• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARA. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARA. pdf"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEM BELAJARAN M ENULIS PUISI DAN PROSA SISW A SM P

M ist i Sulast ri

M ahasisw a Pascasarjana Bahasa Indonesia FKIP UNIB (Sulast ri.mist i2@gmail.com/ 0853-8346-3211)

ABSTRAK

Pendekat an kont ekst ual dalam pembelajaran bahasa bukanlah suat u hal yang baru, namun belum sepenuhnya para pendidik berkeinginan mengembangkan kreat ivit as mereka dalam proses pembelajaran memanfaat kan pendekat an ini. Pendekat an kont ekst ual dapat dit erapkan pada mat eri apa pun dan t ent u saja dalam pembelajaran menulis puisi dan prosa. Penerapan pendekat an kont ekst ual pada pembelajaran menulis puisi dan prosa dalam t ulisan ini diharapkan dapat menginspirasi dan memot ivasi para pendidik unt uk lebih inovat if menerapkan pendekat an ini pada aspek pembelajaran

lainnya.

A. Pendahuluan

Pendekat an kont ekst ual (Context ual Teaching and learning) merupakan konsep belajar yang membant u guru mengait kan ant ara mat eri yang diajarkan dengan fakt a dalam kehidupan sisw a. Pembelajaran kont ekst ual lebih menekankan pada rencana kegiat an kelas yang dirancang guru. Rencana kegiat an t ersebut berisi skenario t ahap demi t ahap t ent ang apa yang akan dilakukan bersama sisw anya sehubungan dengan t opik yang akan dipelajari. Pembelajaran kont ekst ual lebih mement ingkan st rat egi belajar bukan hasil belajar. Pembelajaran kont ekst ual mengharapkan sisw a unt uk memperoleh mat eri pelajaran meskipun sedikit t et api mendalam bukan banyak t et api dangkal.

M enurut Jonshon (2014:57-58) pendekat an kont ekst ual adalah suat u sist em pengajaran yang cocok dengan ot ak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muat an akademik dengan kont eks dari kehidupan sehari-hari. Pendekat an kont ekst ual dapat

dikat akan sebagai suat u proses pembelajaran yang bert ujuan menolong para sisw a unt uk melihat makna dalam mat eri pembelajaran sehari-hari. M at eri yang dipelajari t ersebut dapat dihubungkan dengan kont eks, kondisi pribadi, sosial, dan budaya.

Pendekat an kont ekst ual dapat membuat sisw a t erlibat dalam kegiat an yang bermakna yang diharapkan dapat

membant u mereka mampu

(2)

Pembelajaran dikat akan menggunakan pendekat an CTL jika menerapkan t ujuh komponen ut ama pembelajaran efekt if, yakni: konst rukt ivisme (Const ruct ivism), bert anya (Quest ioning), menemukan (Inquiri), masyarakat belajar (Learning Communit y), pemodelan (M odeling), dan

penilaian sebenarnya

(Aut henticAssessment ). CTL dapat dit erapkan dalam kurikulum apa saja, bidang st udi apa saja, bidang st udi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya

B. Pengertian Pendekatan Kontekstual Sebagaimana disampaikan Johnson, pendekat an kont ekst ual adalah suat usist em pengajaran yang cocok dengan ot ak yang

menghasilkan makna yang

menghubungkan muat an akademik dengan kont eks darikehidupan sehari-hari (2014:64). Lebih lanjut , Johnson menegaskan bahw a

pembelajarankont ekst ual merupakan suat u sist em holist ik dari berbagai unsur yangsaling berhubungan.

Sepert i halnya biola, cello, klarinet dan alat musiklainnya yang memiliki bunyi yang berbeda-beda dan secara bersama-samamenghasilkan suat u musik orkest ra. Sepert i halnya musik makapembelajaran kont ekst ual juga merupakan proses kerjasama

ant araberbagai pihak dalam mencar i, menemukan sendiri mat eri

pelajaran,membent uk isi, dan menerapkannya dalam kehidupan nyat a sehinggamemungkinkan pembelajaran it u lebih bermakna bagi sisw a.

Pendapat lain menyat akan bahw a, pendekat an kont ekst ual

merupakan konsep belajar yang membant u guru mengait kan ant ara mat eri yang diajarkan dengan sit uasi dunia nyat a sisw a dan mendorong ant ara penget ahuan yang dimilikinya dengan penerapnnya dalam

kehidupan mereka sebagai anggot a keluarga dan masyarakat (Riyant o, 2009:159). Suprijono (2014:80) menambahkan bahw a kont ekst ual merupakan prosedur pendidikan yang bert ujuan membant u pesert a didik memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan menghubungkannya dengan kont eks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya masyarakat .

Berdasarkan beberapa pendapat di at as, dapat

dikemukakanbahw a pembelajaran kont ekst ual sebagai st rat egi

pembelajaran,merupakan rancangan sist emat is (prosedur) at au konsep pembelajaranyang membant u guru dan sisw a dalam mew ujudkan pembelajaran sesuaidengan dunia nyat a, yakni adanya ket erkait an isi mat eri pembelajarandengan kont eks nyat a dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-harisisw a. C. Prinsip Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran dengan pendekat an kont ekst ual memiliki t ujuh komponen ut ama yait u sebagai berikut :

(3)

sekonyong-konyong (Riyant o, 2009:169).

Sisw a perlu dibiasakan unt uk memecahkan suat u

permasalahan, menemukan sesuat u yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Guru t idak akan, mampu memberikan semua penget ahuan kepada sisw a. Sisw a harus

mengkonst ruksikan penget ahuan di benak mereka sendiri. Esensi dari t eori konst rukt ivis adalah ide bahw a sisw a harus menemukan dan ment ranformasikan suat u informasi kompleks ke sit uasi lain, dan apabila dikehendaki informasi it u menjadi milik mereka sendiri.

Dalam pandangan konst rukt ivis “ st rat egi

memperoleh” lebih diut amakan dibanding seberapa banyak sisw a memperoleh dan mengingat penget ahuan. Unt uk it u, t ugas guru adalah memfasilit asi proses t ersebut dengan:

1. M enjadikan penget ahuan bermakna dan relevan bagi sisw a

2. M emberi kesempat an bagi sisw a unt uk menemukan dan menerapkan ide sendiri

3. M enyadarkan sisw a agar

menerapkan st rat egi mereka sendiri dalam belajar.

Cara menerapkan filosofi konst rukt ivis dalam pembelajaran

sehari-hari yait u dengan mengembangkan lebih banyak lagi merancang pembelajaran dalam bent uk sisw a bekerja, prakt ek mengerjakan sesuat u, berlat ih secara fisik, menulis karangan, mendemonst rasikan,

mencipt akan ide-ide dalm belajar dan kain-lain.

b. M enemukan (Inquiry)

M enemukan merupakan kegiat an int i dari kegiat an pembelajaran berbasis

kont ekst ual. Penget ahuan dari ket erampilan yang diperoleh sisw a bukan hasil mengingat seperangkat kat a-kat a, t et api hasil dari menemukan sendiri (Riyant o, 2009:171). Guru harus selalu merancang kegiat an yang merujuk pada kegiat an

menemukan, apapun mat erinya. Inkuiri adalah siklus proses dalam membangun ilmu penget ahuan yang bermula dari melakukan siklus berikut :

1. Observasi (Obsevat ion) 2. Bert anya (Quet ioning)

3. M engajukan dugaan (Hiphot esis) 4. Invest igasi (Invest igat ion)

5. Pengumpulan dat a (dat a gat hering) 6. analisis,

7. kemudian membangun t eori at au konsep.

8. Penyimpulan (conclusion). Langkah-langkah kegiat an menemukan (inkuiri): 1. M erumuskan masalah 2. M engamat i dan melkakukan

observasi

3. M enganalisis dan menyajikan hasil dalam t ulisan, gambar, laporan, bagan, t abel dan karya lainnya. 4. M engkomunikasikan at au

menyajikan hasil karya pada

pembaca, t eman sekelas, guru, at au audiens lainnya.

c. Bert anya (Quest ioning)

(4)

pembelajaran dipandang sebagai kegiat an guru unt uk mendorong, membimbing dan menilai

kemampuan berpikir sisw a. Bert anya bagi sisw a merupakan bagian pent ing, yait u menggali informasi, menginformasikan apa yang sudah diket ahui dan

mengarahkan perhat ian pada aspek yang belum diket ahuinya (Riyant o, 2009:172).

Konsep ini berhubungan dengan kegiat an t anya jaw ab yang dilakukan baik oleh guru maupun oleh sisw a. Pert anyaan sebagai w ujud penget ahuan yang dimiliki. Tanya jaw ab bisa

dit erapkan ant ara siswa dengan sisw a, guru dengan siswa, at au sisw a dengan orang lain yang didat angkan ke kelas at au di luar kelas.

Dalam sebuah pembelajaran yang produkt if, kegiat an bert anya berguna unt uk:

1. M enggali informasi, baik administrasi maupun akademis

2. M engecek pemahaman sisw a

3. M embangkit kan respon kepada sisw a 4. M enget ahui sejauh mana

keingint ahuan sisw a

5. M enget ahui hal-hal yang suidah diket ahui siswa

6. M emfokuskan perhat ian sisw a pada sesuat u yang dikehendaki guru 7. Unt uk membangkit kan lebih banyak

lagi pert anyaan sisw a 8. Unt uk menyegarkan lagi

penget ahuan sisw a

Cara penerapan quet ioning di kelas adalah hampir dapat dilakukan pada semua akt ivit as belajar. Quest ioning dapat dit erapkan: ant ara sisw a dengan

sisw a, ant ara guru dengan sisw a, ant ara sisw a dengan guru, ant ara sisw a dengan orang lain yang didat angkan ke dalam kelas. Akt ivit as bert anya juga dit emukan ket ika sisw a berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ket ika menemuji kesulit an, ket ika mengamat i dan sebagainya.

d. M asyarakat Belajar (Learning Communit y)

Konsep learning communit y menyarankan agar hasil

pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing ant ara t eman, ant arkelompok, dan ant ara yang t ahu ke yang belum t ahu (Riyant o, 2009:172). M asyarakat belajar adalah kelompok belajar yang berfungsi sebagai w adah komunikasi unt uk berbagi pengalaman dan

gagasan. Belajar bersama dengan orang lain lebih baik

dibandingkan dengan belajar sendiri. Pembelajaran kont ekst ual dilaksanakan dalam kelompok-kelompok belajar yang

anggot anya hit erogen sehingga akan t erjadi kerjasam ant ara yang pandai dengan sisw a yang

lambat .

Dalam prakt iknya

“ masyarakat belajar” t erw ujud dalam pembent ukan kelompok kecil, pembent ukan kelompok besar, mendat angkan ahli ke kelas, bekerja sama dengan kelas paralel, bekerja kelompok dengan kelas di at asnya, bekerja sama dengan masyarakat .

(5)

Pembelajaran kont ekst ual menekankan art i pent ing pendemont rasian t erhadap hal yang dipelajari sisw a. Pemodelan memusat kan pada art i pent ing penget ahuan prosedural. M elalui pemodelan sisw a dapat meniru t erhadap hal yang dimodelkan (Suprijono, 2014:88).

Pemodelan merupakan acuan pencapaian kompet ensi dalam pembelajaran kont ekst ual. Konsep ini berhubungan dengan kegiat an mendemanst rasikan sesuat u mat eri pelajaran agar sisw a mendapat cont oh at au dapat meniru, belajar at au melakukan dengan model yang diberikan. Dalam pembelajaran kont ekst ual guru bukan sat u-sat unya model, sisw a dapat berperan akt if dalam mencoba menghasilkan model. Seorang sisw a dit unjuk unt uk memebri cont oh t emannya. Cont oh it u disebut sebagai model, sisw a lain dapat menggunakan model t ersebut sebagai st andar kompet ensi yang harus dicapainya.

f. Refleksi (Reflect ion)

Refleksi adalah bagian pent ing dalam pembelajaran kont ekst ual. Refleksi merupakan upaya unt uk melihat kembali, mengorganisasi kembali, menganalisis kembali, mengklasifikasi kembali, dan mengevaluasi hal-hal yang dipelajari. Refleksi berart i melihat kembali suat u kejadian, kegiat an, dan pengalaman dengan t ujuan unt uk mengident ifikasi hal-hal

yang t elah diket ahui, dan hal yang belum diket ahui.

Pada akhir pembelajaran, guru menyisakan w akt u sejenak agar sisw a melakukan refleksi.

Realisasinya adalah pert anyaan langsung t ent ang apa-apa yang t elah diperolehnya hari it u, cat at an di buku sisw a, kesan dan saran sisw a mengenai

pembelajaran pada hari it u, diskusi, dan hasil karya. g. Penilaian Aut entik (Aut hent ic

Assessment)

Penilaian aut ent ik adalah upaya pengumpulan berbagai dat a yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar sisw a. Dat a dikumpulkan dari kegiat an nyat a yang dikerjakan sisw a pada saat melakukan pembejaran.

Penilaian aut ent ik mengunt ungkan bagi sisw a dibandingkan dengan penilaian st andar yang bersifat eksklusif dan sempit . Johnson (2014:289) mengemukakan bahw a penilaian aut ent ik memberi keunt ungan kepada sisw a ant ara lain: 1. M engungkapkan secara t ot al

seberapa baik pemahaman mat eri akademik mereka.

2. M engungkapkan dan memperkuat penguasaan kompet ensi mereka sepert i mengumpulkan informasi, menggunakan sumber daya, menangani t eknologi, dan berpikir secara sist emat is.

3. M enghubungkan pembelajaran dengan pengalaman mereka sendiri, dunia mereka dan masyarakat luas. 4. M empert ajam keahlian berpikir

(6)

saat mereka menganalisis, memadukan, mengident ifikasi masalah, mencipt akan solusi dan mengikut i hubungan sebab-akibat . 5. M enerima t anggung jaw ab dan

membuat pilihan.

6. Berhubungan dan bekerja sama dengan orang lain dalam mengerjakan t ugas.

7. Belajar mengevaluasi t ingkat prest asi sendiri.

D. Bentuk Pembelajaran Kontekstual Dalam pembelajaran secara kont ekst ual, Yulaelaw at i (2009:141) memberi penjelasan bahw a kont ekst ual memungkinkan t erjadinya lima bent uk belajar yang pent ing, yait u:

1) M engaitkan (relat ing), adalah st rat egi yang paling hebat dan merupakan int i konst rukt ivisme. Guru menggunakan st rat egi ini ket ika ia mengkait kan konsep baru dengan sesuat u yang sudah dikenal sisw a. Jadi dengan demikian, guru mengait kan apa yang sudah diket ahui siswa dengan informasi baru.

2) M engalami (experiencing),

merupakan int i belajar kont ekst ual dimana mengait kan berart i

menghubungkan informasi baru dengan pengalaman maupun penget ahuan sebelumnya. Belajar dapat t erjadi lebih cepat ket ika sisw a dapat memanipulasi peralat an dan bahan sert a melakukan bent uk-bent uk penelit ian yang akt if. 3) M enerapkan (applying). Sisw a

menerapkan suat u konsep ket ika ia melakukan kegiat an pem ecahan masalah. Guru dapat memot ivasi sisw a dengan memberikan lat ihan yang realist is dan relevan.

4) Kerjasama (cooperat ing). Sisw a yang bekerja secara individu sering tidak membant u kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, sisw a yang bekerja secara kelompok sering dapat mengat asi masalah yang kompleks dengan sedikit bant uan. Pengalaman kerja sama t idak hanya membant u sisw a mempelajari bahan ajar, t et api konsist en dengan dunia nyat a. 5) M ent ransfer (t ransferring). Peran

guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar dengan fokus pada pemahaman bukan hafalan.

E. Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran M enulis Puisi dan Prosa

Pembelajaran bahasa Indonesia bert ujuan menanamkan bekal ket erampilan berbahasa dan bersast ra Indonesia bukan hanya memberikan penget ahuan. Pembelajaran bahasa Indonesia harus dibuat semenarik mungkin agar sisw a ant usias mengikut i proses belajar mengajar. Pembelajaran bahasa Indonesia menghendaki sebuah proses pragmat ik, bukan t eorit ik belaka.

(7)

M enulis menurut Kusmana (2010:99) adalah salah sat u ket erampilan berbahasa yang menunt ut seseorang menghasilkan sesuat u (t ulisan) sebagai ungkapan perasaan, dan pemikirannya. Kasupardi dan Supriat na (2010:5) menyimpulkan menulis sebagai berikut :

1. M erupakan suat u bent uk komunikasi

2. M erupakan proses pemikiran yang dimulai dengan pemikiran t ent ang gagasan yang akan disimpulkan.

3. Bent uk komunikasi yang berbeda dengan bercakap-cakap, dalam t ulisan t idak t erdapat int onasi, ekspresi w ajah, gerak fisik, sert a sit uasi yang menyert ai percakapan.

4. M erupakan suat u ragam komunikasi yang perlu dilengkapi dengan alat -alat penjelas sert a at uran ejaan dan t anda baca. 5. M erupakan bent uk komunikasi

unt uk menyampaikan gagasan penulis kepada khalayak pembaca yang dibat asi oleh jarak, t empat , dan w akt u.

Dari paparan t ersebut dapat lah disimpulkan bahw a menulis merupakan proses penuangan pikiran dan perasaan berupa pengalaman, pendapat ,

keinginan, penget ahuan, dan perasaan yang dilakukan penulis melalui lambang-lambang grafis yang menggambarkan suat u bahasa agar dipahami orang lain dengan maksud dan t ujuan t ert ent u.

Penerapan CTL dalam pembelajaran menulis merupakan bent uk penyampaian gagasan dalam bent uk bahasa t ulis. Salah sat u ket erampilan pembelajaran menulis adalah pembelajaran menulis kreat if. Ket erampilan menulis kreat if bukan

hanya berpusat pada guru sebagai informan melainkan sisw a sendiri yang harus berperan akt if dalam

pembelajaran. Guru hanya memberikan inst ruksi kepada sisw a unt uk membuat karangan kreat if t anpa ada penguat an sebelumnya.

Kegiat an pembelajaran dilaksanakan t idak hanya bersumber pada guru dan buku, t et api dapat bersumber dari buku kumpulan puisi, drama, cerpen, dan novel, sert a majalah-majalah di perpust akaan sekolah. Pelaksanaan pembelajaran ket erampilan menulis puisi dan prosa melalui pendekat an kont ekst ual ini bermula dengan pembuat an puisi t erlebih dahulu, yang dianggap lebih mudah dari pada menulis prosa at aupun drama.

Adapun langkah- langkah sebagai guru dalam penerapan pendekat an kont ekt ual dalam menuliskan puisi adalah sebagai berikut :

a. Pendahuluan

1) Guru menjelaskan kompet ensi yang harus dicapai sert a manfaat dari proses pembelajaran dan pent ingnya mat eri yang akan dipelajari yait u puisi yang berhubungan dengan lingkungan sekolah.

2) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran kont ekst ual, yakni sisw a dibagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah sisw a.

3) Tiap kelompok dit ugaskan unt uk melakukan observasi di lingkungan sekolah, misalnya kelompok 1 dan 2 melakukan observasi di halaman depan kelas dan kelompok 3 dan 4 melakukan observasi di sekit ar

(8)

4) M elalui observasi sisw a dit ugaskan unt uk mencat at berbagai hal yang berhubungan dengan hasil t emuan saat observasi t adi dan akan dibuat

dalam sebuah puisi b. Int i

Di lapangan

1. Guru menjelaskan kompet ensi yang harus dicapai sert a manfaat dari proses pembelajaran dan pent ingnya mat eri yang akan dipelajari yait u puisi yang berhubungan dengan lingkungan sekolah.

2. Sisw a melakukan observasi sesuai dengan pembagian t ugas kelompok.

3. Sisw a mencat at hal- hal yang mereka amat i di lingkungan sekolah.

Di dalam kelasGuru menjelaskan kompet ensi yang harus dicapai sert a manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya mat eri yang akan dipelajari yait u puisi yang berhubungan dengan lingkungan sekolah.

Guru membagikan kepada set iap kelompok, berupa sat u puisi yang t ulis oleh sisw a dari kelas lain berdasarkan perist iw a yang pernah dialami.

Sisw a mendiskusikan t emuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-masing

M asing- masing kelompok menulis puisi. c. Penut up

1) Guru menjelaskan kompet ensi yang harus dicapai sert a manfaat dari

proses pembelajaran dan pent ingnya mat eri yang akan dipelajari yait u puisi yang berhubungan dengan lingkungan sekolah.

2) Dengan bant uan guru sisw a menyimpulkan hasil observasi sekit ar masalah t emuan sesuai dengan

indikat or hasil belajar yang harus dicapai.

3) Guru menugaskan sisw a unt uk membuat t ugas t ent ang pengalaman belajar mereka dengan t ema “ Lingkungan Sekolah” dalam bent uk puisi perorangan.

Selanjut nya set elah keberhasilan guru dalam kegit an menulis puisi selanjut nya dapat dikembangkan kembali dalam pembuat an sebuah cerpen.

Adapun langkah- langkah seorang guru dalam membant u sisw a menuliskan cerpen adalah sebagai berikut :

1. Guru membagikan lembar kerja kepada semua sisw a, berupa sat u cerpen yang t ulis oleh guru t ersebut berdasarkan perist iw a yang pernah dialami.

2. Sisw a membaca cerpen yang t elah dibagikan oleh guru.

3. Set elah semua sisw a selesai membaca cer pen, guru menayangkan fot o-fot o melalui LCD. Pada saat memperhat ikan t ayangan t ersebut sekaligus sisw a menent ukan fot o yang paling cocok dengan t ema cerpen yang digunakan unt uk model. 4. Sisw a mendat a perist iw a-perist iw a

at au memilih fot o-fot o pribadi/ keluarga dari perist iw a-perist iw a yang dialami dan yang paling mengesankan.

5. Sisw a menent ukan t ema cerpen berdasarkan perist iw a at au fot o yang dipilihnya.

(9)

bimbingan dan pengarahan apabila sisw a menemui kesulit an. Di samping it u sisw a juga dapat sharing dengan t eman- t emannya. Guru juga selalu memot ivasi sisw a unt uk m engerjakan t ugas sesuai dengan w akt u yang t elah dit ent ukan. Dalam kesempat an ini guru sudah dapat menilai sisw a dalam penilaian proses.

7. Sisw a menyunt ing hasil t ulisan cerpen masing- masing.

8. Sisw a mempresent asikan hasil t ulisan cerpen masing- masing, pada saat ini guru sudah dapat menent ukan penilaian hasil.

Selanjut nya set elah kegit an penulisan puisi, dan cerpen, kini saat nya guru membuat ide unt uk mengajarkan cara penulisan sebuah naskah drama yang baik. Adapun langkah- langkah sebagai guru dalam penerapan pendekat an kont ekt ual dalam menulisk naskah drama t idak jauh berbeda dengan langkah-langkah menulis puisi adalah sebagai berikut :

a. Pendahuluan

1. Guru membagikan lembar kerja kepada semua sisw a, berupa sat u naskah drama yang dit ulis oleh guru t ersebut berdasarkan perist iw a yang dialami at au berdasarkan imajinasi. 2. Sisw a membaca drama yang t elah

dibagikan guru.

3. Set elah semua sisw a selesai membaca drama, guru menayangkan fot o-fot o at au video yang berisikan beberapa rekaman kegiat an sisw a di sekolah.

4. M enyusun naskah drama dengan cara melihat gambar at au perist iw a yang menyent uh perasaan di lingkungan sekit ar. Dengan demikian,

sisw a lebih mudah menuangkan ide-idenya dalam naskah drama.

5. M engembangkan perist iw a yang bisa t erjadi melalui fot o t ersebut . Dari fot o at au video yang dilihat oleh sisw a, mereka bisa menent ukan t ema dan mengembangkan t ema t ersebut menjadi naskah drama. 6. M embuat rangkaian cerit a. Sebagai

pemula, dalam menulis naskah drama harus membuat rangkaian cerit a. Rangkaian cerit a menunt un mereka menyusun urut an kejadian dalam drama yang mereka t ulis. Rangkaian cerit a dimulai dari perkenalan cerit a, munculnya pert ikaian aw al, sampai pada klimaks, dan yang t erakhir menulis penyelesaian.

7. M emilih perist iw a yang akan digambarkan dalam naskah. Perist iw a yang dipilih dalam pembuat an naskah drama dengan penggunaan video disesuaikan dengan perkembangan anak. Selain it u, perist iw a yang dipilih juga disesuikan dengan kehidupan sehari-hari yang t idak jauh dari penget ahuan sisw a.

8. M enulis dialog ant ar t okoh sesuai dengan rangkaian cerit a. Tujuannya agar naskah drama mudah dimengert i dan menarik apabila dipent askan.

9. M emberi nama/ pelaku dalam set iap dialog. M elalui t okoh-t okoh t ersebut , cerit a yang ingin disampaikan pengarang akan mudah dit erima oleh pembaca at au penont on apabila naskah drama dipent askan.

(10)

unsur-unsur cerit a, sepert i musik, mimik dan gerak.

Selanjut nya sebagai seorang guru harus memiliki penilaian bagi para sisw anya. Di dalam pendekat an kont ekt ual guru t idak hanya menilai para sisw a dari penget ahuannya saja, t et api menilai secara keseluruhan baik sikap, w at ak, prilaku, kecerdasan dan kemampuanya. Kegiat an evaluasi ini, di dalam pembelajaran dengan pendekat an kont ekst ual mengacu pada prinsip penilaian sebenarnya at au penilaian nyat a. Kegiat an evaluasi dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran, dengan menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber yang mengukur semua aspek pembelajaran, yait u: proses, kinerja, dan produk.

F. PENUTUP

Kualit as dan keberhasilan belajar sisw a sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ket epat an guru dalam memilih dan menggunakan pendekat an pembelajaran. Unt uk it u diperlukan suat u pendekat an pembelajaran yang memberdayakan sisw a. Salah sat u pendekat an yang dapat memberdayakan sisw a adalah pendekat an kont ekst ual (CTL).

Context ual Teaching and Learning (CTL) at au pembelajaran kont ekst ual merupakan konsep belajar yang mengait kan mat eri yang diajarkan dengan realit as dunia sisw a sehingga sisw a dapat membuat hubungan ant ara penget ahuan yang dimiliki dengan penerapannya. Pembelajaran bahasa bukan hanya memberikan pemahaman berupa definisi melainkan sisw a dit unt ut

unt uk dapat menemukan

penget ahuannya sendiri. Guru harus

memiliki st rat egi yang memacu sisw a unt uk dapat berpikir krit is dan kreat if.

Implement asi CTL pada pembelajaran menulis puisi dan prosa berdasarkan perist iw a yang pernah dialami, menunt ut sisw a unt uk lebih berpikir kr it is. Art inya sisw a dipacu unt uk menghubungkan ant ara mat eri yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari. Guru harus dapat menjadi model pada kompet ensi t ert ent u, sehingga sisw a mendapat kan cont oh at au model unt uk mengambangkan konsep yang didapat . Pada akhirnya pendekat an kont ekt ual mampu meningkat kan keakt ifan dan kreat ivit as sisw a. Proses belajar mengajar juga menjadi menyenangkan, menarik, dan bervariasi sert a t idak membosankan.

DAFTAR PUSTKA

Aminuddin. 2000. Pengant ar Apresiasi Karya Sast ra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Johnson, Eliane B. 2014. Cont ext ual Teaching and Learning M enjadikan Kegiat an Belajar-M engajar M engasyikkan dan Bermakna (Terjemahan Ibnu Set iaw an).Bandung: Kaifa.

Kasupardi, Endang dan Supriat na. 2010. Pengembangan Ket erampilan M enulis. Jakart a: Trans M andiri Abadi.

Kusmana, Suherli. 2010. Guru Bahasa Indonesia Profesional. Jakart a: Sket sa Aksar Lalit ya.

(11)

bagi Guru/ Pendidik dalam Impliment asi Pembelajaran Efekt if dan Berkualit as. Jakart a: Kencana.

Suprijono, Agus. 2014. Cooperat ive Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakart a: Pust aka Pelajar.

Yulaelaw at i, Ella. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan Aplikasi. Jakart a: Pakar Raya.

Hasil Notulensi

Notulis : Anggun Citra , M .Pd. M oderator : W isma Yunita, M .Pd.

Saipul Pertanyaan:

Berikan cont oh langkah-langkah menulis puisi dengan pendekat an kont ekst ual?

Jaw aban:

Langkah-langkah menulis puisi dengan pendekat an kont ekst ual:

-

Guru menjelaskan capaian kompet ensi

-

Guru membagi kelompok dan melihat lingkungan sekit ar

-

Sisw a mencat at hal pent ing dari observasi

-

Di kelas sisw a berdiskusi dari hasil observasi dan mmbuat puisi dari hal disekit arnya.

Riko

Pertanyaan:

Jika pendekat an di lingkungan it u kurang baik dan berikan cont oh keunt ungan dari penggunaan met ode CTL?

Jaw aban:

Jika lingkungan sekit ar buruk, sisw a t et ap bias menulis puisi dari hal-hal t ersebut . Keunt ungan CTL adalah sumber belajar

dari lingkungan sekit ar, t idak perlu mencari sumber jauh-jauh.

Deninda Pertanyaan:

Bagaimana pendekat an kont ekst ual dapat membuat sisw a krit is dan kreat if? Jaw aban.

Dengan melihat sekit ar, sisw a dapat mengolah ide dari apa yang dilihat nya menjadi sebuah pusi. Disanalah sisw a dit unt ut unt uk dapat berpikir krit is dan kreat if.

Yessi Travotta: Pertanyaan:

Bagaimana unt uk menyat ukan perbedaan kemampuan sisw a dalam menulis puisi berdasarkan pendekat an kont ekst ual?

Jaw aban:

Guru harus menggunakan pendekat an personal kepada sisw a yang mempunyai kemampuan kurang, at au kurang berminat pada mat eri pelajaran dengan cara menanyakan kesulit an apa yang dialami siswa pada mat eri t ersebut .

Valentina Pertanyaan:

Bagaimana implement asi konkrit pendekat an kont ekst ual dalam konst rukt ivisme dan inkuir?”

Jaw aban.

Konst rukt ivisme : Apa yang sudah ada dalam memori bias dihubungkan dengan kondisi lingkungan dan dit uangkan kedalam puisi.

Inkuiri : Sisw a menemukan sesuat u dari lingkungan unt uk dijadikan bahan pembelajaran kont ekst ual.

Deta

(12)

Berikan cont oh penerapan

dalamkependidikan dibidang

ket erampilan lainnya? Jaw aban:

Dalam CTL, proses kegiat an berdiskusi melibat kan kemampuan berbicara sisw a dan juga ket erampilan membaca dan mendengarkan.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

First of all a small confession - I´m a foreigner leaving in Romaniait took me some time to get used to the mentality and understand how to handle the locals.. Sure there are

If you and your family or friends are needing to take a break for a weekend or a week, consider taking a trip to a ski resort.. Everyone needs to get away once in a while, and there

Cocktail making evening in Sussex is an ideal corporate event to enhance the team-building attitude in corporate people.. This event is like a breath of fresh air after the

Peserta diharapkan membawa semua Dokumen Kualifikasi Asli yang telah di Upload pada sistem SPSE pada paket Pekerjaan Pembangunan Rumah Masyarakat Type 42 m2 Di

(2) Calon peserta didik yang berasal dari Daerah dengan sekolah tujuan SMK yang menggunakan PPDB jalur umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) dapat diterima di sekolah

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b serta untuk tertib administrasi pengelolaan Barang Milik Daerah, perlu menetapkan Keputusan

Berdasarkan hasil evaluasi Panitia Pengadaan Barang dan Jasa I PDN, bersama ini diumumkan Hasil Pelelangan Pekerjaan Rehabilitasi/ Renovasi Gedung Perpustakaan I PDN