• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Sumber Daya Manusia (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manajemen Sumber Daya Manusia (1)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

SELEKSI DAN PENEMPATAN

EFEEEEEEEEEEEEEE

Disusun oleh:

NGATIO AJI CAHYONO 1511021001

AYYUL FARID 1511021005

KOMANG YOGA MAHARDIKA 1511021006

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

(2)

PRAKATA

Puji syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat-Nyalah kami dari kelompok VI dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Seleksi Dan Penempatan’’ Atas dukungan moral dan Materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan banyak Terima kasih untuk seluruh pihak yang turut membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Kami sadar banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun.

Singaraja, 22 Oktober 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR...i

PRAKATA ...ii

DAFTAR ISI ...iii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...1

1.3 Tujuan ...1

BAB II PEMBAHASAN ...2

2.1 Pengertian seleksi dan penempatan SDM ...2

2.2 Gambaran umum mengenai seleksi dan penempatan SDM ...2

2.3 Strategi proses seleksi ...4

2.4 Langkah-langkah dalam proses seleksi ...7

BAB III PENUTUP ...11

3.1 Kesimpulan ...11

3.2 Saran ...11

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang harus ada dan

relatif lebih penting bagi organisasi, karena hampir seluruh kegiatan

operasional organisasi dilakukan oleh manusia. Pencapaian tujuan organisasi

sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia. Untuk mendapatkan

sumber daya manusia yang berkualitas, organisasi harus merancang sistem

pengadaan karyawan yang tepat, salah satunya adalah dengan mengadakan

proses seleksi. Setelah proses seleksi selesai dilakukan, organisasi perlu

menempatkan para calon karyawan yang telah diterima pada jabatan-jabatan

yang dibutuhkan organisasi dan sesuai dengan kemampuan mereka

masing-masing, sehingga para calon karyawan tersebut dapat bekerja dengan

maksimal.

1.2. Rumusan Masalah

Secara ringkas makalah ini akan mengangkat masalah sebagai berikut :

1. Seperti apa Pengertian Seleksi dan Penempatan SDM?

2. Bagaimana Gambaran Umum mengenai Seleksi dan Penempatan SDM?

3. Bagaimana Strategi Proses Seleksi?

4. Bagaimana Langkah-Langkah dalam Proses Seleksi dan Penempatan SDM?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui Pengertian Seleksi dan Penempatan SDM.

2. Untuk mengetahui Gambaran Umum mengenai Seleksi dan Penempatan

SDM.

3. Mengetahui Bagaimana Strategi Proses Seleksi.

4. Mengetahui Bagaimana Langkah-Langkah dalam Proses Seleksi dan

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Seleksi dan Penempatan SDM

Seleksi adalah suatu rekomendasi atau suatu keputusan untuk menerima

atau menolak seseorang calon untuk pekerjaan tertentu berdasarkan suatu

dugaan tentang kemungkinan-kemungkinan dari calon untuk menjadi tenaga

kerja yang berhasil pada pekerjaannya.

Dan menurut Sedarmayanti seleksi adalah kegiatan menentukan dan

memilih tenaga kerja yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Seleksi

bertujuan memutuskan masalah apakah seorang pelamar diterima bekerja atau

tidak.

Tugas seleksi ialah menilai sebanyak mungkin calon untuk memilih

seseorang atau sejumlah orang (sesuai dengan jumlah yang diperlukan) yang

paling memenuhi persyaratan pekerjaan yang ditetapkan semula.

Pada seleksi sejumlah calon dinilai sejauh mana kesesuaian mereka

(sejauh mana mereka memenuhi persyaratan pekerjaan yang telah ditetapkan

semula) dengan suatu pekerjaan. Pada penempatan setiap calon dinilai derajat

kesesuaiannya untuk sejumlah pekerjaan yang berbeda-beda. Dari jumlah calon

dipilih sejumlah orang yang dinilai secara keseluruhan paling sesuai untuk

pekerjaan yang berbeda-beda yang tersedia.

Sedangkan penempatan adalah suatu rekomendasi atau keputusan untuk

mendistribusikan para calon pada pekerjaan yang berbeda-beda berdasarkan

suatu dugaan tentang kemungkinan-kemungkinan dari calon untuk berhasil

pada setiap pekerjaan yang berbeda.

Tugas dari penempatan adalah untuk menilai para calon dan untuk

mencocokkan kualifikasi mereka dengan persyaratan yang telah ditetapkan

semula dari setiap pekerjaan.

2.2. Gambaran Umum mengenai Seleksi dan Penempatan SDM

Sebelum menjalankan proses seleksi, tentunya organisasi harus

(6)

tujuan mendapatkan persediaan calon karyawan sebanyak mungkin sehingga

organisasi memiliki kesempatan lebih besar untuk memilih calon karyawan

yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi.

Stoner, dkk (1995) mendefinisikan rekrutmen sebagai suatu proses

pengumpulan calon pemegang jabatan yang sesuai dengan rencana sumber

daya manusia untuk menduduki suatu jabatan tertentu. “The recruitment is the

development of a pool of job candidates in accordance with a human resource plan” (Stoner, at all, 1995). Tujuan dari rekrutmen adalah mendapatkan calon karyawan sebanyak mungkin sehingga memungkinkan pihak manajemen

(recruiter) untuk memilih atau menyeleksi calon sesuai dengan kualifikasi

yang dibutuhkan oleh perusahaan. Semakin banyak calon yang berhasil

dikumpulkan maka akan semakin baik karena kemungkinan untuk

mendapatkan calon terbaik akan semakin besar.

Sebelum karyawan dapat direkrut untuk mengisi suatu jabatan

tertentu,recruiter harus memiliki gambaran yang jelas tentang tugas-tugas dan

kewajiban yang dipersyaratkan untuk mengisi jabatan yang ditawarkan. Oleh

sebab itu analisis jabatan merupakan langkah pertama dalam proses

rekrutmen dan seleksi. Sekali suatu jabatan telah dianalisis, maka uraian atau

pernyataan tertulis tentang jabatan dan posisi jabatan tersebut dalam

perusahaan/organisasi akan tertuang dengan jelas.

Uraian atau pernyataan tertulis tersebut dinamakan uraian jabatan

(Job Description). Jika uraian jabatan telah tersusun dengan baik, maka spesifikasi jabatan atau disebut juga “hiring specification” akan mulai dikembangkan. Hiring specification didefinisikan sebagai suatu uraian tertulis

tentang pendidikan, pengalaman, dan keterampilan yang diperlukan untuk

dapat mengisi suatu jabatan tertentu sehingga dapat berfungsi dengan

efektif. Job Description dan Hiring Specification inilah yang seharusnya

dijadikan informasi dasar untuk memulai proses rekrutmen dan seleksi dan

penempatan.

Proses pemilihan atau penyeleksian karyawan atau pegawai disebut

dengan proses seleksi. Dasar seleksi berarti penerimaan karyawan baru

(7)

maupun eksternal perusahaan supaya hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

Dasar-dasar itu antara lain :

a. Kebijaksanaan perburuhan pemerintah

Seleksi penerimaan karyawan baru harus berdasarkan dan berpedoman

kepada Undang-Undang Perburuhan Pemerintah. Seleksi usia harus didasarkan

kepada Undang-Undang tanggal 6 Januari 1951 No.I Pasal 1. Peraturan

perburuhan melarang adanya diskriminasi kulit, agama, dan suku bangsa.

Sebaliknya, Undang-Undang tidak memperbolehkan mempekerjakan

anak-anak dibawah umur dan orang-orang yang terlibat dalam G-30-S/PKI. Hal-hal

diatas harus menjadi dasar kebijakan seleksi penerimaan karyawan baru bagi

setiap organisasi dan perusahaan.

b. Job specification

Dalam spesifikasi, telah ditetapkan, persyaratan dan kualifikasi

minimun dari orang yang dapat menjabat atau melakukan pekerjaan tersebut.

Dasar ini harus betul-betul menjadi pedoman pelaksanaan seleksi, prinsipnya adalah “the right man on the right place and the right man behind the right gun” Jadi, titik tolak pemikiran seleksi hendaknya kepada apa yang akan

dijabat, baru siapa yang akan menjabatnya, bukan siapa baru apa. Jabatan atau

pekerjaan apapun yang akan diisi hendaknya diseleksi beradasarkan atas

spesifikasi jabatan atau pekerjaan tersebut.

c. Ekonomis rasional

Tindakan ekonomis hendaknya menjadi dasar pelaksanaan seleksi

supaya biaya, waktu, dan pikiran dimanfaatkan secara efektif sehingga hasil

efektif dapat dipertanggungjawabkan.

d. Etika sosial

Seleksi harus dilakukan sesuai dengan etika sosial. Artinya,

memperhatikan norma-norma hukum, agama, kebudayaan, dan adat istiadat

masyarakat serta hukum yang berlaku di negara bersangkutan.

Beberapa tujuan organisasi melakukan seleksi adalah untuk

mendapatkan :

a. Karyawan yang qualified dan potensial

(8)

c. Karyawan yang cakap dengan penempatan yang tepat

d. Karyawan yang terampil dan bersemangat dalam bekerja

e. Karyawan yang memenuhi syarat Undang-Undang Perburuhan

f. Karyawan yang dapat bekerja sama

g. Karyawan yang dinamis dan kreatif

h. Karyawan yang inovatif dan bertanggung jawab

i. Karyawan yang loyal dan berdedikasi tinggi

j. Karyawan yang mudah dikembangkan dimasa akan datang

k. Karyawan yang bekerja secara mandiri

l. Karyawan yang mempunyai budaya dan perilaku malu

m. Untuk mengurangi tingkat absensi dan turn over karyawan

2.3. Strategi Proses Seleksi

Campbell, Dunnette, Lawler, Weick (1970) membahas 6 strategi seleksi

atau strategi peramalan yang didasarkan pada penggunaan dari metode

mekanikal atau klinikal dalam mengumpulkan dan mengolah data.

Pengumpulan data secara mekanikal ialah jika data dikumpulkan

berdasarkan pedoman-pedoman, peraturan-peraturan, dan prosedur yang telah

di tetapkan semula (misalnya tes atau alat ukur yang telah dikaji dan dibakukan

pengambilan, pengolahan, dan penilaiannya).

Pengumpulan data secara klinikal adalah jika data dikumpulkan dengan

cara yang lentur atau fleksibel dalam arti kata bahwa macam data yang

dikumpulkan dari seseorang, berbeda dengan data yang dikumpulkan dari

orang lain, tergantung pada orang (psikolog) yang mengumpulkan data

tersebut. Data yang dianggap perlu dikumpulkan dari seseorang dapat berbeda

macamnya dengan data yang dianggap perlu dikumpulkan dari orang lain

(misalnya pada wawancara seleksi dengan A, dirasakan perlu mengetahui lebih

dalam tentang hubungan antar anggota keluarga karena diduga berpengaruh

besar pada prestasi pekerjaannya kelak, sementara pada wawancara dengan B,

dirasakan penting mengetahui lebih banyak tentang prestasinya atau

(9)

Pengolahan data secara mekanikal dilaksanakan sesuai dengan

peraturan atau penrhitungan statistik. Pengolahan data secara mekanikal dapat

dilakukan oleh seseorang yang bukan ahli dibidang psikologi, tetapi jika data

dilakukan secara klinikal, pengolahannya dilakukan oleh seorang ahli atau

psikolog yang beranggapan bahwa ia dapat lebih memperhatikan dan

memanfaatkan keseluruhan pola prilaku calon dalam rangka tuntutan

pekerjaan. Berikut ini uraian singkat dari setiap strategi :

1. Interpretasi profil, data dikumpulkan mekanikal dan diolah secara

klinikal. Disini seorang ahli tanpa mengadakan wawancara dan mengamati atau mengopservasi calon, menafsirkan pola atau “profil” dari score-score yang diperoleh dari seperangkat tes.

2. Statistical murni, data dikumpulkan dan diolah secara mekanikal.

Suatu contoh dari strategi ini ialah penggunaan dari informasi biografikal dan

score-score tes dalam suatu persamaan regresi ganda untuk meramalkan

prestasi kerja menejeril.

3. Klinikal murni, pengumpulan dan pengolahan data berlangsung

secara klinikal. Disini seorang ahli mendasarkan pada peramalannya pada

wawancara atau observasi perilaku tanpa menggunakan informasi objektif.

Laporan tertulis tentang calon setelah ia diwawancara merupakan satu missal

dari strategi ini.

4. Pengharkatan perilaku (behavior rating), pengumpulan data

dilakukan secara klinikal sedangkan pengolahannya dilakukan secara

mekanikal.Para ahli setelah mengobservasi perilaku calon atau setelah

mewawancarainya, meringkas kesan-kesannya dalam bentuk pengharkatan

pada satu atau lebih skala yang telah disediakan.

5. Gabungan klinikal, pengumpulan data dilakukan secara mekanikal

dan klinial sedangkan pengolahannya dilakukan secara klinikal. Hal ini

merupakan situasi klinikal yang paling sering dijumpai, dimana semua

informasi dari wawancara,m observasi dan skor tes dipasukan oleh seorang

atau satu tim ahli klinik untuk mengembangkan satu gagasan dan

(10)

6. Gabungan mekanikal, data dikumpulakn secara mekanikal

sedangkan pengolahan data dilakukan secara mekanikal. Metode ini berbeda

dengan gabungan klinikal hanya dalam penggunaan dari aturan-aturan yang

telah ditetapkan semula (seperti persamaan regresi ganda) untuk mendapatkan

peramalan-peramalan perilaku final dari semua data yang tersedia.

Nilai dari keenam strategi diteliti oleh Sawyer dan hasilnya dibahas

secara ringkas oleh Campbell dkk. Dari hasil penelitian Sawyer disimpulkan

bahwa cara pengolahan data secara mekanikal lebih baik dari cara pengolahan

yang klinikal.

Kelebihan dari metode mekanikal :

a). Metode ini lebih cermat dalam menyatakan besarnya kemungkinan

timbulnya satu taraf prilaku kerja tertentu.

b). Metode ini menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari belajar

melalui pengalaman tentang peramal-peramal yang tepat yang

berkaitan dengan prilaku kerja yang berbeda-beda.

Kelemahan dari metode mekanikal :

a). Kesulitannya untuk mengadakan kajian-kajian validasi.

b). Ketidakmampuan untuk memperhatikan perubahan-perubahan

dinamis dalam pekerjaan dan kondisi keorganisasian.

c).Kesulitan untuk menggunakannya dalam memperoleh keputusan

yang sifatnya perorangan.

Keuntungan metode klinikal :

a). Setiap orang ditangani dengan cara yang lebih sesuai dengan

dirinya.

b). Psikolog dengan menggunakan keterampilan khususnya dan

pengalamannya dapat memperhatikan kondisi-kondisi yang unik dan

khusus untuk memperoleh data yang rinci.

Kelemahan metode klinikal :

a). Derajat ketidak tepatan yang berarti hanya ada sedikit atau tidak ada

sama sekali pengetahuan sebelumnya tentang ketepatan pengambilan

keputusan mengenai diterima atau ditolaknya tenaga kerja berdasarkan metode

(11)

b). Berbagai macam masalah yang timbul dari kesulitan-kesulitan yang

berhubungan dengan prosedur yang tidak dibakukan, yang subjektif, masalah

dari pembentukan kesan-kesan, dan aturan optimal untuk mengkombinasikan

informasi dengan bentuk peramalan.

2.4. Langkah-Langkah dalam Proses Seleksi dan Penempatan SDM

Perusahan-perusahaan dewasa ini telah cukup banyak menggunakan

jasa psikolog untuk membantu merekan menyeleksi tenaga kerja. Penggunaan

pemeriksaan psikologis atau psikotes mulai banyak dikenal pada permulaan

tahun 60-an. Di Indonesia proses penerimaan tenaga kerja berlangsung dalam 2

tahapan yang besar yaitu pencarian calon tenaga kerja dan seleksi calon tenaga

kerja.

1. Tahap pencarian calon tenaga kerja.

Pada tahap ini diusahakan agar jumlah calon tenaga kerja terkumpul

cukup banyak sehingga dapat dilakukan seleksi yang baik. Makin banyak calon

tenaga kerja, makin banyak kemungkinan mendapatkan tenaga kerja yang

memenuhi persyaratan perusahaan. Pencarian calon tenaga kerja dilakukan

melalui :

a) Iklan

b) Pendekatan langsung ke sekolah-sekolah atau lembaga

pendidikan.

c) Para tenaga kerjanya sendiri yang mengajukan kenalan atau

anggota keluarganya yang dapat mereka jamin ‘kebaikan’

pekerjaan mereka.

d) Pencari kerja melamar sendiri ke perusahaan-perusahaan.

e) Tahap seleksi calon tenaga kerja

Proses seleksi calon tenaga kerja diperusahaan di Indonesia bervariasi.

Namun secara garis besar seleksi berlangsung sesuai dengan tahapan-tahapan

sebagai berikut :

a) Seleksi surat-surat lamaran

b) Wawancara awal.

c) Ujian, psikotes, wawancara. Tahap ini dapat dibagi dalam 3

(12)

keterampilannya dengan pekerjaan yang dilamar. (b) psikotes: calon dievaluasi

secara psikologi, yang meliputi pemberian tes psikologi secara kelompok atau

klasikal dan secara perorangan dan wawancara. (c) wawancara: calon

diwawancarai oleh pemimpin unit kerja yang memerlukan tenaganya. Disini

calon diwawancarai oleh atasan dari jabatan yang akan ia duduki jika diterima.

Atasan dapat melihat sejauh mana pengetahuan dan keterampilan yang telah

dimiliki calon tentang pekerjaan yang ia lamar. Dalam tahap tiga ini dapat

terjadi bahwa para calon mengikuti semua subtahap atau hanya mengikuti

subtahap berikutnya kalau dinilai memuaskan pada subtahap sebelumnya.

d). Penilaian akhir. Pada tahap ini hasil-hasil dari tahap sebelumnya

dinilai secara keseluruhan untuk sampai diambil keputusan akhir calon mana

yang akan diterima atau ditolak. Para calon yang diterima kemudian diminta

untuk dites kesehatan umumnya. Hasil tes kesehatan ini dan hasil-hasil dari

tahapan sebelumnya kemudian digunakan sebagai dasar penerimaan atau

penolakan calon.

e). Pemberitahuan dan wawancara akhir. Hasil penilaian pada tahap 4

diberitahukan kepada para calon. Wawancara akhir dilakukan pada calon yang

diterima, kemudian diterangkan tentang berbagai kebijakan, terutama yang

menyangkut kebijakan dalam bidang SDM, seperti gaji dan imbalan lainnya.

Jika calon tenaga kerja menyetujuinya, ia dapat diterima pada perusahaan.

f) . Penerimaan. Dalam tahap ini para calon tenaga kerja mendapat

surat keputusan diterima kerja pada perusahaan dengan berbagai persyaratan

kerja. Ada kalanya tenaga kerja diminta untuk menandatangani sebuah kontrak

kerja.

Sedangkan untuk para karyawan baru, para karyawan baru yang telah

selesai menjalankan program seleksi harus segera mendapatkan tempat

pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan keahlian yang dimilikinya. Salah satu

fungsi MSDM untuk mengurus hal ini adalah placement atau penempatan

karyawan.

Penempatan karyawan berarti mengalokasikan para karyawan pada

posisi kerja tertentu, hal ini khusus terjadi pada karyawan baru. Kepada para

(13)

fungsi penempatan karyawan dalam arti mempertahankan pada posisinya atau

memindahkan pada posisi yang lain.

Penempatan staffing terdiri dari dua cara :

1. Karyawan baru dari luar perusahaan dan

2. Penugasan di tempat yang baru bagi karyawan lama yang

disebut implacement atau penempatan internal.

Penempatan adalah penugasan atau penugasan kembali seorang

karyawan kepada pekerjaan barunya. Keputusan penempatan lebih banyak

dibuat oleh manajer lini, biasanya supervisor seorang karyawan dengan

berkonsultasi menentukan penempatan karyawan di masa datang. Peranan

departemen SDM adalah memberi nasihat kepada manajer lini tentang

kebijakan perusahaan dan memberikan konseling kepada para karyawan.

Dalam alur ini, terdapat tiga jenis penting dari penempatan, yaitu

promosi, transfer, dan demosi. Berikut ini dijelaskan tiga jenis penempatan dan

separasi.

a. Promosi

Promosi terjadi apabila seorang karyawan dipindahkan dari satu

pekerjaan ke pekerjaan lain yang lebih tinggi dalam pembayaran, tanggung

jawab dan atau level. Umumnya diberikan sebagai penghargaan,

hadiah (reward system) atas usaha dan prestasinya di masa lampau, maka akan

muncul dua permasalahan.

b. Transfer dan Demosi

Transfer dan demosi adalah dua kegiatan utama penempatan karyawan

lainnya yang ada pada perusahaan.

c. Job-Posting Program

Job-posting program memberikan informasi kepada karyawan tentang

pembukaan lowongan kerja dan persyaratannya. Pengumuman tentang

lowongan kerja tersebut mengundang para karyawan yang memenuhi syarat

untuk melamarnya. Biasanya diumumkan melalui bulletin atau surat kabar

perusahaan baik surat kabar biasa maupun elektronik. Kualifikasi dan

(14)

pencalonan diri ataupun dengan rekomendasi supervisor, karyawan yang

tertarik dapat mengajukan permohonan kepada departemen SDM.

Terdapat tiga hal yang mendasari keputusan penempatan bagi SDM,

yaitu efektivitas, tuntutan hukum, dan prevensi PHK.

a. Efektivitas

Efektivitas penempatan harus mampu meminimalisir kemungkinan

terjadinya kekacauan bagi karyawan dan perusahaan. Untuk mengurangi

kekacauan, keputusan promosi dan transfer harus dibuat sesuai dengan

langkah-langkah seleksi. Ketika penempatan ditetapkan, karyawan baru harus

mendapatkan pengenalan untuk mengurangi kecemasan dan mempercepat

sosialisasi dan proses belajar.

b. Tuntutan Hukum

Selama ini hubungan kerja yang tidak didasarkan pada kontrak resmi

tertulis disebut hubungan kerja sukarela dan dilanjutkan dengan persetujuan.

Kedua pihak harus memberitahukan apabila hubungan itu berakhir. Hak

perusahaan untuk memberhentikan pekerja setiap saat tanpa sebab menjadi

dikenal sebagai doktrin pemberi kerja.

c. Pencegahan Separasi (PHK)

Salah satu bidang kreatif MSDM adalah upaya pencegahan separasi.

Ketika departemen SDM dapat mencegah perusahaan kehilangan SDM yang

bernilai, maka uang yang ditanam dalam rekrutmen, seleksi, orientasi dan

pelatihan tidak hilang. Uang juga dapat dihemat dengan mengurangi keperluan

(15)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Setiap organisasi dalam mencari dan memilih calon-calon karyawan,

tentunya akan berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan yang terbaik dan

yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi. Untuk mendapatkan

calon-calon karyawan yang berkualitas tentunya organisasi harus melakukan proses

seleksi yang baik.

Organisasi melakukan seleksi untuk mencari dan memilih calon

karyawan yang akan diterima atau ditolak oleh organisasi. Dengan proses

seleksi tersebut diharapkan organisasi akan mendapat calon-calon karyawan

yang benar-benar sesuai dengan jabatan yang dibutuhkan oleh organisasi.

Dalam hal ini karyawan yang terpilih akan merasa puas apabila mereka

ditempatkan pada jabatan yang sesuai denan kemampuan mereka masing –

masing.

Penempatan karyawan yang sesuai pada posisi yang tepat bukan saja

menjadi keinginan organisasi tetapi juga menjadi keinginan karyawan. Dengan

demikian karyawan yang bersangkutan dapat mengetahui ruang lingkup

pekerjaan yang dibebankan kepadanya, sehingga karyawan akan merasa

termotivasi dan bersemangat dalam bekerja dan memberikan kontribusi yang

maksimal bagi organisasi.

B. Saran-Saran

1. Organisasi harus melakukan analisis jabatan yang baik sebelum

melakukan serangkaian proses seleksi dan penempatan MSDM.

2. Memilih metode seleksi MSDM yang tepat dan sesuai dengan situasi

dan kondisi organisasi.

3. Menempatkan karyawan baru sesuai dengan analisis jabatan yang telah

dilakukan sebelumnya dan disesuaikan dengan hasil seleksi karyawan

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Cardoso Gomes, Faustino, 1997. Manajemen sumber daya manusia.

Yogyakarta. Andi offset.

Al-Bantani Daiwan. 2015. Seleksi dan penempatan sumber daya,

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang efektifitas pemberian kolostrum dari induk sapi yang telah divaksin dengan vaksin Escherichia coli polivalen

 Ang pamagat ng Nobela – Ang Noli Me Tangere ay isang pariralang Latin na ang ibig sabihin ay “Huwag Mo Akong Salingin.” Hindi Ito Orihinal na ideya ni Rizal kung Hindi nakuha

Kajian ini bertujuan mengenal pasti tahap minat pelajar Tahfiz Bestari terhadap pembelajaran bahasa Arab serta hubungan antara persepsi setelah mempelajari bahasa

articulatio talocruralis terhadap waktu tempuh renang 50 m gaya punggung? 4) Apakah ada sumbangan antara kekuatan otot dorong lengan, kekuatan otot tarik lengan

Teknik pemanenan yang dilakukan nelayan budidaya kerapu sunu dengan sistem KJA di lokasi budidaya yaitu dengan teknik panen total karena permintaan pasar yang

Dalam konteks pencapaian sarana/program/perangkat kaderisasi KAMMI dalam membentuk kepribadian muslim yang merujuk kepada indikator muwashofat kader, diperoleh suatu

Ada beberapa macam biaya yang termasuk di dalam holding cost ini, yaitu biaya memiliki persediaan (modal), biaya gedung (biaya ini merupakan biaya sewa gedung jika perusahaan

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah anak bina yang mengkonsumsi NAPZA yang berada di Inabah 20 Putra Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya yang telah