulan atau pada tahun atau tempat, sedangkan untuk hari, preposisi yang tepat adalah ‘on’. Maka kalimat sebenarnya adalah : “The meeting will be held on Tuesday”

4.1.2 Pemakaian Kosa Kata Secara Semantik

(18)

dilihat juga makna kontekstual dalam sebuah kalimat. Sebagian kesalahan yang ditelaah,merupakan kesalahan dimana mahasiswa lebih cenderung menggunakan makna sebuah kata berdasarkan kamus (makna leksikal) tanpa memperhatikan makna kontekstualnya. Hal ini dapat menimbulkan perbedaan makna pada bahasa target tidak sesuai dengan makna sesungguhnya dalam bahasa sumber. Acuan yang dipakai untuk memperoleh ketepatan makna adalah berdasarkan Concise Oxford Dictionary-tenth Edition yang dipadukan dengan konteks makna gramatikal.

(1) Dia meninggalkan rumah dan bergabung dengan kelompok anak-anak nakal yang setiap hari melakukan kejahatan.(SL)

He left home and joined the bandits group whose daily activity in doing crimes (TL)

Pemilihan leksikon doing merupakan terjemahan langsung dari leksikon melakukan berdasarkan makna kamus.Berdasarkan konteks kalimat diatas yang dilakukan seseorang itu adalah kejahatan, maka leksikon yang tepat untuk makna kontekstual ini adalah “committing”. Karena to commit dipakai untuk sesuatu perbuatan yang mengarah kepada kejahatan dibandingkan dengan to do. Menurut kamus leksikon do : perform or carry out (an action) work on (something) to bring it to completion or to a required state. Commit: perpetrate or carry out (a mistake, crime, or immoral act). Maka kalimat sebenarnya adalah: “He left home and joined the bandits group whose daily activity in commiting crimes such as stealing and robbing”.

(2) Pohon yang kayunya untuk membuat topeng……….(SL) The tree whose wood will be made into a mask………(TL)

(19)

Jadi leksikon whose lebih tepat untuk menyatakan kepunyaan manusia/seseorang sedangkan which untuk menyatakan kepunyaan sesuatu benda. Dengan demikian kalimat yang sebenarnya adalah:“ The tree of which the wood will be made into a mask………”

(3) Pramugari memberitahukan para penumpang untuk memasang sabuk pengaman(SL)

The flight attendant told the passengers to fasten the save belt (TL)

Konsep bahasa Indonesia ‘sabuk pengaman’ langsung diterjemahkan dengan ‘save belt’ dalam bahasa Inggris. Terjemahan ini tidak memperhatikan makna kontekstual sehingga kurang berterima dalam bahasa Inggris secara standar. Maksud yang ingin disampaikan dalam kalimat diatas adalah ‘sabuk tempat duduk’ , dengan demikian yang lebih tepat adalah frasa “seat belt”. Maka kalimat sebenarnya adalah:

“The flight attendant told the passengers to fasten the seat belt”

(4) Seandainya saya beri kamu sejuta rupiah, bagaimana kamu akanmenghabiskannya?

If I give you one million rupiahs, how will you finish it?

Kesalahan yang sama pula ditemukan dalam data kalimat ini, dimana leksikon menghabiskan diterjemahkan langsung menjadi ‘finish’. Leksikon finish dalam konteks kalimat diatas tidak berterima dalam bahasa Inggris standar. Padanan finish dalam bahasa Indonesia adalah menyelesaikan.

Leksikon yang tepat untuk kata menghabiskan adalah “spend”. Menurut Kamus, finish memiliki arti: bring or come to an end, consume or get through the whole. Sedangkan Spend : pay out (money) in buying or hiring goods or services. Leksikon dipakai untuk konteks kalimat diatas karena berkaitan dengan menghabiskan uang dan sesuai dengan pengertian spend menurut kamus. Maka kalimat sebenarnya sebagai berikut:

“If I give you one million rupiahs, how will you spend it?

(20)

Pemilihan leksikon experience pada data diatas berdasarkan kamus yang berarti “pengalaman”.Yang dimaksudkan percobaan dalam data ini adalah suatu prosedur ilmiah yang dilakukan untuk membuat suatu temuan, atau menguji sebuah dugaan (hipotesa). Maka leksikon yang tepat untuk menggantikan experience diatas adalah:”experiment”. Menurut pengertian kamus experience: practical contact with and observation of facts or events sedangkanexperiment ; a scientific procedure undertaken to make a discovery, test a hypothesis, or to demonstrate a known fact. Dengan demikian kalimat yang sebenarnya adalah: “You must be careful in that experiment because the liquid……”

(6) Salah satu prestasi pelajar Indonesia adalah………(SL) One of the prestation of Indonesian’s students is…….(TL)

Konsep bahasa Inggris yang dipelajari dimana sebuah verba ditambahkan akhiran- ion akan berkategori nomina. Sehingga konsep bahasa Indonesia “prestasi ditambahkan akhiran –ion menjadi ‘prestation’. Kesalahan yang terjadi kemungkinan mahasiswa menggangap leksikon prestasi merupakan kata pinjaman dari bahasa Inggris.Leksikon prestation tidak terdapat dalam bahasa Inggris.Sehingga leksikon yang tepat untuk menerjemahkan kata prestasi adalah “achievement”.Menurut kamus, ‘achievement berarti; a thing that is achieved’. Maka kalimat yang sebenarnya adalah:

“One of the achievements of Indonesian’s students is…..” (7) Dia menerima gagasan itu dengan penuh semangat (SL)

He accepted the idea enthusiastically (TL)

(21)

(something offered). Welcome: be glad to receive or hear of. Maka kalimat sebenarnya adalah sebagai berikut: “He welcomed the idea enthusiastically”

4.2 Faktor Penyebab Terjadinya Interferensi

Faktor penyebab terjadinya interferensi bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris adalah kurangnya pengetahuan (lack of knowledge) atau pemahaman akan kaidah-kaidah bahasa Inggris yang standar. Hal ini diperoleh berdasarkan hasil analisis dan wawancara dengan sebagian penerjemah teks Bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Kekurangpahaman akan bahasa Inggris standar menyebabkan terjadinya terjemahan langsung (direct translation) tanpa memperhatikan konteks kalimat yang sebenarnya. Sehingga kaidah-kaidah bahasa Indonesia diterapkan langsung ke dalam bahasa Inggris.

Hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa mahasiswa program studi sastra Inggris Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Flores yang mengambil mata kuliah Translation I pada semester V setelah data dianalisis berupa kesalahan pada tingkat lack of Knowledge sebagai berikut;

(a) Nur Fitria Wati Yahya, menerjemahkan kalimat : Kemarin ketua panitia mengatakan bahwa kami tidak usah dating ke pertemuan itu.” Menjadi “ Thecommit of chairman said that we did not need to come to the meeting yesterday.” Mahasiswa ini menganggap leksikon commit adalah berkategori nomina.

(22)

4.2.1 Direct Translation

Keterbatasan penguasaan akan pemilihan dan penggunaan bahasa Inggris standar menyebabkan terjadinya terjemahan langsung dengan tidak memperhatikan makna kontekstual kalimat tersebut. Hal ini terjadi juga disebabkan oleh kurangnya latihan atau pembelajaran yang maksimal. Hasil wawancara yang diperoleh sebagai berikut:

(a) Vinsensius Wai, menerjemahkan kalimat;’ Seandainya saya beri kau sejuta rupiah, bagaimana kamu menghabiskannya? Menjadi “If I give you money one million, how do you spent it off? Mahasiswa ini kurang memahami bentuk pengandaian (conditional clause). Sehingga Ia menggunakan kata kerja bantu ‘do’ pada konteks kalimat pengandaian.

(b) Helena Semba, menerjemahkan kalimat: “Pramugari memberitahu penumpang untuk mengenakan sabuk pengaman dan tidak merokok selama penerbangan. Menjadi “Stewardess tell to the accident for to wear… and no smoking during the flying.” Mahasiswa ini mengakui kemampuan bahasa Inggris yang dimiliki jauh dibawah standar

disebabkan kurang membaca dan berlatih menulis dan menerjemahkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Dia bahkan tidak mengetahui arti kata penumpang dalam bahasa Inggris sehingga ia menerjemahkan dengan ‘accident’ yang bermakna ‘kecelakaan’.

5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dari data yang terkumpul, dapat disimpulkan bahwa:

(23)

adverbial,adjectiva, preposisi) oleh mahasiswa sebagai subyek penelitian mengalami permasalahan. Kemudian mahasiswa mengalami kendala atau permasalahan dalam menggunakan leksikon atau frasa secara semantik.

(b) Faktor Penyebab Terjadinya Interferensi

Laporan hasil wawancara langsung terhadap mahasiswa yang menerjemahkan kalimat Bahasa Indonesia, interferensi terjadi disebabkan karena mahasiswa tidak memiliki pengetahuan akan bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang lebih (lack of knowledge) sehingga mereka kurang paham dalam menerjemahkan kalimat-kalimat tersebut ke dalam bahasa Inggris. Penyebab lainnya adalah menerjemahkan secara langsung kata demi kata tanpa memperhatikan konteks kalimat secara menyeluruh, sehingga makna yang dimaksud tidak ditemukan dalam bahasa sasaran.

5.2 Saran

(24)

Latihan yang diberikan dapat berupa menerjemahkan kalimat sederhana. Dari latihan tersebut dapat diketahui tingkat manakah yang belum dipahami apakah tingkat semantik atau pada level sintaksis dan sebagainya. Sejalan dengan proses latihan, mahasiswa juga diberikan teori dan procedure yang benar tentang penerjemahan. Selain itu, mereka diberikan penguatan (reinforcement) dengan bahasa verbal positif untuk memacu semangat belajar sehingga tujuan dapat tercapai.

Untuk menghindari penerjemahan langsung (direct speech), seorang mahasiswa atau staf pengajar hendaknya belajar lebih giat terutama dalam pemilihan dan penggunaan kata yang tepat sesuai konteks kalimatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bhela, Baljit. 1999. Native Language Interference in Learning a Second Language. Australia; International Educational Journal vol 1 no.1.

Grosjean,F.1992.Life with two Language. USA: Harvard University Press.

Grix, Jonathan .2004. The Foundations of Research. New York: palgrave macmillan. Mackey, W/F. 1992. The Description in Reading in the Socilogy of Language,J.H Fishman(Ed) the Hague:Moutn&co.

Moleong, Lexy J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya.

Richards, Jack C. 1974. Error Analysis (perspectives on second language Acquisition). Singapore: Longman Singapore Publishers.

Schramper, Bety. 1999. Understanding and using English Grammar.USA:Pearson Education. Smith, Tony. 2001. Concise Oxford Dictionary (tenth Edition) on CD-ROM. UK: Oxford

University press.

(25)

Referensi

Dokumen terkait

Adapun bentuk interferensi sintaksis pada penelitian ini berupa pemakaian kata (leksikon). Latar belakang terjadinya interferensi bahasa Jawa dalam pemakaian bahasa

Bentuk interferensi morfologi yang ditemukan pada penelitian ini antara lain interferensi yang berupa afiksasi yang meliputi pelesapan afiks, penambahan

Penyebab terjadinya interferensi pada jaringan lain yaitu interferensi yang di sebabkan pada jaringan wireless lain yang bekerja pada band frekuensi yang sama, sedangkan

Seperti yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, kedwibahasaan seorang penutur merupakan salah satu faktor utama yang menjadi penyebab terjadinya

Faktor yang menyebabkan terjadinya interferensi bahasa BAM terhadap tuturan Bahasa Indonesia di Kota Padangsidimpuan ialah faktor intralinguistik pada struktur

Faktor yang menyebabkan terjadinya interferensi bahasa BAM terhadap tuturan Bahasa Indonesia di Kota Padangsidimpuan ialah faktor intralinguistik pada struktur

Secara keseluruhan, setelah diperoleh data dari tuturan yang dihasilkan nasabah dan customer service atau teller, kesalahan berbahasa berupa interferensi bahasa Bugis

penyebab terjadinya interferensi. Pemakaian kata ijo, sret, dan bintang. Pemakaian kata ijo pada kalimat pertama digunakan untuk menyebutkan warna. Kata ijo dalam