• Tidak ada hasil yang ditemukan

RIVIEW BUKU HUKUM LINGKUNGAN Dalam Siste

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RIVIEW BUKU HUKUM LINGKUNGAN Dalam Siste"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

RIVIEW BUKU

HUKUM LINGKUNGAN “ Dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan

Indonesia”

Zaki Aidina Zaen

Zaki.aidina@students.unnes.ac.id

DATA BUKU

Nama/Judul buku : Hukum Lingkungan “ Dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia”

Penulis/Pengarang : Prof. Dr. M. Daud Silalahi, S.H. Penerbit : P.T. Alumni

Tahun Terbit : 2014 Kota Penerbit : Bandung

Bahasa Buku : Bahasa Indonesia Jumlah Halaman : 328 hlm

ISBN Buku : 978-979-414-214-1

DISKUSI/PEMBAHASAN RIVIEW

(2)

Pengelolaan Lingkungan Hidup, selanjutnya disebut UULH-82, serta implikasinya pada sistem hukum lingkungan di Indonesia yang sedang tumbuh dan berkembang cepat.

Buku ini membahas hukum lingkungan dalam masalah dan persepsi yang baru tentang cara bagaimana sistem hukum harus mampu menjawab secara efektif persoalan yang timbul dari benturan – benturan kepentingan akibat dari pemanfaatan lingkungan yang terjadi ahir-ahir ini.

Buku ini berusaha memberikan pemahaman yang lebih konkret, khususnya ditujukan kepada para rimbawan atau ahli/ pemerhati lingkungan dalam perspektif hukum agar ketika menggambil kebijakan dalam bidang kehutanan dilaksanakan secara komprehensif dan terukur. Demikian pula, kepada pekerja swasta di bidang kehutanan, perbankan, dan lain sebagainya, termasuk para akademisi dapat menjadikan buku ini sebagai rujukan.

Pembahasan masalah lingkungan membawa kita dalam masalah yang rumit, keterkaitan berbagai factor, dan masalh serta persepsi baru yang mengharuskan kita untuk meninggalkan pandangan-pandangan yang sudah dianggap using.

Bab 1 pada buku ini memberikan uraian tentang pengertian prinsip-prinsip ekologi yang menjadi dasar dan pertimbangan hukum lingkungan dalam UULH-82 yang berlaku sekarang. Pengertian ini akan membantu memahami karakter ketentuan hukum baru ini, terutama dilihat dari ilmu lingkungan yang mempengaruhi pembentukan hukum lingkungan.

Pembahasan dalam bab ini dimaksudkan untuk memberikan suatu ringkasan mengenai masalah lingkungan secara umum yang akan memberikan pengertian dan pengetahuan dasar bagi konsep pengaturan hukumya dalam perspektif yang luas. Mengingat masalahnya yang terlalu luas, materi pembahasan dalam bab ini di tekankan pada aspek-aspek dan masalah yang sudah menjadi perhatian secara umum. Perkembangan ini dengan segara membawa kita pada suatu persoalan pokok penting, yaitu yaitu cara bagaimana sistem hukum harus mampu menjawab secara efektif persoalan yang timbul dari benturan-benturan kepentingan yang timbul dari pemanfaatan lingkungan yang terjadi akhir-akhir ini. Untuk dapat memahami cara penyajian secara demikian, buku ini tidak saja akan membahas masalah lingkungan dari sudut ilmu hukum saja, tetapi juga memberikan pengetahuan dasar ilmu lingkungan dan prinsip-prinsip ekologi. Perkataan ekologi berasal dari bahasa yunani, yaitu oikos yang berarti rumah atau tempat untuk hidup dan logos yang berarti ilmu. secara harfiah berarti ekologi berarti ilmu tentang makhluk hidup dalam rumahnya atau ilmu tentang rumah tangga mahkluk hidup. Secara ekonomi ekologi juga dikatakan ekonomi alam, yang melakukan transaksi dalam bentuk materi, energy dan informasi.

Bab 2 menguraikan beberapa implikasi dari ketentuan-ketentuan dalam UULH-82 terhadap sistem hukum lingkungan Indonesia yang terdiri dari sekumpulan peraturan perundang-undangan sektoral sebagai ketentuan operasionalnya. Salah satu implikasinya terhadap pelaksanaan ketentuan hukum sektoral adalah keharusan untuk menyesuaikan dan menafsirkan ketentuan hukum sektoral tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip ekologi dan prinsip-prinsip UULH-82 yang bersifat lintas sektoral dan antar disiplin ilmu, suatu pendekatan yang baru dalam sistem hukum nasional.

(3)

dalam sengketa lingkungan hidup yang menurut Pasal 30 ayat (1) UULH-97 bahwa penyelesaian sengketa lingungan dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar pengadilan berdasarkan pilihan cesara suka rela dari pihak yang bersengketa. Ayat 2 pasal ini dengan tegas menyatakan bahwa penyelesaian di luar pengadilan tidak berlaku bagi tindak pidana lingkungan

Pada bab 3 buku Hukum Lingkungan Dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia ini membahas konsepsi baku mutu lingkungan dan perumusan kriterianya serta tata ruang dalam sistem hukum lingkungan Indonesia (UULH-82) yang merupaan aspek baru pula dari keseluruhan kaidah hukum lingkungan Indonesia. Lebih mendalam penulis pada bab ini menerangkang pengaturan dan penegakan hukum konservasi dan pengelolaan sumber daya alam hayati, efektifitas pelaksanaan hukum konservasi dan pengelolaan sumber daya hayati, tinjauan ke depan bagi pengembangan hukum konservasi dan pengelolaan sumber daya hayati.

Dari bab ini dapat disimpulkan keanekaragaman sumber daya alam hayati dalam arti jenis, jumlah, dan keunikannya mempertinggi sistem pendukung kehidupan. Karena itu, perlindungan keanekaragaman sumber daya alam hayati dan ekosistemnya melalui hukum sangat penting. Meskipun peraturan perundang-undangan konservasi sumber daya alam hayati telah didasarkan pada ketentuan yang bersifat ekologis dan dengan pendekatan yang menyeluruh, karena ketentuan operasionalnya masih didasarkan pada ketentuan sektoral yang dibentuk sebelum undang-undang konservasi yang baru, masih mengalami hambatan pada tingkat pelaksanaan. Hal ini disebabkan penafsirannya yang belum mengacu pada undang-undang baru dan aparat pelaksaannya belum dipersiapkan untuk itu. Agar ketentuan ini berlaku efektif, sambil menunggu ketentuan pelaksaan yang baru, aparat pelaksana harus dipersiapkan dengan program pendidikan dan pelatihan yang memadai. Hakim sebagai pembentuk hukum baru, dalam putusannya perlu mengembangkan teori penafsiran dan pendekatan ilmu hukum perbandingan. Saksi ahli dan analisis laboratorium dalam kasus-kasus yang rumit dan bersifat ilmiah dapat membantu menetapkan ukuran ilmiah yang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Keterpaduan pengelolaan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya memerlukan perkembangan mekanisme institusi.

Pada bab 4 penulis membahas tentang dasar hukum pengembangan konsep baku mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan secara umum dalam arti umumnya dalam perundang-undangan Hindia Belanda dapat ditemukan, antara lain, pada hinder-ordonantie, mijn polite reglement, dan ketentuan tentang bangunan. Istilah baku mutu lingkungan dalam perundang-undangan menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan pembangunan perlu selalu diadakan penilaian yang seksama terhadap pengaruhnya bagi lingkungan hidup, agar pengamanan terhadap pelaksanaan pembangunan dan lingkungan hidupnya dapat dilakukan sebaik-baiknya. Penilaian tersebut perlu dilakukan, baik secara sektoral maupun regional, dan untuk itu perlu dikembangkan criteria baku mutu lingkungan hidup. Untuk memberikan gambaran secara umum mengenai gagasan yang tertuang dalm program pembangunan sejak tahun 1979, diberikan uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang tersirat dan tersurat di dalam repelita III (1979) yaitu tentang, pembangunan pertanian dan pengelolaan lingkungan hidup, industri, pertambanganndan energy, serta pengelolaan lingkungan hidup, pemilikan dan penguasaan tanah, tata guna tanah, tata guna ruang dan pengelolaan lingkungan hidup, pemanfaan wilayah pesisir dan lautan dan pengelolaan lingkungan hidup.

(4)

mengatur serta lebih menyeluruh dan terinci kegiatan di lepas pantai, termasuk standard an syarat-syarat yang penting bagi perlindungan lingkungan dan peraturan menteri pertambangan No. 04 tahun 1973 tentang pencegahan dan penanggulangan pencemaran perairan dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi, antara lain, mengatur tentang syarat-syarat pengeboran dan pembakaran bahan buangan minyak di atas tongkang. Terdapat pula penjelasan tentang dasar hukum yang lahir dari keputusan hakim, baku mutu lingkungan dan sistem perizinan yang berwawasan lingkungan, baku mutu lingkungan dalam perspektif ilmu dan teknologi di masa depan.

Bab 6 memberikan uraian singkat tentang aspek hukum transnasional masalah lingkungan hidup Indonesia, yang perkembangannnya tidak dapat diabaikan dalam rangka pembinaan hukum lingkungan nasional. Hukum lingkungan internasional merupakan bidang baru dalam sistem hukum internasiona. Bidang baru ini dapat pula dianggap bagian dari hukla baru dengan nama hukum lingkungan laut internasional. Pada bab hukum lingkungan internasional ini penulis menjelaskan perkembangan hukum lingkungan dalam lintasan sejarah hukum internasional denga berbagai konsep perlindungannnya dan konsep kedaulatan Negara seperti kebebasan suatu Negara untuk mengelola lingkungan hidupnya namun tetap didasari pada perundang-undangan yang berlaku. Penulis menjelaskan setiap materi disertai dengan contoh kronologi kasus yang terjadi di ranah internasional sehingga dapat memudahkan pembaca untuk lebih memahami maksud penyampaian dari isi buku.

Bab 7 merupakan bab terahir pada buku ini yang membahas Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, dilengkapi dengan pembahasan kasus-kasus hukum lingkungan Negara asing, khususnya di Amerika Serikat dan Jepang, yang membantu kita memahami hukum lingkungan di Negara maju tersebut sebagai bahan pertimbangan bagi pelaksanaan hukum lingkungan di Indonesia. Penegakan hukum lingkungan di Indonesia dalam tulisan ini mencakup penataan dan penindakan yang meliputi bidang hukum administrasi Negara, bidang hukum perdata dan bidang hukum pidana. Pengertian peningkatan kesadaran masyarakat mencakup kegiatan penyuluhan, penyebarluasan informasi dan pendidikan baik formal maupun nonformal tentang hukum dan lingkungan. Pendekatan yang penulis lakukan untuk memaparkan sistem penegakan hukum lingkungan demikian adalah pendekatan yang melibatkan berbagai disiplin ilmu, baik non hukum maupun hukum dalam sistem hukum lingkungan Indonesia berdasarkan UUPLH-82. Seminar nasional pengelolaan lingkungan hidup dan pe,bangunan nasional tahun 1972 Unpad yang bekerjasama dengan Bapenas telah mengawali konsep pembangunan Indonesia yang berwawasan lingkungan. Perkembangan baru ini juga membawa pengaruh pada pengaturan hukum lingkungan yang konsep dasarnya juga pada prinsip-prinsip lingkungan. Di samping pengaruhnya pada konsep pembangunan dengan masuknya pertimbangan lingkungan pada setiap keputusan rencana pembangunan, juga membawa pengaruh pada konsep pendidikan tinggi dalam pengembangan pola ilmiah pokok. Dengan berlakunya Undang-Undang Lingkungan hidup No.4 Tahun 1982, selanjutnya disebut UULH-82, perhatian dan kesadaran lingkungan berdasarkan hukum yang berlaku meningkat.

KESIMPULAN

(5)

terlibat dan syarat-syarat sahnya suatu alat bukti dan kesaksian ahli serta peranan laboratorium. Ketiga, asas tanggung jawab mutlak meskipun telah diterima sebagai asas ganti rugi yang luas di berbagai Negara dan telah diterima dalam perundang-undangan Indonesia, karena kurangnya dipahami sejarah dan tujuan diberlakukannya asas ini pada pencemaran/perusakan lingkungan, penegakan hukumnya akan lebih banyak menguntungkan pihak yang ekonominya kuat apabila tidak diberlakukan secara tegas. Keempat, masalh interpretasi kaidah hukum loingkungan masih tetap menjadi perdebatan diantara para pakar dan penegak hukum. Atas dasar hasil penafsirannya harus tetap memeperhatikan ilmu lingkumgan sebagai dasar penilaian dan penyeragaman persepsinya. Selain itu, perlu dipahami bahwa konsep hukum yang bersifat ekologis, bukan lagi sistem atau konsep hukum yang lazim dianut oleh penegak hukum sebelum tahun 1970-an, melainkan konserp lingkungan atau ekologi yang mempengaruhi sifat kaidah hukumnya secara mendasar. Kelima, sesuai dengan pola pembangunan/pembinaan hukum nasional, pembentukan hukum nasional disamping melalui ketentuan perundang-undangan berdasarkan UULH-82, perlu dikembangkan pembentukan hukum lingkungan berdasarkan putusan hakim dengan melibatkan saksi ahali dan laboratorium rujukan. Keenam, untuk melaksanakan kaidah hukum lingkungan secara baik dan efektif perlu pendidikan atau pelatihan dibidang lingungan dan meningkatkan penyuluhan serta mnyebarluaskan pengetahuan, informasi dibidang hukum dan lingkungan. Ketujuh, Unpad sesuai dengan pola ilmiah pokoknya dan pengalamannnya di bidang lingkungan selama lebih delapan belas tahun dapat berperan aktif meningatkan kualitas sumber manusia yang sadar hukum dan lingkungan melalui pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

KELEBIHAN

Kelebihan buku Hukum Lingkungan Dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia ini adalah memuatkan contoh kronologi kasus beserta analisis dari kasus tersebut pada setiap materi yang disampaikan.

KEKURANGAN

Kekurangan pada buku karya Prof. Dr. M. Daud Silalahi, S.H. dengan judul Lingkungan Dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia ini adalah terlalu banyak menggunakan bahasa asing tanpa memberi penjelasan yang jelas.

Referensi

Dokumen terkait

Besides preparing well material, the teachers also need the interesting media that will be used in the teaching process. In selecting the media, the teachers have to be creative.

Based on the previous explanation, the writer was interested in conducting a study on the ability of second year students of SMA YLPI perhentian marpoyan Pekanbaru in

Begitu juga dengan kreativitas siswa dalam matematika kurang mendapat perhatian guru, siswa lebih sering dituntuk untuk menyelesaikan masalah dengan satu jawaban yang

A transformer-like system that can transfer energy from a dock- ing station to a robot is described here. The system is a kind of transformer with a split core: 1) the primary

Perjalanan Sunan Kalijaga dalam menyiarkan Islam merupakan suatu perjuangan yang cukup berat terutama untuk merubah pola pikir masyarakat Jawa yang telah memiliki

Untuk variabel yang berpengaruh antara Bauran Pemasaran terhadap Kepuasaan adalah Product, People dan Process, sedangkan variabel yang berpengaruh antara Bauran

Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan SPSS untuk nilai uji t tidak berpasangan dengan varians data yang sama ( Levene’s Test for Equality Variances dengan signifikansi

Kejawen adalah sebuah kepercayaaan atau barangkali boleh dikatakan agama yang terutama dianut oleh masyarakat suku Jawa dan suku bangsa lainnya yang menetap di Pulau