• Tidak ada hasil yang ditemukan

FINALITAS KRISTUS DALAM PERSPEKTIF KRIST

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FINALITAS KRISTUS DALAM PERSPEKTIF KRIST"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

FINALITAS KRISTUS DALAM PERSPEKTIF KRISTEN DAN FINALITAS

MUHAMMAD DALAM PERSPEKTIF ISLAM SERTA BAGAIMANA

MENGKOMUNIKASIKANNYA

Oleh Daniel Timoti

PENDAHULUAN

Berbicara mengenai kebenaran absolut dalam suatu agama tidak akan pernah ada

habisnya. Pasalnya, semua agama memiliki sistem mekanisme kepercayaan yang

menganggap agamanya berasal dari wahyu Allah (samawi). Dengan bertolak dari pandangan

yang demikian adalah sulit untuk menentukan mana agama yang benar dan salah. Jangankan

untuk sampai pada pertanyaan itu, disinggung sedikit saja bakal jadi masalah. Inilah dilema

diskusi yang marak mewarnai debat Islam-Kristen sepanjang abad. Dan salah satu topik yang

cukup krusial untuk dibahas adalah mengenai finalitas Kristus dan Muhammad.

Topik di atas menjadi krusial dikarenakan kedua tokoh tersebut merupakan tokoh

penting yang memberi pengaruh cukup besar terhadap keyakinan agamanya masing-masing.

Dengan berlandaskan isu demikian maka makalah ini dituliskan. Dan dalam tulisan ini,

penulis mencoba menjembatani kedua perbedaan konsep antara umat Muslim dan Kristen.

Oleh karena itu pembahasan secara khusus akan berorientasi pada konsep finalitas

Muhammad berdasarkan perspektif Islam dan finalitas Kristus berdasarkan perspektif

Kristen. Hal ini dilakukan demi menghasilkan analisa yang objektif terhadap masing-masing

pandangan. Setelah masing-masing konsep sudah dijabarkan, kemudian penulis akan

berusaha membuat jembatan komunikasi yang dapat mewadahi kedua kesenjangan

pemikiran. Diharapkan melalui jembatan ini kaum Muslim dan Kristen dapat melihat

kebenaran sejati berdasarkan bukti-bukti yang sahih.

PERBEDAAN KONSEP FINALITAS

Berbicara mengenai finalitas, hal pertama yang wajib ditanyakan adalah finalitas

macam apa yang hendak dicapai? Apakah finalitas tersebut berbicara tentang nabi, kitab atau

finalitas keselamatan? Bagi umat Muslim, ada dua finalitas yang menjadi penekanan dalam

ajaran mereka.1 Pertama adalah Quran. Quran merupakan inti pengajaran dari agama Muslim. Quran dipandang sebagai wahyu Allah yang memiliki otoritas tertinggi dan datang langsung

dari Allah, seperti yang diungkapkan Abdullah Saeed dalam bukunya: “..God communicates

(2)

2 to His prophets and messenggers... and the Qur’an sent to Muhammad.”2 Kenneth Boa juga

menuliskan: “The Koran is the authoritative scripture of Islam.”3 Finalitas kedua yang

dipandang oleh umat Muslim adalah nabi Muhammad. Muhammad dipercaya oleh umat

Muslim sebagai nabi terakhir karena ia membawa kitab terakhir dari Allah―sebuah kitab

yang tidak memiliki cacat cela.4

Berseberangan dengan finalitas umat Muslim, umat kristiani memusatkan konsep

finalitasnya pada diri Kristus. Kristus menjadi inti pemberitaan dan ajaran Kristen. Yesus

diimani sebagai Tuhan dan Juruselamat manusia. Iman yang melihat bahwa Kristus sebagai

Juruselamat manusia menjadikan Yesus bukan hanya sekadar nabi melainkan lebih dari pada

itu Ia adalah Anak Allah―inilah finalitas menurut umat Kristen.

Dari pembahasan sekilas dapat dilihat bahwa konsep finalitas Islam berbeda dengan

finalitas Kristen. Perbedaan konsep finalitas dirasa penting sebab berpengaruh pada paham

yang dianut oleh masing-masing agama (baik dalam memandang agamanya ataupun

memandang agama lain). Dan untuk melihat lebih jelas mengenai konsep finalitas kedua

agama ini, mari menyimak argumentasi kedua belah pihak dalam membahas keyakinan

masing-masing agama secara lebih mendalam.

FINALITAS MUHAMMAD SEBAGAI NABI TERAKHIR UTUSAN ALLAH:

PERSPEKTIF MUSLIM

Umat Muslim sangat percaya bahwa Muhammad merupakan nabi terakhir yang

didatangkan Allah bagi umat manusia. Muhammad dirasakan berada dipuncak akhir kenabian

karena beberapa hal. Ini sangat erat kaitannya dengan rusaknya kitab-kitab yang Allah telah

berikan kepada umat manusia.

Bagi kaum Muslim, kitab-kitab samawi telah banyak mengalami pergantian, kerusakan,

korup, dan kecacatan. Semuanya ini disebabkan karena manusia tidak dapat menjaganya

dengan baik. Misalkan saja kitab Al Tawrat yang diberikan kepada Musa dan bangsa Israel

telah rusak, disembunyikan, dan tidak lagi asli sebagai kitab dari Allah. Maka tidak heran

Allah kemudian mengutus nabi Isa Al Masih untuk mengingatkan kembali hukum-hukum

Allah yang telah rusak. Namun nyatanya ajaran Isa Al Masih juga ikut rusak oleh

2 Islamic Thought: An Introduction (New York: Routledge, 2006), 15.

3Cults, World Religions, and You (Wheaton: Victor, 1977), 52. Dikutip dalam buku Josh McDowell &

Don Stewart, Handbook of Today’s Religions (USA: Thomas Nelson, 1983), 387.

4

(3)

3

pengikutnya belakangan (lebih tetapnya sesudah Isa diangkat ke Surga).5 Lalu Allah akhirnya memberikan kitab terakhir kepada umat manusia melalui perantaraan nabi Muhammad.6

Finalitas kenabian Muhammad ini jelas tertulis dalam Quran. Dalam QS. al-An'âm: 115

dituliskan: “Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Qur'an) sebagai kalimat yang benar

dan adil. Tak ada yang dapat mengubah Kalimat-kalimat-Nya.” Dalam QS Al Ahzab 40 juga

dituliskan: “Bukanlah Muhammad itu bapak salah seorang laki-laki di antara kamu tetapi dia

adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi”. Bahkan dalam Surah 33:40 jelas sekali dituliskan

bahwa Muhammad sebagai “the seal of the prophets”7 dan masih banyak ayat lainnya yang

mendukung bahwa Muhammad merupakan nabi terakhir yang diutus oleh Allah―termasuk

Alkitab dinyatakan mendukung finalitas kenabian Muhammad.8

Berkenaan dengan amanat yang dibawa oleh Muhammad adalah merupakan sebuah

hukum universal yang diterapkan bagi semua bangsa. Pandangan ini sebenarnya disarikan

dari kalimat yang berkata bahwa Quran menyempurnakan amanat nabi-nabi sebelumnya.9 Konsep ini dinamakan sebagai supersesionisme.

Menambahkan hal yang serupa tentang hukum universal Quran, Ahmed Deedat

berkomentar demikian: “...the Bible has been changed and corrupted and is unthrustworthy

while only Quran, being perfect in every detail, can be considered the word of God.” Bagi

Deedat, karena Quran adalah sesuatu yang diturunkan langsung dari Allah maka hukumnya

berlaku secara menyeluruh bagi umat manusia.10

FINALITAS YESUS KRISTUS SEBAGAI JURUSELAMAT: PERSPEKTIF KRISTEN

Kepercayaan yang terbentuk dalam iman kristiani bukan didasarkan pada sesuatu yang

nonsen. Iman terhadap Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat disokong oleh banyak

bukti kesejarahan termasuk Alkitab. Dalam bagian kali ini ada tiga poin yang menyatakan

bahwa Yesus Kristus sebagai Juruselamat manusia.

5Josh McDowell and John Gilchrist, The Islam Debate (San Bernardino: HERE’S Life, 1983), 105. 6Bambang Ruseno, Sebuah Pendahuluan Mengenal Islam (Malang: IPTh Bale Wiyata, 2011), 46. 7Norman Geisler, Baker Encyclopedia of Christian Apologetics (Grand Rapids: Baker, 1999), 125. 8

Banyak tafsiran yang dikembangkan para kaum Muslim yang menyatakan bahwa Yesus pun menubuatkan kedatangan Muhammad. Ayat yang biasa dipakai ialah Yohanes 14:16. Kata “penolong” dalam bagian ini ditafsir merujuk pada Muhammad. Jika merujuk dalam bahasa Yunaninya dipakai kata parakletos. Ini diartikan sebagai helper atau comforter. Parakletos ini bagi orang Kristen merujuk pada doktrin tentang Roh Kudus. William Barclay, The Gospel of John: Vol 2, (Philadelphia: The Westminster, 1975), 166.

9

Bambang Ruseno, Sebuah Pendahuluan Mengenal Islam, 47.

(4)

4

1. Nubuatan Perjanjian Lama

Banyak kali Alkitab memberikan bukti mengenai nubuatan tentang kedatangan sang

Mesias. Barton Payne’s Encyclopedia of Biblical Prophechy bahkan mendaftarkan 191

nubuatan yang merujuk langsung pada Yesus.11 Melihat jumlah nubuatan yang gigantis ini menandakan suatu kesatuan organik dari Perjanjian Lama dan betapa solidnya bukti yang

disodorkan bagi kekristenan.

Salah satu ayat nubuatan yang memberikan gambaran jelas mengenai kedatangan

Yesus Kristus adalah Yesaya 53. Dalam pasal tersebut, Yesaya menuliskan dua belas aspek

kesengsaraan Yesus Kristus yang semuanya tergenapi secara tepat dalam Perjanjian Baru.

Yesaya mengatakan bahwa Mesias yang akan datang akan ditolak, menjadi orang yang

berdukacita, hidup menderita, dihina, menjadi sengsara, tersakiti, dilukai karena dosa-dosa

dan kejahatan manusia, dihukum, diperlakukan tidak adil, dikuburkan bersama orang jahat.

Semuanya ini merujuk jelas kepada Yesus Kristus dalam cerita Injil. Selain kitab Yesaya,

beberapa nabi juga menyatakan hal yang serupa. Mulai dari kitab Musa, Mikha, Daniel,

hingga Maleakhi semuanya mengumandangkan nubuatan tentang kedatangan Yesus Kristus

sebagai Tuhan dan Juruselamat.

2. Nubuat yang Tergenapi Dalam Perjanjian Baru

Benang nubuatan yang terjalin erat dalam Perjanjian Lama kemudian tergenapi dalam

Perjanjian Baru. Injil-injil menceritakan kisah tentang Yesus Kristus.12 Belum lagi para rasul mengungkapkan keilahian Kristus semasa hidup-Nya di dunia ini dan kebanyakan dari para

rasul itu merupakan saksi mata langsung. Jadi autentisitasnya terjamin. Selain itu Yohanes

menuliskan juga bahwasannya Yesus Kristus adalah firman yang menjadi manusia.13 Firman itu bersama-sama dengan Allah dan firman itu adalah Allah. Kitab Ibrani juga menuliskan

bahwa Yesus disebutkan sebagai cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan

menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan.14 Umat Kristen percaya bahwa kematian Kristus di kayu salib berdampak bagi penebusan dosa umat Allah.

3. Yesus Kristus Bersaksi Tentang Diri-Nya

Semasa pelayanan-Nya, Yesus sering kali menyatakan identitasnya kepada para murid. Contohnya saja dalam Yohanes 14:6, di sana Yesus berkata bahwa: “Akulah jalan kebenaran

11

Ravi Zacharias & Norman Geisler, Who made God (Bandung: Pionir Jaya, 2009), 103.

12Kisah kedatangan Yesus ditengah hiruk-pikuk kehidupan manusia merupakan yang final yang telah Ia

nyatakan sebelumnya dalam sejarah. Kedatangan Yesus dan kerajaan-Nya tidak bermaksud untuk merangkul orang Yahudi saja melainkan semua orang yang yang ada di dunia. Inilah cinta terbesar yang ditunjukkan Allah pada manusia. D. G. Bloesch. Jesus Christ : Savior & Lord (Downers Grove: IVP, 1997) 237.

13

Lih. Yohanes 1:1.

(5)

5

dan hidup, tidak ada yang dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.” Kevin Vanhoozer mengatakan bahwa pemakaian kata “Aku” dalam setiap perkataan Yesus sebagai klaim keilahian-Nya.15 Selebihnya Yesus mengklarifikasi keilahian-Nya dengan mukjizat yang dilakukan-Nya. Semuanya ini menunjukkan otoritas-Nya sebagai Allah.

Yesus bukan hanya bersaksi tentang kebenaran, tetapi juga Ia melihat diri-Nya sebagai

kebenaran itu sendiri (Yoh. 8:5). Yesus berbicara dalam banyak peristiwa tentang

tulisan-tulisan para nabi; Yesus percaya ini perkataan Allah sendiri. Yesus bahkan mengklaim

mengetahui hal ini dengan pasti dan juga menyatakan bahwa ajaran-Nya adalah benar. Jika

apa yang Yesus telah ajarkan salah, jangankan sampai zaman sekarang, mungkin kekristenan

di abad pertama pun sudah tidak lagi akan berkembang.16 Semua hal yang telah disebutkan di atas sesungguhnya meneguhkan konsep finalitas Yesus sebagai Tuhan dan bukan sekedar

nabi tanpa dosa.

MENGKOMUNIKASIKAN KEDUA KONSEP FINALITAS ISLAM-KRISTEN

Setelah ditelusuri secara lebih mendalam mengenai konsep finalitas Islam dan Kristen,

rasa-rasanya bukan suatu hal yang senjang sekali sehingga proses mengkorelasikan kedua

konsep Islam-Kristen sebagai sesuatu yang susah. Pada dasarnya kedua agama ini merupakan

agama yang memiliki sumber kesajarahan yang mirip, tidak jauh berbeda. Misalkan saja

mengenai beberapa bagian pengajaran yang tertulis dalam masing-masing kitab suci, tokoh

yang terdapat di dalamnya, serta yang paling inti adalah kesamaan mengenai ajaran Yesus

(Isa Al Masih). Memang cerita Yesus dalam Quran dan Yesus dalam Injil memiliki beberapa

perbedaan. Namun biasanya Muslim hanya menolak ajaran Kristen yang mengatakan Yesus

adalah anak Allah, penyaliban Yesus, Yesus yang dibangkitkan, Yesus sebagai firman yang

menjadi manusia, dan implikasi diri Yesus dalam teologi Kristen17―selebihnya, umat Muslim percaya pada Yesus. Lalu pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana caranya

mengkorelasikan konsep inti yang ditolak mentah-mentah oleh kaum Muslim? Hemat saya

dalam menjawab bagian ini adalah dengan menceritakan Yesus itu sendiri serta membuat

referensi ayat rujukan kepada Quran dan Alkitab.

Dalam pembahasan di atas, kedua agama setuju bahwasannya Yesus merupakan pribadi

yang tidak dapat berdosa (sinless). Yesus dianggap sebagai nabi yang begitu salehnya

15Ravi Zacharias & Norman Geisler, Who made God, 89.

16R. C. Sproul, Defending Your Faith. (Malang: SAAT, 2008), 210.

17seperti yang dituliskan dalam buletin misi internasional. David A. Kerr, The Problem of Christiannity

(6)

6

menjalankan perintah Allah. Ia dianggap sebagai utusan Allah, nabi, seorang hamba,

kebenaran, Roh Allah, anak dari seorang perawan bernama Maryam, dan Mesias pembuat

mukjizat. Bahkan kedua agama sama-sama setuju Yesus terangkat ke Surga.18

Kesamaan ini dapat dipakai sebagai jembatan mengkorelasikan kebenaran sejati. Lantas

demikian, korelasi ini tidak hanya berhenti sampai kesamaan antara Bibel dan Quran.

Penjelasan harus dilanjutkan ke dalam pengertian kalamullah (firman Allah). Bagi kaum

Muslim, firman Allah menjelma menjadi Al-Quran, sementara bagi umat kristiani firman

Allah menjelma menjadi manusia. Kedua pemikiran ini tampaknya sulit untuk digabungkan

secara bersama-sama, namun bila meneliti Quran secara detail, sebenarnya ada korelasi yang

sangat dekat dengan Alkitab.

Alkitab mencatat bahwa Yesus menyatakan dirinya sebagai jalan kebenaran dan hidup

(Yoh. 14:6). Dalam Yohanes 1:1 dikatakan: “Pada mulanya adalah Firman, Firman itu

bersama-sama dengan Allah dan firman itu adalah Allah.” Dalam Quran tercatat hal yang

serupa bahwa Yesus adalah Mesias (lih. Surah 3:45; 4:171; 5:17, 72, 75). Tidak hanya itu

saja Yesus dikatakan sebagai Firman yang dari Allah (lih. Surah 3:45; 5:46, 110; 57:27) dan

masih banyak ayat Quran yang menyatakan tentang keilahian Yesus serta menunjukkan

bahwa sebenarnya Yesuslah Allah. Allah telah turun ke dalam dunia dalam wujud Yesus

Kristus―sang Firman itu sendiri.

Bila kedua agama setuju bahwa kalamullah (firman Allah) merupakan sesuatu yang

ilahi dan tidak bercacat,19 maka sesungguhnya fakta ini telah menjawab semua kesimpangsiuran gagasan sekaligus membuka jembatan korelasi Islam-Kristen. Jembatan

korelasi itu ditemukan berdasarkan bukti Quran dan Bibel itu sendiri.

Realitanya, kedua agama menceritakan satu tokoh yang sama yaitu Yesus atau Isa Al

Masih. Kedua agama setuju bahwa Ia adalah nabi tanpa cacat sedikit pun (sinless). Bila kedua

agama setuju bahwa Isa Al Masih tidak memiliki cacat maka sesungguhnya Dialah Allah itu

sendiri―kalamullah yang menjadi manusia.

18

Keith E. Swartley, ed., Encountering The World of Islam (Caleb Project, 2005), 35.

19

(7)

7

DAFTAR PUSTAKA

Bloesch, D. G. Jesus Christ : Savior & Lord. Downers Grove: IVP, 1997.

Boa, Kenneth. Cults, World Religions, and You. Wheaton: Victor, 1977.

Geisler, Norman. Baker Encyclopedia of Christian Apologetics. Grand Rapids: Baker, 1999.

McDowell Josh & Gilchrist, John. The Islam Debate. San Bernardino: HERE’S Life, 1983.

McDowell, Josh & Stewart, Don. Handbook of Today’s Religions. USA: Thomas Nelson,

1983.

Ruseno, Bambang. Sebuah Pendahuluan Mengenal Islam. Malang: IPTh Bale Wiyata, 2011.

Saeed, Abdullah. Islamic Thought: An Introduction. New York: Routledge, 2006.

Sproul, R. C. Defending Your Faith. Malang: SAAT, 2008.

Swartley, Keith E., ed., Encountering The World of Islam. Caleb Project, 2005.

Zacharias, Ravi & Geisler, Norman. Who made God. Bandung: Pionir Jaya, 2009.

Jurnal

William Barclay, The Gospel of John: Vol 2, (Philadelphia: The Westminster, 1975),166.

David A. Kerr, The Problem of Christiannity in Muslim Perspective: Implication for

Christian Mission dalam International Bulletin of Missionary Research. Vol. 5, No. 4,

October, 1981, 154.

Website

http://www.alquranalkitab.net/verhaal.php?lIntEntityId=4. Situs diakses pada tanggal 21

Referensi

Dokumen terkait

Mereka membaca, serta membenarkan dan bertanggungjawab atas apa yang saudara isi dan juga bertanggungjawab atas apa yang saudara isi dan kesaksian di dalam daftar isian

Pada Gambar 3.16 merupakan diagram jenjang proses level 2, diagram jenjang proses ini merupakan turunan dari proses mengelola data informasi produk. Pada

Perancangan sistem informasi menggunakan Data Flow Diagram (DFD) yang digunakan untuk mendesaian sistem informasi musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang)

Begitu pula sebaliknya, orangtua tunggal ayah adalah seorang ayah yang tinggal bersama anaknya dalam satu rumah, karena ditinggal isterinya bercerai... Seperti yang

Upaya perkembangan Islam tergantung pada integritas dakwah yang sistematis, sehingga akan tercipta bila didukung oleh perangkat sarana dan prasarana yang memadai, seperti

Nilai ini berarti bahwa sebesar 20,7% Pertumbuhan Ekonomi pada Provinsi Gorontalo dipengaruhi oleh Belanja Modal yang dialokasikan oleh Pemerintah untuk

i PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KUALITAS PAPAN PARTIKEL BERBAHAN DASAR SERBUK GERGAJIAN KAYU SERU DENGAN UJI FISIK, MEKANIK DAN

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa (1) Motivasi masyarakat terhadap penanaman mahoni cenderung memiliki